You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
“Titrasi Asam Basa”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Dasar

Disusun oleh:
Nama: Fakhri Zuhdi Ardi
NIM: 4444210031
Kelas: IA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih
memberikan penulis nikamt iman dan Kesehatan, sehingga penulis diberi
kesempatan yang luar bias aini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas
penulisan laporan praktikum ini yang berjudul “Pembuatan Larutan“ . Solawat serta
salam kita curahkan kepada junjungan nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
Laporan ini dibuat atas bantuan, yaitu :
1. Bapak Dr. M. Ana Syabana, S.Si., M.Si, Ibu Winda Nurtiana, S. TP., M. Si
, dan Ibu Ainun Nafisah, S.Pt ., M.Si, selaku dosen pembimbing mata kuliah
Kimia Dasar.
2. Nur Asih Alif Viana selaku asisten praktikum Laboratrium yang telah
membimbing dalam penulisan laporan ini.
3. Teman-teman I A Teknologi Pangan yang juga memberikan saran pada
laporan ini.
Penulis telah Menyusun laporan praktikum kali ini dengan sebaik-
baiknya namun belum begitu sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis berharap kritik dan saran dari dosen pembimbing dan asisten
Laboratrium kimia dasar.

Bekasi, 31 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB 1 Pendahuluan ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II Tinjauan Pustaka .................................................................................. 2
2.1 NaOH ......................................................................................................... 2
2.2 Pipet ........................................................................................................... 2
2.3 Molaritas .................................................................................................... 3
2.4 Asam Klorida (HCl) ................................................................................... 3
2.5 Indiaktor Fenolptalein (PP) ......................................................................... 3
BAB III Metode Pengamatan ............................................................................ 4
3.1 Alat dan Bahan ........................................................................................... 4
3.2 Cara Kerja .................................................................................................. 4
BAB IV Hasil Dan Pembahasan ........................................................................ 6
4.1 Data Hasil Pengamatan ............................................................................... 6
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 6
BAB V Penutup .................................................................................................. 8
5.1 Simpulan .................................................................................................... 8
5.2 Saran .......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9
LAMPIRAN ...................................................................................................... 1

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan……………………………………………….6

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Titrasi merupakan proses analisis dimana suatu volume larutan
ditambahkan ke dalam larutan yang bertujuan untuk mengetahui komponen yang
tidak dikenal. Titran atau titer merupakan suatu larutan yang digunakan untuk
menitrasi, biasanya konsentrasinya telah diketahui secara pasti. Titrat adalah larutan
yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi dari komponen tertentu. Larutan blanko
terdiri dari semua pereaksi kecuali analit. Titik ekivalen merupakan titik yang
menyatakan banyak titran secara kimia setara dengan banyaknya analit. Analit
adalah materi yang dianalisis atau ditentukan konsentrasinya. Titik akhir titrasi
merupakan titik dimana titrasi diakhiri yang biasanya ditandai perubahan warna.
Titrasi asam basa sering dikenal dengan asidimetri-alkalimetri.
Kesempurnaan reaksi dapat dilihat dari nilai K yang besar. Contohnya adalah titrasi
asam kuat dan basa kuat sebagai berikut:
NaOH + HCl → NaCl + H2O
Reakis ion: 𝐻 + + 𝑂𝐻 − → 𝐻20
Larutan yang sudah dibentuk pada titik ekivalen yaitu larutan NaCl yang
merupakan suatu garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat, sehingga
larutan disebut netral. Dengan kata lain n (H+ ) = (OH- ) = 10-7 pada 25⁰C.
Kenetralan ini juga nyata dari reaksi ion titrasi yang menyatakan bahwa yang
sebenanrnya bereaksi adalah ion – ion H+ dan OH- dan hasilnya H2O. Maka
konstanta kesetimbangan reaksi titrasi ini adalah:
K = (H2O)/ (H+) (OH-) = 56 x × 1014 , atau
K = K × 1/ (H2O) = , jadi mempunyai nilai yang sangat besar.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui konsentrasi larutan
contoh dengan menggunakan titrasi asam basa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 NaOH
NaOH atau sodium hydroxide dikenal juga sebagai soda kaustik
merupakan sejenis basa logam kaustik. NaOH membentuk larutan alkalin yang kuat
saat dilarutkan bersama dengan air. NaOH mempunyai titik lebur 318° 𝑐 dan titik
didih sebesar 1388° 𝑐. NaOH terdiri dari beberapa bentuk, ada yang berbentuk putih
padat, bentuk pellet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. (Denny dan
Hamidi, 2013)
NaOH merupakan larutan basa yang tergolong mudah larut dalam air dan
termasuk basa kuat yang dapat terionisasi dengan sempurna. Larutan basa memiliki
rasa pahit, dan jika mengenai tangan terasa licin seperti sabun. Sifat licin terhadap
kulit itu disebut sifat kaustik basa. Perlakuan alkali (merserisasi) adalah salah satu
perlakuan kimia yang banyak digunakan pada serat alam apabila serat tersebut akan
dipakai sebagai penguat pada matriks termoplastik, atau thermoset. (Habe dan
Wahyuni, 2015)
2.2 Pipet
Pipet memiliki banyak jenis, contohnya pipet tetes dan mikropipet. Pipet
tetes atau pipet droping merupakan alat yang terbuat dari pipa kaca dan bagian
ujungnya meruncing, dan dibagian atas terdapat karet berfungsi untuk membantu
memindahkan cairan dari wadah yang satu kewadah yang lain dalam jumlah yang
sangat kecil yaitu setetes demi tetes. Pipet tetes digunakan dengan cara menekan
karet di bagian atas. Kemudian, ujung karet dimasukkan ke dalam larutan yang
diambil. Setelah itu, angkat pipet kemudian keluarkan perlahan dengan cara
menekan kembali karet sesuai jumlah larutan yang dibutuhkan. (Dinaca, 2018)
Sedangkan Mikropipet merupakan alat untuk memindahkan cairan yang
bervolume kecil biasanya 1000 𝜇𝑙. Banyak pilihan kapasitas mikropipet, contohnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya antara 1 – 20 𝜇𝑙. Kemudian
ada mikropipet yang hanya ada satu pilihan volume sontohnya 5 𝜇𝑙. Penggunaan
mikropipet memerlukan tip. Tip berbentuk seperti corong kecil yang digunakan
untuk mengalirkan/menyedot cairan. (Dinaca, 2018)

