You are on page 1of 4

PENGERTIAN HUBUNGAN SIPIL MILITER

Hubungan sipil militer adaah suatu perkara yang amat penting bagi satu bangsa karena berpengaruh
besar kepada ketahanan nasionalnya.

Indonesia. Mula-mula itupun terbatas pada kalangan terpelajar yang banyak berhubungan dengan ilmu
social yang berasal dari dunia barat. Akan tetapi lambat laun pengertian itu menyebar di semua
kalangan, dan sekarang sudah menjadi pengertian yang diakui dan dipergunakan secara umum di
Indonesia. Republik Indonesia. Di dunia barat yang berpaham liberal hubungan sipil militer senantiasa
berarti sepremasi sipil atas militer.

PENGERTIAN DAN BENTUK-BENTUK PEMERINTAHAN SIPIL MILITER

a. Pengertian Pemerintah ialah badan yang memiliki wewenang untuk melaksanakan program dalam
suatu daerah.
b. Pengertian Sipil ialah penduduk, rakyat, atau masyarakat (bukan militer).

c. Pengertian Militer ialah tentara, anggota tentara, atau ketentaraan.


d. Pengertian Pemerintahan sipil ialah bentuk pemerintahan dimana gaya pengambilan keputusan
diambil dengan gaya sipil. Yakni keputusan tertinggi berada di tangan rakyat.
e. Pengertian Pemerintahan militer ialah pemerintahan yang lebih mengutamakan kecepatan
pengambilan keputusan. Keputusan diambil oleh pucuk pimpinan tertinggi sedangkan yang lainnya
mengikuti keputusan itu sebagai perintah yang wajib diikuti dengan konsekuensi rantai komando dalam
militer.

1. ) PEMERINTAHAN SIPIL

Pada dasarnya, dua sistem pemerintahan yakni sipil dan militer muncul secara bersama dalam konteks
berlawanan satu sama lain. Dalam perkembangannya, banyak negara yang mengklaim menjalankannya
kekuasaan melalui sistem pemerintahan sipil, namun pada kenyataannya tetap memberikan porsi yg
besar pada militer untuk ikut campur dalam urusan politik, bahkan tidak jarang kekuatan militer di
eksploitasi untuk melanggengkan kekuasaan. Pada kepemimpinanpinan Presiden Soeharto.

BENTUK-BENTUK PEMERINTAHAN SIPIL

a. Bentuk tradisional

Campur tangan militer menggambarkan berlakunya konflik antara kelompok militer dengan pemerintah
sipil, sedang konflik itu menunjukkan adanya perbedaan diantara kedua kelonpok tersebut.
Bila tidak terdapat perbedaan mencolok antara sipil dan militer, pihak sipil dapat dengan mudah
mempertahankan kekuasaan, karena militer tidak mempunyai alasan intervensi. Dengan demikian, tidak
terjadi campur tangan militer.

Bentuk pemerintahan sipil tradisional ini terjadi dan sangat berpengaruh di bawah sistem pemerintahan
kerajaan dalam abad ke-17 dan 18 karena golongan aristocrat Eropa merupakan elit sipil dan juga elit
militer. Selain itu, timbul ketegangan antara pihak sipil dan militer. Golongan aristocrat menganggap diri
mereka lebih dari seorang sipil ketimbang seorang militer, mereka lebih mengutamakan kekuasaan,
kekayaan dan status sebagai orang sipil.

b. Mode liberal

Model pemerintahan sipil liberal ini dengan jelas mendasarkan diri pada pemisahan para elit berkenaan
dengan keahlian dan tanggung jawab masing-masing pemegang jabatan tertinggi di dalam
pemerintahan, baik di pilih melalui pemilihan umum, di lantik atau di angkat, mereka mereka
bertanggung jawab dan ahli dalam sasaran kebijakan dalam dan luar negeri, mengawasi jalannya
Undang-Undang, serta serta menyelesaikan konflik antar kelompok social, ekonomi dan politik. Sehingga
model liberal akan menutup kemungkinan untuk menekuni arena dan kegiatan politik.

c. Model Serapan

Model pemerintahan sipil serapan yaitu pemerintahan sipil memperoleh pengabdian dan kesetiaan
dengan cara menanamkan ide dan para ahli politik ke dalam tubuh angkatan bersenjata. Model serapan
ini telah digunakan secara meluas dalam rejim – rejim komunis, pemerintah sipil telah di cetuskan dalam
bagian kedua pendapat Mao Tse-tung yaitu «kekuasaan muncul dari ujung senjata».

2.) PEMERINTAHAN MILITER

Pemerintahan militer merujuk pada kondisi dimana kelompok militer terlibat kedalam urusan militer
secara dominan, atau sekedar melakukan intervensi antar kebijakan kebijakan pemerintahan.
Keterlibatan langsung militer dalam panggung politik sejatinya sudah mengemuka sejak era Romawi,
tepatnya pada abad 17-18M.

