You are on page 1of 12

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MISOPROSTOL DAN OKSITOSIN

PADA PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM


DI BPM SURYATI BEKASI TAHUN 2021

Suryati Regen1*, Tuty Yanuarti2


1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara

Email Korespondensi: suryati.regen@gmail.com


Disubmit: 25 Juli 2020 Diterima:31 Desember 2020 Diterbitkan: 03 Januari 2021
DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v1i1.5752

ABSTRACT: EFFECTIVENESS OF USING MISOPROSTOL AND OXYTOCIN IN


TREATING POSTPARTUM BLEEDING AT BPM SURYATI BEKASI, 2021

Introduction: According to the World Health Organization (WHO), death is


defined as death that occurs during pregnancy or within 42 days of delivery.
The World Health Organization (WHO) in 2020, said as many as 295,000 women
worldwide lost their lives during and after childbirth and childbirth. Based on
data obtained at BPM Suryati from January to June 2021, there were 20
maternity mothers who experienced postpartum hemorrhage from 62
deliveries. A preliminary study conducted by researchers at BPM in September
2021 showed 12 mothers giving birth and 4 people experiencing postpartum
hemorrhage. From the data above, there are still many pregnant women who
experience postpartum hemorrhage, with proper management to avoid
complications and death in postpartum mothers.
Purpose: It is known the average post partum bleeding before and after the use
of misoprostol and oxytocin and analyzing the effectiveness of the use of
misoprostol and oxytocin in the treatment of postpartum hemorrhage at BPM
Suryati Bekasi in 2021.
Method: Quasi experimental with one group pretest-posttest design. Quasi-
experimental research is a form of experimental research that does not have a
control group (Notoatmodjo, 2018).
Result: The average post-partum bleeding before being given misoprostol and
oxytocin to women giving birth at BPM Suryati Bekasi for the period October-
December 2021 was 403.25 and the average post-partum bleeding after being
given misoprostol and oxytocin to women giving birth at BPM Suryati Bekasi for
the period October-December 2021 is 140.25.
Conclusion: There is an effectiveness of using misoprostol and oxytocin on
postpartum hemorrhage at BPM Suryati Bekasi for the period October-December
2021 (p value 0.000).

Keywords : Post partum, Misoprostol and Oxytocin

INTISARI: EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MISOPROSTOL DAN OKSITOSIN PADA


PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM DI BPM SURYATI BEKASI TAHUN
2021

Pendahuluan: Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health


Organization (WHO), kematian ibu didefinisikan sebagai kematian yang terjadi
saat masa kehamilan atau dalam kurun waktu 42 hari setelah persalinan. World
Health Organization (WHO) tahun 2020, menyebutkan sebanyak 295.000 wanita
di seluruh dunia kehilangan nyawa mereka selama dan setelah kehamilan dan
melahirkan. Berdasarkan data yang didapatkan di BPM Suryati dari bulan
Januari Juni 2021 terdapat 20 orang ibu bersalin mengalami perdarahan post
partum dari 62 persalinan. Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh
peneliti di BPM pada bulan September 2021 terdapat 12 ibu bersalin dan yang
mengalami perdarahan post partum ada 4 orang. Dari data diatas terlihat ibu
bersalin masih banyak yang mengalami perdarahan post pastum, dengan
demikian penatalaksanaanya harus tepat supaya tidak terjadi komplikasi dan
kematian pada ibu post partum.
Tujuan: Diketahui rata-rata perdarahan post partum sebelum dan sesudah
penggunaan misoprostol dan oksitosin dan menganalisis efektivitas penggunaan
misoprostol dan oksitosin pada penanganan perdarahan post prtum di BPM
Suryati Bekasi tahun 2021.
Metode Penelitian: Quasi eksperimental dengan rancangan one group pretest-
posttest design. Penelitian quasi eksperimental merupakan salah satu bentuk
penelitian eksperimental yang tidak memiliki control grup (Notoatmodjo,
2018).
Hasil: Rata-rata perdarahan post partum sebelum diberikan misoprostol dan
oksitosin pada ibu bersalin di BPM Suryati Bekasi periode Oktober-Desember
2021 sebesar 403,25 dan rata-rata perdarahan post partum sesudah diberikan
misoprostol dan oksitosin pada ibu bersalin di BPM Suryati Bekasi periode
Oktober-Desember 2021 sebesar 140,25.
Kesimpulan: Ada efektivitas penggunaan misoprostol dan oksitosin pada
perdarahan post partum di BPM Suryati Bekasi periode Oktober-Desember 2021
(p.value 0,000).

