Professional Documents
Culture Documents
Dikonversi
Dikonversi
TESIS
Oleh
SELAMAT
137032261/IKM
TESIS
Oleh
SELAMAT
137032261/IKM
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Dr. Ir. Gerry Silaban, M. Kes.) (dr. Halinda Sari Lubis, M.K.K.K)
Ketua Anggota
Dekan
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Selamat
137032261/IKM
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian
materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang
tidak sedikit jumlahnya. . Salah satu cara untuk mengurangi kecelakaan kerja adalah
dengan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja.
Sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang dirancang untuk
pengajaran siswa dibawah pengawasan guru. Salah satu jenis sekolah di Indonesia
adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada pasal 18 UU Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja
pada bidang tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penyuluhan keselamatan kerja dalam upaya pencegahan keceakaan kerja terhadap
pengetahuan dan sikap pada siswa di Workshop SMK TR Perguran Panca Budi
Medan.
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental (eksperimen semu),
dengan rancangan Pretest-Posttes Control Group Design. Penelitian di lakukan pada
bulan Juni 2015, populasi penelitian adlah seluruh siswa SMK TR Panca Budi yang
berjumlah 560 siswa, sampel penelitian sebanyak 50 siswa dengan rincian 25 siswa
kelas X dan 25 siswa kelas XI.
Pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan poster berpengaruh positif
terhadap perubahan pengetahuan dan sikap siswa SMK TR Panca Budi Medan
Disarankan kepada Manajemen SMK-TR Panca Budi untuk memasukkan mata
pelajaran Kesehatan dan Keselamatan kerja dalam kurikulum sekolah sehingga
dapat menambah pengetahuan khususnya tentang K3.
Students’ good knowledge of job safety will prevent them from the risk for job
accident. Therefore, every work place should implement job safety, especially at
SMK (vocational schools). In students’ practical work, they are usually faced wiyh
work materials and equipment which possibly be detrimental for them. At SMK
Teknologi Rekayasa, Panca Budi Educational Institution, Medan, industrial
practical work is needed for the students to understand their job, competence, and the
regulations in industry so that they will be prepared for getting employment. In the
implementation of industrial practical work, young students are usually vulnerable
to potential accident and illness because of job, either in the work place or in school
laboratory.
The research used quantitative and quasi experimental method with
pretestposttest control group design. In was conducted in June, 2015. The
population was 560 students of SMK-TR Panca Budi, and 50 of them were used as
the samples with 25 Grade X students and 25 Grande XI students as the
respondents.
The result of the statistic test showed that Z-value = -4.399 and p-value =
0.000 ≤ 0.05 for knowledge and Z-value = - 4.378 and p-value = 0.000 ≤ 0.05 for
attitude in Class X, while Z-value = -4.393 and p-value = 0.000 ≤ 0.05 for
knowledge, and Z-value = -13.143 and p-value = 0.000 ≤ 0.05 for attitude in Class
XI which indicated that there was the influence of counseling on Grade X and Grade
XI students’ knowledge and attitude.
It is recommended that the management of SMK-TR Panca Budi include the
subject of job Safety and Health in the school curriculum so that the students increase
their knowledge of safety.
Segala Puji Syukur penulis dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Proses penulisan tesis dapat terwujud berkat dukungan, bimbingan, arahan dan
bantuan moral maupun material dari banyak pihak. Untuk itu izinkan penulis
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
3. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 FKM
4. Dr. Ir. Gerry Silaban, M. Kes selaku ketua komisi pembimbing yang dengan
selesai.
5. dr. Halinda Sari Lubis, M.K.K.K selaku anggota komisi pembimbing dengan
waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis
selesai.
6. dr. Makmur Sinaga, M.S., selaku komisi penguji yang telah banyak memberikan
7. Ir. Kasum, M.Kes, selaku komisi penguji yang telah banyak memberikan arahan
8. Kepala Sekolah SMK – TR Panca Budi yang telah memberikan izin kepada
Sumatera Utara.
10. Ibunda Makem, Istri Syarifah Hanum, S.Pd. Aud yang selalu memberikan
dukungan dan doa kepada penulis agar bisa menyelesaikan pendidikan ini.
11. Saya juga banyak mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak H. Akhmad
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harapan,
semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan dan pengembangan ilmu
Selamat
137032261/IKM
Selamat lahir pada tanggal 10 Desember 1972 di Kisaran. Anak ketiga dari
Rawang selesai tahun 1987 , Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kisaran selesai
tahun 1989, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kisaran selesai tahun 1992, Fakultas
Sumatera Utara sejak tahun 2013 dan akan menyelesaikan studi tahun 2015.
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI..............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xiii
BAB 5. PEMBAHASAN.................................................................................. 67
5.1 Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja terhadap Pengetahuan Siswa
di Workshop SMK-TR Perguruan Panca Budi Medan Tahun
2015 .......................................................................................... 67
5.2 Pengaruh Penyuluhan Keselamatan Kerja dalam Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kerja terhadap Sikap Siswa di
Workshop SMK-TR Perguruan Panca Budi Medan Tahun
2015 .......................................................................................... 71
LAMPIRAN ....................................................................................................... 80
4.9 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Poster .......................... 57
8. Poster..................................................................................................................128
9. Dokumentasi Penelitian......................................................................................129
PENDAHULUAN
(ILO). Indonesia menempati urutan ke-52 dari 53 negara dengan manajemen K3 yang
buruk. Padahal biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan akan sangat besar
tercatat setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang yang meninggal akibat kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja dan
terjadi sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (ILO 2009
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi
yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak
sedikit jumlahnya. Salah satu cara untuk mengurangi kecelakaan kerja adalah dengan
Keselamatan adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja
yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat melindungi dan
bebas dari kecelakaan kerja pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses
pengajaran siswa dibawah pengawasan guru. Salah satu jenis sekolah di Indonesia
kompetensi serta aturan-aturan di industri sehingga siswa siap memasuki dunia kerja.
Dalam pelaksanaan praktik kerja industri, siswa yang tergolong ke dalam pekerja usia
muda rentan mengalami kecelakaan dan terkena penyakit akibat kerja, baik di tempat
kerja yang terjadi dapat berbahaya, baik dalam proses produksi maupun bagi
keselamatan para siswa. Setiap proses produksi di tempat kerja memiliki potensi
bahaya (hazard) untuk menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Potensi
bengkel meliputi: lokasi bengkel tempat kerja berjarak sangat dekat dengan ruang
kebisingan, bahaya kebakaran dan pencemaran udara. Sementara itu karena latar
meliputi para guru, teknisi dan siswa yang beragam menyebabkan pengelolaan
bengkel tempat kerja kurang memadai, sehingga paparan bahaya di bengkel kerja dan
pada umumnya.
pedoman untuk menanamkan sikap dan kebiasaan dalam bekerja. Selain menanamkan
Pembelajaran K3 sangat penting diberikan kepada siswa SMK yang menjadi calon
siswa terhadap resiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi. Untuk itu, setiap tempat
dengan bahan, peralatan, dan perlengkapan kerja yang memiliki potensi bahaya. SMK
Teknologi Rekayasa di Perguruan Panca Budi Medan merupakan salah satu SMK
yang ada di kota Medan. Bidang yang diajarkan adalah mengenai program studi
keahlian Teknik Mekanik Otomotif meliputi mesin sepeda motor dan mesin
kenderaan roda empat, program studi keahlian Teknik Elektronik meliputi audio
mesin mobil, mesin sepeda motor, alat hindrolik, peralatan mengelas, peralatan
guru pembimbing praktik masih banyak pengetahuan dan perilaku siswa yang belum
paham tentang keselamatan kerja. Hal ini dapat dilihat dengan tindakan para siswa
pada saat melakukan praktik mengelas tidak memakai alat pelindung diri seperti
memakai kaca mata yang sudah disediakan untuk mengelas, meletakkan alat di
mempergunakan alat praktik dan kesadaran akan bahaya dalam mempergunakan alat
Disamping pengetahuan dan sikap siswa yang masih rendah, ada juga tindakan
pihak sekolah yang masih belum maksimal, kalau dilihat dari survei masih belum
tersedianya racun api dalam lingkungan bengkel, rel hidrolik yang sudah rusak tetapi
tidak diperbaiki, alat dongrak mobil kurang berfungsi masih dipergunakan oleh siswa
praktik. Padahal hal tersebut penting untuk mencegah kecelakaan kerja yang terjadi
di sekolah. Selain itu juga belum diterapkan bagaimana cara menangani bahaya yang
terjadi pada saat praktek. Pada tanggal 14 April 2015 telah terjadi ledakan tabung
gas saat dipakai siswa praktek. Ini dapat terjadi disebabkan usia tabung gas yang
sudah tua, pengisian gas dalam tabung sangat penuh serta kesadaran pemakai tagung
kerja, maka seharusnya pihak sekolah perlu memberikan perhatian yang sungguh-
kerja dalam organisasi. Karena hanya dengan langkah-langkah serius cerdas dan
komprehensif berupa. Promosi untuk masalah kesehatan ditentukan oleh dua faktor
utama, yaitu faktor perilaku dan non perilaku (fisik, sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya). Untuk faktor perilaku upaya yang dilakukan dapat melalui dua
merupakan upaya agar remaja berperilaku atau mengadopsi perilaku keselamtan erja
untuk terus dilakukan karena mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan
yang sesuai dengan potensi bahaya yang dipajang di tempat kerja, dapat
mengingatkan tenaga kerja akan risiko yang dihadapinya dalam bekerja, sehingga
tenaga kerja akan termotivasi untuk bersikap selamat dalam bekerja. Hal ini sesuai
tempat kerja sangat bermanfaat bagi tenaga kerja untuk meningkatkan pemahaman
dan daya ingat tenaga kerja untuk bersikap selamat dalam bekerja. Kinn Tahun 2000,
potensi bahaya dapat menurunkan angka kecelakaan kerja. Demikian juga halnya
bahwa dengan pemberian pelatihan keselamatan kerja dapat dijadikan bahan oleh
1.2 Permasalahan
dan sikap pada siswa di Workshop SMK - TR Perguruan Panca Budi Medan Tahun
2015.
