You are on page 1of 15

BAB IV

FUNGSI

4.1 Definisi Fungsi

Definisi
Suatu fungsi 𝑓 didefinisikan sebagai aturan korespondensi yang menghubungkan tiap obyek 𝑥 dalam satu himpunan,
yang disebut daerah asal (domain), dengan sebuah nilai tunggal 𝑓(𝑥) dari suatu himpunan kedua, yang disebut
daerah hasil (range) fungsi.
f

𝑓(𝑥)
𝑥

domain range
Gambar 4.1

Untuk lebih jelasnya, suatu fungsi dapat diibaratkan sebagai sebuah mesin
yang diberi masukan 𝑥 (yang merupakan anggota dari domain) dan akan
menghasilkan luaran 𝑓(𝑥 ) (yang merupakan anggota dari range).

4.2 Notasi fungsi


Untuk memberi nama fungsi dipakai sebuah huruf tunggal seperti 𝑓 (atau 𝑔
atau 𝐹). Maka 𝑓(𝑥) menunjukkan nilai yang diberikan oleh 𝑓 kepada 𝑥.

Contoh 4.1
Jika 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 − 5𝑥 + 3, maka
𝑓 (2) = 22 − 5(2) + 3 = −3
𝑓 (𝑎) = 𝑎2 − 5𝑎 + 3
𝑓 (𝑎 + ℎ) = (𝑎 + ℎ)2 − 5(𝑎 + ℎ) + 3 = 𝑎2 + 2𝑎ℎ + ℎ2 − 5𝑎 − 5ℎ + 3

BAB IV. Fungsi


5
Contoh 4.2
Jika dipunyai 𝑓 (𝑥 ) = 5𝑥 2 − 7, cari dan sederhanakanlah:
a. 𝑓(3)
b. 𝑓(3 + ℎ)
c. 𝑓 (3 + ℎ) − 𝑓 (3)
𝑓(3+ℎ)−𝑓(3)
d. ℎ

Penyelesaian:
a. 𝑓 (3) = 5(32 ) − 7 = 45 − 7 = 38.
b. 𝑓 (3 + ℎ) = 5(3 + ℎ)2 − 7 = 5(9 + 6ℎ + ℎ2 ) − 7
= 38 + 30ℎ + 5ℎ2 .
c. 𝑓 (3 + ℎ) − 𝑓 (3) = (38 + 30ℎ + 5ℎ2 ) − 38 = 30ℎ + 5ℎ2 .
𝑓(3+ℎ)−𝑓(3) 30ℎ+5ℎ2
d. ℎ
= ℎ
= 30 + 5ℎ.

4.3 Domain dan Range


Untuk memahami domain dan range secara jelas, definisi dari domain dan
range disajikan sebagai berikut.

Definisi
Misalkan 𝑓: ℜ → ℜ, ℜ adalah himpunan bilangan real. Domain fungsi 𝑓, ditulis dengan 𝐷𝑓 , adalah himpunan semua
nilai 𝑥𝜖ℜ, sehingga f(x) dapat dihitung sebagai suatu bilangan real.

Definisi
Misalkan 𝑓: ℜ → ℜ, ℜ adalah himpunan bilangan real. Range fungsi 𝑓, ditulis dengan 𝑅𝑓 , adalah himpunan bagian
ℜ, yang memuat semua nilai-nilai dari fungsi 𝑓.

Jika dituliskan dalam notasi, range 𝑓 ditulis sebagai 𝑅𝑓 = {𝑦𝜖ℜ; 𝑦 nilai dari fungsi 𝑓}

Suatu fungsi dikatakan lengkap jika di dalamnya menyebutkan aturan


korespodensi berikut domain dari fungsi tersebut. Aturan korespondensi bersama
dengan domain, menentukan range.

BAB IV. Fungsi


6
Contoh 4.3
Jika dipunyai 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 3 − 6𝑥 2 dengan domain {−3, −2, −1, 0,1} maka range dari fungsi tersebut adalah
{−81, −32, −7, −5,0}. Lihat Gambar 4.2.

𝐹 (𝑥 ) = 𝑥 3 − 6𝑥 2
1 0
0 -5
-7
-1
-32
-2
-81
-3

domain range
Gambar 4.2

Jika pada suatu fungsi domainnya tidak disebutkan, maka diasumsikan bahwa
domainnya merupakan himpunan bilangan real terbesar, yang disebut sebagai
domain alami atau natural domain. Akan tetapi, perlu diperhatikan untuk bilangan-
bilangan yang membuat penyebut menjadi nol atau akar kuadrat dari bilangan
negatif.

