You are on page 1of 94

LAPORAN STUDI KELAYAKAN

PENAMBAHAN KEGIATAN USAHA PENUNJANG


PERDAGANGAN BESAR ALAT LABORATORIUM,
FARMASI, DAN KEDOKTERAN

PT TRISULA TEXTILE INDUSTRIES TBK

No. 00005/2.0113-03/BS-FS/04/0340/1/V/2021
Tanggal : 18 Mei 2021
Atas Revisi
No. 00003/2.0113-03/BS-FS/04/0340/1/IV/2021
Tanggal : 20 April 2021
No. 00005/2.0113-03/BS-FS/04/0340/1/V/2021 Jakarta, 18 Mei 2021

Kepada:

Direksi
PT Trisula Textile Industries Tbk
Jl. Mahar Martanegara No. 170
Baros, Cimahi Tengah,
Kota Cimahi, Jawa Barat

Perihal: Laporan Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perdagangan


Besar Alat Laboratorium, Farmasi, dan Kedokteran

Dengan hormat,

PENDAHULUAN
Sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja (SPK) No. 0002/SPK/MSE-01/ES/III/2021, tanggal 31
Maret 2021, PT Trisula Textile Industries Tbk (“Perseroan”) yang bergerak di bidang
Industri Tekstil dan Perdagangan Tekstil, telah menunjuk KJPP Syarif, Endang, dan Rekan,
sebagai Penilai Independen untuk menyusun Laporan Studi Kelayakan atas Penambahan
Kegiatan Usaha Penunjang Perdagangan Besar Alat Laboratorium, Farmasi, dan
Kedokteran (KBLI: 46693) dalam bidang usaha Industri Tekstil dan Perdagangan Tekstil,
yaitu memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD (Alat Pelindung Diri) berupa
masker dan baju hazmat serta mengedarkan secara komersil APD tersebut.

Laporan studi kelayakan penambahan kegiatan usaha penunjang ini merupakan revisi
atas laporan studi kelayakan No. 00003/2.0113-03/BS-FS/04/0340/1/IV/2021, tanggal
20 April 2021

TANGGAL PENILAIAN
Tanggal Penilaian dalam Laporan Studi Kelayakan ini adalah per 31 Desember 2020.

IDENTITAS PEMBERI TUGAS


Nama : PT Trisula Textile Industries Tbk
Bidang Usaha : Industri Tekstil dan Perdagangan Tekstil
Alamat Kantor : Jl. Mahar Martanegara No. 170, Kelurahan Baros,
Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Telepon : (022) 661 3333
Faksimili : (022) 661 3377
Email : bellini@trisula.com
Website : www.trisulatextile.com
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

MAKSUD DAN TUJUAN STUDI KELAYAKAN


Studi Kelayakan ini dibuat untuk mengetahui kelayakan usaha sehubungan dengan
penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perdagangan Besar Alat Laboratorium, Farmasi,
dan Kedokteran (KBLI: 46693) dalam bidang usaha Industri Tekstil dan Perdagangan
Tekstil, yaitu memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD berupa masker dan
baju hazmat serta mengedarkan secara komersil APD tersebut, serta sebagai syarat
pemenuhan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia
No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha (“POJK
No.17/2020”), dan bukan untuk kepentingan perbankan ataupun kepentingan lainnya.

PROSEDUR YANG DIGUNAKAN


Dalam menyusun Studi Kelayakan ini, analisis dilakukan berdasarkan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2020, tanggal 25 Mei 2020 tentang Penilaian dan
Penyajian Laporan Penilaian Bisnis di Pasar Modal, Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 17 /SEOJK.04/2020 Tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian
Bisnis Di Pasar Modal, serta Standar Penilaian Indonesia (SPI) Edisi VII 2018 yang disusun
oleh Masyarakat Penilai Indonesia (MAPPI) dengan memperhatikan Kode Etik Penilai
Indonesia (KEPI), dan peraturan yang terkait yaitu mencakup:
1. Kajian Kelayakan Pasar,
2. Kajian Kelayakan Teknis,
3. Kajian Kelayakan Pola Bisnis,
4. Kajian Kelayakan Model Manajemen, dan
5. Kajian Kelayakan Keuangan.

INDEPENDENSI PENILAI
Dalam mempersiapkan Laporan Studi Kelayakan ini kami telah bertindak secara
independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan, dan pihak-pihak
yang terkait dengan perusahaan tersebut. Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau
keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, Laporan Studi
Kelayakan ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau kerugian pada pihak
manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran
nilai yang dihasilkan dari proses analisis kelayakan ini dan kami hanya menerima imbalan
sesuai dengan yang tercantum pada Surat Perjanjian Kerja (SPK) No. 0002/SPK/MSE-
01/ES/III/2021, tanggal 31 Maret 2021.

RUANG LINGKUP PENUGASAN


Ruang Lingkup penugasan adalah sesuai dengan tujuan dari Studi Kelayakan ini, yaitu
untuk melakukan kajian atau analisis kelayakan sehubungan dengan penambahan
kegiatan usaha penunjang Perdagangan Besar Alat Laboratorium, Farmasi, dan
Kedokteran (KBLI: 46693) dalam bidang usaha industri tekstil dan perdagangan tekstil,
yaitu memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD berupa masker dan baju
hazmat serta mengedarkan secara komersil APD tersebut.

Berdasarkan POJK No. 35/POJK.04/2020, ruang lingkup dari Penugasan Penilaian


Profesional, paling sedikit meliputi:
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

1. Tujuan dari Penugasan Penilaian Profesional;


2. Asumsi dan kondisi pembatas yang digunakan dalam Penugasan Penilaian Profesional;
dan
3. Dasar Nilai dan Premis Nilai yang digunakan.

ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS


Asumsi dan kondisi pembatas yang digunakan dalam penyusunan studi kelayakan ini
adalah:
a. Laporan studi kelayakan ini bersifat non-disclaimer opinion.
b. Kami telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam
studi kelayakan.
c. Dalam menyusun laporan studi kelayakan ini, penilai mengandalkan keakuratan dan
kelengkapan informasi yang disediakan oleh pemberi tugas atau data yang diperoleh
dari informasi yang tersedia untuk publik dan informasi lainnya serta penelitian yang
kami anggap relevan.
d. Penilai menggunakan proyeksi keuangan yang disampaikan oleh manajemen dengan
mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan dan kemampuan pencapaiannya
(fiduciary duty).
e. Penilai bertanggung jawab atas pelaksanaan studi kelayakan dan kewajaran proyeksi
keuangan yang telah disesuaikan.
f. Laporan yang dihasilkan terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang bersifat
rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan.
g. Penilai bertanggung jawab atas laporan studi kelayakan dan kesimpulan yang
dihasilkan.
h. Penilai telah memperoleh informasi atas status hukum obyek studi kelayakan dari
pemberi tugas.

KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN


Dari tanggal Penilaian Studi Kelayakan, yaitu tanggal 31 Desember 2020, sampai dengan
tanggal diterbitkannya laporan ini, tidak terdapat kejadian penting dalam Perseroan yang
dapat berpengaruh signifikan terhadap hasil penilaian.

KESIMPULAN
Analisis kelayakan terhadap rencana penambahan usaha Perseroan telah dilakukan
melalui analisa Kelayakan Pasar, Kelayakan Teknis, Kelayakan Pola Bisnis, Kelayakan
Model Manajemen, dan Kelayakan Keuangan.

Dari Kajian Kelayakan Pasar, Perekonomian global mulai menunjukkan perbaikan. Dari
sisi pandemi, tambahan kasus harian Covid-19 global mulai berkurang yang dibarengi
dengan perbaikan tingkat fatalitas. Sementara itu, Pemulihan perekonomian global
didukung oleh implementasi vaksinasi Covid-19 di banyak negara. Industri tekstil
merupakan salah satu industri yang berperan penting bagi perekonomian nasional.
Kementerian Perindustrian mencatat pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi minus
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

8,8% secara tahunan (YoY) pada 2020. Penyebab kontraksi pada tahun 2020, salah
satunya adalah permintaan yang menurun akibat perubahan pola konsumsi masyarakat.

Dari Kajian Kelayakan Teknis, menunjukkan bahwa Perseroan memiliki pabrik yang
dilengkapi dengan 19 unit mesin texturizing, 181 unit mesin twisting, 208 unit mesin
weaving, 8 unit mesin sizing, 54 unit mesin dyeing, 16 unit mesin inspecting, 7 unit
mesin packaging, 3 unit mesin dyeing finishing, 32 unit mesin penunjang, 67 unit mesin
utility area, 21 unit mesin laboratorium, dan 14 unit mesin research & development.
Dalam penambahan kegiatan usaha, Perseroan tidak melakukan penambahan mesin,
sehingga untuk produksi kain untuk kegiatan usaha baru menggunakan utilisasi dan
kapasitas yang ada. Perseroan memiliki tenaga kerja yang telah berpengalaman dalam
memproduksi kain dan terkait penambahan kegiatan usaha, tidak terdapat penambahan
tenaga kerja. Proses produksi masker dan baju hazmat dilakukan dengan
makloon/subcont ke Perusahaan garment dan laminasi, dimana Perseroan hanya
menyediakan bahan baku berupa Kain Greige.

Dari Kajian Kelayakan Pola Bisnis, menunjukkan bahwa penambahan kegiatan usaha
penunjang ini dapat memberikan nilai tambah bagi Perseroan berkaitan dengan
penurunan order regular saat pandemi. Kegiatan usaha baru sudah dilakukan per April
2020, dan sudah ditambahkan dalam anggaran dasar pada RUPS tahun buku 2019 yang
dilakukan pada 15 Juni 2020. Perseroan merupakan perusahaan yang sebelumnya telah
berpengalaman menjalankan usahanya lebih dari 50 tahun dalam bidang industri tekstil
dan perdagangan tekstil dengan jaringan pemasaran yang kuat di domestik dan
internasional.

Dari Kajian Kelayakan Model Manajemen, menunjukkan bahwa dalam melaksanakan


kegiatan usaha barunya, Perseroan memiliki kapasitas dan kemampuan dengan didukung
oleh beberapa keunggulan kompetitif yang dimiliki, seperti dari sisi legal dimana
Perseroan sudah memiliki izin edar untuk produk baju hazmat dari Kementerian
Kesehatan. Sedangkan untuk bahan yang digunakan, selain memproduksi baru, Perseroan
juga memanfaatkan persediaan kain yang ada untuk kemudian dilengkapi dengan fitur
anti bakteri dan water repellent. Untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan,
Perseroan melakukan beberapa pengujian pada kain yang dihasilkan. Perseroan
merupakan perusahaan yang sebelumnya telah berpengalaman dalam bidang Industri dan
Perdagangan. Oleh karena itu, Perseroan memiliki pengalaman dan kemampuan yang baik
untuk menjalankan bisnis tersebut di masa mendatang.

Dari Kajian Kelayakan Keuangan, menunjukkan bahwa rencana Perseroan untuk


menambah kegiatan usaha barunya memenuhi kriteria kelayakan dengan parameter
sebagai berikut:
 Net Present Value ( NPV ) > 0 --> Layak
NPV yang dihasilkan menunjukkan angka yang positif yaitu sebesar Rp113.574.000,-.
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

 Internal Rate of Return (IRR) > Discount Rate --> Layak


IRR yang dihasilkan adalah sebesar 15,06% yang berarti di atas tingkat discount rate
yang sebesar 11,04%.
 Profitability Index ( PI ) > 1 --> Layak
PI yang diperoleh adalah sebesar 1,09698 yang berarti lebih besar dari 1.
 Payback Period ( PP )
PP akan diperoleh dalam waktu 2 tahun dan 10 bulan.

Dari analisis sensitivitas, kenaikan struktur biaya merupakan faktor yang paling sensitif
terhadap kelayakan usaha.

Dengan demikian, berdasarkan analisis atas Kelayakan Pasar, Kelayakan Teknis,


Kelayakan Pola Bisnis, Kelayakan Model Manajemen, dan Kelayakan Keuangan, dapat
disimpulkan bahwa Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perdagangan Besar Alat
Laboratorium, Farmasi, dan Kedokteran, yaitu memproduksi kain sebagai bahan untuk
produk APD (Alat Pelindung Diri) berupa masker dan baju hazmat serta mengedarkan
secara komersil APD tersebut adalah layak.

Seluruh kajian ini kami sampaikan dengan catatan semua asumsi yang diterapkan dalam
Studi Kelayakan ini dapat dipenuhi.

PENUTUP
Penugasan untuk mempersiapkan Studi Kelayakan Usaha ini bukan dan tidak dapat
dianggap dalam segala hal sebagai, review atau audit atau pelaksanaan prosedur tertentu
pada informasi keuangan. Penugasan kami tidak dilakukan untuk tujuan mengungkapkan
kelemahan pengendalian internal, kesalahan dalam laporan keuangan, segala bentuk
implikasi pajak atau pelanggaran hukum. Studi Kelayakan Usaha ini juga tidak
dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui rencana
proyek atau untuk mengambil tindakan tertentu atas Rencana Kegiatan Usaha.
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Demikian laporan ini kami sampaikan, atas kepercayaan yang telah diberikan kami
ucapkan terima kasih dan kami berharap kiranya laporan ini dapat berguna bagi
kemajuan usaha selanjutnya.

Hormat kami,
KJPP SYARIF, ENDANG & REKAN

Endang Sunardi, ST, MM, MAPPI (Cert)


Pemimpin Cabang
MAPPI : No. 09-S-02341
Izin Penilai : No. B-1.12.00340
Klasifikasi Izin : Penilai Bisnis
Register : No. RMK-2017.00303
STTD OJK : No. STTD.PB-08/PM.2/2018
STTD IKNB : No. 173/NB.122/STTD-P/2019
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

PERNYATAAN PENILAI

Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai Penilai, kami yang bertanda tangan
di bawah ini menerangkan bahwa:
1. Dalam mempersiapkan Laporan Studi Kelayakan ini kami telah bertindak secara
independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan, dan pihak-
pihak yang terkait dengan perusahaan tersebut. Kami juga tidak mempunyai
kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya,
Laporan Studi Kelayakan ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau
kerugian pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak
dipengaruhi oleh kewajaran nilai yang dihasilkan dari proses analisis kelayakan ini dan
kami hanya menerima imbalan sesuai dengan yang tercantum pada Surat Perjanjian
Kerja (SPK) No. 0002/SPK/MSE-01/ES/III/2021, tanggal 31 Maret 2021;
2. Penilai bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan dalam rangka penugasan
Studi Kelayakan, sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini;
3. Analisis Kelayakan dilaksanakan per tanggal 31 Desember 2020, parameter dan data
yang digunakan dalam analisis menggunakan data per 31 Desember 2020;
4. Penugasan penilaian telah dilakukan dengan pemahaman terhadap Objek Penilaian
pada Tanggal Penilaian dan analisis telah dilakukan sesuai dengan Tujuan Penilaian
sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini;
5. Laporan Studi Kelayakan ini tidak lepas dari ketentuan-ketentuan dalam Peraturan OJK
No. 35/POJK.04/2020, SEOJK No. 17/SEOJK.004/2020, Kode Etik Penilai Indonesia
("KEPI"), serta Standar Penilaian Indonesia (“SPI”) Edisi VII 2018 yang ditetapkan oleh
Masyarakat Profesi Penilai Indonesia ("MAPPI");
6. Opini yang dihasilkan dalam penugasan ini telah disajikan sebagai Kesimpulan pada
Laporan Studi Kelayakan ini;
7. Lingkup pekerjaan telah diungkapkan pada Ruang Lingkup dan data yang dianalisis
serta data ekonomi dan industri yang diungkapkan dalam Laporan Penilaian ini pada
Sumber Data diperoleh dari berbagai sumber yang diyakini dapat
dipertanggungjawabkan;
8. Laporan ini menjelaskan semua asumsi dan syarat-syarat pembatasan yang
mempengaruhi analisis, pendapat dan kesimpulan yang tertera dalam Laporan ini;
9. Kesimpulan telah sesuai dengan asumsi-asumsi dan kondisi pembatas;
10. Pernyataan yang menjadi dasar analisis, pendapat dan kesimpulan yang diuraikan di
dalam Laporan ini adalah benar, sesuai dengan pemahaman terbaik;
11. Dalam mempersiapkan Laporan Studi Kelayakan ini, Penilai juga tidak mempunyai
kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Imbalan yang
Penilai terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kesimpulan yang tercantum
pada Laporan Penilaian ini;
12. Dalam melakukan penugasan ini, Penilai telah memenuhi persyaratan pendidikan
profesional dalam menyiapkan Laporan Studi Kelayakan; dan
13. Tidak seorangpun, kecuali yang disebutkan dalam Laporan ini, telah menyediakan
bantuan profesional dalam menyiapkan Laporan Penilaian.
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

KJPP Syarif, Endang & Rekan menyatakan bahwa Para Penilai yang kami libatkan dalam
penugasan Penilaian ini adalah Penilai profesional yang kompeten dan memiliki keahlian
penilaian yang baik.

Jakarta, 18 Mei 2021

No. Nama Tugas Tanda Tangan

1. Endang Sunardi, ST, MM, MAPPI (Cert) Penanggung Jawab (....................)


MAPPI : No. 09-S-02341
Izin Penilai : No. B-1.12.00340
Klasifikasi Izin : Penilai Bisnis
Register : No. RMK-2017.00303
STTD OJK : No. STTD.PB-08/PM.2/2018
STTD IKNB : No.173/NB.122/STTD-P/2019

2. Meilindra Indriani, S.Si Reviewer (....................)


MAPPI : No. 14-T-05006
Register : No. RMK-2017.01002

3. Toyib Efendi, SE, M.Ec. Dev Staf Penilai


MAPPI : No. 09-P-02398
Register : No. RMK-2021.03694
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

DAFTAR ISI

SURAT
PERNYATAAN PENILAI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. v
1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Nomor dan Tanggal Laporan Penilaian ................................................................. 1
1.2 Tanggal Penilaian ................................................................................................. 1
1.3 Identitas Pemberi Tugas ....................................................................................... 1
1.4 Latar Belakang...................................................................................................... 2
1.5 Maksud dan Tujuan Studi Kelayakan .................................................................... 2
1.6 Data dan Informasi yang Digunakan .................................................................... 2
1.7 Prosedur yang Digunakan .................................................................................... 4
1.8 Ruang Lingkup Penugasan ................................................................................... 5
1.9 Asumsi dan Kondisi Pembatas .............................................................................. 5
1.10 Kualifikasi Penilai ................................................................................................. 6
1.11 Kejadian Setelah Tanggal Studi Kelayakan ............................................................ 6
2 INFORMASI UMUM ................................................................................................ 7
2.1 Profil Perseroan .................................................................................................... 7
2.1.1 Bidang Usaha ....................................................................................................... 7
2.1.2 Struktur Permodalan dan Pemegang Saham Perseroan ......................................... 8
2.1.3 Susunan Dewan Komisaris dan Direksi ................................................................. 8
2.1.4 Legalitas dan Izin Operasional ............................................................................. 9
2.1.5 Entitas Anak ....................................................................................................... 10
2.2 Kinerja Keuangan ............................................................................................... 10
2.2.1 Kinerja Posisi Keuangan ..................................................................................... 11
2.2.2 Kinerja Laba (Rugi) ............................................................................................. 16
2.3 Produk atau Jasa yang Dihasilkan ....................................................................... 19
2.4 Teknologi yang Digunakan ................................................................................. 20
2.5 Pasar yang Dituju ............................................................................................... 21
2.6 Pesaing dan Persaingan ...................................................................................... 21
2.7 Pola Bisnis .......................................................................................................... 21
2.8 Strategi Pemasaran dan Penjualan ...................................................................... 22
2.9 Kebutuhan Produksi atau Operasi ...................................................................... 23
2.10 Kebutuhan Manajemen dan Sumber Daya Manusia ............................................ 24
2.11 Hak Atas Kekayaan Intelektual ........................................................................... 24
2.12 Peraturan Perundang-undangan yang Terkait .................................................... 26
2.13 Aspek Lingkungan ............................................................................................. 26
2.14 Faktor Risiko Utama ........................................................................................... 28
2.15 Persyaratan Modal dan Strategi Finansial ........................................................... 28
3 KELAYAKAN PASAR ............................................................................................. 29
i
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

3.1 Kondisi Pasar ..................................................................................................... 29


3.1.1 Kondisi Perekonomian Dunia ............................................................................. 29
3.1.2 Kondisi Ekonomi Indonesia ................................................................................ 31
3.2 Perkembangan Ekonomi Jawa Barat .................................................................... 37
3.3 Profil Kota Cimahi .............................................................................................. 38
3.3.1 Kondisi Geografi ................................................................................................ 38
3.3.2 Kondisi Demografi ............................................................................................. 38
3.4 Perkembangan Industri Tekstil ........................................................................... 39
3.5 Pasar yang Dituju ............................................................................................... 41
3.6 Kesinambungan dan Potensi Nilai Pasar Produk ................................................. 41
3.7 Pesaing Usaha .................................................................................................... 41
3.8 Strategi Pemasaran............................................................................................. 42
4 KELAYAKAN TEKNIS ............................................................................................ 43
4.1 Kapasitas Mesin ................................................................................................. 43
4.2 Ketersediaan dan Kualitas Sumber Daya ............................................................. 43
4.3 Proses Produksi .................................................................................................. 44
5 KELAYAKAN POLA BISNIS .................................................................................... 47
5.1 Keunggulan Kompetitif ...................................................................................... 47
5.2 Kemampuan Pesaing Untuk Meniru Produk ........................................................ 47
5.3 Kemampuan untuk Menciptakan Nilai ................................................................ 48
6 KELAYAKAN MODEL MANAJEMEN ....................................................................... 49
6.1 Ketersediaan Tenaga Kerja ................................................................................. 49
6.2 Manajemen Kekayaan Intelektual ....................................................................... 49
6.3 Manajemen Risiko .............................................................................................. 49
6.4 Kapasitas dan Kemampuan Manajemen ............................................................. 51
6.5 Kesesuaian Struktur Organisasi dan Manajemen ................................................ 51
7 KELAYAKAN KEUANGAN ..................................................................................... 53
7.1 Biaya Pendirian (Start Up Costs).......................................................................... 53
7.2 Modal Kerja ........................................................................................................ 53
7.3 Sumber Pembiayaan ........................................................................................... 54
7.4 Asumsi-Asumsi Proyeksi Keuangan ................................................................... 54
7.4.1 Asumsi Tanpa adanya Penambahan Kegiatan Usaha .......................................... 54
7.4.2 Asumsi Penambahan Kegiatan Usaha ................................................................. 56
7.5 Proyeksi Laba (Rugi) Atas Penambahan Kegiatan Usaha ..................................... 58
7.6 Proyeksi Laporan Keuangan Konsolidasi ............................................................ 59
7.6.1 Proyeksi Posisi Keuangan ................................................................................... 59
7.6.2 Proyeksi Laba (Rugi) ........................................................................................... 60
7.6.3 Proyeksi Arus Kas ............................................................................................... 61
7.7 Analisis Titik Impas Konsolidasi ......................................................................... 61
7.8 Analisis Profitabilitas .......................................................................................... 62
7.9 Tingkat Imbal Balik Investasi .............................................................................. 63
7.10 Penetapan Tingkat Diskonto .............................................................................. 63
7.11 Analisis Kelayakan Proyek .................................................................................. 66
7.12 Analisis Sensitivitas ............................................................................................ 68

ii
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

8 KESIMPULAN ....................................................................................................... 70
8.1 Kajian Kelayakan Pasar ....................................................................................... 70
8.2 Kajian Kelayakan Teknis ..................................................................................... 70
8.3 Kajian Kelayakan Pola Bisnis ............................................................................... 70
8.4 Kajian Kelayakan Model Manajemen ................................................................... 71
8.5 Kajian Kelayakan Keuangan ................................................................................ 71
8.6 Kesimpulan Studi Kelayakan ............................................................................... 72

iii
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Susunan Pemegang Saham Perseroan ................................................................... 8


