You are on page 1of 13

KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL

Darmawati1, Nurqadriani zainuddin2


1
Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
(Darmawati)

Email : darmawati26021996@gmail.com
2
Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
(Nurqadriani zainuddin)
ABSTRAK

Kebutuhan gizi ibu hamil iyalah pengetahuan ibu terhadap nutrisi yang
baik dikonsumsi ibu pada saat kehamilan agar terpenuhinya asupan gizi bagi ibu
dan janinnya untuk pertubuhan dan perkembangan janin didalam rahimnya, akibat
dari kekurangan zat gizi pada saat kehamilan akan berdapak pada janinnya seperti
bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) beberapa faktor bayi lahir
BBLR salah satunya mengakibatkan anak mengalami stunting dimana stunting
adalah kekurangan gizi kronis berlangsung pada saat kehamilan dan awal bayi
lahir hingga berdampak sampai anak berusia 2 tahun.

Kata kunci : kebutuhan gizi ibu hamil pada saat kehamilan

PENDAHULUAN

Anemia dan kekurangan energi kronik (KEK) adalah penyebab terbesar


dikalangan ibu hamil dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu, dan rendahnya
pendidikan ibu menjadi rendahnya asupan gizi dan pola makan yang benar (Siwi,
2010). Penyebab anemia adalah kekurangan zat besi (Fe) sedangkan zat besi
sangat dibutuhana untuk ibu hamil dalam perkembangan otak bayi pada awal
kelahirannya (Yuliandani et al., 2017). Pada trimester I kehamilan ini yang paling
sering ibu hamil mengalami anemia, dikarenakan pola makan yang tidak baik
disebabkan ibu pada trimester I mengalami mual dan tdk napsu makan (Kusumah,
2009).
Strategi dan penanggulangan anemia pada ibu hamil yang harus diketahui
antara lain makananan yang mengandung asupan gizi, mengkonsumsi tablet
penabah darah (Fe), dan mengkonsumsi vitain dan mineral (Herawati and Astuti,
2010). Kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil disebabkan karena
kurangnya asupan energi pada ibu yang berlangsung lama, sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan (Prawita, Susanti and Sari, 2018). Asupan gizi ibu hamil
berpengaruh sanggat penting dengan pertumbuhan janin diselama kehamilan, dan
kejadian BBLR (berat badan lahir rendah) pada saat persalinan maupun tumbuh
kembang bayi (Rukmana and Kartasurya, 2014).
Ibu hamil membutuhkan asupan zat gizi yang baik untuk tumbuh kembang
janinya, untuk itu dibutuhkan asupan gizi yang beragam untuk mencukupi zat gizi
yang terkandung dalam makanan tersebut (Hasanah and Febrianti, 2012).
Penentuan status gizi (PSG) sangat penting pada tumbuh kemang bayi balita,
tujuan dari penentuan status gizi itu sebagai awal perbaikan gizi di suatu
masyarakat kususnya ibu hamil agar kebutuhan gizi bayi balita terpenuhi
(Kemenkes RI, 2017). Adapun penyebab kekurangan enrgi kronis yang paling
sering didapatkan pada ibu hamil iyalah kebiasaan makan ataupun memilih milih
makanan (Hendarto and Pringgadini, 2013)
Asi sanggat penting untuk tumbuh kembang anak asi esklusif dibutuhkan
dari 0-6 bulan untuk ketahanan tubuh anak (Simanjuntak and Sudaryati, 2011).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan BBLR pada bayi yang baru dilahirkan
pertama ibu sewaktu hamil sering mengalami anemia yang berkepanjangan
(Tanziha et al., 2016). Anemia pada saat kehamilan menyebabkan ibu terkena
KEK, gizi diwaktu hamil sanggat penting jika kebutuhan tak terpenuhi sanggat
fatal bagi ibu hamil bisa menyebabkan angka kematian ibu (AIK) tinggi
(Yuliastuti, 2014)
Masalah terbesar diindonesia saat ini iyalah BBLR pada bayi yang
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan rendahnya pendidikan ibu tentang
asupan gizi yang baik pada saat kehamilan (Yulianti and Hargiono, 2016). Bukan
cuaman asupan gizi kebanyakan ibu hamil tdk mengetahui dirinya terjangkit
penyakit HIV, oleh karna itu sebelum hamil ibu di anjurkan untuk memeriksakan
kesehatannya terlebih dahulu agar tdk menular k anaknya kelak (Direktorat Bina
Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak and Kementerian
Kesehatan RI, 2011). Menurut ststistik kematian bayi di indonesia sanggat tinggi
iyalah 90% diakibatkan oleh BBLR angka ini sanggat tinggi dibandingakan
dengan negara-negara tetangga kita yg berkembang salah satu faktornya iyalah
usia ibu yang terlalu mudah untuk hamil (Fabella Khoiriah Dian Isti Angraini,
MPH, dr Novita Carolina, M.Sc, 2015)

