Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kep Keluarga Kelom 5
Makalah Kep Keluarga Kelom 5
Dosen Pengampu :
DR. Rika Sabri, Sp.Kep.Kom
Disusun oleh :
Kelompok 5
Anggota Kelompok :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
tufiq, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah II.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan sumbangan pemikiran
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima
kasih khususnya kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan
terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca selalu kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
4. Teori dan tugas perkembangan keluarga ..................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanan pada unit
keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien
atau resipien keperawatan. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat,
merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga adalah
dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia
jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau
signifikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Konsep Dan Teori Keluarga ?
2. Apa Saja Tipe Keluarga ?
3. Apa Itu Keluarga Sejahtera
4. Apa Teori Dan Tugas Perkembangan Keluarga
5. Bagaimana Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Dan Teori Dari Keluarga
2. Untuk Mengetahui Tipe Keluarga
3. Untuk Mengetahui Definisi Keuarga Sejahtera
4. Untuk Mengetahui Teori Dan Tugas Perkembangan Keluarga
5. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Keluarga
1. Definisi
a. Keluarga adalah unit terecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. ( Jhonsons dan Leny, 2010)
b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan
anaknya, atau ibu dan anaknya ( Suprayitno, 2008)
c. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
2. Tipe-Tipe Keluarga
a. Menyatakan bahwa tipe-tipe keluarga dibagi atas keluarga inti, keluarga orientasi,
keluarga besar. Keluarga inti adalah keluarga yang sudah menikah, sebagai orang tua,
atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami istri dan anak mereka baik anak
kandung ataupun anak adopsi.
b. Keluarga konjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa ( ibu dan ayah ) dan anakanak
mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang
tua atau Keluarga orientasi (keluarga asal) yaitu unit keluarga yang didalamnya
seseorang dilahirkan.
c. Selain itu terdapat juga Keluarga luas atau keluarga besar yang ditarik atas dasar garis
keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini yaitu keluarga inti ditambah
anggota keluarga lainyang masih mempunyai hubungan darah meliputi hubungan
antara paman,bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.
Menurut ( Suprajitno, 2004) Keluarga juga dibedakan menjadi keluarga tradisional dan non
tradisional.
1) Tradisional
Nuclear Family atau Keluarga Inti: Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
Niddle Age atau Aging Cauple: Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau
kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah atau perkawinan / meniti karier.
Single Parent: Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
Dual Carrier: Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
Commuter Married: Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
Single Adult: Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.
2) Non Tradisional
Commune Family: Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang
sama, pengalaman yang sama.
Cohibing Coiple: Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
2) Fungsi sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi
anggota masyarakat yang baik.
4) Fungsi perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan
dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar
sesama anggota kelurga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5) Fungsi agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak
dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang
mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
6) Fungsi ekonomi dilihat dari bagaimana kepala kelurga mencari penghasilan, mengatur
penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhankebutuhan
keluarga,
7) Fungsi rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam keluarga, seperti acara menonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dan lainnya.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
1) Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2) Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan
upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan
keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan
yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan diatasi. Jika keluarga memiliki keterbatasan dapat meminta
bantuan kepada orang lain di lingkungan tempat tinggal.
a. Keluarga baru menikah. Dimulai saat individu (Pria/Wanita) membentuk keluarga melalui
perkawinan. Meninggalkan keluarga mereka masing-masing baik fisik/psikologis.
Tugas Perkembangan
3) Tugas Perawat : membantu setiap keluarga agar saling memahami satu sama lain.
b. Keluarga dengan anak baru lahir. Dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia
30 bln ( 2,5 tahun ). Keluarga menanti kelahiran & mengasuh anak.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah. Dimulai dengan anak pertama berusia 2,5 - 5 th.
Keluarga lebih majemuk & berbeda.
Tugas perkembangan :
1) Memenuh kebutuhan anggota keluarga seperti: tempat tinggal, privasi dan rasa aman,
membantu anak untuk sosialisasi.
Masalah kesehatan fisik : penyakit menular, jatuh, luka bakar, keracunan & kecelakaan-
kecelakaan lain.
3) Orang tua berjuang dengan tuntutan ganda : perkembangan anak & dirinya.
