You are on page 1of 18

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE

A.PENGERTIAN
Intranatal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu(Mitayani,
2011).
Persalinan merupakan proses ketika kontrasi uterus mendorong janinkeluar ari uterus
(Saputra, 2014).
Ketika proses persalinan dimulai, kontrasi ini menjadi kuat dan teratur. Pada akhirnya, usaha
mengejan yang disadari memperkuat kontrasinya, yang mengakibatkan terjadinya kelahiran.
Mulai timbul persalinan terjadi akibat beberapa faktor:

Meningkatkan jumlah reseptor oksitosin pada serabut otot uterus.

Peregangan uterus selama perjalannan kehamilan.

B.BENTUK-BENTUK PERSALINAN
Terdapat beberapa bentuk persalinan diantaranya sebagai berikut:

1. Persalinan spontan
Persalinan berlangsung dengan kekuatan sendiri dan melalui jalan lahir(Rohani,
Saswita, & Marisah, 2011)

2. Persalinan buatan
Proses persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar(Rohani, Saswita,
& Marisah, 2011)

3. Persalinan anjuran
Proses persalinan didahului tindakan pemecahan ketuban, pemberian
pitocin/prostaglin. Induksi persalinan mekanis menggunakan laminaria stiff,
persalinan dengan tindakan operasi.(Rohani, Saswita, & Marisah, 2011)

C.ETIOLOGI PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan dengan
faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah,
2011)

a) Teori Penurunan Hormon


1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormon progesteron dan estrogen.
Fungsi progesteron sebagai penenangotot –otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesteron turun.

b) Teori Placenta Menjadi Tua


Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan kekejangan pembuluh
darah yang menimbulkan kontraksi rahim.

c) Teori Distensi Rahim


Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.

d) Teori iritasi mekanik


Di belakang servik terlihat ganglion servikal (fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini
digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus. e)Induksi
partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi

pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

D.TANDA DAN GEJALA INPARTU


1. Timbul rasa sakit oleh adanya hicks yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada serviks.
Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi servikal dari proliperasi kelenjar mukosa servikal
pada awal kehamilan, berperan sebagai bariel protektif dan menutup servikal selama
kehamilan. Bloody show adalah pengeluaran dari mukus.

3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan nebran yang normal

terjadi pada kala 1 persalian. Hal ini terjadi 12 % wanita, dan lebih dari 80% wanita akan
memulai persalinan secara spontan.

4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Berikut ini adalah
perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara dan multipara. a. Nulipara
Biasanya sebelum persalinan serviks menipis sekitar 50-60% dan pembukaan sampai 1
cm, dan dengan dimulai persalian, biasanya ibu nulipara mengalami penipisan serviks
50-100 %, kemudian mulai terjadi pembukaan.
b.Multipara
Pada multiparah sering kali serviks tidak menipis pada awal persalianan, tetapi hanya
membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan membuka, kemudian di
teruskan dengan penipisan.

5.Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks ( frekuensi minimal 2 kali


dalam 10 menit ).
E.SIFAT HIS PERSALINAN
1. Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
2. Sifatnya teratur, interval semakin pendek, dan kuatnya makin besar
3. Mempunyai pengaruh terhadap pembukaan serviks.
4. Makin beraktivitas ( jalan), kekuatan makin bertambah.
F.PATHWAY

G.TAHAPAN PADA PROSES PERSALINAN


Proses kelahiran anak dapat dibagi menjadi tiga tahap. Durasi setiap tahap bervariasi
menurut ukuran uterus, usia perempuan dan jumlah kehamilan sebelumnya(Saputra, 2014) Tahap-
tahap persalinan

1. Kala 1

Mulai timbul persalinan yang sebenarnya, dimana janin mulai turun yang di tandai
dengan penipisan dan dilatasi serviks yang dapat berlangsung antara 6 - 24
jam pada wanita primipara, tetapi umumnya lebih singkat secara bermakna pada
perempuan multipara(Saputra, 2014)
Pada kala 1 di bagi menjadi 3 fase yaitu :
 Fase laten : serviks berdilatasi dari 0 – 3 cm

