You are on page 1of 46

ANALISIS VIDEO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


stase Keperawatan Maternitas

Di susun oleh:
EMRITHA DELLA
14420212124

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PERAWATAN PAYUDARA

A. Definisi
Perawatan payudara adalah upaya untuk menjaga kebersihan payudara
dan langkah pemeliharaan payudara untuk menghindari terjadinya masalah-
masalah yang menghalangi atau menghambat kelancaran proses laktasi. Pada
masa menyusui, payudara harus dirawat agar tidak timbul masalah pada masa
menyusui.
B. Tujuan
1. Menjaga kebersihan payudara
2. Mencegah terjadinya masalah pada payudara
3. Menghindari terjadinya infeksi
4. Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
5. Untuk menonjolkan puting Susu
6. Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
7. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
8. Untuk memperbanyak produksi ASI
9. Untuk mengetahui adanya kelainan
C. Manfaat
1. Menjaga kebersihan terutama puting susu, sebagai jalur keluarnya ASI,
2. Memperkuat puting susu bayi mudah untuk menyusui
3. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu yang ada didalam payudara
sehingga produksi ASI lebih banyak dan lancer
4. Mendeteksi apabila ada kelainan pada payudara secara dini dan melakukan
pengobatan secepatnya
5. Mempersiapkan mental calon ibu untuk menyusui bayinya.
D. Prosedur
No. Tindakan Rasional Tindakan
A. Pra Interaksi
1 Membaca laporan / instruksi / Untuk mengetahui informasi
perintah / program terapi diagnostik mengenai identitas pasien,
dan terapi keperawatan pengobatan dan tindakan yang
akan dilakukan
2 Mencetak laporan ibu dengan fokus Agar fokus pada tindakan yang
data : Ibu masa menyusui bayi. akan diberikan
3 Menulis/mengecek identitas ibu pada Memastikan tepat pasien
format dokumentasi asuhan
keperawatan.
4 Menyiapkan peralatan: Untuk memastikan bahwa
- Kapas semua alat sudah lengkap dan
- Air masak dalam gelas/kom siap dipakai
- Handuk bersih
- Minyak kelapa 10 cc/baby oil
- Handuk besar 2 buah
- Waslap 2 buah
- Pompa payudara
- Gelas botol Susu
5 Mencuci tangan Untuk menurunkan resiko
infeksi nosokomial
B. Orientasi/Perkenalan
1 Memperkenalkan diri Memperkenalkan diri pada
- Mengucapkan salam pasien penting untuk
terapeutik/memperkenalkan diri dilakukan, karna jika pasien
- Validasi data: nama ibu, keluhan, mengenal atau mengingat
data lain yang terkait perawat tersebut maka bisa
menjadi langkah awal untuk
perawat dan pasien tersebut
lebih dekat sehingga
mempermudah perawat dalam
membina hubungan saling
percaya dengan pasien.
2 Menciptakan lingkungan islami Untuk menjalin hubungan
- Mengucapkan salam interpersonal yang harmonis
“Assalamualaikum Warahmatullahi antara perawat dan pasien serta
Wa Barakatuh” keluarga pasien.
- Menyapa pasien (termasuk
menyapa anggota keluarganya yang
menyertai pasien)
- Menunjukkan keramahan dan
ketulusan (menjabat tangan pasien,
mengelus punggung, mengelus
kepala, dll)
3 Meminta persetujuan tindakan Agar pasien mengetahui tujuan
- Menyampaikan/menjelaskan tujuan dari tindakan yang akan
tindakan dilakukan serta bagaimana
- Menyampaikan/menjelaskan prosedur tindakannya.
langkah-langkah tindakan
4 Membuat kontrak dan kesepakatan Sebagai persetujuan yang
untuk pelaksanaan tindakan diberikan pasien setelah
mendapatkan penjelasan
secara lengkap mengenai
tindakan yang akan dilakukan
C. Interaksi/Fase Kerja
1 Pasang sampiran Menjaga privasi pasien
2 Cuci tangan Untuk menurunkan resiko
infeksi nosokomial
3 Menjelaskan prosedur dan tujuan Agar pasien mengetahui tujuan
tindakan kepada ibu post partum dari tindakan yang akan
dilakukan serta bagaimana
prosedur tindakannya.
4 Mengatur posisi ibu Memastikan posisi ibu nyaman
5 Alat-alat didekatkan ke dekat ibu Agar mudah dijangkau selama
pemberian tindakan
6 Merendam kapas dengan air masak Kapas yang direndam akan
digunakan untuk
membersihkan putting susu
7 Membersihkan putting susu dengan Membersihkan kotoran yang
kapas air masak ada pada putting susu
8 Keringkan dengan menggunakan Agar payudara siap untuk
handuk diberikan tindakan selanjutnya
9 Lakukan sebelum dan sesudah Untuk memudahkan proses
menyusui menyusui
10 Mencuci tangan Untuk menurunkan resiko
infeksi nosokomial
11 Meletakkan satu handuk di punggung Agar privasi klien terjaga
dan satu handuk di bawah payudara selama proses perawatan
ibu/atas daerah paha payudara
12 Kedua telapak tangan diberi minyak Untuk memudahkan dalam
memberikan gerakan
perawatan payudara
13 Mengurut payudara kiri dan payudara Untuk memberikan
kanan dengan tangan kanan dengan rangsangan secara teratur pada
cara pengurutan dari tengah berputar otot-otot payudara sehingga
ke samping terus ke bawah secara memperbaiki sirkulasi darah
perlahan dan halus, dengan serta memperlancar produksi
mengobservasi reaksi dari ibu dan ASI
pengeluaran ASI (ada atau tidak ada)
kerjakan 10-15 kali.
14 Tangan kiri menopang/menyangga Untuk memberikan
payudara kiri, lakukan pengurutan rangsangan secara teratur pada
dengan bagian pinggiran telapak otot-otot payudara sehingga
tangan kanan mulai dari pangkal memperbaiki sirkulasi darah
sampai areola mammae. Selanjutnya serta memperlancar produksi
tangan kanan menopang/menyangga ASI
payudara kiri dan lakukan pengurutan
dengan bagian pinggiran telapak
tangan kiri mulai dari pangkal sampai
areola mammae (lakukan 10-15 kali)
15 Posisi sama, pengurutan dengan Untuk memberikan
menggunakan ruas jari tangan (lakukan rangsangan secara teratur pada
10-15 kali) otot-otot payudara sehingga
memperbaiki sirkulasi darah
serta memperlancar produksi
ASI
16 Lakukan mandi air hangat dengan Untuk mengendurkan otot –
menggunakan waslap (satu waslap otot yang tegang dan
masukkan dalam air hangat, peras). membantu mengurangi rasa
Usap kedua payudara, selanjutnya nyeri pada payudara
ganti dengan air dingin (satu waslap
masukkan dalam air dingin, peras) usap
kedua payudara. Lakukan 10 kali
secara bergantian dan diakhiri dengan
air dingin
17 Payudara dikeringkan/lap pakai handuk Agar payudara kering dan siap
yang berada pada bagian bawah untuk dipakaikan baju kembali
payudara
18 Handuk di daerah punggung dan Merapikan kembali alat yang
bawah payudara dilipat dan alat lain telah digunakan
dibereskan
19 Ibu pakai baju sendiri atau dibantu Merapikan kembali pasien
perawat setelah diberi tindakan
20 Cuci tangan Untuk menurunkan resiko
infeksi nosokomial
D. Evaluasi/Terminasi
1 Mengajarkan pasien agar menyusui Agar bayi mendapatkan nutrisi
bayinya sampai usia 2 tahun sesuai yang tercukupi, serta dapat
sunnah meningkatkan sistem imun dan
perkembangan otak
2 Memberitahukan pasien bahwa Memastikan tujuan tindakan
tindakan telah selesai, evaluasi tujuan telah tercapai
dan mempersilahkan pasien untuk
beristirahat sebelum meninggalkan
pasien
3 Kontrak pertemuan berikutnya dan Untuk mengatur pertemuan
mengucapkan salam selanjutnya
4 Merapikan alat dan mengembalikan ke Merapikan kembali alat yang
tempat semula (ruang penyimpanan telah digunakan
alat)
5 Mencuci tangan Untuk menurunkan resiko
infeksi nosokomial
E. Dokumentasi
1 Mencatat tindakan yang telah Sebagai dokumentasi tindakan
dilakukan, masalah keperawatan yang yang telah dilakukan serta
berkaitan dengan hasil pemeriksaan masalah keperawatan yang
yang baru dilakukan dan respon ibu muncul
dengan nama/paraf yang jelas.
2 Mencatat waktu tindakan Sebagai dokumentasi waktu
pemberian tindakan
3 Mencatat nama Ners yang melakukan Sebagai dokumentasi siapa
tindakan/tanda tangan yang memberikan tindakan
E. Analisis SOP Video Tindakan
Berdasarkan hasil analisis video mengenai Standar Operasional
Prosedur Perawatan Payudara didapatkan kelebihan dan kekurangan dari
video tersebut yaitu:
1. Kelebihan: Penjelasan dan gambar mudah dipahami.
2. Kekurangan: tidak ada fase pra interaksi, orientasi, dan terminasi.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SENAM IBU HAMIL
(Sumber permenkes 75 tahun 2014 tentang puskesmas)

