Professional Documents
Culture Documents
Ec6ac6666e B2dbec5cd3
Ec6ac6666e B2dbec5cd3
No. 00005/2.0113-03/BS-FS/04/0340/1/V/2021
Tanggal : 18 Mei 2021
Atas Revisi
No. 00003/2.0113-03/BS-FS/04/0340/1/IV/2021
Tanggal : 20 April 2021
No. 00005/2.0113-03/BS-FS/04/0340/1/V/2021 Jakarta, 18 Mei 2021
Kepada:
Direksi
PT Trisula Textile Industries Tbk
Jl. Mahar Martanegara No. 170
Baros, Cimahi Tengah,
Kota Cimahi, Jawa Barat
Dengan hormat,
PENDAHULUAN
Sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja (SPK) No. 0002/SPK/MSE-01/ES/III/2021, tanggal 31
Maret 2021, PT Trisula Textile Industries Tbk (“Perseroan”) yang bergerak di bidang
Industri Tekstil dan Perdagangan Tekstil, telah menunjuk KJPP Syarif, Endang, dan Rekan,
sebagai Penilai Independen untuk menyusun Laporan Studi Kelayakan atas Penambahan
Kegiatan Usaha Penunjang Perdagangan Besar Alat Laboratorium, Farmasi, dan
Kedokteran (KBLI: 46693) dalam bidang usaha Industri Tekstil dan Perdagangan Tekstil,
yaitu memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD (Alat Pelindung Diri) berupa
masker dan baju hazmat serta mengedarkan secara komersil APD tersebut.
Laporan studi kelayakan penambahan kegiatan usaha penunjang ini merupakan revisi
atas laporan studi kelayakan No. 00003/2.0113-03/BS-FS/04/0340/1/IV/2021, tanggal
20 April 2021
TANGGAL PENILAIAN
Tanggal Penilaian dalam Laporan Studi Kelayakan ini adalah per 31 Desember 2020.
INDEPENDENSI PENILAI
Dalam mempersiapkan Laporan Studi Kelayakan ini kami telah bertindak secara
independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan, dan pihak-pihak
yang terkait dengan perusahaan tersebut. Kami juga tidak mempunyai kepentingan atau
keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, Laporan Studi
Kelayakan ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau kerugian pada pihak
manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran
nilai yang dihasilkan dari proses analisis kelayakan ini dan kami hanya menerima imbalan
sesuai dengan yang tercantum pada Surat Perjanjian Kerja (SPK) No. 0002/SPK/MSE-
01/ES/III/2021, tanggal 31 Maret 2021.
KESIMPULAN
Analisis kelayakan terhadap rencana penambahan usaha Perseroan telah dilakukan
melalui analisa Kelayakan Pasar, Kelayakan Teknis, Kelayakan Pola Bisnis, Kelayakan
Model Manajemen, dan Kelayakan Keuangan.
Dari Kajian Kelayakan Pasar, Perekonomian global mulai menunjukkan perbaikan. Dari
sisi pandemi, tambahan kasus harian Covid-19 global mulai berkurang yang dibarengi
dengan perbaikan tingkat fatalitas. Sementara itu, Pemulihan perekonomian global
didukung oleh implementasi vaksinasi Covid-19 di banyak negara. Industri tekstil
merupakan salah satu industri yang berperan penting bagi perekonomian nasional.
Kementerian Perindustrian mencatat pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi minus
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
8,8% secara tahunan (YoY) pada 2020. Penyebab kontraksi pada tahun 2020, salah
satunya adalah permintaan yang menurun akibat perubahan pola konsumsi masyarakat.
Dari Kajian Kelayakan Teknis, menunjukkan bahwa Perseroan memiliki pabrik yang
dilengkapi dengan 19 unit mesin texturizing, 181 unit mesin twisting, 208 unit mesin
weaving, 8 unit mesin sizing, 54 unit mesin dyeing, 16 unit mesin inspecting, 7 unit
mesin packaging, 3 unit mesin dyeing finishing, 32 unit mesin penunjang, 67 unit mesin
utility area, 21 unit mesin laboratorium, dan 14 unit mesin research & development.
Dalam penambahan kegiatan usaha, Perseroan tidak melakukan penambahan mesin,
sehingga untuk produksi kain untuk kegiatan usaha baru menggunakan utilisasi dan
kapasitas yang ada. Perseroan memiliki tenaga kerja yang telah berpengalaman dalam
memproduksi kain dan terkait penambahan kegiatan usaha, tidak terdapat penambahan
tenaga kerja. Proses produksi masker dan baju hazmat dilakukan dengan
makloon/subcont ke Perusahaan garment dan laminasi, dimana Perseroan hanya
menyediakan bahan baku berupa Kain Greige.
Dari Kajian Kelayakan Pola Bisnis, menunjukkan bahwa penambahan kegiatan usaha
penunjang ini dapat memberikan nilai tambah bagi Perseroan berkaitan dengan
penurunan order regular saat pandemi. Kegiatan usaha baru sudah dilakukan per April
2020, dan sudah ditambahkan dalam anggaran dasar pada RUPS tahun buku 2019 yang
dilakukan pada 15 Juni 2020. Perseroan merupakan perusahaan yang sebelumnya telah
berpengalaman menjalankan usahanya lebih dari 50 tahun dalam bidang industri tekstil
dan perdagangan tekstil dengan jaringan pemasaran yang kuat di domestik dan
internasional.
Dari analisis sensitivitas, kenaikan struktur biaya merupakan faktor yang paling sensitif
terhadap kelayakan usaha.
Seluruh kajian ini kami sampaikan dengan catatan semua asumsi yang diterapkan dalam
Studi Kelayakan ini dapat dipenuhi.
PENUTUP
Penugasan untuk mempersiapkan Studi Kelayakan Usaha ini bukan dan tidak dapat
dianggap dalam segala hal sebagai, review atau audit atau pelaksanaan prosedur tertentu
pada informasi keuangan. Penugasan kami tidak dilakukan untuk tujuan mengungkapkan
kelemahan pengendalian internal, kesalahan dalam laporan keuangan, segala bentuk
implikasi pajak atau pelanggaran hukum. Studi Kelayakan Usaha ini juga tidak
dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk menyetujui atau tidak menyetujui rencana
proyek atau untuk mengambil tindakan tertentu atas Rencana Kegiatan Usaha.
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Demikian laporan ini kami sampaikan, atas kepercayaan yang telah diberikan kami
ucapkan terima kasih dan kami berharap kiranya laporan ini dapat berguna bagi
kemajuan usaha selanjutnya.