Contoh 4.4
4
Sebutkan domain alami dari 𝑔(𝑥 ) = (𝑥−7)

Penyelesaian:
Jelas bahwa 7 bukan termasuk domain dari 𝑔(𝑥). Hal ini dikarenakan 7 mengakibatkan penyebut menjadi nol. Jadi
domain alami dari 𝑔(𝑥) adalah {𝑥|𝑥 ≠ 7}.

Jika diberikan suatu fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥), maka 𝑥 disebut sebagai variabel bebas
dan 𝑦 disebut sebagai variabel terikat. Boleh dipilih sembarang eleman dari domain
sebagai variabel 𝑥. Nilai 𝑥 ini akan menentukan nilai korespondensi dari variabel
terikat 𝑦.

BAB IV. Fungsi


7
4.4 Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil
Berdasarkan nilai negatif dan positif dari variabel bebas dan variabel
terikatnya, fungsi dapat dibedakan menjadi:
1. Fungsi Genap

Definisi
Fungsi genap adalah fungsi 𝑓(𝑥) yang memiliki sifat 𝑓 (−𝑥 ) = 𝑓(𝑥).

Secara geometri, bentuk grafik dari fungsi genap adalah simetris terhadap
sumbu 𝑌.

Contoh 4.5
Diberikan ℎ(𝑥 ) = 𝑥 2 + 6
Jelas ℎ(−𝑎) = (−𝑎)2 + 6 = 𝑎2 + 6 = ℎ(𝑎).
Jadi ℎ(𝑥 ) = 𝑥 2 + 6 merupakan fungsi genap.
Adapun sketsa grafiknya adalah sebagai berikut.

Dari sketsa grafik di atas terlihat bahwa bentuk grafik simetris terhadap sumbu 𝑌.

2. Fungsi Ganjil

Definisi
Fungsi ganjil adalah fungsi 𝑓(𝑥) yang memiliki sifat 𝑓(−𝑥 ) = −𝑓(𝑥).

BAB IV. Fungsi


8
Contoh 4.6
1
Diberikan 𝑔(𝑥 ) = 𝑥7 −2𝑥
1 1 1
Jelas 𝑔(−𝑏) = = =− = −𝑔(𝑏).
(−𝑏)7 −2(−7) −𝑏7 +14 𝑏7 −14
1
Jadi 𝑔(𝑥 ) = 𝑥7 −2𝑥 merupakan fungsi ganjil.

3. Bukan Fungsi Genap maupun Ganjil


Adapun fungsi yang tidak termasuk di dalam fungsi genap maupun fungsi
ganjil disebut “bukan fungsi genap maupun ganjil”.

Contoh 4.7
Diberikan 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 + 2𝑥 − 10
Jelas 𝑓 (−𝑐 ) = (−𝑐)2 + 2(−𝑐 ) − 10 = 𝑐 2 − 2𝑐 − 10.
Jelas 𝑓 (𝑐 ) = 𝑐 2 + 2𝑐 − 10.
Jelas 𝑓 (−𝑐 ) ≠ 𝑓(𝑐) dan 𝑓(−𝑐 ) ≠ −𝑓(𝑐).
Jadi 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 + 2𝑥 − 10 bukan merupakan fungsi genap maupun ganjil.

LATIHAN 4.1
√𝑥 2 +4
1. Dipunyai 𝑓(𝑥 ) = , tentukan:
𝑥−√2

a. 𝑓(7)
b.
2. Sebutkan domain alami dari fungsi-fungsi di bawah ini, kemudian
selidikilah apakah merupakan fungsi genap, ganjil atau bukan keduanya,
serta sketsalah grafiknya.
1
a. 𝑔(𝑥 ) = 𝑥7 −2𝑥
𝑥 2 −2
b. 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥4

c. 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 − 2𝑥 + 1

BAB IV. Fungsi


9
4. Grafik fungsi
Jika daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan bilangan real, kita dapat
membayangkan fungsi itu dengan menggambarkan grafiknya pada suatu bidang koordinat.
Dan grafik fungsi f adalah grafik dari persamaan y = f(x).
Contoh sketsakan grafik dari 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 2 − 2

