Professional Documents
Culture Documents
Buku 2A. Pedoman Teknis BPS Provinsi Dan BPS KabKota PK - UPDATE.240820 (DRAFT)
Buku 2A. Pedoman Teknis BPS Provinsi Dan BPS KabKota PK - UPDATE.240820 (DRAFT)
P
enjaminan Kualitas (PK) SP2020 pada dasarnya merupakan sistem peringatan dini
(early warning system), artinya jika ditemukan adanya indikasi kesalahan pada awal
pelaksanaan SP2020, maka kesalahan tersebut akan ditransformasi sebagai
peringatan dini untuk segera ditindaklanjuti agar kesalahan tersebut tidak menyebar
secara lebih luas dan berkelanjutan. Dengan demikian, pelaksanaan SP2020 diharapkan
memiliki kualitas yang lebih baik.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih dan selamat bekerja, semoga Tuhan Yang
Maha Kuasa berkenan memberikan bimbingan-Nya kepada kita semua.
Sri Soelistyowati
Dalam pelaksanaan SP2020, Penjaminan Kualitas (PK) menjadi salah satu aspek
penting yang mendapat perhatian khusus dari BPS. Penjaminan kualitas SP2020 pada
dasarnya merupakan sistem peringatan dini (early warning system), artinya jika ditemukan
adanya indikasi kesalahan pada awal pelaksanaan SP2020, maka kesalahan tersebut akan
ditransformasi sebagai peringatan dini untuk segera ditindaklanjuti agar kesalahan
tersebut tidak menyebar secara lebih luas dan berkelanjutan. Dengan demikian, data yang
dihasilkan dari pelaksanaan SP2020 diharapkan memiliki kualitas yang lebih baik.
Secara umum, tahapan kegiatan statistik yang paling berpeluang terjadi banyak
kesalahan adalah tahap pengumpulan data (collecting). Idealnya, untuk meminimalisir
tingkat kesalahan dalam kegiatan statistik, maka penjaminan kualitas harus diprioritaskan
pada tahapan tersebut. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan SP2020, kegiatan penjaminan
kualitas dilakukan pada tahap pengumpulan data. Fokus PK (Penjaminan Kualitas) SP2020
diutamakan untuk memberikan early warning terkait ketidaksesuaian pelaksanaan tata
laksana (SOP) oleh Petugas Sensus selama periode awal pelaksanaan lapangan.
1.3 Tujuan
No Kegiatan Waktu
(1) (2) (3)
1. Penyusunan Rancangan Organisasi Lapangan PK
Juli 2019 – Juni 2020
SP2020
2. Penyusunan manajemen lapangan PK SP2020 Juli 2019 – Juni 2020
3. Penyusunan kuesioner PK SP2020 September 2019 – Juli 2020
4. Penyusunan buku pedoman PK SP2020 Oktober 2019 – Juli 2020
5. Pembangunan aplikasi pencacahan dan sistem
November 2019 – Juli 2020
pelaporan PK SP2020
6. Pelatihan/briefing Petugas PK SP2020 Agustus 2020
7. Pelaksanaan PK SP2020 September 2020
1. Persiapan lapangan 1-3 September 2020
2. Pelaksanaan lapangan 4 September 2020
8. Tindak Lanjut PK SP2020 September 2020
Jenis
No Keterangan & Kegunaan Digunakan Oleh
Instrumen
(1) (2) (3) (4)
1 PK.SP2020-SOP Instrumen ini digunakan petugas PK untuk Petugas PK
dalam bentuk proses pemeriksaan persiapan pelaksanaan SP2020
aplikasi CAPI PK lapangan, pelaksanaan tata laksana Petugas
Sensus pada tahapan pemeriksaan daftar
penduduk dan prosedur verifikasi lapangan.
Instrumen ini dikemas dalam bentuk aplikasi
CAPI yang dipasang pada perangkat
tablet/smartphone berbasis android.
