Professional Documents
Culture Documents
LP INC Risdiani
LP INC Risdiani
INTRANATAL CARE
A.PENGERTIAN
Intranatal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu(Mitayani,
2011).
Persalinan merupakan proses ketika kontrasi uterus mendorong janinkeluar ari uterus
(Saputra, 2014).
Ketika proses persalinan dimulai, kontrasi ini menjadi kuat dan teratur. Pada akhirnya, usaha
mengejan yang disadari memperkuat kontrasinya, yang mengakibatkan terjadinya kelahiran.
Mulai timbul persalinan terjadi akibat beberapa faktor:
B.BENTUK-BENTUK PERSALINAN
Terdapat beberapa bentuk persalinan diantaranya sebagai berikut:
1. Persalinan spontan
Persalinan berlangsung dengan kekuatan sendiri dan melalui jalan lahir(Rohani,
Saswita, & Marisah, 2011)
2. Persalinan buatan
Proses persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar(Rohani, Saswita,
& Marisah, 2011)
3. Persalinan anjuran
Proses persalinan didahului tindakan pemecahan ketuban, pemberian
pitocin/prostaglin. Induksi persalinan mekanis menggunakan laminaria stiff,
persalinan dengan tindakan operasi.(Rohani, Saswita, & Marisah, 2011)
C.ETIOLOGI PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan dengan
faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah,
2011)
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
terjadi pada kala 1 persalian. Hal ini terjadi 12 % wanita, dan lebih dari 80% wanita akan
memulai persalinan secara spontan.
4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Berikut ini adalah
perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara dan multipara. a. Nulipara
Biasanya sebelum persalinan serviks menipis sekitar 50-60% dan pembukaan sampai 1
cm, dan dengan dimulai persalian, biasanya ibu nulipara mengalami penipisan serviks
50-100 %, kemudian mulai terjadi pembukaan.
b.Multipara
Pada multiparah sering kali serviks tidak menipis pada awal persalianan, tetapi hanya
membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan membuka, kemudian di
teruskan dengan penipisan.
1. Kala 1
Mulai timbul persalinan yang sebenarnya, dimana janin mulai turun yang di tandai
dengan penipisan dan dilatasi serviks yang dapat berlangsung antara 6 - 24
jam pada wanita primipara, tetapi umumnya lebih singkat secara bermakna pada
perempuan multipara(Saputra, 2014)
Pada kala 1 di bagi menjadi 3 fase yaitu :
Fase laten : serviks berdilatasi dari 0 – 3 cm
2. Kala 2
Diawali dengan dilatasi serviks penuh dan berakhir dengan kelahiran janin. Rata-
rata sekitar 45 menit pada wanita primipara; dapat lebih singkat pada wanita multipara
yang melibatkan pecahnya kantong amnion seiring dengan peningkatan frekuensi dan
intensitas kontraksi uterus. Ketika kepala janin yang mengalami fleksi memasuki
panggul,otot panggul ibu mendorong kepala untuk melakukan rotasi anterior dan bagian
kepala belakang untuk bergerak di bawah simfisis pubis.
Seiring dengan kontraksi uteru, kepala janin yang mengalami fleksi di dorong lebih
dalam ke panggul; resistensi dasar panggul secara bertahap memaksa kepala untuk
melakukan ekstensi.
Kepala janin berotasi balik ke posisi sebelumnya setelah melewati lubang vulvo
vagina biasanya kepala berotasi ke lateral (eksternal) ketika bahu anterior
berotasi kedepan untuk melintas di bawah arkus pubis di ikuti dengan kelahiran
bahu dan sisa tubuh janin(Saputra, 2014)
3. Kala 3
Dimulai setelah kelahiran anak dan berakhir dengan keluarnya plasenta(Saputra, 2014).
4. Kala 4
Dimulai dari lahirnya uri sampai 1-2 jam. Kal ini dimaksudkan untuk melakukan
observasi karena perdarahan post partum paling sering pada 2 jam
pertama. Perdarahan diangap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.(rohani,
saswita, & marisah, 2011)
3) Pada janin pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul
hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang jelas
didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harusdiperhatikan dari
his:
1) Frekuensi his jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh
menit.
2) Intensitas his kekuatan his diukur dalam mmHg. Intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu persalinan
semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar jika wanita
tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.
