Professional Documents
Culture Documents
03SKGUB005
03SKGUB005
TENTANG
TINDAKAN ADMINISTRATIF BAGI USAHA DAN / ATAU KEGIATAN YANG
MELAKUKAN PELANGGARAN LINGKUNGAN HIDUP
DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Gubernur adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta;
2. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah yang selanjutnya disebut
BAPEDALDA adalah Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta;
3. Instansi teknis yang membidangi usaha dan/atau kegiatan adalah instansi yang
mempunyai hak untuk memberi izin dan membina usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan;
4. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
mahkluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
mahkluk hidup lainnya;
5. Pelanggaran lingkungan hidup adalah tidak dipatuhinya/ditaatinya persyaratan dan
kewajiban untuk mengendalikan dampak lingkungan yang tercantum dalam setiap
izin penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan dan/atau tidak dipatuhinya baku mutu
lingkungan/baku kerusakan lingkungan dan/atau tidak dipatuhinya persyaratan atas
prosedur yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan
hidup dan/atau tidak dilaksanakannya kewajiban pemrakarsa untuk memiliki
dokumen pengelolaan lingkungan hidup atau tidak melaksanakan system
pengelolaan lingkungan secara efektif;
6. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil yang
berada pada instansi yang bertanggung jawab di daerah yang memenuhi
persyaratan tertentu dan diangkat oleh Gubernur/Bupati/Walikota;
7. Tindakan administratif preventif adalah tindakan yang dapat diambil Gubernur
melalui kegiatan pengawasan dan upaya pembinaan terhadap penanggungjawab
usaha dan/atau kegiatan agar melaksanakan kewajibannya dalam pengelolaan
lingkungan hidup;
8. Tindakan administratif represif adalah tindakan yang dapat diambil Gubernur
sebagai upaya mengakhiri terjadinya pelanggaran lingkungan hidup dan mencegah
agar tidak menimbulkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup melalui
penerapan sanksi administrasi berupa Paksaan Pemerintah yang meliputi penutupan
saluran pembuangan limbah cair atau penghentian sementara kegiatan dan
pencabutan Izin Pengendalian Pembuangan Limbah Cair;
9. Sanksi administrasi adalah sanksi yang dapat diterapkan kepada pihak yang
melakukan pelanggaran dan/atau pencemaran/perusakan lingkungan sebelum
ditempuh upaya hukum secara keperdataan dan/atau kepidanaan;
10. Pihak ketiga adalah masyarakat dan organisasi lingkungan hidup atau pihak lain
yang merasa dirugikan akibat pelanggaran lingkungan yang dilakukan oleh
penyelenggara usaha dan/atau kegiatan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1). Tindakan administratif dimaksudkan sebagai upaya pemerintah daerah untuk
mencegah atau mengakhiri terjadinya pelanggaran lingkungan hidup;
(2). Tindakan administratif bertujuan menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
sehingga sesuai dengan peruntukannya.
BAB III
KEWAJIBAN PENANGGUNG JAWAB USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Pasal 3
(1). Setiap Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib memiliki dokumen
pengelolaan lingkungan hidup
(2). Dokumen pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, maupun dokumen lainnya sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Pasal 4
(1). Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan sesuai dokumen pengelolaan lingkungan hidup yang
telah disetujui dan/atau mendapatkan pengesahan
(2). Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan wajib mentaati Baku Mutu dan Baku Kerusakan Lingkungan.
Pasal 5
(1). Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melaporkan hasil pengelolaan
dan pemantauan lingkungan kepada Gubernur dengan tembusan kepada instansi
yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan.