Tabel 2 Entitas Anak ........................................................................................................ 10
Tabel 3 Kinerja Posisi Keuangan Perseroan (Aset) ............................................................ 11
Tabel 4 Kinerja Posisi Keuangan Perseroan (Liabilitas dan Ekuitas) .................................. 13
Tabel 5 Kinerja Laba (Rugi) Perseroan .............................................................................. 16
Tabel 6 Utilisasi Mesin Produksi tahun 2019 dan 2020 ................................................... 23
Tabel 7 Biaya Bahan Kain dan Biaya Makloon ................................................................... 24
Tabel 8 Hak Atas Kekayaan Intelektual ............................................................................ 24
Tabel 9 Confirmed Cases Covid-19 ................................................................................. 30
Tabel 10 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global ............................................................. 30
Tabel 11 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran (yoy) ................................................... 31
Tabel 12 Neraca Pembayaran Indonesia ........................................................................... 34
Tabel 13 Data Utilisasi Produksi berdasarkan Departemen tahun 2019 dan 2020 ........... 43
Tabel 14 Bahan Baku ....................................................................................................... 43
Tabel 15 Modal Kerja (Rp.000)......................................................................................... 53
Tabel 16 Persediaan ........................................................................................................ 53
Tabel 17 Proyeksi Volume Penjualan ............................................................................... 56
Tabel 18 Harga Jual ......................................................................................................... 57
Tabel 19 Proyeksi Beban Pokok Penjualan ....................................................................... 57
Tabel 20 Proyeksi Laba Rugi (Rp.000) .............................................................................. 58
Tabel 21 Proyeksi Posisi Keuangan Konsolidasi (Rp.000) ................................................. 59
Tabel 22 Proyeksi Laba Rugi Konsolidasi (Rp.000) ........................................................... 60
Tabel 23 Proyeksi Arus Kas (Rp.000) ............................................................................... 61
Tabel 24 Analisis BEP Konsolidasi (Rp.000) ...................................................................... 62
Tabel 25 Analisis profitabilitas ........................................................................................ 62
Tabel 26 Tingkat Bunga Surat Utang Negara .................................................................... 64
Tabel 27 Biaya Modal untuk Ekuitas................................................................................. 65
Tabel 28 Weighted Average Cost of Capital ..................................................................... 66
Tabel 29 Analisis Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha (Rp.000) ................................ 67
Tabel 30 Analisis Kelayakan Konsolidasi (Rp.000) ........................................................... 68

iv
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Perkembangan PMI AS .......................................................................... 29


Gambar 2 Grafik Perkembangan Penjualan Ritel Tiongkok .............................................. 29
Gambar 3 Grafik Tingkat Fatalitas Covid-19 Global ........................................................ 30
Gambar 4 Grafik Lapangan Usaha yang Tetap Tumbuh Tinggi ........................................ 32
Gambar 5 Grafik Lapangan Usaha yang Tumbuh Membaik ............................................. 32
Gambar 6 Pertumbuhan Ekonomi Regional Triwulan IV 2020 ......................................... 32
Gambar 7 Grafik Ekspor Nonmigas ................................................................................. 33
Gambar 8 Grafik Komoditas Ekspor ................................................................................ 33
Gambar 9 Grafik Neraca Perdagangan ............................................................................ 34
Gambar 10 Grafik Cadangan Devisa ............................................................................... 34
Gambar 11 Grafik Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Peers ............................................... 35
Gambar 12 Grafik Volatilitas Nilai Tukar Rupiah ............................................................. 35
Gambar 13 Grafik Inflasi ................................................................................................. 36
Gambar 14 Peta Inflasi Daerah Januari 2021 (%, yoy) ...................................................... 36
Gambar 15 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Jabar & Nasional ............................................ 37
Gambar 16 Grafik Laju Industri Tekstil dan Pakaian Jadi (2017-2020) ............................ 39
Gambar 17 Grafik Nilai Ekspor Alat Kesehatan Indonesia (2019-2020) ........................... 40
Gambar 18 Alur Proses Produksi Kain .............................................................................. 44
Gambar 19 Instruksi Kerja Proses Order Makloon Garmen ............................................... 46
Gambar 20 Struktur Organisasi Perseroan ....................................................................... 52
Gambar 21 Analisis Sensitivitas ....................................................................................... 69

v
BAB 1
PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

1 PENDAHULUAN

1.1 Nomor dan Tanggal Laporan Penilaian

Kantor Jasa Penilai Publik Syarif, Endang, dan Rekan telah ditunjuk oleh PT Trisula
Textile Industries Tbk. (“Perseroan”) berdasarkan Surat Perjanjian Kerja
No. 0002/SPK/MSE-01/ES/III/2021, tanggal 31 Maret 2021, sebagai Penilai
Independen untuk menyusun Laporan Studi Kelayakan atas Penambahan Kegiatan
Usaha Penunjang Perdagangan Besar Alat Laboratorium, Farmasi, dan Kedokteran
(KBLI: 46693) dalam bidang usaha Industri Tekstil dan Perdagangan Tekstil.

Kami telah menyusun Laporan Studi Kelayakan atas Penambahan Kegiatan Usaha
Penunjang PT Trisula Textile Industries Tbk dengan Laporan No. 00005/2.0113-
03/BS-FS/04/0340/1/V/2021, tanggal 18 Mei 2021 atas revisi Laporan No.
00003/2.0113-03/BS-FS/04/0340/1/IV/2021, tanggal 20 April 2021, dengan
poin-poin revisi diantaranya sebagai berikut:
 Penyesuaian ruang lingkup penugasan dengan Pasal 17 Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 35/POJK.04/2020;
 Penambahan pembahasan kinerja keuangan mencakup atas transaksi yang
mendasari peningkatan dan/atau penurunan atas masing-masing akun Laporan
Keuangan;
 Penambahan analisis atas proyeksi laba (rugi) terkait penambahan
kegiatan usaha;
 Penambahan penjelasan atas analisis pembahasan proyeksi keuangan;
 Penambahan pengungkapan mengenai asumsi–asumsi penyusunan
proyeksi keuangan dengan dan tanpa penambahan kegiatan usaha;
 Penambahan pengungkapan mengenai rincian penjelasan masing-
masing perhitungan dalam memperoleh nilai atas masing-masing
parameter net present value, internal rate of return, profitability index,
payback period, dan break even point.

1.2 Tanggal Penilaian

Tanggal penilaian dalam Laporan Studi Kelayakan ini adalah per 31 Desember 2020.

1.3 Identitas Pemberi Tugas

Pemberi tugas dalam studi kelayakan ini adalah:

Nama : PT Trisula Textile Industries Tbk


Bidang Usaha : Industri Tekstil dan Perdagangan Tekstil
Alamat Kantor : Jl. Mahar Martanegara No. 170, Kelurahan Baros,
Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat
Telepon : (022) 661 3333

1
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Faksimili : (022) 661 3377


Email : bellini@trisula.com
Website : www.trisulatextile.com

1.4 Latar Belakang

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 10,
tanggal 15 Juni 2020 dibuat di hadapan Notaris Edward Suharjo Wiryomartani, SH,
M.Kn, Perseroan telah melakukan penambahan kegiatan usaha penunjang
Perdagangan Besar Alat Laboratorium, Farmasi, dan Kedokteran (KBLI: 46693) yaitu
memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD (Alat Pelindung Diri) berupa
masker dan baju hazmat serta mengedarkan secara komersil APD tersebut.

Penambahan kegiatan usaha penunjang ini untuk mendukung pemerintah dalam


penanggulangan pandemi COVID-19 serta mengoptimalkan kapasitas produksi
berkaitan dengan penurunan order regular saat pandemi.

1.5 Maksud dan Tujuan Studi Kelayakan

Studi Kelayakan ini dibuat untuk mengetahui kelayakan usaha sehubungan dengan
penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perdagangan Besar Alat Laboratorium,
Farmasi, dan Kedokteran (KBLI: 46693) dalam bidang usaha Industri Tekstil dan
Perdagangan Tekstil, yaitu memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD
berupa masker dan baju hazmat serta mengedarkan secara komersil APD tersebut,
serta sebagai syarat pemenuhan atas Peraturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Republik Indonesia No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan
Kegiatan Usaha (“POJK No.17/2020”), dan bukan untuk kepentingan perbankan
ataupun kepentingan lainnya.

1.6 Data dan Informasi yang Digunakan

Dalam rangka melakukan Studi Kelayakan ini, kami telah mempelajari, menganalisa
dan mempertimbangkan informasi sebagai berikut:

1. Proyeksi Keuangan tahun 2021-2025, yang disediakan oleh manajemen


Perseroan;
2. Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 39 tanggal 11 Januari 1971, dari Notaris
Kurniati, SH, dan disahkan melalui Keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia sesuai Surat keputusan No. Y.A.5/65/17, tanggal 26 Februari 1974
dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 427/1974,
Tambahan No. 68, tanggal 23 Agustus 1974;
3. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 9, tanggal 15
Juni 2020, dari Notaris Edward Suharjo Wiryomartani, SH, M.Kn;

2
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

4. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 10, tanggal 15
Juni 2020, dari Notaris Edward Suharjo Wiryomartani, SH, M.Kn;
5. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 13, tanggal 10 Juli 2020, dari Notaris
Edward Suharjo Wiryomartani, SH, M.Kn, dan disahkan melalui Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
0048137.AH.01.02.Tahun 2020, tanggal 15 Juli 2020;
6. Laporan Keuangan Konsolidasian periode 31 Desember 2016 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Gideon Adi & Rekan dengan Akuntan Publik William
Suria Djaja Salim, M.Ak, CA, CPA, dengan opini wajar dalam semua hal yang
material, dengan laporan No. 65/TTI/IV/17, tanggal 5 April 2017;
7. Laporan Keuangan Konsolidasian periode 31 Desember 2017 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Gideon Adi & Rekan dengan Akuntan Publik William
Suria Djaja Salim, M.Ak, CA, CPA, dengan opini wajar dalam semua hal yang
material, dengan laporan No. 23/TTI/III/18, tanggal 20 Maret 2018;
8. Laporan Keuangan Konsolidasian periode 31 Desember 2018 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan
dengan Akuntan Publik Juninho Widjaja, CPA, dengan opini wajar dalam semua
hal yang material, dengan laporan No. 00197/2.1051/AU.1/04/1029-
1/1/III/2019, tanggal 26 Maret 2019;
9. Laporan Keuangan Konsolidasian periode 31 Desember 2019 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan
dengan Akuntan Publik Juninho Widjaja, CPA, dengan opini wajar dalam semua
hal yang material, dengan laporan No. 00315/2.1051/AU.1/04/1029-
2/1/IV/2020, tanggal 9 April 2020;
10. Laporan Keuangan Konsolidasian periode 31 Desember 2020 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan
dengan Akuntan Publik Juninho Widjaja, CPA, dengan opini wajar dalam semua
hal yang material, dengan laporan No. 00279/2.1051/AU.1/04/1029-
3/1/IV/2021, tanggal 14 April 2021;
11. Surat Izin Usaha Perdagangan No. 503.7/0001-P/PB/0804/DPMPTSP/2020 dari
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, tanggal 21
September 2020;
12. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas No. 10.28.1.13.00053 dari Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Cimahi;
13. Izin Lokasi, diterbitkan tanggal 23 Agustus 2018 oleh Walikota Kota Cimahi
melalui Lembaga OSS;
14. Nomor Induk Berusaha (NIB) No. 8120007852633, diterbitkan tanggal 23
Agustus 2018 dan Perubahan ke-8 tanggal 16 September 2020 oleh Badan
Koordinasi Penanaman Modal melalui Lembaga OSS;
15. Surat Keterangan Wajib Pajak No. KSWP-1/S/WPJ.09/KP.1103/2017 dari Kantor
Pelayanan Pajak Madya Bandung, tanggal 29 Agustus 2017;
16. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 01.118.564.2-441.000;
17. Surat Keterangan Terdaftar No. S-38KT/WPJ.09/KP.1103/2017 dari Kantor
Pelayanan Pajak Madya Bandung, tanggal 27 September 2017;

3
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

18. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. S-33PKP/WPJ.09/KP.1103/2017


dari Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung, tanggal 27 September 2017;
19. Izin Edar Alat Kesehatan No. KEMENKES RI AKD 21603021793, dari Direktorat
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia untuk merek BELLINI APD Coverall Medis with Shoes Cover, tanggal 9
September 2020;
20. Izin Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga Dalam Negeri Inovasi dari Industri yang melakukan
investasi di Indonesia, diterbitkan tanggal 12 September 2020 oleh Menteri
Kesehatan melalui Lembaga OSS;
21. Sertifikat Distribusi Penyalur Alat Kesehatan, diterbitkan tanggal 11 November
2020 oleh Menteri Kesehatan melalui Lembaga OSS;
22. Sertifikat Produksi Industri Alat Kesehatan dan PKRT, diterbitkan tanggal 25 Juli
2020 oleh Menteri Kesehatan melalui Lembaga OSS;
23. Sertifikat Produksi Alat Kesehatan No. FK.01.02/VI/1064-e/2020, melalui
Keputusan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, ditetapkan tanggal 25 Juli 2020;
24. Sertifikat Distribusi Alat Kesehatan No. FK.01.01/VI/4048-e/2020, melalui
Keputusan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, ditetapkan tanggal 11 November 2020;
25. Surat Keterangan Informasi Produk “Helps Clothes (Reuseable Non Medical
Hazmat Suit)” No. FR.03.02/VA/3743/2020, dari Direktorat Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
tanggal 17 April 2020;
26. Surat Keterangan Informasi Produk “Helps Mask (Healthy Protective Shield)”
No. FR.03.02/VA/3743/2020, dari Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tanggal 25 Juni 2020;
27. Wawancara dan diskusi dengan manajemen Perseroan sehubungan dengan
penugasan Studi Kelayakan atas Penambahan Kegiatan Usaha, yakni dengan Ibu
R. Nurwulan Kusumawati selaku Direktur Perseroan;
28. Representation Letter No. 027/ADM/IV/2021 tanggal 20 April 2021,
sehubungan dengan Penugasan Penilaian Studi Kelayakan atas Penambahan
Kegiatan Usaha.

1.7 Prosedur yang Digunakan

Dalam menyusun Studi Kelayakan ini, analisis dilakukan berdasarkan Peraturan


Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2020, tanggal 25 Mei 2020 tentang
Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Bisnis di Pasar Modal, Surat Edaran
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17 /SEOJK.04/2020 Tentang Pedoman Penilaian dan
Penyajian Laporan Penilaian Bisnis Di Pasar Modal, serta Standar Penilaian Indonesia
(SPI) Edisi VII 2018 yang disusun oleh Masyarakat Penilai Indonesia (MAPPI) dengan
memperhatikan Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI), dan peraturan yang terkait yaitu
mencakup:

4
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

1. Kajian Kelayakan Pasar,


2. Kajian Kelayakan Teknis,
3. Kajian Kelayakan Pola Bisnis,
4. Kajian Kelayakan Model Manajemen, dan
5. Kajian Kelayakan Keuangan.

1.8 Ruang Lingkup Penugasan

Ruang Lingkup penugasan adalah sesuai dengan tujuan dari Studi Kelayakan ini,
yaitu untuk melakukan kajian atau analisis kelayakan sehubungan dengan
penambahan kegiatan usaha penunjang dalam bidang usaha industri tekstil dan
perdagangan tekstil, yaitu memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD
berupa masker dan baju hazmat serta mengedarkan secara komersil APD tersebut.

Berdasarkan POJK No. 35/POJK.04/2020, ruang lingkup dari Penugasan Penilaian


Profesional, paling sedikit meliputi:
1. Tujuan dari Penugasan Penilaian Profesional;
2. Asumsi dan kondisi pembatas yang digunakan dalam Penugasan Penilaian
Profesional; dan
3. Dasar Nilai dan Premis Nilai yang digunakan.

1.9 Asumsi dan Kondisi Pembatas

Asumsi dan kondisi pembatas yang digunakan dalam penyusunan studi kelayakan
ini adalah:
 Laporan studi kelayakan ini bersifat non-disclaimer opinion.
 Kami telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan
dalam studi kelayakan.
 Dalam menyusun laporan studi kelayakan ini, penilai mengandalkan keakuratan
dan kelengkapan informasi yang disediakan oleh pemberi tugas atau data yang
diperoleh dari informasi yang tersedia untuk publik dan informasi lainnya serta
penelitian yang kami anggap relevan.
 Penilai menggunakan proyeksi keuangan yang disampaikan oleh manajemen
dengan mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan dan kemampuan
pencapaiannya (fiduciary duty).
 Penilai bertanggung jawab atas pelaksanaan studi kelayakan dan kewajaran
proyeksi keuangan yang telah disesuaikan.
 Laporan yang dihasilkan terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang
bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan.
 Penilai bertanggung jawab atas laporan studi kelayakan dan kesimpulan yang
dihasilkan.
 Penilai telah memperoleh informasi atas status hukum obyek studi kelayakan
dari pemberi tugas.

5
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

1.10 Kualifikasi Penilai

Kami adalah Kantor Jasa Penilai Publik yang secara resmi telah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1498/KM.1/2012, tanggal 28
Desember 2012, dengan nama Kantor Jasa Penilai Publik Syarif, Endang dan Rekan
dengan Izin KJPP No. 2.12.0113.

Penilai Usaha yang menandatangani laporan penilaian usaha ini merupakan Penilai
Usaha bersertifikat MAPPI dengan perizinan sebagai berikut:

MAPPI : No. 09-S-02341


Izin Penilai Publik : No. B-1.12.00340
Klasifikasi izin : Penilai Bisnis
Register : No. RMK-2017.00303
STTD OJK : No. STTD.PB-08/PM.2/2018
STTD IKNB : No. 173/NB.122/STTD-P/2019

1.11 Kejadian Setelah Tanggal Studi Kelayakan

Dari tanggal Penilaian Studi Kelayakan, yaitu tanggal 31 Desember 2020, sampai
dengan tanggal diterbitkannya laporan ini, tidak terdapat kejadian penting dalam
Perseroan yang dapat berpengaruh signifikan terhadap hasil penilaian.

6
BAB 2
INFORMASI UMUM
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

2 INFORMASI UMUM

2.1 Profil Perseroan

PT Trisula Textile Industries Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tahun 1968 dengan
nama PT Daya Mekar. Perubahan nama Perseroan telah terjadi beberapa kali, yakni
menjadi PT Trisula Banten Textile Mill di tahun 1971 dan PT Trisula Textile
Industries di tahun 1999. Perseroan didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 39
tanggal 11 Januari 1971 dari Notaris Kurniati, SH. Akta Pendirian Perseroan
tersebut telah memperoleh pengesahan oleh Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia) sesuai Surat keputusan No. Y.A.5/65/17 tanggal 26 Februari 1974 dan
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 427/1974,
Tambahan No. 68 tanggal 23 Agustus 1974.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Terakhir


berdasarkan Akta No. 13 tanggal 10 Juli 2020 dibuat di hadapan Notaris Edward
Suharjo Wiryomartani, SH, M.Kn, tentang perubahan modal dasar, modal
ditempatkan dan disetor, serta nilai nominal saham, dan perubahan maksud dan
tujuan serta kegiatan usaha Perseroan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (“KBLI”) tahun 2017. Perubahan tersebut telah mendapat pengesahan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
0048137. AH.01.02.TAHUN 2020, tanggal 15 Juli 2020, dan sampai dengan
tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, data tersebut masih dalam
proses diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Perseroan berkedudukan dan berkantor di Jl. Mahar Martanegara No. 170, Cimahi.
Perseroan beroperasi secara komersial pada tahun 1973.

2.1.1 Bidang Usaha

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan
yaitu bergerak dalam bidang industri tekstil dan perdagangan tekstil.

Kegiatan usaha utama Perseroan bergerak dalam industri penyempurnaan kain


yang meliputi:
1. Pengelantangan;
2. Pencelupan; dan
3. Penyempurnaan lainnya untuk kain.

Kegiatan usaha penunjang Perseroan meliputi:


1. Perdagangan besar tekstil, mencakup:

7
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

a. Perdagangan besar hasil industri tekstil (tekstil/kain, kain batik, dan lain-
lain);
b. Barang linen rumah tangga;
2. Perdagangan besar berbagai macam barang; dan
3. Perdagangan besar alat laboratorium, farmasi, dan kedokteran.

2.1.2 Struktur Permodalan dan Pemegang Saham Perseroan

Modal dasar Perseroan berjumlah Rp200.000.000.000,- (dua ratus miliar Rupiah)


terbagi atas 10.000.000.000 (sepuluh miliar) saham, masing-masing saham
bernilai Rp20,- (dua puluh Rupiah).

Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sebesar 72,5% (tujuh
puluh dua koma lima persen) atau sejumlah 7.250.000.000 (tujuh miliar dua ratus
lima puluh juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar
Rp145.000.000.000,- seratus empat puluh lima miliar Rupiah).