METODE
Makalah ini dibuat berdasarkan literature pada jurnal yang telah ada, pihak
penulis hanya meriview jurnal yang diambil dari beberapa jurnal dan dijadikan
sebuah reverensi pada review ini penulis mengambil masalah dari beberapa jurnal
mengenai kebutuhan gizi pada ibu hamil.

HASIL
Kebutuhan zat gizi ibu hamil sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan janin maka dari itu ibu hamil sangatlah harus mencukupi asupan
zat gizinya agar janin dapat berkembang dengan normal, kekurangan zat gizi pada
ibu hamil akan mengakibatkan kekurangan energi kronis (KEK) kek itu sendiri
disebabkan karena kekurangan asupan makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan asupan makanan ibu hamil hal ini mengakibatkan tumbuh kembang
janin terhambat.
Dan ada beberapa faktor lain salah satunya dikarenakan usia ibu hamil
terlalu mudah atau terlalu tua pada saat kehamilan, apa bila usia ibu terlalu muda
pada saat hamil maka janin yang diandung akan bersaing dengan sang ibu untuk
mendapatkan zat gizi karena ibu dan janinnya sama-sama membutuhkan zat gizi
untuk tumbuh kembangnya, Akibatnya janin yang dikandung mengalami
keguguran, pertumbuhan janin tidak maksimal membuat bayi lahir dengan bearat
badan lahir rendah (BBLR).
Pada dasarnya ibu hamil sangat memerlukan tambahan zat gizi untuk
tubuh kembang jain yang dikandungnya, namun kebanyakan karena kurangnya
pengetahuan ibu maka kekurangan gizi yang sering terjadi adalah ibu hamil
mengalami kekurangan energi protein, mineral, zat besi dan kalsium yang sanggat
dibutuhkan untuk pertumbuhan janin didalam kandungan.
Kebutuhan energi yang harus dipenuhi ibu hamil iyalah 80.000 kalori
selama kehamilan, dan kebutuhan zat besi sanggatlah dibutuhkan oleh ibu hamil
bukan cuman untuk pembentukan janin, zat besi sanggat dibutuhkan untuk
pembentuk sel-sel darah merah, perkembangan otak, pembentukan otot, jika ibu
kekurangan zat besi ibu kan mengalami anemia hingga bayi kemungkinan lahir
prematur, Sedangkan kalsium yang dikonsumsi ibu sangat dibutuhkan untuk
membentukan tulang pada janin.
Rata –rata ibu hamil kadar hemoglobinnya menurun atau biasa disebut
anemia jika ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet zat besi (fe) yang diberikan
dipuskesman atau rumah sakit bersalin pada saat pemerikaan kesehatan ibu dan
anak (KIA), maka dari itu ibu hamil harus rutin mengkonsumsi tablet zat besi (fe)
agar ibu tidak mengalami anemia dimasa kehamilannya.