Kata kunci: Post partum, Misoprostol, dan Oksitosin

PENDAHULUAN selama periode 1991- 2015 dari 390


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia menjadi 305 per 100.000 kelahiran
atau World Health Organization hidup. AKI di Indonesia tahun 2020
(WHO), kematian ibu didefinisikan sudah mencapai 230 per 100 ribu
sebagai kematian yang terjadi saat melahirkan, tetapi walaupun terjadi
masa kehamilan atau dalam kurun kecenderungan penurunan angka
waktu 42 hari setelah persalinan. kematian ibu, namun tidak berhasil
World Health Organization (WHO) mencapai target MDGs yang harus
tahun 2020, menyebutkan sebanyak dicapai yaitu sebesar 102 per
295.000 wanita di seluruh dunia 100.000 kelahiran hidup pada tahun
kehilangan nyawa mereka selama 2015 (Kemenker RI, 2020).
dan setelah kehamilan dan Sebagian besar kematian ibu dapat
melahirkan. Afrika, sub-Sahara dan dicegah melalui manajemen yang
Asia Selatan menyumbang sekitar tepat dari kehamilan dan perawatan
86% dari seluruh kematian ibu di saat lahir, termasuk perawatan
seluruh dunia. Jika laju kemajuan antenatal oleh penyedia layanan
cukup cepat untuk mencapai target kesehatan terlatih, pertolongan
SDG (mengurangi MMR global persalinan oleh tenaga kesehatan
menjadi kurang dari 70 per 100.000 terlatih, dan perawatan masa nifas
kelahiran hidup), itu akan (WHO, 2020).
menyelamatkan nyawa setidaknya Penyebab langsung kematian ibu
satu juta wanita (WHO, 2020). sebesar 90% adalah komplikasi yang
Angka Kematian Ibu (AKI) terjadi pada saat persalinan dan
merupakan salah satu indikator setelah bersalin. Penyebab tersebut
untuk melihat keberhasilan upaya dikenal dengan Trias Klasik” yaitu
kesehatan ibu. Angka Kematian Ibu perdarahan (30,0%), hipertensi
(AKI) di Indonesia secara umum (27,1%), infeksi (7,3%), partus lama
terjadi penurunan kematian ibu (1,8%), abortus (1,6%) dan lain-lain
(40,8%,). Sedangkan penyebab tidak oksitosin pada ibu hamil yaitu rasa
langsung kematian ibu antara lain mual, muntah dan intoksikasi air.
anemia, diabetes, kurang energy Misoprotol dapat menjadi alternatif
kronis (KEK) sebesar 37% dan pilihan karena sebagai analog
anemia (Hb < 11gr) sebesar 40%. prostaglandin yang memiliki
Penyebab tersebut sebenarnya keunggulan karena efektifitasnya,
dapat dicegah dengan pemeriksaan harga yang relatif murah,
kehamilan (antenatal care) yang stabilitasnya dalam kondisi panas,
memadai (Kemenkes RI, 2020). kemudahan dalam penggunaan dan
Perdarahan merupakan penyebab efek
utama kematian ibu di Indonesia samping yang kecil dan efek
sebesar 50 – 60 %, umumnya karena samping yang cukup besar pada
kelemahan atau tidak adanya misoprostol adalah ruptur uteri.
kontraksi uterus (atonia uteri), dan Penanganan bila terjadi ruptur uteri
kesalahan penanganan kala III yaitu akan dilakukan histerorafi
persalinan, sehingga kelahiran atau histerektomi (Jordan, sue.
plasenta terjadi lebih lambat dan 2017).
memperbanyak jumlah perdarahan. Berdasarkan data yang didapatkan
Selain itu perdarahan post partum di BPM Suryati dari bulan Januari –
juga disebabkan oleh robekan pada Juni 2021 terdapat 20 orang ibu
vagina, placenta previa dan rupture bersalin mengalami perdarahan post
uteri (Handayani, 2019). partum dari 62 persalinan. Studi
Misoprostol adalah analog oral pendahuluan yang telah dilakukan
prostaglandin E1 sintetik yang saat oleh peneliti di BPM pada bulan
ini semakin popular digunakan September 2021 terdapat 12 ibu
dalam dunia obstetrika. Pemakaian bersalin dan yang mengalami
paling banyak adalah untuk induksi perdarahan post partum ada 4
persalinan karena kemampuannya orang. Dari data diatas terlihat ibu
dalam pematangan serviks dan bersalin masih banyak yang
memacu kontraksi miometrium juga mengalami perdarahan post pastum,
dalam usaha pencegahan dan dengan demikian penatalaksanaanya
pengobatan perdarahan postpartum harus tepat supaya tidak terjadi
karena efeknya yang kuat sebagai komplikasi dan kematian pada ibu
uterotonika. Selain itu dari segi post partum. Maka dari itu peneliti
ekonomi obat ini tergolong murah akan memberikan penanganan
dan tahan terhadap suhu tropis dengan misoprotol dan oksitosin
sehingga dapat bertahan lama. untuk menghentikan perdaraan
Misoprostol telah banyak digunakan dengan cepat. Berdasarkan
di bidang obstetrik dan ginekologi masalah tersebut, maka peneliti
untuk kasus induksi persalinan dan tertarik untuk melakukan penelitian
abortus serta pengobatan yang berjudul “Efektifitas
perdarahan pasca persalinan. penggunaan misoprostol dan
Pemberian per rektal, waktu oksitosin pada penanganan
paruhnya kurang dari 30 menit dan perdarahan post prtum di BPM
kadar puncaknya kurang dari 15 Suryati Bekasi tahun 2021.
menit, efek bertingkat untuk