Susunan Pemegang Saham Perseroan per 31 Desember 2020 adalah sebagai


berikut:

Tabel 1 Susunan Pemegang Saham Perseroan


Jumlah Nilai Komposisi
No. Nama Pemegang Saham
Saham (Rp) Kepemilikan
1. PT Trisula International Tbk 5.694.450.000 113.889.000.000 78,54%
2. Reksa Dana HPAM Ekuitas Progresif 439.029.800 8.780.596.000 6,06%
3. PT Henan Putihrai Asset Management 378.554.000 7.571.080.000 5,22%
4. PT Trisula Insan Tiara 57.500.000 1.150.000.000 0,79%
5. Masyarakat (masing-masing dengan
kepemilikan kurang dari 5%) 680.466.200 13.609.324.000 9,39%
Jumlah 7.187.000.000 145.000.000.000 100,00%
Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi per 31 Desember 2020

2.1.3 Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Lim Kwang Tak
Komisaris Independen : V. Roy Sunarja

Dewan Direksi
Presiden Direktur : Karsongno Wongso Djaja
Direktur Independen : Handi Suwarto
Direktur : R. Nurwulan Kusumawati

8
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

2.1.4 Legalitas dan Izin Operasional

Dalam menjalankan kegiatan operasional Perseroan memiliki dokumen perizinan


usaha dan legalitas lainnya yang dikeluarkan oleh instansi terkait antara lain:

 Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 39, tanggal 11 Januari 1971, dari
Notaris Kurniati, SH, dan disahkan melalui Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia sesuai Surat keputusan No. Y.A.5/65/17 tanggal 26
Februari 1974 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 427/1974, Tambahan No. 68 tanggal 23 Agustus 1974;
 Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 13, tanggal 10 Juli 2020, dari Notaris
Edward Suharjo Wiryomartani, SH, M.Kn, dan disahkan melalui Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
0048137.AH.01.02.Tahun 2020, tanggal 15 Juli 2020;
 Surat Izin Usaha Perdagangan No. 503.7/0001-P/PB/0804/DPMPTSP/2020
dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, tanggal 21
September 2020;
 Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas No. 10.28.1.13.00053 dari Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Cimahi;
 Izin Lokasi, diterbitkan tanggal 23 Agustus 2018 oleh Walikota Kota Cimahi
melalui Lembaga OSS;
 Nomor Induk Berusaha (NIB) No. 8120007852633, diterbitkan tanggal 23
Agustus 2018 dan Perubahan ke-8, tanggal 16 September 2020 oleh Badan
Koordinasi Penanaman Modal melalui Lembaga OSS;
 Surat Keterangan Wajib Pajak No. KSWP-1/S/WPJ.09/KP.1103/2017 dari Kantor
Pelayanan Pajak Madya Bandung, tanggal 29 Agustus 2017;
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 01.118.564.2-441.000;
 Surat Keterangan Terdaftar No. S-38KT/WPJ.09/KP.1103/2017 dari Kantor
Pelayanan Pajak Madya Bandung, tanggal 27 September 2017;
 Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. S-33PKP/WPJ.09/KP.1103/2017
dari Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung, tanggal 27 September 2017;
 Izin Edar Alat Kesehatan No. KEMENKES RI AKD 21603021793, dari Direktorat
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia untuk merek BELLINI APD Coverall Medis with Shoes Cover, tanggal 9
September 2020;
 Izin Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga Dalam Negeri Inovasi dari Industri yang melakukan
investasi di Indonesia, diterbitkan tanggal 12 September 2020 oleh Menteri
Kesehatan melalui Lembaga OSS;
 Sertifikat Distribusi Penyalur Alat Kesehatan, diterbitkan tanggal 11 November
2020 oleh Menteri Kesehatan melalui Lembaga OSS;
 Sertifikat Produksi Industri Alat Kesehatan dan PKRT, diterbitkan tanggal 25
Juli 2020 oleh Menteri Kesehatan melalui Lembaga OSS;

9
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

 Sertifikat Produksi Alat Kesehatan No. FK.01.02/VI/1064-e/2020, melalui


Keputusan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, ditetapkan tanggal 25 Juli 2020;
 Sertifikat Distribusi Alat Kesehatan No. FK.01.01/VI/4048-e/2020, melalui
Keputusan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, ditetapkan tanggal 11 November 2020;
 Surat Keterangan Informasi Produk “Helps Clothes (Reuseable Non Medical
Hazmat Suit)” No. FR.03.02/VA/3743/2020, dari Direktorat Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
tanggal 17 April 2020;
 Surat Keterangan Informasi Produk “Helps Mask (Healthy Protective Shield)”
No. FR.03.02/VA/3743/2020, dari Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tanggal 25 Juni 2020.

2.1.5 Entitas Anak

Entitas Anak Perseroan mencapai 9 perusahaan, dimana 7 perusahaan merupakan


Entitas Anak secara langsung dan 2 perusahaan merupakan Entitas Anak secara
tidak langsung.

Tabel 2 Entitas Anak


Persentase
Entitas Anak Domisili Kegiatan Usaha
Kepemilikan

Kepemilikan Langsung
PT Mido Indonesia Depok Ritel dan Distributor 99,00%
PT Savana Lestari Jakarta Distributor 65,00%
PT Tricitra Busana Mas Jakarta Distributor 40,00%
PT Prima Moda Kreasindo Bandung Distributor 40,00%
PT Permata Busana Mas Jakarta Distributor 60,00%
PT Sinar Abadi Citranusa Jakarta Distributor 80,00%
PT Cakra Kencana Jakarta Distributor 70,00%

Kepemilikan Tidak Langsung


PT Bina Citra Sentosa Semarang Distributor 80,00%
(melalui PT Savana Lestari)
PT Bintang Cipta Sejahtera Surabaya Distributor 60,00%
(melalui PT Cakra Kencana)
Sumber: Laporan Keuangan Audit Perseroan 2020

2.2 Kinerja Keuangan

Berikut adalah gambaran mengenai perkembangan kinerja Perseroan berdasarkan


data Laporan Keuangan Audit Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31

10
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Desember 2017, dan 2016 yang telah diaudit Kantor Akuntan Publik Gideon Adi &
Rekan, Laporan Keuangan Audit Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada
31 Desember 2020, 2019 dan 2018 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan. Semua laporan keuangan tersebut
dengan opini wajar dalam semua hal yang material, sebagaimana disajikan pada
tabel di bawah ini.

2.2.1 Kinerja Posisi Keuangan

Kinerja Posisi Keuangan Perseroan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2020
adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Kinerja Posisi Keuangan Perseroan (Aset)


(Rp.000)
2020 2019 2018 2017 2016
KETERANGAN
Audited Audited Audited Audited Audited

ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas 53.141.350 19.537.596 45.295.624 44.619.483 13.084.044
Portofolio efek 72.110 72.110 74.975 11.850 -
Piutang usaha
Pihak ketiga 74.711.144 94.390.362 110.450.405 96.162.758 91.157.839
Pihak berelasi 5.958.968 6.388.187 5.357.742 3.884.536 3.116.235
Piutang lain-lain
Pihak ketiga 1.831.760 1.097.837 1.160.598 11.992.098 6.313.540
Pihak berelasi 770.209 843.006 1.620.973 3.256.971 -
Persediaan
Barang jadi 130.562.878 138.478.793 134.258.437 136.333.665 94.427.253
Barang dalam proses 51.817.667 77.519.436 59.981.545 60.787.775 41.681.416
Bahan baku 13.639.879 17.024.306 19.649.943 20.874.897 9.206.449
Bahan pendukung 5.847.647 6.536.017 5.909.786 4.307.035 4.339.825
Suku cadang 156.304 724.495 388.175 254.663 2.259.410
Penyisihan penurunan nilai - (18.491)
Uang muka dan beban dibayar
di muka 4.616.509 16.037.254 8.856.843 9.398.447 4.529.954
Pajak dibayar di muka 12.430.815 25.235.746 12.438.662 9.125.155 12.377.217
Aset lancar lainnya 758.531 302.073 369.109 180.514 15.300

Total Current Assets 356.315.770 404.187.218 405.812.818 401.189.847 282.489.991


-11,84% -0,40% 1,15% 42,02%
Aset Tidak Lancar
Investasi pada entitas asosiasi - - 288.169 - 835.473
Aset Tetap
Nilai perolehan
Kepemilikan Langsung
Tanah 38.598.311 38.283.811 38.283.811 37.191.811 13.706.007
Bangunan dan prasarana 61.404.959 55.221.759 33.805.172 32.203.264 30.545.741
Mesin pabrik 207.077.420 200.322.635 195.583.916 179.210.763 170.532.274
Kendaraan 6.553.346 6.478.231 5.787.584 5.454.160 4.928.877
Instalasi 11.503.583 5.331.368 5.234.007 3.844.562 3.764.562

11
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

2020 2019 2018 2017 2016


KETERANGAN
Audited Audited Audited Audited Audited
Peralatan kantor dan pabrik 50.549.801 48.401.998 33.877.912 22.758.995 14.862.652

Aset dalam penyelesaian - 2.902.853 22.885.233 - -

Aset hak guna


Bangunan dan prasarana 13.908.120 - - - -

Total Nilai Perolehan 389.595.540 356.942.655 335.457.635 280.663.555 238.340.113

Akumulasi penyusutan
Bangunan dan prasarana (20.592.460) (18.003.954) (15.624.439) (14.277.669) (13.316.708)
Mesin pabrik (134.856.474) (126.358.668) (125.122.373) (118.653.459) (112.498.495)
Kendaraan (5.441.015) (5.088.842) (4.896.741) (4.374.989) (3.847.251)
Instalasi (4.873.922) (4.072.463) (3.589.492) (3.260.023) (3.076.313)
Peralatan kantor dan pabrik (30.840.476) (25.900.701) (19.479.616) (14.109.051) (10.517.181)

Aset hak guna


Bangunan dan prasarana (5.519.202) - - - -

Total Penyusutan (202.123.548) (179.424.629) (168.712.661) (154.675.191) (143.255.947)

Net Book Value 187.471.992 177.518.025 166.744.974 125.988.364 95.084.166

Aset pajak tangguhan 8.749.380 7.307.766 9.926.193 9.233.220 8.545.176


Tagihan restitusi pajak - 35.209 - 272.635 272.635
Aset tidak lancar lain 1.698.790 1.836.226 1.961.023 2.474.526 753.872
Aset imbalan kerja - - - 225.305 -

Total Non Current Assets 197.920.161 186.697.226 178.920.358 138.194.051 105.491.321


6,01% 4,35% 29,47% 31,00%

TOTAL ASET 554.235.931 590.884.444 584.733.176 539.383.898 387.981.312


-6,20% 1,05% 8,41% 39,02%

Aset

Selama tahun 2016–2020 penurunan aset hanya terjadi pada tahun 2020, dimana
jumlah aset mengalami penurunan sebesar 6,20% atau turun sebesar Rp36,65
miliar dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena menurunnya jumlah aset
lancar sebesar 11,84% atau turun Rp47,87 miliar, yang terutama diakibatkan oleh
menurunnya piutang usaha pihak ketiga sebesar 20,85% yang disebabkan oleh
penurunan penjualan, penurunan persediaan sebesar 15,92% disebabkan oleh
kondisi pandemi yang mengakibatkan penurunan order sehingga pembelian
menurun dan lebih mengoptimalkan pemanfaatan persediaan, penurunan uang
muka sebesar 71,21% karena telah terselesaikannya project sehingga uang muka
telah diperhitungkan serta menurunnya order, serta penurunan pajak dibayar di
muka sebesar 50,74% disebabkan adanya proses restitusi PPN yang telah
diselesaikan di entitas anak.

12
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Pada tahun 2019, total aset tercatat sebesar Rp590,88 miliar, naik Rp6,15 miliar
atau setara 1,05%. Peningkatan berasal dari aset tidak lancar yang naik 4,35% atau
setara Rp7,78 miliar. Sedangkan, aset lancar mengalami penurunan 0,40% atau
setara Rp1,63 miliar. Peningkatan aset tidak lancar terutama berasal dari
peningkatan aset tetap sebesar Rp10,77 miliar atau 6,46%. Sementara itu,
penurunan aset lancar terutama berasal kas dan setara kas sebesar Rp25,76 miliar
atau 56,87% dikarenakan telah digunakannya seluruh dana IPO sesuai
peruntukannya.

Pada tahun 2018, total aset tercatat sebesar Rp584,73 miliar, mengalami
peningkatan sebesar Rp539,38 miliar atau 8,41% dari total aset pada tahun 2017.
Kenaikan tersebut berasal dari naiknya aset lancar dan tidak lancar yang masing-
masing sebesar 1,15% dan 29,47%. Peningkatan aset lancar terutama berasal dari
piutang usaha pihak ketiga dan persediaan. Sementara itu, peningkatan aset tidak
lancar terjadi terutama karena peningkatan aset tetap sebesar 32,50%.

Total aset pada tahun 2017 adalah sebesar Rp539,38 miliar, mengalami
peningkatan sebesar Rp151,40 miliar atau 39,02% dari total aset pada tahun 2016
sebesar Rp387,98 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan
meningkatnya saldo Kas dan setara kas sebesar Rp31,54 miliar atau 241,02% dari
saldo Kas dan setara kas pada tahun sebelumnya, akibat perolehan dana hasil
penawaran umum perdana saham. Selain itu juga terjadi peningkatan aset tetap
karena investasi di perusahaan dan entitas anak.

Tabel 4 Kinerja Posisi Keuangan Perseroan (Liabilitas dan Ekuitas)


(Rp.000)
2020 2019 2018 2017 2016
KETERANGAN
Audited Audited Audited Audited Audited

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman bank jangka pendek 162.278.093 168.261.904 103.969.240 97.380.515 89.741.711
Utang Usaha
Pihak Ketiga 17.986.575 33.676.431 60.859.615 40.763.638 37.056.022
Pihak Berelasi 45.994.131 46.811.827 8.531.830 7.002.542 -
Utang Lain - lain
Pihak Ketiga 4.698.095 11.100.852 24.221.017 23.017.479 30.120.104
Pihak Berelasi 7.615.309 9.211.833 6.705.990 11.887.462 967.312
Utang Pajak 2.359.879 1.591.577 1.606.217 1.715.760 2.457.096
Beban masih harus dibayar 4.993.480 3.007.817 5.716.959 5.516.893 9.116.266
Uang muka pelanggan 4.356.069 1.199.622 9.910.185 2.027.900 1.020.282
Bagian liabilitas jangka panjang
yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun:
Pinjaman bank 5.801.450 4.686.782 3.377.044 4.459.917 2.640.345
Utang pembiayaan
konsumen 198.694 182.547 7.127 141.870 93.507

13
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

2020 2019 2018 2017 2016


KETERANGAN
Audited Audited Audited Audited Audited
Liabilitas sewa 3.767.449 - 0 - -

Total Liabilitas Jangka Pendek 260.049.224 279.731.192 224.905.224 193.913.975 173.212.645

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Liabilitas jangka panjang -
setelah dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam waktu
satu tahun:
Pinjaman bank 24.349.736 23.634.596 21.279.220 18.613.972 5.650.146
Utang pembiayaan
konsumen 44.100 242.795 - 7.127 56.560
Liabilitas sewa 1.066.433 - - - -
Liabilitas imbalan kerja 12.199.084 10.223.074 15.525.819 18.846.283 17.408.814
Liabilitas pajak tangguhan - - - 56.326 -

Total Liabilitas Jangka Panjang 37.659.353 34.100.465 36.805.039 37.523.708 23.115.519

TOTAL LIABILITAS 297.708.577 313.831.657 261.710.263 231.437.684 196.328.165

EKUITAS

Modal saham 145.000.000 145.000.000 145.000.000 145.000.000 115.000.000


PT Trisula International Tbk 113.889.000 113.850.000 - - -
Reksa Dana HPAM Ekuitas
Progresif 8.780.596 15.122.160 - - -
UBS AG Singapore - 8.671.000 - - -
PT Trisula Insan Tiara 1.150.000 1.150.000 1.150.000 1.150.000 1.150.000
PT Inti Nusa Damai - - 113.850.000 113.850.000 113.850.000
PT Henan Putihrai Asset
Management 7.571.080 - - - -
Masyarakat 13.609.324 6.206.840 30.000.000 30.000.000 -
Tambahan modal disetor - neto 7.252.317 7.252.317 7.971.776 22.427.292 10.085.971
Selisih nilai atas transaksi
dengan Kepentingan
Nonpengendali 49.249 49.249 49.249 40.908 41.067
Kerugian komprehensif lain -
efek yang tersedia untuk
dijual (201.890) (201.890) (199.025) (112.150) (108.700)
Ekuitas merging bisnis - - 62.824.823 67.066.856 -
Saldo Laba
Telah ditentukan
penggunaannya 300.000 200.000 100.000 - -
Belum ditentukan
penggunaannya 71.002.824 90.315.152 74.331.611 42.769.089 32.525.047

Ekuitas yang Dapat


Diatribusikan Kepada Pemilik
Entitas Induk 223.402.500 242.614.827 290.078.434 277.191.994 157.543.385

Kepentingan Non-Pengendali 33.124.854 34.437.960 32.944.479 30.754.220 34.109.763

14
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

2020 2019 2018 2017 2016


KETERANGAN
Audited Audited Audited Audited Audited
Total Ekuitas 256.527.354 277.052.787 323.022.913 307.946.214 191.653.148

TOTAL LIABILITY AND EQUITY 554.235.931 590.884.444 584.733.176 539.383.898 387.981.312

Liabilitas

Selama tahun 2016–2020 penurunan jumlah liabilitas hanya terjadi pada tahun
2020, dimana jumlah liabilitas mengalami penurunan sebesar 5,14% atau turun
sebesar Rp16,12 miliar dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
menurunnya liabilitas jangka pendek sebesar 7,04% atau turun Rp19,68 miliar
yang terutama diakibatkan oleh turunnya pinjaman jangka pendek, utang usaha
dan utang lain-lain di tahun 2020.

Pada tahun 2019, total liabilitas tercatat sebesar Rp313,83 milliar, meningkat
Rp52,12 miliar atau setara 19,92% dari Rp261,71 miliar di tahun 2018. Liabilitas
Perseroan terdiri dari liabilitas jangka pendek yang meningkat sebesar Rp54,83
miliar dan liabilitas jangka panjang yang menurun sebesar Rp2,70 miliar. Liabilitas
jangka pendek mengalami peningkatan, yang terutama berasal dari utang
pinjaman bank naik sebesar Rp64,29 miliar dan utang usaha pihak berelasi naik
sebesar Rp38,28 miliar. Sementara itu, liabilitas jangka panjang mengalami
penurunan yang terutama dipengaruhi oleh turunnya liabilitas imbalan kerja
hingga mencapai 34,15% atau setara Rp5,30 miliar.

Pada tahun 2018 total liabilitas mengalami peningkatan menjadi Rp261,71 miliar
dari Rp231,44 miliar pada tahun 2017. Peningkatan total liabilitas ini mencapai
13,08% atau sebesar Rp30,27 miliar. Pertumbuhan terutama dari total liabilitas
jangka pendek disebabkan oleh peningkatan uang muka sebesar Rp7,88 miliar
dan utang usaha pihak ketiga sebesar Rp20,10 miliar.

Total liabilitas tahun 2017 adalah sebesar Rp231,44 miliar, mengalami


peningkatan sebesar Rp35,11 miliar atau 17,88% dari total liabilitas pada tahun
2016 sebesar Rp196,33 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan karena
adanya penambahan Pinjaman bank jangka pendek untuk mendukung modal kerja
Perseroan serta pinjaman jangka panjang untuk investasi yang dilakukan
Perseroan. Pinjaman bank jangka pendek naik sebesar Rp7,64 miliar dan pinjaman
jangka panjang naik sebesar Rp12,96 miliar.
Ekuitas

Ekuitas Perseroan pada tahun 2020 adalah sebesar Rp256,53 miliar, turun
Rp20,53 miliar atau setara 7,41% dari tahun 2019. Penurunan ekuitas terutama
disebabkan oleh penurunan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya
yang disebabkan menyerap rugi perusahaan tahun 2020.

15
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Ekuitas Perseroan pada tahun 2019 adalah sebesar Rp277,05 miliar, turun
Rp45,97 miliar atau setara 14,23% dari tahun 2018. Penurunan ekuitas terutama
disebabkan tidak terdapat ekuitas merging bisnis, yang tahun sebelumnya tercatat
sebesar Rp62,82 miliar.

Ekuitas Perseroan pada tahun 2018 adalah sebesar Rp323,02 miliar, mengalami
peningkatan sebesar Rp15,08 miliar atau setara 4,90% dari tahun 2017.
Peningkatan ekuitas terutama disebabkan oleh peningkatan total ekuitas yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan perolehan sebesar 4,65%
dari Rp277,19 miliar di tahun 2017 menjadi Rp290,08 miliar di tahun 2018.

Ekuitas Perseroan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp307,95 miliar, mengalami
peningkatan sebesar Rp116,29 miliar atau setara 60,68% dari jumlah ekuitas pada
tahun 2016 sebesar Rp191,65 miliar. Hal ini terutama disebabkan adanya
perubahan modal saham pada tahun 2017 yang merubah saham ditempatkan dan
disetor penuh yang pada tahun sebelumnya sebesar Rp115,00 miliar menjadi
sebesar Rp145,00 miliar. Kenaikan tersebut terkait dengan dilakukannya
penawaran umum perdana sebanyak 300.000.000 saham dengan nilai nominal
Rp100,- per saham kepada masyarakat melalui bursa efek indonesia dengan harga
penawaran perdana sebesar Rp150,- per saham.

2.2.2 Kinerja Laba (Rugi)

Kinerja Laba (Rugi) Perseroan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2020
adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Kinerja Laba (Rugi) Perseroan


(Rp.000)
2020 2019 2018 2017 2016
KETERANGAN
Audited Audited Audited Audited Audited

PENJUALAN
Lokal 523.976.118 692.473.737 659.972.777 423.690.265 381.523.691
Ekspor 14.323.133 21.851.969 31.511.242 22.438.645 34.638.439
Total Penjualan 538.299.251 714.325.706 691.484.019 446.128.911 416.162.130

BEBAN POKOK PENJUALAN (411.576.072) (509.360.697) (495.488.312) (341.205.640) (326.109.252)

LABA (RUGI) BRUTO 126.723.178 204.965.009 195.995.707 104.923.270 90.052.878

BEBAN USAHA (115.971.144) (155.922.060) (149.683.536) (72.737.789) (67.566.167)


Beban penjualan dan pemasaran (55.058.468) (97.088.499) (93.490.420) (22.013.761) (19.194.430)
Beban umum dan administrasi (60.912.676) (58.833.561) (56.193.116) (50.724.028) (48.371.737)

LABA (RUGI) USAHA 10.752.034 49.042.949 46.312.171 32.185.481 22.486.711

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

16
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

2020 2019 2018 2017 2016


KETERANGAN
Audited Audited Audited Audited Audited
Beban keuangan (23.677.639) (17.132.646) (14.824.414) (14.589.629) (14.633.968)
Beban penurunan nilai piutang
usaha (2.352.349) (559.202) - - (251.645)
Bagian rugi neto Entitas Asosiasi - (288.169) (122.804) (46.281) 185.907
Pendapatan komisi 2.141.015 1.367.162 52.751 1.178.988 -
Laba penjualan aset tetap 451.295 837.256 3.000 166.397 181.765
Penghasilan dari penjualan sisa
produksi 608.075 827.198 1.186.585 632.577 544.736
Laba (rugi) selisih kurs - neto 68.647 568.455 (3.068.978) (199.968) 602.271
Pendapatan keuangan 247.986 261.254 570.986 1.229.235 184.323
Pendapatan sewa tanah dan
bangunan - - - - 238.102
Pengampunan pajak - - - - 310.490
Lain-lain - neto (2.310.151) 393.999 716.000 (325.086) 1.841.492

Total Pendapatan (Beban) Lain-


lain (24.823.121) (13.724.693) (15.486.873) (11.953.768) (10.796.526)

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN)


PAJAK PENGHASILAN (14.071.086) 35.318.255 30.825.297 20.231.713 11.690.185

MANFAAT (BEBAN) PAJAK


PENGHASILAN (2.487.582) (10.314.526) (6.561.076) (5.280.754) (4.007.395)
Pajak kini (2.598.511) (7.642.215) (7.379.677) (4.898.430) (3.721.756)
Pajak tangguhan 110.929 (2.672.310) 818.601 (382.323) (285.639)

LABA NETO TAHUN BERJALAN


SEBELUM PENYESUAIAN LABA
MERGING BISNIS (16.558.669) 25.003.730 24.264.222 14.950.960 7.682.789

Efek penyesuaian laba neto


merging bisnis - (1.790.078) (241.439) - -

LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN (16.558.669) 23.213.652 24.022.783 14.950.960 7.682.789

PENGHASILAN (BEBAN)
KOMPREHENSIF LAIN
Perubahan nilai wajar efek yang
tersedia untuk dijual - (2.865) (86.875) (3.450) 1.800
Pengukuran kembali liabilitas
imbalan kerja (889.813) (215.533) 277.206 (4.056.165) (5.195.803)
Pajak penghasilan terkait 1.330.685 53.883 (69.301) 1.014.041 1.298.951
TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF (16.117.797) 23.049.137 24.143.812 11.905.386 3.787.737

Penjualan bersih

Pada tahun 2019, Perseroan membukukan penjualan Rp538,30 miliar, mengalami


penurunan 24,64% atau Rp176,03 miliar dari tahun 2019, yaitu Rp714,33 miliar.
Penurunan penjualan pada tahun 2020, secara umum terjadi seiring dengan

17
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

penurunan permintaan barang akibat pandemi Covid-19 yang mendorong


penurunan daya beli.

