You are on page 1of 17
ya peraturan at Kehidupan bemegara tidak akan berjalan lancar tanpa adam a diterapKa ‘mengatur kehidupan masyarakatnya, Negara memilki peraturan Y‘ 7 seg kehidupan, tidak terkecuall idang perpajakan, Dalam perpajakan se a salah satunya Pajak Penghasilan (PPh). Tahukah Anda siapa saja pinal bias pihak yang har Pajak Penghasilan (PPh)? Berapa pula besarnya PPh yang harus neponl orang pribadi al membayar pajak dikenal dengan istiah Wajib Pajak. Wajid Pajak merup® 1 badan yang harus melaksanakan kewajban perpajakan berdasarkan peraturay Pe ay. besarnya pemungutan PPh didasarkan pada penghasilan yang diperolen untuk aktif dala Indonesia menerapkan sistem pemungutan pajak yang mengharuskan Wal PAIS ran Pal Pembayaran pajaknya, tentu Walib Pajak harus memahami prosedur pengisian “aii ini a (SSP) dan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dalam perpajakan. Pada kesemP © suray dibahas mengenai PPh orang pribadi, Surat Setoran Pajak (SSP) PPh orang PROS Gan Pemberitahuan (SPT) Tahunan orang pribadi. Untuk memahaminya, simaklah mater sungguh-sungguh! A. Mengenal Pajak Penghasilan (PPh) Terdapat berbagai jenis pajak di Indonesia salah satunya pajak penghasilan atau Se ee dengan PPh. Membahas mengenai PPh pasti tidak terlepas dari yang namanya peng} Fe a Penghasilan menjadi objek pajak bagi Wajib Pajak terkait kewajibannya dalam perpajakan. Pajal penghasilan sendiriterdin atas pajak penghasilan badan dan pajak penghasilan orang pribadi. Berikut akan dijelaskan mengenai pajak penghasilan, khususnya pajak penghasilan orang pribadi. 1. Dasar hukum pajak penghasilan Pajak penghasilan tidak akan diterapkan jika tidak ada dasar hukum yang mengaturnya. Pajak penghasilan memiliki beberapa dasar hukum, sebagai berikut. a, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP). b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan 2. Definisi Pajak Penghasilan (PPh) Merujuk pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Gara Perpajakan (UU KUP) 2007, yang dimaksud pajak penghasilan adalah kontribusi wajib kepada negara terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besamya kemakmuran rakyat. Sementara itu, menurut Undang-Undang ‘Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yang dimaksud dengan pajak penghasilanadalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima atau Rp500.000.000,00 n Wajib Pajak. U il mmiah penghasi rs berikut! .di, perhatikan tat Orang Pribadi 25% 30% n contoh perhitung Untuk memahami penghitungan pajak penghasilan, beriut akan diberkan CLS | Th” PPh Pasal 21. Namun sebelumnya akan dijelaskan terlebin dahulu mengenai So Pemotongan PPh Pasal 21 adalah pungutan atas penghasilan yang diterima dari raakayaah jasa, atau kegiatan dalam bentuk apa pun sebagai imbalan sehubungan dengan P' ‘otongan PB dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai. Adapun Wajib Pajak yang melakukan perm Pasal 21, sebagai berikut 1. Pemberi kerja yang membayar gaii, upalt, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebag imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawal. 2. Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lait ‘__ sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. 3. Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pansiun dan pembayaran lain dengal nama apa pun dalam rangka pensiun. 4. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengar jasa termasuk jasa ahli yang melakukan pekerjaan bebas. 5. Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu’ kegiatan, Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang wajib melakukan pemotongan pajak sebagaimanal tersebut di atas adalah kantor perwakilan negara asing dan organisasi-organisasi internasional. Jl pemberi kerja yang wajib melakukan pemotongan pajak sebagaimana tersebut di atas adalah kantof perwakilan negara asing dan organisasi-organisasi internasional maka disebut dan termasuk dalany kategori Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 26. 3 Pénghasilan pegawal tetap atau pensiunan yang dipotong pajak untuk setiap bulan adalal jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi dengan biaya jabatan atau biaya pensiun yang besarn\ ditetapkan dengan|Peraturan Menteri Keuangan, iuran pensiun, dan Penghasilan Tidak Kena Pajal (PTKP). Penghasilan pegawai harian, mingguan, serta pegawai tidak tetap lainnya yang dipotot pajak adalah jumiah penghasilan bruto setelah dikurangi bagian penghasilan yang tidak dikenal potongan yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan. Tarif pemotongan at penghasilan adalah tarif pajak sebagaimana dimaksud dalam UU PPh Pasal 17 ayat (1) huruf kecuali ditetapkan lain dengan Peraturan Pemerintah Besamya tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wal Pajak (NPWP) lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wa Pajak yang dapat rn Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Ketentuan mengenai petun) pelaksanaan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegial diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Contoh: Penghasilan Kena Pajak Rp75.000.000,00 Pajak Penghasilan yang harus dipotong bagi Wajib Pajak yang memiliki NPWP adalah: 5% x Rp50.000.000,00 = Rp2.500.000,00 15% x RP25.000.000,00 = Rp3.750.000,00 Total PPh Rp6.250.000,00 @ nghasilan yang harus dipotong jika Waiib Palak tidak memiliki NPWP adalah: .000.000,00 = Rp3:000.000,00 ,000.000,00 = Rp4.500.000,00 Pajak Per 5% x 120% x RP5O. 45% x 120% x R25. 