You are on page 1of 50

LAPORAN

TUGAS PERENCANAN II
“Perancangan Roda Gigi (Gearbox)
DAIHATSU-XENIA”

Daya (N) = 97 PS
Putaran (n) = 6000 rpm

Nama : Silvanus Langkarten


NBI : 1421600043
1.1 Tujuan
Tujuan tugas rancangan roda gigi ini adalah:
1. Agar mahasiswa memahami hal – hal utama yang harus diperhatikan terutama prinsip
kerja dan merancang bagian – bagian dari sistem transmisi roda gigi lurus.
2. Agar mahasiswa memahami berbagai hubungan karakteristik bahan dan sifat yang
dibutuhkan untuk digunakan dalam merancang suatu sistem transmisi roda gigi lurus.
1.2 Batasan Masalah
Dalam perancangan ini, yang akan di rancang ulang adalah roda gigi lurus dengan
spesifikasi :
Daya (N) : 97 Ps
Putaran (n) : 6000 rpm

1.3 Langkah Praktikum

Metode yang diterapkan di dalam penulisan laporan ini, yakni :


1. Studi perpustakaan, meliputi pengumpulan bahan – bahan yang dirangkum dari
beberapa buku dan catatan kuliah.
2. Observasi lapangan untuk mengumpulkan data.
3. Pencarian data dan keterangan dari internet.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Roda Gigi


Roda gigi adalah suatu elemen pada mesin yang berungsi sebagai alat untuk
menstransmisikan daya dan putaran yang tidak slip dan berlawanan arah. (menurut sularso ,1997)
Kerusakan yang sering dalam roda gigi adalah patahan gigi,keausan atau berlubang-lubang dan
tergores kepada permukaannya akibat dari pecahan selaput minyak pelumas,kerusakan gigi
akibat benturan dan tekanan permukaan merupakan hal penting untuk di perhatikan setiap saat.

2.1.1 Fungsi dan Keunggulan Roda gigi.


Menurut buku sularso,fungsi dari pada gigi adalah untuk menstransmisikan daya dan
putaran.Penerusan daya dan putaran di lakukan oleh gigi-gigi dari kedua roda gigi yang saling
berkaitan.
Roda gigi mempunyai keunggulan di bandingkan dengan sabuk atau rantai karna lebih
ringkas,putaran lebih tinggi dan tepat dan daya lebih besar.

2.2 Klasifikasi Roda Gigi.


Menurut buku sularso,1997 mengklasifikasikan dari jenis-jenis roda gigi,yaitu:roda gigi
lurus,roda gigi kerucut,roda gigi miring,roda gigi payung,roda gigi miring ganda,roda gigi
dalam,roda gigi cacing dan roda gigi hipoid.
2.2.1 Susunan pemasangan roda gigi

Gambar, komponen roda gigi

1. Roda gigi lurus


Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar
dengan sumbu poros.Jenis roda gigi ini dapat menstransmisikan daya dan putaran
ontara dua poros yang pararel,seperti gambar 2.1 di bawah ini

Gambar Roda Gigi Lurus (Sularso,1997)


2. Roda Gigi Kerucut
Roda gigi kerucut yang termasuk dasar adalah roda gigi dengan poros sejajar dan dari
jenis ini yang paling besar adalah roda gigi lurus.Namun jika di inginkan transmisi
untuk putaran tinggi,daya besar dan bunyi kecil antara dua poros yang sejajar pada
umumnya roda gigi lurus memenuhi syarat tersebut.Roda gigi kerucut lurus yang
dapat meneruskan putaran dan daya pada poros yang sumbumya saling berpotongan
seperti gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar, Roda Gigi Kerucut (Sularso,1997)

3. Roda Gigi Miring.


Roda gigi miring sebenarnya berbentuk ulir spiral,maka kadang-kadang ini
disebut roda gigi spiral.Sudut antara poros dengan arah gigi di sebut sudut kisar rata
rata seperti pada gambar 2.3 di bawah ini

Ganbar, Roda Gigi Gambar, Roda Gigi Miring. Miring(Sularso,1997)


4. Roda Gigi Payung.
Seperti yang terlihat pada Gambar 2.4 sumbu sumbu sepasang roda gigi paying itu
selalu membentuk sebuah sudut.Puncak kedua roda gigi paying itu selalu bertemu di
suatu titik puncak T (Gambar 2.4).Ukuran-ukuran lingkaran pokoknya berada di
bagian kerucut atau paying yang terbesar.Bentuk giginya selalu mengecil ke
dalam.Sebagian dasar perhitungan selalu di ambil diameter tusuk terbesar.

Gambar, Roda Gigi Payung.(Sukrisno , 1984)

5. Roda Gigi Miring Ganda.


Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V tersebut,akan
saling meniadakan.Dengan roda gigi ini perbandingan reduksi,kecepatan keliling dan
daya yang diteruskan dapat di perbesar,tetapi pembuatanya sukar.Bentuk roda gigi miring
tersebut seperti pada gambar 2.5 di bawah ini.

Gambar, Roda Gigi Miring Ganda Gambar, Roda Gigi Miring Ganda
6. Roda Gigi Dalam
Dipakai jika diinginkan di pakai alat transmisi dengan ukuran kecil dengan
perbandingan reduksi besar,karena pion terletak pada roda gigi seperti yang terlihat
pada Gambar 2.6 di bawah ini.