 Fase aktif : serviks berdilatasi dari 4 – 7 cm

 Fase transisional : serviks berdilatasi dari 8 – 10 cm

2. Kala 2

Diawali dengan dilatasi serviks penuh dan berakhir dengan kelahiran janin. Rata-
rata sekitar 45 menit pada wanita primipara; dapat lebih singkat pada wanita multipara
yang melibatkan pecahnya kantong amnion seiring dengan peningkatan frekuensi dan
intensitas kontraksi uterus. Ketika kepala janin yang mengalami fleksi memasuki
panggul,otot panggul ibu mendorong kepala untuk melakukan rotasi anterior dan bagian
kepala belakang untuk bergerak di bawah simfisis pubis.
Seiring dengan kontraksi uteru, kepala janin yang mengalami fleksi di dorong lebih
dalam ke panggul; resistensi dasar panggul secara bertahap memaksa kepala untuk
melakukan ekstensi.

Kepala janin berotasi balik ke posisi sebelumnya setelah melewati lubang vulvo
vagina biasanya kepala berotasi ke lateral (eksternal) ketika bahu anterior
berotasi kedepan untuk melintas di bawah arkus pubis di ikuti dengan kelahiran
bahu dan sisa tubuh janin(Saputra, 2014)

3. Kala 3
Dimulai setelah kelahiran anak dan berakhir dengan keluarnya plasenta(Saputra, 2014).
4. Kala 4
Dimulai dari lahirnya uri sampai 1-2 jam. Kal ini dimaksudkan untuk melakukan
observasi karena perdarahan post partum paling sering pada 2 jam
pertama. Perdarahan diangap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.(rohani,
saswita, & marisah, 2011)

H.FAKTOR PERSALINAN a.Passage (Jalan Lahir)


Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar
panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada
rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari :

1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)


a) Os. Coxae

Os illium

Os. Ischium

Os. Pubis
b) Os. Sacrum = promotorium
c) Os. Coccygis
2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
3) Pintu Panggul
a) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea
inominata dan pinggir atas symphisis.
b) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
c) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
d) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.
4) Bidang-bidang :
a) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis
dan promontorium
b) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
c) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan
kiri.
d) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
b.POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi
uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama
yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :

1.His (kontraksi otot uterus)


Merupakan kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan
lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung
amnion ke arah segmen bawah rahim dan serviks.

a) kontraksi otot-otot dinding perut


b) kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
c) ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja

dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :


1) Kontraksi Simetris
2) Fundus Dominan
3) Relaksasi
4) Involuntir : terjadi di luar kehendak
5) Intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling)
6) Terasa sakit
7) Terkoordinasi
8) Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Perubahan-perubahan akibat his :
1) Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan
hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks
menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).
2) Pada ibu rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim,juga ada kenaikan nadi
dan tekanan darah.

3) Pada janin pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul
hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang jelas
didengar karena adanya iskemia fisiologis.

Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harusdiperhatikan dari
his:

1) Frekuensi his jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh
menit.

2) Intensitas his kekuatan his diukur dalam mmHg. Intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu persalinan
semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar jika wanita
tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.

3) Durasi atau lama his lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik, misalnya
selama 40 detik.

4) Datangnya his apakah datangnya sering, teratur atau tidak.


5) Interval jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2
sampe 3 menit

6) Aktivitashis frekuensixamplitudo diukur dengan unit Montevideo.

His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung
kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai
satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan
membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam
kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
Kelainan kontraksi otot rahim

1) Inertia Uteri

His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi
menjadi :

Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah.

 Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah.
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian
terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah. His yang lemah
dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga
memerlukan konsultasi atau merujuk
penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.
2) Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan reaksi
otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :

a) Persalinan Presipitatus
b) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibatnya mungkin
fatal
c) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
d) Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan
e) Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan inversion uteri

f) Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam
rahim

3) Inkoordinasi otot rahim


Keadaan inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya

kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran


janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah

a) Faktor usia penderita relatife tua


b) Pimpinan persalinan
c) Karena induksi persalinan dengan oksitosin
d) Rasa takut dan cemas
c.PASSANGER
Passanger terdiri dari janin dan plasenta.Janin merupakan passangge utama dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar dan

keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
persalinan.
Kelainan –k elainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah kelainan
ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak
seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang
atau letak sungsang.
d.PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi
realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi
anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula
dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi

hal yang nyata.