Hormat kami,
KJPP SYARIF, ENDANG & REKAN
PERNYATAAN PENILAI
Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai Penilai, kami yang bertanda tangan
di bawah ini menerangkan bahwa:
1. Dalam mempersiapkan Laporan Studi Kelayakan ini kami telah bertindak secara
independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan Perseroan, dan pihak-
pihak yang terkait dengan perusahaan tersebut. Kami juga tidak mempunyai
kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya,
Laporan Studi Kelayakan ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau
kerugian pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak
dipengaruhi oleh kewajaran nilai yang dihasilkan dari proses analisis kelayakan ini dan
kami hanya menerima imbalan sesuai dengan yang tercantum pada Surat Perjanjian
Kerja (SPK) No. 0002/SPK/MSE-01/ES/III/2021, tanggal 31 Maret 2021;
2. Penilai bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan dalam rangka penugasan
Studi Kelayakan, sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini;
3. Analisis Kelayakan dilaksanakan per tanggal 31 Desember 2020, parameter dan data
yang digunakan dalam analisis menggunakan data per 31 Desember 2020;
4. Penugasan penilaian telah dilakukan dengan pemahaman terhadap Objek Penilaian
pada Tanggal Penilaian dan analisis telah dilakukan sesuai dengan Tujuan Penilaian
sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini;
5. Laporan Studi Kelayakan ini tidak lepas dari ketentuan-ketentuan dalam Peraturan OJK
No. 35/POJK.04/2020, SEOJK No. 17/SEOJK.004/2020, Kode Etik Penilai Indonesia
("KEPI"), serta Standar Penilaian Indonesia (“SPI”) Edisi VII 2018 yang ditetapkan oleh
Masyarakat Profesi Penilai Indonesia ("MAPPI");
6. Opini yang dihasilkan dalam penugasan ini telah disajikan sebagai Kesimpulan pada
Laporan Studi Kelayakan ini;
7. Lingkup pekerjaan telah diungkapkan pada Ruang Lingkup dan data yang dianalisis
serta data ekonomi dan industri yang diungkapkan dalam Laporan Penilaian ini pada
Sumber Data diperoleh dari berbagai sumber yang diyakini dapat
dipertanggungjawabkan;
8. Laporan ini menjelaskan semua asumsi dan syarat-syarat pembatasan yang
mempengaruhi analisis, pendapat dan kesimpulan yang tertera dalam Laporan ini;
9. Kesimpulan telah sesuai dengan asumsi-asumsi dan kondisi pembatas;
10. Pernyataan yang menjadi dasar analisis, pendapat dan kesimpulan yang diuraikan di
dalam Laporan ini adalah benar, sesuai dengan pemahaman terbaik;
11. Dalam mempersiapkan Laporan Studi Kelayakan ini, Penilai juga tidak mempunyai
kepentingan atau keuntungan pribadi berkaitan dengan penugasan ini. Imbalan yang
Penilai terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kesimpulan yang tercantum
pada Laporan Penilaian ini;
12. Dalam melakukan penugasan ini, Penilai telah memenuhi persyaratan pendidikan
profesional dalam menyiapkan Laporan Studi Kelayakan; dan
13. Tidak seorangpun, kecuali yang disebutkan dalam Laporan ini, telah menyediakan
bantuan profesional dalam menyiapkan Laporan Penilaian.
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
KJPP Syarif, Endang & Rekan menyatakan bahwa Para Penilai yang kami libatkan dalam
penugasan Penilaian ini adalah Penilai profesional yang kompeten dan memiliki keahlian
penilaian yang baik.
DAFTAR ISI
SURAT
PERNYATAAN PENILAI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. v
1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Nomor dan Tanggal Laporan Penilaian ................................................................. 1
1.2 Tanggal Penilaian ................................................................................................. 1
1.3 Identitas Pemberi Tugas ....................................................................................... 1
1.4 Latar Belakang...................................................................................................... 2
1.5 Maksud dan Tujuan Studi Kelayakan .................................................................... 2
1.6 Data dan Informasi yang Digunakan .................................................................... 2
1.7 Prosedur yang Digunakan .................................................................................... 4
1.8 Ruang Lingkup Penugasan ................................................................................... 5
1.9 Asumsi dan Kondisi Pembatas .............................................................................. 5
1.10 Kualifikasi Penilai ................................................................................................. 6
1.11 Kejadian Setelah Tanggal Studi Kelayakan ............................................................ 6
2 INFORMASI UMUM ................................................................................................ 7
2.1 Profil Perseroan .................................................................................................... 7
2.1.1 Bidang Usaha ....................................................................................................... 7
2.1.2 Struktur Permodalan dan Pemegang Saham Perseroan ......................................... 8
2.1.3 Susunan Dewan Komisaris dan Direksi ................................................................. 8
2.1.4 Legalitas dan Izin Operasional ............................................................................. 9
2.1.5 Entitas Anak ....................................................................................................... 10
2.2 Kinerja Keuangan ............................................................................................... 10
2.2.1 Kinerja Posisi Keuangan ..................................................................................... 11
2.2.2 Kinerja Laba (Rugi) ............................................................................................. 16
2.3 Produk atau Jasa yang Dihasilkan ....................................................................... 19
2.4 Teknologi yang Digunakan ................................................................................. 20
2.5 Pasar yang Dituju ............................................................................................... 21
2.6 Pesaing dan Persaingan ...................................................................................... 21
2.7 Pola Bisnis .......................................................................................................... 21
2.8 Strategi Pemasaran dan Penjualan ...................................................................... 22
2.9 Kebutuhan Produksi atau Operasi ...................................................................... 23
2.10 Kebutuhan Manajemen dan Sumber Daya Manusia ............................................ 24
2.11 Hak Atas Kekayaan Intelektual ........................................................................... 24
2.12 Peraturan Perundang-undangan yang Terkait .................................................... 26
2.13 Aspek Lingkungan ............................................................................................. 26
2.14 Faktor Risiko Utama ........................................................................................... 28
2.15 Persyaratan Modal dan Strategi Finansial ........................................................... 28
3 KELAYAKAN PASAR ............................................................................................. 29
i
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
ii
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
8 KESIMPULAN ....................................................................................................... 70
8.1 Kajian Kelayakan Pasar ....................................................................................... 70
8.2 Kajian Kelayakan Teknis ..................................................................................... 70
8.3 Kajian Kelayakan Pola Bisnis ............................................................................... 70
8.4 Kajian Kelayakan Model Manajemen ................................................................... 71
8.5 Kajian Kelayakan Keuangan ................................................................................ 71
8.6 Kesimpulan Studi Kelayakan ............................................................................... 72
iii
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
DAFTAR TABEL
iv
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
1 PENDAHULUAN
Kantor Jasa Penilai Publik Syarif, Endang, dan Rekan telah ditunjuk oleh PT Trisula
Textile Industries Tbk. (“Perseroan”) berdasarkan Surat Perjanjian Kerja
No. 0002/SPK/MSE-01/ES/III/2021, tanggal 31 Maret 2021, sebagai Penilai
Independen untuk menyusun Laporan Studi Kelayakan atas Penambahan Kegiatan
Usaha Penunjang Perdagangan Besar Alat Laboratorium, Farmasi, dan Kedokteran
(KBLI: 46693) dalam bidang usaha Industri Tekstil dan Perdagangan Tekstil.
Kami telah menyusun Laporan Studi Kelayakan atas Penambahan Kegiatan Usaha
Penunjang PT Trisula Textile Industries Tbk dengan Laporan No. 00005/2.0113-
03/BS-FS/04/0340/1/V/2021, tanggal 18 Mei 2021 atas revisi Laporan No.
00003/2.0113-03/BS-FS/04/0340/1/IV/2021, tanggal 20 April 2021, dengan
poin-poin revisi diantaranya sebagai berikut:
Penyesuaian ruang lingkup penugasan dengan Pasal 17 Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 35/POJK.04/2020;
Penambahan pembahasan kinerja keuangan mencakup atas transaksi yang
mendasari peningkatan dan/atau penurunan atas masing-masing akun Laporan
Keuangan;
Penambahan analisis atas proyeksi laba (rugi) terkait penambahan
kegiatan usaha;
Penambahan penjelasan atas analisis pembahasan proyeksi keuangan;
Penambahan pengungkapan mengenai asumsi–asumsi penyusunan
proyeksi keuangan dengan dan tanpa penambahan kegiatan usaha;
Penambahan pengungkapan mengenai rincian penjelasan masing-
masing perhitungan dalam memperoleh nilai atas masing-masing
parameter net present value, internal rate of return, profitability index,
payback period, dan break even point.
Tanggal penilaian dalam Laporan Studi Kelayakan ini adalah per 31 Desember 2020.
1
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 10,
tanggal 15 Juni 2020 dibuat di hadapan Notaris Edward Suharjo Wiryomartani, SH,
M.Kn, Perseroan telah melakukan penambahan kegiatan usaha penunjang
Perdagangan Besar Alat Laboratorium, Farmasi, dan Kedokteran (KBLI: 46693) yaitu
memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD (Alat Pelindung Diri) berupa
masker dan baju hazmat serta mengedarkan secara komersil APD tersebut.
Studi Kelayakan ini dibuat untuk mengetahui kelayakan usaha sehubungan dengan
penambahan Kegiatan Usaha Penunjang Perdagangan Besar Alat Laboratorium,
Farmasi, dan Kedokteran (KBLI: 46693) dalam bidang usaha Industri Tekstil dan
Perdagangan Tekstil, yaitu memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD
berupa masker dan baju hazmat serta mengedarkan secara komersil APD tersebut,
serta sebagai syarat pemenuhan atas Peraturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Republik Indonesia No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan
Kegiatan Usaha (“POJK No.17/2020”), dan bukan untuk kepentingan perbankan
ataupun kepentingan lainnya.