5) Orang tua mulai merasakan tekanan yang besar dari komunitas di luar rumah (sistem
sekolah)
3) Memenuhi kebutuhan & biaya kehidupan yang semakin meningkat termasuk biaya
kesehatan.
a. Suatu sistem ide, sikap, dan kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep
yang secara sadar mengikat seluruh anggota keluarga dalam suatu budaya yang lazim
(Parad & Caplan, 1965).
b. Kebudayaan keluarga merupakan sumber sistem nilai dan norma - norma utama
sebuah keluarga.
c. Kelompok keluarga merupakan sumber utama sistem kepercayaan-kepercayaan,
nilainilai dan norma-norma, yang menentukan pemahaman individu terhadap sifat,
makna dunia, bagaiman mencapai tujuan & aspirasi-aspirasi mereka.
b. Individualisme
b. Materialisme/etika konsumsi
c. Etika kerja
d. Pendidikan
e. Persamaan hak
i. Rasionalisme
Teori Keluarga
Salah satu teori yang melandasi studi keluarga diantaranya adalah Teori
Strukturalfungsional/ Teori Sistem. Pendekatan teori sosiologi struktural- fungsional biasa
digunakan oleh Spencer dan Durkheim yang menyangkut struktur (aturan pola sosial) dan
fungsinya dalam masyarakat (Skidmore 1979; Spencer dan Inkeles 1982; Turner 1986;
Schwartz dan Scott 1994; Macionis 1995; Winton 1995) dan pada kehidupan sosial secara
total (McQuarie 1995). Penganut pandangan teori struktural-fungsional melihat sistem sosial
sebagai suatu sistem yang seimbang, harmonis dan berkelanjutan.
2. Teori Konflik
3. Teori konflik adalah fenomena sosial biasa dan merupakan kenyataan bagi
masyarakat yang terlibat di dalamnya. Konfllik dipandang sebagai suatu proses
sosial, proses perubahan dari tatanan sosial yang lama ke tatanan sosial yang baru
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. Perspektif konflik
dianggap sebagai “the new sociology” sebagai kritik terhadap teori struktural
fungsional yang berkaitan dengan sistem sosial yang terstruktur dan adanya
perbedaan fungsi dan diferensiasi peran (division of labor).
Teori pertukaran sosial menjelaskan keberadaan dan ketahanan kelompok sosial, termasuk
keluarga melalui bantuan selfinterest dari individu anggotanya. Fokus sentral teori adalah
motivasi (hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan), yang berasal
dari keinginan diri sendiri
5. Teori Simbolik
Teori ini terfokus pada hubungan antara simbol (pemberian makna) dan interaksi (aksi
verbal, non verbal, dan komunikasi). Interaksi simbolik mengindikasikan suatu pendekatan
yang mempelajari kehidupan grup dan perilaku individu sebagai makhluk hidup. Interaksi
simbolik memberikan sumbangan khusus kepada family studies dalam dua hal.
Pertama, menekankan proposisi bahwa keluarga adalah social groups. Kedua, menegaskan
bahwa individu mengembangkan konsep jati diri (self) dan identitas mereka melalui interaksi
sosial, serta memungkinkan mereka untuk secara independen menilai dan memberikan value
kepada keluarganya
6. Teori Perkembangan
Teori perkembangan merupakan teori yang menjelaskan perubahan baik yang terjadi pada
individu atau kelompok. Individu, kelompok dan masyarakat mengalami perkembangan
melalui tahapan-tahapan yang terjadi sepanjang waktu. Salah satu model teori perkembangan
adalah unilinier, yang menganalisis perkembangan atau perubahan institusi dan masyarakat
sepanjang waktu.
B. TIPE KELUARGA
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat
kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga. Menurut Friedman (1998)
Tipe keluarga ada 2 yaitu :
1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak (kandung
atau angkat)
2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah, misalnya : kakek, nenek, keponakan, paman, bibi.
3) Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
4) “Single Parent”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat). kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5) “Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya
seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama :
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anaak bersama.
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami-istri (marital
partners).
6) Cohibitng couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marrige family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling merasa
sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu
sama lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan
tanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu
sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
C. KELUARGA SEJAHTERA
Adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
52 tahun 2009).
Yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam) indikator Keluarga
Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar keluarga” (basic needs).