2
2.3 Molaritas
Molaritas merupakan besaran yang menyatakan konsntrasi atau
kepekatan suatu larutan. Molaritas juga merupakan suatu larutan untuk menyatakan
jumlah mol zat solute dalam tiap liter larutan.
𝑛
M=𝑣

M adalah molaritas larutan. N menyatakan jumlah mol zat terlarut. V merupakan


volume larutan. (Kesumayadi dan Susanto, 2015)
Mol merupakan jumlah jumlah dari suatu zat yang mengandung satuan
dasar atom, molekul dan ion.
𝑔𝑟
n=
𝑀𝑟

n adalah mol. G merupakan massa zat terlarut dan Mr menyatakan massa atom
relative. Dalam hal ini, molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol zat yang
terlarut tiap larutan tersebut. (Kesumayadi dan Susanto, 2015)

2.4 Asam Klorida (HCl)


Sebagai contoh dari larutan asam, HCl sering digunakan saat praktikum.
Larutan asam klorida (HCl) adalah cairan kimia yang sangat korosif, berbau
menyengat dan sangat iritatif dan beracun. Larutan HCl termasuk bahan kimia
berbahaya atau B3. Asam klorida merupakan larutan gas hidrogen klorida (HCl)
dalam air. Warnanya bervariasi dari tidak berwarna hingga kuning muda.
Perbedaan warna ini tergantung pada kemurniannya. (Mutia et al, 2013)
Asam Klorida dapat menyebabkan bahaya pada tubuh, jika tidak berhati
– hati. Uap larutan asam yang sangat pekat dapat menyebabkan iritasi pada mata.
Kontak secara langsung dapat menyebabkan luka pada mata dan bisa
mengakibatkan kebutaan. Jika kontak dengan kulit akan menyebabkan terbakar
(Mutia et al, 2013)
2.5 Indiaktor Fenolptalein (PP)
Indikator fenolftalein merupakan indikator yang sering digunakan dalam
proses titrasi. Fenolftalein memberikan perubahan warna dari tidak berwarna
menjadi warna pink dalam larutan asam dan menjadi ungu dalam larutan basa.
Rentang PH perubahan indikator fenolftalein sekitar 8.0 – 9.60. Hal tersebut