Gambar, Roda Gigi Dalam ( Sularso,1997) Gambar, Roda Gigi Dalam

7. Roda Ggi Cacing.


Roda gigi cacing meneruskan putaran dengan perbandingan besar,roda gigi
cacing ada dua macam yaitu:
1. Roda Gigi Cacing Silindris.
2. Roda Gigi Cacing Globoid
a. Roda Gigi Cacing Silindris.

(a)
Mempunyai gigi cacing berbentuk silindris dan lebih umum di pakai,dari pada roda gigi
cacing globoid seperti terlihat pada Gambar A.

b. Roda Gigi Cacing Globoid.

(b)
Digunakan untuk beban yang besar dan dengan perbandingan kontak yang lebih besar
roda gigi globoit ini yang biasa di pakai,roda gigi cacing globoit biasa di pakai dalam power
stering stir mobil,seperti pada gambar B.

8. Roda Gigi Hipoid.


Roda gigi hipoid adalah seperti yang dipakai pada roda gigi diferensial oto
mobil.Roda gigi ini mempunyai jalur berbentuk spiral pada bidang kerucut yang
sumbunya bersilang dan memindahkan daya pada permukaam gigi secara meluncur
menggelinding seperti pada Gambar 2.8.di bawah ini.

Gambar, Roda Gigi Hipoid (Sularso,1997) Gambar, Miring Silang


Gambar, Pinion Gambar, Roda Gigi Permukaan

2.3 Persamaan-Persamaan Pada roda gigi.


Roda gigi yang sudah disebut diatas semuanya mempunyai perbandingan dengan
kecepatan sudut tetap antara kedua porosnya.Dalam teori roda gigi pada umumnya dianut
anggapan bahwa roda gigi merupakan benda kaku yang tidak hamper mengalami perubahan
untuk jangka waktu lama.Pada transmisi harmonis dipergunakan gabungan roda gigi yang
bekerja dengan deformasi elastis dan tanpa deformasi.
Dalam merancang ulang roda gigi ini,komponen-komponen yang ada pada transmisi
tersebut di analisa dengan analisa perhitungan.Komponen komponen yang akan di analisa
tersebut adalah;poros,roda gigi,bantalan spline,naffdan baut,dengan persamaan seperti berikut.

2.4 Pemilihan Roda Gigi


Dalam hal ini jenis roda gigi yang dirancang adalah, roda gigi lurus, dimana ketentuan
lain diambil dari beberapa buku yang memuat perencanaan dan elemen mesin.
Pada roda gigi lurus diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :
1. Gaya aksial sejajar dengan sumbu poros selingan, kemungkinan meluncur lebih mudah.
2. Penggantian kecepatan pada transmisi lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan roda
gigi miring, roda gigi cacing, dan lainnya.
3. Biaya pembuatan relatif murah dan ekonomis
BAB III
HASIL ANALISIS

3.1 Perhitungan Komponen-Komponen Utama

3.1.1 POROS
Poros sebagai pemindahan daya dan putaran harus di perhatikan jenis bahan yang
digunakan.Sifat terhadap puntiran,mempunyai elastisitas yang baik,tidak mudah patah.
p

Gambar 3.1. Poros


Pada perancanaan ini poros memindahkan daya (P),sebesar “ 97 ps “ dan putaran
(n) sebesar “ 6000 rpm “
Daya (P) : 97 Ps.
Putaran (n) : 6000 rpm.
Dimana :
1 Ps = 0,735 KW.
P = 97 x 0,735 KW.
P = 71,295 KW.

Tabel 3.1 Perbandinga Ratio Gigi


Speed Speed Ratio
1 3.769
2 2.645
3 1.376
4 1.000
5 0.838
Reverse 4.128
Daya rencana dapat dihitung dari persamaan
Dimana : fc = factor keamanan.
= 0,8  1.2 (daya maksimum) table
= 1,1 (yang diambil).
Sehingga : Pd = Fc x P
= 1,1 x 71.295 KW
= 78.4245 KW

Tabel 3.2. Faktor keamanan ( Sularso , 1997 )


Daya yang ditransmisikan Fc
Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5

Untuk menghitung momen torsi (T)dari persamaan, (2.3)


 Pd 
T = 9,74 x 10 5   kg . mm
 n 
 78.4245 
T = 9,74 x 10 5   kg . mm
 6000 
T = 12730.905 kg . mm

Dalam perancangan ini bahan poros yang di ambil dari baja karbon konstruksi mesin
yang disebut bahan S-C yaitu baja steel (S 40 C)dengan kekuatan tarik σb = 55 kg/mm 2
,(Sularso,1997)
Maka :
b
Τa = kg/mm 2
Sf 1 xSf 2

Dimana : Sf 1 = Kekuatan yang di jamin,bahan S-C = 6


Sf 2 = Karena di pasak,dalam perhitungan diambil faktor yang

dinyatakan dengan Sf 2 sebesar 1,3-3,0 (diambil adalah


2,1),(Sularso,1997)
55
Maka : τ a = kg/mm 2
6 x 2,1
= 4,365 kg/mm 2

Tabel 3.3. Baja karbon untuk konstruksi mesin (Sularso,1997)