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6 (enam) indikator tahapan
KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima) indikator KS III, serta 2 (dua) indikator
tahapan KS III Plus.
a. Enam Indikator tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar
keluarga” (basic needs), dari 21 indikator keluarga sejahtera yaitu:
1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
Pengertian makan adalah makan menurut pengertian dan kebiasaan masyarakat
setempat, seperti makan nasi bagi mereka yang biasa makan nasi sebagai makanan
pokoknya (staple food), atau seperti makan sagu bagi mereka yang biasa makan
sagu dan sebagainya.
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah
dan bepergian.
Pengertian pakaian yang berbeda adalah pemilikan pakaian yang tidak hanya satu
pasang, sehingga tidak terpaksa harus memakai pakaian yang sama dalam kegiatan
hidup yang berbeda beda. Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk tidur atau
beristirahat di rumah) lain dengan pakaian untuk ke sekolah atau untuk bekerja (ke
sawah, ke kantor, berjualan dan sebagainya) dan lain pula dengan pakaian untuk
bepergian (seperti menghadiri undangan perkawinan, piknik, ke rumah ibadah dan
sebagainya).
3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik.
Pengertian Rumah yang ditempati keluarga ini adalah keadaan rumah tinggal
keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding dalam kondisi yang layak ditempati,
baik dari segi perlindungan maupun dari segi kesehatan.
4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.
Pengertian sarana kesehatan adalah sarana kesehatan modern, seperti Rumah Sakit,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik,
Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan obat obatan yang diproduksi secara
modern dan telah mendapat izin peredaran dari instansi yang berwenang
(Departemen Kesehatan/Badan POM).
5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi.
Pengertian Sarana Pelayanan Kontrasepsi adalah sarana atau tempat pelayanan KB,
seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek,
Posyandu, Poliklinik, Dokter Swasta, Bidan Desa dan sebagainya, yang
memberikan pelayanan KB dengan alat kontrasepsi modern, seperti IUD, MOW,
MOP, Kondom, Implan, Suntikan dan Pil, kepada pasangan usia subur yang
membutuhkan.(Hanya untuk keluarga yang berstatus Pasangan Usia Subur).
6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.
Pengertian Semua anak umur 7-15 tahun adalah semua anak 7-15 tahun dari
keluarga (jika keluarga mempunyai anak 7-15 tahun), yang harus mengikuti wajib
belajar 9 tahun. Bersekolah diartikan anak usia 7-15 tahun di keluarga itu terdaftar
dan aktif bersekolah setingkat SD/sederajat SD atau setingkat SLTP/sederajat
SLTP.
Lima indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator ”kebutuhan
pengembangan” (develomental needs), dari 21 indikator keluarga sejahtera yaitu:
Dua indikator Kelarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator ”aktualisasi
diri” (self esteem) dari 21 indikator keluarga, yaitu:
1. Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil untuk
kegiatan sosial.Pengertian Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan
sumbangan materiil untuk kegiatan sosial adalah keluarga yang memiliki rasa sosial
yang besar dengan memberikan sumbangan materiil secara teratur (waktu tertentu)
dan sukarela, baik dalam bentuk uang maupun barang, bagi kepentingan masyarakat
(seperti untuk anak yatim piatu, rumah ibadah, yayasan pendidikan, rumah jompo,
untuk membiayai kegiatan kegiatan di tingkat RT/RW/Dusun, Desa dan sebagainya)
dalam hal ini tidak termasuk sumbangan wajib.
2. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/
institusi masyarakat.Pengertian ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus
perkumpulan sosial/yayasan/ institusi masyarakat adalah keluarga yang memiliki
rasa sosial yang besar dengan memberikan bantuan tenaga, pikiran dan moral secara
terus menerus untuk kepentingan sosial kemasyarakatan dengan menjadi pengurus
pada berbagai organisasi/kepanitiaan (seperti pengurus pada yayasan, organisasi
adat, kesenian, olah raga, keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat, pengurus
RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya).
3. Teori Ekologi
Teori ekologi diperkenalkan oleh Uri Bronfenbrenner, yang merupakan
seorang ahli psikologi dari Cornell University Amerika. Dimana teori ekologi
memandang bahwa hubungan timbal balik, dalam teori ekologi memendang bahwa
hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungannya akan membentuk
tingkah laku individu tersebut, dan informasi lingkungan tempat tinggal anak
untuk menggambarkan, mengorganisasikan dan mengklasifikasi efek dari
lingkungan yang bervariasi. (Mujahidah, 2015). Perkembangan manusia juga
merupakan sesuatu hal yang bentuknya dinamis, dimana sebuah proses interaksi
antara individu dan lingkungan mereka di berbagai tingkatan. Uri Bronfenbreenner
membaginya menjadi 5 sistem yaitu microsystem, mesosystem, eksosystem,
macrosystem, dan chronosystem.
