You are on page 1of 6

“Once for All“

Ibrani 10 : 1 – 18
 Menjelaskan Kepada Setiap Orang Percaya Bahwa Manusia Sudah Berdosa Dan
Membutuhkan Keselamatan
 Memberikan Pengertian Kepada Setiap Orang Percaya Mengenai Korban Keselamatan
Menurut Hukum Taurat
 Menjelaskan Kepada Setiap Orang Percaya Bahwa Yesus Datang Ke Dunia Untuk
Menjadi Korban Keselamatan Satu Kali Untuk Selamanya.
 Menjelaskan Kepada Setiap Orang Percaya Bahwa Kita Semua Telah Diselamatkan
Dan Diampuni Satu Kali Untuk Selamanya.

Penulis : Kelihatannya adalah rasul Paulus, sebab dialah satu-satunya orang yang mampu
menulis kitab yang dalam, tinggi, dan kaya ini. Disinggungnya Timotius dan nada
persekutuannya juga menunjukkan Paulus sebagai penulisnya (lihat dalam Ibr
1:1).

Tema : Perjanjian yang Lebih Baik; Konsep yang benar tentang kemuliaan Kristus.
Waktu : 67-69 M (tidak dapat dipastikan)

Latar belakang
Tidak diketahui kepada siapa surat ini dialamatkan, sekalipun Roma merupakan
kemungkinan. Judul kitab ini di dalam naskah-naskah Yunani yang tertua hanyalah,
"Kepada Orang Ibrani." Sekalipun demikian isi surat ini menunjukkan bahwa surat ini
ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi. Penggunaan Septuaginta (Alkitab PL dalam
bahasa Yunani) oleh penulis ketika mengutip PL menunjukkan bahwa para penerima surat
ini mungkin adalah orang-orang Yahudi berbahasa Yunani yang tinggal di luar Palestina.
Kalimat "terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" (versi Inggris NIV -- "mereka dari
Italia mengirim salam" Ibr 13:24) mungkin sekali berarti bahwa penulis sedang menulis
kepada orang-orang yang tinggal di Roma dan mencantumkan salam dari orang-orang
percaya dari Italia yang dalam perantauan. Para penerima surat ini mungkin terdiri atas
kelompok-kelompok persekutuan rumah yang merupakan bagian dari jemaat gereja yang
lebih luas di Roma. Beberapa di antaranya mulai menunjukkan tanda-tanda akan
meninggalkan iman mereka kepada Yesus dan kembali kepada kepercayaan Yahudi
mereka sebelumnya, karena mereka dianiaya dan putus asa.
Penulis Surat Ibrani ini tidak disebutkan baik dalam judul kitab yang semula maupun
sepanjang surat ini, sekalipun ia merupakan tokoh yang cukup dikenal pembacanya (Ibr
13:18-24). Oleh karena satu dan lain alasan, identitas penulis hilang sekitar akhir abad
pertama. Selanjutnya dalam tradisi gerejani mula-mula (abad ke-2 sampai ke-4) muncul
berbagai pendapat mengenai orang yang mungkin merupakan penulis surat ini. Pendapat
bahwa Paulus menulis surat ini baru tersebar luas pada abad ke-5.
Banyak ahli PB yang berpandangan konservatif dewasa ini beranggapan bahwa Paulus
tidak mungkin menulis surat ini karena gaya penulisan yang halus dan bercorak
Aleksandria, ketergantungan pada Septuaginta, cara memperkenalkan kutipan-kutipan PL,
cara berargumentasi dan gaya mengajar, susunan argumentasi dan hal tidak menyebutkan
dirinya itu bukan merupakan gaya Paulus. Lagi pula, Paulus senantiasa menunjuk kepada
penyataan yang langsung diperolehnya dari Kristus (bd. Gal 1:11-12), sedangkan penulis
surat ini menempatkan dirinya di antara orang-orang Kristen angkatan kedua yang
memperoleh keyakinan Injil karena kesaksian para saksi mata pelayanan Yesus (Ibr 2:3). Di
antara tokoh-tokoh PB yang namanya disebut, gambaran Lukas mengenai Apolos
dalam Kis 18:24-28 paling cocok dengan keadaan penulis surat ini.
Terlepas dari siapa penulis surat ini, hal ini dapat dipastikan: penulis menulis dengan
kepenuhan Roh dan wawasan, penyataan dan wibawa yang rasuli. Karena dalam Surat
Ibrani penghancuran Bait Suci di Yerusalem dan ibadah di bawah pimpinan para imam Lewi
tidak disebut maka ada anggapan yang kuat bahwa surat ini ditulis sebelum tahun 70 M.