Istilah pretorianisme juga berasal dari sini, yakni pada tentara pretorianisme yg dijadikan pengawal raja
Romawi dan para perwiranya diberi kewenangan untuk ikut campur tangan dalam urusan politik.

Negara yang dipimpin oleh junta militer umumnya berkembang kearah negara yang dispotik, refresif
dan anti pada demokrasi. Militer menggunakan kekuatan dan sumber daya yang mereka miliki untuk
melakukan kontrol ketat atas rakyat.
BENTUK-BENTUK PEMERINTAHAN MILITER

a. Model moderator proterian

Dalam system pemerintahan militer model moderator proterian, karakter pemerintahan yang menonjol
adalah militer memiliki hak untuk membatalkan kebijakan pemerintah, meski militer sendiri tidak
terlibat langsung ke dalam aktivitas politik praktis. Kelompok sipil sebagai pemegang kendali
pemerintahan, selalu di baying-bayangi oleh intervensi militer yang cukup kuat dalam membelokkan
arah kebijakan. Perlu ditekankan bahwa tidak selamanya intervensi, bahkan kudeta yang dilakukan oleh
kelompok militer selalu berkonotasi negative. Acap kali ditemui, kudeta kelompok militer
dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan rakyat atas satu rezim tertentu.

b. Model pengawal proterian

Model ini merupakan fase kelanjutan dari model moderator proterian. Dalam model pengawal
proterian, segala upaya militer dalam aktivitas politik selalu bertujuan akhir untuk menggulingkan
pemerintahan sipil dan menggantikannya dengan rezim militer.

c. Model Penguasa Proterian

Dalam model pengawal proterian, militer adalah kekuatab paling dominan dalam struktur
pemerintahan, mulai dari yang paling tinggi hingga yang terendah. Karakter khas dari pemerintahan
milityer adalah keengganan mereka untuk mengejawantahkan nilai-nilai demokrasi dalam system
pemerintahannya.

KARAKTERISTIK SIPIL MILITER

a. Kelompok masyarakat sipil, baik dalam bentuk jamak yang memiliki kepentingan sama untuk
menyampaikan kepentingan mereka sendiri dan bukan sebagai pihak perantara kepada lembaga –
lembaga perwakilan dan pemerintahan . Pihak perantara yang dimaksud adalah memajukan
kepentingan kelompok yang di belanya, baik kelompok social yang sudah terbentuk maupun yang baru
akan di bentuk termasuk dalam kategori ini adalah seikat guru, petani, nelayan, organisasi rakyat
lembaga pengawas public, dan lain sebagainya.

b. Dalam pemerintahan militer, untuk menggerakan bawahannya digunakan system perintah yang biasa
digunakan dalam ketentaraan, gerak-geriknya senantiasa tergantung kepada pangkat dan jabatannya
senang akan formalitas yang berlebih-lebihan, menuntut disiplin keras dan kaku dari bawahannya,
senang akan upacara-upacara untuk berbagai keadaan dan tidak menerima kritik dari bawahannya dan
lain sebagainya. Dalam Militer tidak ada orang sipil dipemerintahannya, semua nya orang militer,
tatanan social terlalu ketat, dan cara pemilihan pemimpin dilakukan secara turun temurun.

HUBUNGAN SIPIL MILITER

a. Militer dan politik

Terdapat tiga aliran pemikiran yang menjelaskan kenapa militer cenderumg terlibat dalam non militer
atau arena politik.pertama,militeryang berbasis kerakteristik organisasi militer profesinal batar seperti
komando sentralistik,hirarki,disiplin,dan kohesip.kedua,aliran pemikiran yang lebih menekankan kepada
aspek kemasyaraktan sebagai suatu keseluruhan unit analisa dari aturan aturan kemiliteran.ketiga,aliran
pemikiran yang lebih menekankan kepada dinamisasi internal dari hirarki kemiliteran,perkomplotan
internal militer,kepentingan korporasi,ambisi pribadi dan prilaku khas dari militer dalam menjelaskan
perilaku politik militer.dalam oprasionalya,ketiga aliran pemikiran di atas kiranya sulit di ukur derajat
perbedaanya.hal itu di karnakan oleh banyakya tumpang yindih di lapangan.

Dan yang ketiga,militer revulisioner yakni jenis militer yang memiliki keahlian dan pengetahuan
propesional yang di tujukan kepada nilai nilai social dan politik.

b. Sipil Militer dan Ketegsan Perilaku Politik


Sesuatu langkah yang menggembirakan, Good and seriously will kearah profesionalisme militer,
sebenarnya sudah kerap kali di tunjukan oleh elit TNI.

Mabes TNI Cilangkap No. STR/527/2004. Garis besar dari telegram rahasia itu penarikan seluruh anggota
TNI aktif yang dikaryakan sebagai pengawal, pengaman, dan ajudan purnawirawan ke Markas besar TNI.
Kedua, Panglima TNI Jenderal.

You might also like