1.4 Hipotesis
Budi Medan untuk memberikan perlindungan kepada siswa saat praktek sehingga
sekolah.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyuluhan
diolah dengan teknik-teknik tertentu akan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan
harapan atau tujuan kegiatan tersebut. Tidak dapat disangkal pendidikan bukanlah
Dalam proses perubahan perilaku dituntut agar sasaran berubah tidak semata-mata
keterampilan sekaligus sikap mantap yang menjurus kepada tindakan atau kerja yang
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari
segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
(Purnama, 2010). Dengan demikian tujuan dan sasaran penyuluhan ke siswa adalah :
2.1.2 Materi/Pesan
tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi
perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku
atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang
atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya
klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan
b. Wawancara
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok
Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan.
A. Kelompok Besar
Kelompok besar yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode
1. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
a. Pengertian
keselamatan yang di dalamnya kita menerangkan dan menjelaskan sesuatu cara lisan
di sertai tanya jawab, diskusi dengan sekelompok pendengar serta di bantu dengan
beberapa alat peraga yang dianggap perlu. Ceramah adalah suatu cara penyampaian
informasi, fakta, pengetahuan atau masalah dari fasilitaor atau tutor kepada sasaran
yang dilakukan secara langsusng kepeda penceramah dengan pendengar atau secara
tidak langsung melalui kaset, suara, TV, radio dan sebagainya untuk mencapai tujuan
cara penyampaian informasi secara lisan kepada sasaran yang dapat dilakukan secara
3. Waktu yang terbatas, jumlah sasaran yang relative besar dan fasilitas belajar yang
terbatas.
1. Dapat menimbulkan kebiasaan yang kurang baik yaitu sifat pasif, kurang aktif
3. Bahan ceramah sering tidak sesuai karena sering kali bahan ceramah yang berikan
adalah apa yang diingat dan bukan apa yang harus di ketahui oleh sasaran.
7. Sering menimbulkan salah paham karena sasaran salah mengartikan uraian arti
penyuluh.
penceramah.
sebagai pedoman :
1. Pertama kali perkenalkan diri mengemukankan maksud dan tujuan serta harapan
3. Suara harus cukup keras dan berirama atau naik turun sehingga tidak
5. Untuk menjelaskan materi yang belum jelas, di gunakan alat peraga yang tepat
dan benar.
7. Berikan waktu setiap tiga menit bagi sasaran untuk mengajukan pertanyaan.
h. Penilaian
Setiap selesai ceramah perlu diadakan penilaian secara langsung maupun tidak
langsung untuk mengetahui apakah pendengar mengerti atau tidak terhadap materi
yang disamapikan.
3. Wawancara
2. Seminar
Notoatmojo (2012) mengatakan bahwa metode ini hanya cocok untuk sasaran
penyajian dari seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang
B. Kelompok Kecil
1. Diskusi kelompok
2. Curah pendapat
4. Kelompok-kelompok kecil
5. Bermainkan peran
6. Permainan simulasi
C. Metode Massa
sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak
disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa
tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya
menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah umum,
pidato melalui media massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan,
sinetron, tulisan dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan,
penyuluh guna memperlancar kegiatan penyuluhan. Alat bantu lebih sering disebut
alat peraga yang merupakan alat atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba atau
dirasakan oleh indera manusia yang berfungsi sebagai alat untuk memperagakan dan
atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna
atau informasi yang ingin disampaikan oleh penyuluh, baik melalui media cetak,
elektronik dan media luar ruang sehingga sasaran mendapat pengetahuan yang
a. Flip chart (lembar balik) ialah media penyampaian pesan kesehatan dalam
bentuk lembar balik, dimana tiap lembar berisi gambar peragaan dan dibaliknya
c. Poster ialah lembaran kertas dengan kata-kata dan gambar atau simbol untuk
menyampaikan pesan.
f. Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan suatu
masalah.
3. Media papan (Bill Board) yang dipasang di tempat umum dapat diisi dengan pesan
kesehatan. Media papan disini juga mencakup pesan kesehatan yang ditulis pada
4. Mempunyai tujuan.
Menurut Wiraatmaja yang dikutip oleh Lucie (2005), indikasi yang dapat
dilihat dari seseorang pada setiap tahapan dalam penyuluhan adalah sebagai berikut :
Pada tahap ini seseorang sudah mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari
Pada tahap ini seseorang mulai ingin mengetahui lebih banyak tentang hal-hal
3. Tahap menilai (evaluation) Pada tahap ini seseorang mulai menilai atau
4. Tahap mencoba (trial) Pada tahap ini seseorang mulai menerapkan atau mencoba
dalam skala kecil sebagai upaya meyakinkan apakah dapat dilanjutkan atau tidak.
Pada tahap ini seseorang sudah yakin akan hal baru dan mulai melaksanakan
filosofis yaitu suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani dan rohaniah tenaga kerja, hasil karya dan budayanya
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’dan biasanya selalu
dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau
(Syaaf, 2007).
Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenega kerja.
kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja,
terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja,
dan lain-lain.
bekerja tangan juga harus dibersihakan dan keadaan pakaian kerja juga dalam
keadaan bersih sebelum mulai bekerja. Setelah selesai bekerja, mesin dan semua
mesin juga harus mengikuti pedomana agar terhindar dari kecelakaan atau kerusakan.
4. perhatikan pengaman-pengamannya.
6. sebelum mulai mengerjakan benda kerja, teliti dengan cermat bagian-bagian yang
Untuk dapat menciptakan kondisi yang aman dan sehat dalam bekerja
diperlukan adanya unsur – unsur dan prinsip – prinsip keselamatan kerja. Adapun
4. Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (Syarat –Syarat Lingkungan
Kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu, kotoran, asap rokok, uap gas,
radiasi, getaran mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja aman dari arus
listrik, lampu penerangan cukup memadai, ventilasi dan sirkulasi udara seimbang,
ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi setiap orang atau
badan yang menjalankan usaha, baik formal maupun informal, di manapun berada
dalam upaya memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan semua orang yang
3. Memberi kesempatan dan jalan penyelamatan diri pada waktu kebakaran atau
debu, kotoron, asap, uap, gas, aliran udara, cuaca, sinar radiasi, kebisingan dan
getaran.
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun
penyimpanan barang.
yaitu:
dengan kondisi mental dan fisik yang buruk dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja.
Pada saat melakukan pekerjaan, pekerja harus dapat dituntut untuk bekerja secara
meliputi:
1. Lingkungan kerja
beraktifitas bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja,
Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh perusahaan
vital yang digunakan oleh para pekerja dalam melakukan kegiatan proses produksi
dan disamping itu adalah bahan-bahan utama yang akan dijadikan barang.
menggunakan peralatan yang sudah tersedia dan pelindung diri secara tepat dan
mengoperasionalkan mesin.