Standart Lambang Perlakuan Kekuatan tarik Keterangan
dan macam panas (kg/mm)
Baja karbon S 30 C Penormalan 48
konstruksi S 35 C - 52
mesin (JIS S 40 C - 55
G 4501) S 45 C - 58
S 50 C - 62
S 55 C - 66
Batang baja S 35 C-D - 53 Ditarik
yang S 45 S-D - 60 dingin,digeri
difinishing S 55 C-D - 72 nda,dibubut,a
dingin tau gabungan
antara hal-hal
tersebut

Utuk mengukur diameter poros dari persamaan 2.2 (Sularso,1997)


1
 5,1  3
Ds =  xK1 xcbxT
 a 
Dimana : Cb mempunyai harga 1,2-2,3,karena lenturan (Sularso,1997)dalam
perancangan ini akan terjadi lenturan pada poros karena pembebanan roda
𝑔𝑖𝑔𝑖, 𝑚𝑎𝑘𝑎𝐶𝑏 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 1,7.
Maka diameter poros sebenarnya (Sularso,1997)dari persamaan 2.2:
1
 5,1  3
Ds =  x1,1x1,7 x12730.905  mm
 4,365 
= 30,086 mm
𝑇
τ = 5,1 [ ]
𝑑𝑠 3
12730.905
= 5,1 [ ]
30,0863

= 2,335 kg / 𝑚𝑚2
𝜏 < 𝜏𝑎
2,335 kg / 𝑚𝑚2 < 4,365 kg / 𝑚𝑚2
Tabel 3.4. Diameter poros (Sularso,1997)
Standarisasi Poros (satuan mm)
4 10 *22,4 40 100 *224 400
24 (105) 240
*
11 25 42 110 250 420
260 440
4,5 *11,2 28 45 *125 280 450
12 30 120 300 460
*31,5 48 *315 480
5 *12,5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
*5,6 14 *35,5 56 140 *355 560
(15) 60 150 360
6 16 38 380 600
(17) 63 160
*6,3 18 170 630
19 180
20 190
22 65 200
7 70 220
*7,1 71
75
8 8
Keterangan : 01.Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan di pilih dari bilangan
standart.
02. Bilangan di dalam kurung di pakai untuk bagian di mana akan di pasang
bantalan gelinding.

Perhitungan Poros Output, Pada poros output, putaran terjadi berubah-ubah sesuai kecepatan
yang di kehendaki. Untuk itu putaran yang direncanakan adalah putaran (n) yang tertinggi pada
n
poros output yaitu : n out =
i
Di mana,
n out = putaran poros output
n = putaran poros input
i = Perbandingan poros putaran yang di reduksi, dimana nilai i ≤ 4 untuk
roda gigi lurus

n
n out =
i
6000rpm
=
4
= 1500 rpm

Maka : P = 96 Hp . 0,735 kW
= 70,56 kW
Nilai fc = 1,2 - 2.0 (Daya maksimum ), dari tabel 4.1
fc = 1,5 ( diambil )
Maka daya rencana hasil koreksi di dapat :
Pd = P . f
= 7.056 kW x 1,5
= 105,84 kW
Momen puntir Poros Output(Tout)

 pd 
T  9,74 x10 5  
 n 
Dimana : T = Momen
Pd = Daya rencana (105,84 kW)
n out = Putaran (1500 rpm )
Maka diperoleh
 
T out = 9,74 x10 5  Pd 
n out 
105,84kW 
= 9,74 x 105  1500 rpm 
 

= 68725,44 kg.mm

Bahan poros dipilih dari bahan baja karbon kontruksi mesin (JIS G 4501) dan kekuatan
tarik yaitu 55 Kg/mm2 dengan tegangan geser yang di izinkan dapat dirumuskan sebagai berikut :

B
a  ( kg/mm2)
Sf 1xSf 2

Dimana : a =Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm2)


B = Tegangan patah izin poros 55 kg/mm2
Sf1 = Faktor keamanan untuk pengaruh massa untuk bahan SC
(baja karbon), maka diambil 6 sesuai dengan standart ASME
Sf2 = Faktor keamanan untuk bentuk poros, dimana harga ini sebesar
1,2-2,0. Maka diambil 1,9 sesuai standart ASME
B
Maka : a 
Sf 1xSf 2

55kg / mm 2
=
6 x 2,1,
= 4,365 kg/mm2
Perhitungan Untuk Mencari Diameter Poros Output (dsout)
1

= 
5,1xCbxKtxT 3
ds out  (mm)
 a
Dimana : ds out = diameter poros in put
Cb = Faktor keamanan terhadap beban lentur roda gigi “1,2 – 2,3”
( diambil 1,8 )
Kt = Faktor keamanan standart ASME, jika beban dikenakan dengan kejutan
atau tumbukan besar 1,5-3,0 ( diambil 2,3 )
Tout = Momen torsi poros output 5154.4 kg.mm
1
 5,1xCbxKtxTout  3
Maka : ds out =  
 a 
1
 5,1x1,8 x 2,3x68725,44 Kg.mm  3
=  
 4,364 Kg / mm 2 
= 69,25 mm (di ambil dari tabel 4.3 )

Dari tabel 3.3 dapat dilihat diameter standart poros berdasarkan hasil perhitungan
diameter poros output maka diambil harga yang terdekat dari diameter standart yaitu 69,25 mm.
Maka tegangan geser ( ) yang terjadi pada diameter poros output. Yaitu :

 Tout 
  5,1 3 
 ds out 

 68725,44 
= 5,1  3 
kg / mm 2
 69,25 
= 1,054 kg/mm2/

Berdasarkan perhitungan diatas maka poros output tersebutbisa digunakan untuk dipakai
karena tegangan geser yang terjadi ( ) lebih kecil sama dengan dari tegangan geser izin ( a )
≤ a 1,054 kg/mm2 ≤ 4.365 kg/mm2
3.2 Perhitungan Spline
Spline merupakan suatu elemen mesin yang dipakai untuk memutar roda gigi.pada
perancangan ini ada dua jenis spline yaitu spline yang berada pada poros counter (counter
shaft)dan spline yang berada pada poros output (output shaft).