2 Buku Pedoman Buku ini berisi panduan lengkap bagi petugas Petugas PK
Petugas PK SP2020 untuk melakukan kegiatan SP2020
Penjaminan penjaminan kualitas pada tahap pencacahan
Kualitas SP2020 lapangan SP2020. Buku ini diberikan dalam
bentuk softcopy.
3 Peta SP2020-WS Dokumen ini digunakan sebagai instrumen Petugas PK
pendukung bagi petugas PK SP2020 dalam SP2020
melakukan pemeriksaan SOP Petugas
Sensus.
4 Dokumen Dokumen ini digunakan sebagai instrumen Petugas PK
SP2020-DP1 atau pendukung petugas PK SP2020 dalam SP2020
Organisasi lapangan PK SP2020 melibatkan BPS Pusat dan BPS Daerah (Provinsi dan
Kabupaten/Kota). Adapun susunan organisasi lapangan PK SP2020 adalah sebagai berikut:
Evaluasi dan diskusi baik formal maupun informal antara petugas PK SP2020 dan
BPS Kabupaten/Kota menjadi penting untuk dilakukan agar petugas PK SP2020 dapat
memaksimalkan pelaksanaan tugas yang ada dan BPS Kabupaten/Kota dapat memahami
tindak lanjut yang harus dilakukan agar kualitas dalam pelaksanaan lapangan SP2020
dapat dijaga.
6.1. Petugas PK
PK SP2020 dilakukan pada tanggal 4 September 2020 (Rincian masa tugas dapat
dilihat pada bagian 1.6 Jadwal Pelaksanaan)1. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
petugas PK pada kegiatan PK SP2020 adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Lapangan
a. Mempelajari kembali materi PK agar menguasai seluruh materi dan pengetahuan
1
Jika sebuah provinsi atau kabupaten/kota memulai pelaksanaan lapangan SP2020 setelah
tanggal 1 September 2020, maka pelaksanakan lapangan PK menyesuaikan dengan jadwal
tersebut yaitu di hari keempat dari tanggal dimulainya pelaksanaan lapangan SP2020.
CATATAN:
Petugas PK memiliki kemungkinan untuk tidak mendapatkan sampel jika:
1. Tidak ada satupun SLS yang sudah selesai dilakukan tahap pemeriksaan daftar
penduduk dan verifikasi lapangan.
2. Tidak ada satupun SLS yang pelaksanaan pemeriksaan daftar penduduk dan
verifikasi lapangannya dibantu oleh Ketua/Pengurus SLS/Warga lain yang ditunjuk
hingga selesai
3. Seluruh SLS di desa terpilih yang memenuhi kriteria pada poin (1) dan (2) diatas,
memiliki petugas sensus yang merupakan warga dari SLS-SLS tersebut.
4. SLS dan wilayah di sekitarnya (yang dapat dijangkau oleh Petugas PK hingga
tanggal 5 September 2020) tidak terjangkau akses sinyal internet.
5. Tidak tersedianya biaya atau anggaran untuk memfasilitasi petugas dalam
melaksanakan tugas di SLS tersebut.
Apabila poin 1-5 terjadi, Petugas PK melaporkan kepada Kasi Statistik Sosial
BPS Kabupaten/Kota. Khusus untuk poin 1, 2, dan 3, Petugas PK melaporkan dengan
berupaya menunjukkan bukti bahwa tidak ada SLS yang memenuhi syarat (bisa
berupa screen capture WA) dari Petugas Sensus yang berada dalam koordinasinya
2. Pelaksanaan Lapangan
a. Meminjam dokumen yang dibutuhkan (telah terisi) dari petugas sensus
mencakup:
- Dokumen SP2020-DP1 (zona 1) atau SP2020-DP2 (zona 2 atau 3);
- SP2020-DPD (jika ada);
- Peta SP2020-WS.