1. Beban kerja
Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya penempatan
2. Kapasitas kerja
3. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun
psikososial.
Resiko bahaya yang ada pada perkaan las adalah debu, gas, sengatan listrik,
cahaya dan sinar radiasi panas, bahaya ledakan bahaya kebajaran dan bahaya
percikan las. Dalam proses pengelasan akan timbul radiasi dari cahaya dan sinar
pengelasan berbeda sesuai dengan jenis las yang digunakan (Wiryosumarto, 2010).
Untuk menghindari bahaya bagi pekerja las dapat dilakukan dengan menggunakan
2. Menggunakan helm.
5. Menggunakan sepatu.
2.3 Pengetahuan
indra, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan
seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
ransangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat
2. Memahami (comprehension)
objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau pengunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
4. Analisa (analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
tersebut, dan masih dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat
5. Sintesa (synthesis)
ada.
6. Evaluasi (evaluation)
angket yang menyakan isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau
1. Pendidikan
2. Sumber Informasi
melalui informasi yaitu kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri.
3. Sosial Budaya
4. Budaya
informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan budaya yang ada
2.4 Sikap
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
,baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang
tertutup tersebut. Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sedangkan menurut Sunaryo
(2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan sti ulus yang
diberikan (objek).
2. Merespon (responding)
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
itu benar atau salah, adalah bahwa orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat karena itu, sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu cenderung
untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
4. Media massa dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
sikap konsumenya.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, konsep moral dan ajaran dari lembaga
“TAHU” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupaka
RESPON TERTUTUP :
Pengetahuan
Sikap
STIMULUS ORGANISME
RESPON TERBUKA :
Praktek/Tindakan
sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut sama dengan proses
belajar pada individu. Teori ini dikenal dengan teori S-O-R (Stimulus-Organisme-
Response). Proses perubahan perilaku berdasarkan teori ini digambarkan pada gambar
2.1 diatas.
kerangka penelitian serta variabel-variabel yang akan diteliti, seperti pada gambar
berikut:
keselamatan kerja denmgan metode ceramah dan media poster sedangkan variabel
kecelakaan kerja.
METODE PENELITIAN
dengan rancangan Pretest-Posttest Control Group Design. Desain penelitian ini dapat
4. Q3 adalah hasil pre-test, yaitu tingkat pengetahuan dan sikap siswa dalam upaya
6. Q4 adalah post-test, tingkat pengetahuan dan sikap siswa dalam upaya pencegahan
kecelakaan kerja.
3.3.1 Populasi
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulan (Arikunto 2007). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMK
Tekonologi Rekayasa Jurusan otomotif di Perguruan Panca Budi Medan tahun 2015
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang terdaftar di SMK-TR jurusan
otomotif Panca Budi. Besar sampel untuk metode ceramah ditentukan berdasarkan
orang (Liliweri, 2011). Dalam penelitian ini peneliti menetapkan besar sampel
sebanyak 50 siswa yang terdiri dari siswa kelas X 25 siswa (ranking 1- 25) dan
kelas XI 25 siswa (ranking 1 – 25). Sampel diambil ranking 1-25 suapay tingkat
kemampuan tidak jauh berbeda antar sampel yang satu dengan sampel yang lain
responden sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan (pre-test dan post-test) kepada
siswa.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara yang
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi sejumlah
kuesioner yang berisi daftar pertanyaan tentang keselamatan kerja sebelum dan
menilai pengetahuan dan sikap siswa. Hasil dari kegiatan tersebut merupakan
kedua kelas XI pada hari berikutnya dimulai jam 09.00 WIB. sesuai dengan
untuk menilai perubahan pengetahuan dan sikap siswa dan nilai tersebut
dijadikan sebagai nilai post test yang dilakukan serentak dalam satu hari.
Uji validitas dan reliabilitas (kesahihan dan keterandalan) adalah alat ukur
penelitian berupa kuesioner yang dilakukan sebelum digunakan untuk mengukur nilai
pengetahuan dan sikap siswa tentang keselamatan kerja, dalam hal ini dimaksudkan
agar alat ukur yang digunakan benar-benar tepat dan cermat dalam melakukan fungsi
validitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam mengukur suatu data. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Demikian
juga kuesioner sebagai alat ukur, harus mengukur apa yang akan diukur. Uji
Item-Total Correlation dengan nilai tabel r, pada df = 18,α = 0,05 sebesar 0,444.
dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Teknik untuk menghitung indeks reliabilitas alat
ukur menggunakan Cronbach Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu
kali pengukuran dengan ketentuan bila Cronbach Alpha > r tabel, maka dinyatakan
reliabel dan bila Cronbach Alpha < r tabel maka butir soal dinyatakan tidak reliabel.
Variabel Pengetahuan
Sub Variabel Nilai Corrected Item-Total Keterangan
1 0,639 Valid
2 0,685 Valid
3 0,700 Valid
4 0,669 Valid
5 0,638 Valid
6 0,553 Valid
7 0,670 Valid
8 0,576 Valid
9 0,771 Valid
10 0,771 Valid
11 0,669 Valid
12 0,553 Valid
Cronbach alpha 0,916 Reliabel
terlihat nilai Corrected item-Total correlation lebih besar dari nilai tabel (rtabel =
0,444), artinya seluruh item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel
Variabel Sikap
Sub Variabel Nilai Corrected Item-Total Keterangan
1 0,830 Valid
2 0,761 Valid
3 0,940 Valid
4 0,801 Valid
5 0,754 Valid
6 0,824 Valid
7 0,876 Valid
8 0,783 Valid
9 0,800 Valid
10 0,484 Valid
11 0,724 Valid
12 0,876 Valid
13 0,672 Valid
Cronbach alpha 0,939 Reliabel
Pada Tabel 3.2 di atas diperoleh bahwa dari seluruh variabel sikap terlihat
nilai Corrected item-Total correlation lebih besar dari nilai tabel (rtabel = 0,444),
artinya seluruh item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel sikap
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen.
media poster. Variabel dependen pengetahuan dan sikap siswa siswa dalam upaya
2. Sikap adalah reaksi / respon tertutup dari siswa mengenai keselamatan kerja
4. Media poster adalah lembaran kertas dengan kata-kata dan gambar atau symbol
1. Pengetahuan
12 item pertanyaan dengan kategori jawaban benar dan diberi skor 1, dan salah diberi
2. Sikap
terdiri dari pernyatan positif dan negatif, dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
(Riduwan, 2010)
a. Pernyataan Positif
Kuisioner dengan pernyataan positif terdapat pada soal no. 1, 3, 5, 7, 9, 11, dan
13
b. Pernyataan Negatif
Kuisioner dengan pernyataan positif terdapat pada soal no. 2, 4, 6, 8,10 dan 12
HASIL PENELITIAN
KADIRUN YAHYA, didirikan pada tahun 1999 atas prakarsa Ketua Umum Yayasan
dengan Bidang Keahlian Teknologi dan Industri. Luas sekolah ini sebesar 5 hektar
Perkembangan Sekolah Menengah Kejuruan untuk lebih tetap sasaran, maka SMK
Panca Budi -1 merubah bidang keahlian menjadi Teknologi dan Rekayasa. Dalam
masa perjalanan SMK Perguruan Panca Budi 1 Medan hingga saat ini tahun
2013/2014, telah menamatkan siswa sebanyak 1.957 orang, yang terdiri dari Program