Psikologis meliputi :

1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual


2) Pengalaman bayi sebelumnya
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu Sikap negatif terhadap
persalinan dipengaruhi oleh:

1) Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan


2) Persalinan sebagai ancaman pada self-image
3) Medikasi persalinan
4) Nyeri persalinan dan kelahiran
e.PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill
dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

I.PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. USG
b. Pemeriksaan Hb

J.PENATALAKSANAAN
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan
plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:

a. Kaji kondisi fisik klien

b. Menganjurkan klien untuk tidak coitus


c. Menganjurkan klien istirahat

d. Mengobservasi perdarahan

e. Memeriksa tanda vital

f. Memeriksa kadar Hb

g. Berikan cairan pengganti intravena RL


h. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature

K.PERSIAPAN PERSALINAN
a.Ibu :
1. Gurita, 3 buah
2. Baju tidur, 3 buah
3. Underware secukupnya
4. Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
5. Pembalut khusus, 1 bungkus
6. Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar b.Bayi :

1. Popok dan gurita bayi, 1-2 buah


2. Baju bayi, 1-2 buah
3. Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah
4. Selimut,topi dan kaos kaki bayi
5. Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
c.Penolong :

1. Memakai Alat Pelindung Diri, terdiri dari : Sarung tangan steril, Masker, Alas kaki,
celemek

2. Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan


Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan
berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau penerangan yang
cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih, kain tebal, dan
pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi jangan pamas), harus rersedia meja atau
permukaan yang bersih dan mudah dijangkau untuk meletakkan peralatan yang
diperlukan.

3. Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.


Memastikan bahwa ruangan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC), pencahayaan cukup
dan bebas dari tiupan angin.

a.Alat :
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :

1. 2 klem Kelly atau 2 klem kocher


2. Gunting tali pusat
3. Benang tali pusat

4. Kateter nelaton

5. Gunting episiotomy

6. Alat pemecah selaput ketuban

7. 2 psang sarung tangan dtt


8. Kasa atau kain kecil
9. Gulungan kapas basah

10. Tabung suntik 3 ml dengan jarum intramuskuler sekali pakai


11. Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
12. 4 kain bersih
13. 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi b.Bahan :
1. Partograf

2. Termometer

3. Pita pengukur
4. Feteskop / dopler

5. Jam tangan detik

6. Stetoskop

7. Tensi meter
8. Sarung tangan bersih

c.Obat-Obatan Ibu:

1. 8 Ampul Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml


2. 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin
3. 3 botol RL
4. 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C ) Bayi:

1. Salep mata tetrasiklin


2. Vit K 1 mg
L.PENGURANGAN RASA NYERI
Metode pengurangan rasa nyeri yang diberikan oleh pendamping persalinan secara terus
menerus bersifat sebagai berikut (rohani, saswita, & marisah, 2011).

1. Sederhana

2. Efektif

3. Biaya rendah
4. Risiko rendah

5. Kemajuan persalinan meningkat

6. Hasil kelahiran bertambah baik

7. Bersifat sayang ibu


Menurut varney’s midwifery, pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa
sakit adalah sebagai berikut(rohani, saswita, & marisah, 2011).

1. Menghadirkan seseorang yang dapat mendukung persalianan


2. Pengaturan posisi
3. Relaksasi dan pernapasan
4. Istirahat dan privasi
5. Penjelasan mengenai proses/ kemajuan persalinan dan prosedur tindakan
6. Asuhan tubuh
7. Sentuhan
Penny Simpkin mengemukakan cara untuk mengurangi rasa sakit dengan cara sebagai
berikut (rohani, saswita, & marisah, 2011).

1. Mengurangi rasa sakit langsung pada sumbernya


2. Memberikan rangsangan alternatif yang kuat
3. Mengurangi reaksi mental negatif, emosional, dan reaksi ibu terhadap rasa sakit.
Nyeri dalam persalinan dapat dikendalikan dengan 2 metode, yaitu farmakologis dan non
farmakologis(rohani, saswita, & marisah, 2011).

