Professional Documents
Culture Documents
RESUME:
SCANNER / LiDAR
DOSEN PENGAMPU :
Agung Budi Cahyono ST., M. Sc., DEA
SURABAYA
2021
TERRESTRIAL LASER SCANNER (TLS)
Saat ini laser dikenal sebagai suatu alat yang dapat menghasilkan sebuah gelombang cahaya
pada spektrum tertentu dengan sudut yang sangat sempit. Terdapat 5 ciri utama laser sehingga
dimanfaatkan dalam pengukuran jarak, yaitu :
a) Laser dihasilkan dalam bentuk satu sorotan cahaya linier dan merambat pada arah
tertentu.
b) Laser dapat merambat pada jarak yang sangat jauh dan fokus pada satu titik.
c) Laser memiliki warna asli tertentu (merah, hijau, biru) yang dapat teramati oleh mata
manusia, namun umumnya laser yang digunakan pada instrumen pengukuran jarak
memiliki panjang gelombang 1064 nm (near infrared).
d) Cahaya laser tidak bersifiat kontinyu, namun merambat dalam bentuk pulsa-pulsa
pendek atau sangat pendek. Sebagai konsekuensinya, dapat menghasilkan energi yang
sangat tinggi.
e) Laser memiliki cepat rambat yang konstan pada medium tertentu. Reflektansi atau
interaksi antara laser dengan objek terbagi menjadi specular yaitu pantulan cahaya laser
pada satu arah tertentu dan diffuse dimana cahaya laser dipantulkan ke berbagai arah
dengan intensitas sangat rendah karena terbagi kedalam masing-masing pantulan.
Kedua jenis pantulan ini sangat bergantung dari karakteristik permukaan objek. Reflefansi pada
laser bersisfat koheren sedangkan cahaya lainnya seperti matahari tidak koheren.
Klasifikasi TLS
a) Statik TLS
Statik TLS merupakan jenis akuisisi objek topografi pada area disekeliling instrumen
yang ditempatkan pada posisi tetap. Instrumen ini bekerja dengan cara mengukur jarak
miring, sudut horizontal, sudut vertikal suatu objek secara simultan dan otomatis.
b) Dinamik TLS
Dinamik TLS merupakan instrumen akuisisi objek topografi pada area disekeliling
instrumen yang ditempatkan pada platform yang bergerak. Dinamik TLS sebagai
bagian dari mobil mapping system memerlukan GPS/IMU sebagai komponen utama
untuk memperoleh koordinat titik-titik sampel yang tergeoreferensi.
a) Kesalahan Instrumen
1. Kesalahan footprint
2. Kesalahan Jangkauan
3. Kesalahan Sudut
4. Kesalahan Sumbu TLS
b) Kesalahan Objek
1. Sudut datang sinar laser
2. Warna Objek
3. Permukaan Lambert
4. Refleksi Ganda
5. Kesalahan Tepi
c) Kesalahan Kondisi Lingkungan
1. Temperatur
2. Atmosfer
3. Gangguan Radiasi
4. Distorsi Gerakan
d) Kesalahan Metodologi
Kesalahan dalam memilih metode survey. Contohnya apabila pengguna menentukan
resolusi yang lebih tinggi daripada akurasi per titik dari TLS. Pemindaian akan
memperoleh sampel berlebih. Sampel berlebih ini akan menghasilkan noise yang juga
berlebih sehingga membutuhkan waktu pemrosesan yang jauh lebih lama
Aplikasi TLS
Pada bidang kehutanan, kemampuan TLS untuk menghasilkan point cloud dari geometri
pohon-pohon banyak diaplikasikan untuk penelitian, inventarisasi, manajemen dan
perencanaan. Contohnya adalah menggambarkan geometri jenis pohon tertentu, sepert tinggi
dan diameter batang dan ranting pohon, hingga kerusakan pada pohon.