mencapai kadar maksimum pada 60- KAJIAN PUSTAKA
120 menit (Jordan, sue. 2017). 1. Perdarahan Postpartum
Oksitosin merupakan preparat yang a. Definisi
sering digunakan untuk induksi Perdarahan post partum
persalinan, tetapi kegagalan induksi yaitu perdarahan yang
dengan oksitosin sering terjadi terjadi lebih dari 500-600 ml
walaupun komplikasi pada janin dan dalam jangka 24 jam
ibu kurang, karena dapat terkontrol pertama setelah anak lahir
dosisnya. Efek samping pemberian (Sarwono, 2018). Perdarahan
post partum adalah atau dua jam, sejumlah
perdarahan pervaginam yang besar perdarahan berwarna
melebihi 500 ml setelah merah terang tiap saat
bersalin atau yang keluar setelah minggu pertama
dari traktus genetalia pasca persalinan. Hal-hal
setelah melahirkan. Yang yang menyebabkan
terjadi dalam 24 jam setelah perdarahan postpartum
persalinan berlangsung adalah atonia uteri,
(Manuaba, 2018). perlukaan jalan lahir,
Perdarahan pasca persalinan terlepasnya sebagian
adalah perdarahan plasenta dari uterus,
pervaginam yang melebihi tertinggalnya sebagian dari
500 ml setelah bersalin. plasenta seperti kotiledon
Terdapat beberapa masalah penyakit darah (Saleha,
mengenai definisi ini, yaitu 2016).
(Bahiyatun, 2017). Pencegahan perdarahan
1) Perkiraan kehilangan postpartum Tindakan
darah biasanya tidak pencegahan tidak saja
sebanyak yang dilakukan sewaktu bersalin,
sebenarnya, kadang- namun sudah dimulai sejak
kadang hanya setengah ibu hamil dengan melakukan
dari biasanya. Darah antenatal care yang baik.
tersebut bercampur Ibu-ibu mempunyai
cairan amnion atau predisposisi atau riwayat
urine. Darah tersebar perdarahan postpartum
pada spon, handuk, dan sangat dianjurkan untuk
kain didalam ember dan bersalin di rumah sakit.
lantai. Tanda dan gejala perdarahan
2) Volume darah yang postpartum:
hilang juga bervariasi. 1) Uterus tidak berkontraksi
Kekurangan darah dapat dan lembek, perdarahan
diketahui dari kadar segera setelah anak lahir
hemoglobin ibu. Seorang (Atonia uteri)
ibu dengan kadar Hb 2) Darah segar yang
normal dapat mengalir segera setelah
menyesuaikan anak lahir, uterus
diriterhadap kehilangan berkontraksi dan keras,
darah yang mungkin plasenta lengkap
dapat menyebabkan (Robekan jalan lahir)
anemia. Seorang ibu yang 3) Plasenta belum lahir
sehat dan tidak anemia setelah 30 menit
pun dapat mengalami perdarahan segar uterus
akibat fatal dari berkontraksi dan keras
kehilangan darah. (Retensio plasenta).
3) Perdarahan dapat terjadi 4) Plasenta atau sebagian
secara lambat dalam selaput (mengandung
jangka waktu beberapa pembuluh darah) tidak
jam dan kondisi ini lengkap, perdarahan
mungkin tidak dikenali segera (sisa plasenta).
sampai terjadi syok. 5) Sub involusi uterus, nyeri
b. Tanda dan Gejala tekan perut bawah dan
Perdarahan Postpartum pada uterus, perdarahan
Perdarahan yang sekunder lokhia
membutuhkan lebih dari satu mukopurulen dan berbau
pembalut dalam waktu satu (Endometritis atau sisa
fragmen plasenta) perdarahan. Setelah
(Saifuddin, 2016). plasenta lahir perlu
c. Pencegahan ditentukan apakah disini
Pencegahan atau sekurang- dihadapi perdarahan karena
kurangnya bersiap siaga pada atonia uteri atau karena
kasus perdarahan adalah perlukaan jalan lahir. Jika
penting. Tindakan plasenta belum lahir
pencegahan tidak saja (retensio plasenta), segera
dilakukan sewaktu bersalin, dilakukan tindakan untuk
namun sudah di mulai sejak mengeluarkannya
ibu hamil dengan melakukan (Wiknjosastro, 2016).
Antenatal Care yang baik. d. Penanganan
Ibu dengan riwayat Minta bantuan seluruh
perdarahan post partum tenaga kesehatan yang ada
sangat di anjurkan untuk dan siapkan fasilitas
bersalin di rumah sakit tindakan gawat darurat.
(Mochtar R, 2017). Melakukan pemeriksaan
Dalam kala III uterus jangan cepat tanda-tanda vital ibu
dipijat dan didorong ke dan kontraksi ibu.
bawah sebelum Mencurigai adanya syok.
plasenta lepas dari Memasang cairan infus
dindingnya. Penggunaan secara Intra Vena,
oksitosin sangat penting melakukan kateterisasi,
untuk mencegah perdarahan pastikan kelengkapan
postpartum. Sepuluh satuan plasenta serta kemungkinan
oksitosin diberikan robekan serviks, vagina,
intramuskulus segera setelah perineum (Saifuddin, 2016).
anak lahir untuk Penanganan perdarahan post
mempercepat pelepasan partum yaitu :
plasenta. Sesudah plasenta 1) Perbaikan keadaan umum
lahir hendaknya diberikan dengan
0,2 mg ergometrin a) Pemasangan infus
intramuskulus. Kadang- b) Transfusi darah
kadang pemberian c) Pemberian antibiotik
ergometrin, setelah bahu d) Pemberian
depan bayi lahir dengan uterotonika
tekanan pada fundus uteri 2) Pada keadaan gawat
plasenta dapat dikeluarkan dilakukan rujuk kerumah
dengan segera tanpa banyak sakit