1. Metode pengendalian nyeri persalinan secara nonfarmakologis.


a. Kompres panas
Sebuah studi kecil mengenai kompres panas yang diletakkan di fundus,
menemukan bahwa tindakan ini akan meningkatkan aktivitas rahim. Kompres
panas meningkatkan suhu kulit lokal, mengurangi spesme otot, dan meningkatkan
ambang nyeri. Hal yang harus diperhatikan oleh pendamping persalinan adlah
panas dari alat kompres harus dapat dirasakan senyaman mungkin oleh ibu,karena
kemungkinan pada saat persalinan ibu tidak dapat bereaksi terhadap panas yang
sangat berlebihan.

b. Kompres dingin
Kompres dingin berguna untuk mengurangi ketegangan nyeri sendi dan otot
mengurangi pembengkakkan dan menyejukan kulit. Kompres dingin akan

membuat baal daerah yang terkena dengan memperlambat transmisi nyeri melalui
neuron-neuron sensorik.

c. Hidroterapi
Selain mengurangi ketegangan, nyeri otot, dan nyeri sendi; hidroterapi juga dapat
mengurangi efek gravitasi bersama dengan ketidaknyamanan
berkaitan dengan tekanan pada panggul dan struktur lain, tekanan yang merata
pada bagian tubuh yang terendam dan kehangatan sering kali menghasilkan
penurunan nyeri dan kemajuan dalam peralinan aktif yang lebih cepat.

d. Counterpressure
Tekanan yang terus-menerus selama kontraksi dilakukan pada tulang sakrum
wanita atau kepalan salah satu tangan, atau peremasan pada kedua
pinggu. Hal terseburt dapat membantu mengurangi nyeri panggul yang dirasakan
oleh wanita melahirkan.

e. Penekanan lutut
Tekanan langsung melalui tulang paha kearah satu atau dua sendi pinggul
melepaskan sendi sakro iliaka dari ketegangan dan dapat mengurangi rasa nyeri.
Penekanan lutut tidak dapat digunakan jika ibu mengalami nyeri

sendi, peradangan, atau kerusakan pada lutut, ddan ketika ibu mengatkan
penekanan lutut tidak membantu mengurangi rasa nyeri.

2. Metode pengendalian nyeri persalianan secara farmakologis,


a. Sedatif, misalnya golongan barbiturat.
b. Opioid, misalnya morfin.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, banyak peneliti
yang melakukan riset mengenai penangannan nyeri saat proses persalinan khusunya
nyeri punggung bawah yang dirasakan oleh para wanita saat melahirkan. Hal ini
ditunjukkan dengan didapatnya jurnal yang membahas tentang penggunaan suntikan air
steril saat proses persalinan. Yang mana judul jurnal ini adalah Managing labour pain
safely yang dilakukan oleh Kerry

Peart .
Pada jurnal ini dibahas bagaimana keefektifan penggunaan suntikan air steril dan
juga banyaknya para ibu memilih menggunakan suntikan air steril sebagi salah satu
alternatif untuk menghilangkan nyeri punggung saat

melahirkan, dibandingkan penggunaan obat-obat meskipun, pada saat penyuntikan


para ibu merasakan sakit tapi hal ini dapat tergantikan . Hal ini juga dibuktikan
dengan teori dari Melzak dan Wall (1965) yang mengatakan bahwa persepsi
nyeri bisa diubah dengan memperkenalkan periode singkat rasa sakit dari
situs reseptor alternatif.
Penggunaan suntikan air steril pun memberikan kontribusi yang baik dari para
ibu yang mengalami persalinan yang mana ssalah satu wanita mengatakan :
suntikannya benar-benar menyengat tapi dibandingkan nyeri punggung itu
ini sangat bermanfaat, dan tidak ada kekhawatiran ditimbulkan

dibandingkan penggunaan obat.saya sangat senang atas pilihan saya dengan


memilih menggunakan suntikan air steril (Peart).
Selain memberikan kenyaman bagi ibu hamil saat persalinan praktisi kesehatan
bik perawat maupun bidan juga harus memperhatikan kebutuhan khusus pada ibu saat
melahirkan apalagi jika itu adalah kehamilan pertamanya, mereka sangat memerlukan
dukungan saat melahirkan. Ini juga diperhatikan oleh beberapa peneliti, ini
ditunjukkan dari sebuah jurnal “ Most Important for First Time Mothers during
Labor is to be Respected for their Needs, to Feel Involved in the Care and
Support from their Partners” . yang dituliskan oleh