Rekonstruksi objek pada daerah industri seperti platform dan kilang minyak sangat dibutuhkan
untuk keperluan pengembangan dan perawatan. Sehingga sangat dibutuhkan suatu model yang
terbaru dan dapat menggambarkan secara akurat geometri dari setiap objek. Contohnya untuk
pendeteksian kerusakan dan perkuatan konstruksi bangunan, untuk pengawasan struktur
bangunan dan pendeteksian deformasi
Warisan budaya merupakan saksi dari aktivitas manusia masa lalu yang menunjukkan
keragaman dalam sifat, ukuran, dan kompleksitas. Mulai dari artefak-artefak kecil, benda-
benda musium, bangunan bersejarah, monumen kuno, hingga pusat kota dan situs arkeologi.
Melalui kemampuannya dalam akuisisi data pointcloud yang relatif instan, TLS juga
dimanfaatkan untuk dokumentasi hingga visualisasi objek-objek bersejarah. Contohnya
diaplikasikan untuk keperluan perencanaan restorasi dan revitalisasi situs bersejarah.
Pendekatan perekaman situs yang akurat melalui TLS dapat merekonstruksi bangunan historis
yang kompleks dalam 3 Dimensi.
Perencanaan Survey
Survey Lapangan
b. Akuisisi Data
Proses pemindaian hampir sepenuhnya otomatis. Jika terhubung dengan laptop, maka
titik-titik yang diukur dapat langsung divisualisasikan. Setelah proses pemindaian, cek
obstruksi yang menghalangi hasil scan. Selain dilakukan pemindaian, target juga perlu
diukur dengan Total Station terutama apabila menggunakan teknik target-to-target pada
proses registrasi. Target akan berfungsi sebagai titik kontrol scan.
Pengolahan Data
Sebelum memulai proses pengolahan data, ada baiknya data terlebih dahulu dianalisis dan
dibandingkan dengan sketsa dan catatan lapangan, mengubah format file ke format yang umum
dikenali, misalnya . xyz rgb, serta menghilangkan noise yang ekstrim. Data yang terpengaruh
oleh noise atau kesalahan akibat manusia harus dikeluarkan dari kumpulan data karena akan
mempengaruhi ketepatan pada proses registrasi.
Seperti yang telah disinggung pada subbab 3.2.1, terdapat tiga jenis teknik registrasi,
yang secara umum dibagi menjadi langsung dan tidak langsung. Teknik registrasi
langsung adalah dengan mendirikan alat pada titik kontrol, sedangkan teknik tidak
langsung yaitu target-to-target dan cloud-to-cloud. Secara ringkas dapat dilihat pada
diagram berikut.
Teknik registrasi target-to-target menggunakan target sebagai titik ikat antar scan.
Target juga harus diukur dengan Total Station untuk mengetahui koordinat target pada
saat proses georeferensi. Untuk melakukan registrasi, minimal dibutuhkan tiga target
dari dua scan. Lebih banyak target lebih baik, untuk meminimumkan kesalahan dengan
least square.
Teknik registrasi cloud-to-cloud melakukan registrasi dengan dua scan yang overlap
sebesar 30-40%. Untuk melakukan registrasi, minimal dibutuhkan minimal tiga titik
overlap yang dipilih secara manual. Teknik ini disebut Iterative Closed Point (ICP),
dapat digunakan untuk menyelaraskan dua data scan. Algoritma ICP secara berulang
akan memeriksa jarak antara semua titik dari point clouds dan mengestimasi
transformasi untuk menyelaraskan kedua data scan sehingga menghasilkan kesalahan
minimum.
Teknik registrasi langsung berarti posisi dan orientasi alat dihitung secara langsung.
Salah satu caranya adalah dengan menempatkan TLS langsung di atas titik yang
diketahui koordinatnya. Cara lainnya, apabila TLS tidak memiliki kemampuan seperti
Total Station, maka koordinat TLS diukur dengan Total Station yang diikatkan ke
sistem koordinat global. Cara yang lain adalah dengan memasang receiver GPS pada
TLS. Teknik registrasi ini dapat mengurangi jumlah target yang dibutuhkan dan tidak
memerlukan overlap pada saat pemindaian.
b. Pengolahan Point Cloud
Proses ini mentransformasi raw data menjadi penyajian yang diminta seperti pada
proses perencanaan. Penyajian dapat berupa gambar 2D (misalnya rencana, elevasi,
penampang melintang, dll), model 3D, atau animasi 3D.