Tujuan
Surat Ibrani terutama ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami
penganiayaan dan keputusasaan. Penulis berusaha untuk memperkuat iman mereka
kepada Kristus dengan menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan penyataan
Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus. Ia menunjukkan bahwa penyediaan
penebusan di bawah perjanjian yang lama sudah digenapi dan tidak terpakai lagi karena
Yesus telah datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang
mengerjakan perdamaian. Penulis menantang para pembacanya
(1) untuk tetap mempertahankan pengakuan mereka terhadap Kristus hingga pada
kesudahannya,
(2) untuk maju terus menuju kedewasaan rohani dan
(3) untuk tidak kembali kepada kehidupan di bawah hukuman dengan cara
meninggalkan kepercayaan kepada Yesus Kristus.

Survei
Surat Ibrani ini lebih mirip dengan suatu khotbah daripada sebuah surat. Penulis
menggambarkan karyanya ini sebagai "kata-kata nasihat" (Ibr 13:22). Surat ini terdiri atas
tiga bagian utama.
(1) Pertama, Yesus sebagai Putra Allah yang penuh kuasa (Ibr 1:1-3) dinyatakan
sebagai penyataan Allah yang sempurna kepada umat manusia -- lebih tinggi daripada
para nabi (Ibr 1:1-3), malaikat (Ibr 1:4--2:18), Musa (Ibr 3:1-6) dan Yosua (Ibr 4:1-11). Di
dalam bagian ini terdapat suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai berbagai
akibat apabila kita secara rohani makin menjauh dari iman atau mengeraskan hati dalam
ketidakpercayaan (Ibr 2:1-3; Ibr 3:7--4:2).
(2) Bagian yang kedua menampilkan Yesus sebagai Imam Besar dengan kualifikasi (Ibr
4:14--5:10; Ibr 6:19--7:25), watak (Ibr 7:26-28), dan pelayanan (Ibr 8:1--10:18) yang
sempurna dan abadi. Di bagian ini diberikan suatu peringatan yang sungguh-sungguh
mengenai ketidakdewasaan rohani atau bahkan "kemurtadan" setelah mengambil
bagian di dalam Kristus (Ibr 5:11--6:12).
(3) Bagian yang terakhir (Ibr 10:19--13:17) dengan tegas mendorong orang-orang
percaya agar tetap tabah dalam keselamatan, iman, penderitaan, dan kekudusan.
Ciri-Ciri Khas
Delapan ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini unik di antara surat-surat PB karena bentuknya, "surat ini berawal seperti
sebuah risalah, dilanjutkan bagaikan khotbah, dan diakhiri seperti surat" (Origenes).
(2) Di antara semua kitab PB surat ini menggunakan bahasa yang paling halus, paling
mendekati gaya penulisan Yunani klasik daripada penulis PB lainnya (mungkin kecuali
Lukas dalam Luk 1:1-4).
(3) Inilah satu-satunya kitab PB yang mengembangkan konsep pelayanan Yesus
sebagai Imam Besar.
(4) Ajarannya tentang Kristus ini sangat kaya variasi, dan memakai lebih daripada dua
puluh nama dan gelar untuk Kristus.
(5) Kata kuncinya adalah "lebih baik" (dipakai tiga belas kali). Yesus lebih baik daripada
para malaikat dan semua tokoh perantara PL. Ia memberikan perhentian, perjanjian,
pengharapan, keimaman, korban pendamaian, dan janji-janji yang lebih baik.
(6) Surat ini berisi pasal yang paling menonjol dalam Alkitab mengenai iman
(pasal 11; Ibr 11:1-40).
(7) Kitab ini sarat dengan kutipan dan petunjuk kepada PL sehingga memberikan
pengertian yang berharga mengenai penafsiran umat Kristen mula-mula terhadap
sejarah dan ibadah PL, khususnya dalam bidang lambang-lambang.
(8) Surat ini memberikan lebih banyak peringatan mengenai bahaya-bahaya kemurtadan
rohani daripada kitab lainnya dalam PB.