Pada tahun 2019, Perseroan membukukan penjualan Rp714,33 miliar, meningkat


Rp22,84 miliar atau 3,30% dibandingkan dengan tahun 2018, yaitu Rp691,48
miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh naiknya penjualan di area domestik
hingga mencapai 4,92%.

Pada tahun 2018 Perseroan membukukan penjualan Rp691,48 miliar, meningkat


Rp245,36 miliar atau 55,00% dibandingkan dengan tahun 2017, yaitu Rp446,13
miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh naiknya penjualan di area domestik
hingga mencapai 55,77%.

Pada tahun 2017 Perseroan membukukan penjualan Rp446,13 miliar, meningkat


Rp29,97 miliar atau 7,20% dibandingkan dengan tahun 2016, yaitu Rp416,16
miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan karena mulai pulihnya kembali
permintaan atas produk seragam Perseroan. penjualan di area domestik
meningkat sebesar 11,05%.

Beban Pokok Penjualan

Seiring dengan penurunan penjualan bersih pada tahun 2020, terjadi penurunan
Beban Pokok Penjualan pada tahun 2020. Penurunan Beban Pokok Penjualan pada
tahun 2020 yaitu sebesar 19,20% atau turun sebesar Rp97,78 miliar dari Beban
pokok penjualan tahun 2019. Penurunan tersebut terutama diakibatkan oleh
rendahnya pembelian Bahan Baku.

Beban pokok penjualan tahun 2019 tercatat sebesar Rp509,36 miliar, mengalami
peningkatan 2,80% dari Beban pokok penjualan tahun 2018 sebesar Rp495,49
miliar yang sebelumnya meningkat 45,22% dari Beban pokok penjualan tahun
2017 yang tercatat sebesar sebesar Rp341,21 miliar. Beban pokok penjualan
tahun 2017 tersebut mengalami peningkatan 4,63% dari Rp326,11 miliar pada
tahun 2016. Kenaikan tersebut seiring dengan meningkatnya penjualan bersih
Perseroan, sehingga meningkatkan penggunaan bahan baku dan pembayaran
upah langsung, serta beban produksi.

Beban usaha

Beban usaha di tahun 2020 mencapai Rp115,97 miliar, mengalami penurunan


25,62% atau Rp39,95 miliar dari tahun 2019 sebesar Rp155,92 miliar. Penurunan
ini terutama dipengaruhi oleh penurunan beban penjualan dan pemasaran
mencapai 43,29% atau setara Rp42,03 miliar.

18
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Pada tahun 2019, Beban usaha mencapai Rp155,92 miliar, meningkat 4,17% atau
Rp6,24 miliar dari tahun 2018 sebesar Rp149,68 miliar. Peningkatan ini terutama
dipengaruhi oleh beban penjualan dan pemasaran mencapai 3,85% atau setara
Rp3,60 miliar.

Pada tahun 2018, Beban usaha mencapai Rp149,68 miliar, meningkat 105,79%
atau Rp76,95 miliar dari tahun 2018 sebesar Rp72,74 miliar. Peningkatan ini
terutama dipengaruhi oleh beban penjualan dan pemasaran mencapai 324,69%
atau setara Rp71,48 miliar.

Pada tahun 2017, Beban usaha mencapai Rp72,74 miliar, meningkat 7,65% atau
Rp5,17 miliar dari tahun 2016 sebesar Rp67,57 miliar. Peningkatan ini
dipengaruhi oleh beban penjualan dan pemasaran sebesar 14,69% atau setara
Rp2,82 miliar dan beban umum dan administrasi sebesar 4,86% atau setara
Rp2,35 miliar.

Laba Peiode Berjalan

Pada tahun 2020, Perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp16,56 miliar, mengalami
penurunan dari tahun 2019, dimana Perseroan mencatatkan laba sebesar Rp25,00
miliar. Sementara itu perolehan laba tahun berjalan di tahun 2018 adalah sebesar
Rp24,26 miliar, meningkat sebesar 62,29% dari perolehan laba tahun berjalan di
tahun 2017 yang sebesar Rp14,95 miliar. Perolehan laba tahun berjalan di tahun
2017 tersebut secara persentase merupakan tertinggi, dimana laba terjadi
kenaikan sebesar 94,60% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp7,68 miliar.

2.3 Produk atau Jasa yang Dihasilkan

Sesuai dengan Akta Anggaran Dasarnya, ruang lingkup kegiatan Perseroan


meliputi bidang usaha industri teksil dan perdagangan tekstil. Perseroan memiliki
brand yang menjadi ciri khas dari produk yang dipasarkan, yaitu Bellini dan
Caterina. Kedua brand tersebut beredar di pasar domestik dan mancanegara, yakni
di kawasan Asia, Amerika, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Australia.

 100% Polyester
Sifat terbaik dari 100% polyester adalah kuat dan tidak mudah kusut, sehingga
bentuk atau karakter jatuhnya pakaian akan tetap rapi. Polyester tahan lama,
terlindung dari kerusakan biologis, warna tidak mudah luntur, dan mudah
perawatannya.

 Polyester Rayon
Produk campuran antara polyester dengan rayon, sehingga memiliki
penampilan dan nuansa yang lebih alami, sirkulasi udara yang cukup baik,

19
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

seperti serat alam, dan masih memiliki karakter jatuhnya pakaian yang tetap
rapi.

 Polyester Cotton
Produk campuran antara polyester dengan katun (serat alam), sehingga
menghasilkan kain dengan sifat lebih menyerap kelembaban seperti serat alam.

 Corporate Uniform
Produk pakaian jadi beserta aksesorisnya, seperti topi, dasi, scarf, sepatu, ikat
pinggang dan lain-lain, termasuk desain dan logistik penunjang. Target
pemasaran produk-produk ini adalah perusahaan swasta, BUMN, perusahaan
perbankan, maskapai penerbangan, TNI, Polri dan lain-lain. Seluruh penjualan
produk ini melalui Entitas Anak, PT Mido Indonesia.

 Pakaian Jadi
Pakaian Jadi dengan merk JOBB dan Jack Niklaus.

Perseroan telah melakukan penambahan kegiatan usaha penunjang dalam bidang


usaha industri tekstil dan perdagangan tekstil, yaitu memproduksi kain sebagai
bahan untuk produk APD berupa masker dan baju hazmat serta mengedarkan
secara komersil masker dan baju hazmat tersebut. Dalam mengedarkan secara
komersil masker dan baju hazmat tersebut, Perseroan menggunakan merk Bellini
yang merupakan merk unggulan Perseroan. Kain yang digunakan sebagai bahan
baku produk masker dan baju hazmat, selain memproduksi baru, Perseroan juga
memanfaatkan persediaan kain yang ada untuk kemudian dilengkapi dengan fitur
anti bakteri dan water repellent.

2.4 Teknologi yang Digunakan

Mesin produksi yang digunakan untuk memproduksi kain Yaitu; mesin texturizing,
mesin twisting, mesin sizing, mesin beaming, mesin weaving, dyeing dan mesin
finishing.

Mesin produksi yang digunakan untuk memproduksi kain greige yang digunakan
sebagai bahan baku produksi masker dan baju hazmat adalah sama dengan mesin
yang digunakan untuk memproduksi produk kain reguler. Hanya pada produksi
kain greige yang digunakan sebagai bahan baku produksi masker dan baju
hazmat tidak melewati mesin dyeing atau tahap pencelupan warna dan langsung
proses finishing.

Dalam produk kain yang digunakan sebagai bahan baku produksi masker dan baju
hazmat, Perseroan menambahkan fitur seperti:

20
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

 Bahan baku atau material yang dilengkapi anti Mikroba (Virus, Bakteri, Jamur &
Mikroorganisme) berlabel "silverplus protection" yang sudah tersertifikasi
Bluesign Approved dan Oeko-tex.
 Bahan baku atau material yang dilengkapi water repellent dengan label "bionic
finish eco" yang sudah tersertifikasi Bluesign Approved. Serta untuk produk
hazmat telah melalui test AATCC 42 dan AATCC127.

2.5 Pasar yang Dituju

Perseroan memasarkan produk melalui pasar lokal dan mancanegara. Lewat


produk seragam, Perseroan melihat peluang besar untuk memenuhi kebutuhan
seragam instansi pemerintah dan swasta.

Produk APD berupa masker dan baju hazmat, saat ini hanya dipasarkan untuk
pasar lokal. Dimana masker dipasarkan melalui market place juga ke instansi-
instansi. Sementara itu, baju hazmat dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kesehatan pada Puskesmas dan Rumah Sakit.

2.6 Pesaing dan Persaingan

Dalam setiap usaha, faktor pesaing dan persaingan adalah sesuatu yang tidak
dapat dihindarkan. Demikian pula halnya dengan rencana Penambahan usaha
Perseroan. Persaingan yang dihadapi dapat berupa persaingan harga, maupun
persaingan dari produk yang dihasilkan. Kemungkinan pesaing dalam bidang
usaha ini sangat besar, dimana produk yang dihasilkan adalah produk masker dan
baju hazmat, yang pada saat awal pandemi permintaan terhadap produk tersebut
cukup tinggi. Sehingga banyak perusahaan dalam industri tekstil dan perdagangan
tekstil yang juga memproduksi produk tersebut.

Berikut merupakan beberapa pesaing Perseroan yang memproduksi dan menjual


APD seperti masker dan baju hazmat:
1. PT Sri Rejeki Isman Tbk
2. PT Asia Pacific Fibers Tbk
3. PT Pan Brothers Tbk
4. PT Eigerindo Multi Produk Industri
5. PT Surya Usaha Mandiri

2.7 Pola Bisnis

Pola bisnis yang dimiliki Perseroan saat ini adalah memproduksi dan memasarkan
bahan pakaian ke pabrik maupun pelanggan ritel. Strategi jangka panjang
Perseroan dalam menghadapi risiko, tantangan dan persaingan adalah dengan

21
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

memperkuat bisnis inti Perseroan di industri tekstil, dan memanfaatkan kapasitas


yang tidak terpakai untuk menambah kegiatan usaha sehingga dapat memberikan
keuntungan tambahan bagi Perseroan.

Sehubungan dengan mewabahnya virus corona di Indonesia dan untuk


mendukung pemerintah dalam hal penanggulangan pandemi Covid 19, serta
mengoptimalkan kapasitas produksi berkaitan dengan penurunan order regular
saat pandemi. Perseroan melakukan penambahan kegiatan usaha penunjang, yaitu
memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD berupa masker dan baju
hazmat serta mengedarkan secara komersil masker dan baju hazmat tersebut.

Demikian pula secara proyeksi jangka panjang masih ada sisa kapasitas yang bisa
dimanfaatkan karena proyeksi produksi dan penjualan secara jangka panjang
ditetapkan konservatif berkaitan dengan kondisi pandemi yang belum terkendali.
Dengan pemanfaatan ini dapat memberikan efisiensi dan meningkatkan
produktivitas.

Pola bisnis Perseroan terkait penambahan kegiatan usaha penunjang adalah


memproduksi kain sebagai bahan untuk produk masker dan baju hazmat yang
kemudian diproduksi menggunakan jasa makloon ke perusahaan garmen,
selanjutnya Perseroan memasarkan produk masker dan baju hazmat tersebut.

2.8 Strategi Pemasaran dan Penjualan

Konsep Pemasaran untuk masker dan baju hazmat adalah melalui market place,
media sosial Perseroan, serta direct selling ke instansi pemerintahan dan swasta.
Perseroan mengedepankan kualitas produk masker dan baju hazmat yang baik
dan tersertifikasi serta telah melalui uji test yang memadai.

Serangkaian strategi pemasaran telah dijalankan Perseroan untuk memperkuat


corporate image dan brand image yang meliputi:
a. Meningkatkan brand awareness melalui kerjasama dengan agen;
b. Meningkatkan penjualan seragam melalui sinergi dan kolaborasi dengan
entitas anak;
c. Melakukan follow up terhadap prospek order yang telah diproses akhir tahun
2019 melalui komunikasi intensif dengan pelanggan sehingga dapat
direalisasikan sebagai omzet di tahun 2020;
d. Mengubah strategi pemasaran melalui riset pasar untuk meningkatkan
penjualan produk baru berupa alat pelindung diri (APD), seperti masker, baju
hazmat, jaket lipat, serta kain sehat; serta
e. Mengembangkan penjualan secara daring melalui instagram @bellini, website
Jackniklaus.co.id dan JOBB.co.id, maupun pemanfaatan market place. seperti
tokopedia, lazada, shopee dan lain lain.

22
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

2.9 Kebutuhan Produksi atau Operasi

Perseroan memiliki pabrik yang dilengkapi dengan 19 unit mesin texturizing, 181
unit mesin twisting, 208 unit mesin weaving, 8 unit mesin sizing, 54 unit mesin
dyeing, 16 unit mesin inspecting, 7 unit mesin packaging, 3 unit mesin dyeing
finishing, 32 unit mesin penunjang, 67 unit mesin utility area, 21 unit mesin
laboratorium, dan 14 unit mesin research & development.

Dalam penambahan kegiatan usaha, Perseroan tidak melakukan penambahan


investasi dan sumber daya, sehingga untuk produksi kain sebagai bahan baku
masker dan baju hazmat menggunakan utilisasi dan kapasitas yang ada.

Tabel 6 Utilisasi Mesin Produksi tahun 2019 dan 2020


Utilisasi
Proses
2019 2020
Texturizing 67% 37%
Twisting 73% 41%
Weaving 87% 58%
Sizing 82% 58%
Dyeing 68% 46%
Finishing 68% 46%

Dari data utilisasi di atas terlihat bahwa Perseroan mempunyai kapasitas untuk
menjalankan kegiatan usaha yang baru. Produksi kain untuk bahan baku produksi
masker dan baju hazmat, sesuai proyeksi penjualan menggunakan kapasitas rata-
rata 7%, dengan termanfaatkannya kapasitas akan memberikan efisiensi serta
meningkatkan produktivitas.

Pada tahun 2020, jumlah karyawan Perseroan dan entitas anak adalah sebanyak
987 orang. Untuk menjalankan kegiatan usaha barunya, Perseroan tidak
melakukan penambahan tenaga kerja namun mengoptimalkan produktivitas.
Adapun persentase tenaga kerja yang dipekerjakan untuk pengembangan usaha
baru dibandingkan dengan total pekerja yang dimiliki Perseroan adalah kurang
dari 1%.

Selanjutnya, proses produksi masker dan baju hazmat dilanjutkan dengan


makloon/subcont ke Perusahaan garment dan perusahaan laminasi (Hazmat T02)
yaitu:
1. PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing
2. PT Trimas Sarana Garment Industry
3. PT Indorama Synthetic

23
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Biaya bahan kain dan biaya makloon dalam produksi masker dan baju hazmat
adalah sebagai berikut:

Tabel 7 Biaya Bahan Kain dan Biaya Makloon


Keterangan Satuan Biaya
Biaya Kain Rp/ yard 21.940

Biaya Makloon
- Masker Rp/pcs 1.550
- Hazmat T01 Rp/pcs 90.000
- Hazmat T02 (laminate) Rp/pcs 62.500

Harga produk masker dan baju hazmat per item dipasarkan dengan harga sebagai
berikut:
 Masker : Box (Isi 50x@Rp3.500,-)
 Hazmat T01 : Rp250.000,-
 Hazmat T02 : Rp200.000,-

Mekanisme penjualan produk masker dan baju hazmat adalah direct selling
melalui market place serta kepada lembaga-lembaga baik pemerintahan maupun
swasta.

2.10 Kebutuhan Manajemen dan Sumber Daya Manusia

Dalam penambahan kegiatan usaha penunjang tidak ada Penambahan divisi serta
tidak terdapat penambahan tenaga kerja. Perseroan mengoptimalkan sumber daya
yang ada untuk menjalankan kegiatan usaha tersebut.

2.11 Hak Atas Kekayaan Intelektual

Perseroan telah mendaftarkan merek dagang atas seluruh produk kepada


Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Merek dan produk
usaha yang telah memiliki sertifikat Hak Atas Kekayaan Intelektual diuraikan
sebagai berikut:

Tabel 8 Hak Atas Kekayaan Intelektual


Jenis
No Merek No. Sertifikat Periode
Produk
1 Accura Kain IDM 18 September 1992 12 Desember 2027
000717742
2 New Kain IDM000278010 28 May 2009 28 May 2019
Accura Proses Perpanjangan (masa
publikasi kedua) di

24
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Jenis
No Merek No. Sertifikat Periode
Produk
Kemenkumham RI
3 Basilica Kain IDM000149599 10 October 1997 10 Oktober 2027
4 Basilica Pakaian Jadi IDM000149598 10 October 1997 10 Oktober 2027
5 Bellini Kain IDM000149601 29 December 1986 5 January 2028
6 Bellini Pakaian Jadi IDM000149602 29 December 1986 5 January 2028
7 Bellini Aksesoris IDM000149644 29 December 1986 10 October 2027
8 Clarina Kain IDM000284511 4 February 2000 9 October 2020
Proses Perpanjangan (masa
publikasi pertama) di
Kemenkumham RI
9 Tristex Kain IDM000323659 4 February 2000 17 May 2020
Modern Proses Perpanjangan (masa
publikasi pertama) di
Kemenkumham RI
10 Waltz Kain IDM000149600 7 December 1997 7 Desember 2027
11 Byblos Kain IDM000365984 17 April 2000 10 December 2020
Proses Perpanjangan (masa
publikasi pertama) di
Kemenkumham RI
12 Hak Cipta Logo 20888 23 June 1999 23 June 2049
Logo TTI
13 Just Jait Pakaian Jadi IDM000777685 24 May 2016 31 May 2026
14 Just Jait Kain IDM000777686 24 May 2016 31 May 2026
15 Bellini Kain IDM000112514 8 June 2015 8 June 2025
Kualitasnya
Bisa
Dipegang
16 Bellini Kain IDM000112515 8 June 2015 8 June 2025
Ketupat
17 Suzukura Pakaian Jadi IDM000301425 25 November 2009 23 November 2019
Proses Perpanjangan (masa
publikasi kedua) di
Kemenkumham RI
18 Tao Majalah IDM000299868 25 November 2009 25 November 2019
Proses Perpanjangan (masa
publikasi kedua) di
Kemenkumham RI
19 Legend Kain IDM000179046 13 May 2002 1 July 2025
20 Lexus Kain IDM000179048 13 May 2002 2 July 2025
21 Alexis Kain IDM000179047 13 May 2002 1 July 2025
22 Logo Logo 42109 3 August 2007 2 August 2057
Bellini
23 Centennial Kain IDM000375865 5 May 2011 4 May 2021
24 Metalizato Kain IDM000371887 20 April 2011 19 April 2021
25 Caterina Kain IDM000117971 13 December 2006 13 January 2027

25
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Jenis
No Merek No. Sertifikat Periode
Produk
26 Katun Kain IDM000384381 27 June 2011 26 June 2021
27 Trisulatex Kain IDM000149643 10 October 1997 9 October 2027
28 Penjahit Pendidikan IDM000191751 2 August 2007 2 August 2027
Jadi & Pelatihan
Ngetop
29 Just Jait Periklanan, IDM000191750 2 August 2007 31 August 2027
Manajemen, (Sertifikat belum terbit)
dan
Administrasi
30 Hak Cipta Logo 42108 23 June 1999 23 July 2057
Logo
Tekstil 1
31 Cygnus Kain IDM000448868 30 June 2000 30 June 2020
Proses Perpanjangan (masa
publikasi pertama) di
Kemenkumham RI

2.12 Peraturan Perundang-undangan yang Terkait

Beberapa peraturan perundangan-undangan yang terkait dengan penambahan


kegiatan usaha penunjang Perseroan, antara lain adalah:
1. POJK No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan
Kegiatan Usaha;
2. PP No. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik;
3. Permenkes No. 62 Tahun 2017 tentang Izin Edar Alat Kesehatan, Alat
Kesehatan Diagnostik In Vitro, dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.;
4. Permenkes No. 1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Penyaluran Alat;
5. Permenkes No. 1189/MENKES/PER/VIII/2010 tentang tentang Produksi Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga;
6. PP Pengganti UU No. 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/ atau Stabilitas Sistem Keuangan.

2.13 Aspek Lingkungan

Perseroan menerapkan kebijakan untuk melakukan kegiatan operasional dengan


memperhatikan tanggung jawab terhadap lingkungan. Upaya dalam pelestarian
lingkungan hidup yang telah dilakukan diuraikan sebagai berikut:
1. Penggunaan Material dan Energi yang Ramah Lingkungan dan Dapat di Daur
Ulang

26
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

 Material obat pembantu dan zat warna yang digunakan saat proses
pencelupan sudah memenuhi standar ramah lingkungan yang tersertifikasi
Oeko-Tex;
 Benang sebagai bahan baku produk utama mengutamakan menggunakan
bahan baku yang bebas dari zat berbahaya dan ramah lingkungan yang
tersertifikasi Oeko-Tex; dan
 Mengoptimalkan pemanfaatan air melalui proses recycle yang dapat
digunakan kembali untuk beberapa proses produksi. Saat ini, proses recycle
mencapai 30% dari total penggunaan air.