PEMBAHASAN

Pemberian tablet Fe(zat besi) pada masa kehamilan harus terpenuhi untuk
kebutuhan ibu dan janinnya, dikarenakan kurangnya asupan zat besi yang
dikonsumsi ibu mengakbatkan ibu terkena anemia atau kadar hemoglobin (Hb)
ibu hamil menurun. Jika ibu kurang mengkonsumsi asupan zat besi pada saat
kehamilan berdampak buruk bukan cuman pada ibu tapi juga pada perkembangan
janin (Susiloningtyas, 2012b). Kebutuhan energi dan asupan zat gizi pada saat
kehamilan sanggat dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin, maka dari itu jika
kekurangan asupan zat gizi pada saat kehamilan bisa mengakibatkan janin
bertumbuh tak sempurna (Lubis, 2003). Pendidikan gizi bagi ibu hamil diperlukan
untuk pengetahuan ibu tentang makanan yang baik dikonsumsi pada saat
kehamilan agar ibu terhindar dari masalah anemia yang sering di alami oleh ibu
hamil, pendidikan tersebut bisa melalui via SMS (Kusfriyadi, 2010).
Ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat gizi dan mendapatkan makanan
yang cukup gizi agar janin yang dikandungnya bertumbuh kembang dengan baik
sehingga terhindar dari berat badan lahir rendah (BBLR), BBLR dapat
mengakibatkan bayi lahir stunting (MCA Indonesia, 2014). Kepatuhan ibu hamil
untuk Mengkonsumsi tablet zat besi atau Fe pada masa kehamilan berjumlah 90
tablet minimal yang perlu dikonsumsi di masa kehamilan (Susiloningtyas, 2012a).
kekurangan zat gizi tertentu dapat mengakibatkan ibu mengalami anemia pada
saat kehamilan sehingga suplai darah yang seharusnya diantarkan ke oksigen
sebagai sumber makanan janin terhambat itulah penyebab tumbuh kembang janin
tak normal (Nurhidayati Rohmah Dyah and Irdawati, 2013).
Pada saat kehamian kebutuhan zat besi ibu meninggkat dua kali lipat
dibandingkan perempuan remaja makanya dimasa kehamilan ibu hamil sering
mengalami anemia disebabkan karena volume darah ibu menurun (Ratih, 2017).
Selain harus mengkonsumsi asupan gizi yang baik ibu hamil juga harus terhindar
dari stres yang bisa mengakibatkan kesehatan janin mengalami hal yang sama,
jika ibu stres janin tidak bisa bertumbuh dengan normal (Tampubolon Elmina,
2008). Asupan makanan yang mengandung zat gizi untuk ibu hamil sanggat
berpengaruh terhadap air susu ibu (ASI) pada saat janinnya lahir itu sebabnya
status gizi ibu hamil harus terpenuhi dengan baik (Hardinsyah, Riyadi and
Napitupulu, 2016).
Mengkonsumsi Gizi seimbang untuk ibu hamil berpengaruh langsung
untuk metabolisme janin yang dikandungnya Asupan gizi yang seragam sangat
baik seperti karbohidrat, protein, lemak dan mineral (Dewantari, 2013). Ibu hamil
harus banyak mengkonsumsi sayur dan buah agar tidak mengalami anemia yang
dapat beresiko ketuban pecah dini dan hipokalsemia (Hanani, Suyatno and P,
2016). Masalah anemia pada ibu hamil di indonesia masih tinggi diakarnakan ibu
kurang mengkonsumsi makanan yang cukup kalori, protein, vitamin, mineral dan
cairan untuk mencukupkan kebutuhan gizi ibu, janin serta plasenta (Lina Marlina,
2018)
Kebutuhan akan zat gizi ibu hamil meninggkat pada saat trimenster ke III
dikarenakan janin menyimpan zat besi untuk persediaan dirinya dibulan pertama
kelahirannya makanya cenderung ibu hamil menggalami anemia pada trimester III
(Setyawati and Syauqy, 2014). Janin dan ibu memerlukan asupan nutrisi yang
baik selama kehamilan, jika ibu kekurangan cairan pada saat kehamilan bisa
berdampak pada konstipasi (Rahayu, Ummah and Juanita, 2010). Stunting iyalah
Kekurangan energi kronis yang disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan asupan
gizi ibu disaat kehamil, stunting terjadi mulai dari janin masih dikandung
(Kusumawardhani, Gunawan and Aritonang, 2017).