W h

rs L

Gambar 3.2. Spline

3.2.1 Perhitungan Spline pada poros counter (counter shaft)

 Daya (P) : 97 Ps.


 Putaran (n) : 6000 rpm (Putaran Pada Poros Counter)
Torsi : 12730.905 kg .mm

Gaya Tangensial pada Poros :


T
F=
Ds / 2
Dimana :
T = Momen torsi.
Ds = Diameter poros counter.

12730.905
F= kg.mm
50  2
= 509,2362 kg
Tekanan permukaan yang diizinkan :
F
Pa ≥
L(t1 ataut2 )

Dimana : Pa = 8 kg/mm 2 ,poros untuk yang berdiameter kecil.


Pa = 10 kg/mm 2 ,poros untuk yang berdiameter besar.
t 1 dan t 2 = Kedalaman alur pasak pada poros dan naft.

Tabel 3.2.1. Normalisasi Spline datar (Sukrisno,1984)


D B H t1 t2 1

Diatas s/d Dari s/d

6 8 2 2 1,2 1 6 20
8 10 3 3 1,8 1,4 6 36
10 12 4 4 2,5 1,8 8 45
12 17 5 5 3 2,2 10 56
17 22 6 6 3,5 2,8 14 70
22 30 8 7 4 3,3 18 90
30 38 10 8 5 3,3 22 110
38 44 12 8 5 3,3 28 140
44 50 14 9 5,5 3,8 36 160
50 58 16 10 6 4,3 45 180
58 65 18 11 7 4,4 50 200
65 75 20 12 7,5 4,9 56 220
75 85 22 14 9 5,4 63 250
85 95 25 14 9 5,4 70 280
95 110 28 16 10 6,4 80 320
110 130 32 18 11 7,4 90 360
130 150 36 20 12 8,4 100 400
150 170 40 22 13 9,4
170 200 45 25 15 10,4
200 230 50 28 17 11,4
230 260 56 32 20 12,4
260 290 63 32 20 12,4
290 330 70 36 22 14,4
330 380 80 40 25 15,4
380 440 90 45 28 17,4
440 5000 100 50 31 19,4

Maka untuk D s 2 = 45 mm,t 1 = 5 mm,t 2 = 3,3 mm.

Pa = 10 kg/mm 2 (diambil)
Panjang spline :
F
L≥
Paxt1

509,2362kg
L≥ = 9,974 mm.
10kg / mm 2 x5mm
Teganan geser yang di izinkan :
F
τka ≥
b.l
Dimana : τka = τb
Direncanakan bahan spline sama dengan poros S 40 C.
Dengan kekuatan tarik τb = 55 kg/mm 2 .
Sfk 1 = 6,0

Sfk 2 = Beban dikenakan secara berlahan (di ambil 1,3)


55
τka = kg/mm 2 .
6,0 x1,3
= 7,05 kg/mm 2 .
Maka lebar spline :
F
b≥ mm.
kaxL
509,2362kg
b≥
7,05kg / mm 2 x9,794mm
b = 7,092 mm.

Jumlah spline :
kelilingli ngkaranporos
n=
lebarsplin e

 .Ds 2 3,14 x 45mm


n= = = 19,92 = 20 buah.
b 7,09mm
Maka lebar spline tiap buah adalah :
n 20
B= = = 2,82 mm.
b 7,09
Tegangan geser yang terjadi :
F
Τk =
b.l
509,2362kg
=
7,09mmx9,974mm
=71,637 kg/mm 2 .
3.3 Perhitungan Naff
Naff berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran dari poos dan spline ke roda
gigi.Pada perancangan ini ada tiga jenis naff yang dijumpai,yaitu : naff pada roda gigi,naff pada
poros counter dan naff pada poros outpu

Gambar 3.3. Naff (Sularso, 1997)

3.3.1 Perhitungan Naff Roda Gigi Pada Poros Counter


A. Panjang Naff.
L = (1,-2,2) x Ds 2

= (Diambil 1,2 x Ds 2
= 1,2 x 55 mm
= 66 mm.

B. Diameter Naff.
Do = 1,5 x Ds 2 + 5
= (1,5 x 55) + 5
= 87,5 mm
C. Tebal Naff.
Δ = 0,44 x Ds 2
= 0,44 x 55
= 24,2 mm.
3.3.2 Perhitungan Naff Roda Gigi Pada Poros Output
A. Panjang Naff
L = (1,-2,2) x Ds 2

= (Diambil 1,2 x Ds 2
= 1,2 x 50 mm
= 60 mm.

