Professional Documents
Culture Documents
PEDOMAN
PEDOMAN
PENDAHULUAN
Jumlah Rumah Sakit di Indonesia khususnya di daerah Priangan Timur Jawa Barat jauh
lebih banyak dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Dampak positif bagi masyarakat dengan
banyaknya Rumah Sakit ini adalah banyaknya pilihan bagi mereka untuk memilih pelayanan
kesehatan yang terbaik. Selain itu setiap Rumah Sakit tentunya tertantang untuk memberikan
pelayanan yang terbaik dengan biaya yang lebih minimal. Tetapi tentunya hal ini dapat
memberikan dampak yang negatif yaitu munculnya pelayanan yang tidak memenuhi standar
pelayanan minimal untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang semurah mungkin.
Untuk itu diperlukan adanya akreditasi Rumah Sakit agar Rumah Sakit dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu sesuai dengan sumber daya yang ada, dan
masyarakat pun mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan
minimal dengan biaya yang terjangkau.
Pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu itu sendiri merupakan salah satu
kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang, termasuk pelayanan di rumah sakit. Pendekatan
mutu yang ada saat ini berorientasi pada kepuasan pelanggan atau pasien. Salah satu faktor
kunci sukses pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah dengan mengembangkan mutu
pelayanan klinis sebagai inti pelayanan.
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat pun mulai berubah. Masyarakat
mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu
termasuk pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan
mutu pelayanan Rumah Sakit maka fungsi pelayanan Rumah Sakit Tasik Medika Citratama (RS
TMC) secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta
memberi kepuasan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.
Rumah Sakit TMC sebagai salah satu Rumah Sakit Umum Swasta di Tasikmalaya
dalam mencapai visinya “Menjadi Rumah sakit rujukan di wilayah Priangan Timur dengan
pelayanan prima“, maka perlu mulai melaksanakan upaya untuk terus menerus memantau dan
meningkatkan mutu pelayanan klinik (clinical care). Adapun RS TMC dalam upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien rumah sakit dimulai dengan pembentukan Komite Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) yang bertugas merencanakan, mengelola, dan
Dari data yang dipublikasikan website NRLS, di Inggris, selama periode April 2013-
September 2013 terdapat 725.314 insiden keselamatan pasien di RS. Sebanyak 67,7% pasien
dilaporkan tidak mengalami cedera, sedangkan 25,7% pasien mengalami cedera ringan.
Berdasarkan data dari Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS), pada
periode september 2006- desember 2007, didapatkan laporan insiden keselamatan pasien
sebanyak 145 laporan. Berlanjut selama tahun 2008 terdapat 61 laporan, selama tahun 2009
terdapat 114 laporan, dan selama tahun 2010 terdapat 103 laporan. Jumlah tersebut adalah
yang dilaporkan, tetapi seperti fenomena gunung es, pastilah lebih banyak lagi insiden yang
terjadi. Banyaknya insiden keselamatan pasien baik itu di dunia maupun di Indonesia
khususnya, mendorong RS TMC untuk melakukan upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien RS. di RS TMC sendiri, dikarenakan baru pada tahun 2010, upaya peningkatan mutu
dan keselamatan pasien belum berjalan sebagaimana mestinya. Pada awal berdirinya RS TMC,
kegiatan penilaian mutu baru berdasarkan atas derajat kepuasan pasien. Upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien RS TMC berkembang dengan cakupan yang lebih luas meliputi
program keselamatan pasien dan karyawan dengan penanggung jawab bagian K3RS, program
pengendalian infeksi dengan dibentuknya komite PPI, penilaian kinerja perawat oleh bagian
keperawatan, dan upaya-upaya yang lainnya. Dan terakhir dibentuk Komite Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien RS TMC yang bertugas merencanakan, mengelola, dan
melaksanakan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien RS TMC.
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien RS TMC juga dilakukan untuk
memenuhi amanat yang termaktub dalam perundang-undangan yang berlaku diantaranya:
1. Undang- undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Surat Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Panduan Nasional Keselamatan Pasien edisi 2 tahun 2008
6. Pedoman Pelaporan Insiden keselamatan Pasien edisi 2 tahun 2008
TUJUAN
Secara garis besar, tujuan program upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien
di Rumah Sakit Tasik Medika Citratama adalah tercipta dan terjaminnya mutu pelayanan
kesehatan prima dan keselamatan pasien yang berorientasi pada mutu paripurna dan
peningkatan mutu berkelanjutan
Obat
1. Obat High alert tidak tertandai dengan benar
2. Penyimpanan obat high alert yang tidak benar
3. Penyimpanan obat tidak sesuai aturan prosedur
4. Tidak tersedia / tidak lengkap – nya obat emergency setelah di gunakan
5. Penyimpanan obat pasien tidak dilakukan dengan benar
4.10 Kesalahan Medis (Medical errors)
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalahan termasuk gagal melaksanakan
sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai
tujuannya. Dapat akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).