Keahlian TMO dan Program keahlian TAV. Sekarang ini Tahun Pelajaran 2014/2015
memiliki jumlah siswa sebanyak 560 orang. Batas-batas wilayanya antara lain:
25 orang siswa mayoritas berusia 15 tahun yaitu sebesar 48% pada kelas X, dan
Kelas X Kelas XI
Karakteristik n % n %
Umur (tahun)
15 12 48,0
16 10 40,0 13 52,0
17 3 12,0 12 48,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0
4.3 Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa tentang Keselamatan Kerja dalam
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di Perguruan Panca Budi Medan
Tahun 2015
dan media poster pada kelas X dan Kelas X1 adalah sebagai berikut:
Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
1. Kecelakaan kerja di workshop/bengkel pada 8 32,0 17 68,0
saat praktik semata-mata hanya faktor ketiak
hati-hatian siswa saat praktik
2. Tidak semua alat, bahan dan mesin yang 12 48,0 13 52,0
digunakan pada saat bekerja berpotensi
bahaya
Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
3. Penggunaan APD untuk kepentingan 23 92,0 2 8,0
keselamatan kerja siswa hanya dipakai saat
ada guru saja
4. Pemantauan/pengujian lingkungan kerja harus 14 56,0 11 44,0
dilakukan secara berkala (pengujian kualitas
mesin, alat dan bahan)
5. Metode kerja yang tidak aman dapat berisiko 11 44,0 14 56,0
menimbulkan bahaya pada siswa
6. Pelaksana keselamatan kerja hanya dilakukan 9 36,0 16 64,0
dibengkel saja
7. Pelaksana keselamatan kerja adalah kepala 16 64,0 9 36,0
sekolah
8. Apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat di 14 56,0 11 44,0
bengkel kerugian yang dapat ditumbulkan
hanya bentuk materi saja
9. Baju praktik siswa yang terlalu besar, tidak 12 48,0 13 52,0
membahayakan siswa saat praktik
10. Faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja 17 68,0 8 32,0
adalah beban kerja lingkungan kerja dan
kapasitas kerja
11 Faktor lingkungan kerja terdiri dari 4 faktor 17 68,0 8 32,0
yaitu fisika, biologi, kimia, dan ergonomic
12 Lingkungan kerja tidak dapat membuat 10 40,0 15 60,0
pekerja menjadi celaka
kerja di workshop/bengkel pada saat praktik semata-mata hanya faktor ketiak hati-
hatian siswa saat praktik paling banyak dijawab siswa dengan benar sebanyak 17
siswa atau 68 % dan soal yang paling bayak dijawab salah oleh siswa pada tentang
Penggunaan APD untuk kepentingan keselamatan kerja siswa hanya dipakai saat ada
Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
1. Keselamatan kerja perlu 8 32,0 13 52,0 3 12,0 1 4,0
diterapkan di workshop
sekolah
2. Siswa tidak perlu 0 0,0 2 8,0 16 64,0 7 28,0
merapikan dan merawat
peralatan bengkel saat
usai praktik karena
tugasnya hanya belajar
3. Penyuluah tentang 9 36,0 11 44,0 4 16,0 1 4,0
Keselamatan kerja dapat
mencegah dan
mengurangi kecelakaan
kerja siswa saat praktik
4. Poster K3 dan rambu- 2 8,0 14 56,0 7 28,0 2 8,0
rambu K3 (safety sign) di
lingkungan kerja
membantu mengingatkan
siswa untuk praktik
secara aman
5. Saat mengelas, siswa 0 0,0 4 16,0 21 84,0 0 0,0
tidak perlu memakai kaca
mata khusus karena sudah
biasa dan tidak ada
kecelakaan kerja yang
ditimbulkan
6. Dongrak mobil yang 1 4,0 19 76,0 5 20,0 0 0,0
sudah rusak,
membahayakan siswa
praktik walaupun
pemakaiannya berhati-
hati
Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
7. Kecelakaan kerja saat 2 8,0 18 72,0 4 16,0 1 4,0
siswa praktik, pihak
sekolah tidak mengalami
kerugian apa-apa.
8. Hubungan yang harminis 8 32,0 16 64,0 0 0,0 1 4,0
antara guru, teman dan
lingkungan praktik dapat
mengurangi kecelakaan
di bengkek
9. Zat kimia yang 1 4,0 2 8,0 14 56,0 8 32,0
terkandung didalam
campuran cat mobil saat
mengecat mobil tidak
membahayakan siswa
10. Alur evakuasi perlu di 4 16,0 15 60,0 5 20,0 1 4,0
buat di bengkel dan
merupakan bagian dari
SOP yang harus ditaati
11 Penggunaaan APD 1 4,0 8 32,0 7 28,0 9 36,0
sangat perlu saat siswa
melakukan praktik di
workshop
12 Baju praktik kebesaran 1 4,0 5 20,0 14 56,0 5 20,0
dan rambut panjang tidak
membahayakan siswa
saat menjalankan praktik
di workshop
13 Pihak sekolah perlu 2 8,0 11 44,0 6 24,0 6 24,0
membuat standart
prosedur kerja di bengkel
untuk menjaga
keselamatan siswa saat
praktek
banyak menjawab sangat setuju pada soal tentang Penyuluah tentang Keselamatan
kerja dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja siswa saat praktik sebanyak
9 siswa dengan atau 36 %, yang menjawab setuju pada soal Siswa tidak perlu
merapikan dan merawat peralatan bengkel saat usai praktik karena tugasnya hanya
belajar sebanyak 16 siswa atau 64 %, siswa menjawab tidak setuju pada soal
Kecelakaan kerja saat siswa praktik, pihak sekolah tidak mengalami kerugian apa-
apa.sebanyak 18 siswa atau 64 % dan yang menjawab sangaat tidak setuju Baju
praktik kebesaran dan rambut panjang tidak membahayakan siswa saat menjalankan
Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
1. Kecelakaan kerja di workshop/bengkel 7 28,0 18 72,0
pada saat praktik semata-mata hanya
faktor ketiak hati-hatian siswa saat praktik
2. Tidak semua alat, bahan dan mesin yang 2 8,0 23 92,0
digunakan pada saat bekerja berpotensi
bahaya
3. Penggunaan APD untuk kepentingan 13 52,0 12 48,0
keselamatan kerja siswa hanya dipakai saat
ada guru saja
4. Pemantauan/pengujian lingkungan kerja 16 64,0 9 36,0
harus dilakukan secara berkala (pengujian
kualitas mesin, alat dan bahan)
5. Metode kerja yang tidak aman dapat 3 12,0 22 88,0
berisiko menimbulkan bahaya pada siswa
6. Pelaksana keselamatan kerja hanya 13 52,0 12 48,0
dilakukan dibengkel saja
Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
7. Pelaksana keselamatan kerja adalah kepala 9 36,0 16 64,0
sekolah
8. Apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat 6 24,0 19 76,0
di bengkel kerugian yang dapat
ditumbulkan hanya bentuk materi saja
9. Baju praktik siswa yang terlalu besar, tidak 13 52,0 12 48,0
membahayakan siswa saat praktik
10. Faktor yang mempengaruhi kecelakaan 10 40,0 15 60,0
kerja adalah beban kerja lingkungan kerja
dan kapasitas kerja
11 Faktor lingkungan kerja terdiri dari 4 faktor 15 60,0 10 40,0
yaitu fisika, biologi, kimia, dan ergonomic
12 Lingkungan kerja tidak dapat membuat 10 40,0 15 60,0
pekerja menjadi celaka
Dari hasil pengukuran kelas XI tentang pengetahuan K-3 diatas, soal Tidak
semua alat, bahan dan mesin yang digunakan pada saat bekerja berpotensi bahaya
paling banyak dijawab siswa dengan benar sebanyak 23 siswa atau 92 % dan soal
yang paling sedikit dijawab oleh siswa pada soal Pemantauan/pengujian lingkungan
kerja harus dilakukan secara berkala (pengujian kualitas mesin, alat dan bahan)
Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
1. Keselamatan kerja perlu 12 48,0 11 44,0 1 4,0 1 4,0
diterapkan di workshop
sekolah
2. Siswa tidak perlu 0 0,0 1 4,0 18 72,0 6 24,0
merapikan dan merawat
peralatan bengkel saat
usai praktik karena
tugasnya hanya belajar
3. Penyuluah tentang 4 16,0 17 68,0 1 4,0 3 12,0
Keselamatan kerja dapat
mencegah dan
mengurangi kecelakaan
kerja siswa saat praktik
4. Poster K3 dan rambu- 2 8,0 20 80,0 1 4,0 2 8,0
rambu K3 (safety sign) di
lingkungan kerja
membantu mengingatkan
siswa untuk praktik
secara aman
5. Saat mengelas, siswa 0 0,0 2 8,0 18 72,0 5 20,0
tidak perlu memakai kaca
mata khusus karena sudah
biasa dan tidak ada
kecelakaan kerja yang
ditimbulkan
6. Dongrak mobil yang 4 16,0 15 60,0 5 20,0 1 4,0
sudah rusak,
membahayakan siswa
praktik walaupun
pemakaiannya berhati-
hati
Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
7. Kecelakaan kerja saat 3 12,0 3 12,0 14 56,0 5 20,0
siswa praktik, pihak
sekolah tidak mengalami
kerugian apa-apa.