Dalam rangka melakukan Studi Kelayakan ini, kami telah mempelajari, menganalisa
dan mempertimbangkan informasi sebagai berikut:
2
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
4. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 10, tanggal 15
Juni 2020, dari Notaris Edward Suharjo Wiryomartani, SH, M.Kn;
5. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 13, tanggal 10 Juli 2020, dari Notaris
Edward Suharjo Wiryomartani, SH, M.Kn, dan disahkan melalui Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
0048137.AH.01.02.Tahun 2020, tanggal 15 Juli 2020;
6. Laporan Keuangan Konsolidasian periode 31 Desember 2016 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Gideon Adi & Rekan dengan Akuntan Publik William
Suria Djaja Salim, M.Ak, CA, CPA, dengan opini wajar dalam semua hal yang
material, dengan laporan No. 65/TTI/IV/17, tanggal 5 April 2017;
7. Laporan Keuangan Konsolidasian periode 31 Desember 2017 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Gideon Adi & Rekan dengan Akuntan Publik William
Suria Djaja Salim, M.Ak, CA, CPA, dengan opini wajar dalam semua hal yang
material, dengan laporan No. 23/TTI/III/18, tanggal 20 Maret 2018;
8. Laporan Keuangan Konsolidasian periode 31 Desember 2018 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan
dengan Akuntan Publik Juninho Widjaja, CPA, dengan opini wajar dalam semua
hal yang material, dengan laporan No. 00197/2.1051/AU.1/04/1029-
1/1/III/2019, tanggal 26 Maret 2019;
9. Laporan Keuangan Konsolidasian periode 31 Desember 2019 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan
dengan Akuntan Publik Juninho Widjaja, CPA, dengan opini wajar dalam semua
hal yang material, dengan laporan No. 00315/2.1051/AU.1/04/1029-
2/1/IV/2020, tanggal 9 April 2020;
10. Laporan Keuangan Konsolidasian periode 31 Desember 2020 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan
dengan Akuntan Publik Juninho Widjaja, CPA, dengan opini wajar dalam semua
hal yang material, dengan laporan No. 00279/2.1051/AU.1/04/1029-
3/1/IV/2021, tanggal 14 April 2021;
11. Surat Izin Usaha Perdagangan No. 503.7/0001-P/PB/0804/DPMPTSP/2020 dari
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, tanggal 21
September 2020;
12. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas No. 10.28.1.13.00053 dari Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Cimahi;
13. Izin Lokasi, diterbitkan tanggal 23 Agustus 2018 oleh Walikota Kota Cimahi
melalui Lembaga OSS;
14. Nomor Induk Berusaha (NIB) No. 8120007852633, diterbitkan tanggal 23
Agustus 2018 dan Perubahan ke-8 tanggal 16 September 2020 oleh Badan
Koordinasi Penanaman Modal melalui Lembaga OSS;
15. Surat Keterangan Wajib Pajak No. KSWP-1/S/WPJ.09/KP.1103/2017 dari Kantor
Pelayanan Pajak Madya Bandung, tanggal 29 Agustus 2017;
16. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 01.118.564.2-441.000;
17. Surat Keterangan Terdaftar No. S-38KT/WPJ.09/KP.1103/2017 dari Kantor
Pelayanan Pajak Madya Bandung, tanggal 27 September 2017;
3
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
4
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Ruang Lingkup penugasan adalah sesuai dengan tujuan dari Studi Kelayakan ini,
yaitu untuk melakukan kajian atau analisis kelayakan sehubungan dengan
penambahan kegiatan usaha penunjang dalam bidang usaha industri tekstil dan
perdagangan tekstil, yaitu memproduksi kain sebagai bahan untuk produk APD
berupa masker dan baju hazmat serta mengedarkan secara komersil APD tersebut.
Asumsi dan kondisi pembatas yang digunakan dalam penyusunan studi kelayakan
ini adalah:
Laporan studi kelayakan ini bersifat non-disclaimer opinion.
Kami telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang digunakan
dalam studi kelayakan.
Dalam menyusun laporan studi kelayakan ini, penilai mengandalkan keakuratan
dan kelengkapan informasi yang disediakan oleh pemberi tugas atau data yang
diperoleh dari informasi yang tersedia untuk publik dan informasi lainnya serta
penelitian yang kami anggap relevan.
Penilai menggunakan proyeksi keuangan yang disampaikan oleh manajemen
dengan mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan dan kemampuan
pencapaiannya (fiduciary duty).
Penilai bertanggung jawab atas pelaksanaan studi kelayakan dan kewajaran
proyeksi keuangan yang telah disesuaikan.
Laporan yang dihasilkan terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang
bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan.
Penilai bertanggung jawab atas laporan studi kelayakan dan kesimpulan yang
dihasilkan.
Penilai telah memperoleh informasi atas status hukum obyek studi kelayakan
dari pemberi tugas.
5
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Kami adalah Kantor Jasa Penilai Publik yang secara resmi telah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1498/KM.1/2012, tanggal 28
Desember 2012, dengan nama Kantor Jasa Penilai Publik Syarif, Endang dan Rekan
dengan Izin KJPP No. 2.12.0113.
Penilai Usaha yang menandatangani laporan penilaian usaha ini merupakan Penilai
Usaha bersertifikat MAPPI dengan perizinan sebagai berikut:
Dari tanggal Penilaian Studi Kelayakan, yaitu tanggal 31 Desember 2020, sampai
dengan tanggal diterbitkannya laporan ini, tidak terdapat kejadian penting dalam
Perseroan yang dapat berpengaruh signifikan terhadap hasil penilaian.
6
BAB 2
INFORMASI UMUM
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
2 INFORMASI UMUM
PT Trisula Textile Industries Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tahun 1968 dengan
nama PT Daya Mekar. Perubahan nama Perseroan telah terjadi beberapa kali, yakni
menjadi PT Trisula Banten Textile Mill di tahun 1971 dan PT Trisula Textile
Industries di tahun 1999. Perseroan didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 39
tanggal 11 Januari 1971 dari Notaris Kurniati, SH. Akta Pendirian Perseroan
tersebut telah memperoleh pengesahan oleh Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia) sesuai Surat keputusan No. Y.A.5/65/17 tanggal 26 Februari 1974 dan
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 427/1974,
Tambahan No. 68 tanggal 23 Agustus 1974.
Perseroan berkedudukan dan berkantor di Jl. Mahar Martanegara No. 170, Cimahi.
Perseroan beroperasi secara komersial pada tahun 1973.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan
yaitu bergerak dalam bidang industri tekstil dan perdagangan tekstil.
7
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
a. Perdagangan besar hasil industri tekstil (tekstil/kain, kain batik, dan lain-
lain);
b. Barang linen rumah tangga;
2. Perdagangan besar berbagai macam barang; dan
3. Perdagangan besar alat laboratorium, farmasi, dan kedokteran.
Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sebesar 72,5% (tujuh
puluh dua koma lima persen) atau sejumlah 7.250.000.000 (tujuh miliar dua ratus
lima puluh juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar
Rp145.000.000.000,- seratus empat puluh lima miliar Rupiah).