3) Durasi atau lama his lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik, misalnya
selama 40 detik.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung
kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai
satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan
membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam
kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
Kelainan kontraksi otot rahim
1) Inertia Uteri
His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi
menjadi :
Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah.
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian
terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah. His yang lemah
dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga
memerlukan konsultasi atau merujuk
penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.
2) Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan reaksi
otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
a) Persalinan Presipitatus
b) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibatnya mungkin
fatal
c) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
d) Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan
e) Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan inversion uteri
f) Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam
rahim
keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
persalinan.
Kelainan –k elainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah kelainan
ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak
seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang
atau letak sungsang.
d.PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi
realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi
anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula
dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi
I.PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. USG
b. Pemeriksaan Hb
J.PENATALAKSANAAN
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan
plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
d. Mengobservasi perdarahan
f. Memeriksa kadar Hb
K.PERSIAPAN PERSALINAN
a.Ibu :
1. Gurita, 3 buah
2. Baju tidur, 3 buah
3. Underware secukupnya
4. Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
5. Pembalut khusus, 1 bungkus
6. Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar b.Bayi :
1. Memakai Alat Pelindung Diri, terdiri dari : Sarung tangan steril, Masker, Alas kaki,
celemek
a.Alat :
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :
4. Kateter nelaton
5. Gunting episiotomy
2. Termometer
3. Pita pengukur
4. Feteskop / dopler
6. Stetoskop
7. Tensi meter
8. Sarung tangan bersih
c.Obat-Obatan Ibu:
1. Sederhana
2. Efektif
3. Biaya rendah
4. Risiko rendah
b. Kompres dingin
Kompres dingin berguna untuk mengurangi ketegangan nyeri sendi dan otot
mengurangi pembengkakkan dan menyejukan kulit. Kompres dingin akan
membuat baal daerah yang terkena dengan memperlambat transmisi nyeri melalui
neuron-neuron sensorik.
c. Hidroterapi
Selain mengurangi ketegangan, nyeri otot, dan nyeri sendi; hidroterapi juga dapat
mengurangi efek gravitasi bersama dengan ketidaknyamanan
berkaitan dengan tekanan pada panggul dan struktur lain, tekanan yang merata
pada bagian tubuh yang terendam dan kehangatan sering kali menghasilkan
penurunan nyeri dan kemajuan dalam peralinan aktif yang lebih cepat.
d. Counterpressure
Tekanan yang terus-menerus selama kontraksi dilakukan pada tulang sakrum
wanita atau kepalan salah satu tangan, atau peremasan pada kedua
pinggu. Hal terseburt dapat membantu mengurangi nyeri panggul yang dirasakan
oleh wanita melahirkan.
e. Penekanan lutut
Tekanan langsung melalui tulang paha kearah satu atau dua sendi pinggul
melepaskan sendi sakro iliaka dari ketegangan dan dapat mengurangi rasa nyeri.
Penekanan lutut tidak dapat digunakan jika ibu mengalami nyeri
sendi, peradangan, atau kerusakan pada lutut, ddan ketika ibu mengatkan
penekanan lutut tidak membantu mengurangi rasa nyeri.
Peart .
Pada jurnal ini dibahas bagaimana keefektifan penggunaan suntikan air steril dan
juga banyaknya para ibu memilih menggunakan suntikan air steril sebagi salah satu
alternatif untuk menghilangkan nyeri punggung saat
A.PENGKAJIAN
1. Identitas klien
.
2. Riwayat kesehatan (Mitayani, 2011)
a. Tanyakan alasan masuk ke kamar bersalin: apakah ada kontraksi, ketuban pecah,
DLL.
b. Tanyakan riwayat perawatan prenatal, kapan mulainya dan jumlah kunjungannya.
d. Status obstetri (gravid, partus, abortus, hidup – GPAH), riwayat medis, operasi, dan
kehamilan.
i. Dukungan keluarga
Fase laten
1) Intregritas ego
Dapat senang atau cemas
2) Nyeri/ ketidaknyamanan
Kontraksi regular, peningkatan frekuansi, durasi dan keparahan
.
Kontraksi ringan, masing-masing 5-30 menit, berakhir 10-30 detik.
3) Keamanan
Irama jantung janin paling baik terdengan pada umbilikus
(tergantung pada posisi janin)
4) Seksualitas
Membran mungkin/ tidak pecah.