A. Pengertian
Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil,
secara fisik maupun mental,untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman
dan spontan. Senam hamil biasanya dimulai sejak usia dini, namun biasanya
dilakukan saat kehamilan memasuki trimester III, yaitu sekitar usia 28-30
minggu kehamilan. Selain untuk menjaga kebugaran, senam hamil juga
diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama
proses persalinan.
B. Tujuan
1. Memperlancar persalinan normal dan fisik.
2. Agar ibu hamil dapat mempersiapkan tubuhnya untuk persalinan
3. Meningkatkan kesejahteraan ibu serta bayi yang dikandungnya.
4. Membentuk sikap yang tenang.
5. Membentuk makanika tubuh yang baik selama dan setelah kehamilan.
C. Prosedur
No Tindakan Rasional
A. Prainteraksi
1 Alat dan Bahan: Menyiapkan peralatan terlebih
a. ATM/ATK dahulu agar siap digunankan
b. Video Senam Anti Diabetes
c. Buku Register
d. Laporan Bulanan
B. Orientasi
1 Awali interaksi dengan Menerapkan etika keperawatan dan
mengucapkan salam (lihat SOP hubungan saling percaya
komunikasi salam terapeutik)
2 Jelaskan prosedur selengkapnya Agar pasien dan keluarga
pada klien mengetahui tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan
3 Jelaskan posisi, waktu yang dibutuh Menerapkan etika keperawatan
kan dan beberapa ketidak nyamanan
atau efek samping
C. Interaksi
1 Pasang sampiran/gorden untuk Menerapkan etika keperawatan dan
menjaga privasi menjaga kenyaman pasien
2 Cuci tangan (lihat SOP cuci tangan) Mencegah tranmisi
mikroorganisme
3 Latih klien untuk melakukan setiap Agar pasien dapat melakukan
gerakan senam hamil senam hamil
4 Minta klien mengambil posisi Agar pasien dalam posisi yang
terlentang dan rileks nyaman
5 1. Latihan 1: Agar pasien dapat mengatur nafas
 Pernafasan sebelum melakukan senam hamil
Setiap gerakan senam hamil
diiringi dengan pernafasan
yang dilakukan dengan cara
mulut tertutup kemudian
tarik nafas lalu keluarkan
dengan lembut. Dinding
perut naik pada saat tarik
nafas dan turun pada waktu
pengeluaran nafas sambil
mengeluarkan nafas melalui
mulut.
 Atur posisi duduk ibu,
duduk bersila sambil
mengeluarkan nafas dari
mulut
2. Latihan 2: Agar tubuh pasien tidak merasakan
 Gerakan pemanasan sakit badan setelah melakukan
 Posisi duduk bersila senam hamil
dengan kedua tangan
diletakkan menghadap
ke atas di kaki
 Lakukan gerakan kepala
dengan menengok ke
kanan dan kekiri secara
bergantian 10 kali
hitungan
 Selanjutnya gerakan
kepala dengan
menundukkan kepala
dan kembali ke semula
sampai 10 kali hitungan
3. Latihan 3: Agar kaki pasien lebih rileks dan
 Senam kaki kuat
Bayi yang sedang tumbuh
dan sedang menambah berat
badannya sangat sering
menimbulkan nyeri dan
kesukaran peredaran darah
dalam kaki dan tungkai ibu
 Senam kaki dilakukan
sebagai berikut
 Duduk dengan kaki
diluruskan ke depan
dengan tubuh bersandar
tegak lurus (rileks)
 Tarik jari-jari kearah
tubuh secara perlahan-
lahan lalu lipat ke depan
 Lakukan sebanyak 10
kali, perhitungan sesuai
dengan gerakan
 Tarik kedua telapak kaki
kea rah tubuh secara
perlahan-lahan dan
dorong ke depan.
Lakukan sebanyak 10
kali, perhitungan sesuai
dengan gerakan
4. Senam duduk bersila Agar pasien melakukan senam
Senam ibu hamil dapat hamil dengan nyaman
dilakukan dengan cara duduk
bersila
 Duduk kedua tangan diatas
lutut
 Letakkan kedua telapak
tangan diatas lutut
 Tekan lutut ke bawah
dengan perlahan-lahan
 Lakukanlah sebanyak 10
kali, lakukan senam duduk
bersila ini selama 10 menit
sebanyak 3 kali sehari.
5. Senam relaksasi atau cara tidur Agar pasien dapat menemukan
yang nyaman posisi yang menyenakan dan efektif
Biasanya hal ini merupakan
posisi yang paling untuk bersantai selama kehamilan
menyenangkan dan efektif untuk
bersantai selama kehamilan
karena semua bagian tubuh
bersandar pada lantai atau
tempat yang datar, sehingga
tidak ada otot yang tegang
karena bekerja membawa berat
bagian tubuh manapun.
 Berbaring miring dilantai
dengan menyimpan bantal di
bawah kepala dan bukan
pada bahu
 Mata dan mulut di tutup
dengan hati-hati
 Panggung dan leher
dibungkukkan kedepan
 Lengan yang terletak di
bagian bawah diletakkan ke
belakang punggung, serta di
tekuk pada siku dan
pergelangan tangan
 Lengan yang terletak di sisi
atas juga di tekuk sementara
di atas lantai atau bantal di
bagian depan badan.
6. Senam untuk pinggang Agar pinggang pasien lebih nyaman
 Tidurlah terlentang dan saat melakukan pergerakan
tekuklah lutut jangan terlalu
lebar, arah telapak tangan ke
bawah dan berada di
samping badan
 Angkatlah pinggang secara
perlahan
 Lakukanlah sebanyak 8 kali
7. Senam dengan satu lutut Agar lutut pasien tidak menjadi
 Tidurlah terlentang, tekuk kaku dan lebih kuat
lutut kanan
 Lutut kanan digerakkan
perlahan kearah kanan lalu
kembalikan
 Lakukanlah sebanyak 8 kali
 Lakukanlah hal yang sama
untuk lutut kiri
8. Senam dengan kedua lutut Agar lutut pasien tidak menjadi
 Tidurlah terlentang, kedua kaku dan lebih kuat
lutut ditekuk dan kedua lutut
saling menempel
 Kedua tumit diraptkan, kaki
kiri dan kanan saling
menempel
 Kedua lutut digerakkan
perlahan-lahan kearah kiri
dan kanan
 Lakukanlah sebanyak 8 kali
9. Senam untuk pinggang (posisi Agar pinggang pasien lebih nyaman
merangkak) saat melakukan pergerakan
 Badan dalam posisi
merangkak
 Sambil menarik nafas angkat
perut berikut punggung kea
rah atas dengan wajah
menghadap ke bawah
membentuk lingkaran
 Sambil perlahan-lahan
mengangkat wajah
hembuskan nafas, turunkan
punggung kembali dengan
perlahan
 Lakukan sebanyak 10 kali
10. Senam dengan berjongkok Agar pasien bisa lebih mudah saat
 Berdiri dengan kaki melahirkan
menapak pada lantai yang
sejajar serta terpisah 45 cm
 Bergantung dengan
sokongan yang kuat pada
bak air atau kursi maupun
meja
 Berjongkok kembali di atas
tumit
 Rotasikan lutut kea rah luar
 Lakukan berulang kali
D. Evaluasi
1 Tanyakan respon klien, Mencek bagaimana perasaan pasien
reinforcement kontrak waktu, salam setelah melakukan senam hamil dan
(lihat SOP salam terapeutik). kontrak waktu untuk melakukan
senam hamil dikemudian hari
2 Cuci tangan (lihat SOP cuci tangan) Mencegah tranmisi
mikroorganisme
E. Dokumentasi
Dokumentasikan tindakan (tanggal Mencatat tindakan yang dilakukan
dan jam, tindakan yang dilakukan, bersama pasien
respon klien terhadap prosedur)
D. Analisis SOP Video Tindakan
Berdasarkan hasil analisis video mengenai Standar Operasional
Prosedur didapatkan kelebihan dan kekurangan dari video tersebut yaitu:
1. Kelebihan: Menjelaskan gerakan dari setiap gerakan dan dalam video
tersebut gerakannya sangat simple dan mudah diikuti sehingga ibu hamil
tidak kesusahan untuk mengikuti gerakan tersebut.
2. Kekurangan: Hanya menjelaskan pengertian, tujuan dan melakukan
tindakan. Tidak ada fase prainteraksi, orientasi, terminasi.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SENAM NIFAS