B. Diameter Naff.
Do = 1,5 x Ds 2 + 5
= (1,5 x 50) + 5
= 80 mm.
C. Tebal Naff.
Δ = 0,44 x Ds 2
= 0,44 x 50
= 22 mm.
3.4 Bantalan (BEARING)
Bantalan merupakan tempat dudukan dari poros.Ukuran-ukuran bantalan dapat
disesuaikan berdasarkan diameter poros.Dalam perancangan ini terdapat tiga buah bantalan yaitu
: Bantalan poros input, Bantalan poros counter dan Bantalan poros output.

Gambar 3.4.. Bantalan


3.4.1 Bantalan Poros Input
Ukuran-ukuran utama pada bantalan dapat dilihat pada table 4.9 untuk diameter
poros 38 diperolh sebagai berikut :
 Diameter dalam (d) = 38 mm.
 Diameter luar (D) = 62 mm.
 Tebal bantalan (B) = 14 mm.
 Jari-jari (r) = 1,5 mm.
 Kapasitas nominal dinamis spesifik (Co)= 740 kg

3.4.2 Bantalan Poros Counter,untuk diameter poros 55 mm


 Diameter dalam (d) = 55 mm.
 Diameter luar (D) = 80 mm.
 Tebal bantalan (B) = 16 mm.
 Jari-jari (r) = 1,5 mm.
 Kapasitas nominal dinamis spesifik (Co)= 1430 kg.
3.4.3 Bantalan Poros Counter,untuk diameter poros 50 mm.
 Diameter dalam (d) = 50 mm.
 Diameter luar (D) = 80 mm.
 Tebal bantalan (B) = 16 mm.
 Jari-jari (r) = 1,5 mm.
 Kapasitas nominal dinamis spesifik (Co)= 1430 kg.

Jenis Bantalan yang dipakai adalah,jenis terbuka 6009


Tabel 3.4.1. Ukuran-ukuran bantalan (Sularso,1997
Nomor bantalan Ukuran luar (mm) Kapasitas Kapasitas
Jenis Dua Dua d DB R nominal nominal
terbuka sekat sekat dinamis statis
tampak spesifik spesifik
kontak C (kg) Co (kg)
6000 10 26 8 0,5 360 1296
6001 6001ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
6002 6002ZZ 02VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003ZZ 6003VV 17 35 10 0,5 470 296
6004 6004ZZ 04VV 20 42 12 1 735 465
6005 6005ZZ 05VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006ZZ 6006VV 30 55 13 1,5 1030 740
6007 6007ZZ 07VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 6008ZZ 08VV 40 68 15 1,5 1310 1110
6009 6009ZZ 6009VV 45 75 16 1,5 1640 1320
6010 6010ZZ 10VV 50 80 16 1,5 1710 1430
6200 6200ZZ 6200VV 10 30 9 1 400 236
6201 01ZZ 01VV 12 32 10 1 535 305
6202 02ZZ 02VV 15 35 11 1 600 360
6203 6203ZZ 6203VV 17 40 12 1 750 460
6204 04ZZ 04VV 20 47 14 1,5 1000 635
6205 05ZZ 05VV 25 52 15 1,5 1100 730
6206 6206ZZ 6206VV 30 62 16 1,5 1530 1050
6207 07ZZ 07VV 35 72 17 2 2010 1430
6208 08ZZ 08VV 40 80 18 2 2380 1650
6209 6209ZZ 6209VV 45 85 19 2 2570 1880
6210 10ZZ 10VV 50 90 20 2 2750 2100
6300 6300ZZ 6300VV 10 35 11 1 635 365
6301 01ZZ 01VV 12 37 12 1,5 760 450
6302 02ZZ 02VV 15 42 13 1,5 895 545
6303 6303ZZ 6303VV 17 47 14 1,5 1070 660
6304 04ZZ 04VV 20 52 15 2 1250 785
6305 05ZZ 05VV 25 62 17 2 1610 1080
6306 6306ZZ 6306VV 30 72 19 2 2090 1440
6307 07ZZ 07VV 35 80 20 2,5 2620 1840
6308 08ZZ 08VV 40 90 23 2,5 3200 3200
6309 6309ZZ 6309VV 45 100 25 2,5 4150 3100
6310 10ZZ 10VV 50 110 27 3 4850 3650
BAB IV
PERHITUNGAN RODA GIGI

4.1 PERHITUNGAN RODA GIGI

Gambar 4.1. Roda Gigi

Untuk perancangan roda gigi ini telah diperoleh data-data sebagai berikut:

Daya (P) : 97 Ps.


Putaran (n) : 6000 rpm.

1. Perhitungan clutch gear dan counter shaft drive gear


Direncanakan : i = 2,645
z 1 = 14 Gigi.

n 1 = 6000 rpm.
Bahan roda gigi ST 34.
A. Modul.
Besar modul untuk semua roda gigi adalah sama :

45610xP
M= 3 mm. ( SULARS0 1987)
.c.z.n
Dimana :  = 25 (Tabel 3.6)
C = 55 kg/mm 2 .
Tabel 4.1. Harga  (Sukrisno,1984)
Cara pemasangan λ
Dengan kolager dst Sampai 30
Pemasangan teliti Sampai 25
Pemasangan biasa Sampai 15