Pertanyaan
1. Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan dosa?
- Menurut KBBI : perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau agama,perbuatan
salah (seperti terhadap orang tua, adat, negara)
- Bahasa Ibrani : khâtâ (tidak tepat sasaran/meleset, seperti seorang pemanah yang
meleset)
- Dosa pertama kali terjadi sejak zaman Adam dan Hawa (Kejadian 3) (roma 5:12)
- Dosa adalah segala sesuatu yang melanggar hukum Allah, tidak menyenangkan hati
Allah dan menjadi pembatas/pemisah antara manusia dengan Allah (1 yohanes 3:4)
- dosa bisa berupa dosa pikiran,dosa perkataan dan perbuatan (yakobus 4 : 17)
- tidak ada dosa kecil dan dosa besar
- konsekuensi dosa = maut (roma 6:23)
- Dosa harus dihapus dengan korban (imamat 7 : 37-38)

2. Apakah manusia dapat menyelamatkan dirinya sendiri dari dosa? Mengapa?


Tidak. Manusia sudah berdosa sejak jaman Adam dan Hawa,manusia yang berdosa
tidak mungkin bisa menyelamatkan dirinya yang berdosa (ilustrasi : kubangan lumpur)
Allah menuntut manusia sempurna dan tidak bercacat, karena Allah sendiri adalah
kudus (Matius 5 :48) (ilustrasi : 10 telur) (roma 3 :23)
3. Mengapa korban keselamatan tersebut tidak bersifat kekal? (ibrani 10: 4,10)
Upah dosa ialah maut. Seharusnya yang dihukum adalah manusia namun pada PL
digantikan dengan binatang sedangkan darah binatang hanyalah merupakan persediaan
atau pendamaian sesaat bagi dosa-dosa umat itu; pada hakikatnya, diperlukan
"manusia" (yg sempurna) untuk dipersembahkan sebagai pengganti seluruh umat
manusia

4. Bagaimana korban keselamatan menurut hukum taurat? (ibrani 10:1-5)


- Dalam PL ada 5 jenis persembahan kepada Tuhan :
1. Korban bakaran
2. Korban sajian
3. Korban keselamatan
4. Korban penghapus dosa
5. Korban penebus salah
Kelima jenis kurban dalam PL ini tidak bersifat keka. Tetapi ada opsi yang lebih
baik... (ibrani 10:5,10)
5. Apa perbedaan korban keselamatan pada PL dan PB??
- PL : korban keselamatan yang tidak sempurna dan tidak kekal
- PB : Yesus Kristus adalah korban keselamatan yang sempurna
- Allah mengutus Yesus Kristus sebagai korban keselamatan karena Kasih-Nya
kepada manusia (Yohanes 3:16)
- Ibrani 2:9
*Kelima korban PL tidak sebanding dengan korban yang sempurna yang dari Allah
6. Mengapa Yesus Kristus menjadi korban yang sempurna?
- Yesus adalah utusan Allah yang juga disebut Anak Domba Allah (Yohanes 1:29)
- Yesus Kristus pribadi yang tak bercatat (ibrani 9:14)
- Sejak PL Allah telah merencanakan untuk menyelamatkan manusia melalui Yesus
Kristus
- Ibrani 9:13-14
- Hanya seorang yang bersih dari dosa yang dapat mengambil alih hukuman atas
semua dosa-dosa kita DENGAN BERKATA "SUDAH SELESAI" Yoh 19 : 30 (dulu
sekarang dan selamanya) sehingga dengan demikian memuaskan secara sempurna
tuntutan kekudusan Allah