Jika dokumen tersebut masih ada yang digunakan oleh petugas sensus untuk
melaksanakan tugasnya di lapangan, maka petugas PK dapat memfotokopi atau
mengambil foto dari dokumen tersebut;
b. Menemui ketua/pengurus SLS/warga yang ditunjuk untuk melaksanakan PK
SP2020;
Pada saat menjalankan tugasnya sebagai petugas PK di lapangan, langkah pertama
yang dapat dilakukan adalah mewawancarai ketua/pengurus SLS/warga yang
ditunjuk untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan SOP Petugas
Sensus menggunakan kuesioner PK.SP2020-SOP dalam bentuk CAPI PK SP2020.
c. Melakukan pengamatan/pengecekan lapangan;
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengamatan/pengecekan lapangan.
Terdapat beberapa pertanyaan dalam kuesioner PK SP2020 yang informasinya
diperoleh melalui pengamatan atau melakukan pengecekan langsung di lapangan,
seperti mengunjungi rumah atau bangunan tempat tinggal berpenghuni secara
acak untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
d. Mewawancarai petugas sensus mengenai penyebab ketidaksesuaian SOP (jika
ada);
Wawancara kepada petugas sensus dilakukan jika ada indikasi ketidaksesuaian
pelaksanaan SOP yang dilakukan petugas sensus. Petugas PK akan meminta
penjelasan mengenai alasan utama terjadinya ketidaksesuaian pelaksanaan tata
laksana tersebut. Wawancara terhadap petugas sensus dilakukan setelah petugas
3. Pasca Lapangan
a. Petugas PK mengumpulkan dokumen-dokumen administrasi yang diperlukan;
b. Petugas PK mengumpulkan Surat Pernyataan Tidak Dapat Melaksanakan Kegiatan
PK (jika ada) kepada BPS Kabupaten/Kota melalui Kasi Statistik Sosial.
1. Persiapan Lapangan
a. Menyiapkan surat tugas untuk petugas PK;
b. Memilih desa yang akan dipilih menjadi sampel PK. Dalam melaksanakan kegiatan
ini, BPS Kabupaten/Kota dapat berkoordinasi dengan Seksi Sosial BPS
Kabupaten/Kota;
Adapun pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sampel desa,
antara lain:
1. Mengidentifikasi desa yang sudah diprediksi akan ada SLS selesai tahap
pemeriksaan DP dan verifikasi lapangan pada tanggal 3 September 2020;
2. Berdasar hasil poin (1), identifikasi wilayah yang terdapat indikasi
permasalahan SOP atau desa yang memiliki petugas sensus yang berpotensi
melakukan pelanggaran SOP, misalnya petugas baru, literasi terhadap
pemanfaatan teknologi rendah, atau memiliki kesibukan lain;
3. Desa terpilih sampel ditentukan purposive oleh BPS Kabupaten/Kota dengan
mempertimbangkan poin (1) dan (2);
4. Berdasarkan hasil identifikasi poin (1) dan (2), sampel desa dipilih dengan
mempertimbangkan keterwakilan wilayah urban/rural.
2. Pelaksanaan Lapangan
a. Memantau progres pelaksanaan PK SP2020. Dalam melaksanakan kegiatan ini,
perlu koordinasi dengan Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota;
b. Mencermati hasil laporan temuan petugas PK SP2020 pada dashboard guna
merumuskan tindak lanjut. Dalam melaksanakan kegiatan ini, perlu koordinasi
dengan Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota;
c. Memberikan format Surat Pernyataan Tidak Dapat Melaksanakan Kegiatan PK
SP2020 kepada petugas PK jika petugas PK tidak dapat melaksanakan kegiatan PK
SP2020. Dalam melaksanakan kegiatan ini, perlu koordinasi dengan Seksi Statistik
Sosial BPS Kabupaten/Kota;
d. Melaporkan kepada BPS Provinsi (Bidang Nerwilis melalui Kepala Seksi Analisis
Statistik Lintas Sektor) daftar petugas PK yang tidak dapat melaksanakan kegiatan
PK SP2020;
e. Mengunggah seluruh Surat Pernyataan Tidak Dapat Melaksanakan Kegiatan PK
SP2020 dari petugas PK melalui http://s.bps.go.id/Surat_Pernyataan_PetugasPK.