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Lim Kwang Tak
Komisaris Independen : V. Roy Sunarja
Dewan Direksi
Presiden Direktur : Karsongno Wongso Djaja
Direktur Independen : Handi Suwarto
Direktur : R. Nurwulan Kusumawati
8
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 39, tanggal 11 Januari 1971, dari
Notaris Kurniati, SH, dan disahkan melalui Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia sesuai Surat keputusan No. Y.A.5/65/17 tanggal 26
Februari 1974 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 427/1974, Tambahan No. 68 tanggal 23 Agustus 1974;
Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 13, tanggal 10 Juli 2020, dari Notaris
Edward Suharjo Wiryomartani, SH, M.Kn, dan disahkan melalui Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
0048137.AH.01.02.Tahun 2020, tanggal 15 Juli 2020;
Surat Izin Usaha Perdagangan No. 503.7/0001-P/PB/0804/DPMPTSP/2020
dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, tanggal 21
September 2020;
Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas No. 10.28.1.13.00053 dari Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Cimahi;
Izin Lokasi, diterbitkan tanggal 23 Agustus 2018 oleh Walikota Kota Cimahi
melalui Lembaga OSS;
Nomor Induk Berusaha (NIB) No. 8120007852633, diterbitkan tanggal 23
Agustus 2018 dan Perubahan ke-8, tanggal 16 September 2020 oleh Badan
Koordinasi Penanaman Modal melalui Lembaga OSS;
Surat Keterangan Wajib Pajak No. KSWP-1/S/WPJ.09/KP.1103/2017 dari Kantor
Pelayanan Pajak Madya Bandung, tanggal 29 Agustus 2017;
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 01.118.564.2-441.000;
Surat Keterangan Terdaftar No. S-38KT/WPJ.09/KP.1103/2017 dari Kantor
Pelayanan Pajak Madya Bandung, tanggal 27 September 2017;
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No. S-33PKP/WPJ.09/KP.1103/2017
dari Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung, tanggal 27 September 2017;
Izin Edar Alat Kesehatan No. KEMENKES RI AKD 21603021793, dari Direktorat
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia untuk merek BELLINI APD Coverall Medis with Shoes Cover, tanggal 9
September 2020;
Izin Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga Dalam Negeri Inovasi dari Industri yang melakukan
investasi di Indonesia, diterbitkan tanggal 12 September 2020 oleh Menteri
Kesehatan melalui Lembaga OSS;
Sertifikat Distribusi Penyalur Alat Kesehatan, diterbitkan tanggal 11 November
2020 oleh Menteri Kesehatan melalui Lembaga OSS;
Sertifikat Produksi Industri Alat Kesehatan dan PKRT, diterbitkan tanggal 25
Juli 2020 oleh Menteri Kesehatan melalui Lembaga OSS;
9
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Kepemilikan Langsung
PT Mido Indonesia Depok Ritel dan Distributor 99,00%
PT Savana Lestari Jakarta Distributor 65,00%
PT Tricitra Busana Mas Jakarta Distributor 40,00%
PT Prima Moda Kreasindo Bandung Distributor 40,00%
PT Permata Busana Mas Jakarta Distributor 60,00%
PT Sinar Abadi Citranusa Jakarta Distributor 80,00%
PT Cakra Kencana Jakarta Distributor 70,00%
10
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Desember 2017, dan 2016 yang telah diaudit Kantor Akuntan Publik Gideon Adi &
Rekan, Laporan Keuangan Audit Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada
31 Desember 2020, 2019 dan 2018 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Kosasih, Nurdiyaman, Mulyadi, Tjahjo & Rekan. Semua laporan keuangan tersebut
dengan opini wajar dalam semua hal yang material, sebagaimana disajikan pada
tabel di bawah ini.
Kinerja Posisi Keuangan Perseroan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2020
adalah sebagai berikut:
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas 53.141.350 19.537.596 45.295.624 44.619.483 13.084.044
Portofolio efek 72.110 72.110 74.975 11.850 -
Piutang usaha
Pihak ketiga 74.711.144 94.390.362 110.450.405 96.162.758 91.157.839
Pihak berelasi 5.958.968 6.388.187 5.357.742 3.884.536 3.116.235
Piutang lain-lain
Pihak ketiga 1.831.760 1.097.837 1.160.598 11.992.098 6.313.540
Pihak berelasi 770.209 843.006 1.620.973 3.256.971 -
Persediaan
Barang jadi 130.562.878 138.478.793 134.258.437 136.333.665 94.427.253
Barang dalam proses 51.817.667 77.519.436 59.981.545 60.787.775 41.681.416
Bahan baku 13.639.879 17.024.306 19.649.943 20.874.897 9.206.449
Bahan pendukung 5.847.647 6.536.017 5.909.786 4.307.035 4.339.825
Suku cadang 156.304 724.495 388.175 254.663 2.259.410
Penyisihan penurunan nilai - (18.491)
Uang muka dan beban dibayar
di muka 4.616.509 16.037.254 8.856.843 9.398.447 4.529.954
Pajak dibayar di muka 12.430.815 25.235.746 12.438.662 9.125.155 12.377.217
Aset lancar lainnya 758.531 302.073 369.109 180.514 15.300
11
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Akumulasi penyusutan
Bangunan dan prasarana (20.592.460) (18.003.954) (15.624.439) (14.277.669) (13.316.708)
Mesin pabrik (134.856.474) (126.358.668) (125.122.373) (118.653.459) (112.498.495)
Kendaraan (5.441.015) (5.088.842) (4.896.741) (4.374.989) (3.847.251)
Instalasi (4.873.922) (4.072.463) (3.589.492) (3.260.023) (3.076.313)
Peralatan kantor dan pabrik (30.840.476) (25.900.701) (19.479.616) (14.109.051) (10.517.181)
Aset
Selama tahun 2016–2020 penurunan aset hanya terjadi pada tahun 2020, dimana
jumlah aset mengalami penurunan sebesar 6,20% atau turun sebesar Rp36,65
miliar dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena menurunnya jumlah aset
lancar sebesar 11,84% atau turun Rp47,87 miliar, yang terutama diakibatkan oleh
menurunnya piutang usaha pihak ketiga sebesar 20,85% yang disebabkan oleh
penurunan penjualan, penurunan persediaan sebesar 15,92% disebabkan oleh
kondisi pandemi yang mengakibatkan penurunan order sehingga pembelian
menurun dan lebih mengoptimalkan pemanfaatan persediaan, penurunan uang
muka sebesar 71,21% karena telah terselesaikannya project sehingga uang muka
telah diperhitungkan serta menurunnya order, serta penurunan pajak dibayar di
muka sebesar 50,74% disebabkan adanya proses restitusi PPN yang telah
diselesaikan di entitas anak.
12
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Pada tahun 2019, total aset tercatat sebesar Rp590,88 miliar, naik Rp6,15 miliar
atau setara 1,05%. Peningkatan berasal dari aset tidak lancar yang naik 4,35% atau
setara Rp7,78 miliar. Sedangkan, aset lancar mengalami penurunan 0,40% atau
setara Rp1,63 miliar. Peningkatan aset tidak lancar terutama berasal dari
peningkatan aset tetap sebesar Rp10,77 miliar atau 6,46%. Sementara itu,
penurunan aset lancar terutama berasal kas dan setara kas sebesar Rp25,76 miliar
atau 56,87% dikarenakan telah digunakannya seluruh dana IPO sesuai
peruntukannya.
Pada tahun 2018, total aset tercatat sebesar Rp584,73 miliar, mengalami
peningkatan sebesar Rp539,38 miliar atau 8,41% dari total aset pada tahun 2017.
Kenaikan tersebut berasal dari naiknya aset lancar dan tidak lancar yang masing-
masing sebesar 1,15% dan 29,47%. Peningkatan aset lancar terutama berasal dari
piutang usaha pihak ketiga dan persediaan. Sementara itu, peningkatan aset tidak
lancar terjadi terutama karena peningkatan aset tetap sebesar 32,50%.
Total aset pada tahun 2017 adalah sebesar Rp539,38 miliar, mengalami
peningkatan sebesar Rp151,40 miliar atau 39,02% dari total aset pada tahun 2016
sebesar Rp387,98 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan
meningkatnya saldo Kas dan setara kas sebesar Rp31,54 miliar atau 241,02% dari
saldo Kas dan setara kas pada tahun sebelumnya, akibat perolehan dana hasil
penawaran umum perdana saham. Selain itu juga terjadi peningkatan aset tetap
karena investasi di perusahaan dan entitas anak.
13
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
EKUITAS
14
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Liabilitas
Selama tahun 2016–2020 penurunan jumlah liabilitas hanya terjadi pada tahun
2020, dimana jumlah liabilitas mengalami penurunan sebesar 5,14% atau turun
sebesar Rp16,12 miliar dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
menurunnya liabilitas jangka pendek sebesar 7,04% atau turun Rp19,68 miliar
yang terutama diakibatkan oleh turunnya pinjaman jangka pendek, utang usaha
dan utang lain-lain di tahun 2020.