7. Bagaimana menerima Kepastian Keselamatan itu sendiri?


Percaya dengan iman (yang menyelamatkan) mengenai karya penebusan Yesus Kristus
diatas kayu salib

8. Apa langkah konkrit anda setelah mengikuti PA ini?

Tambahan
Dalam nats Imamat dicatat tentang 5 jenis korban persembahan bagi Tuhan, yaitu:
1. Korban Bakaran
"Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-
tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan
membakar segala lemak korban keselamatan di sana. Harus dijaga supaya api tetap menyala
di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam." (Imamat 6: 12-13)
Ini adalah simbol pengertian jemaat bahwa mereka seharusnya sudah binasa. Korban bakaran
juga sekaligus menjadi pernyataan syukur karena telah diperdamaikan kembali dengan Allah.
Caranya, dengan membawa ternak terbaik dan sebelum disembelih, tangan si pemilik harus
diletakkan di atas kepala binatang itu.

2. Korban Sajian
"Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian kepada
TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia harus menuangkan minyak
serta membubuhkan kemenyan ke atasnya." (Imamat 2: 1)
Korban ini dipersembahkan setelah mendapatkan nafkah hidup. Pada jaman itu, hanya ada dua
macam nafkah hidup yaitu pertanian dan peternakan. Kemudian sepersepuluh hasil terbaik
dipersembahkan demi kemuliaan Tuhan. Tapi, tak semuanya dibakar di atas mezbah melainkan
hanya sebagian saja sebagai tanda ucapan syukur dan juga melambangkan bahwa hidup
manusia adalah anugerah Tuhan.

3. Korban Keselamatan
"Dan Yakub mempersembahkan korban sembelihan di gunung itu. Ia mengundang makan
sanak saudaranya, lalu mereka makan serta bermalam di gunung itu." (Kejadian 31: 54)
Korban ini berupa ternak tak bercela yang dibawa ke hadapan Tuhan. Korban ini tidak
berurusan dengan dosa melainkan sebagai bakaran bagi Allah setiap kali datang ke bait-Nya.
Sebelum disembelih, si pemilik juga harus meletakkan tangan di atas kepala binatang korban
sebagai lambang keselamatan yang dianugerahkan Tuhan baginya sehingga tidak binasa
dalam dosa.

4. Korban Penghapus Dosa


"TUHAN berfirman kepada Musa: "Katakanlah kepada orang Israel: Apabila seseorang tidak
dengan sengaja berbuat dosa dalam sesuatu hal yang dilarang TUHAN dan ia memang
melakukan salah satu dari padanya,maka jikalau yang berbuat dosa itu imam yang diurapi,
sehingga bangsanya turut bersalah, haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN karena
dosa yang telah diperbuatnya itu, seekor lembu jantan muda yang tidak bercela sebagai korban
penghapus dosa. Ia harus membawa lembu itu ke pintu Kemah Pertemuan, ke hadapan
TUHAN, lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala lembu itu, dan menyembelih lembu
itu di hadapan TUHAN." (Imamat 4: 1-4)
Ini melambangkan kesadaran manusia (termasuk para imam) akan dosa lalu bersedia
mengaku. Korban tersebut berupa lembu jantan muda yang disembelih dan dibakar di atas
mezbah namun hanya lemak, isi perut, buah pinggang serta umbai hatinya sebagai bagian
terharum. Sedangkan seluruh bagian lain harus dibakar di luar perkemahan karena Kemah
Pertemuan tidak boleh dicemari.

5. Korban Penebus Salah


"Jikalau yang berbuat dosa dengan tak sengaja itu segenap umat Israel, dan jemaah tidak
menyadarinya, sehingga mereka melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN, dan mereka
bersalah, maka apabila dosa yang diperbuat mereka itu ketahuan, haruslah jemaah itu
mempersembahkan seekor lembu jantan yang muda sebagai korban penghapus dosa. Lembu
itu harus dibawa mereka ke depan Kemah Pertemuan." (Imamat 4: 13-14)

You might also like