Daerah asal dan daerah hasil untuk fungsi dari 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 2 − 2 yaitu dengan daerah asal
semua bilangan real dan daerah hasilnya {𝑦: 𝑦 ≥ −2}

Contoh:
𝑥 2 −2
Fungsi 𝑔(𝑥 ) = adalah ganjil
𝑥
(−𝑥)2 −2 𝑥 2 −2
Karena 𝑔(−𝑥 ) = = −( ) = −𝑔(𝑥)
−𝑥 𝑥

a. Fungsi bukan genap dan ganjil

BAB IV. Fungsi


10
Fungsi yang tidak simetri terhadap sumbu-y ataupun titik-asal.
Contoh: 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 2 − 2𝑥 + 1

5. Dua fungsi khusus


Fungsi-fungsi yang akan sering digunakan sebagai contoh terdapat dua yang khusus: fungsi
nilai mutlak, | | dan fungsi bilangan bulat terbesar, [| |]. Fungsi-fungsi ini didefinisikan
oleh
𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 0
[|𝑥 |] = {
−𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < 0
dan [|𝑥 |] = bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x.
|𝑥 | merupakan fungsi genap

[|𝑥 |] merupakan bukan fungsi genap dan ganjil

6. Penggeseran

BAB IV. Fungsi


11
Bila grafik fungsi f(x) digeser ke kanan (searah atau sejajar sumbu-x) sepanjang k maka
hasil pergeseran merupakan grafik dari fungsi 𝑓(𝑥 − 𝑘). Bila grafik fungsi f(x) digeser ke
atas (searah atau sejajar sumbu-y) sepanjang a maka hasil pergeseran merupakan grafik
fungsi 𝑓 (𝑥 ) + 𝑎.
Contoh pergeseran pada fungsi 𝑦 = |𝑥 |
𝑓(𝑥) = |𝑥 | + 2

𝑓(𝑥) = |𝑥|
𝑓(𝑥) = |𝑥 − 3|

A. JENIS-JENIS FUNGSI
1. Fungsi konstanta
Sebuah fungsi berbentuk f(x) = k, dengan k konstanta (bilangan real) disebut fungsi
konstanta dan grafiknya berupa sebuah garis mendatar.
Contoh: 𝑓(𝑥 ) = 4

Fungsi konstanta
𝑓 (𝑥 ) = 4

2. Fungsi identitas

BAB IV. Fungsi


12
Jika fungsi f(x) = x disebut fungsi identitas dan grafiknya berupa sebuah garis yang melalui
titik-asal dengan kemiringan 1.
Contoh: 𝑓(𝑥 ) = 𝑥

Fungsi identitas
𝑓 (𝑥 ) = 𝑥

3. Fungsi polinom
Sebarang fungsi yang diperoleh dari fungsi kontanta dan fungsi identitas dengan
menggunakan operasi penambahan, pengurangan, dan perkalian disebut fungsi polinomial.
Fungsi polinomial yaitu 𝑓(𝑥 ) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0 dengan koefisien-
koefisien a berupa bilangan real dan n adalah bilangan bulat tak negatif. Jika 𝑎𝑛 ≠ 0, maka
n adalah derajat fungsi polinomial tersebut.
Konsep dari polinom adalah akar-akar polinom, yaitu nilai 𝑠 𝜖 𝑅 sehingga 𝑓(𝑠) = 0.
a. Fungsi linear
Bila n = 1 atau suku banyak yang memiliki derajat 1 disebut fungsi linear. Dapat
dikatakan bahwa bentuk persamaan umum fungsi linear adalah f(x)=ax+b. Dimana a
menyatakan kemiringan dari grafik fungsi f(x) dan b diperoleh sebagai nilai y saat x =
0.
Domain fungsi linear adalah 𝐷𝑓 = ℜ dan gambar grafik fungsi linear adalah garis lurus.
b. Fungsi kuadrat
Bila n = 2 disebut fungsi kuadrat. Dapat dikatakan bahwa 𝑓 (𝑥 ) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 adalah
fungsi derajat dua, atau fungsi kuadrat. Rumus mencari akar polinom pada fungsi
kuadrat menggunakan rumus yang kita kenal dengan rumus abc.
Contoh: fungsi kuadrat sederhana 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2