perdarahan. Namun salah 3) Pada robekan seviks
satu kerugian dari vagina dan perineum,
pemberian ergometrin perdarahan diatasi
setelah bahu depan bayi dengan jalan menjahit
lahir adalah kemungkinan (Manuaba, 2018).
terjadinya jepitan (trapping) 2. Misoprostol
terhadap bayi kedua pada Misoprostol merupakan obat
persalinan gemelli yang analog prostaglandin E1 sintetik
tidak diketahui sebelumnya yang umum digunakan dalam
(Wiknjosastro, 2016). praktek obstetrik dan
Pada perdarahan yang timbul ginekologi. Misoprostol dapat
setelah anak lahir dua hal menstimulasi reseptor
harus dilakukan, yakni prostaglandin sel otot polos
menghentikan perdarahan uterus sehingga dapat
secepat mungkin dan menyebabkan efek uterotonik.
mengatasi akibat Selain itu, misoprostol juga
menstimulasi langsung reseptor relatif tidak efektif dalam
prostaglandin E1 di gaster yang menginduksi persalinan pada
menyebabkan efek sitoproteksi kehamilan dengan serviks belum
mukosa gastrointestinal (Krugh matang. Oksitosin sebagai
M, 2019). uterotonin sangat poten pada
Nama kimia misoprostol adalah fase kedua persalinan.
15-deoxy-16-hydroxy-16-methyl Kemungkinan oksitosin berperan
PGE1. Misoprostol secara luas mengoptimalkan proses
dikenal di masyarakat dengan persalinan melalui effek sinergis
nama dagang Cytotec®. uterotonin yang diproduksi di
Tersedia dalam bentuk tablet jaringan uterus (Cunningham,
mengandung 100 ìg atau 200 ìg 2018)
misoprostol. Indikasi pemberian Oxytocin profilaksis sudah sering
misoprostol umumnya untuk digunakan secara intramuskular
pengobatan ulkus peptikum untuk mencegah perdarahan
(ulkus pada gaster dan post partum. Namun, suatu studi
duodenal), terutama yang yang dipublikasikan menjelang
disebabkan obat antiinflamasi akhir tahun 2018
nonsteroid (OAINS). Obat mengindikasikan bahwa
misoprostol juga sering pemberian oxytocin secara
digunakan pada praktek intravena lebih baik. Oxytocin
obstetrik pada kasus abortus digunakan sebagai uterotonika
dengan indikasi medis, untuk menstimulasi kontraksi
pematangan serviks, induksi ritmik miometrium pada induksi
persalinan, dan penanganan persalinan aterm atau abortus
perdarahan postpartum (Krugh inkomplit, pencegahan
M, 2019). perdarahan post partum, dan
Menurut Chuck dan Nuffakor, inisiasi pengeluaran ASI.
1995 pada beberapa penelitian Oxytocin adalah peptida siklik
mendapatkan bahwa tablet sintetik dari hormon oxytocin
misoprostol yang dimasukkan ke yang secara natural diproduksi
dalam vagina lebih baik atau oleh kelenjar pituitari posterior
setara efektifitasnya (Anggitha, 2020).
dibandingkan dengan gel Oksitoksin memberikan efek
prostaglandin E2 intraservikal yang baik pada pemberian
(Cunningham dkk, 2018). parenteral, juga cepat
3. Oksitosin diabsorbsi di mukosa mulut dan
Oksitosin adalah hormon bukal sehingga memungkinkan
polipeptida yang pertama kali pemberian oral sebagai tablet
disintesis, oksitosin merupakan isap, waktu paruh singkat
uterotonin yang poten dalam sekitar 12-17 menit. Oksitoksin
plasma, meningkat selama diinaktifkan oleh oksitosinase
kehamilan, meskipun tidak yang dihasilkan oleh plasenta
menyolok. Sensitivitas uterus dengan cara pemecahan ikatan
juga meningkat terhadap peptida kemudian diekskresi di
oksitosin pada kehamilan aterm, ginjal dan hati (Cunningham,
oksitosin tidak terlibat dalam 2018).
fase pertama persalinan
sehingga infus oksitosin METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan eksperimental yang tidak memiliki
penelitian quasi eksperimental control grup (Notoatmodjo, 2018).
dengan rancangan one group Dengan demikian hasil perlakuan
pretest-posttest design. Penelitian dapat diketahui lebih akurat. Untuk
quasi eksperimental merupakan menghilangkan bias dari hasil
salah satu bentuk penelitian penelitian, maka pre test dan post
test akan dilakukan pada setiap data penelitian menggunakan data
perlakuan penggunaan misoprostol primer yang di ambil langsung dari
dan oksitosin. Metode pengumpulan responden dengan observasi.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Karakteritik Responden Berdasarkan Umur dan Paritas
No. Variabel frekuensi %
1. Umur
< 20 tahun 3 15,0
20-35 tahun 12 60,0
> 35 tahun 5 25,0
Total 20 100,0
2. Paritas
Primipara 7 35,0
Multipara 12 60,0
Grandemultipara 1 5,0
Total 20 100,0
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dari 20 responden sebagian besar
diketahui bahwa dari 20 responden dengan paritas multipara sebanyak
sebagian besar berumur 20-35 tahun 12 orang (60,0%), paritas primipara
sebanyak 12 orang (60,0%), umur sebanyak 7 orang (35,0%), dan
>35 tahun sebanyak 5 orang (25,0%, paritas grandemultipara sebanyak 1
dan umur < 20 tahun sebanyak 3 orang (5,0%).
orang (15,0%). Berdasarkan paritas