45610 x160,4
Maka M = 3 = 0,33 cm = 3,3 mm.
25x55x14 x6000

Besarnya modul yang dipakai disesuaikan berdasarkanharga modul standart


JIS B 1701-1973 (Sularso,1997),dan didapat M = 3.3 mm.
Tabel 4.2. Harga modul standart (JIS 1701-1973)(Sularso,1997)
Satuan (mm)
Seru ke-1 Seri ke-2 Seri ke-3 Seru ke-1 Seri ke-2 Seri ke-3
0,1 0,15 3,5 3,75
0,2 0,25 4 4,5
0,3 0,35 5 5,5
0,4 0,45 6 7
0,5 0,55 8 9
0,6 0,7 0,65 10 11
0,8 0,75 12 14 6,5
1 0,9 16 18
1,25 1,75 20 22
1,5 25 28
2 2,25 32 36
2,5 2,75 40 45
3 3,25 50

Keterangan : Dalam pemilihan utamakan seri ke-1: jika terpaksa baru dipilih dari seri ke-
2 dan ke-

B. Jumlah gigi counter shaft Drive gear.

n1 z
i= = 2
n2 z1
z2
2,65 =
14Gigi

z 2 = 2,645 x 14 Gigi.

z 2 =37.03.

n1 z 2
=
n 2 z1

z1 xn1 14 x6000
n2 = =  2268,43 rpm.
z2 37,03
C. Lebar Gigi.

b= xm
2
3,14
= x3.5 mm
2
= 5,495 mm.

D. Jarak bagi lingkar.


t =πxm
= 3,14 x 3.5 mm
=10,99 mm.

E. Jarak sumbu poros.


m( z1  z 2 )
a=
2
4(14  37)
=
2
= 89,25 mm.

F. Diameter lingkar jarak bagi.


z.a
d1 =
1 i
Ratio perbandingan yang sebenarnya :
z2 37
i= = = 2,6
z1 14

2 x89,25
d1 = = 49,58 mm.
1  2,6
2.a.i
d2 =
1 3
2 x89,25 x 2,6
d2 =
1  2,6
=128,91 mm
G. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (49,58 + 2) . 3,3
= 170.21 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 128,91 +2) x 3.3
= 432,00 mm.

H. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= (49,58 -2,5 ) .3,3,

= 155,36 mm.

dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= (128,91 -2,5 ) .3,3
= 417,15 mm.

I. Tinggi Kepala Gigi.


hk = 1 x m
= 1 x 3.3 mm
= 3.3 mm.

J. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3,3
= 4,125 mm.
2. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 1(First Sliding Gear)
Berdasarkan Persamaan (2.18)(Sularso,1997),maka I dapat dihitung.

n1 z
i= = 2
n2 z1
Dimana :
I = Ratio perbandingan gigi pada speed 1
n 1 = Putaran counter.

n 2 = Putaran poros output.


Maka :
173,34
3,769 =
n2

2268,43
n2 =
3,769

n 2 = 601,81 rpm

A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.


2.a
d1 =
1 i
2 x89,26
=  37,42 mm.
1  3,769
2.a.i
d2 =
1 i
2 x89,25 x3,769
=  141,07 mm.
1  3,769
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m=
z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z1 =
m
37,42
z1 = = 11,33 = 12 Gigi.
3,3

d2
z2 =
m
141.07
z2 = = 42,74= 43 Gigi.
3 .3
C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (37 + 2) . 3,3
= 35,7 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 141,07 +2 ) .3,3
= 138,57 mm..3.3
=457,28 mm
D. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 37,42 - 2,5 ). 3.3
= 457,28 mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 141,07 -2,5 ) . 3.3
= 457.28 mm
E. Tinggi Kepala Gigi.
hk = 1 x m
= 1 x 3.3mm
= 3.3 mm.

F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3.2
= 4.125 mm.

G. Lebar Gigi.

b= xm
2
3,14
= x3,3 mm = 5,181 mm.
2

H. Jarak bagi lingkar.


t =πxm
= 3,14 x 3.3 mm
= 10,36 mm.
3. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 2(Second Gear And Second Sliding Gear)
berdasarkan persamaan (2.18)(Sularso,1997),maka i dapat dihitung

n1 z
i= = 2
n2 z1
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 3
n 1 = Putaran counter.

n 2 = Putaran poros output.


Maka :
2268,43
2,645 =
n2

2268,43
n2 =
2,645

n 2 = 857,629 rpm
A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.
2.a
d1 =
1 i
2 x89,26
=  4897,485 mm.
1  2.645
2.a.i
d2 =
1 i
2 x89,25 x3,769
=  129,52 mm.
1  2.645
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m=
z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z1 =
m
48,97
z1 = = 14,839 = 15 Gigi.
3,3

d2
z2 =
m
129,52
z2 = = 39,24= 40 Gigi.
3.3

C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (48,97 + 2) . 3,3
= 45,67 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 129,52 +2 ) .3,3
= 434.01 mm
D. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 48,97 - 2,5 ). 3.3
= 153,35 mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 129,52 -2,5 ) . 3.3
= 419,16 mm
E. Tinggi Kepala Gigi.
hk = 1 x m
= 1 x 3.3mm
= 3.3 mm.

F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3.2
= 4.125 mm.
G. JARAK SUMBU
mx( Z1  Z 2)
a =
2
3,3x(14,83  39,24)

2
= 89,215 mm
H. Lebar Gigi.

b= xm
2
3,14
= x3,3 mm = 5,181 mm.
2
H. Jarak bagi lingkar.
t =πxm
= 3,14 x 3.3 mm
= 10,36 mm.
4. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 3(Second Gear And Second Sliding Gear)
berdasarkan persamaan (2.18)(Sularso,1997),maka i dapat dihitung

n1 z
i= = 2
n2 z1
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 3
n 1 = Putaran counter.

n 2 = Putaran poros output.

