You are on page 1of 6

LABORATORIUM KEPERAWATAN

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR


Kode / No. STD/SPMI- Tanggal Tebit: No Revisi: Halaman
PNK.PD/04.D.2.07.006 September 1 6
2011
Disahkan Oleh
STANDAR OPERASIONAL Ka. STIKES Panakkukang
PROSEDUR

STANDAR SPMI
TERAPI OKSIGEN
Asriyanti, SKM., M.Kes.

1. PENGERTIAN
Memasukan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernapasan dengan
menggunakan alat sesuai kebutuhan
2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
a. Indikasi
 Gagal napas
 Gangguan jantung
 Kelumpuhan alat pernapasan
 Perubahan pola napas
 Keadaan gawat seperti koma
 Trauma paru
 Mekanisme yang meningkat : luka bakar
 Post operasi
 Keracunan karbon monoksida
b. Kontraindikasi
-
3. TUJUAN
Memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia
4. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam tindakan ini adalah :
a. Pipa oropharing (Guedel)
b. Spatel lidah
c. Kateter hidung
d. Jelly
e. Sumber O2
f. Flowmeter
g. Aqua Steril
h. Pipa Nasopharing
i. Kanul Binasal
j. Masker Oksigen rebreathing dan non-reabreathing
k. Sungkup Venturi
l. Kain kasa
m. Sungkup muka aerosol
5. PROSEDUR
a. Tahap Pre Interaksi:
 Mengecek program terapi
 Mencuci tangan
 Menyiapkan alat
b. Tahap Orientasi :
 Memberikan salam dan sapa nama pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
 Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
c. Tahap Kerja :
Pipa Oropharing (Guedel)
1. Mempersiapkan alat :
 Pipa oropharing (Guedel)
 Spatel lidah
2. Pelaksanaan Tindakan:
 Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakuka
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindaka
 Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
 Hanya dimasukan bila mandibula agak lemas dan pasien tidak sadar
 Buku mulut dengan paksa dan tekan lidah dengan spatel dan dimasukkan pipa
(guedel) dengan lingkungan menghadap kelangit-langit kemudian putar 1800 tanpa
mendorong lidah kebelakang
Kateter nasal/hidung
1. Persiapan alat
 Kateter hidung
 Jelly
 Sumber oksigen dengan humidifier
 Flowmeter oksigen
 Aqua Steril
2. Cara pelaksanaan
 Pasien diberi diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
 Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
 Membebaskan jalan napas dengan mengisap sekresi
 Atur kepala pasien dengan kepala ekstensi
 Untuk memperkirakan dalam kateter ukur jarak antara lubang hidung sampai ke ujung
telinga
 Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai kebutuhan
 Beri pelicin atau jelly pada ujung nasal kateter
 Masukkan kateter melalui lubang hidung ke nasopharing sebatas ukuran yang telah
ditentukan
 Gunakan plester untuk fiksasi katheter, antara bibir atas dan lubang hidung
 Aliran oksigen sesuai yang diinginkan (aliran maksimal 6 liter/menit)

Pipa Nasopharing
1. Persiapan alat
 Pipa Nasopharing
 Jelly
2. Cara pelaksanaan;
 Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
 Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
 Beri pelicin (jelly) pada ujung pipa
 Masukan ke lubang hidung yang paten samapai ujungnya berada di hipopharings
(ditandai aliran udara yang lancar)

Kanule Binasal
1. Persiapan alat
 Kanul binasal
 Sumber oksigen dengan humidifier
2. Cara pelaksanaan:
 Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan diberikan
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
 Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
 Hubungkan kanul dengan slang oksigen ke humidifier dengan aliran O2
 Fiksasi selang oksigen
 Atur aliran O2 sesuai dengan diinginkan

Sungkup muka dengan selang oksigen (masker oksigen)


1. Persiapan Alat
 Sungkup muka, selang oksigen
 Sentral O2 dengan humidifier
2. Cara Pelaksanaan:
 Pasien diberi penjelasan tindakan yang akan diberikan
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
 Posisi pasien diatur senyaman mungkin
 Memebebaskan jalan napas dengan mengisap sekresi
 Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan
 Atur tali pengikat sungkup menutup rapat dan nyaman jika perlu dengan kain kasa
pada daerah yang tertekan
 Memasanag kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk
mencegah iritasi kulit bila diperlukan
 Atur aliran O2 sesuai dengan yang diinginkan. Tetapi O2 dengan masker oksigen
mempunyai efektifitas aliran 5-8 liter/menit dengan
 Atur aliran O2 sesuai dengan yang diinginkan. Tetapi O2 dengan masker oksigen
mempunyai efektifitas aliran 5-8 liter/menit dengan konsentrasi O2 (FIO2) yang
didapat 40-60%
 Sungkup muka ”Rebreathing” dengan kantong O2 (Partial Rebreathing)