2. Penghijauan dan Sumur Resapan


Perseroan menyediakan lahan terbuka hijau sekitar 40% dari luas wilayah yang
dimiliki. Ruang terbuka hijau diperuntukkan untuk penghijauan dan
perlindungan habitat keanekaragaman hayati. Pada area ruang terbuka hijau
telah dibuat 5 sumur imbuhan/resapan, 8 sumur produksi, 1 sumur pantau, 23
titik biopori, dan kolam penampung air hujan. Fasilitas tersebut sebagai upaya
konservasi sumber daya.

3. Lingkungan Perusahaan yang Bersih, Asri dan Hijau


 Mengelola sisa material, zat warna, dan zat pembantu;
 Mengelola sampah non organik melalui kemitraan dengan Bank Sampah
Kota Cimahi;
 Melakukan aktivitas composting;
 Membudayakan perilaku 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di
seluruh lingkungan Perseroan;
 Mengatur lokasi-lokasi yang diperbolehkan menjadi tempat merokok bagi
pengunjung maupun karyawan;
 Menyediakan tempat sampah sesuai kebutuhan; serta
 Menata taman-taman dan pepohonan.

4. Sistem Pengolahan Limbah


Pengelolaan limbah padat dari sisa pembakaran batu bara, yaitu abu bawah
(bottom ash) dan abu terbang (fly ash) dengan cara diangkut dan dimanfaatkan
oleh pihak ketiga yang memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Adapun limbah padat dari sisa ipal berupa lumpur (sludge) akan
dibakar di mesin boiler berdasarkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan. Khusus untuk limbah udara atau gas, Perseroan melakukan
pengujian uji emisi dan udara ambient dari laboratorium terakreditasi KAN
secara berkala.

5. Sertifikasi di Bidang Lingkungan Hidup


 Oeko-Tex No. BDO 15131134;
 Sertifikat Operator IPAL;

27
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

 Sertifikat Ahli K3 Umum;


 Sertifikat Manager Energi;
 Proper Peringkat Biru dari Pemerintah Daerah Kota Cimahi dan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
 Sertifikat Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air; dan
 Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan SNI ISO 14001-2015.

2.14 Faktor Risiko Utama

Risiko utama yang dihadapi oleh Perseroan adalah banyaknya pesaing yang
memproduksi masker dan baju hazmat. Selain itu risiko penurunan permintaan
karena kelebihan pasokan juga salah satu faktor risiko utama yang harus dihadapi
oleh Perseroan. Dalam hal ini upaya mitigasi risiko yang dilakukan Perseroan di
dalam risiko persaingan usaha adalah dengan berusaha untuk bekerja di bawah
pengawasan yang ketat dan terarah, sehingga tercapai tingkat efisiensi yang
maksimal. Keunggulan Perseroan dibandingkan dengan perusahaan lain adalah
Perseroan mempunyai pengalaman dalam industri tekstil dan perdagangan tekstil,
serta mempunyai brand yang sudah dikenal masyarakat luas sehingga akan
memudahkan dalam pemasaran produk.

Keunggulan produk masker dan baju hazmat yang dipasarkan oleh Perseroan
adalah kain yang digunakan sebagai bahan baku telah dilengkapi dengan fitur
anti bakteri dan water repellent. Disamping itu, Perseroan juga telah memperoleh
izin edar dari Kementerian Kesehatan untuk produk baju hazmat.

2.15 Persyaratan Modal dan Strategi Finansial

Tidak ada penambahan investasi terkait penambahan kegiatan usaha penunjang


memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD berupa masker dan baju
hazmat.

28
BAB 3
KELAYAKAN PASAR
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

3 KELAYAKAN PASAR

3.1 Kondisi Pasar

3.1.1 Kondisi Perekonomian Dunia

Perekonomian global mulai menunjukkan perbaikan pada triwulan IV 2020 dan


berlanjut pada Januari 2021. Pada triwulan IV 2020, perbaikan ekonomi dunia
didorong terutama oleh perbaikan ekonomi AS dan Tiongkok. Ekonomi AS yang
membaik, tercermin pada kontraksi yang berkurang menjadi 2,5% (yoy), didukung
oleh konsumsi, kegiatan produksi, dan kegiatan ekspor yang meningkat. Ekonomi
Tiongkok juga tumbuh semakin tinggi di kisaran 6,5% (yoy) sejalan dengan
permintaan domestik yang makin kuat sebagai dampak dari berlanjutnya stimulus
dan peningkatan mobilitas. Kinerja positif sejumlah indikator pada Januari 2021
mengonfirmasi berlanjutnya pemulihan ekonomi global. Purchasing Manager’s
Index (PMI) manufaktur dan jasa di AS, Tiongkok dan India melanjutkan fase
ekspansi. Selain itu, penjualan ritel di Tiongkok dan keyakinan konsumen di India
juga terus meningkat.

Gambar 1 Grafik Perkembangan PMI Gambar 2 Grafik Perkembangan


AS Penjualan Ritel Tiongkok

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Dari sisi pandemi, tambahan kasus harian Covid-19 global mulai berkurang yang
dibarengi dengan perbaikan tingkat fatalitas. Perkembangan tersebut sejalan
dengan penanganan pandemi yang makin membaik di berbagai kawasan.
Sejumlah negara juga kembali melakukan restriksi yang ketat untuk mengatasi
peningkatan kembali kasus Covid-19. Sementara itu, pengujian kandidat vaksin
Covid-19 telah menunjukkan perkembangan yang positif dan mulai
diimplementasikan di beberapa negara sejak akhir 2020. Perkembangan terkini
menunjukkan tambahan jumlah kasus Covid-19 yang terus berkurang sebagai
dampak penanganan kasus gelombang kedua dan ketiga yang membaik di
beberapa negara. Hingga 14 Februari 2021, jumlah kasus Covid-19 global tercatat
mencapai lebih dari 109 juta jiwa dan tingkat kematian mencapai lebih dari 2,4

29
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

juta jiwa. Sementara itu, Tingkat fatalitas juga mulai melandai di berbagai
kawasan.

Tabel 9 Confirmed Cases Covid-19 Gambar 3 Grafik Tingkat Fatalitas Covid-


19 Global

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Pemulihan perekonomian global diprakirakan berlanjut pada 2021. Prakiraan itu


didukung oleh implementasi vaksinasi Covid-19 di banyak negara untuk
membangun herd immunity dan mendorong mobilitas, serta berlanjutnya stimulus
kebijakan fiskal dan moneter. Akselerasi implementasi vaksin akan mendukung
tercapainya herd immunity sehingga mendorong aktivitas konsumsi, produksi,
dan perdagangan global. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi
global pada 2021 akan mencapai 5,1%, lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya
sebesar 5,0%. Perbaikan prakiraan ini sejalan dengan proyeksi berbagai lembaga
internasional, seperti IMF, World Bank, dan Consensus Forecast yang juga merevisi
ke atas pertumbuhan ekonomi global pada 2021.

Tabel 10 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Sumber: Bank Indonesia

30
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

3.1.2 Kondisi Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2020 menunjukkan proses perbaikan yang


berlanjut. Ekonomi pada triwulan IV 2020 tercatat kontraksi sebesar -2,19% (yoy),
membaik dari kontraksi triwulan III 2020 sebesar -3,49% (yoy). Konsumsi
Pemerintah tumbuh positif di 2020 sebesar 1,94% dipengaruhi oleh realisasi
stimulus Pemerintah, terutama berupa bantuan sosial, belanja barang dan jasa
lainnya, serta TKDD. Kontraksi konsumsi rumah tangga juga membaik menjadi -
3,61% (yoy) dari -4,05% (yoy) pada triwulan sebelumnya atau -2.63% (yoy) untuk
tahun 2020, seiring dengan perbaikan mobilitas masyarakat. Pertumbuhan
investasi juga membaik menjadi -6,15% (yoy) atau -4,95% (yoy) untuk 2020.
Sementara itu, net ekspor tercatat positif, ditopang perbaikan kinerja ekspor
sejalan dengan perbaikan kinerja perekonomian di beberapa negara tujuan
ekspor. Dengan perkembangan tersebut, secara keseluruhan tahun 2020,
pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi 2,07%.

Tabel 11 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran (yoy)

Sumber: Bank Indonesia

Tren perbaikan ekonomi juga terjadi di hampir seluruh lapangan usaha. Sebagian
besar lapangan usaha (LU) membaik pada triwulan IV 2020. LU yang terkait
dengan kesehatan dan aktivitas work from home dan school from home tercatat
tetap tumbuh positif dan melanjutkan perbaikan, seperti LU Informasi dan
Komunikasi dan LU Jasa Kesehatan. LU Pertanian dan LU Pendidikan juga
mencatatkan pertumbuhan positif. Sementara itu, LU Industri Pengolahan yang
berkontribusi cukup besar pada perekonomian terus melanjutkan perbaikan
sejalan dengan optimisme atas prospek perbaikan ekspor. LU Perdagangan, LU
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta LU Transportasi dan Pergudangan
juga mencatat perbaikan pertumbuhan.

31
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Gambar 4 Grafik Lapangan Usaha yang Gambar 5 Grafik Lapangan Usaha yang
Tetap Tumbuh Tinggi Tumbuh Membaik

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Secara spasial, perbaikan kinerja perekonomian terjadi di hampir seluruh wilayah.


Sebagian besar wilayah, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi mencatat
pertumbuhan yang lebih baik pada triwulan IV 2020 dibandingkan pertumbuhan
pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan positif telah tercatat di tiga provinsi di
wilayah Sulampua, yakni Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua. Sementara
itu, wilayah Bali-Nusa Tenggara (Balinusra) masih terkontraksi akibat kinerja
sektor pariwisata yang masih tertekan. Dari sisi permintaan, perbaikan kinerja
perekonomian wilayah didukung kinerja ekspor yang tetap kuat. Ekspor Sumatera
meningkat, terutama didorong komoditas Crude Palm Oil (CPO) dan karet. Ekspor
produk manufaktur di Jawa juga tumbuh positif, didukung ekspor komoditas
motor, alas kaki, dan berbagai produk elektronik. Kinerja ekspor Sulawesi-
Maluku-Papua (Sulampua) juga membaik, ditopang oleh komoditas besi baja dan
konsentrat tembaga. Selain dorongan ekspor, realisasi stimulus fiskal daerah yang
meningkat turut menopang perekonomian, terutama di wilayah Jawa.

Gambar 6 Pertumbuhan Ekonomi Regional Triwulan IV 2020

Sumber: Bank Indonesia

32
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Perbaikan Ekonomi

Implementasi vaksinasi dan sinergi kebijakan nasional diprakirakan akan


mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional ke depan. Perbaikan
ekonomi domestik diprakirakan akan berlanjut sejalan dengan pemulihan ekonomi
global dan akselerasi program vaksin nasional oleh Pemerintah. Perbaikan kinerja
ekspor terus berlanjut pada beberapa komoditas, seperti CPO, batu bara dan besi
baja, serta sejumlah produk manufaktur seperti kimia organik, kendaraan
bermotor, dan alas kaki, yang kemudian akan mendorong kinerja sektoral.

Gambar 7 Grafik Ekspor Nonmigas Gambar 8 Grafik Komoditas Ekspor

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Perbaikan kinerja ekspor tercatat di sejumlah wilayah, khususnya Sulampua, Jawa,


dan Sumatera. Sementara itu, untuk mendorong masih lemahnya permintaan
domestik, sinergi kebijakan ekonomi nasional terus diperkuat. Untuk keseluruhan
tahun 2021, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada kisaran 4,3%-5,3%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya pada kisaran
4,8%-5,8% sejalan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2020.

Neraca Pembayaran Indonesia

NPI secara keseluruhan tahun 2020 tercatat surplus, sehingga ketahanan sektor
eksternal tetap terjaga di tengah tekanan pandemi Covid-19. Surplus NPI tahun
2020 mencapai 2,6 miliar dolar AS, melanjutkan capaian surplus pada tahun
sebelumnya sebesar 4,7 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut didorong oleh
penurunan defisit transaksi berjalan serta surplus transaksi modal dan finansial.
Defisit transaksi berjalan pada 2020 sebesar 4,7 miliar dolar AS (0,4% dari PDB),
jauh menurun dari defisit pada 2019 sebesar 30,3 miliar dolar AS (2,7% dari PDB).
Penurunan defisit tersebut sejalan dengan kinerja ekspor yang terbatas akibat
melemahnya permintaan dari negara mitra dagang yang terdampak Covid-19.
Sementara itu, impor tertahan akibat permintaan domestik yang belum kuat.
Transaksi modal dan finansial pada 2020 tetap surplus sejalan dengan optimisme
investor terhadap pemulihan ekonomi domestik yang terjaga dan ketidakpastian
di pasar keuangan global yang mereda, terutama pada semester II.

33
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Tabel 12 Neraca Pembayaran Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Perkembangan positif NPI berlanjut pada awal 2021 didukung oleh surplus neraca
perdagangan. Pada Januari 2021, neraca perdagangan kembali mencatat surplus
sebesar 1,96 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, neraca
perdagangan Indonesia telah berturut-turut mengalami surplus sejak Mei 2020.
Ketahanan sektor eksternal juga didukung oleh posisi cadangan devisa yang tetap
tinggi. Cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2021 mencapai 138,0 miliar
dolar AS, meningkat dari posisi pada akhir Desember 2020 sebesar 135,9 miliar
dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 10,5 bulan
impor atau 10,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta
berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Gambar 9 Grafik Neraca Perdagangan Gambar 10 Grafik Cadangan Devisa

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

34
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar Rupiah terjaga didukung langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia


dan berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik. Nilai
tukar Rupiah pada 17 Februari 2021 menguat 0,22% secara rerata dan 0,07%
secara point to point dibandingkan dengan level Januari 2021. Penguatan nilai
tukar Rupiah tersebut didorong oleh peningkatan aliran masuk modal asing ke
pasar keuangan domestik.

Nilai Tukar Rupiah yang menguat juga disertai dengan penurunan volatilitas.
Hingga 17 Februari 2021, volatilitas nilai tukar Rupiah tercatat sebesar 6,1%, lebih
rendah dibandingkan dengan volatilitas nilai tukar Rupiah pada tahun 2020
sebesar 15,9%. Level volatilitas Rupiah juga lebih rendah dibandingkan dengan
level volatilitas mata uang negara peers, seperti Rand Afrika Selatan (ZAR), Lira
Turki (TRY), dan Real Brazil (BRL) yang pada periode yang sama masing-masing
tercatat sebesar 19,8%, 18,3%, dan 16,7%.

Gambar 11 Grafik Apresiasi/Depresiasi Gambar 12 Grafik Volatilitas Nilai


Nilai Tukar Peers Tukar Rupiah

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Inflasi

Inflasi pada triwulan IV 2020 dan Januari 2021 tetap rendah sejalan permintaan
yang belum kuat dan pasokan yang memadai. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK)
pada triwulan IV 2020 tercatat rendah, sebesar 0,79 (qtq), setelah mengalami
deflasi pada triwulan sebelumnya 0,20% (qtq). Perkembangan itu, terutama
didorong oleh permintaan yang masih lemah, meskipun terdapat tekanan
musiman akhir tahun pada kelompok volatile food dan administered prices.

Inflasi inti pada triwulan IV 2020 tetap terkendali pada level 0,14 (qtq) atau 1,60
(yoy). Sementara itu, inflasi kelompok volatile food meningkat dipengaruhi oleh
pola musiman akhir tahun, meskipun tekanannya tidak sebesar pada periode
sebelum pandemi. Inflasi administered prices juga rendah seiring dengan
permintaan yang belum kuat. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK pada

35
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

2020 tercatat rendah sebesar 1,68% (yoy) dan berada di bawah kisaran sasarannya
sebesar 3,0±1%. Inflasi tersebut melambat dibandingkan dengan inflasi 2019
sebesar 2,72% dan melanjutkan tren penurunan sejak 2017.

Gambar 13 Grafik Inflasi

Sumber: Bank Indonesia

Inflasi IHK yang rendah juga terlihat merata di berbagai daerah pada triwulan IV
dan berlanjut pada Januari 2021. Inflasi di hampir seluruh wilayah pada Januari
2021 tercatat rendah, kurang dari 2% (yoy) dan berada di bawah rentang sasaran
inflasi nasional. Sementara itu, di beberapa wilayah, seperti Aceh, Riau, Jambi,
serta Sulawesi Barat dan Tengah mencatat inflasi yang lebih tinggi di kisaran 2% –
3% (yoy). Perkembangan inflasi di Sumatera, terutama didorong oleh kenaikan
harga aneka cabai. Adapun inflasi di Sulawesi Barat dan Tengah dipengaruhi oleh
kenaikan harga komoditas aneka ikan.

Gambar 14 Peta Inflasi Daerah Januari 2021 (%, yoy)

Sumber: Bank Indonesia

36
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

3.2 Perkembangan Ekonomi Jawa Barat

Perekonomian Jawa Barat triwulan IV 2020 melanjutkan tren perbaikan dengan


mencatatkan angka kontraksi yang semakin mengecil dari -4,01% (yoy) menjadi -
2,39% (yoy). Perbaikan tersebut bersumber dari konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah, dan ekspor. Momen HBKN Natal dan Tahun Baru
meningkatkan permintaan global dan domestik sehingga berdampak positif pada
kinerja sektor lapangan usaha di Jawa Barat terutama industri pengolahan,
penyediaan akomodasi dan mamin. Namun demikian, pengurangan cuti bersama
dan penerapan PSBB proporsional menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi
terbatas. Secara keseluruhan tahun 2020, perekonomian Jawa Barat terkontraksi
sebesar -2,44% (yoy). Penurunan terjadi pada hampir seluruh komponen sisi
permintaan dan sisi lapangan usaha, kecuali sektor informasi dan komunikasi
yang tumbuh tinggi seiring meningkatnya kebutuhan internet untuk
mengakomodasi aktivitas work from home dan learn from home. Pada triwulan I
2021, perekonomian Jawa Barat diproyeksikan masih akan melanjutkan tren
perbaikan, namun adanya PPKM Jawa-Bali berpotensi menahan akselerasi
pemulihan ekonomi.

Gambar 15 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Jabar & Nasional

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat

Inflasi Jawa Barat tahun 2020 tetap terkendali dengan pencapaian sebesar 2,18%
(yoy) atau berada dalam rentang target 3%±1%, searah dengan masih terbatasnya
perbaikan ekonomi. Berdasarkan kota pembentuk IHK di Jawa Barat, laju inflasi
Kota Bekasi menjadi yang tertinggi sebesar 2,81% (yoy), sementara Kota Cirebon
menjadi kota dengan laju inflasi terendah yakni sebesar 1,17% (yoy). Inflasi IHK
tahunan Jawa Barat pada TW I 2021 diperkirakan masih tetap terkendali dan
berada pada batas bawah target sasaran inflasi 2021 sebesar 3±1% (yoy). Hal ini
disebabkan oleh terbatasnya daya beli masyarakat yang mengakibatkan

37
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

permintaan menurun dan pembatasan aktivitas usaha sejalan dengan kebijakan


pemerintah untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19.

3.3 Profil Kota Cimahi

3.3.1 Kondisi Geografi

Wilayah Kota Cimahi merupakan salah satu daerah yang termasuk ke dalam
wilayah Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan UU No. 9 Tahun 2001 memiliki luas
sebesar 40.2 Km². Kota Cimahi secara geografis terletak di antara 6º50'00’' -
6º56'00”' Lintang Selatan dan 107º30'30'’ - 107º34'30’’ Bujur Timur. Kota Cimahi
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua, dan Kecamatan


Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.
- Sebelah Timur : Kecamatan Sukasari, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan
Cicendo dan Kecamatan Andir Kota Bandung.
- Sebelah Selatan : Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung, Kecamatan
Batujajar Kabupaten Bandung Barat, dan Kecamatan
Bandung Kulon Kota Bandung.
- Sebelah Barat : Kecamatan Padalarang, Kecamatan Batujajar dan Kecamatan
Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.

Kota Cimahi meliputi 3 kecamatan yang terdiri dari 15 kelurahan. Kecamatan


Cimahi Selatan memiliki lahan yang paling luas jika dibandingkan dengan dua
kecamatan lainnya. Luas Kecamatan Cimahi Selatan sebesar 16,94 km² atau setara
dengan 41,96% dari luas Kota Cimahi. Diikuti Kecamatan Cimahi Utara dengan
luas sebesar 13,32 km² atau setara dengan 32,99% dari luas Kota Cimahi. Serta
yang terakhir adalah Kecamatan Cimahi Tengah dengan luas sebesar 10,11 km²
atau sama dengan 25,05%.

3.3.2 Kondisi Demografi

Pada tahun 2020 jumlah penduduk Kota Cimahi tercatat sebanyak 568.400 jiwa
dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,81%. penduduk Kota Cimahi terdiri
dari 286.825 penduduk laki-laki dan 281.575 penduduk perempuan. Dengan
jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
perempuan, sex ratio penduduk Kota Cimahi tahun 2020 tercatat sebesar 101,9
yang artinya untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101-102 penduduk
laki-laki. Dengan luas wilayah sekitar 40,2 km2. Maka kepadatan penduduk tahun
2020 mencapai 14.080 jiwa/ km².

Pada tahun 2020 jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas), mencapai
468.747 jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK 2020) adalah sebesar

38
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

293.754 jiwa, yang terdiri dari TPAK laki-laki sebanyak 185.893 jiwa dan
perempuan sebanyak 107.861 jiwa.

3.4 Perkembangan Industri Tekstil

Industri tekstil merupakan salah satu industri yang berperan penting bagi
perekonomian nasional. Kementerian Perindustrian mencatat pertumbuhan
industri tekstil dan pakaian jadi minus 8,8% secara tahunan (YoY) pada 2020.
Padahal, sektor ini terus tumbuh positif dalam rentang 2017-2019. Pada 2017,
pertumbuhannya tercatat sebesar 3,83%. Lalu, naik menjadi 8,73% pada 2018 dan
menjadi 15,35% pada 2019. Ekspor alat kesehatan berpotensi besar membantu
pemulihan industri tekstil dan pakaian jadi yang terpuruk selama pandemi Covid-
19.

Gambar 16 Grafik Laju Industri Tekstil dan Pakaian Jadi (2017-2020)

Sumber: Kementerian Perindustrian

Penyebab kontraksi pada tahun 2020, salah satunya adalah permintaan yang
menurun akibat perubahan pola konsumsi masyarakat. Dalam catatan Badan Pusat
Statistik (BPS) pada Juni 2020 lalu, konsumsi masyarakat untuk kesehatan
meningkat 73,3% dan bahan makanan 65,8% dibandingkan sebelum pandemi.
Sebaliknya, untuk kebutuhan lain cenderung menurun.