8. Hubungan yang harminis 9 36,0 15 60,0 1 4,0 0 0,0
antara guru, teman dan
lingkungan praktik dapat
mengurangi kecelakaan
di bengkek
9. Zat kimia yang 0 0,0 1 4,0 17 68,0 7 28,0
terkandung didalam
campuran cat mobil saat
mengecat mobil tidak
membahayakan siswa
10. Alur evakuasi perlu di 6 24,0 16 64,0 3 12,0 0 0,0
buat di bengkel dan
merupakan bagian dari
SOP yang harus ditaati
11 Penggunaaan APD 1 4,0 13 52,0 7 28,0 4 16,0
sangat perlu saat siswa
melakukan praktik di
workshop
12 Baju praktik kebesaran 1 4,0 6 24,0 11 44,0 7 28,0
dan rambut panjang tidak
membahayakan siswa
saat menjalankan praktik
di workshop
13 Pihak sekolah perlu 3 12,0 15 60,0 7 28,0 0 0,0
membuat standart
prosedur kerja di bengkel
untuk menjaga
keselamatan siswa saat
praktek
paling banyak menjawab sangat setuju pada soal, Keselamatan kerja perlu
lingkungan kerja membantu mengingatkan siswa untuk praktik secara aman sebanyak
20 siswa atau 80 %, siswa menjawab tidak setuju pada soal, Pihak sekolah perlu
membuat standart prosedur kerja di bengkel untuk menjaga keselamatan siswa saat
praktek dan Penggunaaan APD sangat perlu saat siswa melakukan praktik di
workshop sebanyak 7 siswa atau 68 % dan yang menjawab sangaat tidak setuju soal,
mengingatkan siswa untuk praktik secara aman dan Penggunaaan APD sangat perlu
Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X & XI Sebelum
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Poster
Siswa
Variabel Kelas X Kelas XI
n % n %
Pengetahuan
Baik 0 00,0 2 8,0
Tidak Baik 25 100,0 23 92,0
Sikap
Baik 2 8,0 8 32,0
Tidak Baik 23 92,0 17 68,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0
tidak baik pada siswa kelas X sebanyak 25 orang (100%) sedangkan pada siswa kelas
pengetahuan dan sikap siswa tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan
Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
1. Kecelakaan kerja di workshop/bengkel 0 0,0 25 100,0
pada saat praktik semata-mata hanya
faktor ketiak hati-hatian siswa saat praktik
2. Tidak semua alat, bahan dan mesin yang 0 0,0 25 100,0
digunakan pada saat bekerja berpotensi
bahaya
3. Penggunaan APD untuk kepentingan 6 24,0 19 76,0
keselamatan kerja siswa hanya dipakai saat
ada guru saja
4. Pemantauan/pengujian lingkungan kerja 6 24,0 19 76,0
harus dilakukan secara berkala (pengujian
kualitas mesin, alat dan bahan)
5. Metode kerja yang tidak aman dapat 0 0,0 25 100,0
berisiko menimbulkan bahaya pada siswa
6. Pelaksana keselamatan kerja hanya 2 8,0 23 92,0
dilakukan dibengkel saja
7. Pelaksana keselamatan kerja adalah kepala 25 100,0
sekolah
Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
8. Apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat 0 0,0 25 100,0
di bengkel kerugian yang dapat
ditumbulkan hanya bentuk materi saja
9. Baju praktik siswa yang terlalu besar, tidak 8 32,0 17 68,0
membahayakan siswa saat praktik
10. Faktor yang mempengaruhi kecelakaan 0 0,0 25 100,0
kerja adalah beban kerja lingkungan kerja
dan kapasitas kerja
11 Faktor lingkungan kerja terdiri dari 4 faktor 10 40,0 15 60,0
yaitu fisika, biologi, kimia, dan ergonomic
12 Lingkungan kerja tidak dapat membuat 4 16,0 21 84,0
pekerja menjadi celaka
siswa kelas X yang menjawab benar semakin banyak untuk soal tentang Kecelakaan
kerja di workshop/bengkel pada saat praktik semata-mata hanya faktor ketiak hati-
hatian siswa saat praktik, Tidak semua alat bahan dan mesin yang digunakan pada
saat bekerja berpotensi bahaya, Metode kerja yang tidak aman dapat berisiko
menimbulkan bahaya pada siswa, Pelaksana keselamatan kerja adalah kepala sekolah,
Apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat di bengkel kerugian yang dapat
ditumbulkan hanya bentuk materi saja dan Faktor yang mempengaruhi kecelakaan
kerja adalah beban kerja lingkungan kerja dan kapasitas kerja seluruh siswa
menjawab dengan benar, akan tetapi pada soal no 11 Faktor lingkungan kerja terdiri
dari 4 faktor yaitu fisika, biologi, kimia, dan ergonomic hanya 15 siswa yang
Tabel 4.8 Distribusi dan Sikap Siswa Kelas X Sesudah Penyuluhan dengan
Metode Ceramah dan Media Poster
Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
1. Keselamatan kerja perlu 25 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
diterapkan di workshop
sekolah
2. Siswa tidak perlu 0 0,0 0 0,0 2 8,0 23 92,0
merapikan dan merawat
peralatan bengkel saat
usai praktik karena
tugasnya hanya belajar
3. Penyuluah tentang 14 56,0 10 40,0 1 4,0 0 0,0
Keselamatan kerja dapat
mencegah dan
mengurangi kecelakaan
kerja siswa saat praktik
4. Poster K3 dan rambu- 20 80,0 5 20,0 0 0,0 0 0,0
rambu K3 (safety sign) di
lingkungan kerja
membantu mengingatkan
siswa untuk praktik
secara aman
5. Saat mengelas, siswa 0 0,0 0 0,0 5 20,0 20 80,0
tidak perlu memakai kaca
mata khusus karena
sudah biasa dan tidak ada
kecelakaan kerja yang
ditimbulkan
6. Dongrak mobil yang 13 52,0 12 48,0 0 0,0 0 0,0
sudah rusak,
membahayakan siswa
praktik walaupun
pemakaiannya berhati-
hati
Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
7. Kecelakaan kerja saat 0 0,0 2 8,0 19 76,0 4 16,0
siswa praktik, pihak
sekolah tidak mengalami
kerugian apa-apa.
8. Hubungan yang harminis 24 96,0 1 4,0 0 0,0 0 0,0
antara guru, teman dan
lingkungan praktik dapat
mengurangi kecelakaan
di bengkek
9. Zat kimia yang 0 0,0 0 0,0 5 20,0 20 80,0
terkandung didalam
campuran cat mobil saat
mengecat mobil tidak
membahayakan siswa
10. Alur evakuasi perlu di 22 88,0 3 12,0 0 0,0 0 0,0
buat di bengkel dan
merupakan bagian dari
SOP yang harus ditaati
11 Penggunaaan APD 19 76,0 6 24,0 0 0,0 0 0,0
sangat perlu saat siswa
melakukan praktik di
workshop
12 Baju praktik kebesaran 0 0,0 2 8,0 16 64,0 7 28,0
dan rambut panjang tidak
membahayakan siswa
saat menjalankan praktik
di workshop
13 Pihak sekolah perlu 21 84,0 3 12,0 1 4,0 0 0,0
membuat standart
prosedur kerja di bengkel
untuk menjaga
keselamatan siswa saat
praktek
hasilnya sangat signifikan walaupun masih ada yang kurang, akan tetapi seluruh siswa
sudah baik dari hasil yang diperoleh untuk soal no 1 Keselamatan kerja perlu
diterapkan di workshop sekolah seluruh siswa sangat setuju dengan jumlah 25 atau
100 %.
Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Poster
Siswa Kelas X
Variabel Sebelum Sesudah
n % n %
Pengetahuan
Baik 0 00,0 25 100.0
Tidak Baik 25 25,0 0 0,0
Sikap
Baik 2 8,0 25 100.0
Tidak Baik 23 92,0 0 0,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0
Hasil pengukuran sikap sebelum penyuluhan pada siswa kelas X didapatkan sikap
responden pada katagori negatif sebanyak 23 orang (92,0%) dan sesudah penyuluhan
tidak ditemukan yang bersikap negatif dan terjadi peningkatan sikap positif sebelum
dan sesudah penyuluhan dari 2 orang (8,0%) menjadi sebanyak 25 orang (100%)
10,560, Nilai terkecil yang diperoleh siswa kelas X sebelum dilakukan penyuluhan
tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja hanya mencapai
4 poin dan terbesar hanya 7 poin dan sesudah dilakukan penyuluhan nilai terkecil
yang diperoleh oleh siswa adalah 9 poin dan terbesar mencapai 12 poin.