BAB IV. Fungsi


13
𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2

c. Fungsi pangkat tiga


Bila n = 3 disebut fungsi pangkat tiga.
4. Fungsi eksponen
Fungsi eksponen yang sering kita pakai di aplikasi-aplikasi matematika adalah 𝑓(𝑥 ) = 𝑒 𝑥 ,
fungsi ini mempunyai turunan 𝑓 1 (𝑥 ) = 𝑒 𝑥 dan mempunyai integral tak tentu 𝑒 𝑥 + 𝑐.
Grafik fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 tidak pernah memotong sumbu-x dan definit positif (selalu diatas
sumbu-x)

𝑓 (𝑥 ) = 𝑒 𝑥

5. Fungsi logaritma
Fungsi logaritma merupakan kebalikan dari fungsi eksponen. Bila 𝑓 (𝑥 ) = 𝑒 𝑥 maka
kebalikan fungsi f adalah 𝑓 −1 (𝑥 ) = ln 𝑥. Artinya bila 𝑒 𝑥 = 𝑦 maka ln 𝑦 = 𝑥 atau 𝑒 0 = 1
maka ln 1 = 0, dan sebaliknya.

𝑓 (𝑥 ) = ln (2𝑥)

BAB IV. Fungsi


14
6. Fungsi trigonometri
Fungsi trigonometri dasar ada 3 macam yaitu sin x, cos x, dan tg x, fungsi-fungsi ini
didefinisikan sebagai perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku.
Bentuk dasar dari fungsi trigonometri diberikan berikut:
𝑓 (𝑥 ) = 𝑠𝑖𝑛 𝑥 ; 𝑓 (𝑥 ) = csc 𝑥
𝑓 (𝑥 ) = 𝑐𝑜𝑠 𝑥 ; 𝑓 (𝑥 ) = sec 𝑥
𝑓 (𝑥 ) = 𝑡𝑔 𝑥 ; 𝑓(𝑥 ) = cot 𝑥

𝑓 (𝑥 ) = sin (𝑥)

𝑓 (𝑥 ) = cos (𝑥)

𝑓 (𝑥 ) = tan (𝑥)

7. Fungsi irasional
Fungsi yang variabelnya berada di dalam tanda akar sering disebut fungsi irrasional.
1
Contoh fungsi irrasional adalah 𝑓 (𝑥 ) = √𝑥 2 − 2𝑥−1

BAB IV. Fungsi


15
8. Fungsi pecahan
Fungsi yang terbentuk dari perbandingan dua polinom disebut fungsi pecahan.
Contoh:

(𝑥³ − 2𝑥²)
𝑓(𝑥) =
(2𝑥² − 4𝑥 + 2)

B. OPERASI PADA FUNGSI


1. Jumlah, selisih, hasil-bagi, dan pangkat
Perhatikanlah fungsi-fungsi f dan g dengan rumus-rumus
𝑥−3
𝑓 (𝑥 ) = , 𝑔(𝑥 ) = √𝑥
2
Kita dapat membuat sebuah fungsi baru 𝑓 + 𝑔 dengan cara memberikan pada x nilai
𝑥−3 𝑥−3
𝑓 (𝑥 ) + 𝑔 (𝑥 ) = + √𝑥; yakni, (𝑓 + 𝑔)(𝑥 ) = 𝑓 (𝑥 ) + 𝑔(𝑥 ) = + √𝑥
2 2

Tentu saja kita harus sedikit hati-hati mengenai daerah asal. Jelas x harus berupa sebuah
bilangan dimana f maupun g berlaku. Dengan kata lain, daerah asal 𝑓 + 𝑔 adalah irisan
(bagian bersama) dari daerah asal f dan g.

BAB IV. Fungsi


16
Asumsi f dan g, dapat diperoleh rumus:
a. Penjumlahan dan pengurangan fungsi
𝑥−3
(𝑓 + 𝑔)(𝑥 ) = 𝑓(𝑥 ) + 𝑔(𝑥 ) = + √𝑥 dengan daerah asal [0, ∞]
2
𝑥−3
(𝑓 − 𝑔)(𝑥 ) = 𝑓(𝑥 ) − 𝑔(𝑥 ) = − √𝑥 dengan daerah asal [0, ∞]
2

b. Perkalian dua fungsi


𝑥−3
(𝑓. 𝑔)(𝑥 ) = 𝑓(𝑥 ). 𝑔(𝑥 ) = √𝑥 dengan daerah asal [0, ∞]
2

c. Pembagian dua fungsi


𝑓 𝑓(𝑥 ) 𝑥−3
(𝑔) (𝑥 ) = 𝑔(𝑥) = 2 dengan daerah asal [0, ∞]
√𝑥

Pada f/g kita mengecualikan g = 0 untuk menghindari pembagian oleh 0.