Serviksdilatasi dari 0-4 cm
Bayi mungkin pada 0(primigravida) atau dari0-+ 2 cm
(multigrabida)
1) Akivitas/istirahat
Dapat menunjukkan bukti kelelahan
2) Integritas ego
Dapat tampak lebih serius dan terhanyut pada proses
persalinan
Ketakutan tentang kemampuan mengendalikan pernapasan
dan/atau melakukan teknik relaksasi
3) Nyeri/ketidaknyamanan
Kontrasi sedang, terjadi setiap 2,5-5 menit dan berakhir 30-
45 detik
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak dibawah pusat pada
posisi verteks
Denyut jantung janin (DJJ) bervariasi dan perubahan
periodik umumnya teramati pada respon terhadap kontraksi,
palpasi abdominal, dan gerakan janin
5) Seksualitas
Dilatasi serviks dari kira-kira 4-8 cm (1,5 cm/jam
multipara,1,2 cm/jam nulipara)
Perdarahan pada jumlah sedang
Janin turun +1-+2 cm dibawah tulang iskial
Fase transisi
1) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmhg diatas nilai normal klien
Nadi meningkat
2) Integritas ego
Perilaku peka
Mu ngkin amnesik
Dapat menyatakan “ saya tidak tahan lagi” atau dapat
menginginkan untuk “pulang dulu dan nanti kembali lagi”
3) Eliminasi
Dorongan untuk menghindari atau defekasi melalui fase (
janin pada posisi posterior)
4) Makanan/ cairan
Mual dan muntah dapat terjadi
5) Nyeri/ ketidaknyamanan
Kontrasi uterus kuat terjadi setiap 2-3 mnt dan berakhir 45-
60 detik
Ketidaknyamanan tingkat hebatpada daerah abdomen/ sakral
7) Seksualitas
Dilatasi serviks dari 8-10 cm
Penurunan janin dari +2-+4 cm
Tampilan darah dalam jumlah berlebihan
b. Kala 2
1) Aktivitas/istirahat
Laporan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri/ teknik
relaksasi
Letargi
Lingkaran hitam dibawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi
3) Integritas ego
Respon emosiaonal dapat direntang dari perasaan fear/iritation/relief/joy
Dapat merasa kehilangan kontrol atau kebalikannnya seperti saat ini klien
kembali mengejan secara akktif
4) Eliminsi
Keinginan untuk defekasi/ mendorong involunter pada kontraksi, disertai
tekanan intraabdomen dan tekanan uterus
Dapat mengalami rabas fecal saat mengejan
Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine dikeluarkan selama
upaya mendorong.
5) Nyeri/ ketidaknyamanan
Dapat merintih/ meringis selama kontraksi
Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat
Dapat melawan kontraksi, khususnya bila ia tidak berpartisipasi
dalam kelas kelahiran anak
6) Pernapasan
Peningkatan frekuensi pernapasan
7) Keamanan
Diaforesis sering terjadi
Bradikardia janin ( tampak saat deselerasi awal pada pemantau elektik )
dapat terjadi selama kontrksi ( kompresi kepala )
8) Seksualitas
Serviks dilatasi penuh (10 cm ) dan penonjolan 100%
Peningkatan penampakan perdarahan vagina
c. Kala3
1) Aktivitas/istirahat
Prilaku dapat direntang senang sampai keletihan
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat, kemudian kembali
ketingkat normal dengan cepat
Hipotensi dapat terjadi sebagai respon dari analgesik dan anatesi
Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan curah
janung
3) Makanan/ cairan
Kehilangan darah normal kira-kira 250-300 ml
4) Nyeri/ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki/ menggigil
5) Keamanan
Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya robekan
dan laserasi.
6) Seksualitas
Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saaat plasenta lepas dari
endometrium, biasanya dalam waktu 1-5 menit setelah
melahirkan bayi
Tali pusat memanjang pada muara vagina
Uterus berubah dari diskoid menjadi bentuk globular dan meninggikan
abdomen.
d. Kala4
Kandung kemih
Luka episiotomi
Bonding attachment
Keadaan bayi
Kebutuhan khusus
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Kala 1
a.Fase laten :
Ansietas
Kekurangan volume cairan
Resiko infeksi
Nyeri akut
Ansietas
c.Fase transisi:
Nyeri akut
Keletihan
2.
Kala 2
Nyeri akut
Keletihan