upaya pencegahan kecelakaan kerja diperoleh nilai rata-rata sikap 36,520 meningkat
menjadi 47,60. Nilai terkecil yang diperoleh siswa sebelum penyuluhan hanya
mencapai 26 poin dan terbesar hanya 42 poin dan sesudah dilakukan penyuluhan nilai
terkecil yang diperoleh oleh siswa adalah 44 poin dan terbesar mencapai 50 poin
Variabel 𝒙̅ Z P
Pengetahuan
Sebelum Penyuluhan 5,480 -4,399 0,000
Sesudah Penyuluhan 10,560
Sikap
Sebelum Penyuluhan 36,520 -4,378 0,000
Sesudah Penyuluhan 47,600
kecelakaan kerja yaitu 5,480 menjadi 10,560, Hasil analisis dengan menggunakan
bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap siswa kelas X tentang keselamatan
pengetahuan dan sikap siswa kelas XI tentang keselamatan kerja dalam upaya
Pretest
No Pertanyaan Salah Benar
n % n %
1. Kecelakaan kerja di workshop/bengkel 0 0,0 25 100,0
pada saat praktik semata-mata hanya
faktor ketiak hati-hatian siswa saat praktik
2. Tidak semua alat, bahan dan mesin yang 1 4,0 24 96,0
digunakan pada saat bekerja berpotensi
bahaya
3. Penggunaan APD untuk kepentingan 0 0,0 25 100,0
keselamatan kerja siswa hanya dipakai saat
ada guru saja
4. Pemantauan/pengujian lingkungan kerja 1 4,0 24 96,0
harus dilakukan secara berkala (pengujian
kualitas mesin, alat dan bahan)
5. Metode kerja yang tidak aman dapat 1 4,0 24 96,0
berisiko menimbulkan bahaya pada siswa
6. Pelaksana keselamatan kerja hanya 1 4,0 24 96,0
dilakukan dibengkel saja
7. Pelaksana keselamatan kerja adalah kepala 2 8,0 23 92,0
sekolah
8. Apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat 1 4,0 24 96,0
di bengkel kerugian yang dapat
ditumbulkan hanya bentuk materi saja
9. Baju praktik siswa yang terlalu besar, tidak 3 12,0 22 88,0
membahayakan siswa saat praktik
10. Faktor yang mempengaruhi kecelakaan 3 12,0 22 88,0
kerja adalah beban kerja lingkungan kerja
dan kapasitas kerja
11 Faktor lingkungan kerja terdiri dari 4 faktor 3 12,0 22 88,0
yaitu fisika, biologi, kimia, dan ergonomic
12 Lingkungan kerja tidak dapat membuat 3 12,0 22 88,0
pekerja menjadi celaka
Setelah diadakan penyuluhan dengan metode ceramah dan media poster, siswa
kelas XI yang menjawab benar paling banyak untuk soal tentang Kecelakaan kerja
siswa hanya dipakai saat ada guru saja seluruh siswa kelas XI menjawab dengan
benar dan soal yang lain semuanya diatas 22 (88 %) dan semuanya mendapat hasil
yang baik.
Tabel 4.13 Distribusi dan Sikap Siswa Kelaa XI Sesudah Penyuluhan dengan
Metode Ceramah dan Media Poster
Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
1. Keselamatan kerja perlu 24 96,0 1 4,0 0 0,0 0 0,0
diterapkan di workshop
sekolah
2. Siswa tidak perlu 0 0,0 0 0,0 1 4,0 24 96,0
merapikan dan merawat
peralatan bengkel saat
usai praktik karena
tugasnya hanya belajar
3. Penyuluah tentang 14 56,0 11 44,0 0 0,0 0 0,0
Keselamatan kerja dapat
mencegah dan
mengurangi kecelakaan
kerja siswa saat praktik
4. Poster K3 dan rambu- 19 76,0 6 24,0 0 0,0 0 0,0
rambu K3 (safety sign) di
lingkungan kerja
membantu mengingatkan
siswa untuk praktik
secara aman
5. Saat mengelas, siswa 0 0,0 0 0,0 2 8,0 23 92,0
tidak perlu memakai kaca
mata khusus karena
sudah biasa dan tidak ada
kecelakaan kerja yang
ditimbulkan
Jawaban
Sangat
No Pernyataan Sangat Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
6. Dongrak mobil yang 13 52,0 12 48,0 0 0,0 0 0,0
sudah rusak,
membahayakan siswa
praktik walaupun
pemakaiannya berhati-
hati
7. Kecelakaan kerja saat 2 8,0 0 0,0 12 48,0 11 44,0
siswa praktik, pihak
sekolah tidak mengalami
kerugian apa-apa.
8. Hubungan yang harminis 20 80,0 5 20,0 0 0,0 0 0,0
antara guru, teman dan
lingkungan praktik dapat
mengurangi kecelakaan
di bengkek
9. Zat kimia yang 0 0,0 0 0,0 4 16,0 21 84,0
terkandung didalam
campuran cat mobil saat
mengecat mobil tidak
membahayakan siswa
10. Alur evakuasi perlu di 20 80,0 5 20,0 0 0,0 0 0,0
buat di bengkel dan
merupakan bagian dari
SOP yang harus ditaati
11 Penggunaaan APD 18 72,0 7 28,0 0 0,0 0 0,0
sangat perlu saat siswa
melakukan praktik di
workshop
12 Baju praktik kebesaran 0 0,0 1 4,0 13 52,0 11 44,0
dan rambut panjang tidak
membahayakan siswa
saat menjalankan praktik
di workshop
13 Pihak sekolah perlu 20 80,0 5 20,0 0 0,0 0 0,0
membuat standart
prosedur kerja di bengkel
untuk menjaga
keselamatan siswa saat
praktek
pada soal tentang Keselamatan kerja perlu diterapkan di workshop sekolah ada 24
siswa yang menyatakan sangat setuju (96 %) sementara pada soal tentang Siswa tidak
perlu merapikan dan merawat peralatan bengkel saat usai praktik karena tugasnya
hanya belajar siswa menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 24 siswa atau 96 %,
Tabel 4.14 Distribusi Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X1 Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan dengan Metode Cermah dan Media Poster
Siswa Kelas XI
Variabel Sebelum Sesudah
n % n %
Pengetahuan
Baik 2 8,0 25 100.0
Tidak Baik 23 92,0 0 0,0
Sikap
Baik 8 32,0 25 100.0
Tidak Baik 17 68,0 0 0,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0
Hasil pengukuran sikap sebelum penyuluhan pada siswa kelas XI didapatkan sikap
responden pada katagori negatif sebanyak 17 orang (68,0%) dan sesudah penyuluhan
tidak ditemukan yang bersikap negatif dan terjadi peningkatan sikap positif sebelum
dan sesudah penyuluhan dari 8 orang (32,0%) menjadi sebanyak 25 orang (100%)
11,240, Nilai terkecil yang diperoleh siswa kelas XI sebelum dilakukan penyuluhan
tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja hanya mencapai
5 poin dan terbesar hanya 9 poin dan sesudah dilakukan penyuluhan nilai terkecil
yang diperoleh oleh remaja adalah 10 poin dan terbesar mencapai 12 poin.
upaya pencegahan kecelakaan kerja diperoleh nilai rata-rata sikap 39,080 meningkat
menjadi 48,32, Nilai terkecil yang diperoleh siswa sebelum penyuluhan hanya
mencapai 31 poin dan terbesar hanya 44 poin dan sesudah dilakukan penyuluhan nilai
terkecil yang diperoleh oleh siswa adalah 45 poin dan terbesar mencapai 51 poin.