Di sisi lain, ekspor industri tekstil dan pakaian jadi tercatat minus 17% (YoY) pada
2020. Dampak dari penurunan kinerja sektor ini, adalah berkurangnya jumlah
tenaga kerja hingga 13% (YoY) pada tahun lalu.

Meski demikian, industri tekstil dan pakaian jadi masih berpeluang bangkit. Salah
satunya dengan memanfaatkan ekspor alat kesehatan seperti alat pelindung diri
(APD) dan masker yang menjadi bagian dari produk industri ini. Potensi dari

39
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

ekspor lantaran kapasitas produksi nasional lebih besar dari kebutuhan dalam
negeri. Berdasarkan data Dashboard Monitoring Alat Kesehatan (DMA)
Kementerian Perindustrian, kapasitas produksi APD (coverall-medical) tercatat
sebanyak 39,6 juta potong per bulan atau 356,4 juta per tahun. Untuk kapasitas
produksi pakaian bedah atau surgical gown sebanyak 24,9 juta potong per bulan
atau 224,4 juta potong per tahun. Lalu, masker medis mencapai 405,9 juta potong
per bulan atau 3,7 miliar per tahun. Sementara, masker N95 sebanyak 360 ribu
potong per bulan atau 3,2 juta potong per tahun.

Proyeksi kebutuhan nasional untuk penanganan pandemi Covid-19 hingga akhir


2021, berdasarkan data DMA, tercatat lebih kecil. Untuk APD sebesar 14,9 juta
potong, pakaian bedah 7,5 juta potong, dan masker bedah 176,6 juta potong.
Hanya masker N95 yang kebutuhannya melebihi kapasitas produksi, yakni 11,5
juta potong. Sehingga, Indonesia diperkirakan surplus APD 341,5 juta potong,
pakaian bedah 216,8 juta potong, dan masker bedah 3,4 miliar potong hingga
akhir 2021. Namun, untuk masker N95 akan deficit 8,3 juta potong.

Gambar 17 Grafik Nilai Ekspor Alat Kesehatan Indonesia (2019-2020)

Sumber: Kementerian Perindustrian

Dari surplus tersebut, potensi nilai ekspor alat kesehatan Indonesia mencapai
US$4,54 miliar. Rinciannya, APD sebesar US$3,16 miliar, pakaian bedah
US$618,03 juta, dan masker bedah US$764,69 juta. Perhitungan tersebut diambil
dengan asumsi harga APD senilai US$9,25 per potong, pakaian bedah US$2,85 per
potong, dan masker bedah US$0,22 per potong. Masalahnya, Indonesia masih

40
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

belum mampu mengoptimalkan potensi tersebut. Sepanjang 2020, nilai ekspor


alat kesehatan baru sebesar US$197,6 juta. Rinciannya, APD US$2,47 juta, pakaian
bedah US$20,29 juta, masker beda US$75,19 juta, dan masker respirator N95
US$74,09 juta. Kemudian, ekspor meltblown nonwoven yang terbuat dari filament
buatan sebagai bahan baku masker mencapai US$16,97 juta. Sementara, ekspor
meltblown selain filament buatan mencapai US$8,6 juta. Nilai ekspor tersebut
memang meningkat signifikan dibandingkan pada 2019 yang sebesar US$49,6
juta. Namun, nilai tersebut masih lebih kecil dari perkiraan potensi ekspor.

3.5 Pasar yang Dituju

Produk APD berupa masker dan baju hazmat, saat ini hanya dipasarkan untuk
pasar lokal. Dimana masker dan baju hazmat dipasarkan melalui market place,
media sosial Perseroan, serta direct selling ke instansi pemerintahan dan swasta.
Selain itu, baju hazmat juga dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan dan membidik pasar pada Puskesmas dan Rumah Sakit.

3.6 Kesinambungan dan Potensi Nilai Pasar Produk

Penambahan kegiatan usaha penunjang untuk mendukung pemerintah dalam


penanggulangan pandemi COVID-19 serta mengoptimalkan kapasitas produksi
berkaitan dengan penurunan order regular saat pandemi. Kontribusi laba dari
kegiatan usaha ini tidak akan sebesar dari penjualan produk utama yang telah
memiliki jaringan distribusi yang luas di pasar domestik maupun internasional.
Akan tetapi, dengan perubahan gaya hidup masyarakat saat ini, dimana masyarakat
pada umumnya akan lebih peduli terhadap kesehatan serta tenaga medis akan
lebih peduli terhadap kelengkapan APD, akan membuat permintaan produk masker
dan baju hazmat selalu ada.

3.7 Pesaing Usaha

Dalam melakukan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perdagangan Besar Alat


Laboratorium, Farmasi, dan Kedokteran (KBLI: 46693). Penambahan kegiatan usaha
ini, dlakukan oleh Perseroan guna mengoptimalkan kapasitas produksi berkaitan
dengan penurunan order regular saat pandemi. Dengan dilakukannya penambahan
kegiatan usaha tersebut akan menjadi nilai tambah bagi Perseroan.

Dalam dunia usaha, salah satu tantangan terberat yang harus dihadapi adalah
persaingan dalam produk sejenis. Semakin dibutuhkan sebuah produk, maka
semakin besar persaingan bisnis yang harus dihadapi. pada masa pandemi saat ini,
banyak pelaku usaha industri teksil dan produk tekstik yang memanfaatkan potensi
untuk produksi dan menjual APD seperti masker dan baju hazmat yang menjadi
bagian dari produk industri ini. Berikut merupakan beberapa pesaing Perseroan
yang memproduksi dan menjual APD seperti masker dan baju hazmat:

41
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

1. PT Sri Rejeki Isman Tbk


2. PT Asia Pacific Fibers Tbk
3. PT Pan Brothers Tbk
4. PT Eigerindo Multi Produk Industri
5. PT Surya Usaha Mandiri

Strategi pemasaran yang dapat dilakukan dalam menghadapi persaingan dari


perusahaan yang memproduksi juga produk sejenis adalah dengan menawarkan
harga yang kompetitif, memperluas pasar produk dan melakukan promosi produk.
Sehingga akan menghasilkan nilai tambah dengan adanya penjualan produk baru
yang kompetitif.

3.8 Strategi Pemasaran

Perseroan merupakan perusahaan yang telah memiliki pengalaman lebih dari 50


tahun di industri tekstil. Dalam melakukan pemasaran produknya, Perseroan
melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan sebagai distributor resmi
Bellini dan Caterina.

Serangkaian strategi pemasaran telah dijalankan Perseroan untuk memperkuat


corporate image dan brand image di mata konsumen. Agar memberikan manfaat
yang efektif, strategi pemasaran dibuat spesifik, terukur, dan realistis, yang
meliputi:

a. Meningkatkan brand awareness melalui kerjasama dengan agen;


b. Meningkatkan penjualan seragam melalui sinergi dan kolaborasi dengan entitas
anak;
c. Melakukan follow up terhadap prospek order yang telah diproses akhir tahun
2019 melalui komunikasi intensif dengan pelanggan sehingga dapat
direalisasikan sebagai omzet di tahun 2020;
d. Mengubah strategi pemasaran melalui riset pasar untuk meningkatkan
penjualan produk baru berupa alat pelindung diri (APD), seperti masker, baju
hazmat, jaket lipat, serta kain sehat; serta
e. Mengembangkan penjualan secara daring melalui instagram @bellini, website
Jackniklaus.co.id dan JOBB.co.id, maupun pemanfaatan market place. seperti
tokopedia, lazada, shopee dan lain lain.

Untuk harga produk masker dan baju hazmat per item yang dipasarkan adalah
sebagai berikut:
 Masker : Box (Isi 50x@Rp3.500,-)
 Hazmat T01 : Rp250.000,-
 Hazmat T02 : Rp200.000,-

42
BAB 4
KELAYAKAN TEKNIS
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

4 KELAYAKAN TEKNIS

4.1 Kapasitas Mesin

Perseroan memiliki pabrik yang dilengkapi dengan 19 unit mesin texturizing, 181
unit mesin twisting, 208 unit mesin weaving, 8 unit mesin sizing, 54 unit mesin
dyeing, 16 unit mesin inspecting, 7 unit mesin packaging, 3 unit mesin dyeing
finishing, 32 unit mesin penunjang, 67 unit mesin utility area, 21 unit mesin
laboratorium, dan 14 unit mesin research & development.

Tabel 13 Data Utilisasi Produksi berdasarkan Departemen tahun 2019 dan 2020
Utilisasi
Proses
2019 2020
Texturizing 67% 37%
Twisting 73% 41%
Weaving 87% 58%
Sizing 82% 58%
Dyeing 68% 46%
Finishing 68% 46%

Dalam penambahan kegiatan usaha, Perseroan tidak melakukan penambahan


mesin, sehingga untuk produksi kain dalam penambahan kegiatan usaha baru
menggunakan utilisasi dan kapasitas yang ada.

4.2 Ketersediaan dan Kualitas Sumber Daya

Bahan baku utama yang digunakan untuk produksi Alat Pelindung Diri (APD) yang
berupa masker dan baju hazmat antara lain:

Tabel 14 Bahan Baku


Hazmat
Keterangan Masker
T01 T02*
Bahan Baku Kain Greige Kain Greige Kain Greige
Benang Lusi Poliester 180D Poliester 150D Poliester 75D
Benang Pakan Poliester 180D Poliester 150D Poliester 75D
Dyes Non Dyes Disperse White Non Dyes
Finish Chemical Water Repellent & Water Repellent & Laminating
Anti Bakteri Anti Bakteri (Outsource)
*) Benang lebih kecil supaya ringan
Sumber: Manajemen Perseroan

Perseroan memiliki tenaga kerja yang telah berpengalaman dalam memproduksi


kain dan terkait penambahan kegiatan usaha, tidak terdapat penambahan tenaga
kerja. Selain itu, penambahan kegiatan usaha juga memanfaatkan inventory kain
yang ada. Bahan Baku produksi masker dan baju hazmat menggunakan Kain

43
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Greige hasil proses weaving (pertenunan) dan tidak melalui proses


dyeing/pencelupan, hanya melalui proses finishing untuk menambahkan fitur anti
bakteri dan water repellent.

4.3 Proses Produksi

Bahan Baku produk masker dan baju hazmat adalah Kain Greige hasil proses
weaving (pertenunan) dan tidak melalui proses dyeing/pencelupan, hanya melalui
proses finishing untuk menambahkan fitur anti bakteri dan water repellent.

Proses Produksi kain secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 18 Alur Proses Produksi Kain

Alur proses produksi tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Gudang Bahan Baku


Tahap menyimpan dan menampung bahan baku yang diperoleh dari beberapa
supplier, salah satunya adalah benang. Di dalam gudang, benang ditata rapi
sesuai jenis dan peruntukannya.

2. Texturizing
Tahap memproses benang-benang filament di dalam mesin dengan
temperatur dan tekanan tertentu, serta puntiran tertentu sehingga
menghasilkan efek keriting, ketebalan yang elastis, dan mempunyai crimp
yang tinggi.

3. Twisting
Tahap mengolah benang untuk diberi puntiran dengan nilai tertentu (twist per
meter/tpm) agar menjadikan benang semakin kompak dan kuat, serta
memiliki sifat lain sesuai dengan peruntukan desain. Dalam proses ini, dikenal
2 macam puntiran, yaitu low twist (<450 tpm) dan high twist (>450 tpm).

44
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

4. Warping
Tahap memindahkan benang dari gulungan bobbin atau chese atau cones ke
dalam gulungan besar (beam) untuk dijadikan benang lusi (warp), yakni
benang dengan arah sejajar, serta dalam jumlah dan panjang benang yang
sudah ditentukan benang yang sudah ditentukan.

5. Sizing
Tahap memberi lapisan kanji atau film kepada benang agar lebih kuat
sehingga tidak mudah putus saat dilakukan proses berikutnya. Proses ini
khususnya dilakukan pada benang non twist atau low twist.

6. Beaming
Tahap mengolah benang dari proses warping atau sizing, yang selanjutnya
digabung dari beberapa beam untuk beam lusi. Gabungan ini dapat dari jenis
benang yang sama atau jenis benang yang berbeda, sesuai dengan
peruntukannya.

7. Cucukan
Tahap mencucukan benang-benang ke dalam dropper, gun dan sisir, sesuai
dengan jenis anyaman kain yang diinginkan. Proses ini memerlukan kehati-
hatian karena dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang cukup
lama, terutama untuk anyaman hias.

8. Weaving
Tahap untuk menenun benang pakan disilangkan dengan benang lusi
sehingga teranyam dengan baik. Proses ini terdiri dari 5 tahapan, yaitu
penguluran lusi (let off motion), pembukaan mulut lusi (shedding motion),
peluncuran benang pakan (weft insertion), serta pengetekan (beating motion
dan take up motion).

9. Greige Inspecting
Tahap untuk memeriksa atau memberikan peringkat kualitas kain hasil tenun.
Bagian yang diperiksa meliputi kualitas fisik (seperti salah anyaman, pakan
pecah, pakan putus, lusi putus, neps, dan lainnya) serta kualitas daya serap
warna/dyeability (seperti lusi campur, kerataan warna barre, dan lainnya).

10. Dyeing Finishing


Tahap pencelupan atau pemberian warna, serta penyempurnaan ( treatment)
kain dalam proses finishing untuk mendapatkan warna dan handfeel sesuai
desain yang diinginkan konsumen.

11. Final Inspecting


Tahap untuk memeriksa kualitas akhir produk yang meliputi quality control
laboratorium untuk beberapa parameter, antara lain fastness, resistance,

45
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

slippage, density, shrinkage, kualitas fisik (seperti neps, crease mark, creasing,
spots, bowing, skewing), serta kualitas warna dan handfeel.

12. Packing
Tahap membubuhi cap pinggir, rolling atau double folding yang sesuai dengan
spesifikasi pesanan konsumen, pemberian barcode, label, dan yang kemudian
dibungkus rapi dengan plastik. Produk yang telah dibungkus ini akan disimpan
ke rak-rak yang telah ditentukan.

13. Delivery
Tahap pengiriman kain, mulai dari pengambilan dan pendataan kain dari rak,
pembuatan surat jalan, pembuatan faktur, sampai dengan pengiriman kain ke
alamat konsumen.

Selanjutnta, proses pembuatan produk masker dan baju hazmat dilanjutkan


dengan makloon/subcont ke Perusahaan garment dengan instruksi kerja sebagai
berikut:

Gambar 19 Instruksi Kerja Proses Order Makloon Garmen

Setelah proses produksi masker dan baju hazmat dari perusahaan garmen,
selanjutnya yang dilakukan oleh Perseroan adalah melakukan pemasaran produk.

46
BAB 5
KELAYAKAN POLA BISNIS
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

5 KELAYAKAN POLA BISNIS

5.1 Keunggulan Kompetitif

Perseroan telah berpengalaman menjalankan usahanya lebih dari 50 tahun di


industri tekstil dengan jaringan pemasaran yang kuat di domestik dan
internasional. Didukung pengalaman Perseroan menjalankan Bisnis sebelumnya,
Perseroan memiliki kemudahan khusus dalam hal ketersediaan bahan baku yang
berkualitas.

Pola bisnis yang dimiliki Perseroan saat ini adalah memproduksi dan memasarkan
bahan pakaian ke pabrik maupun pelanggan ritel. Strategi jangka panjang
Perseroan dalam menghadapi risiko, tantangan dan persaingan adalah dengan
memperkuat bisnis inti Perseroan di industri tekstil, dan memanfaatkan kapasitas
yang tidak terpakai untuk menambah kegiatan usaha sehingga dapat memberikan
keuntungan tambahan bagi Perseroan.

Sehubungan dengan mewabahnya virus corona di Indonesia dan untuk


mendukung pemerintah dalam hal penanggulangan pandemi Covid-19, Perseroan
akan menggunakan jasa makloon untuk pembuatan produk masker dan baju
hazmat kepada perusahaan garmen. Kegiatan usaha baru sudah dilakukan per
April 2020, dan sudah ditambahkan dalam anggaran dasar pada RUPS tahun buku
2019 yg dilakukan pada 15 Juni 2020 dengan tujuan untuk mendapatkan izin edar
dari Kementerian Kesehatan.

Berdasarkan keterangan manajemen, pertimbangan penggunaan jasa makloon


karena Perseroan tidak memiliki fasilitas produksi garmen dan laminasi. Selain hal
tersebut, juga tidak ada kebijakan untuk investasi mesin tersebut.

Keunggulan atas bahan baku yang dimiliki oleh Perseroan adalah telah dilengkapi
dengan fitur anti bakteri dan water repellent. Disamping itu, Perseroan juga telah
memperoleh izin edar dari Kementerian Kesehatan untuk produk baju hazmat.

5.2 Kemampuan Pesaing Untuk Meniru Produk

Kemungkinan pesaing dalam bidang usaha ini cukup besar, dimana produk yang
dihasilkan adalah produk masker dan baju hazmat, sehingga sangat mudah bagi
pesaing usaha dalam meniru produk yang dihasilkan tersebut. Risiko adanya
barang yang ditiru merupakan risiko yang melekat pada Perseroan. Kemampuan
pesaing untuk meniru produk memang tidak dapat dihindari, hal tersebut
membuat usaha menjadi sangat kompetitif. Upaya mitigasi yang dapat dilakukan
oleh Perseroan diantaranya sebagai berikut:

47
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

 Miliki ciri khas dan pertahankan kualitas.


 Terus melakukan perbaikan dan inovasi produk.
 Bangun dan perkuat loyalitas merek.

5.3 Kemampuan untuk Menciptakan Nilai

Dengan keunggulan kompetitif yang sudah dimiliki, Perseroan dapat menciptakan


nilai yang diantaranya:
1. Pengembangan kegiatan usaha,
2. Menambah sumber pendapatan baru.
3. Meningkatkan kinerja keuangan Perseroan, pada studi kelayakan, rata-rata
persentase marjin keuntungan per produk (setelah biaya produksi yaitu biaya
kain dan biaya makloon) adalah sebagai berikut:
 Masker : 9,82%
 Hazmat T01 : 19,90%
 Hazmat T02 : 24,45%
Keuntungan per produk dari kegiatan usaha baru ini berkontribusi terhadap
keuntungan Perseroan secara keseluruhan dan bertujuan untuk
mengoptimalkan kapasitas produksi berkaitan dengan penurunan order
regular saat pandemi.

Ketiga hal di atas dapat memberikan kontribusi yang positif dan nilai tambah bagi
Perseroan.

48
BAB 6
KELAYAKAN MODEL MANAJEMEN
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

6 KELAYAKAN MODEL MANAJEMEN

6.1 Ketersediaan Tenaga Kerja

Pada tahun 2020, jumlah karyawan Perseroan dan entitas anak adalah sebanyak
987 orang. Untuk menjalankan kegiatan usaha barunya, Perseroan tidak
melakukan penambahan tenaga kerja.

6.2 Manajemen Kekayaan Intelektual

Dalam penambahan kegiatan usaha penunjang, Perseroan memproduksi produk


masker dan baju hazmat. Dimana dalam produk tersebut, Perseroan
menggunakan nama “Bellini” yang merupakan merk milik Perseroan.

6.3 Manajemen Risiko

Salah satu unsur dalam menunjang pelaksanaan tata kelola perusahaan adalah
pengelolaan risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan. Manajemen perusahaan melakukan identifikasi serta perkiraan
kemungkinan munculnya potensi risiko beserta dampaknya dan diikuti dengan
penentuan tingkat risiko tersebut. Kemudian menelaah kecukupan pengendalian
intern dalam mengurangi dampak dari risiko yang sudah diidentifikasi serta
menyusun rencana untuk meningkatkan pengendalian risiko yang dirasakan
belum efektif.

Risiko utama yang dihadapi oleh Perseroan adalah banyaknya pesaing yang
memproduksi masker dan baju hazmat. Selain itu risiko penurunan permintaan
karena kelebihan pasokan juga salah satu faktor risiko utama yang harus dihadapi
oleh Perseroan. Dalam hal ini upaya mitigasi risiko yang dilakukan Perseroan di
dalam risiko persaingan usaha adalah dengan berusaha untuk bekerja di bawah
pengawasan yang ketat dan terarah, sehingga tercapai tingkat efisiensi yang
maksimal. Keunggulan Perseroan dibandingkan dengan perusahaan lain adalah
Perseroan mempunyai pengalaman dalam industri tekstil dan perdagangan tekstil,
serta mempunyai brand yang sudah dikenal masyarakat luas sehingga akan
memudahkan dalam pemasaran produk.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil dan perdagangan


tekstil, Perseroan mungkin menghadapi risiko yang timbul baik dari internal
maupun eksternal dalam penambahan kegiatan usaha. Ada beberapa risiko yang
mungkin akan dihadapi oleh Perseroan, diantaranya adalah:

49
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

 Risiko Pasar

Risiko pasar mencakup antara lain situasi ekonomi dan politik yang tidak pasti,
biaya adaptasi dan hambatan perdagangan lainnya merupakan Risiko pasar
yang harus dihadapi Perseroan. Perseroan memprioritaskan penjualan masker
dan baju hazmat di dalam negeri dibandingkan dengan ekspor, karena pasar
dan permintaan yang sudah jelas. Penjualan ekspor belum akan terjadi,
dikarenakan memerlukan proses yang lebih rumit, termasuk antara lain upaya
pengenalan produk, potensi pasar, pembentukan jaringan distribusi dan
strategi pemasaran lainnya.

 Risiko Rantai Pasokan (Supply Chain Risk)

Rantai pasokan adalah serangkaian aktivitas sejak dari bahan baku dan
komponen produksi lainnya sampai menjadi produk akhir yang diserahkan ke
konsumen. Ketika satu tahapan dari rantai pasokan tersebut tidak dapat
berjalan dengan baik, maka seluruh rantai pasokan akan terganggu, yang pada
akhirnya akan berakibat pada menurunnya pendapatan, meningkatnya biaya,
dan merusak reputasi bisnis dan kepercayaan konsumen.

Secara umum, risiko rantai pasokan terbagi dua jenis, yaitu:

a. Risiko Rantai Pasokan Eksternal, antara lain:

- Risiko Permintaan, yang disebabkan oleh kesalahan permintaan pasar,


- Risiko Pasokan, yang disebabkan oleh adanya gangguan terhadap
aliran produk di dalam rantai pasokan,
- Risiko Lingkungan, yang terkait dengan kondisi sosial, ekonomi,
pemerintahan dan iklim,
- Risiko Produksi, yang disebabkan oleh gangguan pada perusahaan
makloon garmen.

b. Risiko Rantai Pasokan Internal, antara lain:

- Risiko Produksi, yang disebabkan oleh gangguan pada proses produksi


kain yang digunakan sebagai bahan baku,
- Risiko Bisnis, yang disebabkan oleh perubahan personal inti,
manajemen, struktur laporan, dan proses bisnis.
- Risiko Perencanaan dan Pengawasan, yang disebabkan oleh
perencanaan dan pengawasan yang tidak memadai karena tidak
efektifnya fungsi manajemen.