Maka :
2268,43
1,376 =
n2

2268,43
n2 =
1,367
n 2 = 1646,56 rpm

A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.


2.a
d1 =
1 i
2 x89,26
=  75,12 mm.
1  1,367
2.a.i
d2 =
1 i
2 x89,25 x3,769
=  103,37 mm.
1  1,367
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m=
z

Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z1 =
m
75,12
z1 = = 25,04 Gigi.
3,3
d2
z2 =
m
103,37
z2 = = 34.12 Gigi.
3.3

C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (75,12 + 2) . 3,3
= 254,49 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 103,37 +2 ) .3,3
= 347.72 mm

D. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= ( 75,12 - 2,5 ). 3.3
= 239,64 mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 103,37 -2,5 ) . 3.3
= 332,64 mm
E. Tinggi Kepala Gigi.
hk = 1 x m
= 1 x 3.3mm
= 3.3 mm.
F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)
hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3.2
= 4.125 mm.

G. JARAK SUMBU
mx( Z1  Z 2)
a =
2
3,3 x(25.04  341.12)

2
= 604,16 mm
H. Lebar Gigi.

b= xm
2
3,14
= x3,3 mm = 5,181 mm.
2
H. Jarak bagi lingkar.
t =πxm
= 3,14 x 3.3 mm
= 10,36 mm.
5. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 4(Second Gear And Second Sliding Gear)
berdasarkan persamaan (2.18)(Sularso,1997),maka i dapat dihitung

n1 z
i= = 2
n2 z1
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 3
n 1 = Putaran counter.

n 2 = Putaran poros output.

Maka :
2268,43
1,000 =
n2

2268,43
n2 =
1,000

n 2 = 2268,43 rpm

A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.


2.a
d1 =
1 i
2 x89,26
=  89.25 mm.
1  1,000
2.a.i
d2 =
1 i
2 x89,25 x3,769
=  89,25 mm
1  1,000
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m=
z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z1 =
m
89,25
z1 = = 27,04 Gigi.
3,3
d2
z2 =
m
89.25
z2 = = 27.04 Gigi.
3 .3

C. Diameter luar.
dk 1 = (d 1 + 2) . m
= (89,25 + 2) . 3,3
= 301,12 mm.
dk 2 = (d 2 + 2) . m
= ( 89,25 +2 ) .3,3
= 301,12 mm
D. Diameter Dalam.
dd 1 = (d 1 - 2,5) x m
= (89,25 - 2,5 ). 3.3
= 286,27mm.
dd 2 = (d 2 - 2,5) x m
= ( 89,25 -2,5 ) . 3.3
= 286,27 mm
E. Tinggi Kepala Gigi.
hk = 1 x m
= 1 x 3.3mm
= 3.3 mm.

F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)


hf = 1,25 x m
= 1,25 x 3.2
= 4.125 mm.
G. JARAK SUMBU
mx( Z1  Z 2)
a =
2
3,3 x(27,04  27,04)

2
= 89,23 mm
H. Lebar Gigi.

b= xm
2
3,14
= x3,3 mm = 5,181 mm.
2

H. Jarak bagi lingkar.


t =πxm
= 3,14 x 3.3 mm
= 10,36 mm.
6. Perhitungan Roda Gigi Pada Speed 5(Second Gear And Second Sliding Gear)
berdasarkan persamaan (2.18)(Sularso,1997),maka i dapat dihitung.

n1 z
i= = 2
n2 z1
Dimana :
i = Ratio perbandingan gigi pada speed 5
n = Putaran counter.
n 2 = Putaran poros output.
Maka :
173,34
0,838 =
n2

173,34
n2 =
0,838

n 2 = 2068,42 rpm
A. Diameter Lingkar Jarak Bagi.
2.a
d1 =
1 i
2 x112
=  121,87 mm.
1  0,838
2.a.i
d2 =
1 i
2 x112 x0,838
=  102,13
1  0,838
B. Jumlah Gigi.
Berdasarkan persamaan :
d
m=
z
Dimana :
m = Modul
d = Diameter Lingkar Jarak bagi.
z = Jumlah Gigi.
d1
z1 =
m
121,87
z1 = = 30,47 = 31 Gigi.
4
d2
z2 =
m
102,13
z2 = = 25,53 = 26 Gigi.
4
C. Diameter luar.
dk 1 = d 1 + 2.m
= 121,87 + (2 x 4)
= 129,87 mm.
dk 2 = d 2 + 2.m
= 120,13 – (2 x 4)
= 112,13 mm.
D. Diameter Dalam.
dd 1 = d 1 - 2,5 x m
= 121,87– (2,5 x 4)
= 111,87 mm.
dd 2 = d 2 - 2,5 x m
= 102,13 – (2,5 x 4)
= 92,13 mm
E. Tinggi Kepala Gigi.
hk = 1 x m
= 1 x 4 mm
= 4 mm.
F. Tinggi Kaki Gigi(Dedendum)
hf = 1,25 x m
= 1,25 x 4
= 5 mm.