KESIMPULAN

Kecukupan asupan zat gizi bagi ibu hamil sanggat berpengaruh terhadap
tumbuh kembang janin yang dikandungnnya, beberapa ibu kurang menggetahui
kandungan nutrisi yang baik untuk dikonsumsi pada saat kehamilan, tak banyak
ibu mengkonsumsi makanan yang kurang baik atau makanan yang hanya ibu
sukai saja yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan janin diladam rahim
ibu dan bisa menyebabkan berat badan bayi lahir rendah (BBLR).
Perkembangan janin didalam rahim berlangsung 9 bulan dan masa
perkembangannya bertahap mulai dari pembentukan otak, tulang belakang,
jantung, organ tubuh hingga alat gerak indra. Makanya ibu hamil membutuhkan
zat-zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, zat besi, kalsium, asam folat,
kolin, vitamin E, vitamin A, vitamin B1,iyodium, dan zink untuk pertumbuhan
janinnya.
Tak banyak juga karena keterbatasan ekonomi atau rendahnya ekonomi
yang membuat ibu tidak bisa mengkonsumsi makanan yang cukup nutrisi untuk
ibu dan janinnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dewantari, N. M. (2013) ‘PERANAN GIZI DALAM KESEHATAN


REPRODUKSI Ni Made Dewantari 1’, Jurnal Skala Husada.

Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak and
Kementerian Kesehatan RI (2011) ‘PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE
ANAK ( PPIA )’, Direktorat Bina Kesehatan Ibu Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak Kementertian Kesehatan RI.

Fabella Khoiriah Dian Isti Angraini, MPH, dr Novita Carolina, M.Sc, D. dr A. S. (2015)
‘Hamil Dengan Berat Bayi Lahir Rendah’, Jurnal Majority.

Hanani, Z., Suyatno and P, S. F. (2016) ‘Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi


Sayur dan Buah pada Ibu Hamil di Indonesia (Berdasarkan Data Riskesdas 2013)’, Jurnal
Kesehatan Masyarakat.

Hardinsyah, Riyadi, H. and Napitupulu, V. (2016) ‘Kecukupan Energi, Protein, Lemak


dan Karbohidrat’, Research Gate Publication.

Hasanah, D. N. and Febrianti, M. (2012) ‘Kebiasaan makan menjadi salah satu penyebab
kekurangan energi kronis (kek) pada ibu hamil di poli kebidanan rsia lestari cirendeu
tangerang selatan’, Jurnal Kesehatan Reproduksi.

Hendarto, A. and Pringgadini, K. (2013) ‘Nilai Nutrisi Air Susu Ibu’, Ikatan Dokter Anak
Indonesia.

Herawati, C. and Astuti, S. (2010) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia


Gizi pada Ibu Hamil di Puskesmas Jalaksana Kuningan Tahun 2010’, Jurnal Kesehatan
Kartika.

Kemenkes RI (2017) ‘Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2016’, Biro
Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat.
Kusfriyadi, M. K. (2010) Pengaruh pendidikan gizi ibu hamil dan pesan gizi melalui
Short Message Service (SMS) terhadap pengetahuan, kepatuhan minum tablet besi dan
kadar Hemoglobin ibu hamil di kota Palangka Raya, Universitas Stuttgart.

Kusumah, U. W. (2009) ‘Kadar haemoglobin ibu hamil trimester II-III dan faktor- faktor
yang mempengaruhinya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009’, Universitas
Sumatera Utara.