• Representasi Point Cloud
• Pemodelan 2D dan 3D Langsung
• Pemodelan 3D Tidak Langsung
Kontrol Kualitas
Aspek kualitas survey menggunakan TLS memerlukan pertimbangan yang cermat di seluruh
proses pengukuran dan pengolahan. Sebelum, selama, dan sesudah proses pemindaian, data
harus diperiksa dan dicek kesesuaiannya terhadap hasil yang diharapkan atau diprediksi.
Faktor-faktor seperti cakupan area pemindaian, distribusi titik terhadap resolusi yang diminta,
sketsa pendukung, foto referensi dengan kamera resolusi tinggi, akuisisi pemindaian target
yang tepat, dan lainnya akan sangat berguna pada langkah-langkah pengolahan lebih lanjut.
Kualitas dimulai dengan pemahaman penuh tentang spesifikasi proyek.
C. CONTOH PEMANFAATAN TERRESTRIAL LASER SCANNER (TLS)
PLTA adalah konstruksi yang memanfaatkan energi potensial air yang dibendung untuk
menggerakkan turbin air yang digabungkan ke generator untuk menghasilkan listrik. Terdapat
dua jenis PLTA, run-of-river dan storage. Storage PLTA membutuhkan bendungan dengan
struktur beton yang tipis dan melengkung, seperti yang terlihat pada gambar berikut.
TLS dipilih untuk melakukan pemantauan terhadap deformasi bendungan karena TLS mampu
mengukur deformasi pada seluruh permukaan, tidak hanya pada titik-titik tertentu.
Salah satu cara untuk mendokumentasikan dan mengarsipkan bangunan atau monumen
bersejarah adalah dengan membuat model tiga dimensi. TLS dapat dimanfaatkan untuk
pemodelan tiga dimensi bangunan bersejarah karena kemampuannya mengamati detail
permukaan monumen
Hasil pengukuran monumen bersejarah dengan TLS berguna untuk rekonstruksi dan
rehabilitasi apabila terjadi kerusakan pada monumen. Distometer dan pita ukur digunakan
sebagai validasi ukuran model terhadap objek yang sebenarnya. Rata-rata perbedaan jarak yang
dihasilkan adalah 5-10 cm.
Biomassa adalah materi organik yang dihasilkan oleh proses fotosintesis. Biomassa
memegang peranan penting dalam mengendalikan iklim global dan mitigasi perubahan iklim
karena mampu menyerap partikel karbon di sekitar area hutan. Parameter biomassa yang
terbentuk di setiap pohon di hutan mewakili proses interaksi antar pohon. Teknologi untuk
mengestimasi parameter biomassa untuk menghitung potensi biomassa di sektor kehutanan
terus berkembang. Salah satu teknologi baru yang sedang dikembangkan adalah penggunaan
TLS. TLS dapat menganalisis struktur dan bentuk tiga dimensi pohon yang kompleks.
Hasil ukuran TLS divalidasi dengan ukuran menggunaakn pita ukur. Dari validasi tersebut,
dihasilkan perbedaan ukuran sebesar 1 mm – 7.73 cm. Dari penelitian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa TLS dapat digunakan untuk mengukur parameter biomassa yang
berhubungan dengan interaksi antar pohon.
AIRBORNE LASER SCANNING / LIDAR
1. TEKNOLOGI LIDAR
Pada dasarnya sistem Lidar terdiri atas komponen dari sistem sensor Laser dan
komponen navigasi (gambar 1). Sistem sensor Laser fungsinya adalah untuk
mendapatkan informasi jarak sensor terhadap permukaan tanah. Komponen navigasi
digunakan untuk mendapatkan informasi posisi pesawat, yang berupa alat penetuan
posisi yang akurat berupa Global Positioning System (GPS) dan alat pencatat sikap
(attitude) sensor berupa Inertial Navigation System (INS) dengan peralatan berupa
Inertial Measurement Unit (IMU) seperti pada gambar berikut:
Komponen sistem sensor Laser terdiri atas sensor Laser dengan cermin. Sensor Laser
melakukan pengukuran jarak antara sensor terhadap permukaan tanah. Permukaan jarak
ada yang menggunakan prinsip beda waktu dan ada yang menggunakan prinsip beda
fase.