Lena Nilsson, Tina Thorsell, Petra Zandren Hammar, Kristina Pethrus,and


Anette Ekström . pada jurnal ini dibahas bagaimana pentingnya seorang teman atau
pendamping, dalam melakukan persalinan untuk pertama kalinya, dengan adanya
pendamping akan menimbulkan rasa percaya(Nilsson, Thorsell, Hammar, Pethrus, &
Ekström, 2012).
ASUHAN KEPERAWATAN
INTRANATAL CARE

A.PENGKAJIAN
1. Identitas klien
.
2. Riwayat kesehatan (Mitayani, 2011)
a. Tanyakan alasan masuk ke kamar bersalin: apakah ada kontraksi, ketuban pecah,
DLL.
b. Tanyakan riwayat perawatan prenatal, kapan mulainya dan jumlah kunjungannya.

c. Tanyakan kapan taksiran persalinan.

d. Status obstetri (gravid, partus, abortus, hidup – GPAH), riwayat medis, operasi, dan
kehamilan.

e. Tanyakan riwayat alergi : obat-obatan, dan makanan.

f. Tanyakan adanya riwayat hipertensi, DM dan penyakit lainnya.


g. Tanyakan asupan nutrisi, jenisnya, dan kapan dikonsumsi.
h. Tanyakan rencana persalinan dan bagaimana metode mengurangi nyeri.

i. Dukungan keluarga

3. Pemeriksaan fisik (Doenges & Moorhouse, 2001)


a. Kala 1

Fase laten

1) Intregritas ego

Dapat senang atau cemas
2) Nyeri/ ketidaknyamanan
Kontraksi regular, peningkatan frekuansi, durasi dan keparahan
.

Kontraksi ringan, masing-masing 5-30 menit, berakhir 10-30 detik.

3) Keamanan

Irama jantung janin paling baik terdengan pada umbilikus
(tergantung pada posisi janin)

4) Seksualitas

Membran mungkin/ tidak pecah.
Serviksdilatasi dari 0-4 cm

Bayi mungkin pada 0(primigravida) atau dari0-+ 2 cm
(multigrabida)

Raba vagina sedikit, mungkin lendir merah muda (“ show “),


kecoklatan atau terdiri dari plak lendir.


Fase aktif

1) Akivitas/istirahat

Dapat menunjukkan bukti kelelahan
2) Integritas ego

Dapat tampak lebih serius dan terhanyut pada proses
persalinan

Ketakutan tentang kemampuan mengendalikan pernapasan
dan/atau melakukan teknik relaksasi

3) Nyeri/ketidaknyamanan

Kontrasi sedang, terjadi setiap 2,5-5 menit dan berakhir 30-
45 detik
4) Keamanan

Irama jantung janin terdeteksi agak dibawah pusat pada
posisi verteks

Denyut jantung janin (DJJ) bervariasi dan perubahan
periodik umumnya teramati pada respon terhadap kontraksi,
palpasi abdominal, dan gerakan janin

5) Seksualitas

Dilatasi serviks dari kira-kira 4-8 cm (1,5 cm/jam
multipara,1,2 cm/jam nulipara)

Perdarahan pada jumlah sedang

Janin turun +1-+2 cm dibawah tulang iskial

 Fase transisi
1) Sirkulasi

Tekanan darah meningkat 5-10 mmhg diatas nilai normal klien

Nadi meningkat
2) Integritas ego
 Perilaku peka

 Dapat mengalami kesulitan mempertahankan kontrol,


memerlukan pengingat tentang pernapasan


Mu ngkin amnesik

Dapat menyatakan “ saya tidak tahan lagi” atau dapat
menginginkan untuk “pulang dulu dan nanti kembali lagi”
3) Eliminasi

Dorongan untuk menghindari atau defekasi melalui fase (
janin pada posisi posterior)