A. Definisi
Senam nifas merupakan senam yang dilakukan oleh wanita yang baru saja
melahirkan dan dilakukan mulai dari hari pertama setelah melahirkan samapai
hari kesepuluh setelah melahirkan, olahraga ini terdiri dari beberapa gerakan
yaang dilakukan dalam rangka mempercepat pemulihan kondisi tubuh wanita
pasca melahirkan.
B. Tujuan
1. Memperlancar terjadinya proses involusi (kembalinya Rahim ke bentuk
semula)
2. Membantu mempercepat pengembalian fungsi alat kandungan
3. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu
4. Memulihkan kekencangan dan kekuatan perut, alat kandungan panggual,
dan perineyum
5. Memperbaiki sirkulasi darah
6. Menghindari pembengkakan pada kaki dan mencegah timbulnya varises
C. Manfaat
1. Memperbaiki otot panggul dan tubuh pasca melahirkan
2. Memperbaiki otot panggul, pelvis, tonus otot dan meregangkan otot perut
bawah atau abdomen
3. Melatih ibu untuk mulai membiasakan diri bergerak guna membantu
mengembalikan sirkulasi darah ke keadan normal dan membantu ibu
menjadi lebih rileks setelah tegang saat proses persalinan
D. Prosedur
Pra Interaksi
a. Membaca laporan/instruksi/perintah/program terapi medik/program terapi
diagnostik keperawatan
Rasional : untuk mengetahui informasi mengengenai identitas pasien,
pengobatan dan tindakan
b. Mencatat laporan ibu dengan fokus data
Rasional : agar fokus tindakan yang di berikan
c. Menulis/mengecek identitas ibu pada format dokumentasi asuhan
keperawatan
Rasional : memastikan tepat pasien
d. Menyiapkan peralatan
Rasional : Menyiapkan peralatan lebih dulu agar siap digunakan saat
dilakukan tindakan
 Matras
e. Mencuci tangan
Rasional : Mencegah tranmisi mikroorganisme
Orientasi/perkenalan
a. Memperkenalkan diri
1) Mengucapkan salam terapeutik/memperkenalkan diri.
2) Validasi data : nama klien, keluhan, data lain terkait
Rasional : memperkenalkan diri pada pasien penting untuk dilakukan,
karena jika pasien mengenal atau mengingat perawat tersebut
maka bisa jadi langkah awal untuk perawat dan pasien tersebut
lebih dekat sehingga mempermudah perawat dalam membina
hubungan saling percaya dengan pasien.
b. Meminta persetujuan tindakan
1) Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan
Rasional : Agar pasien dan keluarga mengetahui dan mengerti tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2) Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah tindakan
Rasional : menerapakan etika keperawatan
c. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan.
Rasional : melakukan perjanjian untuk latihan yang akan dilakukan
Interaksi/fase kerja