G. Lebar Gigi.

b= xm
2
3,14
= x 4 mm = 6,283 mm.
2
H. Jarak bagi lingkar.
t =πxm
= 3,14 x 4 mm
= 12,56 mm
4.2 Diagram Kecepatan

Gambar 4.2 Diagram kecepatan


BAB V
SISTEM PELUMASAN

5.1 Pelumasan
Pelumasan berguna untuk mengurangi panas yang timbul dan memperkecil keausan serta
mengurangi suasana brisik pada elemen mesin yang mengalami gesekan, setiap pelumasan yang
baik serta pemakaian pelumas yang tepat akan menentukan umurnya, baik panjang maupun
pendek umur mesin tersebut untuk mendapatkan minyak pelumasan yang tepat dapat dicari
besarnya kerja rata-rata yaitu :

𝑇𝐾 1+𝑇𝐾2+𝑇𝐾3+𝑇𝐾4
Tkrata-rata = 4
133,28+150,96+153,9+173,03
= 4

= 152,62° C
=9/5(152,762+32)
= 332,37° F
Untuk menentukan vicositas absolud minyak pelumas :
Z= Pr (0,22.S-180/S
Dimana : S= Sat bolt Universal second (Vcosisi)
= direncanakan 33
Pr = berat jenis pelumas pada tempratur °F
= (0,894-0,000356)-332,37-60° F)
= 0,794°F
Z = 0,794X (0,22X33-180/33
= 1,433
Maka SAE :
4−2,5 𝑙𝑜𝑔50−𝑙𝑜𝑔𝑆𝐴𝐸
LogSAE = +
4−0 𝑙𝑜𝑔50−𝑙𝑜𝑔20

LogSAE = (log50-0,375) x 0,179


SAE = 42,95
5.1.2 Volume oli gearbox

Tabel ,5.1 Volume oli gearbox

Ukuran unit Varian lokasi pemasangan cacing


gigi 1 2 3,4 5,6
2CH-40 0,14 0,18 0,2 0,3
2CH-63 0,3 0,5 0,6 0,7
2CH-80 0,5 0,7 0,85 1
Bab-80 0,7 0,85 1 1,2
Ch-100 1,5 2,7 3 3,2
Ch-125 2,2 3,8 5,2 5,8
Bab-160 3,7 5 9,4 10
5.1.3 volume oli dalam liter yang dituangkan kedalam gearbox
Tabel, 5.2 Volume oli gearbox
Ukuran unit Volume Ukuran unit Volume Ukuran unit Volume
gigi minyak gigi minyak gigi minyak
Liter liter liter

Jenis pusat kendli Ketik Ts2U Ketik Ts3U

TsU-100 1 Ts2U-100 1,1 (0,7)

TsU-125 1,5 Ts2U-125 1,4 (0,9)

TsU-160 2 Ts2U-160 4,5 (2,9) Ts3U-160 6,2 (3,7)

TsU-200 4 Ts2U-200 9 Ts3U-200 12

TsU-250 7,5 Ts2U-250 15 Ts3U-250 18,4

Ketik RM Ketik Ts2U, Ts2N Ketik Ts2

RM-250 1,6 Ts2U-315N 40 Ts2-250 3

RM-350 3,3 Ts2U-355N 60 Ts2-300 5

RM-400 5,5 Ts2U-400N 90 Ts2-350 7

RM-500 11 Ts2N-450 160 Ts2-400 12

RM-600 22 Ts2N-500 200 Ts2-500 20

RM-750 42 Ts2U-315K 30
(RK-450)
RM-850 44 Ts2U-400K 45
(RK-500)
RM-1000 55 Ts2U
(RK-600)
Jenis RCD Ketik CDND Ketik Ts3U

RCD-250 2,3 TsDND-200 4 Ts3U-315N 60

RCD-350 5,5 TsDND-315 12 Ts3U-355N 70

RCD-400 8,4 TsDND-400 30 Ts3U-400N 80


BAB Vl
KESIMPULAN

Dalam perencanan roda gigi pada umumnya mempunyai keterbatasan pada pemakaianya.
Walaupun bahan utamanya adalah yang terbaik, maka salah satu jalan untuk memperpanjang
roda gigi dan elemen-elemen adalah dengan memperhitungkan poin-poin di smping.
Perencanan roda gigi bekerja berulang-ulang karena roda gigi n, 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 yang
bekerja .dengan demikian dapat kita lihat mesin dan perlengkapanya sanggat erat hubunganya
sesuai keperluan dan kebutuhan manusianya.

Untuk kelanggengan mesin maka tenaga ahli mesin sangat diutuhkan.


1. Tenaga operator guna untuk mengoprasikan mesin
2. Langkah-langkah yang merupakaan perlengkapan dan keseluruhan termasuk dasar bagian
mesin antara lain : roda gigi adalah suatu kompnen dari mesin yang mempunyai utama
mentransmisikan gerakan atau putaran dari sebuah bagian mesin yang lainya.
3. Kontrol mesin dalam yaitu pedal dan rem
4. Pelumas pada suatu mesin sanggat di perlukan pada bagian yang diputar, sehingga akibat
tidak dikendalikan panas tersebut akan mengakibatkan keausan

Kita menyadari bahwa dimana-mana mesin adalah suatu alat yang sanggat penting dalam
kehidupan manusia, karena dalam pengunan mesin-mesin tersebut dapat menaikan perekonomian
manusia. Oleh karena itu pengetahuan dan pemeliharan merupakan suatu pengetahuan yang
sanggat diperlukan guna mengembangkan daya kerja manusia di bidang industri dan teknelogi.

You might also like