4) Makanan/ cairan

Mual dan muntah dapat terjadi
5) Nyeri/ ketidaknyamanan
 Kontrasi uterus kuat terjadi setiap 2-3 mnt dan berakhir 45-

60 detik
 Ketidaknyamanan tingkat hebatpada daerah abdomen/ sakral

 Dapat menjadi sangat gelisah, menggeliat-geliat karena nyeri,


atau ketakutan

 Dapat melaporkan menjadi (terlalu panas) sensasi


kesemutan pada ujung jari, ibu jari, dan wajah

Tremor kaki dapat trjadi
6) Keamanan
 Diaforetik
 Irama jantung janin terdengar tepat diatas simfisis pubis

Denyut jantung janin dapat menunukkan deselerasi lambat (
sirkulasi uterus terganggu ) atau deselerasi awal ( kompresi
kepala )

7) Seksualitas

Dilatasi serviks dari 8-10 cm

Penurunan janin dari +2-+4 cm

Tampilan darah dalam jumlah berlebihan
b. Kala 2
1) Aktivitas/istirahat

Laporan kelelahan

Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri/ teknik
relaksasi

Letargi

Lingkaran hitam dibawah mata
2) Sirkulasi

Tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi
3) Integritas ego

Respon emosiaonal dapat direntang dari perasaan fear/iritation/relief/joy

Dapat merasa kehilangan kontrol atau kebalikannnya seperti saat ini klien
kembali mengejan secara akktif

4) Eliminsi

Keinginan untuk defekasi/ mendorong involunter pada kontraksi, disertai
tekanan intraabdomen dan tekanan uterus

Dapat mengalami rabas fecal saat mengejan

Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine dikeluarkan selama
upaya mendorong.

5) Nyeri/ ketidaknyamanan
 Dapat merintih/ meringis selama kontraksi


Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat

 Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum


 Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
 Kontraksi uterus kuat, terjadi selama 1,5-2 mnt masing -masing dan
berakhir 60-90 detik.


Dapat melawan kontraksi, khususnya bila ia tidak berpartisipasi
dalam kelas kelahiran anak
6) Pernapasan

Peningkatan frekuensi pernapasan

7) Keamanan

Diaforesis sering terjadi

Bradikardia janin ( tampak saat deselerasi awal pada pemantau elektik )
dapat terjadi selama kontrksi ( kompresi kepala )

8) Seksualitas
 Serviks dilatasi penuh (10 cm ) dan penonjolan 100%
 Peningkatan penampakan perdarahan vagina

 Penonjolan rektal/perineal dengan turunya janin

 Membran mungkin ruptur pada saat ini bila maih utuh

 Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraks



Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada
presentasi verteks.

c. Kala3

1) Aktivitas/istirahat
Prilaku dapat direntang senang sampai keletihan
2) Sirkulasi

Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat, kemudian kembali
ketingkat normal dengan cepat

Hipotensi dapat terjadi sebagai respon dari analgesik dan anatesi

Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan curah
janung

3) Makanan/ cairan

Kehilangan darah normal kira-kira 250-300 ml
4) Nyeri/ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki/ menggigil

5) Keamanan

Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya robekan
dan laserasi.

Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada


6) Seksualitas

Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saaat plasenta lepas dari
endometrium, biasanya dalam waktu 1-5 menit setelah
melahirkan bayi

Tali pusat memanjang pada muara vagina


Uterus berubah dari diskoid menjadi bentuk globular dan meninggikan
abdomen.

d. Kala4

Pemeriksaan fisik, TTV, dan keadaan umum.

Kontraksi rahim , after pain


Perdarahan

Kandung kemih

Luka episiotomi

 Bonding attachment

Keadaan bayi

Kebutuhan khusus

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Kala 1

a.Fase laten :

Ansietas
 Kekurangan volume cairan

 Resiko infeksi

 Resiko cedera b.Fase aktif :

 Nyeri akut

Gangguan pola eliminasi

Ansietas

c.Fase transisi:

 Nyeri akut

Resiko penurunan curah jantung

Kekurangan volume cairan

Keletihan

2.
Kala 2

 Nyeri akut

Kerusakan integritas kulit

Keletihan

You might also like