Pengelolaan risiko-risiko tersebut di atas bisa dilakukan dengan melakukan


antisipasi atas risiko-risiko yang mungkin terjadi, meminimalisir kemungkinan

50
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

terjadinya risiko dimaksud, serta merencanakan penanganan yang harus dilakukan


apabila risiko yang tidak dikehendaki tersebut terjadi. Dengan pengelolaan risiko
yang baik, kerugian yang ditimbulkan dapat diminimalisir.

6.4 Kapasitas dan Kemampuan Manajemen

Dalam melaksanakan kegiatan penambahan usaha penunjang, Perseroan memiliki


kapasitas dan kemampuan dengan didukung oleh beberapa keunggulan
kompetitif yang dimiliki, seperti dari sisi legal dimana Perseroan sudah memiliki
izin edar untuk produk baju hazmat dari Kementerian Kesehatan. Sedangkan
untuk bahan yang digunakan, selain memproduksi baru, Perseroan juga
memanfaatkan persediaan kain yang ada untuk kemudian dilengkapi dengan fitur
anti bakteri dan water repellent. Dan untuk menjamin kualitas produk yang
dihasilkan, Perseroan melakukan beberapa pengujian pada kain yang dihasilkan.
Perseroan merupakan perusahaan yang sebelumnya telah berpengalaman dalam
bidang Industri dan Perdagangan. Oleh karena itu, Perseroan memiliki pengalaman
dan kemampuan yang baik untuk menjalankan bisnis tersebut di masa
mendatang.

6.5 Kesesuaian Struktur Organisasi dan Manajemen

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, salah satu faktor yang penting adalah
kemampuan dari pengelola (manajemen). Adapun Struktur Organisasi Perseroan
adalah sebagai berikut:

51
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Gambar 20 Struktur Organisasi Perseroan

Keterangan:

Tidak ada Penambahan Divisi dalam penambahan kegiatan usaha penunjang.

52
BAB 7
KELAYAKAN KEUANGAN
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

7 KELAYAKAN KEUANGAN

Aspek keuangan adalah salah satu aspek yang dikaji dalam studi kelayakan. Kajian
ini menganalisis besaran investasi dan pendapatan pertahunnya sehingga
didapatkan suatu kesimpulan apakah suatu proyek/rencana layak dilaksanakan
ataupun tidak.

Dalam studi kelayakan ini, Penilai mengkaji beberapa hal berikut: kebutuhan
investasi, proyeksi keuangan, penentuan tingkat diskonto (discount rate),
kelayakan investasi, dan analisa sensitivitas.

7.1 Biaya Pendirian (Start Up Costs)

Pada tahun 2020, Perseroan menambah kegiatan usaha penunjang yaitu


memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD berupa masker dan baju
hazmat serta mengedarkan secara komersil APD tersebut. Penambahan kegiatan
usaha penunjang tersebut dilakukan oleh Perseroan tanpa adanya penambahan
biaya investasi. Hal tersebut dikarenakan penambahan kegiatan usaha masih
menggunakan alat produksi eksisting untuk kain sebagai bahan baku dan
menggunakan perusahaan makloon garmen dan laminasi untuk produksi produk
masker dan baju hazmat.

7.2 Modal Kerja

Proyeksi Modal Kerja tahun 2021-2025 adalah sebagai berikut:

Tabel 15 Modal Kerja (Rp.000)


Keterangan 2021 2022 2023 2024 2025
PERHITUNGAN MODAL KERJA
Piutang usaha 366.781 356.425 348.226 338.733 324.493
Persediaan 2.314.517 1.464.713 717.722 697.892 666.817
Utang Usaha (260.533) (253.884) (247.785) (240.939) (230.211)
Modal Kerja 2.420.765 1.567.254 818.163 795.686 761.099
Perubahan Modal Kerja 2.420.765 (853.511) (749.091) (22.478) (34.586)

Proyeksi persediaan selama tahun 2021-2025 adalah sebagai berikut:

Tabel 16 Persediaan
Keterangan Satuan 2021 2022 2023 2024 2025
Persediaan
Masker Pcs 673.465 373.465 123.409 114.571 102.295
Hazmat T01 Pcs 690 664 617 593 551
Hazmat T02 Pcs 1.611 1.416 1.362 1.268 1.220

53
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Keterangan Satuan 2021 2022 2023 2024 2025


Biaya Per Pcs
Masker Rp 2.914 3.030 3.151 3.277 3.408
Hazmat T01 Rp 184.854 192.248 199.938 207.936 216.253
Hazmat T02 Rp 139.489 145.069 150.872 156.907 163.183

Persediaan
Masker Rp.000 1.962.180 1.131.637 388.900 375.490 348.669
Hazmat T01 Rp.000 127.625 127.625 123.371 123.371 119.117
Hazmat T02 Rp.000 224.712 205.451 205.451 199.030 199.030
Jumlah Rp.000 2.314.517 1.464.713 717.722 697.892 666.817

Penurunan persediaan terjadi karena di tahun 2021 dan 2022, tidak terdapat
produksi baru pada produk masker dikarenakan terdapatnya persediaan yang
mencukupi untuk memenuhi penjualan pada tahun tersebut.

7.3 Sumber Pembiayaan

Di dalam penambahan kegiatan usaha, Perseroan tidak melakukan penambahan


pembiayaan. Sementara itu dalam pembiayaan kegiatan usaha utamanya,
Perseroan mengutamakan dari modal pemegang saham dan laba hasil usaha
Perseroan. Serta memanfaatkan fasilitas perbankan apabila diperlukan.

7.4 Asumsi-Asumsi Proyeksi Keuangan

Berikut ini merupakan asumsi-asumsi yang digunakan dalam studi kelayakan:

7.4.1 Asumsi Tanpa adanya Penambahan Kegiatan Usaha

Struktur Pendapatan

a. Manufaktur
Jumlah kain yang dapat dijual pada tahun 2021 sebanyak 550.000 yard/bulan
yang kemudian meningkat sebesar 50.000 yard/bulan pada tahun proyeksi
berikutnya. Harga rata-rata kain sebesar Rp34.561/yard yang selanjutnya
diasumsikan meningkat sebesar 1,45% setiap dua tahun sekali.

b. Distribusi
Nilai penjualan atas distribusi pada tahun 2021 sebesar Rp161,66 miliar yang
selanjutnya diasumsikan meningkat sebesar 8,00% setiap tahunnya.

54
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

c. Seragam
Nilai penjualan atas seragam pada tahun 2021 sebesar Rp271,31 miliar yang
selanjutnya diasumsikan meningkat sebesar 8,00% setiap tahunnya.

d. Retail
Nilai penjualan atas retail pada tahun 2021 sebesar Rp81,43 miliar yang
selanjutnya diasumsikan meningkat sebesar 8,00% setiap tahunnya.

Harga Pokok Penjualan


a. Manufaktur
Asumsi biaya manufaktur kain diasumsikan sebagai berikut:
Biaya Bahan Baku 33,67%-34,39% To Sales
Biaya produksi Tidak langsung : To Sales
Bahan pembantu 9,95%-10,33% To Sales
Energy 9,72%-10,30% To Sales
Perawatan & pemeliharaan 3,50%-3,54% To Sales
Upah & tunjangan langsung 11,74%-12,28% To Sales
Upah & tunjangan tidak langsung 2,20%-2,30% To Sales
Angkutan 0,54%-0,56% To Sales
Asuransi 0,42%-0,49% To Sales
Depresiasi (Rp.000)
- 2021 16.002.274
- 2022 18.162.124
- 2023 19.242.049
- 2024 19.782.012
- 2025 20.051.993

b. Distribusi
Asumsi beban pokok penjualan pada usaha ini sebesar 82,84% dari penjualan.

c. Seragam
Asumsi beban pokok penjualan pada usaha ini sebesar 86,25% dari penjualan.

d. Retail
Asumsi beban pokok penjualan pada usaha ini sebesar 64,24% dari penjualan.

Beban Usaha

Beban usaha diasumsikan meningkat sebesar 4,00% s.d 8,00% setiap tahunnya.

55
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Beban Bunga Bank

Beban bunga atas Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK) adalah
sebesar 9,75%.

Perputaran

Perputaran yang digunakan dalam proyeksi terinci sebagai berikut:


- Persediaan bahan baku selama 168 hari;
- Persediaan bahan pembantu selama 63 hari; dan
- Hutang usaha selama 58 hari.

7.4.2 Asumsi Penambahan Kegiatan Usaha

Volume Penjualan

Proyeksi volume penjualan selama periode 2021–2025 adalah sebagai berikut:

Tabel 17 Proyeksi Volume Penjualan


Produksi Satuan 2021 2022 2023 2024 2025
Persediaan Awal
Masker Pcs 973.465 673.465 373.465 123.409 114.571
Hazmat T01 Pcs 1.127 690 664 617 593
Hazmat T02 Pcs 2.629 1.611 1.416 1.362 1.268
Produksi Tahun
berjalan
Masker Pcs 39.944 271.162 247.725
Hazmat T01 Pcs 1.064 1.473 1.403 1.426 1.358
Hazmat T02 Pcs 2.482 3.005 3.146 3.007 3.051
Persediaan Akhir
Masker Pcs (673.465) (373.465) (123.409) (114.571) (102.295)
Hazmat T01 Pcs (690) (664) (617) (593) (551)
Hazmat T02 Pcs (1.611) (1.416) (1.362) (1.268) (1.220)
Volume Penjualan
Masker Pcs 300.000 300.000 290.000 280.000 260.000
Hazmat T01 Pcs 1.500 1.500 1.450 1.450 1.400
Hazmat T02 Pcs 3.500 3.200 3.200 3.100 3.100

Proyeksi volume penjualan untuk produk masker dan hazmat selama tahun 2021-
2025 diproyeksikan mengalami penurunan. Hal tersebut berkaitan dengan adanya
vaksinasi serta kemungkinan besar pandemi bisa segera diatasi.

Penjualan masker tahun 2021 dan 2022 berasal dari persediaan yang mencukupi
untuk memenuhi penjualan di tahun 2021 dan 2022, sehingga tidak ada produksi
baru.

56
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Harga PenJualan

Harga jual atas setiap produk ditunjukkan pada tabel berikut ini. Diasumsikan
tidak terdapat kenaikan harga jual selama masa proyeksi tahun 2021-2025.

Tabel 18 Harga Jual


Harga Jual
Produk
(Rp/Pcs)
Masker 3.500
Hazmat T01 250.000
Hazmat T02 200.000

Penentuan harga produk masker dan baju hazmat berdasarkan biaya bahan baku,
biaya makloon, nilai tambah dari kualitas produk dan margin yang ditentukan
serta mempertimbangkan harga barang sejenis di pasar.

Beban Pokok Penjualan

Biaya Pokok Penjualan selama masa proyeksi tahun 2021-2025 terinci sebagai
berikut:

Tabel 19 Proyeksi Beban Pokok Penjualan

Keterangan Satuan 2021 2022 2023 2024 2025

Masker
Bahan Kain Rp/Yard 21.940 22.818 23.730 24.680 25.667
Quantity Terproduksi Pcs/Yard 16,09 16,09 16,09 16,09 16,09
Biaya Makloon Rp/Pcs 1.550 1.612 1.676 1.744 1.813

Hazmat T01
Bahan Kain Rp/Yard 21.940 22.818 23.730 24.680 25.667
Quantity Terproduksi Pcs/Yard 4,32 4,32 4,32 4,32 4,32
Biaya Makloon Rp/Pcs 90.000 93.600 97.344 101.238 105.287

Hazmat T02
Bahan Kain Rp/Yard 21.940 22.818 23.730 24.680 25.667
Quantity Terproduksi Pcs/Yard 3,51 3,51 3,51 3,51 3,51
Biaya Makloon Rp/Pcs 62.500 65.000 67.600 70.304 73.116

Selama masa proyeksi, bahan kain dan biaya makloon diasumsikan mengalami
kenaikan sebesar 4,00% per tahun. Asumsi kenaikan tersebut didasarkan pada
inflasi dari data Bank Indonesia yaitu 3±1%.

Pajak

57
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Taksiran pajak penghasilan pph badan untuk perusahaan diperhitungkan sesuai


ketentuan yang berlaku yaitu berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 2020, ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 31 Maret 2020 dalam pasal 5 ayat (1) tentang Penyesuaian tarif Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a berupa penurunan tarif Pasal 17 ayat (1)
huruf b Undang-Undang mengenai Pajak Penghasilan menjadi:
- Sebesar 22,00% (dua puluh dua persen) yang berlaku pada Tahun Pajak 2020
dan Tahun Pajak 2021; dan
- Sebesar 20,00% (dua puluh persen) yang mulai berlaku pada Tahun Pajak 2022.

7.5 Proyeksi Laba (Rugi) Atas Penambahan Kegiatan Usaha

Proyeksi Laba (Rugi) selama tahun 2021-2025 atas penambahan kegiatan usaha
berupa produk masker dan baju hazmat ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 20 Proyeksi Laba Rugi (Rp.000)


Keterangan 2021 2022 2023 2024 2025

Penjualan
Masker 1.050.000 1.050.000 1.015.000 980.000 910.000
Hazmat T01 375.000 375.000 362.500 362.500 350.000
Hazmat T02 700.000 640.000 640.000 620.000 620.000
Total Penjualan 2.125.000 2.065.000 2.017.500 1.962.500 1.880.000

Beban Pokok Penjualan (1.639.562) (1.661.624) (1.686.579) (1.705.578) (1.694.819)


% To Sales 77,16% 80,47% 83,60% 86,91% 90,15%
Laba (Rugi) Kotor 485.438 403.376 330.921 256.922 185.181
Gross Profit Margin 22,84% 19,53% 16,40% 13,09% 9,85%
Beban Usaha 0 0 0 0 0

Laba (Rugi) Usaha - Ebitda 485.438 403.376 330.921 256.922 185.181


Operating Profit Margin 22,84% 19,53% 16,40% 13,09% 9,85%
Beban Penyusutan & Amortisasi 0 0 0 0 0

Laba (Rugi) Sebelum Pajak 485.438 403.376 330.921 256.922 185.181


% To Sales 22,84% 19,53% 16,40% 13,09% 9,85%
Pajak Penghasilan (106.796) (80.675) (66.184) (51.384) (37.036)

Laba (Rugi) Bersih 378.642 322.701 264.737 205.538 148.145


Net Profit Margin 17,82% 15,63% 13,12% 10,47% 7,88%

Selama tahun 2021-2025, total penjualan masker dan baju hazmat diproyeksikan
mengalami penurunan sebesar 2,8%, 2,3%, 2,7%, 4,2% dikarenakan penurunan

58
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

kuantitas penjualan, sementara harga jual tetap. Pada tahun 2021, total penjualan
produk masker dan baju hazmat adalah sebesar Rp2,13 miliar yang kemudian
mengalami penurunan hingga menjadi sebesar Rp1,88 miliar pada tahun 2025.
Total penjualan dari penambahan kegiatan usaha ini diproyeksikan menurun
berkaitan dengan adanya vaksinasi serta kemungkinan besar pandemi bisa segera
diatasi.

Harga Pokok Penjualan selama tahun 2021-2025 diasumsikan mengalami


kenaikan sebesar 4,00% per tahun. Asumsi kenaikan harga bahan baku dan biaya
makloon.

Beban usaha berkaitan dengan adanya penambahan kegiatan usaha tidak


mengalami perubahan, dengan asumsi tidak ada tambahan biaya yang signifikan,
lebih mengutamakan meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Dari penambahan kegiatan usaha, Perseroan diproyeksikan mencatatkan


tambahan laba usaha sebesar Rp378,64 juta pada tahun 2021, Rp322,70 juta
pada tahun 2022, Rp264,74 juta pada tahun 2023, Rp205,54 juta pada tahun
2024, dan Rp148,15 juta pada tahun 2025.

7.6 Proyeksi Laporan Keuangan Konsolidasi

7.6.1 Proyeksi Posisi Keuangan

Proyeksi Posisi Keuangan Konsolidasi dengan penambahan kegiatan usaha selama


tahun 2021-2025 ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 21 Proyeksi Posisi Keuangan Konsolidasi (Rp.000)


Keterangan 2021 2022 2023 2024 2025
ASET
Aset Lancar 354.694.874 393.648.545 433.989.501 468.535.968 508.158.191
Aset Tidak Lancar 173.292.203 158.815.584 142.804.640 125.462.134 100.733.646
TOTAL ASET 527.987.077 552.464.129 576.794.141 593.998.102 608.891.838

LIABILITAS & EKUITAS


Liabilitas Jangka Pendek 231.061.906 239.913.656 247.559.819 245.630.522 247.696.549
Liabilitas Jangka Panjang 34.695.776 40.816.059 45.183.562 47.809.480 40.095.469
Ekuitas 262.229.395 271.734.415 284.050.760 300.558.100 321.099.819
TOTAL LIABILITAS & EKUITAS 527.987.077 552.464.129 576.794.141 593.998.102 608.891.838

Proyeksi Posisi Keuangan Konsolidasi:


- Terjadi peningkatan aset lancar dari sebesar Rp354,69 miliar pada tahun 2021
menjadi sebesar Rp508,16 miliar di tahun 2025. Proyeksi peningkatan yang

59
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

terjadi pada aset lancar dikontribusi oleh peningkatan kas & setara kas,
piutang usaha, persediaan dan pajak dibayar di muka.
- Terjadi penurunan aset tidak lancar dari sebesar Rp173,29 miliar menjadi
sebesar Rp100,73 miliar di tahun 2025. Proyeksi penurunan yang terjadi pada
aset tidak lancar dikontribusi oleh akumulasi penyusutan pada aset tetap.
- Terjadi peningkatan liabilitas jangka pendek dari sebesar Rp231,06 miliar
2021 menjadi sebesar Rp247,70 miliar di tahun 2025. Proyeksi peningkatan
yang terjadi pada liabilitas jangka pendek dikontribusi oleh hutang usaha dan
pinjaman bank pada bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun.
- Terjadi peningkatan liabilitas jangka panjang dari sebesar Rp34,70 miliar
menjadi sebesar Rp40,09 miliar di tahun 2025. Proyeksi peningkatan yang
terjadi pada liabilitas jangka panjang dikontribusi oleh pinjaman bank pada
liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun dan liabilitas imbalan paska kerja.
- Terjadi peningkatan ekuitas dari sebesar Rp262,23 miliar menjadi sebesar
Rp321,10 miliar di tahun 2025. Proyeksi peningkatan yang terjadi pada
ekuitas dikontribusi oleh saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.

7.6.2 Proyeksi Laba (Rugi)

Proyeksi Laba (Rugi) Konsolidasi dengan penambahan kegiatan usaha selama


tahun 2021-2025 ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 22 Proyeksi Laba Rugi Konsolidasi (Rp.000)


Keterangan 2021 2022 2023 2024 2025
Penjualan 583.569.120 636.113.060 687.630.876 745.783.475 807.146.242
Beban Pokok Penjualan (427.286.232) (464.811.641) (503.076.852) (546.321.767) (592.709.479)
Laba (Rugi) Kotor 156.282.888 171.301.420 184.554.024 199.461.708 214.436.763
Beban Usaha (106.236.472) (112.321.465) (118.776.822) (127.138.862) (136.265.218)
Laba (Rugi) Usaha -
Ebitda 50.046.416 58.979.954 65.777.202 72.322.846 78.171.546
Beban Penyusutan &
Amortisasi (27.174.320) (29.340.170) (30.426.095) (30.972.057) (31.248.038)
Pendapatan (Beban) Lain-
Lain (14.619.992) (15.100.909) (15.418.911) (14.564.716) (13.047.413)
Laba (Rugi) Sebelum Pajak 8.252.104 14.538.876 19.932.196 26.786.072 33.876.094
Pajak Penghasilan (1.815.463) (2.907.775) (3.986.439) (5.357.214) (6.775.219)
Laba (Rugi) Bersih 6.436.641 11.631.100 15.945.757 21.428.858 27.100.875

Proyeksi Laba (Rugi) Konsolidasi:


- Terjadi peningkatan pendapatan dari sebesar Rp583,57 miliar di tahun 2021
menjadi sebesar Rp807,15 miliar di tahun 2025. Kontribusi atas usaha

60
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

tambahan pada proyeksi pendapatan sebesar 0,23% s.d 0,36% dari total
pendapatan.
- Terjadi peningkatan laba kotor dari sebesar Rp156,28 miliar di tahun 2021
menjadi sebesar Rp214,44 miliar di tahun 2025.
- Terjadi peningkatan laba usaha dari sebesar Rp50,05 miliar di tahun 2021
menjadi sebesar Rp78,17 miliar di tahun 2025.
- Terjadi peningkatan laba sebelum pajak dari sebesar Rp8,25 miliar di tahun
2021 menjadi sebesar Rp33,88 miliar di tahun 2025.
- Terjadi peningkatan laba bersih dari sebesar Rp6,44 miliar di tahun 2021
menjadi sebesar Rp27,10 miliar di tahun 2025.

7.6.3 Proyeksi Arus Kas

Proyeksi Arus Kas Konsolidasi dengan penambahan kegiatan usaha selama tahun
2021-2025 ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 23 Proyeksi Arus Kas (Rp.000)


Keterangan 2021 2022 2023 2024 2025
I. Arus Kas Dari (Untuk)
Aktivitas Operasi 12.708.091 21.725.913 26.007.189 29.421.822 33.808.213
II. Arus Kas Dari (Untuk)
Aktivitas Investasi (2.070.600) (14.389.000) (13.940.600) (13.155.000) (6.045.000)
III. Arus Kas Dari (Untuk)
Aktivitas Pendanaan (37.660.087) 2.762.404 (367.849) (13.682.494) (22.121.239)
IV. Kenaikan (Penurunan)
Kas (27.022.596) 10.099.317 11.698.741 2.584.328 5.641.974
V. Kas Awal Tahun 53.141.350 26.118.754 36.218.071 47.916.812 50.501.140
VI. Kas Akhir Tahun 26.118.754 36.218.071 47.916.812 50.501.140 56.143.114

Proyeksi Arus Kas Konsolidasi:


- Terjadi peningkatan kas neto yang dihasilkan dari aktivitas operasi sebesar
Rp12,71 miliar di tahun 2021 menjadi sebesar Rp33,81 miliar di tahun 2025.
- Terjadi peningkatan kas akhir tahun dari sebesar Rp26,12 miliar di tahun 2021
menjadi sebesar Rp56,14 miliar di tahun 2025.