Adapun format penamaan dokumen tersebut adalah (kode prov)_(kode
kab)_(nama petugas PK)_Surat Pernyataan Petugas PK. Dalam melaksanakan
kegiatan ini, BPS Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Seksi Statistik Sosial BPS
Kabupaten/Kota.
3. Pasca Lapangan
a. Merumuskan tindak lanjut berdasarkan temuan PK SP2020. Dalam melaksanakan
Catatan:
Kabupaten/Kota yang tidak memiliki sampel PK tetap melaksanakan tindak lanjut,
yaitu:
- Untuk Kabupaten Non-definit (tidak memiliki kantor BPS), tindak lanjut mengikuti
instruksi kab/kota induknya;
- Kabupaten/kota yang sulit akses atau keterbatasan sinyal internet menggunakan
informasi hasil temuan PK provinsi untuk merumuskan tindak lanjutnya.
Kabupaten/kota tersebut berkoordinasi dengan Kabid Nerwilis untuk
mendapatkan informasi hasil temuan petugas PK level provinsi. Instruksi tindak
lanjut bisa dilaksanakan secara manual (untuk wilayah sulit sinyal internet).
Pada saat pelaksanaan kegiatan PK SP2020, maka BPS Provinsi (dalam hal ini Kepala
Seksi Analisis Statistik Lintas Sektor sebagai pelaksana tanggung jawab) dapat berperan:
1. Persiapan Lapangan
a. Memberikan penjelasan kepada BPS Kab./Kota mengenai kegiatan PK SP2020
b. Mempersiapkan sistem PK:
- Membuat akun pengguna (user) admin setiap BPS Kabupaten/Kota;
- Melakukan assign survei kepada admin BPS Kabupaten/Kota.
3. Pasca Lapangan
a. Memastikan kesalahan-kesalahan yang ditemukan dari hasil PK tidak dilakukan
kembali oleh petugas lapangan sebagai upaya menjaga kualitas pelaksanaan
lapangan SP2020 (diupayakan seoptimal mungkin);
b. Membuat laporan PK SP2020 di tingkat provinsi melalui sistem yang disediakan
dengan berkoordinasi dengan Bidang Statistik Sosial berkaitan dengan konten
isian dalam laporan tersebut.
Petugas PK melaporkan hasil temuan PK melalui aplikasi CAPI yang telah ter-
install di tablet/smartphone petugas PK. Hasil pelaporan temuan petugas PK tersebut
otomatis akan tersimpan di database yang ada di BPS Pusat dan akan ditampilkan
pada dashboard PK SP2020.
Bagi petugas PK yang tidak dapat memenuhi target sampel sesuai yang
ditentukan, maka petugas PK harus membuat “Surat Pernyataan Tidak Dapat
Melaksanakan Kegiatan PK SP2020”.
7.1.2 BPS RI
Beberapa pihak yang diberi otoritas di BPS RI dapat mengakses dashboard hasil
pelaporan temuan petugas PK. Melalui dashboard ini, tingkat indikasi kesalahan yang
ditemui dapat terpantau secara realtime.
BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota dapat memantau pelaksanaan dan hasil PK
SP2020 dari dashboard PK SP2020. Dashboard PK dapat diakses melalui laman
dashboard.bps.go.id/sp2020pk.
Adapun akun-akun dalam POK masing-masing BPS Provinsi yang menunjang dalam
pelaksaan PK SP2020:
Catatan:
Untuk akun perjalanan supervisi dari BPS Provinsi ke BPS Kabupaten/Kota belum terdapat
pada POK BPS Provinsi DKI, sehingga diminta penyesuaiannya dalam melakukan revisi akun
perjalanan supervisi PK dari BPS Provinsi ke BPS Kabupaten/Kota dalam kondisi
persyaratan perjalanan dinas dalam kota.