Pada tahun 2019, total liabilitas tercatat sebesar Rp313,83 milliar, meningkat
Rp52,12 miliar atau setara 19,92% dari Rp261,71 miliar di tahun 2018. Liabilitas
Perseroan terdiri dari liabilitas jangka pendek yang meningkat sebesar Rp54,83
miliar dan liabilitas jangka panjang yang menurun sebesar Rp2,70 miliar. Liabilitas
jangka pendek mengalami peningkatan, yang terutama berasal dari utang
pinjaman bank naik sebesar Rp64,29 miliar dan utang usaha pihak berelasi naik
sebesar Rp38,28 miliar. Sementara itu, liabilitas jangka panjang mengalami
penurunan yang terutama dipengaruhi oleh turunnya liabilitas imbalan kerja
hingga mencapai 34,15% atau setara Rp5,30 miliar.
Pada tahun 2018 total liabilitas mengalami peningkatan menjadi Rp261,71 miliar
dari Rp231,44 miliar pada tahun 2017. Peningkatan total liabilitas ini mencapai
13,08% atau sebesar Rp30,27 miliar. Pertumbuhan terutama dari total liabilitas
jangka pendek disebabkan oleh peningkatan uang muka sebesar Rp7,88 miliar
dan utang usaha pihak ketiga sebesar Rp20,10 miliar.
Ekuitas Perseroan pada tahun 2020 adalah sebesar Rp256,53 miliar, turun
Rp20,53 miliar atau setara 7,41% dari tahun 2019. Penurunan ekuitas terutama
disebabkan oleh penurunan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya
yang disebabkan menyerap rugi perusahaan tahun 2020.
15
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Ekuitas Perseroan pada tahun 2019 adalah sebesar Rp277,05 miliar, turun
Rp45,97 miliar atau setara 14,23% dari tahun 2018. Penurunan ekuitas terutama
disebabkan tidak terdapat ekuitas merging bisnis, yang tahun sebelumnya tercatat
sebesar Rp62,82 miliar.
Ekuitas Perseroan pada tahun 2018 adalah sebesar Rp323,02 miliar, mengalami
peningkatan sebesar Rp15,08 miliar atau setara 4,90% dari tahun 2017.
Peningkatan ekuitas terutama disebabkan oleh peningkatan total ekuitas yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan perolehan sebesar 4,65%
dari Rp277,19 miliar di tahun 2017 menjadi Rp290,08 miliar di tahun 2018.
Ekuitas Perseroan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp307,95 miliar, mengalami
peningkatan sebesar Rp116,29 miliar atau setara 60,68% dari jumlah ekuitas pada
tahun 2016 sebesar Rp191,65 miliar. Hal ini terutama disebabkan adanya
perubahan modal saham pada tahun 2017 yang merubah saham ditempatkan dan
disetor penuh yang pada tahun sebelumnya sebesar Rp115,00 miliar menjadi
sebesar Rp145,00 miliar. Kenaikan tersebut terkait dengan dilakukannya
penawaran umum perdana sebanyak 300.000.000 saham dengan nilai nominal
Rp100,- per saham kepada masyarakat melalui bursa efek indonesia dengan harga
penawaran perdana sebesar Rp150,- per saham.
Kinerja Laba (Rugi) Perseroan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2020
adalah sebagai berikut:
PENJUALAN
Lokal 523.976.118 692.473.737 659.972.777 423.690.265 381.523.691
Ekspor 14.323.133 21.851.969 31.511.242 22.438.645 34.638.439
Total Penjualan 538.299.251 714.325.706 691.484.019 446.128.911 416.162.130
16
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
PENGHASILAN (BEBAN)
KOMPREHENSIF LAIN
Perubahan nilai wajar efek yang
tersedia untuk dijual - (2.865) (86.875) (3.450) 1.800
Pengukuran kembali liabilitas
imbalan kerja (889.813) (215.533) 277.206 (4.056.165) (5.195.803)
Pajak penghasilan terkait 1.330.685 53.883 (69.301) 1.014.041 1.298.951
TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF (16.117.797) 23.049.137 24.143.812 11.905.386 3.787.737
Penjualan bersih
17
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Seiring dengan penurunan penjualan bersih pada tahun 2020, terjadi penurunan
Beban Pokok Penjualan pada tahun 2020. Penurunan Beban Pokok Penjualan pada
tahun 2020 yaitu sebesar 19,20% atau turun sebesar Rp97,78 miliar dari Beban
pokok penjualan tahun 2019. Penurunan tersebut terutama diakibatkan oleh
rendahnya pembelian Bahan Baku.
Beban pokok penjualan tahun 2019 tercatat sebesar Rp509,36 miliar, mengalami
peningkatan 2,80% dari Beban pokok penjualan tahun 2018 sebesar Rp495,49
miliar yang sebelumnya meningkat 45,22% dari Beban pokok penjualan tahun
2017 yang tercatat sebesar sebesar Rp341,21 miliar. Beban pokok penjualan
tahun 2017 tersebut mengalami peningkatan 4,63% dari Rp326,11 miliar pada
tahun 2016. Kenaikan tersebut seiring dengan meningkatnya penjualan bersih
Perseroan, sehingga meningkatkan penggunaan bahan baku dan pembayaran
upah langsung, serta beban produksi.
Beban usaha
18
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Pada tahun 2019, Beban usaha mencapai Rp155,92 miliar, meningkat 4,17% atau
Rp6,24 miliar dari tahun 2018 sebesar Rp149,68 miliar. Peningkatan ini terutama
dipengaruhi oleh beban penjualan dan pemasaran mencapai 3,85% atau setara
Rp3,60 miliar.
Pada tahun 2018, Beban usaha mencapai Rp149,68 miliar, meningkat 105,79%
atau Rp76,95 miliar dari tahun 2018 sebesar Rp72,74 miliar. Peningkatan ini
terutama dipengaruhi oleh beban penjualan dan pemasaran mencapai 324,69%
atau setara Rp71,48 miliar.
Pada tahun 2017, Beban usaha mencapai Rp72,74 miliar, meningkat 7,65% atau
Rp5,17 miliar dari tahun 2016 sebesar Rp67,57 miliar. Peningkatan ini
dipengaruhi oleh beban penjualan dan pemasaran sebesar 14,69% atau setara
Rp2,82 miliar dan beban umum dan administrasi sebesar 4,86% atau setara
Rp2,35 miliar.
Pada tahun 2020, Perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp16,56 miliar, mengalami
penurunan dari tahun 2019, dimana Perseroan mencatatkan laba sebesar Rp25,00
miliar. Sementara itu perolehan laba tahun berjalan di tahun 2018 adalah sebesar
Rp24,26 miliar, meningkat sebesar 62,29% dari perolehan laba tahun berjalan di
tahun 2017 yang sebesar Rp14,95 miliar. Perolehan laba tahun berjalan di tahun
2017 tersebut secara persentase merupakan tertinggi, dimana laba terjadi
kenaikan sebesar 94,60% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp7,68 miliar.
100% Polyester
Sifat terbaik dari 100% polyester adalah kuat dan tidak mudah kusut, sehingga
bentuk atau karakter jatuhnya pakaian akan tetap rapi. Polyester tahan lama,
terlindung dari kerusakan biologis, warna tidak mudah luntur, dan mudah
perawatannya.
Polyester Rayon
Produk campuran antara polyester dengan rayon, sehingga memiliki
penampilan dan nuansa yang lebih alami, sirkulasi udara yang cukup baik,
19
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
seperti serat alam, dan masih memiliki karakter jatuhnya pakaian yang tetap
rapi.
Polyester Cotton
Produk campuran antara polyester dengan katun (serat alam), sehingga
menghasilkan kain dengan sifat lebih menyerap kelembaban seperti serat alam.
Corporate Uniform
Produk pakaian jadi beserta aksesorisnya, seperti topi, dasi, scarf, sepatu, ikat
pinggang dan lain-lain, termasuk desain dan logistik penunjang. Target
pemasaran produk-produk ini adalah perusahaan swasta, BUMN, perusahaan
perbankan, maskapai penerbangan, TNI, Polri dan lain-lain. Seluruh penjualan
produk ini melalui Entitas Anak, PT Mido Indonesia.
Pakaian Jadi
Pakaian Jadi dengan merk JOBB dan Jack Niklaus.