Pandangan ekologi yang dikemukakan oleh Bronfenbrenner 1977 dalam
Andayani (2004) bahwa eklogi merupakan suatu prespektif mengenai metedologi
dalam mempelajari perkembangan diaman kepribadian yang mempertimbangkan
dan mempengaruhi aspek-aspek diluar individu, yaitu dengan sisi lingkungan dimana
individu berada. Pandangan ekologi ini melihat individu sebagai suatu system, yang
mana sistem yang akan menjadi bagian dari sistem-sistem yang lebih besar, sehingga
dengan demikian menjadi dengan demikian manusia merupakan sebagai bagian
dari suatu sisten yang akan dapat berperan berbagai pengaruh dari berbagai
lingkungan. Sehingga faktor yang langsung berperan pada individu adalah faktor
yang berhubungan atau mempengaruhi secara langsung dengan individu, misalnya
suasana rumah, aturan dalam keluarga, teman-teman bermain atau bekerja, dan
sebagainya. Sementara itu faktor yang kurang atau tidak langsung berpengaruh pada
individu misalnya adalah hukum, kondisi ekonomi Negara, sikap sosial, dan
lain-lainnya.
6. Teori Gender
Konsep gender dan sex memiliki perbedaan, walaupun keduanya memiliki arti
yang sama yaitu jenis kelamin akan tetapi antara gender dan sex tetap berbeda,
dimana hal tersebut banayak kekeliruan yang dipahami oleh mayarakat. Gender
adalah perbedaan peran, mengenai tentang pantas atau tidak patas suatu tugas atau
peran antara laki-laki dan perempuan. . Sedangkan sex meruakan jenis kelamin
biologis yang merupakan pensifatan dua jenis kelamin manusia yang melekat
pada jenis kelamin tertentu yang merupakan seperangkat alat reproduksi
yang secara biologis melekat pada masing-masing jenis kelamin tertentu, untuk
selamanya tidak dapat dipertukarkan karena merupakan ketentuan Tuhan atau kodrat.
7. Teori Perkembangan
Teori Perkembangan atau Development merupakan teori yang
mengamilisi perkembangan atau perubahan yang ada di institusi keluarga dan
masyarakat dengan melihat perubahan pada individu, keluarga atau masyarakat baik
itu perkembangan unilinear yang merupakan perkembangan satu jalur saja dalam
sepanjang waktu ataupun perkembangan multilinear atau perkembangan dalam
berbagai jalur dalam sepanjang waktu. Dimana perkembangan keluarga dapat
dilihat dari perkembangan anak-anaknya,mulai dari baru menikah, lalu memiliki
bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga menikah dan hidup nersama keluarga
barunya sehingga meninggalkan orang tuanya.
Konsep perkembangan sendiri dibagi menjadi 2 yaitu perkembangan
statis dan dinamis, konsep statis yang meliputi nilai norma, moral, posisi, tingkatan,
kejadian, gagasan sejarah keluarga yang ada dimasyarakat. Seperti nilai norma
yang mempengaruhi perkembangan dimana mengikuti norma yang ada dan
cenderung tidak mengalami perubahan karena sesuai dengan norma yang ada
dimasyarakat, peran dan posisi yang ada dikeluarga juga dapat dipengaru oleh nilai-
nilai norma yang ada dimasyarakat sehingga mempengauhi peran, tugas, fungsi dan
posisinya dalam keluarga. Sedangkan dalam konsep dinamis perkembangan
dalam keluarga meliputi peralihan transisi dan pemilihan waktu. Dimana dalam
keluarga terjadi pergerakan atau perubahan dalam perkembangan keluarga yang
menyebabkan terjadinya peralihan dan perubahan yang terjadi dengan perubahan
waktu antar tahapnya.
Dimana tahap perkembangan dalam keluarga menurut Duvall dibagi menjadi
8 tahapan yaitu:
a) Pasangan Baru Atau Keluarga Baru (Beginning Family)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
Menetapkan tujuan bersama
Membina hubungan dengan keluarga lain; teman, dan kelompok
sosial;
Merencanakan anak (KB)
Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri
untuk menjadi orang tua.
Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan
umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus dari keperawatan keluarga adalah keluarga
mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu menangani
masalah kesehatannya berikut ini.
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak mempunyai
masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait dengan siklus
perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi
keperawatan terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
1. Pelaksana
Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan pelayanan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai pengkajian sampai
evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat
promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.
2. Pendidik
Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi
kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan, dan melaksanakan
pendidikan kesehatan agar keluarga dapat berperilaku sehat secara mandiri
3. Konselor
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan konseling atau
bimbingan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk membantu mengatasi masalah
kesehatan keluarga.
4. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan kerja sama
dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah kesehatan di
keluarga
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga dalam
pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut.
1. Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang penting
dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup sehat.
2. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya
penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang dapat
dilakukan oleh perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan
sekunder, sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan
sekunder adalah mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan
lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk semua anggota keluarga untuk skrining,
melakukan pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan.
3. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan mengurangi
luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat meminimalkan
ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah
rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu yang cacat akibat
penyakit dan luka, sehingga mereka dapat berguna pada tingkat yang paling tinggi
secara fisik, sosial, emosional.
1. Promosi kesehatan
Perawat melakukan promosi kesehatan kepada keluarga dalam rangka meningkatkan
perilaku hidup sehat titik.
2. Pencegahan penyakit
Perawat melakukan tindakan pencegahan kepada anggota keluarga agar bebas dari
penyakit/cidera melalui kegiatan imunisasi, pencegahan merokok, program kebugaran fisik,
screening, dan follow up berbagai kasus seperti hipertensi, pencegahan komplikasi DM, dan
screening osteoporosis.
4. Pemulihan kesehatan
Perawat membantu keluarga adalah fase pemulihan kesehatan bagi anggota keluarga setelah
mengalami cedera maupun akibat penyakit kronis yang diderita. Pemulihan kesehatan ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggota keluarga untuk berfungsi secara
optimal melalui berbagai terapi modalitas dan terapi komplementer keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga.
Kemudian penjajahan keluarga perlu dilakukan untuk membina hubungan baik
dengan keluarga. Dalam penjajahan ini perawat perlu mengadakan kontak dengan
RW/RT dan keluarga yang bersangkutan guna menyampaikan maksud dan tujuan
serta mengatasi maslah kesehatan mereka. Setelah mendapatkan tanggapan positif
dari keluarga tersebut, pengkajian di teruskan pada langkah berikutnya. (Zaidin Ali,
2010, hal. 42)
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peranya itu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu menjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat
sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan
kesehatan pada anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
kemampuan keluargadalammengenal, mengambil keputusan dalam
tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan
yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada
6) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan panjang
(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.
(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d) Strategi adaptasi fungsional yang digunakan bila menghadapi permasalah
e) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir
pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.
Tahapannya yaitu:
1. Pengumpulan data.
a. Kegiatan sehari-hari
Kebiasaan tidur (apakah terdapat waktu tertentu untuk tidur/istirahat dan
bangun sesuai kemampuan setiap anggota? Apakah terdapat waktu setiap
siang untuk istirahat sebentar? Apakah anggota keluarga tidur bersama-
sama?)
Kebiasaan makan (berapa kali makan setiap hari? Siapa yang terlihat
terlalu gemuk, terlalu kurus?)
Waktu senggang/libur (bagaimana setiap anggota keluarga memakai
waktu senggang? Apakah penggunaan waktu senggang cocok dengan
jenis kelamin dan usia individu? Apakah ada anggota keluarga yang
hiburannya sangat memakan waktunya? Bila ada, apa dampaknya
terhadap keluarga? Apakah keluarga mempunyai hiburan bersama?)
b. Faktor sosial-budaya-ekonomi
1) Penghasilan dan pengeluaran
2) Pekerjaan, tempat tinggal, dan penghasilan setiap anggota yang sudah
bekerja.
3) Sumber penghasilan.
4) Berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga yang bekerja.
5) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makan, pakaian,
dan perumahan.
6) Apakah ada tabungan untuk keperluan mendadak.
7) Jam kerja ayah dan ibu
8) Siapa pembuat keputusan mengenai keuangan dan bagaimana uang
digunakan.
c. Faktor lingkungan
1) Perumahan
Luas rumah (apakah luasnya memadai?)