1. Persiapan alat
 Sungkup muka Rebreathing
 Sentral O2 dengan humidifier
 Kain Kassa
2. Cara Pelaksanaan:
 Pasien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
 Posisi pasien diatur senyaman mungkin
 Membebaskan jalan napas dengan sekresi
 Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan
 Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan terapi O2 dengan rebreathing mask
mempunyai efektifitas aliran 6-15 liter/menit dengan konsentrasi O2 (FIO2) 35-60%
serta dapat meningkatkan nilai PaCO2
 Isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan sungkup
minimal 2/3 bagian kantong reservoir. Sesuai dengan aliran O2 kantong akan terisi
waktu ekspirasi dan hampir kuncup waktu inspirasi
 Mengikat tali masker O2 di belakang kepala melewati bagian atas telinga
 Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk
mencegah iritasi kulit bila diperlukan

Sungkup Muka ”Non Rebreathing dengan kantong O2”


1. Persiapan Alat
 Sungkup muka “Non Rebreathing”
 Sentral O2 dengan humidifier
 Kain kasa atau kapas jika perlu
2. Cara Pelaksanaan:
 Psien diberi penjelasan tindakan yang akan diberikan
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
 Posisi pasien diatur senyaman mungkin
 Membebaskan jalan napas dengan sekresi
 Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan
 Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan, terapi O2 dengan non rebreathing mask
mempunyai efektifitas aliran 6-15 liter/menit dengan konsentrasi O2 (FIO2) 55-90%
 Isi O2 kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan sungkup
minimal 2/3 bagian kantong reservoir.
 Memasang nonrebreathing mask pada daerah lubang hidung dan mulut
 Mengikat tali non rebreathing mask di belakang kepala melewati bagian atas telinga
 Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk
mencegah iritasi kulit

Sungkup Venturi (Ventury Mask)


1. Persiapan alat
 Ventury mask
 Sentral O2 dengan humidifier
 Kain kasa
2. Cara pelaksanaan:
 Pasien diberi penjelasan tindakan yang akan dilakukan
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
 Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
 Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan
 Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan, terapi O2 dengan masker ventury
mempunyai efektifitas aliran 2-15 liter/menit dengan konsentrasi O2 (FI O2) 24-60%.
Contoh:
 Biru 2 liter/menit
 Putih 4 liter/menit
 Orange 6 liter/menit
 Kuning 8 liter/menit
 Merah 10 liter/menit
 Hijau 15 liter/menit
 Memasang ventury mask pada daerah lubang hidung dan mulut
 Mengikat tali ventury mask dibelakang kepala melewati bagian atas telinga
 Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk
mencegah iritasi

Sungkup muka aerosol


1. Persiapan pasien
 Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
 Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan Perhatikan Kenyamanan pasien
2. Persiapan alat
 Sungkup muka aerosol
 Sentral O2 dengan humidifier
 Kain kasa
3. Cara Pelaksanaan
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
 Hubungkan selang O2 pada humidifier dengan aliran rendah
 Setelah sungkup dihubungkan dengan nebulizer atur aliran O2 sebesar 2 liter/menit
 Aliran O2 diatur sesuai kebutuhan pasien, uap hendaknya selalu terlihat

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Aliran yang sudah ditentukan tekanan oksigen dan lamanya pemberian harus tepat dan
benar sesuai program pengobatan
2. Humidifier harus selalu terisi aquades sebatas garis bertuliskan ”batas aqua” dan harus
diganti/dibersihkan tiap hari
3. Setiap pemberian O2, harus selalu memakai humidifier yang berisi aquades untuk
mencegah kekeringan mukosa pada saluran pernapasan
4. Perhatikan kemungkinan adanya tanda-tanda cyanosis pada bibir, ujung jari tangan dan
ujung jari kaki
5. Ganti dan pindahkan pemasanagn nasal kateter ke lobang hidung yang lain setiap 24 jam,
kecuali ada tanda-tanda sumbatan pada nasal kateter
6. Pemeriksaan analisa gas darah secara periodic, untuk menilai keberhasilan terapi oksigen
7. Pada pasien yang sadar, anjurkan untuk tidak banyak bicara selama terapi oksigen
8. Perhatikan kemungkinan regurgitasi yang dapat menyebabkan aspirasi

d. Tahap Terminasi :
 Melakukan evaluasi tindakan
 Berpamitan kepada pasien
 Mencuci tangan

e. Tahap Dokumentasi :
Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

Referensi:

Hidayati, R., Huda, M., Hayati, F., Setyorini, D., Aini, E. N., Nuari, N. A., et al. (2014). Praktik
Laboratorium Keperawatan Jilid 2. Ciracas, Jakarta: Erlangga.

Annamma, J., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures.
Tanggerang Selatan: Binarupa Aksara.

You might also like