Rata-Rata Perdarahan Post Partum Sebelum dan Sesudah Penggunaan


Misoprostol dan Oksitosin

Tabel 2 Rata-Rata Perdarahan Post Partum Sebelum dan Sesudah


Penggunaan Misoprostol dan Oksitosin
Penggunaan Misoprostol dan Oksitosin
Mean Selisih Mean Min Max
Pretest 403,25 263 325 500
Postest 140,25 100 200
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat postest pemberian misoprostal dan
diketahui bahwa perdarahan post oksitosin untuk menurunkan
partum sebelum diberikan perdarahan. Uji normalitas data
misoprostal dan oksitosin diperoleh dilakukan dengan uji Kolmogorov-
nilai rata-rata sebesar 403,25, Smirnova dan uji Shapiro wilk.
terjadinya penurunan perdarahan Setelah dilakukan uji normalitas
post partum sesudah diberikan dilakukan dengan homogenitas yang
misoprostal dan oksitosin dengan dilakukan dengan uji levene’s test.
nilai rata-rata 140,25, sehingga Pengujian ini bertujuan untuk
didapatkan selisih nilai rata-rata menentukan bahwa perubahan rata-
perdarahan post partum sebelum rata penurunan perdarahan post
dan sesudah diberikan misoprostal partum terjadi bukan karena variasi
dan oksitosin sebesar 263. responden, tetapi pemberian
Sebelum dilakukan analisis bivariate misoprostal dan oksitosin. Apabila
terlebih dahulu dilakukan uji nilai p > 0.05 maka data tersebut
normalitas pengukuran pretest dan homogen.

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova dan Shapiro-Wilk


Pengukuran Kolmogorov- Shapiro-Wilk Keterangan
Smirnova
Pre Test 0,123 0,132 Normal

Post Test 0,200 0,374 Normal


Berdasarkan Tabel 3 didapatkan Dikatakan normal tidaknya dengan
hasil bahwa uji normalitas pada cara melihat angka sig, jika sig >
kelompok perlakuan baik pre test 0,05 maka normal dan jika sig <
dan post test masalah penurunan 0,05 dapat dikatakan tidak normal.
perdarahan post partum pada Oleh karena itu, berdasarkan hasil
pemberian misoprostal dan oksitosin tersebut maka data diatas
pada uji Kolmogorov-Smirnova (p > berdistribusi normal.
0.05) dan Shapiro-Wilk (p > 0.05).

Tabel 4 Perubahan Perdarahan Post Partum Sebelum dan Sesudah Diberikan


Misoprostal dan Oksitosin
Perdarahan Post Partum Pretest Posttest Selisih P value
Mean Mean Mean
Pemberian misoprostal dan 403,25 140,25 263 0,000
oksitosin
Berdasarkan uji perubahan tersebut memiliki arti bahwa
perdarahan post partum dengan terdapat perubahan perdarahan
diberikan misoprostal dan oksitosin post partum sebelum dan sesudah
menggunakan uji paired samples t- diberikan misoprostal dan oksitosin
test didapatkan hasil yang memiliki di BPM Suryati.
nilai signifikan 0,000 (< 0,05). Hasil

