Professional Documents
Culture Documents
Jurnal KDK 3
Jurnal KDK 3
Keperawatan
Zoya Elvahra
Zoyaelvahra2000@gmail.com
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga
membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan
perawatan (Potter dan Perry, 2005). Menurut Hariyati (2009), masalah yang sering muncul dan
dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang
belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan
asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap.
Pasal 30 UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan Dalam menjalankan tugas sebagai
pemberi asuhan keperawatan, perawat berwenang untuk menegakkan diagnosis keperawatan.
Perawat harus sebagai ‘Penegak Diagnosis’ keperawatan yang sudah terstandar dan ditetapkan
oleh organisasi profesi PPNI dan disahkan oleh menteri, yaitu Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI). Hal yang dimaksud dengan standar profesi adalah batasan kemampuan
(capacity) meliputi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap professional
Jurnal Keperawatan 1
(professional attitude) yang minimal harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat
melakukan kegiatan profesionalnya padamasyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi
profesi. SDKI merupakan standar mutu proses bagi pelayanan keperawatan di rumah sakit
khususnya yang akan melandasi standar asuhan keperawatan nantinya. SDKI harus memenuhi
beberapa persyaratan antara lain tidak lepas dari standar diagnose keperawatan internasional;
memiliki evidence based yang kuat, merupakan hasil survei dari RS, puskesmas, kementerian
kesehatan, riset dan pendidikan keperawatan di Indonesia. Adopsi dari luar diperbolehkan jika
melewati uji kelayakan yang sesuai dengan kondisi negara kita, disempurnakan menjadi Standar
Asuhan Keperawatan dan tidak terpisah dengan komponen Asuhan Keperawatan yang lainnya.
METODE
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah literature review. Dengan melakukan
analisis dan kajian bebas pada jurnal, e-book, maupun buku teks yang berkaitan dengan materi
pembelajaran yaitu kajian mengenai Bagaimana standarisasi penegakkan diagnosa keperawatan
dalam asuhan keperawatan. Artikel ataupun jurnal yang digunakan pada literature review ini
adalah artikel atau jurnal yang didapatkam dari google scholar, google book, dengan minimal 10
tahun terakhir penerbitan.
Hal ini juga dapat didukung dengan pengolahan data yang dilakukan dengan
menggunakan langkah editing, Koding, Sorting, Entry data, Cleaning, mengeluarkan informasi.
Selanjutnya data diolah kemudian dianalisa, sehingga hasil analisa data dapat digunakan sebagai
bahan pengambilan keputusan dalam penanggulangan masalah.
Jurnal Keperawatan 2
HASIL
Berdasarkan metode yang digunakan pada jurnal ini dengan melakukan analisis dan
kajian bebas pada jurnal, e-book, maupun buku teks yang berkaitan dengan materi pembelajaran
yaitu kajian mengenai Bagaimana standarisasi penegakkan diagnosa keperawatan dalam asuhan
keperawatan. Maka dari hasil sejumlah artikel terkait, didapatkan bahwa
Jurnal Keperawatan 3
Selain itu juga sebagai sumber data pada bagian rekam medis dalam pengolahan data yang
kemudian akan menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen dalam menentukan
langkah-langkah strategis untuk pengembangan pelayanan kesehatan.
Jurnal Keperawatan 4
PEMBAHASAN
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Perawat diharapkan memiliki rentang perhatian yang luas, baik pada klien sakit maupun
sehat. Respon-respon tersebut merupakan reaksi terhadap masalah kesehatan dan proses
kehidupan yang dialami klien. Masalah kesehatan mengacu kepada respon klien terhadap kondisi
sehat-sakit, sedangkan proses kehidupan mengacu kepada respon klien terhadap kondisi yang
terjadi selama rentang kehidupannya dimulai dari fase pembuahan hingga menjelang ajal dan
meninggal yang membutuhkan diagnosis keperawatan dan dapat diatasi atau diubah dengan
intervensi keperawatan (Christensen & Kenney, 2009; McFarland & McFarlane, 1997; Seaback,
2006).
International Council of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan suatu
sistem klasifikasi yang disebut dengan International Nurses Council International Classification
for Nursing Practice (ICNP). Sistem klasifikasi ini tidak hanya mencakup klasifikasi intervensi
dan tujuan (outcome) keperawatan.
Jurnal Keperawatan 5
Jenis Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu Diagnosis Negatif dan Diagnosis
Positif (Lihat Skema 3.1). Diagnosis negatif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sakit atau
beresiko mengalami sakit sehingga penegakan diagnosis ini akan mengarahkan pemberian
intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini
terdiri atas Diagnosis Aktual dan Diagnosis Risiko. Sedangkan Diagnosis Positif menunjukkan
bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal.
Diagnosis ini disebut juga dengan Diagnosis Promosi Kesehatan (ICNP, 2015; Standar Praktik
Keperawatan Indonesia – PPNI, 2005)
1. Diagnosis Aktual
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan. Tanda/gejala mayor dan
minor dapat ditemukan dan divalidasi pada klien.
2. Diagnosis Risiko
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko mengalami masalah kesehatan. Tidak
ditemukan tanda/gejala mayor dan minor pda klien, namun klien memiliki faktor resiko
mengalami masalah kesehatan.
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan
kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal.