Mesin produksi yang digunakan untuk memproduksi kain Yaitu; mesin texturizing,
mesin twisting, mesin sizing, mesin beaming, mesin weaving, dyeing dan mesin
finishing.
Mesin produksi yang digunakan untuk memproduksi kain greige yang digunakan
sebagai bahan baku produksi masker dan baju hazmat adalah sama dengan mesin
yang digunakan untuk memproduksi produk kain reguler. Hanya pada produksi
kain greige yang digunakan sebagai bahan baku produksi masker dan baju
hazmat tidak melewati mesin dyeing atau tahap pencelupan warna dan langsung
proses finishing.
Dalam produk kain yang digunakan sebagai bahan baku produksi masker dan baju
hazmat, Perseroan menambahkan fitur seperti:
20
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Bahan baku atau material yang dilengkapi anti Mikroba (Virus, Bakteri, Jamur &
Mikroorganisme) berlabel "silverplus protection" yang sudah tersertifikasi
Bluesign Approved dan Oeko-tex.
Bahan baku atau material yang dilengkapi water repellent dengan label "bionic
finish eco" yang sudah tersertifikasi Bluesign Approved. Serta untuk produk
hazmat telah melalui test AATCC 42 dan AATCC127.
Produk APD berupa masker dan baju hazmat, saat ini hanya dipasarkan untuk
pasar lokal. Dimana masker dipasarkan melalui market place juga ke instansi-
instansi. Sementara itu, baju hazmat dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kesehatan pada Puskesmas dan Rumah Sakit.
Dalam setiap usaha, faktor pesaing dan persaingan adalah sesuatu yang tidak
dapat dihindarkan. Demikian pula halnya dengan rencana Penambahan usaha
Perseroan. Persaingan yang dihadapi dapat berupa persaingan harga, maupun
persaingan dari produk yang dihasilkan. Kemungkinan pesaing dalam bidang
usaha ini sangat besar, dimana produk yang dihasilkan adalah produk masker dan
baju hazmat, yang pada saat awal pandemi permintaan terhadap produk tersebut
cukup tinggi. Sehingga banyak perusahaan dalam industri tekstil dan perdagangan
tekstil yang juga memproduksi produk tersebut.
Pola bisnis yang dimiliki Perseroan saat ini adalah memproduksi dan memasarkan
bahan pakaian ke pabrik maupun pelanggan ritel. Strategi jangka panjang
Perseroan dalam menghadapi risiko, tantangan dan persaingan adalah dengan
21
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Demikian pula secara proyeksi jangka panjang masih ada sisa kapasitas yang bisa
dimanfaatkan karena proyeksi produksi dan penjualan secara jangka panjang
ditetapkan konservatif berkaitan dengan kondisi pandemi yang belum terkendali.
Dengan pemanfaatan ini dapat memberikan efisiensi dan meningkatkan
produktivitas.
Konsep Pemasaran untuk masker dan baju hazmat adalah melalui market place,
media sosial Perseroan, serta direct selling ke instansi pemerintahan dan swasta.
Perseroan mengedepankan kualitas produk masker dan baju hazmat yang baik
dan tersertifikasi serta telah melalui uji test yang memadai.
22
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Perseroan memiliki pabrik yang dilengkapi dengan 19 unit mesin texturizing, 181
unit mesin twisting, 208 unit mesin weaving, 8 unit mesin sizing, 54 unit mesin
dyeing, 16 unit mesin inspecting, 7 unit mesin packaging, 3 unit mesin dyeing
finishing, 32 unit mesin penunjang, 67 unit mesin utility area, 21 unit mesin
laboratorium, dan 14 unit mesin research & development.
Dari data utilisasi di atas terlihat bahwa Perseroan mempunyai kapasitas untuk
menjalankan kegiatan usaha yang baru. Produksi kain untuk bahan baku produksi
masker dan baju hazmat, sesuai proyeksi penjualan menggunakan kapasitas rata-
rata 7%, dengan termanfaatkannya kapasitas akan memberikan efisiensi serta
meningkatkan produktivitas.
Pada tahun 2020, jumlah karyawan Perseroan dan entitas anak adalah sebanyak
987 orang. Untuk menjalankan kegiatan usaha barunya, Perseroan tidak
melakukan penambahan tenaga kerja namun mengoptimalkan produktivitas.
Adapun persentase tenaga kerja yang dipekerjakan untuk pengembangan usaha
baru dibandingkan dengan total pekerja yang dimiliki Perseroan adalah kurang
dari 1%.
23
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Biaya bahan kain dan biaya makloon dalam produksi masker dan baju hazmat
adalah sebagai berikut:
Biaya Makloon
- Masker Rp/pcs 1.550
- Hazmat T01 Rp/pcs 90.000
- Hazmat T02 (laminate) Rp/pcs 62.500
Harga produk masker dan baju hazmat per item dipasarkan dengan harga sebagai
berikut:
Masker : Box (Isi 50x@Rp3.500,-)
Hazmat T01 : Rp250.000,-
Hazmat T02 : Rp200.000,-
Mekanisme penjualan produk masker dan baju hazmat adalah direct selling
melalui market place serta kepada lembaga-lembaga baik pemerintahan maupun
swasta.
Dalam penambahan kegiatan usaha penunjang tidak ada Penambahan divisi serta
tidak terdapat penambahan tenaga kerja. Perseroan mengoptimalkan sumber daya
yang ada untuk menjalankan kegiatan usaha tersebut.
24
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Jenis
No Merek No. Sertifikat Periode
Produk
Kemenkumham RI
3 Basilica Kain IDM000149599 10 October 1997 10 Oktober 2027
4 Basilica Pakaian Jadi IDM000149598 10 October 1997 10 Oktober 2027
5 Bellini Kain IDM000149601 29 December 1986 5 January 2028
6 Bellini Pakaian Jadi IDM000149602 29 December 1986 5 January 2028
7 Bellini Aksesoris IDM000149644 29 December 1986 10 October 2027
8 Clarina Kain IDM000284511 4 February 2000 9 October 2020
Proses Perpanjangan (masa
publikasi pertama) di
Kemenkumham RI
9 Tristex Kain IDM000323659 4 February 2000 17 May 2020
Modern Proses Perpanjangan (masa
publikasi pertama) di
Kemenkumham RI
10 Waltz Kain IDM000149600 7 December 1997 7 Desember 2027
11 Byblos Kain IDM000365984 17 April 2000 10 December 2020
Proses Perpanjangan (masa
publikasi pertama) di
Kemenkumham RI
12 Hak Cipta Logo 20888 23 June 1999 23 June 2049
Logo TTI
13 Just Jait Pakaian Jadi IDM000777685 24 May 2016 31 May 2026
14 Just Jait Kain IDM000777686 24 May 2016 31 May 2026
15 Bellini Kain IDM000112514 8 June 2015 8 June 2025
Kualitasnya
Bisa
Dipegang
16 Bellini Kain IDM000112515 8 June 2015 8 June 2025
Ketupat
17 Suzukura Pakaian Jadi IDM000301425 25 November 2009 23 November 2019
Proses Perpanjangan (masa
publikasi kedua) di
Kemenkumham RI
18 Tao Majalah IDM000299868 25 November 2009 25 November 2019
Proses Perpanjangan (masa
publikasi kedua) di
Kemenkumham RI
19 Legend Kain IDM000179046 13 May 2002 1 July 2025
20 Lexus Kain IDM000179048 13 May 2002 2 July 2025
21 Alexis Kain IDM000179047 13 May 2002 1 July 2025
22 Logo Logo 42109 3 August 2007 2 August 2057
Bellini
23 Centennial Kain IDM000375865 5 May 2011 4 May 2021
24 Metalizato Kain IDM000371887 20 April 2011 19 April 2021
25 Caterina Kain IDM000117971 13 December 2006 13 January 2027
25
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Jenis
No Merek No. Sertifikat Periode
Produk
26 Katun Kain IDM000384381 27 June 2011 26 June 2021
27 Trisulatex Kain IDM000149643 10 October 1997 9 October 2027
28 Penjahit Pendidikan IDM000191751 2 August 2007 2 August 2027
Jadi & Pelatihan
Ngetop
29 Just Jait Periklanan, IDM000191750 2 August 2007 31 August 2027
Manajemen, (Sertifikat belum terbit)
dan
Administrasi
30 Hak Cipta Logo 42108 23 June 1999 23 July 2057
Logo
Tekstil 1
31 Cygnus Kain IDM000448868 30 June 2000 30 June 2020
Proses Perpanjangan (masa
publikasi pertama) di
Kemenkumham RI
26
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Material obat pembantu dan zat warna yang digunakan saat proses
pencelupan sudah memenuhi standar ramah lingkungan yang tersertifikasi
Oeko-Tex;
Benang sebagai bahan baku produk utama mengutamakan menggunakan
bahan baku yang bebas dari zat berbahaya dan ramah lingkungan yang
tersertifikasi Oeko-Tex; dan
Mengoptimalkan pemanfaatan air melalui proses recycle yang dapat
digunakan kembali untuk beberapa proses produksi. Saat ini, proses recycle
mencapai 30% dari total penggunaan air.