7.7 Analisis Titik Impas Konsolidasi

Titik impas atau break even point (BEP) adalah keadaan suatu usaha yang tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi atau dengan kata lain suatu usaha
dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya,
atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap
saja. BEP dalam Rupiah dapat diformulasikan sebagai berikut:

61
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Total Biaya Tetap


BEP =
(1- (Total Biaya Variabel))
Penjualan

Berdasarkan persamaan BEP dalam Rupiah, diperoleh BEP dalam Rupiah untuk
masing-masing periode selama masa proyeksi. Nilai BEP dalam rupiah
mencerminkan pendapatan minimal yang diperlukan agar terjadi BEP. Perhitungan
BEP untuk Rupiah pada proyeksi Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha
adalah sebagai berikut:

Tabel 24 Analisis BEP Konsolidasi (Rp.000)


Tahun Penjualan Variable Cost Fixed Cost BEP
2021 583.569.120 427.286.232 148.830.783 555.742.542
2022 636.113.060 464.811.641 157.562.544 585.094.930
2023 687.630.876 503.076.852 165.421.828 616.346.120
2024 745.783.475 546.321.767 173.475.636 648.622.053
2025 807.146.242 592.709.479 181.360.669 682.646.858
BEP Rata-rata 617.690.501

7.8 Analisis Profitabilitas

Analisis profitabilitas adalah analisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan


dalam usahanya mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait
penjualan. Jenis-jenis rasio profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan seberapa
besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan. Sebagai
gambaran bagaimana Perseroan mendapatkan laba dalam penambahan kegiatan
usahanya terdapat pada tabel berikut ini.

Tabel 25 Analisis profitabilitas


Profitabilitas 2021 2022 2023 2024 2025 Rata-rata
Gross Profit Margin 22,84% 19,53% 16,40% 13,09% 9,85% 16,34%
Operating Profit Margin 22,84% 19,53% 16,40% 13,09% 9,85% 16,34%
Net Profit Margin 17,82% 15,63% 13,12% 10,47% 7,88% 12,98%

Profitabilitas Perseroan dari penambahan kegiatan usaha penunjang yang


digambarkan dalam persentase laba operasi ( Operating Profit Margin) terhadap
pendapatan dan persentase laba bersih (Net Profit Margin) terhadap pendapatan
mengalami penurunan selama masa proyeksi tahun 2020 sampai dengan 2025.
Hal tersebut berkaitan dengan adanya vaksinasi serta kemungkinan besar pandemi
bisa segera diatasi.

62
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

7.9 Tingkat Imbal Balik Investasi

Return on Invesment (ROI) adalah rasio yang menunjukkan hasil dari jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi
manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikan
dengan mengabaikan sumber pendanaan. Dengan ROI, Perseroan dapat
mengetahui seberapa efisien perusahaan guna memanfaatkan aktiva untuk
kegiatan operasional dan dapat memberikan informasi ukuran profitabilitas
Perseroan.

Penambahan kegiatan usaha penunjang dilakukan oleh Perseroan tanpa adanya


penambahan biaya investasi.

7.10 Penetapan Tingkat Diskonto

Faktor diskonto yang digunakan adalah Weighted Avergae Cost of Capital yang
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

WACC = (Kd*(1-t) * % Debt) + (Ke* % Equity)

WACC = Weighted averagee cost of capital (tingkat biaya tertimbang atas


modal)
Kd = Cost of debt (tingkat bunga hutang perusahaan)
Ke = The required rate of return (biaya ekuitas)
T = Tax rate (tarif pajak)
% Debt = Proportion of Debt in the Capital structure (proporsi hutang
dalam struktur kapital)
% Equity = Proportion of Equity in the Capital structure (proporsi ekuitas
dalam struktur kapital)

Berikut adalah asumsi yang digunakan untuk mengestimasi tingkat diskonto yang
akan digunakan dalam studi kelayakan ini.

 Cost of Debt (tingkat biaya hutang)

Tingkat biaya hutang (Cost of Debt) diperoleh dengan mempertimbangkan


faktor-faktor sebagai berikut:

 Rata-rata tertimbang tingkat suku bunga efektif atas dana pinjaman


investasi yang akan digunakan Perseroan yaitu sebesar 9,64%.

 Tingkat pajak yang digunakan adalah sebesar 22,00% berdasarkan tingkat


pajak korporasi di Indonesia. (Perpu Nomor 1 Tahun 2020 - PPh Badan)

63
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Dengan pertimbangan faktor-faktor tersebut, maka perhitungan tingkat biaya


hutang (Cost of Debt) yang diaplikasikan dalam laporan ini adalah sebagai
berikut:

Kd = i x ((1-T)

Kd = 9,64% x (1-22,00%) = 7,52%

 Cost of Equity (biaya modal untuk ekuitas)

Tingkat diskonto untuk ekuitas diperoleh dengan mengaplikasikan Model CAPM


(Capital Asset Pricing Model). Model ini menyatakan bahwa biaya ekuitas adalah
bunga bebas risiko ditambah premium untuk menutup risiko sistematis dari
sekuritas saham, dengan formula sebagai berikut :

Ke = Rf + (Rm – Rf) β + Rs
Ke = Rf + (Rp x β) + Rs

Dimana :

Rf = tingkat kembalian untuk investasi bebas risiko


Rm = tingkat kembalian yang diharapkan oleh pasar ekuitas
Rp = market risk premium untuk pasar ekuitas secara keseluruhan
β = ukuran risiko sistematis dari suatu saham yang diukur secara objektif
dari responsivitas pengembalian perusahaan terhadap pergerakan
pengembalian portofolio pasar
Rs = tingkat kembalian tambahan spesifik untuk Perusahaan

Tingkat biaya modal untuk ekuitas diperoleh dengan mempertimbangkan


faktor-faktor sebagai berikut:

 Rf (Risk free rate) adalah tingkat suku bunga untuk instrumen-instrumen


yang dianggap tidak memiliki kemungkinan gagal bayar. Untuk kasus
Indonesia, instrumen bebas risiko yang dapat dipilih adalah tingkat bunga
Surat Utang Negara (most active goverment bond) sebagai berikut:

Tabel 26 Tingkat Bunga Surat Utang Negara


Bond Maturity Yield
FR0086 15-Apr-26 5,0677
Sumber : Direktorat Surat Utang Negara, Kementerian Keuangan RI, 1
Desember 2020

Dari data di atas, yield adalah sebesar 5,07%. Angka tersebut akan
digunakan sebagai tingkat kembalian bebas risiko (Rf).

 Rp (Market Risk Premium - MRP), adalah selisih antara tingkat bunga


investasi bebas risiko dengan tingkat kembalian yang diharapkan oleh pasar
ekuitas.

64
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Premi risiko pasar (Rm-Rf) atau MRP ditentukan dengan mempertimbangkan


kondisi pasar modal Indonesia sebagai pasar modal yang emerging.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aswath Damodaran per Januari
2021, diprediksi market risk premium adalah sebesar 6,56%.

 Beta (β), adalah faktor untuk meliput risiko sistematis dari suatu ekuitas.
Beta akan dikalikan dengan market risk premium untuk mendapatkan
equity risk premium.

Untuk memperoleh faktor Beta yang sesuai dan akan digunakan dalam
perhitungan nilai wajar, kami menggunakan beta pembanding berdasarkan
penelitian yang dilakukan Aswath Damodaran dalam industri Apparel per
Januari 2021 yaitu sebesar 0,88.

 Rs (Specific Company Risk Premium). Sebagian dari risiko yang dihadapi


oleh Indonesia telah tercermin dalam perhitungan equity risk premium
namun belum mencerminkan risiko yang berkaitan dengan karakteristik
spesifik yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Melihat kondisi saat ini dan
rencana usaha yang diproyeksikan oleh Perseroan, maka kami berpendapat
perlu ditambahkan adanya premi risiko sebesar 3,00%.

Berdasarkan uraian di atas, maka biaya modal ekuitas Perseroan adalah:

Tabel 27 Biaya Modal untuk Ekuitas


Biaya Modal untuk
Keterangan
Ekuitas
Biaya Modal untuk Ekuitas
a. Risk Free Rate ( Rf ) 5,07%
b. Risk Premiun Ekuitas ( Rm ) 6,56%
c. β (Beta) 0,88
d. Specific Risk 3,00%
Biaya Modal untuk Ekuitas-CAPM 13,84%
Credit Default Spread 1,68%
Biaya Modal untuk Ekuitas 12,16%

Pada formulasi di atas, yield tingkat bunga bebas risiko sebenarnya telah
memperhatikan semua risiko pasar, sehingga dalam perhitungan tingkat
diskonto yang berlaku di Indonesia, yield tersebut harus dikoreksi dengan
credit default spread sebesar 1,68%, sehingga biaya modal ekuitas yang
diterapkan dalam penilaian ini menjadi 12,16%.

Berdasarkan asumsi tersebut, besarnya Weighted Average Cost of Capital (WACC)


yang kami gunakan sebagai tingkat diskonto dalam laporan studi kelayakan ini
adalah sebesar 11,04% seperti pada tabel berikut:

65
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Tabel 28 Weighted Average Cost of Capital


Jenis Modal Biaya Modal Bobot Tertimbang

Cost of Debt ( Kd = i x (1-T)) 7,52% 24,10% 1,81%


Cost of Equity ( Ke = Rf + ( Rm-Rf ) * Beta 12,16% 75,90% 9,23%
Weighted Average Cost of Capital (WACC) 11,04%

7.11 Analisis Kelayakan Proyek

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dengan menggunakan


beberapa parameter seperti:

a. Net Present Value (NPV)


NPV merupakan nilai dari total investasi yang dikeluarkan pada awal periode
setelah ditambah arus kas bersih yang akan diterima oleh Perseroan setiap
tahun sampai akhir tahun periode proyek. Dengan membandingkan antara
total investasi yang dikeluarkan pada awal periode proyek dan total arus kas
yang akan diterima setiap tahun, maka dapat diketahui apabila proyek
tersebut menghasilkan NPV positif maka proyek ini layak dikerjakan apabila
menghasilkan NPV negatif maka proyek ini tidak layak dikerjakan.

b. Internal Rate of Return (IRR)


IRR merupakan nilai tingkat pengembalian investasi pada saat NPV Perseroan
sama dengan 0, yang artinya tingkat pengembalian dan risiko dari total
investasi pada saat ini adalah sama dengan tingkat pengembalian dan risiko
pasar. Sehingga apabila IRR proyek lebih besar dari WACC, maka proyek ini
layak dikerjakan dan apabila IRR proyek lebih kecil dari WACC maka proyek ini
tidak layak dikerjakan.

c. Profitability Index (PI)


PI merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui nilai tambah dari
investasi yang dilakukan pada awal periode perusahaan. Nilai tambah yang
didapat dari investasi diperhitungkan dengan membagi total investasi proyek
pada awal periode dengan jumlah arus kas yang dihasilkan selama periode
berjalannya proyek. Apabila PI dihasilkan dari suatu proyek sama dengan1
(satu) maka arus kas dari proyek setiap tahun tidak menghasilkan nilai
tambah, apabila PI lebih besar dari 1 (satu), maka nilai arus kas yang
dihasilkan dari proyek setiap tahun menghasilkan nilai tambah bagi Perseroan
sedangkan PI lebih kecil dari 1 (satu), maka nilai arus kas yang dihasilkan dari
proyek setiap tahun tidak menghasilkan nilai tambah bagi Perseroan. Dalam
menganalisis PI suatu proyek maka kelayakan dapat dinilai apabila nilai PI
lebih dari 1 (satu).

66
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

d. Payback Period
Payback Period tidak ada kriteria, hanya menunjukkan tingkat pengembalian
investasi.

Berdasarkan analisis kelayakan yang telah dilakukan terhadap penambahan


kegiatan usaha Perseroan, diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 29 Analisis Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha (Rp.000)

Keterangan TOTAL 2021 2022 2023 2024 2025

EBITDA 1.661.838 485.438 403.376 330.921 256.922 185.181

Cash Out Flow


Tax (342.076) (106.796) (80.675) (66.184) (51.384) (37.036)
Working Capital (761.099) (2.420.765) 853.511 749.091 22.478 34.586
Total (1.103.176) (2.527.561) 772.836 682.907 (28.907) (2.450)

Net Cash Flow 558.662 (2.042.123) 1.176.212 1.013.828 228.015 182.731


Discount Factor 11,04% 0,90057 0,81103 0,73039 0,65777 0,59236
Discounted Cash Flow 113.574 (1.839.076) 953.940 740.487 149.981 108.243

Proceed (2.042.123) (865.912) 147.916 375.931 558.662

Present Value Kas Masuk 1.284.709 437.171 327.149 241.701 168.994 109.694
Present Value Kas Keluar (1.171.135) (2.276.247) 626.791 498.786 (19.014) (1.451)

Internal Rate Of Return, IRR 15,06%


Net Present Value, NPV 113.574
Profitability Index, PI 1,09698
Payback Period, PP 2 Tahun 10 Bulan

 Net Present Value ( NPV ) > 0 --> Layak


NPV yang dihasilkan menunjukkan angka yang positif yaitu sebesar
Rp113.574.000,-.

 Internal Rate of Return (IRR) > Discount Rate --> Layak


IRR yang dihasilkan adalah sebesar 15,06% yang berarti di atas tingkat discount
rate yang sebesar 11,04%.

 Profitability Index ( PI ) > 1 --> Layak


PI yang diperoleh adalah sebesar 1,09698 yang berarti lebih besar dari 1.

 Payback Period ( PP )
PP akan diperoleh dalam waktu 2 tahun dan 10 bulan.

67
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

Sementara itu, secara konsolidasi, diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 30 Analisis Kelayakan Konsolidasi (Rp.000)


Keterangan TOTAL 2021 2022 2023 2024 2025

EBITDA 329.297.963 50.846.416 59.779.954 66.577.202 73.122.846 78.971.546

Cash Out Flow


Tax (20.842.110) (1.815.463) (2.907.775) (3.986.439) (5.357.214) (6.775.219)
Interest ( I X T ) (15.658.788) (3.392.398) (3.180.182) (3.243.782) (3.072.943) (2.769.483)
Investment Outlays (187.471.992) (187.471.992) 0 0 0 0
Capital Expenditure, CAPEX (49.600.200) (2.070.600) (14.389.000) (13.940.600) (13.155.000) (6.045.000)
Working Capital (105.269.713) (15.605.645) (21.029.169) (20.749.554) (23.232.741) (24.652.604)
Total (378.842.804) (210.356.098) (41.506.126) (41.920.376) (44.817.898) (40.242.306)

Net Cash Flow (49.544.840) (159.509.682) 18.273.828 24.656.826 28.304.947 38.729.240

TERMINAL VALUE 2,00% 372.415.749


Discount Factor 9,53% 0,91300 0,83356 0,76104 0,69483 0,63437
Discounted Cash Flow 168.851.624 (145.631.712) 15.232.366 18.764.798 19.666.993 24.568.775

PROCEED (159.509.682) (141.235.854) (116.579.028) (88.274.080) (49.544.840)

Present Value Kas Masuk 484.076.092 46.422.577 49.830.287 50.667.824 50.807.603 286.347.802
Present Value Kas Keluar (315.224.468) (192.054.289) (34.597.921) (31.903.026) (31.140.609) (25.528.622)

Internal Rate Of Return, Irr 31,06%


Net Present Value, Npv 168.851.624
Profitability Index, Pi 1,53566
Payback Period, Pp 6 Tahun 3 Bulan

 Net Present Value ( NPV ) > 0 --> Layak


NPV yang dihasilkan menunjukkan angka yang positif yaitu sebesar
Rp168.851.624.000,-.

 Internal Rate of Return (IRR) > Discount Rate --> Layak


IRR yang dihasilkan adalah sebesar 31,06% yang berarti di atas tingkat discount
rate yang sebesar 9,53%.

 Profitability Index ( PI ) > 1 --> Layak


PI yang diperoleh adalah sebesar 1,53566 yang berarti lebih besar dari 1.

 Payback Period ( PP )
PP akan diperoleh dalam waktu 6 tahun dan 3 bulan.

7.12 Analisis Sensitivitas

Untuk menguji kepekaan usaha terhadap berbagai faktor yang mempengaruhinya,


maka berikut ini disajikan analisis sensitivitas terhadap kelayakan usaha, yaitu :

68
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

 Volume produksi turun dengan perubahan kondisi penurunan sebesar 1,00%,


2,00%, 3,00%, dan 4,00%.
 Struktur Biaya naik dengan perubahan kondisi kenaikan sebesar 1,00%, 2,00%,
3,00%, dan 4,00%.
 Interest Rate Naik dengan perubahan kondisi kenaikan sebesar 1,00%, 2,00%,
3,00%, dan 4,00%.

Berdasarkan uji sensitivitas tersebut, kondisi parameter kelayakan usaha akan


terlihat seperti pada grafik di bawah ini.

Gambar 21 Analisis Sensitivitas

150.000
100.000
NPV (Rp.000)

50.000
0
(50.000) NORMAL 1,00% 2,00% 3,00% 4,00%
(100.000)
(150.000)

Perubahan Kondisi

Volume Produksi Turun Struktur Biaya Naik Tingkat Bunga Naik

Sumber: Proyeksi Keuangan

Dari analisis sensitivitas di atas, kenaikan struktur biaya merupakan faktor yang
paling sensitif terhadap kelayakan usaha.

69
BAB 8
KESIMPULAN
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

8 KESIMPULAN

Analisis kelayakan terhadap rencana penambahan usaha Perseroan telah dilakukan


melalui analisa Kelayakan Pasar, Kelayakan Teknis, Kelayakan Pola Bisnis,
Kelayakan Model Manajemen, dan Kelayakan Keuangan.

8.1 Kajian Kelayakan Pasar

Dari Kajian Kelayakan Pasar, Perekonomian global mulai menunjukkan perbaikan.


Dari sisi pandemi, tambahan kasus harian Covid-19 global mulai berkurang yang
dibarengi dengan perbaikan tingkat fatalitas. Sementara itu, Pemulihan
perekonomian global didukung oleh implementasi vaksinasi Covid-19 di banyak
negara. Industri tekstil merupakan salah satu industri yang berperan penting bagi
perekonomian nasional. Kementerian Perindustrian mencatat pertumbuhan
industri tekstil dan pakaian jadi minus 8,8% secara tahunan (YoY) pada 2020.
Penyebab kontraksi pada tahun 2020, salah satunya adalah permintaan yang
menurun akibat perubahan pola konsumsi masyarakat.

Penambahan kegiatan usaha yaitu memproduksi kain sebagai bahan untuk produk
APD berupa masker dan baju hazmat oleh Perseroan adalah bagian dari upaya
mendukung pemerintah dalam penanggulangan pandemi COVID-19.

8.2 Kajian Kelayakan Teknis

Dari Kajian Kelayakan Teknis, menunjukkan bahwa Perseroan memiliki pabrik yang
dilengkapi dengan 19 unit mesin texturizing, 181 unit mesin twisting, 208 unit
mesin weaving, 8 unit mesin sizing, 54 unit mesin dyeing, 16 unit mesin
inspecting, 7 unit mesin packaging, 3 unit mesin dyeing finishing, 32 unit mesin
penunjang, 67 unit mesin utility area, 21 unit mesin laboratorium, dan 14 unit
mesin research & development.

Dalam penambahan kegiatan usaha, Perseroan tidak melakukan penambahan


mesin, sehingga untuk produksi kain untuk kegiatan usaha baru menggunakan
utilisasi dan kapasitas yang ada. Perseroan memiliki tenaga kerja yang telah
berpengalaman dalam memproduksi kain dan terkait penambahan kegiatan usaha,
tidak terdapat penambahan tenaga kerja. Proses produksi masker dan baju
hazmat dilakukan dengan makloon/subcont ke Perusahaan garmen dan laminasi,
dimana Perseroan hanya menyediakan bahan baku berupa Kain Greige.

8.3 Kajian Kelayakan Pola Bisnis

Dari Kajian Kelayakan Pola Bisnis, menunjukkan bahwa Penambahan kegiatan


usaha penunjang ini dapat memberikan nilai tambah bagi Perseroan berkaitan
dengan penurunan order regular saat pandemi. Kegiatan usaha baru sudah

70
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

dilakukan per April 2020, dan sudah ditambahkan dalam anggaran dasar pada
RUPS tahun buku 2019 yang dilakukan pada 15 Juni 2020. Perseroan merupakan
perusahaan yang sebelumnya telah berpengalaman menjalankan usahanya lebih
dari 50 tahun dalam bidang industri tekstil dan perdagangan tekstil dengan
jaringan pemasaran yang kuat di domestik dan internasional.

8.4 Kajian Kelayakan Model Manajemen

Dari Kajian Kelayakan Model Manajemen, menunjukkan bahwa dalam


melaksanakan kegiatan usaha barunya, Perseroan memiliki kapasitas dan
kemampuan dengan didukung oleh beberapa keunggulan kompetitif yang dimiliki,
seperti dari sisi legal dimana Perseroan sudah memiliki izin edar untuk produk
baju hazmat dari Kementerian Kesehatan. Sedangkan untuk bahan yang
digunakan, Perseroan memanfaatkan persediaan kain yang ada untuk kemudian
dilengkapi dengan fitur anti bakteri dan water repellent. Untuk menjamin kualitas
produk yang dihasilkan, Perseroan melakukan beberapa pengujian pada kain yang
dihasilkan. Perseroan merupakan perusahaan yang sebelumnya telah
berpengalaman dalam bidang Industri dan Perdagangan. Oleh karena itu,
Perseroan memiliki pengalaman dan kemampuan yang baik untuk menjalankan
bisnis tersebut di masa mendatang.

8.5 Kajian Kelayakan Keuangan

Dari Kajian Kelayakan Keuangan, menunjukkan bahwa rencana Perseroan untuk


menambah kegiatan usaha barunya memenuhi kriteria kelayakan dengan variabel-
variabel sebagai berikut:
 Net Present Value ( NPV ) > 0 --> Layak
NPV yang dihasilkan menunjukkan angka yang positif yaitu sebesar
Rp113.574.000,-.
 Internal Rate of Return (IRR) > Discount Rate --> Layak
IRR yang dihasilkan adalah sebesar 15,06% yang berarti di atas tingkat discount
rate yang sebesar 11,04%.
 Profitability Index ( PI ) > 1 --> Layak
PI yang diperoleh adalah sebesar 1,09698 yang berarti lebih besar dari 1.
 Payback Period ( PP )
PP akan diperoleh dalam waktu 2 tahun dan 10 bulan.

Dari analisis sensitivitas, kenaikan struktur biaya merupakan faktor yang paling
sensitif terhadap kelayakan usaha.

71
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk

8.6 Kesimpulan Studi Kelayakan

Dengan demikian, berdasarkan analisis atas Kelayakan Pasar, Kelayakan Teknis,


Kelayakan Pola Bisnis, Kelayakan Model Manajemen, dan Kelayakan Keuangan,
dapat disimpulkan bahwa penambahan kegiatan usaha penunjang Perdagangan
Besar Alat Laboratorium, Farmasi, dan Kedokteran, yaitu memproduksi kain
sebagai bahan untuk produk APD (Alat Pelindung Diri) berupa masker dan baju
hazmat serta mengedarkan secara komersil APD tersebut adalah layak.

72

You might also like