Variabel 𝒙̅ Z P
Pengetahuan
Sebelum Penyuluhan 7,320 -4,393 0,000
Sesudah Penyuluhan 11,240
Sikap
Sebelum Penyuluhan 39,080 -13,143 0,000
Sesudah Penyuluhan 48,320
kecelakaan kerja yaitu 7,320 menjadi 11,240 Hasil analisa dengan menggunakan
bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap siswa kelas XI tentang keselamatan
pengetahuan dan sikap pada kelas X dan XI setelah dilakukan penyuluhan, dengan
Variabel Mean p
Perubahan Pengetahuan
Kelas X 5,080
0,010
Kelas XI 3,920
Perubahan Sikap
Kelas X 11,520
0,027
Kelas XI 9,240
upaya pencegahan kecelakaan kerja setelah penyuluhan pada siswa SMK kelas X dan
XI (p=0,010), perubahan pengetahuan lebih besar pada siswa SMK kelas X, Terdapat
kecelakaan kerja pada siswa SMK kelas X dan XI (p=0,027), perubahan sikap lebih
PEMBAHASAN
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, yang akan terjadi setelah seseorang
mencium, merasa, dan juga meraba. Namun, sebagian besar pengetahuan itu sendiri
diperoleh melalui mata dan telinga. Jadi, dengan kata lain dari hasil mendengar dan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pengetahuan siswa baik pada kelas X dan
keselamatan kerja, hal ini disebabkan siswa SMK sangat minim mendapat informasi
mengenai keselamatan kerja. Informasi yang mereka peroleh belum tertata dengan
baik mengetehui manfaat yang didapat dari pemahaman K-3. Keselamatan kerja bagi
mereka hanya diperuntukkan bagi yang sudah bekerja di pabrik-pabrik besar dan
untuk anak sekolah belum perlu apalagi dengan bengkel yang kecil. hanya. Hasil ini
sesuia dengan penelitian yang dilakukan Kadir (2000) melalui penelitian pada siswa
SMK di 6 propinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum masih kurang. Hal
pengetahuan K3 pada siswa adalah karena belum adanya kurikulum yang baku yang
kesadaran siswa dalam bertindak. Selama ini informasi yang diberikan kepada siswa
masih belum begitu jelas, sehingga terkadang banyak siswa yang sepela akan
keselamatan mereka di bengkel, seperti tidak menggunakan alat pelindung diri saat di
bengkel/workshop jika tidak ada yang mengawasi, ada juga beberapa siswa yang
barang-barang di bengkel. Memang kalau dilihat sudah ada spanduk tentang K-3 di
whorkshop Panca Budi, akan tetapi pesan yang disampaikan kurang jelas sehingga
keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja, sedangkan hasil sama
Hasil penelitian juga menunjukkan hasil pre-test siswa kelas X tidak lebih
baik dengan (rata-rata 5,480) dibandingkan hasil pre-test siswa kelas XI (rata-rata
7,320). Hal ini disebabkan karena siswa kelas X merupakan siswa baru yang
belum mengetahui dan memahami apa itu keselamatan kerja. Jadi informasi yang
diterima belum banyak dibandingkan kelas XI yang satu tahun lebih lama. Hasil
siswa kelas X dengan selisih peningkatan (5,08) dibanding kelas XI (3.92). Hasil
selsisih pre-test dan post-test lebih tinggi dikarenakan pada saat pre-test di kelas XI
nilainya sudah tinggi sehingga perbedaan pre-test dan post-test di kelas XI tidak
signifikan walaupun secara umum nilai post-test kelas XI masih lebih tinggi bila
dibandingkan kelas X. Dari hasil perbandingan diatas sangat kelihatan bahwa kelas
X masih minim informasi tentang keselamatan kerja (K-3) sehingga begitu diberi
Siswa kelas X yang sama sekali belum mengetahui apa itu K3 setelah adanya
sangat pesat. Sementara siswa kelas XI ada penambahan pengetahuan tetapi tidak
begitu jauh dari berberda antara pre-test dan post-test dikarenakan siswa kelas XI
sudah pernah mengikuti prakrin dan praktek di bengkel, dengan demikian dasar
pengetahuan tentang K-3 sudah ada, Karena memang di bengkel atau dunia usaha
dan industri (DUDI) sudah ada slogan atau poster-poster K-3, walaupun belum
keselamatan kerja tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
kerja adalah menginformasikan kepada pekerja khusunya siswa SMK dalam upaya
mencegah kecelakaan yang dapat terjadi di bengkel. Dengan demikian, siswa akan
menggunakan pengetahuan dari hasil penyuluhan tersebut untuk mengubah sikap dan
sekolah dan peran serta guru dalam mengajarkan keselamatan kerja di bengkel bagi
siswa SMK, tetapi yang menjadi kendala adalah pemahaman guru tentang K3 juga
masih kurang. Hal ini sesui dengan penelitian yang dilakukan oleh Triatmadi Tahun
2010 menyaatkan bahwa pemahaman guru Teknik Mekanik Otomotif (TMO) se-
Kota Malang tentang K3 sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak
41,56%, yang masuk kategori baik hanya 6,49%, serta berkategori sangat baik hanya
1,3%. Penyebab pemahaman guru yang mayoritas cukup salah satunya disebabkan
Materi diklat terfokus pada peningkatan keahlian yang di dalam kurikulum SMK
Pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indra, mata yang
sedangkan 13% sampai 25% lainnya tersalurkan melalui indra yang lain. Semakin
banyak indra yang difungsikan dalam proses belajar atau penyuluhan semakin banyak
Prinsip inilah yang difungsikan dalam penelitian ini dengan menggunakan poster.
Selain itu, dibarengi dengan penyuluhan dalam bentuk ceramah sehingga dengan
metode dan media penyuluhan ini, pengetahuan Keselamatn kerja dapat ditransfer
pada siswa SMK melalu penglihatan dan melalui pendengaran dengan penyuluhan
atau ceramah.
menggunakan alat – alat panca indera manusia yang diperoleh dari berbagai sumber.
Pengetahuaan diperoleh tidak hanya dari pendidikan formal saja tetapi pengetahuan
dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain. Pengetahuan juga diperoleh
dalam cara yang konsisten tentang objek atau situasi tertentu. Sikap belum merupakan
sebuah tindakan atau aktivitas, sikap masih berupa kesiapan seseorang untuk bereaksi
atau memutuskan terhadap suatu objek atau situasi tertentu. Setelah seseorang
mengetahui stimulus atau objek, maka proses selanjutnya adalah menilai atau
kecelakaan didapatkan mayoritas bersifat tidak baik tentang keselamatan kerja, hal
ini disebabkan siswa SMK khususnya kelas X belum pernah mendapat informasi
pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan salah satunya dengan cara pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai
kecelakaan di tempat kerja termasuk juga mencegah para siswa SMK mengalami
kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja yaitu 36,520 menjadi 47,600, Hasil
sikap siswa kelas X tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan
kerja. Hasil penelitian juga menunjukkan hasil pre-test siswa kelas X tentang sikap
(36.520) lebih negative bila dibandingkan hasil pre-test siswa kelas XI tentang sikap
(39.080). Hal ini disebabkan karena siswa kelas X merupakan siswa baru dan usianya
lebih mudah serta lingkungan juga mempengaruhi sikap seseorang dalam bertindak,
sikap kekanak-kanakan masih sering muncul tanpa melihat efek yang ditimbulkan.
Jadi informasi dan lingkungan pergaulan yang diterima belum banyak dan berbeda
perubahan sikap lebih tinggi pada siswa kelas X dengan peningkatan antara pre-test
dan post=test sebesar ( 11.08) dibanding kelas XI yang selsisih atara pre-test dan post-
test sebesar (9.24), hal ini kelihatan sangat jelas bahwa pentingnya kurikulum K3
diterapkan di sekolah SMK. Siswa kelas X yang sama sekali belum mengetahui apa
pengetahuan tetapi tidak begitu jauh dari pre-test. Hal ini disebabkan siswa kelas XI
sudah ada dasar pengetahuan tentang K-3 karena sudah pernah mengikuti praktrik di
workshop maupun praktik di bengkel sepeda motor atau mobil rekanan SMK – TR
kerja yaitu 36,520 menjadi 47,600, Hasil analisis dengan menggunakan Wilcoxon
bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap siswa kelas X tentang keselamatan
kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja. Salah satu cara meningkatkan sikap
sehingga menimbulkan kesadaran dan pada akhirnya orang akan berperilaku sesuai
orientasi dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu
individual ataupun kelompok digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang
Lulusan SMK bidang teknologi akan bekerja sebagai pekerja pelaksana atau
berbahaya, dan berada di beragam situasi tempat kerja yang mengandung unsur
bagian-bagian alat dan fungsinya. Memahami karakteristik alat berarti juga mengenali
potensi bahaya yang dikandung oleh alat itu. Dengan demikian operator tersebut tidak
sekedar menjalankan alat, melainkan mampu menjalankan dengan cara yang aman.