4.11 Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Suatu sistem untuk mendokumentasikan insiden yang tidak disengaja dan tidak
diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien. Sistem ini juga mendokumentasikan kejadian-kejadian yang tidak konsisten
dengan operasional rutin rumah sakit atau asuhan pasien.
4.12 Clinical Pathway
Pedoman kolaboratif untuk merawat pasien berfokus pada diagnosis, masalah klinis,
dan tahapan pelayanan atau dapat diartikan sebagai suatu alur yang menunjukkan secara
detail tahap- tahap penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil yang diharapkan.
Secara sederhana dapat dibilang bahwa clinical pathway adalah sebuah alur yang
menggambarkan proses mulai saat penerimaan pasien hingga pemulangan pasien,
dimana dalam pelaksanaannya mmenggabungkan standar asuhan setiap tenaga
kesehatan secara sistematik, tindakan diberikan diseragamkan dalam suatu standar
asuhan, namun tetap memperhatikan aspek individu dari pasien.
4.13 Indikator Area Klinis
Sebuah variabel terukur yang digunakan untuk menentukan tingkat kepatuhan
terhadap standar atau pencapaian tujuan mutu di area klinis yang meliputi asssesmen
KEBIJAKAN
Kepemimpinan dan Perencanaan
1. Pimpinan Rumah Sakit yang dimaksud dalam kebijakan ini meliputi : Direktur, Wakil Di-
rektur, Kabid, Kasie, dan Koordinator Unit Kerja.
2. Pimpinan Rumah Sakit berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, proses
pengawasan, dan evaluasi keberhasilan program Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien .
3. Perencanaan, pelaksanaan, proses pengawasan, dan evaluasi keberhasilan program
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit TMC dilakukan oleh Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Rumah Sakit TMC.
4. Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien berkolaborasi dengan unit kerja lain
yang ada di Rumah Sakit TMC dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
5. Bentuk Kolaborasi antara Komite PMKP dan Unit kerja lain dapat dilihat dalam tata
hubungan kerja di bawah ini:
Bagian Keuangan
Laboratorium
Bidang Keperawatan
Instalasi Farmasi
Bagian Marketing
Rekam Medis
Bagian Pengadaan
Instalasi Gawat darurat
Bagian IPSRS
Instalasi Rawat Intensif
Bagian Gizi
Rawat jalan
Bagian Security
Rawat Inap
Bagian IT
Kamar Operasi
Komite Medis
Hemodialisis
Komite PPI
Bagian SDM
Radiologi
Tim K3RS
Rehabilitasi Medis
6. Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien wajib di jalankan di seluruh unit
kerja di Rumah Sakit TMC.
7. Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien harus dilaporkan pimpinan rumah
sakit ke pemilik rumah sakit.
8. Prioritas Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit TMC
meliputi Instalasi Gawat darurat, Instalasi Farmasi, dan Sasaran Keselamatan Pasien.
10. Program Peningkatan mutu dan keselamatan pasien diinformasikan ke staf, pimpinan
RS, dan pemilik RS TMC. Komunikasi dilakukan secara regular melalui papan
pengumuman, rapat staf dan melalui kegiatan unit kerja SDM.
11. Rumah Sakit mengadakan program pelatihan Eksternal dengan memberangkatkan staf
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dan pimpinan RS Lain yang
diadakan oleh KARS dan PERSI.
BAB VI
PENGORGANISASIAN
6.1 Struktur Organisasi
DIREKTUR RS TMC
dr. Victor Sugiarto MM
SEKRETARIS
Yulita Cameswari
Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan
Eksternal:
Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan
Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan
Eksternal:
Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan
Eksternal:
Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan
Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan
Eksternal:
Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan
Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan
Eksternal:
Pihak yang
Tujuan Interaksi
berhubungan
Eksternal:
- -
BAB VII
KEGIATAN PMKP
A. Indikator Mutu
1. Indikator mutu RS TMC yang dipilih adalah yang berhubungan dengan area prioritas
yang telah ditetapkan dan meliputi indikator area klinis, indikator area manajemen,
indikator sasaran keselamatan pasien, indikator International Library, dan indikator mutu
unit kerja.