PEMBAHASAN kehamilan, persalinan hingga


1. Karakteristik Responden masa nifas (Cuningham, 2018).
Dari hasil penelitian dapat Usia beresiko tinggi ibu hamil
diketahui bahwa dari 20 berada pada kelompok usia <20
responden sebagian besar tahun dan 35 tahun, dimana
berumur 20-35 tahun sebanyak pada usia tersebut alat
12 orang (60,0%), umur >35 reproduksi tidak berkembang
tahun sebanyak 5 orang (25,0%, sempurna untuk perkembangan
dan umur < 20 tahun sebanyak 3 seorang bayi. Semua wanita
orang (15,0%). Berdasarkan dalam masa reproduksi terutama
paritas dari 20 responden kelompok berusia resiko lebih
sebagian besar dengan paritas rentan terjadinya perdarahan
multipara sebanyak 12 orang post partum yaitu mereka yang
(60,0%), paritas primipara hamil di bawah 20 tahun dan di
sebanyak 7 orang (35,0%), dan atas 35 tahun. Wanita yang
paritas grandemultipara melahirkan anak pada usia
sebanyak 1 orang (5,0%). dibawah 20 tahun merupakan
Usia <20 tahun merupakan faktor resiko terjadinya
resiko tinggi kehamilan yang perdarahan post partum yang
mengancam kelselamtan ibu dan dapat mengakibatkan kematian
bayi hal ini disebabkan pada usia maternal. Hal ini dikarenakan
muda organ-organ reproduksi pada usia di bawah 20 tahun
dan fungsi fisiologisnya beum fungsi reproduksi wanita belum
optimal dan secara psikologis berfungsi secara sempurna,
belum tercapainya emosi dan sedangkan di atas 35 tahun
kejiwaan yang cukup dewasa fungsi reproduksi wanita sudah
sehingga akan berpengaruh mengalami penurunan
terhadap penerimaan dibandingkan fungsi reproduksi
kehamilannya yang akhirnya normal sehingga kemungkinan
akan berdampak pada proses untuk terjadinya komplikasi
pasca persalinan terutama melitus yang dapat meghambat
perdarahan akan lebih besar. masuknya makanan janin
Perdarahan pasca persalinan melalui plasenta
yang mengakibatkan kematian Menurut asumsi peneliti seiring
maternal pada wanita hamil dengan bertambahnya umur
yang melahirkan pada usia di wanita maka fungsi organ
bawah 20 tahun 2-5 kali lebih reproduksi juga menurun. Fungsi
tinggi dari pada perdarahan organ reproduksi terutama
pasca persalinan yang terjadi uterus dimana otot uterus harus
usia 20-29 tahun. Pada usia >35 berkontraksi maksimal sesaat
tahun seorang akan mengalami setelah plasenta lahir agar tidak
penurunan kondisi fisik akibat terjadi perdarahan. Selain itu
penuaan, manifestasi utama dari adanya peningkatan jumlah
proses penuaan adalah penyakit degeneratif pada
menurunnya fungsi organ dan kehamilan dengan usia tua
sistem tubuh diantaranya sistem seperti pre eklampsi, hipertensi,
otot, saraf, kardiovaskuer, diabetes mellitus akan
endokrin dan reproduksi. Hal ini menambah risiko komplikasi
juga sama dengan pendapat pada saat persalinan. Kehamilan
tentang hubungan antara paritas di usia muda memiliki risiko
dengan kejadian atonia uteri yang lebih tinggi, fungsi organ
adalah uterus yang telah dan kematangan sel telur yang
melahirkan banyak anak belum maksimal potensial
cenderung terjadi atonia uteri mengalami persalinan dengan
(Prawiroarjo, 2018). premature, plasenta previa,
Hasil penelitian ini sesuai abortus, preeklampsi, kondisi ini
dengan anggriani, (2019) yang pun berisiko lebih besar
mengatakan bahwa sebagian terjadinya perdarahan.
besar responden berumur 2. Perdarahan Post Partum
reproduksi sehat antara yaitu Dari hasil penelitian dapat
umur 20 – 35 tahun, diluar umur diketahui bahwa perdarahan
tersebut merupakan kehamilan post partum sebelum diberikan
resiko tinggi (KRT). Kurang dari misoprostal dan oksitosin
20 tahun panggul belum diperoleh nilai rata-rata sebesar
sempurna, lebih dari 35 tahun 403,25, terjadinya penurunan
berisiko perdarahan pasca perdarahan post partum sesudah
persalinan. diberikan misoprostal dan
Ada beberapa faktor yang oksitosin dengan nilai rata-rata
mempengaruhi terjadinya 140,25, sehingga didapatkan
perdarahan post partum primer, selisih nilai rata-rata perdarahan
salah satu diantaranya adalah post partum sebelum dan
faktor ibu yaitu usia dan paritas. sesudah diberikan misoprostal
Ibu dengan usia < 20 tahun dan oksitosin sebesar 263.
masih berada dalam tahap Perdarahan post partum yaitu
pertumbuhan dan perkembangan perdarahan yang terjadi lebih
sehingga kondisi hamil akan dari 500-600 ml dalam jangka 24
membuat dirinya harus berbagi jam pertama setelah anak lahir
dengan janin yang sedang (Sarwono, 2018). Perdarahan
dikandung untuk memenuhi post partum adalah perdarahan