3
membuktikan bahwa rentang PH ekstrak bunga kalpataru masih berada pada
rentang perubahan PH indikator fenolftalein. (Riswanto dan Aminah, 2020)
Fenolftalein adalah indikator asam lemah-basa kuat, mengalami
perubahan kesetimbangan ion yang diikuti perubahan warna dari tidak berwarna
pada kondisi asam menjadi merah pada kondisi basa. Dari reaksi kesetimbangan,
diketahui senyawa indikator berada dalam bentuk ion yang dapat menghasilkan
perubahan warna merah muda. Perubahan warna dapat terjadi karena senyawa pada
fenol dalam bentuk ion mengalami delokalisasi membentuk quinoid. Indikator
ekstrak mahkota bunga telang mempunyai kemiripan dengan fenolftalein, sehingga
dapat dijadikan pengganti indikator tersebut. (Astuti, 2018)

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum yang berjudul “Titrasi Asam Basa”
diantaranya yaitu corong, klem dan statif, buret 50 ml, gelas ukur 25 ml, Erlenmeyer 250
ml, pipet tetes. Dan untuk bahan yang dibutuhkan adalah larutan asam x sebanyak 25 ml,
larutan NaOH 0,1 M, indikator fenolptalein (PP).
3.2 Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam praktikum yang berjudul “Titrasi
Asam Basa” sebagai berikut:

Larutan Dimasukan ke dalam buret 50 ml


NaOH 0,1 M

Larutan Dimasukkan ke dalam erlenmeyer


Asam X 25
ml

4
2-3 tetes larutan
indikator Ditambahkan pada larutan asam X
fenolptalein

Titrasi dilakukan hingga terjadi


perubahan warna pada sampel
menjadi pink

Volume larutan NaOH yang


digunakan (pada buret) dicatat

Titrasi diulang scara triplo

Konsentrasi larutan asam X


ditentukan menggunakan rumus

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Berikut ini tabel hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum yang
berjudul “Pengukuran PH Larutan”
Tabel 2. Hasil Pengamatan
Titrasi Ke Volume Larutan Standar Konsentrasi Larutan Sampel
(NaOH 0,1 M) (mL) (Asam X) (M)
1 12 0,048
2 14 0,056
3 10 0,04
Rata - Rata 0,048

4.2 Pembahasan
Titrasi merupakan proses analisis suatu volume larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan yang bertujuan untuk mengetahui komponen yang
tidak dikenal. Larutan standar merupakan larutan yang konsentrasinya sudah
diketahui. Untuk titrasi terdapat larutan yang berbeda yaitu titran dan titrat. Titran
merupakan larutan yang digunakan untuk mentitrasi (sudah diketahui konsentrasi
nya). Sedangkan titrat merupakan larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi
komponen tertentu.
Titrasi asam basa merupakan salah satu metode Analisa kuantitatif untuk
menentukan konsentrasi dari suatu zat yang ada dalam larutan. Keberhasilan titrasi
asam basa sangat ditentukan oleh kinerja indikator yang mampu menunjukan titik
akhir dari titrasi. Indikator adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam larutan
titrat sebagai penanda yang menunjukan telah terjadinya titik akhir titrasi pada
analisis. Suatu zat dapat dikatakan sebagai indikator titrasi asam basa jika
menghasilkan perubahan warna titrat.
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini memiliki kegunaan nya
masing – masing. Klem dan statif berfungsi untuk menjaga buret agar tetap berdiri
tegak saat melakukan titrasi. Buret sendiri berfungsi untuk menampung titran dan

6
mengeluarkan larutan dengan volume tertentu. Selain itu ada erlenmeyer yang
berfungsi untuk tempat menampung titrat saat proses titrasi asam basa. kemudian
ada corong yang berfungsi untuk mengalirkan cairan agar tidak tumpah. Yang
terakhir ada pipet tetes yang digunakan untuk meneteskan indikator fenolftalein ke
dalam titrat.
Bahan – bahan yang diperlukan dalam praktikum juga memiliki peran
masing – masing contohnya adalah fenolftalein. Fenolftalein berfungsi sebagai
indikator dalam titrasi kali ini. Fenolftalein memiliki kisaran PH sebesar 8 – 9,6.
Alasan mengapa fenolftalein digunakan pada praktikum kali ini adalah karena
fenolftalein memiliki sifat basa dan titrat bersifat asam sehingga akan lebih udah
mengetahui perbedaannya. Fenolftalein juga memiliki kekurangan yaitu tidak
ramah lingkungan dan harganya mahal.
Dalam melaksanakan praktikum, kita harus mentaati prosedur pekerjaan
yang ada karena prosedur sudah dibuat untuk meminialisir kegagalan praktikum.
Kita harus menyimpan titran di dalam buret karena buret bisa memasukan larutan
secara perlahan lahan dengan volume yang tepat. Kemudian kita hanya perlu
melakukan titrasi hingga menjadi warna pink, karena itu menunjukan titik ekivalen
titrasi dan jika terlalu merah larutan sudah jauh dari titik ekivalen. Kita perlu
melakuakn titrasi secara triplo karena untuk memasstikan hasil yang didapatkan.
Dalam melakukan praktikum pasti pernah melakukan kesalahan. Dalam
materi titrasi, faktor kesalahan yang menyebabkan kegagalan percobaan biasanya
kasus dimana konsentrasi larutan standar yang digunakan tidak sesuai dengan
prosedur kerja, dan titran yang digunakan tidak sama dengan teori yaitu apabila
larutan asam yang diperlukan untuk dititrasi maka larutan yang menjadi titran
adalah larutan standar, dan sebaliknya. Partikel – partikel lain yang melekat pada
alat praktikum dan laju pengocokan larutan selama titrasi juga merupakan faktor
keberhasilan titrasi.
Berdasarkan tabel diatas kita dapat membuktikan bahwa titrasi bisa
menghitung konsentrasi larutan yang belum diketahui. Selain itu, kita juga bisa
membuktikan bahwa salah satu indikator yang dapat digunakan saat titrasi larutan
asama x dengan NaOH adalah indikator fenolftalein (PP). Semakin banyak jumlah
NaOH maka konsentrasi larutan X semakin besar. Kita juga dapat mengetahui