Kusumawardhani, I., Gunawan, I. M. A. and Aritonang, I. (2017) ‘ASI Eksklusif,


Panjang Badan Lahir, Berat Badan Lahir Rendah Sebagai Faktor Risiko Terjadinya
Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Puskesmas Lendah II Kulon Progo’, Skripsi. doi:
10.1021/j100709a023.

Lina Marlina (2018) ‘PENGARUH PEMBERIAN TABLET VITAMIN C TERHADAP


PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL YANG MENGKONSUMSI
TABLET FE DI DESA CIHAURBEUTI KABUPATEN
CIAMIS’, Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya.

Lubis, Z. (2003) Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi yang
Dilahirkan, Zulhaida@ telkom. net.

MCA Indonesia (2014) ‘Stunting dan Masa Depan Indonesia’, Millennium Challenge
Account - Indonesia.

Nurhidayati Rohmah Dyah and Irdawati, S. (2013) ‘Analisis Faktor Penyebab Terjadinya
Anemia Pada Ibu Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo’,
Naskah Publikasi.

Prawita, A., Susanti, A. I. and Sari, P. (2018) ‘Survei Intervensi Ibu Hamil Kurang Energi
Kronik (Kek) Di Kecamatan Jatinangor Tahun 2015’, Jurnal Sistem Kesehatan. doi:
10.24198/jsk.v2i4.12492.

Rahayu, D., Ummah, F. and Juanita, F. (2010) ‘Hubungan Pola Makan Ibu Hamil
dengan Kejadian Konstipasi di BPS Aida Hartatik Desa Ndalanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan’, Surya.

Ratih, R. H. (2017) ‘PENGARUH PEMBERIAN ZAT BESI ( Fe ) TERHADAP


PENINGKATAN HEMOGLOBIN IBU HAMIL ANEMIA’, JOMIS (Journal Of
Midwifery Science).

Rukmana, S. C. and Kartasurya, M. I. (2014) ‘HUBUNGAN ASUPAN GIZI DAN


STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR
BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SURUH KABUPATEN
SEMARANG’, Journal of Nutrition College.

Setyawati, B. and Syauqy, A. (2014) ‘PERBEDAAN ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI,


ASAM FOLAT, DAN VITAMIN B12 ANTARA IBU HAMIL TRIMESTER III
ANEMIA DAN TIDAK ANEMIA DI PUSKESMAS
TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN’, Journal of Nutrition College.

Simanjuntak, D. H. and Sudaryati, E. (2011) Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui,
Universitas Sumatera Utara.

Siwi, S. S. (2010) Hubungan tingkat pengetahuan tentang gizi dengan kadar hemoglobin
pada ibu hamil di Kecamatan Jebres Surakarta, Hemoglobin.

Susiloningtyas, I. (2012a) ‘Pemberian Zat Besi (Fe) Dalam Kehamilan’,


Suhardjo, 2003.

Susiloningtyas, I. (2012b) ‘PEMBERIAN ZAT BESI (Fe) DALAM KEHAMILAN


Oleh : Is Susiloningtyas’, Suhardjo, 2003.

Tampubolon Elmina (2008) ‘Analisis Implementasi penanggulangan Gizi Buruk Di


wilayah Kerja Puskesmas Medan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan. Tesis’, thesis.

Tanziha, I. et al. (2016) ‘Faktor Risiko Anemia Ibu Hamil di Indonesia’, 1978- 105.
Yuliandani, F. A. et al. (2017) ‘Strategi Dalampenanggulangan Pencegahan Anemia
Padakehamilan’, Jurnal Ilmiah Widya. doi: ISSN 2337-6686.

Yulianti, I. and Hargiono, R. A. (2016) ‘Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD dr Wahidin Sudirohusodo Kota
Mojokerto’, Jurnal.

Yuliastuti, E. (2014) ‘FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEKURAN GAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN’, An-Nadaa: Jurnal
Kesehatan Masyarakat. doi: 10.31602/ANN.V1I2.220.
DOKUMENTASI

You might also like