kebutuhan gizinya. Sebaliknya pervaginam yang melebihi 500
ibu yang berumur lebih dari 35 ml setelah bersalin atau yang
tahun mulai menunjukkan keluar dari traktus genetalia
pengaruh poses penuaannya, setelah melahirkan. Yang terjadi
seperti sering muncul penyakit dalam 24 jam setelah persalinan
seperti hipertensi dan diabetes berlangsung (Manuaba, 2018).
Perdarahan pasca persalinan paired samples t-test
dalam waktu kurang dari satu didapatkan hasil yang memiliki
jam bisa menyebabkan kematian nilai signifikan 0,000 (< 0,05).
pada ibu. Salah satu penyebab Hasil tersebut memiliki arti
perdarahan pasca persalinan bahwa terdapat perubahan
yaitu karena atonia uteri dimana perdarahan post partum
tidak terjadinya kontraksi pada sebelum dan sesudah diberikan
uterus setelah pada kala tiga misoprostal dan oksitosin.
atau dimana tidak adanya Nama kimia misoprostol adalah
kontraksi setelah plasenta lahir. 15-deoxy-16-hydroxy-16-methyl
Akibat dari itu dapat PGE1. Misoprostol secara luas
menyebabkan perdarahan pada dikenal di masyarakat dengan
ibu pasca persalinan nama dagang Cytotec®.
(Cuningham, 2014). Tersedia dalam bentuk tablet
Hasil penelitian ini sesuai mengandung 100 ìg atau 200 ìg
dengan hasil penelitia yang misoprostol. Indikasi pemberian
dilakukan oleh Puti Lenggo Geni misoprostol umumnya untuk
(2017) yang mengatakan bahwa pengobatan ulkus peptikum
adanya perbedaan perdarahan (ulkus pada gaster dan
post partum sebelum dan duodenal), terutama yang
sesudah di berikan misoprostol disebabkan obat antiinflamasi
dan oksitosin. nonsteroid (OAINS). Obat
Menurut asumsi peneliti misoprostol juga sering
perdarahan post partum harus digunakan pada praktek
segera diatasi karena itu obstetrik pada kasus abortus
berakibat ke kematian ibu. dengan indikasi medis,
Pemberian misoprostol dan pematangan serviks, induksi
oksitosin sangat tepat untuk persalinan, dan penanganan
mencegah terjadinya perdarahan postpartum (Krugh
perdarahan. Berdasarkan data M, 2019).
penelitian sebanyak 60% dari ibu Oxytocin profilaksis sudah sering
bersalin yang diberikan digunakan secara intramuskular
misoprostol dan oksitosin untuk mencegah perdarahan
dengan kondisi reproduksi sehat, post partum. Namun, suatu studi
sebanyak 25% ibu bersalin yang yang dipublikasikan menjelang
diberikan misoprostol dan akhir tahun 2018
oksitosin dengan kondisi berisiko mengindikasikan bahwa
perdarahan pasca persalinan, pemberian oxytocin secara
dan sebanyak 15% diberikan intravena lebih baik. Oxytocin
misoprostol dan oksitosin digunakan sebagai uterotonika
dengan kondisi tulang panggul untuk menstimulasi kontraksi
belum sempurna karena usia < ritmik miometrium pada induksi
20 tahun. Oleh sebab itu persalinan aterm atau abortus
pemberian misoprostol dan inkomplit, pencegahan
oksitosin bertujuan untuk perdarahan post partum, dan
mencegah risiko perdarahan inisiasi pengeluaran ASI.
pasca persalinan. Oxytocin adalah peptida siklik
3. Perubahan Perdarahan Post sintetik dari hormon oxytocin
Partum Sebelum dan Sesudah yang secara natural diproduksi
Diberikan Misoprostal dan oleh kelenjar pituitari posterior
Oksitosin (Anggitha, 2020).
Dari hasil uji perubahan Hasil penelitian ini sejalan
perdarahan post partum dengan dengan hasil penelitian Milhan
diberikan misoprostal dan (2019) yang mengatakan bahwa
oksitosin menggunakan uji misoprostal dan oksitosin
efektifitas dapat mencegah sebesar 2,56 kali untuk
perdarahan post partum dengan terjadinya lama pelepasan
nilai p value 0,001. plasenta ≥5 menit bila
Menurut asumsi peneliti, kadar dibandingkan dengan pemberian
oksitosin akan meningkat jika misoprostol per rectal, dan ada
ibu dalam keadaan rileks dan pengaruh yang signifikan antara
jauh dari kondisi stres, sehingga pemberian uterotonika dengan
produksi oksitosin dapat jumlah perdarahan. Sampai
meningkat dan dapat sekarang literatur mengenai
mengurangi jumlah perdarahan cara kerja misoprostol untuk
postpartum. Pada penelitian ini pencegahan perdarahan pasca
sebagian ibu bersalin mengalami persalinan masih terbatas. Pada
laserasi, hal ini menyebabkan pemakaian misoprostol secara
rasa nyeri dan rasa cemas rektal, obat akan diserap
terhadap luka laserasi. Nyeri melalui mukosa rektal dan akan
luka laserasi dapat menjadi masuk ke sirkulasi darah tubuh
salah satu penghambat sehingga uterus akan
pengeluaran hormon oksitosin. berkontraksi. Misoprostol pada
Ibu yang mempunyai tingkat awalnya tidak digunakan sebagai
nyeri yang tinggi dapat obat pada saat kehamilan,