a. Mencuci tangan
Rasional : Mencegah tranmisi mikroorganisme

b. Memahami/menjelaskan prosedur dan tujuan pada ibu post partum

Rasional : Agar pasien dan keluarga mengetahui dan mengerti tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan

c. Latihan senam nifas :


 Berbaring dengan lutut ditekuk. Letakan tangan diatas perut
dibawah area iga-iga. Tarik nafas dalam dan lambat melalui hidung
kemudian dihembuskan melalui mulut secara perlahan
kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan
paru-paru.
Rasional :
Latihan pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran
darah dan pernafasan. Seluruh organ-organ tubuh akan teroksigenasi
dengan baik sehingga hal ini juga akan membantu proses pemulihan
tubuh.
 Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak
terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan
kanan. Pada waktu yang bersamaaan rilekskan kaki kiri dan
regangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh
bagian kanan tubuh.
Rasional : Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan
menguatkan kembali otot-otot lengan.

 Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit


diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan
kemudian rileks
Rasional :
Latihan ini di tujukan untuk menguatkan kembali otot - otot daar
panggul yang sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama
kehamilan dan persalinan
 Memiringkan panggul. Berbaring lutut ditekuk. Kontraksikan /
kencangkan otot – otot perut sampai tulang punggung mendatar dan
kencangkan otot – otot bokong tahan 3 detik kemudian rileks.
Rasional :
Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali
otot-otot punggung
 Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut.
Angkat kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan
rilekskan dengan perlahan
Rasional :
Latihan ini bertujuan untuk melatih sekaligus otot-otot tubuh
diantaranya otot-otot punggung, otot-otot bagian perut, dan otot-otot
paha.
 Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki
diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati
badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri
dan kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai.
Rasional :
Latihan ini bertujuan untuk melatih kekuatan otot paha, ganggul dan
pergelangan kaki
 Tidur telentang dengan kaki terangkat keatas, badan agak
melengkung dengan letak pada kaki bawah lebih atas. Lakukan
gerakan pada jari – jari kaki seperti mencakar dan meregangkan,
selanjutnya diikuti dengan gerakan ujung kaki secara teratur seperti
lingkaran dari luar ke dalam, kemudian gerakkan telapak kaki kiri
dan kanan ke atas dan ke bawah seperti menggergaji.
Rasonal :
Latihan ini bertujuan untuk melatih kekuatan otot pada jari-jari kaki
 Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke
dalam dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama
setengah menit
Rasional :
Menguatkan otot-otot di kaki dan memperlancar sirkulasi sehingga
mengurangi resiko edema kaki
 Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah
seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit
Rasional :
Menguatkan otot-otot di kaki sehingga kaki menjadi rileks an tidak
kaku
 Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan
dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan,
sedangkan tangan memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari
ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha.
Rasional :
Latihan ini bertujuan untuk melatih kekuatan otot pada perut, lutut
dan paha
 Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah
kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-
kkuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan
melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4 sampai 6 kali selama
setengah menit.
Rasional :
Latihan ini bertujuan untuk melatih kekuatan otot pada lengan,
panggul, perut agar sirkulasi darah lancar
 Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping
badan. kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang
kuat. Pada saat yang sama tegangkan kaki dan kendorkan lagi
perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik. Lakukanlah ini 4
sampai 6 kali selama setengah menit.
Rasional :
Latihan ini bertujuan untuk melatih kekuatan paha agar tidak terjadi
kekakuan
Evaluasi/terminasi

a. Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan

Rasional : Memastikan tujuan tindakan telah tercapai

b. Kontrak pertemuan berikutnya dan mengucapkan salam terminasi

Rasional : Untuk mengatur pertemuan selanjutnya

c. Merapikan alat dengan peralatan

Rasional : Merapikan kembali alat yang telah digunakan


d. Mencuci tangan
Rasional : Untuk menurunkan resiko infeksi nosokomial
Dokumentasi

a. Mencatat hasil tindakan dan respond klien dengan nama/paraf yang


jelas

Rasional : Sebagai dokumentasi tindakan yang telah dilakukan serta


masalah keperawatan yang muncul

b. Mencatat waktu tindakan (hari,tanggak,jam)

Rasional : Sebagai dokumentasi waktu pemberian tindakan

c. Mencatat nama Ners yang melakukan tanda tangan

Rasional : Sebagai dokumentasi siapa yang memberikan tindakan


E. Analisis SOP Video Tindakan
Berdasarkan hasil analisis video mengenai Standar Operasional
Prosedur didapatkan kelebihan dan kekurangan dari video tersebut yaitu:
1. Kelebihan: Penjelasan mudah dipahami.
2. Kekurangan: Gerakan video masih kurang tepat serta kualitas video masih
kurang baik.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TEKNIK MENYUSUI
(Damanik & Sitorus, 2020)