7
bahwa praktikum diatas menggunakan cara triplo yaitu 3 kali percobaan kemudian
kita cari rata ratanya. Untuk menghitung konsentrasi larutan X dapat menggunakan
rumus berikut:
𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑀𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑉𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑋 × 𝑀𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑥

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan praktek yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kita
bisa mengetahui konsentrasi larutan yang tidak diketahui denga cara titrasi. Titrasi
dilakukan dengan alat dan bahan khusu untuk mengurangi kegagalan. Titrasi
menggunakan proses kerja yang sudah ditetapkan untuk meminimalisir kegagalan.
Untuk memastikan hasil titrasi, kita dapat melakukan titrasi secara triplo yaitu tiga
kali percobaan kemudian dicari rata-ratanya. Untuk titrasi kita dapat menggunakan
banyak indikator sesuai larutan yang ingin kita titrasi. Indikator fenolftalein
memiliki kisaran PH antara 8 – 9,6. Keberhasilan titrasi asam basa sangat
ditentukan oleh kinerja indikator yang mampu menunjukan titik akhir dari titrasi.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan sehingga praktikum selanjutnya dapat berjalan
dengan lancar adalah praktikan diharapkan lebih fokus, teliti, dan tertib sehingga
dapat mendengarkan penjelasan yang dijelaskan oleh asisten laboratorium dengan
baik. Dan diharapkan setelah diberikan materi ini, kita lebih mengetahui tentang
materi “Titrasi Asam Basa”

8
DAFTAR PUSTAKA
Mutia, dkk. 2013. PENGARUH KANDUNGAN CaO DARI JENIS ADSORBEN
SEMEN TERHADAP KEMURNIAN GLISEROL. Jurnal Teknik Kimia
No 2 Vol 19: Hal 33-42.
Habe dan Wahyuni. 2015. ANALISIS PENGARUH LAMA PERENDAMAN
SERAT SABUT KELAPA DALAM LARUTAN NaOH TERHADAP
PERUBAHAN DIAMETER SERAT SABUT KELAPA. Jurnal Sinergi No
2.
Denny dan Hamidi. 2013. Variasi Temperatur Pemanasan Zeolite alam-NaOH
Untuk Pemurnian Biogas. Jurnal Energi dan Manufaktur Vol.6, No.1, April
2013: 1-94.
Dinaca, Sri. 2018. Gambaran Hasil Pemeriksaan Widal Metode Slide
Menggunakan Mikropipet dan Pipet Tetes. Karya Tulis Ilmiah.
Kesumayadi dan Susanto. 2015. Studi Pengendapan Perak Pada Limbah Fixer Yang
Telah Jenuh Dengan Metode Pembakaran dan Pengendapan NaOH dan
Na2S. Youngster Physical Journal Vol. 4.
Astuti, Bayu Wiyantoko. 2018. EKSTRAK (CLITORIA TERNATEA L.)SEBAGAI
INDIKATOR PENGUJIAN TITRASI ASAM BASA. Indonesian Journal
of Chemical Analysis , Vol. 1, No. 1, 2018.

9
LAMPIRAN

Gambar 1. Video Tutorial Gambar 2. Video Titrasi Asam Basa


Praktikum Titrasi Asam Basa

Gambar 3. Menonton Video


Praktikum

You might also like