memblokade reflek pengeluaran tetapi pada perkembangannya
hormon oksitosin penggunaan obat tersebut
Misoprostol telah banyak dibanyak negara telah diketahui
digunakan dalam praktik dapat menyebabkan kontraksi
obstetrik dan ginekologi untuk uterus pada awal kehamilan dan
pematangan serviks, terminasi pada beberapa penelitian telah
kehamilan (dalam hubungannya digunakan untuk induksi
dengan mifeprostone) dan untuk abortus, pematangan serviks dan
induksi persalinan. Dalam pengobatan pada perdarahan
manajemen aktif kala III pasca persalinan. Dengan
persalinan, prostaglandin mengkombinasikan antara
digunakan untuk perdarahan misoprostol dan oksitosin pada
postpartum yang hebat sebagai penelitian ini menunjukkan hasil
pilihan intervensi medis bahwa pengunaan misoprostol
terakhir. Penggunaan dan oksitosin efektifitas untuk
misoprostol juga memiliki penanganan perdarahan post
beberapa keunggulan, yaitu: partum.
dapat diberikan secara rektal 4. Keterbatasan Penelitian
dan tidak memerlukan Keterbatasan penelitian ini
pendinginan. Dengan demikian, adalah tidak ada kelompok
penggunaan misoprostol kontrol untuk perbandingan
memberikan keuntungan di selama penelitian berlangsung.
negara-negara miskin dimana Selain itu banyak faktor yang
obat harus dalam suhu dingin dapat mempengaruhi
atau memerlukan jarum untuk perdarahan post partum. Pada
injeksi. Penelitian di Ankara penelitian ini masih terdapat
Turkey tahun 2002 mendapatkan beberapa kekurangan yaitu
hasil bahwa pemberian belum bisa mengungkapkan
misoprostol per rektal secara faktor luar secara mendetail
signifikan lebih efektif dari pada karena terbatasnya instrument
oksitosin ditambah pengukuran, dana, tenaga, dan
methylergometrine untuk alokasi waktu penelitian,
pencegahan perdarahan dimana kekurangan ini sangat
postpartum. Pemberian oksitosin diharapkan untuk dapat
intramuskuler mempunyai resiko
dilengkapi pada penelitian penyebab-perdarahan-
selanjutnya. postpartum
Jordan, sue. 2017. Farmakologi
KESIMPULAN kebidanan. EGC. Jakarta:
Dari hasil penelitian yang telah 588 halaman
dilakukan pada efektivitas Krugh M, 2019. Maani C V.
penggunaan misoprostol dan Misoprostol. StatPearls.
oksitosin pada penanganan https://www.alomedika.com
perdarahan post prtum di BPM /obat/obat-yang-bekerja-
Suryati Bekasi tahun 2021 di pada-uterus/uterotonika/
dapatkan : misoprostol/formulasi
1. Rata-rata perdarahan post Kemenkes RI, 2020. Profil
partum sebelum diberikan kesehatan indonesia tahun
misoprostol dan oksitosin pada 2019. Kemenkes RI
ibu bersalin di BPM Suryati Manuaba, IBG. 2018. Ilmu
Bekasi periode Oktober- Kebidanan, Penyakit
Desember 2021 sebesar 403,25. Kandungan dan
2. Rata-rata perdarahan post Keluarga Berencana Untuk
partum sesudah diberikan Pendidikan Bidan. Jakarta :
misoprostol dan oksitosin pada EGC
ibu bersalin di BPM Suryati Mochtar R., 2017. Perdarahan
Bekasi periode Oktober- Postpartum, Sinopsis
Desember 2021 sebesar 140,25. Obstetri, Jilid I Edisi 2,
3. Ada efektivitas penggunaan Jakarta
misoprostol dan oksitosin pada Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi
perdarahan post partum di BPM Penenlitian Kesehatan.
Suryati Bekasi periode Oktober- Jakarta: Rineka Cipta
Desember 2021 (p.value 0,000). Prawirohardjo, Sarwono. 2018. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: PT Bina
DAFTAR PUSTAKA Pustaka Sarwono
Anggitha Gisheila Ruth, 2020. Prawirohardjo.
Potensi Oxytocin Intravena Saifuddin, A.B., 2016. Buku Acuan
sebagai Profilaksis Nasional Pelayanan
Perdarahan Post Partum. Kesehatan Maternal dan
Potensi Oxytocin Intravena Neonatal. Jakarta: Yayasan
sebagai Profilaksis Bina Pustaka Sarwono
Perdarahan Post Partum Prawirohardjo
Bahiyatun. 2017. Buku Ajar Asuhan Saleha, S. 2016. , Buku Panduan
Kebidanan Nifas Normal. EGC: Praktis Pelayanan Kesehatan
Jakarta Maternal dan Neonatal,
Cuningham, 2018. Obstetric Jakarta : Bina Pustaka
wiliyam. EGC Yogyakarta Sarwono Prawiroharjo
Dewi, Sunarsih. 2018. Asuhan Wiknjosastro H. 2016. Ilmu
Kehamilan untuk Kebidanan. kebidanan. Edisi ke-4.
Jakarta: Salemba Medika Jakarta: Yayasan Bina
Faisal, 2016. Perdarahan Pasca Pustakia Sarwono
Persalinan. Prawirohardjo.
http://www.scribd.com WHO (World Health Statistics).
Handayani Verury Verona, 2019. 2020. Angka Kematian Ibu dan
Perlu Tahu, Ini 4 Penyebab Angka Kematian Bayi. World
Perdarahan Postpartum Bank
Perdarahan Postpartum.
https://www.halodoc.com/a
rtikel/perlu-tahu-ini-4-

You might also like