Tindakan Teknik Menyusui


Pengertian Cara yang digunakan oleh
ibu untuk menyusui
dengan cara yang benar
Persiapan Dan Alat 1. Kursi
2. Bantal
Prosedur Tindakan
A. Prainteraksi
1. Kaji Kebutuhan teknik pemberian ASI
2. Siapkan alat
3. Cuci tangan
B. Orientasi
1. Mengucapkan salam “Assalamu Alaikum
Warahmatullahi Wa Barakatuh” dan memperkenalkan
diri.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien.
3. Meminta persetujuan tindakan privasi klien
C. Interaksi Rasional
1. Mencuci tangan 1. Untuk mencegah
2. Tutup tirai dan pintu kamar pasien (menjaga penyebaran bakteri.
privacy klien) 2. Untuk menjaga
3. membawa peralatan di samping tempat tidur klien privacy klien
4. Ajarkan pasien menyusui yang benar dengan cara: 3. Untuk memudahkan
a. Masase payudara dahulu tindakan yang akan
b. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit dilakukan.
kemudian oleskan pada puting susu dan a. Untuk merangsang
areola sekitarnya produksi air susu
c. Bayi diletakkan menghadap perut dan pengeluaran air
ibu/payudara : susu.
1. Ibu duduk atau berbaring santai, b. sebagai desinfektan
2. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala dan menjaga
bayi terletak pada lengkung siku ibu dan kelembaban puting
bokong bayi terletak pada lengan, kepala susu.
bayi tidak boleh tertengadah dan bokong c. Untuk membantu
bayi ditahan dengan telapak tangan ibu melatih kemampuan
3. Satu tangan bayi diletakkan di belakang indra pada tubuh
badan ibu dan yang satu didepan bayi.
4. Perut bayi menempel badan ibu, kepala d. Sebagai perlekatan
bayi menghadap payudara (tidak hanya bayi dan ibu yang
membelokkan kepala bayi) baik di antaranya
5. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu e. Untuk mencegah
garis lurus puting susu ibu
6. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang sakit dan trauma
d. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan f. Untuk membantu
jari yang lain menopang dibawah, jangan bayi mendapatkan
menekan puting susu atau areolanya saja. kecukupan ASI.
e. Bayi diberi rangsangan dengan membuka g. Untuk mencegah
mulut (rooting refleks) dengan cara : lecet pada payudara
menyentuh pipi dengan puting susu atau ibu.
menyentuh sisi mulut bayi. h. Untuk
f. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat menghasilkan
kepala bayi didekatkan ke payudara ibu produksi ASI
dengan puting serta areola dimasukan ke menjadi lebih cepat
mulut bayi . i. sebagai desinfektan
g. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak dan menjaga
perlu dipegang atau disangga lagi. kelembaban puting
h. Melepas isapan bayi ; jari kelingking ibu susu.
dimasukan ke mulut melalui sudut mulut atau j. Untuk
dagu bayi ditekan ke bawah. mengeluarkan udara
i. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang ada di dalam
yang belum terkosongkan (yang dihisap perut bayi.
terakhir). k. Untuk mencegah
j. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan penyebaran bakteri
sedikit kemudian dioleskan pada puting susu
dan areola sekitarnya, biarkan kering dengan
sendirinya.
k. Menyendawakan bayi : bayi digendong tegak
dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan- lahan atau
bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu,
kemudian punggungnya ditepuk perlahan-
lahan.
l. Cuci tangan
D. Evaluasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan Reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
E. Dokumentasi
1. Catat tindakan yang sudah dilakukan,tanggal dan
jam pelaksanaan pada catatan keperawatan.
2. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP
F. Analisis SOP Video Tindakan Teknik Menyusui
Berdasarkan hasil analisis video mengenai Standar Operasional
Prosedur didapatkan kelebihan dan kekurangan dari video tersebut yaitu:
1. Kelebihan: Fase prosedur lengkap
2. Kekurangan: hanya pemaparan prosedur tindakan, tidak ada tindakan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN DALAM (VAGINA TOUCHER)
(Sumber SOP Labolatorium Universitas Adi Buana Surabaya)

1. Pengertian
Pemeriksaan genetalia bagian dalam mulai dari vagina sampai
serviks menggunakan 2 jari, yang salah satu tekniknya adalah
menggunakan skala ukuran jari (lebar 1 jari berarti 1 cm) untuk
menentukan diameter dilatasi serviks (pembukaan serviks atau portio).
2. Tujuan :
1. Untuk menentukan faktor janin dan panggul
2. Menentukan perkiraan persalinan
3. Untuk menilai vagina
4. Untuk menilai keadaan serta pembukaan serviks
5. Untuk menilai ada atau tidaknya tumor pada jalan lahir
3. Prosedur :
Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
Rasional : Agar pasien dapat mengenal siapa yang sedang memberikan
tindakan kepada pasien
2. Identifikasi klien
Rasional : Untuk memastikan apakah pasien yang akan di berikan
tindakan sudah benar
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Rasional : Agar pasien mengetahui tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
Persiapan alat
1. Sarung tangan steril / DTT
2. Kapas steril / DTT
3. Air DTT dalam Waskom
4. Alas bokong
5. Bengkok
4. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
Rasional : Untuk mecegah terjadinya infeksi
2. Dekatkan alat-alat dengan pasien
Rasioanl : Agar alat mudah dijangkau
3. Pasang sampiran / scherm
Rasional : Agar privasi pasien terjaga
4. Atur posisi pasien dorsal recumbent
Rasional : Agar pasien merasa nyaman
5. Buka pakaian bawah secukupnya
Rasional : Untuk memudahkan pemeriksaan
6. Bersihkan vulva dengan kapas dan air DTT
Rasional : Untuk mencegah infeksi di daerah vulva
7. Masukkan jari tengah tangan kanan kedalam vagina searah sumbu
panggul, diikuti jari telunjuk
Rasional : Untuk melakukan pemeriksaan dalam dan mnengecek
pembukaan
8. Raba dan rasakan :
- Adanya tumor / oedem pada vagina
- Cerviks / portio : konsstensi, effacement, pembukaan, posisi uteri
- Masuk ke dalam portio, raba presentasi terbawah, selaput ketuban,
presentasi janin, denominator, bagian terendah janin, bidang hodge
9. Lakukan pemeriksaan panggul dalam :
- Promotorium teraba / tidak
- Linea inominata teraba berapa bagian (N=2/3)
- Spina isciadica menonjol / tidak
- Sacrum cekung bikonkaf / tidak
- Arcus pubis lebih besar / < 90°
- Distantia tuberosum > /< 1 kepal
10. Keluarkan kedua jari, perhatikan cairan yang keluar (darah + lender /
ketuban)
11. Celup sarung tangan dalam klorin 0,5%, lepas, rendam dalam posisi
terbalik
Rasional : Untuk mencegah infeksi
12. Cuci tangan
Rasional : Untuk mecegah terjadinya infeksi
13. Dokumentasi
Rasional : Mencatat hasil tindakan yang telah dilakukan
5. Analisis SOP Video Tindakan
Berdasarkan hasil analisis video mengenai Standar Operasional
Prosedur didapatkan kelebihan dan kekurangan dari video tersebut yaitu:
1. Kelebihan: tidak ada
2. Kekurangan: hanya memberikan penjelasan mengenai pemeriksaan
vagina touch tanpa ilustrasi/animasi dan tidak menyebutkan alat-alat
apa yang di gunakan dalam melakukan pemeriksaan vagina touch.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN (EFFLEURAGE MASSAGE /
PEMIJATAN PUNGGUNG)