Arah panah menunjukkan arah terbang. Terdapat beberapa pendefinisian tentang satu
garis penyiaman (scan line), yaitu i, ii, iii. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya
perbedaan tentang definisi satu garis penyiaman dalam data hasil penyiaman dengan
cermin osilasi. Karakteristik lain dari sensor Laser adalah :
a. panjang gelombang dari sinar Laser yang digunakan,
b. sudut divergensi,
c. ukuran pulsa sinar Laser di permukaan tanah (foot print size)
d. frekuensi pemancaran pulsa,
e. frekuensi penyiaman,
f. sudut penyiaman.
5. KOMPONEN – KOMPONEN LIDAR
Lidar wahana udara merupakan sistem Laser yang dirancang untuk mengumpulkan data
ketinggian dari permukaan bumi secara langsung dan secara digital. Alat Lidar
memancarkan sinar Laser menuju target. Beberapa sinar Laser tersebut dipantulkan
kembali ke alat tadi untuk dianalisis. Range Finder Lidar digunakan untuk mengukur
jarak dari alat Lidar ke target. Waktu yang diperlukan oleh sinar untuk berjalan bolak-
balik ke alat Lidar, digunakan untuk menentukan jarak ke target Lidar dioperasikan
pada sinar ultraviolet, sinar tampak atau sinar inframerah dekat daerah spektrum
elektromagnetik, yang mana panjang gelombangnya jauh lebih pendek dengan RADAR
konvensional.
6. PEROLEHAN DATA LIDAR
Beberapa pengertian yang digunakan dalam akuisisi, pengolahan dan penggunaan data
Lidar seperti tersebut di bawah ini:
a. Sistem Penentuan Posisi Global Wahana Udara (Airborne Global Positioning
System = AGPS); Teknologi untuk menghitung informasi koordinat X, Y dan Z
dari udara yang dihubungkan satu atau beberapa stasiun di pemukaan tanah. AGPS
sensor ini sering digunakan untuk fotogrametri dan akuisisi sensor aktif data Lidar.
b. Tanah Gundul (Bare earth); Data ketinggian digital di atas permukaan tanah, yang
bebas terhadap vegetasi, bangunan dan berbagai macam struktur bangunan
manusia. Ketinggian di atas permukan tanah, data Tanah Gundul dapat dimodelkan
sebagai MED.
c. Garispatah (Breakline); fitur linear yang mendiskripsikan perubahan permukaan
smooth atau kontinyu. Garispatah biasanya ditemui sepanjang tepi jalan dan
sepanjang fitur hidrografi untuk memandu pembuatan garis kontur yang teliti.
d. Model Elevasi Digital (MED), (Digital Elevation Model); sebuah singkatan yang
digunakan untuk menjelaskan data topografi digital. Pada spasi interval yang rapat,
dapat mewakili bentuk Tanah gundul.
e. Model Permukaan Digital, (Digital Surface Model); Data set ketinggian yang
dibentuk dari koordinat teliti X, Y dan Z dari sistem pantulan data Lidar. Model
Permukaan Digital berisi semua informasi data topografi, planimetri dan vegetasi
untuk daerah tersebut pada saat penyiaman Laser berlangsung.
f. Model Medan Digital (MMD), (Digital Terrain Model); Sama dengan MED, tetapi
lebih menekankan pada fitur topografi di atas permukaan tanah, seperti halnya
kerapatan titik, garispatah yang menggambarkan bentuk medan.
g. Unit Pengukuran Inersial (Inertial Measurement Unit = IMU); Teknologi untuk
menghitung roll, pitch, dan heading dari obyek yang bergerak, sebagai misal ;
sensor Lidar atau Kamera udara.