(2). Hasil pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana tersebut ayat (1) wajib
dilaporkan sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan
(3). Bagi usaha dan/atau kegiatan yang membuang limbah cair wajib melaporkan hasil
analisis laboratorium sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan
(4). Bagi usaha dan/atau kegiatan yang membuang gas, dan menimbulkan kebisingan,
getaran, kebauan, dan atau mengandung limbah bahan berbahaya beracun (B3)
wajib melaporkan hasil pemantauan sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam)
bulan
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 6
(1). Untuk mengetahui tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan didasarkan atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah
(2). Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah diangkat dan diberhentikan oleh
Gubernur
(3). Dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan, Pejabat Pengawas Lingkungan
Hidup di bawah koordinasi dan bertanggung jawab kepada Kepala BAPEDALDA
BAB V
TINDAKAN ADMINISTRATIF
Pasal 7
Apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melaksanakan pasal 3, 4 dan
5 Keputusan ini, maka Gubernur melakukan tegguran lisan dan/atau teguran tertulis
Pasal 8
(1). Apabila tindakan adiministratif preventif tidak diindahkan atau pelanggaran yang
dilakukan penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan tersebut menimbulkan
keresahan masyarakat, maka Gubernur dapat menjatuhkan sanksi administrasi bagi
usaha dan/atau kegiatan berupa paksaan pemerintah
(2). Gubernur dapat melakukan paksaan pemerintah terhadap penanggungjawab usaha
dan/atau kegiatan berupa tindakan untuk mencegah/mengakhiri terjadinya
pelanggaran serta melakukan tindakan penyelamatan, penanggulangan atau
pemulihan atas beban biaya penanggung jawab kegiatan
(3). Apabila pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlanjut
dan/atau berdasarkan pertimbangan tingkat pelanggaran yang dilakukan, maka
Gubernur dapat mencabut Izin Pengendalian Pembuangan Limbah Cair
(4). Dalam pelaksanaan ayat (3) tersebut di atas Gubernur melimpahkan kewenangan
kepada BAPEDALDA
(5). Pihak ketiga yang mengetahui adanya pelanggaran lingkungan hidup berhak
mengajukan permohonan kepada pejabat yang berwenang untuk dapat melakukan
paksaan pemerintah
BAB VI
PROSEDUR PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI
Paragraf 1
Pelanggaran Pencemaran Lingkungan
Pasal 9
(1). Apabila tindakan administratif preventif tidak diindahkan atau pelanggaran tersebut
menimbulkan keresahan masyarakat maka Gubernur berhak melakukan paksaan
pemerintah berupa tindakan penutupan saluran pembuangan limbah cair dan
pencabutan Izin Pengendalian Pembuangan Limbah Cair disertai dengan
pembuatan Berita Acara yang ditandatangani oleh Kepala BAPEDALDA sesuai
dengan Pasal 8 ayat (4) Keputusan ini dan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang bersangkutan
(2). Berita Acara yang sudah ditandatangani sebagaimana dimaksud ayat (1) kemudian
diserahkan kepada instansi teknis yang membidangi sebagai bahan pertimbangan
untuk mencabut Izin Usaha sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
(3). Bagi usaha dan/atau kegiatan yang melakukan pelanggaran terhadap pengelolaan
limbah selain limbah cair Gubernur berhak melakukan paksaan pemerintah berupa
penghentian sementara kegiatan disertai pembuatan Berita Acara yang
ditandatangani oleh Kepala BAPEDALDA sesuai dengan Pasal 8 ayat (4) Keputusan
ini dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan.
(4). Berita Acara yang sudah ditandatangani sebagaimana ayat (3) kemudian diserahkan
kepada instansi teknis yang membidangi sebagai bahan pertimbangan untuk
mencabut Izin Usaha sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Paragraf 2
Pelanggaran Perusakan Lingkungan
Pasal 10
(1). Apabila tindakan administratif preventif tidak diindahkan atau pelanggaran tersebut
menimbulkan keresahan masyarakat maka Gubernur berhak melakukan paksaan
pemerintah berupa tindakan penghentian sementara kegiatan disertai dengan
pembuatan Berita Acara yang ditandatangani oleh Kepala BAPEDALDA sesuai
dengan Pasal 8 ayat (4) Keputusan ini dan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang bersangkutan
(2). Berita Acara yang sudah ditandatangani sebagaimana dimaksud ayat (1) kemudian
diserahkan kepada instansi teknis yang membidangi sebagai bahan pertimbangan
untuk mencabut Izin Usaha sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
BAB VII
PENUTUP
Pasal 11
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
ttd
HAMENGKU BUWONO X
Diundangkan di Yogyakarta
pada tanggal 13 Januari 2003
SEKRETARIS DAERAH
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
ttd
BAMBANG S. PRIYOHADI
NIP 110021674