1 PENGERTIAN Effleurage masase adalah teknik pijatan yang


dilakukan untuk membantu mempercepat proses
pemulihan nyeri punggung dengan
menggunakan sentuhan tangan pada punggung
klien secara perlahan dan lembuk untuk
menimbulkan efek relaksasi.
2 TUJUAN 1. Melancarkan sirkulasi darah
2. Menurunkan respon nyeri punggung
3. Menurunkan ketegangan otot
3 INDIKASI 1. Klien dengan keluhan kekakuan dan
ketegangan otot di punggung
2. Klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri
punggung pada ibu hamil inpartu
4 KONTRAINDIKASI 1. Nyeri pada daerah yang akan dimasase
2. Luka pada daerah yang akan di masase
3. Gangguan atau penyakit kulit
4. Jangan melakukan pemijatan langsung pada
daerah tumor
5. Jangan melakukan masase pada daerah yang
mangalami ekimosis atau lebam.
6. Hindari melakukan masase pada daerah yang
mengalami inflamasi
7. Hindari melakukan masase pada daerah yang
mengalami tromboplebitis
8. Hati-hati saat melakukan masase pada
daerah yang mengalami gangguan sensasi
seperti penurunan sensasi maupun
hiperanastesia (Tappan & Benjamin, 2004).
5 PERSIAPAN 1. Berikan salam, perkenalkan diri anda dan
KLIEN identifikasi klien dengan memeriksa identitas
klien dengan cermat.
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan, berikan kesempatan kepada
klien untuk bertanya dan jawab seluruh
pertanyaan klien.
3. Siapkan peralatan yang diperlukan.
4. Atur ventilasi dan sirkulasi udara yang baik
5. Atur posisi klien sehingga merasa aman dan
nyaman.
6 PERSIAPAN ALAT 1. minyak untuk masase
2. tisu
3. handuk mandi yang besar
4. satu buah handuk kecil
5. sebuah bantal dan guling kecil dan selimut.
7 CARA BEKERJA Prosedur Rasional
1. Beri tahu klien 1. memberi waktu
bahwa tindakan bagiklien untuk
akan segera dimulai. mempersiapkan
2. Periksa tanda vital diri
klien sebelum 2. mengetahui
memulai remedial kondisi umum
massage efflourage klien
pada punggung. 3. Posisi miring kiri
3. Posisikan pasien dapat membantu
dengan posisi miring untuk mencegah
ke kiri untuk terjadinya tekanan
mencegah terjadinya pada perut ibu
hipoksia janin; yang bisa
4. Jika pasien masih menyebabkan
bisa untuk duduk hipoksia pada
berikan posisi janin
berlutut kemudian 4. Member posisi
berbaring di bantal yang nyaman
yang besar sesuai dengan
senyaman mungkin; keinginan klien
5. Instruksikan pasien agar klien tidak
untuk menarik nafas merasa tertekan
dalam melalui dan tetap rileks
hidung dan 5. Nafas dalam dapat
mengeluarkan lewat membantu untuk
mulut secara mempertahankan
perlahan sampai kenyamanan klien
pasien merasa agar tetap rileks
rileks. dan dapat
6. Tuangkan baby oil mengurangi rasa
pada telapak tangan nyeri
kemudian gosokan 6. Baby oil
kedua tangan merupakan
hingga hangat. lubrikan yang baik
7. Letakkan kedua untuk massage
tangan pada 7. Gerakan
punggung pasien, mengusap
mulai dengan membantu dapat
gerakan mengusap merangsang untuk
dan bergerak dari merangsang
bagian bahu menuju pelepasan
sacrum; endorphin untuk
8. Buat gerakan mengurangi rasa
melngkar kecil nyeri dan
dengan memberi
menggunakan ibu kenyamanan pada
jari menuruni area klien
tulang belakang, 8. Gerakan sirkuler
gerakkan secara secara perlahan
perlahan berikan dengan pada satu
penekanan arahkan titik yang dirasa
penekanan kebawah pasien terasa nyeri
sehingga tidak mampu memblok
mendorong pasien impuls nyeri agar
kedepan. nyerinya dapat
9. Usap bagian berkurang dan
punggung dari arah gerakan perlahan
kepala ke tulang agar tidak terjadi
ekor, untuk tekanan yang
mencegah berlebih pada
terjadinya lordosis punggung ibu
lumbal. yang dapat
10. Bersihkan sisa menambah rasa
minyak atau lotion nyeri
pada punggung 9. Usapan pada
klien dengan daerah punggung
handuk. memberikan
11. Rapikan klien ke relaksasi pada
posisi semula. klien dan
12. Beritahu bahwa mencegah
tindakan telah terjadinya lordosis
selesai pada aderah
13. Bereskan alat-alat lumbal
yang telah 10. memelihara
digunakan kebersihan dan
14. Cuci tangan. kenyaman klien
11. mempertahankan
kenyaman klien
12. menginformasikan
kepada klien
bahwa tindakan
telah usai.
13. Memelihara
kebersihan
lingkungan yang
terapeutik