Pengaturan kamar tidur
Kelengkapan perabotan rumah tangga
Serangga dan binatang pengerat
Adanya bahaya kecelakaan
Tempat penyimpanan makanan dan alat masak
Persediaan air (sumber, kepemilikan, apakah air dapat diminum?)
Pembuangan kotoran (jenis, kepemilikan, apakah memenuhi syarat?)
Pembuangan sampah (jenis, apakah memenuhi syarat?)
Pembuangan air kotor (jenis, apakah memenuhi syarat?)
Kondisi lingkungan tempat tinggal: apakah komplek rumahan, daerah
kumuh, dll
Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
Fasilitas transportasi dan komunikasi
(Zaidin Ali, 2010, hal. 43)
d. Riwayat kesehatan/riwayat medis:
1) Riwayat kesehatan setiap anggota
2) Penyakit yang pernah diderita
3) Keadaan sakit yang sekarang (telah didiagnosis atau belum)
4) Nilai yang diberikan terhadap penjegahan penyakit
5) Status imunisasi anak
6) Pemanfaatan fasilitas lain untuk pencegahan penyakit
7) Sumber pelayanan kesehatan: apakah pelayanan kesehatan sama atau
berbeda untuk setiap anggota keluarga?
8) Saat kondisi sakit atau kritis, anggota keluarga pergi ke siapa?
9) Bagaimana keluarga melihat peranan petugas kesehatan dan pelayanan
yang mereka berikan serta harapan mereka terhadap pelayanan petugas
kesehatan?
10) Pengalaman mengenai petugas kesehatan profesional: memuaskan atau
tidak?
Setiap keluarga mempunyai cara sendiri untuk menghadapi dan mengatasi situasi
merreka. Tipe data lain yang dikumpulkan pada tahap penjajahan kedua
menggambarkan sampai mana keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan yang
berhubungan dengan ancaman kesehatan, kurang/tidak sehat, atau krisis yang
dialami oleh keluarga itu pada waktu tahap penjajahan pertama.data ini
menggambarkan ketidakmampuan keluarga untuk melaksanakan tugas kesehatan.
Perhatian utama perawat pada tahap penjajahan kedua adalah penentuan
kesanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan untuk menghadapi
masalah kesehatan. (Zaidin Ali, 2010, hal. 43)
Data pengkajian didapat dengan menggunakan beberapa cara. Berikut ini adalah
metode pengumpulan data yang digunakan: (Zaidin Ali, 2010, hal. 43)
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui data subjektif dalam aspek fisik,
mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, adat istirahat, agama, lingkungan,
dan sebagainya
b. Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi dilakukan untuk mengetahui hal yang secara langsung
bersifat fisik (ventilasi, kebersihan, penerangan, dll) atau benda lain (data
objektif).
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah keluarga dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan fisik,
misalnya kehamilan, mata, telinga, tenggorokan, dll. (data objektif)
d. Studi dokumentsi
Studi dilakukan dengan jalan menelusuri dokumen yang ada, misalnya
catatan kesehatan, kartu keluarga, kartu menuju sehat, literatur, catatan pasien,
dll. (data subjektif). Data yang perlu dikumpulkan dapat dilihat pada lampiran 1.
Tabulasi data. Data yang ada disusun dalam tabel, grafik, genogram, gambar,
dan lain-lain untuk memudahkan proses analisis.
2. Analisis data.
Setelah ditabulasi data langsung dapat dianalisis sengingga menghasilkan satu
kesimpulan tentang permasalahan yang ada. Hsil analisis data juga memperlihatkan
penyebab, tanda-tanda, dan pengaruh masalah pada masa yang akan datang, dll.
3. Perumusan massalah.
Dari analisis data ditemukan beberapa informasi yang berguna untuk
merumuskan maslah klien tersebut. Masalah adalah kesenjangan yang terjadi dari apa
yang “seharusnya” terjadi dan apa yang “nyata” terjadi. Kesenjangan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
https://pdfcoffee.com/teori-keluarga-5-pdf-free.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-handayanin-6725-2-babii.pdf
https://www.academia.edu/37745147/
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-
Keluarga-dan-Komunitas-Komprehensif.pdf
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=l0QQEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR15&dq
https://www.researchgate.net/publication/334454369_TEORI_KELUARGA
http://repository.ump.ac.id/1084/3/INDRA%20AMARUDIN%20SETIANA%20BAB%20II
.pdf