2. Penetapan profil indikator mutu
3. Sosialiasi indikator mutu
4. Pengisian data indikator mutu
5. Validasi data indikator mutu
6. Analisis data indikator mutu
7. Evaluasi data indikator mutu dan rencana tindak lanjut
8. Monitoring dan evaluasi rencana tindak lanjut
C. Clinical Pathway
1. Penetapan clinical pathway
2. Penyusunan clinical pathway
Pengendalian adalah keseluruhan fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk
menjamin tercapainya insiden perusahaan dalam hal kualitas produk dan jasa pelayanan yang
diproduksi. Pengendalian kualitas mutu pada dasarnya adalah pengendalian kualitas kerja dan
proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan ( quality os customers satisfaction )
yang dilakukan setiap orang dari bagian di Rumah Sakit TMC.
Pengertian pengendalian kualitas mutu di atas mengacu pada siklus pengendalian
(Control Cicle ) dengan memakai siklus Relaksasi (rencanakan – laksanakan – periksa – aksi ).
Pola Relaksasi adalah alat yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan secara terus –
menerus ( continues improvement ) tanpa berhenti. Konsep Relaksasi tersebut merupakan
pedoman bagi setiap manajer untuk proses perbaikan kualitas (quality improvement) secara
terus menerus tanpa berhenti tetapi meningkat ke keadaaan yang lebih baik dan dijalankan di
seluruh bagian organisasi, seperti tampak pada gambar 1.
(4) Melaksanakan
pekerjaan
Periksa Laksanakan
Periksa
Pada langkah ini, evaluasi apakah metode yang digunakan telah memenuhi terget yang
telah ditetapkan di langkah pertama. Tentukan faktor apa saja yang menjadi kesulitan atau
menunjang keberhasilan dari pelaksanaan metode tersebut.
Aksi
Pada tahap ini, tentukan kesimpulan dari implementasi metode ini, apakah berhasil atau
tidak. Bila tidak berhasil, apa yg akan dilakukan selanjutnya pada siklus berikut agar
implementasi berhasil, Jika berhasil, apakah anda siap untuk menyebarkan ke seluruh
orang ?
Konsep Relaksasi dengan keenam langkah tersebut merupakan sistem yang efektif untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk mencapai kualitas pelayanan yang akan dicapai
diperlukan partisipasi semua karyawan, semua bagian dan semua proses. Partisipasi semua
karyawan dalam pengendalian kualitas pelayanan diperlukan kesungguhan (sincerety), yaitu
sikap yang menolak adanya tujuan yang semata-mata hanya berguna bagi diri sendiri atau
BAB IX
PENCATATAN DAN PELAPORAN
9.3 Pelaporan
1. Laporan harian untuk unit yang berhubungan dengan laporan insiden dilaporkan kepada
Komite PMKP
2. Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator mutu untuk direkap
dan diterbitkan di laporan bulanan komite PMKP
3. Laporan Triwulan untuk analisis hasil indikator mutu
4. Laporan Tri Wulan untuk realisasi pencapaian program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien oleh Komite PMKP kepada direktur RS TMC
5. Laporan tahunan evaluasi pelaksanaan program PMKP oleh Komite PMKP kepada
Komisaris PT Jasamatra dan Dewan Pengawas RS TMC
BAB X
MONITORING DAN EVALUASI
10.1 Monitoring
Materi/ substansi yang akan di monitoring dan evaluasi adalah:
1. Pelaksanaan setiap kegiatan program PMKP RS TMC
2. Hasil Indikator Mutu RS TMC
3. Hasil analisis/ rekomendasi RCA
4. Hasil analisis/ rekomendasi FMEA
5. Hasil penilaian kinerja staf RS TMC
6. Hasil penilaian kontrak kerja dengan pihak luar
10.2 Evaluasi Kegiatan
Evaluasi Pelaksanaan kegiatan program PMKP dilakukan setiap satu bulan sekali dibawah
tanggung jawab Komite PMKP. Jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut akan dievaluasi setiap
satu bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga bila dari evaluasi diketahui ada pergeseran
BAB XI
PENUTUP
Pedoman Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien ini kami susun agar dapat
digunakan sebagai acuan Komite PMKP dalam merencanakan, melaksanakan, monitoring dan
evaluasi program upaya peningkatan mutu dan Keselamatan pasien di rumah sakit TMC.
Namun demikian upaya – upaya ini akan lebih berhasil jika didukung oleh pimpinan rumah sakit
dan kerja sama yang baik dari seluruh unit kerja di rumah sakit TMC ini.
Semoga Allah SWT selalu memberkati semua upaya – upaya yang kita kerjakan.