14. membunuh
mikroorganisme
8 EVALUASI 1. Evaluasi hasil yang dicapai (penurunan
skala nyeri)
2. Beri reinforcement positif pada ibu hamil
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik
9 DOKUMENTASI 1. Tanggal atau jam dilakukan tindakan
2. Nama tindakan
3. Respon klien selama tindakan
4. Nama dan paraf perawat
1 HAL-HAL YANG 1. Kenyamanan dan kekuatan kondisi fisik
0 PERLU klien harus selalu dikaji untuk mengetahui
DIPERHATIKAN keadaan klien selama prosedur
2. Istirahatkan klien terlebih dahulu setelah
dilakukan massage punggung selama
kurang lebih 1-2 menit
3. Perhatikan kontraindikasi dilakukannya
tindakan

Analisis SOP Video Tindakan


Berdasarkan hasil analisis video mengenai Standar Operasional Prosedur
didapatkan kelebihan dan kekurangan dari video tersebut yaitu:
1. Kelebihan: Prosedur tindakan lengkap (prainteraksi hingga dokumentasi)
2. Kekurangan: Keterbatasan alat sehingga tidak memaksimalkan tindakan yang
dilakukan, audio kurang jelas
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
VULVA HYGIENE
A. Definisi

Vulva hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan


organ eksternal genetalia wanita. Merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh klien yang tidak mampu secara mandiri dalam
membersihkan vulva. Juga merupakan serangkaian tindakan yang
dilakukan dalam prosedur seperti, pemeriksaan dalam pada masa inpartu,
pengambilan secret vagina dan lain lain.
B. Tujuan

1. Menjaga kebersihan vulva dan perineum


2. Mencegah terjadinya infeksi pada vulva
3. Mencegah masuknya mikroorganisme pada urogenital tractus
4. Untuk menyembuhkan luka jahitan perineum
5. Memberikan rasa nyaman bagi klien
C. Indikasi

1. Pasien post partum


2. Pasien post partum dengan episiotomy
3. Dikhususkan pada area genital yang terkena edema
4. Sebelum memasang kateter
5. Pasien yang mengalami luka pada vulva

D. Kontraindikasi
Pasien hernia
E. PERALATAN
1. Handsanitizer
2. Handskund
3. Masker
4. 2 Bengkok
5. Underpad ( Peerlak )
6. Cairan DTT
7. Antiseptik
8. Bak instrument
 2 KOM
 Cotton Ball
 Kasa
 2 Pinset anatomi
F. PROSEDUR TINDAKAN

No. TINDAKAN RASIONAL

1. Tahap Pra-interaksi

a. Melakukan verifikasi Memastikan pasien dan


program pengobatan tindakan yang akan dilakukan
klien sudah benar.

b. Mencuci tangan Mencegah tranmisi


mikroorganisme

c. Menyiapkan alat Menyiapkan peralatan lebih


dulu agar siap digunakan saat
dilakukan tindakan

2. Tahap orientasi

a. Memberikan salam Menerapkan etika keperawatan


kepada pasien dan sapa dan hubungan saling percaya
nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan Agar pasien dan keluarga
prosedur tindakan pada mengetahui dan mengerti
pasien/keluarga tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan

c. Menanyakan Menerapkan etika keperawatan


persetujuan dan
kesiapan pasien
sebelum kegiatan
dilakukan.
3. Tahap kerja

a. Memasang Menerapkan etika keperawatan


sampiran/menjaga dan menjaga kenyamanan
privacy pasien

b. Memasang selimut Sebagai penutup yang


mandi diletakkan di antara kaki
pasien.

c. Mengatur posisi pasien Agar memudahkan perawat


dorsal recumbent melakukan tindakan
d. Memasang alas dan Menjaga kebersihan tempat
perlak bawah pantat tidur pasien

e. Melepaskan celana Pispot berguna untuk wadah


pasien dan memasang pasien BAK/BAB
pispot dan pasien
disuruh BAK/BAB

g. Perawat memakai Mencegah tranmisi


sarung tangan mikroorganisme

h. Mengguyur vulva Membersihkan kotoran-kotoran


dengan air matang pada vulva pasien

i. Pispot diambil Membuang kotoran di tempat


yang sudah disediakan.

j. Mendekatkan bengkok Memudahkan perawat saat


ke dekat pasien melakukan tindakan

k. Memakai sarung tangan Membuka vulva dengan ibu jari


kanan, kemudian dan jari telunjuk kiri
mengambil kapas memudahkan perawat
basah. Membuka vulva
membersihkan area dalam saat
dengan ibu jari dan jari
telunjuk kiri membersihkan vulva pasien

l. Membersihkan vulva Melakukan tindakan sesuai


mulai dari labia mayora instruksi. Pemakaian 1 kali
kiri, labia mayora pakai berguna untuk
kanan, labia minora
menghindari tranmisi bakteri.
kiri, labia mayora
kanan, vestibulum,
perineum. Arah dari
atas ke bawah dengan
kapas basah (1 kapas, 1
kali usap).
m. Mengeringkan vulva Agar vulva pasien tidak lembab
dengan menggunakan
kassa kering.
n. Memasang celana Agar pasien merasa nyaman
dalam pasien dan menerapkan etika
keperawatan

o. Mengambil alas, perlak Membersihkan peralatan


dan bengkok
tindakan

p. Merapikan pasien, Agar pasien merasa nyaman.


mengambil selimut
mandi dan memakaikan
selimut pasien.
4. Tahap terminasi Mencek apakah tindakan yang
dilakukan sudah benar atau
a. Mengevaluasi hasil belum
tindakan yang baru
dilakukan
b. Berpamitan dengan Menerapkan etika keperawatan
pasien
c. Membersihkan dan Menjaga kebersihan tempat
kembalikan alat ke kerja
tempat semula
d. Mencuci tangan Mencegah tranmisi
mikroorganisme

e. Mencatat kegiatan Dokumentasi


dalam lembar catatan
keperawatan

ANALISIS VIDEO PERAWATAN VULVA HYGIENE


Berdasarkan hasil analisis video mengenai Standar Operasional Prosedur
didapatkan kelebihan dan kekurangan dari video tersebut yaitu:
1.Kelebihan : Penjelasan dalam video tersebut sudah jelas.