h. Deteksi Sinar dan Jarak (LIght Detection And Ranging = LIDAR); Teknologi yang
menggunakan Penyiam Laser Wahana udara pengukur jarak (Airborne Scanning
Laser Range Finder) untuk memperoleh data topografi teliti, juga disebut Airborne
Laser Swath Mapping (ALSM).
i. Intensitas LIDAR (LIDAR Intensity); Kekuatan dari pulsa sinar pada waktu
pengamatan. Besarnya intensitas dapat digunakan untuk membuat file citra raster
yang ditampilkan sebagai peta citra atau bisa disimpan sebagai besaran intensitas
setiap titik pada waktu diukur.
j. Rit Pulsa LIDAR (LIDAR Pulse Rate); Biasanya berkaitan dengan jumlah pulsa
sinar yang dipancarkan setiap detik dalam sebuah penyiaman. Rit pulsa akan
bervariasi tergantung jenis sensornya, antara 5000 sampai 50.000 pulsa per detik.
k. Pantulan LIDAR (LIDAR Returns ); Jumlah sinyal yang diterima setiap detik.
Beberapa sensor Lidar dapat menangkap ribuan pantulan sinar per detik. Umumnya
pantulan awal dan akhir digunakan untuk aplikasi pemetaan. Pantulan awal
mengukur obyek pertama yang teramati, sedangkan pantulan akhir biasanya
mengukur permukaan tanah bila tidak terhalang obyek.
l. Jaringan Segitiga takteratur (Triangulated Irregular Network = TIN); sejumlah
perpotongan dan tidak tumpang tindih segitiga yang dihitung dari titik-titik ruang
yang tidak teratur dengan koordinat X, Y dan Z. Model TIN digunakan untuk
membentuk permukaan tanah dari data MED.
m. Kosong (Voids); Bagian data set ketinggian digital yang tidak tersedia data
ketinggiannya.
7. AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LIDAR
Saat ini sudah banyak sistem Lidar komersial di pasaran yang menyediakan jasa
pemetan Lidar (Baltsavias 1999a). Seluruh proses pemetaan dengan Lidar wahana
udara dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan jalur terbang, akuisisi data dan
produksi titik tinggi. Parameter-parameter tinggi terbang, sudut petak (swath) , rate
scanning, pertampalan samping jalur terbang dan kecepatan pesawat menentukan
kerapatan titik dan parameter tersebut dikemas untuk mengakomodasi keperluan
pekerjaan proyek (Baltsavias 1999b). Ketelitian data jarak tergantung dari konfigurasi
spesifik dari sistem Lidar. Sampai saat ini ketelitian sistem Lidar komersial mencapai
15 cm secara vertikal dan 30 cm secara horisontal ( Fowler, 1999). Perencanaan yang
matang diperlukan sebelum proses akuisisi data, pemahaman terhadap peralatan yang
akan dipergunakan harus dimengerti untuk penentuan parameter penerbangan.
Langkah-langkah proses akuisisi data Lidar seperti pada gambar 12.
2. Tinggi Terbang
Tinggi terbang scanning akan ditentukan oleh obyek yang akan di scan,
yaitu tingkat kekasaran obyek yang akan berpengaruh terhadap nilai
pantulan laser. Sesuai dengan urain sebelumnya, bahwa nilai pantulan
wilayah perkotaan adalah sebesar 20%, maka tinggi terbang adalah sebesar
660 meter.
3. Arah penerbangan akan dilakukan ke arah Utara-selatan. Selain mengikuti
arah memanjang batas wilayah kecamatan yang akan di scan, arah
Utara selatan mendekati arah jalur jalan. Scan dengan arah searah
memanjang wilayah yang di scan akan efektif dan ekonomis, karena jumlah
jalur terbang akan minimum karena jumlah jalur belok minimum.
Pertimbangannya adalah agar sebanyak mungkin titik scan bisa mencapai
permukaan tanah terutama jalan.