Ahli keselamatan kerja lainnya menyatakan bahwa tindakan tidak aman biasanya
Salah satu cara untuk mengurangi/menghilangkan tindakan tidak aman adalah melalui
aman.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap
siswa tentang keselamatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja. Sehingga
terjadinya kecelakan kerja. Ada tiga penyebab utama kecelakaan, yaitu secara
kebetulan (chance occurance), kondisi yang tidak aman (unsafe condition), dan sikap
yang tidak diinginkan (unsafe acts on the part of employee). Sikap yang tidak
diinginkan (unsafe acts on the part of employee), yaitu seperti menjalankan pekerjaan
menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kecepatan geraknya: memakai alat
pelindung diri (APD) atau safety hanya berpura-pura, menggunakan peralatan yang
tidak layak, pengrusakan alat pengaman peralatan yang digunakan untuk melindungi
praktik lapangan di dunia indrustri dapat menguntungan bebeapa pihak yaitu : para
siswa yang mempunyai pengetahuan baik dalam praktik lapangan tidak tertutup
kemungkinan setelah tamat SMK langsung direkrut menjadi tenaga kerja, dari pihak
sekolah semakin banyak siswa yang masuk dalam dunia kerja, maka makin
masyarakat tidak akan ragu untuk menitip anak-anaknya, begitu juga dengan
penerima lapangan kerja, dengan kualitas yang bagus, maka dunia usaha tidak akan
6.1 Kesimpulan
kerja terhadap pengetahuan dan sikap pada siswa kelas X dan kelas XI di
6.2 Saran
lokal) siswa SMK untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan di tempat
2. Kepada pihak manajemn perlu melakukan pelatihan bagi siswa baru mengenai
informasi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja sebagai modal saat bekerja
nantinya.
Arikunto, S., 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
Aksara.
Azwar, S., 2005. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Anoraga, P., 2005. Psikologi Kerja. Cetakan Ketiga. PT.Rineka Cipta : Jakarta.
Daryanto, 2003. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendy, O.U., 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya
Bakti.
Liliweri. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Kencana Prenada
Media Group.
Notoatmodjo, S., 2007. Perilaku Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Ramli, S., 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS
18001. Jakarta : Dian Rakyat.
Susilo, A., 2010. Implementasi Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko pada Proses
Pengoperasian Mesin Cut Off Di Departemen Coupling PT. Seamless PIPE
Indonesia Jaya Cilegon- Banten. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret: www.http//jurnal.core.ac.uk/download/pdf/16507260.pdf
I. Identitas Responden
1. No. Responden :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
II. Pengetahuan
Petunjuk : Berilah tanda cheklis (√) pada jawaban yang Anda anggap benar pada
kolom telah disediakan.
Jawaban
No. Pernyataan Benar Salah
1. Kecelakaan kerja di workshop/bengkel pada saat praktik
semata-mata hanya faktor ketiak hati-hatian siswa saat
praktik
2. Tidak semua alat, bahan dan mesin yang digunakan pada
saat bekerja berpotensi bahaya
3. Penggunaan APD untuk kepentingan keselamatan kerja
siswa hanya dipakai saat ada guru saja
4. Pemantauan/pengujian lingkungan kerja harus dilakukan
secara berkala (pengujian kualitas mesin, alat dan bahan)
5. Metode kerja yang tidak aman dapat berisiko menimbulkan
bahaya pada siswa
6. Pelaksana keselamatan kerja hanya dilakukan dibengkel
saja
7. Pelaksana keselamatan kerja adalah kepala sekolah
8. Apabila terjadi kecelakaan kerja pada saat di bengkel
kerugian yang dapat ditumbulkan hanya bentuk materi saja
9. Baju praktik siswa yang terlalu besar, tidak membahayakan
siswa saat praktik
10. Faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja adalah beban
kerja lingkungan kerja dan kapasitas kerja
11 Faktor lingkungan kerja terdiri dari 4 faktor yaitu fisika,
biologi, kimia, dan ergonomi
12 Lingkungan kerja tidak dapat membuat pekerja menjadi
celaka
Jawaban
No. Pernyataan SS S TS STS
Keselamatan kerja perlu diterapkan di
1
workshop sekolah
2 Siswa tidak perlu merapikan dan
merawat peralatan bengkel saat usai
praktik karena tugasnya hanya belajar
3 Penyuluah tentang Keselamatan kerja
dapat mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja siswa saat praktik
4 Poster K3 dan rambu-rambu K3 (safety
sign) di lingkungan kerja membantu
mengingatkan siswa untuk praktik
secara aman
5 Saat mengelas, siswa tidak perlu
memakai kaca mata khusus karena
sudah biasa dan tidak ada kecelakaan
kerja yang ditimbulkan
6 Dongrak mobil yang sudah rusak,
membahayakan siswa praktik walaupun
pemakaiannya berhati-hati
7 Kecelakaan kerja saat siswa praktik,
pihak sekolah tidak mengalami kerugian
apa-apa.
8 Hubungan yang harminis antara guru,
teman dan lingkungan praktik dapat
mengurangi kecelakaan di bengkek
9 Zat kimia yang terkandung didalam
campuran cat mobil saat mengecat
mobil tidak membahayakan siswa
10 Alur evakuasi perlu di buat di bengkel
dan merupakan bagian dari SOP yang
harus ditaati
11 Penggunaaan APD sangat perlu saat
siswa melakukan praktik di workshop
Siswa Kelas X
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15 12 48.0 48.0 48.0
16 10 40.0 40.0 88.0
17 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
pe ngetahuan pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak
baik 25 100.0 100.0 100.0
pengetahuan post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 25 100.0 100.0 100.0
Sikap pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 8.0 8.0 8.0
Tidak 23 92.0 92.0 100.0
baik
Total 25 100.0 100.0
sikap post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 25 100.0 100.0 100.0
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ptot .211 25 .006 .887 25 .010
p1tot .209 25 .006 .886 25 .009
stot .219 25 .003 .906 25 .025
s1tot .191 25 .019 .916 25 .042
a. Lilliefors Significance Correction
BivariatNPar Tests
Pengetahua
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ptot 25 5.4800 .96264 4.00 7.00
p1tot 25 10.5600 .91652 9.00 12.00
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
stot 25 36.5200 3.60694 26.00 42.00
s1tot 25 47.6000 1.73205 44.00 50.00
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
s1tot – stot Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 25b 13.00 325.00
Ties 0c
Total 25
a. s1tot < stot
b. s1tot > stot
c. s1tot = stot
Test Statisticsb
s1tot - stot
Z -4.378
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
pengetahuan pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 8.0 8.0 8.0
buruk 23 92.0 92.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sikap pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 8 32.0 32.0 32.0
buruk 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
pengetahuan post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 25 100.0 100.0 100.0
sikap post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 25 100.0 100.0 100.0
Descriptive Statistics
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ptot .318 25 .000 .826 25 .001
p1tot .275 25 .000 .785 25 .000
stot .110 25 .200 *
.944 25 .179
s1tot .167 25 .069 .928 25 .080
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Bivariat
Descriptive Statistics
Sikap
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Stot 39.0800 25 3.62767 .72553
s1tot 48.3200 25 1.79629 .35926
Perbedaan
Kelas X
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Mann-Whitney Test
Ranks
kelomp
ok N Mean Rank Sum of Ranks
peningkatan pengetahuan 1 25 30.74 768.50
2 25 20.26 506.50
Total 50
peningkatan sikap 1 25 30.02 750.50
2 25 20.98 524.50
Total 50
Test Statisticsa
peningkatan
pengetahuan peningkatan sikap
Mann-Whitney U 181.500 199.500
Wilcoxon W 506.500 524.500
Z -2.587 -2.205
Asymp. Sig. (2-tailed) .010 .027
a. Grouping Variable: kelompok
p2
p3
p4
p5
p6
p8
p9
p10
p11
p12
s1
s2
s3
s4
s5
s7
s8
s9
s10
s12
s13
Penegetahuan post
pp1
pp2
pp3
pp5
pp6
pp7
pp8
pp9
pp10
pp12
Sikap Post
sp1
sp2
sp3
sp4
sp6
sp7
sp8
sp9
sp10
sp12
sp13
Kelas XI
p1
p2
p3
p5
p6
p7
p8
p9
p11
p12
Sikap post
s1
s2
s4
s5
s6
s7
s9
s10
s11
s12
Pengetahuan post
pp1
pp2
pp3
pp4
pp5
pp6
pp8
pp9
pp10
pp11
pp12
sp1
sp2
sp3
sp4
sp5
sp6
sp8
sp9
sp10
sp11
sp13
Reliability Statistics
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Item Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Deleted Deleted Correlation Item Deleted
p1 7.45 14.471 .639 .910
p2 7.40 14.463 .685 .908
p3 7.50 14.158 .700 .907
p4 7.50 14.263 .669 .909
p5 7.50 14.368 .638 .910
p6 7.40 14.884 .553 .914
p7 7.45 14.366 .670 .909
p8 7.45 14.682 .576 .913
p9 7.55 13.839 .771 .904
p10 7.55 13.839 .771 .904
p11 7.50 14.263 .669 .909
p12 7.40 14.884 .553 .914
Reliability Statistics
Item Statistics
Scale Statistics