2.Kekurangan : Hanya penjelasan, tidak melakukan Tindakan


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMERIKSAAN LEOPOLD

A. Definisi
Pemeriksaan palpasi Leopold merupakan suatu teknik pemeriksaan
pada ibu hamil dengan cara perabaan pada perut ibu berdasarkan teori
yang telah dikembangkan oleh Leopold.
B. Tujuan
untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus, dapat juga berguna
untuk memastikan usia kehamilan ibu.
C. Prosedur
Persiapan Pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
Rasional : Agar pasien dapat mengenal siapa yang sedang memberikan
tindakan kepada pasien
2. Identifikasi klien
Rasional : Untuk memastikan apakah pasien yang akan di berikan
tindakan sudah benar
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
4. Rasional : Agar pasien mengetahui tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan

Persiapan alat

1. Sarung tangan steril / DTT


2. Lenen
3. Dobler
D. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
Rasional : Untuk mecegah terjadinya infeksi
2. Dekatkan alat-alat dengan pasien
Rasioanl : Agar alat mudah dijangkau
3. Pasang sampiran / scherm
Rasional : Agar privasi pasien terjaga
4. Atur posisi pasien tidur telentang
Rasional : Agar pasien merasa nyaman
5. Buka pakaian atas bagian abdomen
Rasional : Untuk memudahkan pemeriksaan
6. Cuci tangan
Rasional : Untuk mecegah terjadinya infeksi
7. Dokumentasi
Rasional : Mencatat hasil tindakan yang telah dilakukan
E. Fase kerja

Pemeriksaan Leopold I

Tujuan:

1. menentukan usia kehamilan


2. mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri

Tekhnik:

˚
1. Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 45 atau lutut bagian
dalam diganjal bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu
2. Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah
samping umbilical
3. Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU dengan
menggunakan ujung kedua tangan, tentukan bagian janin

Pemeriksaan leopold II
Tujuan:

1. Menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus,pada letak
lintang tentukan dimana letak kepala janin
Teknik:

2. Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa
menghadap ibu
3. Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan
pada ketinggian yang sama
4. Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan)
telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan
rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-
bagian kecil (ekstremitas).
Pemeriksaan Leopold III

Tujuan:

1. Menentuksan bagian janin apa (kepala atau bokong ) yang terdapat di


bagianmbawah perut ibu , serta apakah bagian janin tersebut sudah
memasuki pintu atas panggul
Tekhnik

1. Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa
menghadap ibu
2. Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,
telapak tangan kanan bawah perut ibu
3. Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan
bagian terbawah bayi
4. Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian
goyang bagian terbawah janin
HASIL
Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong

1. Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat


bagian bawah digoyang, sudah tidak bisa
Pemeriksaan Leopold IV

Tujuan:

1. Untuk menetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah


memasuki pintu atas panggul
Tekhnik

Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus

1. Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral


kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan
kanan berada pada tepi atas simfisis

2. Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan


semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.

3. Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu


(konvergen) atau tidak bertemu (divergen)

4. Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian
kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk
memegang pinggang bayi)

5. Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian


meletakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis
untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu
atas panggul
HASIL

1. Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen)


berarti bagian terendah janin belum memasuki pintu atas
panggul, sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa
membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) maka bagian
terendah janin sudah memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)

ANALISIS VIDEO SOP TINDAKAN

Berdasarkan hasil analisis video mengenai Standar Operasional


Prosedur didapatkan kelebihan dan kekurangan dari video tersebut
yaitu:
1. Kelebihan : penjelasan video singkat dan mudah di fahami

2.Kekurangan : durasi video kurang panjang, tdk menjelaskan hal hal


apa saja yang dilakukan pada tiap leopold,tdk memakai
alat pelindung diri, dan kurang menguasai komunikasi
terapeutik
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
( OBSERVASI PERSALINAN)

Pengertian Melakukan pengkajian dengan cara tanya jawab dengan


pasien untuk mengganti hal-hal yang terkait dengan proses
persalinan adanya tanda-tanda pembukaan lengkap

Indikasi Dilakukan pada ibui bersalin kala II

Tujuan Untuk Mengetahui tanda-tanda persalinan kala II

Pengkajian Melihat tanda-tanda kala II

Persiapan alat

Persiapan pasien 1. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya anamnesa


2. Menjelaskan hal-hal yang akan dianamnesa

Prosedur Rasional

1. Mengurangi ansietas klien dan


1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan meningkatkan kerja sama prosedur.
diri, menjelaskan prosedur 2. Posisi yang tepat dengan relaksasi
2. Memposisikan pasien senyaman mungkin memudahkan kemajuan persalinan.
3. Menanyakan tentang keluhan yang 3. untuk mengetahui kemajuan
dirasakan pasien persalinan dan ketidaknyamanan yang
4. Menanyakan apakah ibu sudah merasakan dirasakan ibu
ingin MODUL dan kontraksi yang sudah 4. Upaya mengejan spontan yang tidak
tidak dapat ditahan lagi terus menerus menghindari efek
5. Menanyakan tentang adanya pengeluaran negatif berkenaan dengan penurunan
air ketuban kadar oksigen ibu dan janin.
6. Menanyakan tentang gerakan janin 5. untuk mengetahui pembukaan dan
7. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum kemajuan persalinan
untuk tenaga ibu menghadapi persalinan
kala 2. 6. untuk mengetahui keadaan janin.
8. Mencatat hasil anamnesa Menyampaikan 7. makanan dan asupan cairan yang
adanya tanda-tanda pembukaan lengkap cukup akan memberi lebih banyak
kepada pasien dan mengatakan akan energy dan mencegah dehidrasi yang
melakukan pemeriksaan dalam untuk memperlambat kontraksi tidak teratur
memastikan pembukaan sudah lengkap dan memperkuat tenaga ibu
8. agar ibu dan keluarga memahami
tentang keadaan ibu memberi
dukungan yang dapat mengurangi
kecemasan dan siap menghadapi
persalinan.
Referensi 1. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, 2001, Asuhan Intra
Partum, Jakarta
2. Rustam Muctar, 2011, Sinopsis Obstetri Fisiologi dan
Pathologi, EGC, Jakarta.

ANALISIS VIDEO SOP TINDAKAN

Berdasarkan hasil analisis video mengenai Standar Operasional Prosedur


didapatkan kelebihan dan kekurangan dari video tersebut yaitu:
1.Kelebihan: penjelasan video singkat dan mudah di fahami

2. Kekurangan: durasi video kurang panjang, tdk menjelaskan hal hal apa saja
yang dilakukan pada tiap leopold,tdk memakai alat pelindung diri, dan kurang
menguasai komunikasi terapeutik

You might also like