27
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Risiko utama yang dihadapi oleh Perseroan adalah banyaknya pesaing yang
memproduksi masker dan baju hazmat. Selain itu risiko penurunan permintaan
karena kelebihan pasokan juga salah satu faktor risiko utama yang harus dihadapi
oleh Perseroan. Dalam hal ini upaya mitigasi risiko yang dilakukan Perseroan di
dalam risiko persaingan usaha adalah dengan berusaha untuk bekerja di bawah
pengawasan yang ketat dan terarah, sehingga tercapai tingkat efisiensi yang
maksimal. Keunggulan Perseroan dibandingkan dengan perusahaan lain adalah
Perseroan mempunyai pengalaman dalam industri tekstil dan perdagangan tekstil,
serta mempunyai brand yang sudah dikenal masyarakat luas sehingga akan
memudahkan dalam pemasaran produk.
Keunggulan produk masker dan baju hazmat yang dipasarkan oleh Perseroan
adalah kain yang digunakan sebagai bahan baku telah dilengkapi dengan fitur
anti bakteri dan water repellent. Disamping itu, Perseroan juga telah memperoleh
izin edar dari Kementerian Kesehatan untuk produk baju hazmat.
28
BAB 3
KELAYAKAN PASAR
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
3 KELAYAKAN PASAR
Dari sisi pandemi, tambahan kasus harian Covid-19 global mulai berkurang yang
dibarengi dengan perbaikan tingkat fatalitas. Perkembangan tersebut sejalan
dengan penanganan pandemi yang makin membaik di berbagai kawasan.
Sejumlah negara juga kembali melakukan restriksi yang ketat untuk mengatasi
peningkatan kembali kasus Covid-19. Sementara itu, pengujian kandidat vaksin
Covid-19 telah menunjukkan perkembangan yang positif dan mulai
diimplementasikan di beberapa negara sejak akhir 2020. Perkembangan terkini
menunjukkan tambahan jumlah kasus Covid-19 yang terus berkurang sebagai
dampak penanganan kasus gelombang kedua dan ketiga yang membaik di
beberapa negara. Hingga 14 Februari 2021, jumlah kasus Covid-19 global tercatat
mencapai lebih dari 109 juta jiwa dan tingkat kematian mencapai lebih dari 2,4
29
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
juta jiwa. Sementara itu, Tingkat fatalitas juga mulai melandai di berbagai
kawasan.
30
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Pertumbuhan Ekonomi
Tren perbaikan ekonomi juga terjadi di hampir seluruh lapangan usaha. Sebagian
besar lapangan usaha (LU) membaik pada triwulan IV 2020. LU yang terkait
dengan kesehatan dan aktivitas work from home dan school from home tercatat
tetap tumbuh positif dan melanjutkan perbaikan, seperti LU Informasi dan
Komunikasi dan LU Jasa Kesehatan. LU Pertanian dan LU Pendidikan juga
mencatatkan pertumbuhan positif. Sementara itu, LU Industri Pengolahan yang
berkontribusi cukup besar pada perekonomian terus melanjutkan perbaikan
sejalan dengan optimisme atas prospek perbaikan ekspor. LU Perdagangan, LU
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta LU Transportasi dan Pergudangan
juga mencatat perbaikan pertumbuhan.
31
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Gambar 4 Grafik Lapangan Usaha yang Gambar 5 Grafik Lapangan Usaha yang
Tetap Tumbuh Tinggi Tumbuh Membaik
32
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Perbaikan Ekonomi
NPI secara keseluruhan tahun 2020 tercatat surplus, sehingga ketahanan sektor
eksternal tetap terjaga di tengah tekanan pandemi Covid-19. Surplus NPI tahun
2020 mencapai 2,6 miliar dolar AS, melanjutkan capaian surplus pada tahun
sebelumnya sebesar 4,7 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut didorong oleh
penurunan defisit transaksi berjalan serta surplus transaksi modal dan finansial.
Defisit transaksi berjalan pada 2020 sebesar 4,7 miliar dolar AS (0,4% dari PDB),
jauh menurun dari defisit pada 2019 sebesar 30,3 miliar dolar AS (2,7% dari PDB).
Penurunan defisit tersebut sejalan dengan kinerja ekspor yang terbatas akibat
melemahnya permintaan dari negara mitra dagang yang terdampak Covid-19.
Sementara itu, impor tertahan akibat permintaan domestik yang belum kuat.
Transaksi modal dan finansial pada 2020 tetap surplus sejalan dengan optimisme
investor terhadap pemulihan ekonomi domestik yang terjaga dan ketidakpastian
di pasar keuangan global yang mereda, terutama pada semester II.
33
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Perkembangan positif NPI berlanjut pada awal 2021 didukung oleh surplus neraca
perdagangan. Pada Januari 2021, neraca perdagangan kembali mencatat surplus
sebesar 1,96 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, neraca
perdagangan Indonesia telah berturut-turut mengalami surplus sejak Mei 2020.
Ketahanan sektor eksternal juga didukung oleh posisi cadangan devisa yang tetap
tinggi. Cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2021 mencapai 138,0 miliar
dolar AS, meningkat dari posisi pada akhir Desember 2020 sebesar 135,9 miliar
dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 10,5 bulan
impor atau 10,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta
berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
34
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Nilai Tukar Rupiah yang menguat juga disertai dengan penurunan volatilitas.
Hingga 17 Februari 2021, volatilitas nilai tukar Rupiah tercatat sebesar 6,1%, lebih
rendah dibandingkan dengan volatilitas nilai tukar Rupiah pada tahun 2020
sebesar 15,9%. Level volatilitas Rupiah juga lebih rendah dibandingkan dengan
level volatilitas mata uang negara peers, seperti Rand Afrika Selatan (ZAR), Lira
Turki (TRY), dan Real Brazil (BRL) yang pada periode yang sama masing-masing
tercatat sebesar 19,8%, 18,3%, dan 16,7%.
Inflasi
Inflasi pada triwulan IV 2020 dan Januari 2021 tetap rendah sejalan permintaan
yang belum kuat dan pasokan yang memadai. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK)
pada triwulan IV 2020 tercatat rendah, sebesar 0,79 (qtq), setelah mengalami
deflasi pada triwulan sebelumnya 0,20% (qtq). Perkembangan itu, terutama
didorong oleh permintaan yang masih lemah, meskipun terdapat tekanan
musiman akhir tahun pada kelompok volatile food dan administered prices.
Inflasi inti pada triwulan IV 2020 tetap terkendali pada level 0,14 (qtq) atau 1,60
(yoy). Sementara itu, inflasi kelompok volatile food meningkat dipengaruhi oleh
pola musiman akhir tahun, meskipun tekanannya tidak sebesar pada periode
sebelum pandemi. Inflasi administered prices juga rendah seiring dengan
permintaan yang belum kuat. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK pada
35
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
2020 tercatat rendah sebesar 1,68% (yoy) dan berada di bawah kisaran sasarannya
sebesar 3,0±1%. Inflasi tersebut melambat dibandingkan dengan inflasi 2019
sebesar 2,72% dan melanjutkan tren penurunan sejak 2017.