d. Perpangkatan fungsi f dengan n
Kita boleh memangkatkan suatu fungsi. Yang dimaksudkan dengan 𝑓 𝑛 adalah fungsi
yang memberikan nilai [𝑓(𝑥)]𝑛 pada x. Pengecualian jika n = -1 karena lambang 𝑓 −1
merupakan fungsi invers.
3
[𝑔(𝑥 )]3 = (√𝑥) = 𝑥 √𝑥
2. Komposisi fungsi
Definisi: jika fungsi f dan g memenuhi 𝑅𝑓 ∩ 𝐷𝑔 ≠ ∅ maka terdapat fungsi dari himpunan
bagian Df ke himpunan bagian Rg. Fungsi ini dinamakan komposisi dari g dan f, ditulis
𝑔 ∘ 𝑓 (berarti f dilanjutkan g) dengan persamaan yang ditentukan oleh (𝑔 ∘ 𝑓 )(𝑥 ) =
𝑔(𝑓 (𝑥 )).
Jika fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 → 𝐵 dan 𝑔: 𝐵 → 𝐶 disebut fungsi komposisi yang ditentukan oleh rumus
ℎ = 𝑔 ∘ 𝑓 = 𝑔 ∘ 𝑓(𝑥 ) = (𝑔 ∘ 𝑓 )(𝑥). Fungsi komposisi ini tidak bersifat komutatif yaitu
𝑓 ∘ 𝑔 (𝑥 ) ≠ 𝑔 ∘ 𝑓 (𝑥 )
A B C
f g

x f(x) g(f(x))

ℎ = (𝑔 ∘ 𝑓 )

BAB IV. Fungsi


17
Contoh soal:
Diberikan fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 – 1 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 + 1. Tentukan 𝑓 ∘ 𝑔 = 𝑔 ∘ 𝑓.
Peyelesaian:
(i) (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)) = 𝑓(𝑥 2 + 1) = 𝑥 2 + 1 − 1 = 𝑥 2
(ii) (𝑔 ∘ 𝑓 )(𝑥 ) = 𝑔(𝑓(𝑥 )) = 𝑔(𝑥 − 1) = (𝑥 − 1)2 + 1 = 𝑥 2 − 2𝑥 + 2
Dari contoh tersebut memperlihatkan bahwa komposisi dua fungsi, f dan g, tidak komutatif,
kecuali jika 𝑓 = 𝑔.

C. INVERS FUNGSI
Jika f adalah fungsi berkoresponden satu-satu dari A ke B, maka kita dapat menemukan
balikan atau inversi (invers) dari 𝑓. Fungsi inversi dari 𝑓 dilambangkan dengan 𝑓 −1 . Misalkan
a adalah anggota himpunan A dan b anggota himpunan B, maka 𝑓 −1 (𝑏) = 𝑎 jika 𝑓(𝑎) = 𝑏.
Fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu sering dinamakan juga fungsi yang
invertible (dapat dibalikan), karena kita dapat mendefinisikan fungsi balikannya. Sebuah
fungsi dikatakan not invertible (tidak dapat dibalikkan) jika ia bukan fungsi yang
berkoresponden satu-ke-satu, karena fungsi balikannya tidak ada.

𝑓(𝑎)

𝑎 𝑏
−1
𝑓 (𝑏)

Fungsi 𝑓 −1 sebagai inversi fungsi 𝑓


Contoh
Jika 𝑓 (𝑥 ) = 4𝑥 − 5, carilah 𝑓 −1 (𝑥)
𝑓(𝑥 ) = 4𝑥 − 5 berarti y = 4x – 5
Untuk mencari 𝑓 −1 (𝑥), tukarkan perubah x dan y dan carilah nilai y.
Persamaan aslinya adalah 𝑦 = 4𝑥 − 5
Inversinya adalah 𝑥 = 4𝑦 − 5

BAB IV. Fungsi


18
Carilah nilai y 4𝑦 – 5 = 𝑥
4𝑦 = 𝑥 + 5
𝑥+5
𝑦= 4
𝑥+5
Maka, 𝑓 −1 =
4

BAB IV. Fungsi


19

You might also like