100,00 Total PPh RP7-500.0' Kemudian atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, yang erweikan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerntan,subjek Palak dalam neger, penyelenggare kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luarneger! lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia perjong PPh Pasal 26 sebesar 20% dart jumian bruto oleh pihak yang wajib membayarkan: 4. Dividen. Bunga termasuk premium, diskonto, utang. Royal, sewa, dan penghasian lain sehubungan dengan penggunaan harta. Jan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan. dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian 3 4, Imbal 5, Hadiah dan penghargaan. 6. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya. 7. Premi swap dan transaksi lindung lainnya. 8. Keuntungan karena kebebasan utang. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! “4. Siapa sajakah yang termasuk kelompok subjek pajak orang pribadi dalam negeri? Jelaskan mengenai langkah pertama dalam perhitungan pajak penghasilan orang pri Apa dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 26? 2 3. * 4, Jelaskan yang Anda ketahui tentang biaya jabatan! 5, Pak Dion memilki penghasilan kena pajak Rp60.000,000,00 dalam satu tahun, Berapakah besarnya PPh yang terutang jika Pak Dion memiliki NPWP? ibadi! C. Pengisian Surat Setoran Pajak (SSP) Setiap Wajib Pajak, balk badan ataupun orang pribadi harus melakukan pengisian Surat Setoran Pojak (SSP). Tahukah Anda apa yang dimaksud SSP? Bagaimana tata cara pengisiannya? Berkut ‘akan dijelaskan mengenai SSP dan tata cara pengisiannya. 4. Definisi Surat Setoran Pajak (SSP) * Siirat Setcran Pajak (SSP) merupakan surat setoran pajak yang digunakan Wajib Pajak untuk melakukan penyetoran atau pembayaran pajak ke kas negara melalui kantor atau media pembayaran pajak lainnya. Fungsi dari SSP adalah sebagai bukti pembayaran pajak. SSP dianggap Sah apabila sudah disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang memiliki wewenang atau sudah divalidasi pembayarannya. Hukum yang mengatur mengenai bentuk formulir SSP dan juga penjelasannya tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/P/2009 yang sudah diubah menjadi Nomor PER- 24/P.J/2013, Peraturan tersebut mengatur segala hal mengenai SSP. Menurut ketentuan tersebut, SSP merupakan bukti pembayaran pajak yahg sudah dilakukan Wajib Pajak dengan menggunakan ‘sebuah formmulir atau media lain yang dibayarkan untuk kas negara melalui tempat-tempat yang telah ditentykan dan ditunjuk Menteri Keuangan. Formulir SSP terdiri dari lima lembar dengan tiap-tiap lembar berisi a. Lembar 1: lembar pertama digunakan untuk isian arsip Wajib Pajak. fmt EO pembendaharaan Ney, dan . Lembar 2: lembar kedua digunakan untuk Kantor Pelayan@” Ce js) pojak ke KP payara ©. Lembar 3: lembar ketiga digunakan untuk dilaporkan Wajid Pal?" aq Pembayavan aj enerim: d. Lembar 4: lembar keempat digunakan untuk arsip Kantor Pe bank. 4d, Lembar 5: lembar kelima digunakan untuk arsip Wajib Pal Di bawah ini akan diuraikan kolom-kolom pada SSP yang wall! ihak lain, gut atau Pil jak pemun ip diisi: woe 1H untuk arsin Wai Palak SURAT SETORAN PAJAK DEPARTEMEN KEUANGAN Ru. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. peve; Lit Litt} Lit ise engn Nomar ok Wa Pa yng NAMA WP: eae ‘Tahun Pajak [ated ‘erode gpk na a aya eo OOO i Toho etn Poot Nomorketetopan / t 1 / is sev Noor Kettopo: STP SKPKB tou SEPEBT Jumiah Pembayaran Dis dengon epih penuh Bn [Fa FFF Te Po Pe *Yevima Kash Teloh Memboya Pahoa Untk Pembangunan Banga = ‘ung Valdas Kantor Penerima Pembayaron | Ketorangan: a Kolom NPWP kolom tersebut lsi dengan Nomor Pokok Wait Pajak (NPWP) yang silk ,, Nama WP kolom nama WP di dengan nama Wai Pajak ‘Alamat WP kolom tersobut disi dengan alamat domisil ataw alamat yang tertera dalam Surat Keterangan Terdaftar(SKT), 4. NOP ‘agian ini si dengan Nomor Objek Pajak yang didasarkan pada Surat Pembentahuan Pajak Terutang (SPT). @. Aiamat OP ‘bagian alamat Objek Pajak dapat dsl dengan alamat tempat Objek Pajak berdasarkan SSPT. f. Kode akun pajak ‘rolom ini dapat disi dengan angka dari kode akun pajak untuk jeis-jenis pojak yang akan dbayarkan yang dapat dlinat di Tabel Kode Akun Pajak ‘dan Kode Jenis Setoran yang terdapat i dalam lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pajak di Nomor PER-31/PJ/2013 yang sebelumnya ‘adalah Nomor PER-23/P/2010. 9. Kode jenis setoran bagian in iti dengan angka untuk setiap pajak yang akan dlbayarkan {yang tertera di dalam Tabel Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran. fh. Kolom uraian pembayaran kolom ini dapat disi sesuai dengan uraian yang terdapat dalam kolom “lenis Setoran” yang memiliki hubungan dengan Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran, i. Masa palak bbagian ini dapat disi dengan cara memberi tanda “x” atau slang i salah ‘satu kolom masa pajak untuk waktu pajak yang akan dibayar. j. Tahun pajak ‘agian ini dis dengan tahun terutangnya pajak. . k.Nomor ketetapan ‘kolom ii dis dengan nomor ketetapan yang ada di dalam Surat Ketetapan Pjak atau bisa dithat di Surat Tagihan Pajak (STP) hanya jka SSP yang :

You might also like