Jurnal Keperawatan 6
Komponen Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu Masalah (Problem) atau
Label Diagnosis dan Indikator Dignostik. Masing-masing komponen diagnosis diuraikan sebagai
berikut:
1. Masalah (Problem)
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respon
klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya. Label diagnosis terdiri
atas Deskriptor atau penjelas dan Fokus Diagnostik
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri atas penyebab, tanda/gejala, dan faktor risiko dengan uraian
sebagai berikut.
b. Tanda (Sign) dan Gejala (Symptom). Tanda merupakan data objektif yang diperoleh dari
hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan posedur diagnostik, sedangkan gejala
merupakan data subjektif yang diperoleh dari hasil anamnesis.
b. Minor: Tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung
penegakan diagnosis.
c. Faktor Risiko merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan klien
mengalami masalah kesehatan.
Jurnal Keperawatan 7
Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri atas penyebab dan tanda/gejala.
Pada diagnosis risiko tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala, hanya memiliki faktor risiko.
Sedangkan pada diagnosis promosi kesehatan, hanya memiliki tanda/gejala yang menunjukkan
kesiapan klien untuk mencapai kondisi yang lebih optimal.
Pada perawat yang telah berpengalaman, proses ini dapat dilakukan secara simultan,
namun pada perawat yang belum memiliki pengalaman yang memadai maka perlu melakukan
latihan dan pembiasaan untuk melakukan proses penegakan diagnosis secara sistematis.
1. Analisis Data
Data-data yang didapatkan dari pengkajian dibandingkan dengan nilai-nilai normal dan
identifikasi tanda/gejala yang bermakna (significant cues).
b. Kelompokkan data
Jurnal Keperawatan 8
2. Identifikasi Masalah
Setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi masalah aktual,
risiko dan/atau promosi kesehatan. Pernyataan masalah kesehatan merujuk ke label diagnosis
keperawatan.
Metode penulisan ini terdiri atas Masalah, Penyebab dan Tanda/Gejala. Metode penulisan
ini hanya dilakukan pada diagnosis aktual, dengan formulasi sebagai berikut:
Frase ‘berhubungan dengan’ dapat disingkat b.d. dan ‘dibuktikan dengan’ dapat disingkat d.d.
Contoh penulisan:
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas dibuktikan
dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea, gelisah.
Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis risiko dan diagnosis promosi kesehatan,
dengan formula sebagai berikut:
1) Diagnosis Risiko
Jurnal Keperawatan 9
2) Diagnosis Promosi Kesehatan
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Respirasi
Subkategori: Sirkulasi
Jurnal Keperawatan 10
D.0015 Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
D.0020 Diare
D.0022 Hipervolemia
D.0023 Hipovolemia
D.0030 Obesitas
Jurnal Keperawatan 11
D.0037 Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
Subkategori: Eliminasi
D.0049 Konstipasi
D.0057 Keletihan
Jurnal Keperawatan 12
D.0058 Kesiapan Peningkatan Tidur
Subkategori: Neurosensori
Jurnal Keperawatan 13
Kategori: Psikologis
D.0076 Nausea
D.0080 Ansietas
D.0081 Berduka
D.0088 Keputusasaan
D.0092 Ketidakberdayaan
Jurnal Keperawatan 14
D.0094 Koping Defensif
D.0105 Waham
Kategori: Perilaku
Jurnal Keperawatan 15
D.0112 Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
D.0114 Ketidakpatuhan
Kategori: Relasional
Jurnal Keperawatan 16
Kategori: Lingkungan
D.0130 Hipertermia
D.0131 Hopotermia
Jurnal Keperawatan 17
KESIMPULAN
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Pada perawat yang telah berpengalaman, proses ini dapat dilakukan secara simultan,
namun pada perawat yang belum memiliki pengalaman yang memadai maka perlu melakukan
latihan dan pembiasaan untuk melakukan proses penegakan diagnosis secara sistematis.
1. Analisis Data
2. Identifikasi Masalah
Jurnal Keperawatan 18
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Y., Purwaningsih., & Misbahatul, E. (2010). Analisis Faktor Penyebab Pelaksanaan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berdasarkan Balanced Scorecard. Jurnal Ners
5(1), 93–106.
Apriyani, H. (2015). Identifikasi Diagnosis Keperawatan Pada Pasien Di Ruang Paru Sebuah
Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan, 11(1), 107-111.
Dewi, I.P., Nurrohmah., & Fadlurrahman, F.R. (2020). Analisis Pengetahuan Perawat Dalam
Menentukan Diagnosis Asuhan Keperawatan Spiritual Islami Di Rumah Sakit Syariah.
Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia, 4(1), 73-87.
Hartati, Handoyo, Anis. (2010). Analisis Kelengkapan Dokumentasi Proses Keperawatan Pasien
Rawat Inap Di Rsu Pku Muhammadiyah Gombong Jawa Tengah.
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Ransan, Y., Budiharto, I., & Herman. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Standar
Diagnosis Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso Pontianak. 1-7.
Rofi’i, M., Warsito, B.E., Santoso, A., & Ulliya, S. (2018). Diagnosa Keperawatan Yang Sering
Ditegakkan Perawat Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Rumah Sakit. Jurnal
Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan, 1(2), 1-8.
Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan Kinerja Perawat
Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Melalui Pelatihan Ronde Keperawatan Di
Rumah Sakit Royal Prima Medan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 23(2), 300-
304.
Jurnal Keperawatan 19
Simamora, R. H. (2019). Socialization Of Information Technology Utilization And Knowledge Of
Information System Effectiveness At Hospital Nurses In Medan, North
Sumatra. Editorial Preface From The Desk Of Managing Editor…, 10(9).
Supratti., & Ashriady. (2016). Pendokumentasian Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit
Umum Daerah Mamuju, Indonesia. Jurnal Kesehatan Manarang, 2(1), 44-51.
Jurnal Keperawatan 20