Inflasi IHK yang rendah juga terlihat merata di berbagai daerah pada triwulan IV
dan berlanjut pada Januari 2021. Inflasi di hampir seluruh wilayah pada Januari
2021 tercatat rendah, kurang dari 2% (yoy) dan berada di bawah rentang sasaran
inflasi nasional. Sementara itu, di beberapa wilayah, seperti Aceh, Riau, Jambi,
serta Sulawesi Barat dan Tengah mencatat inflasi yang lebih tinggi di kisaran 2% –
3% (yoy). Perkembangan inflasi di Sumatera, terutama didorong oleh kenaikan
harga aneka cabai. Adapun inflasi di Sulawesi Barat dan Tengah dipengaruhi oleh
kenaikan harga komoditas aneka ikan.
36
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Inflasi Jawa Barat tahun 2020 tetap terkendali dengan pencapaian sebesar 2,18%
(yoy) atau berada dalam rentang target 3%±1%, searah dengan masih terbatasnya
perbaikan ekonomi. Berdasarkan kota pembentuk IHK di Jawa Barat, laju inflasi
Kota Bekasi menjadi yang tertinggi sebesar 2,81% (yoy), sementara Kota Cirebon
menjadi kota dengan laju inflasi terendah yakni sebesar 1,17% (yoy). Inflasi IHK
tahunan Jawa Barat pada TW I 2021 diperkirakan masih tetap terkendali dan
berada pada batas bawah target sasaran inflasi 2021 sebesar 3±1% (yoy). Hal ini
disebabkan oleh terbatasnya daya beli masyarakat yang mengakibatkan
37
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Wilayah Kota Cimahi merupakan salah satu daerah yang termasuk ke dalam
wilayah Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan UU No. 9 Tahun 2001 memiliki luas
sebesar 40.2 Km². Kota Cimahi secara geografis terletak di antara 6º50'00’' -
6º56'00”' Lintang Selatan dan 107º30'30'’ - 107º34'30’’ Bujur Timur. Kota Cimahi
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Pada tahun 2020 jumlah penduduk Kota Cimahi tercatat sebanyak 568.400 jiwa
dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,81%. penduduk Kota Cimahi terdiri
dari 286.825 penduduk laki-laki dan 281.575 penduduk perempuan. Dengan
jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
perempuan, sex ratio penduduk Kota Cimahi tahun 2020 tercatat sebesar 101,9
yang artinya untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101-102 penduduk
laki-laki. Dengan luas wilayah sekitar 40,2 km2. Maka kepadatan penduduk tahun
2020 mencapai 14.080 jiwa/ km².
Pada tahun 2020 jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas), mencapai
468.747 jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK 2020) adalah sebesar
38
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
293.754 jiwa, yang terdiri dari TPAK laki-laki sebanyak 185.893 jiwa dan
perempuan sebanyak 107.861 jiwa.
Industri tekstil merupakan salah satu industri yang berperan penting bagi
perekonomian nasional. Kementerian Perindustrian mencatat pertumbuhan
industri tekstil dan pakaian jadi minus 8,8% secara tahunan (YoY) pada 2020.
Padahal, sektor ini terus tumbuh positif dalam rentang 2017-2019. Pada 2017,
pertumbuhannya tercatat sebesar 3,83%. Lalu, naik menjadi 8,73% pada 2018 dan
menjadi 15,35% pada 2019. Ekspor alat kesehatan berpotensi besar membantu
pemulihan industri tekstil dan pakaian jadi yang terpuruk selama pandemi Covid-
19.
Penyebab kontraksi pada tahun 2020, salah satunya adalah permintaan yang
menurun akibat perubahan pola konsumsi masyarakat. Dalam catatan Badan Pusat
Statistik (BPS) pada Juni 2020 lalu, konsumsi masyarakat untuk kesehatan
meningkat 73,3% dan bahan makanan 65,8% dibandingkan sebelum pandemi.
Sebaliknya, untuk kebutuhan lain cenderung menurun.
Di sisi lain, ekspor industri tekstil dan pakaian jadi tercatat minus 17% (YoY) pada
2020. Dampak dari penurunan kinerja sektor ini, adalah berkurangnya jumlah
tenaga kerja hingga 13% (YoY) pada tahun lalu.
Meski demikian, industri tekstil dan pakaian jadi masih berpeluang bangkit. Salah
satunya dengan memanfaatkan ekspor alat kesehatan seperti alat pelindung diri
(APD) dan masker yang menjadi bagian dari produk industri ini. Potensi dari
39
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
ekspor lantaran kapasitas produksi nasional lebih besar dari kebutuhan dalam
negeri. Berdasarkan data Dashboard Monitoring Alat Kesehatan (DMA)
Kementerian Perindustrian, kapasitas produksi APD (coverall-medical) tercatat
sebanyak 39,6 juta potong per bulan atau 356,4 juta per tahun. Untuk kapasitas
produksi pakaian bedah atau surgical gown sebanyak 24,9 juta potong per bulan
atau 224,4 juta potong per tahun. Lalu, masker medis mencapai 405,9 juta potong
per bulan atau 3,7 miliar per tahun. Sementara, masker N95 sebanyak 360 ribu
potong per bulan atau 3,2 juta potong per tahun.
Dari surplus tersebut, potensi nilai ekspor alat kesehatan Indonesia mencapai
US$4,54 miliar. Rinciannya, APD sebesar US$3,16 miliar, pakaian bedah
US$618,03 juta, dan masker bedah US$764,69 juta. Perhitungan tersebut diambil
dengan asumsi harga APD senilai US$9,25 per potong, pakaian bedah US$2,85 per
potong, dan masker bedah US$0,22 per potong. Masalahnya, Indonesia masih
40
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Produk APD berupa masker dan baju hazmat, saat ini hanya dipasarkan untuk
pasar lokal. Dimana masker dan baju hazmat dipasarkan melalui market place,
media sosial Perseroan, serta direct selling ke instansi pemerintahan dan swasta.
Selain itu, baju hazmat juga dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan dan membidik pasar pada Puskesmas dan Rumah Sakit.
Dalam dunia usaha, salah satu tantangan terberat yang harus dihadapi adalah
persaingan dalam produk sejenis. Semakin dibutuhkan sebuah produk, maka
semakin besar persaingan bisnis yang harus dihadapi. pada masa pandemi saat ini,
banyak pelaku usaha industri teksil dan produk tekstik yang memanfaatkan potensi
untuk produksi dan menjual APD seperti masker dan baju hazmat yang menjadi
bagian dari produk industri ini. Berikut merupakan beberapa pesaing Perseroan
yang memproduksi dan menjual APD seperti masker dan baju hazmat:
41
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Untuk harga produk masker dan baju hazmat per item yang dipasarkan adalah
sebagai berikut:
Masker : Box (Isi 50x@Rp3.500,-)
Hazmat T01 : Rp250.000,-
Hazmat T02 : Rp200.000,-
42
BAB 4
KELAYAKAN TEKNIS
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
4 KELAYAKAN TEKNIS
Perseroan memiliki pabrik yang dilengkapi dengan 19 unit mesin texturizing, 181
unit mesin twisting, 208 unit mesin weaving, 8 unit mesin sizing, 54 unit mesin
dyeing, 16 unit mesin inspecting, 7 unit mesin packaging, 3 unit mesin dyeing
finishing, 32 unit mesin penunjang, 67 unit mesin utility area, 21 unit mesin
laboratorium, dan 14 unit mesin research & development.
Tabel 13 Data Utilisasi Produksi berdasarkan Departemen tahun 2019 dan 2020
Utilisasi
Proses
2019 2020
Texturizing 67% 37%
Twisting 73% 41%
Weaving 87% 58%
Sizing 82% 58%
Dyeing 68% 46%
Finishing 68% 46%
Bahan baku utama yang digunakan untuk produksi Alat Pelindung Diri (APD) yang
berupa masker dan baju hazmat antara lain:
43
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Bahan Baku produk masker dan baju hazmat adalah Kain Greige hasil proses
weaving (pertenunan) dan tidak melalui proses dyeing/pencelupan, hanya melalui
proses finishing untuk menambahkan fitur anti bakteri dan water repellent.
2. Texturizing
Tahap memproses benang-benang filament di dalam mesin dengan
temperatur dan tekanan tertentu, serta puntiran tertentu sehingga
menghasilkan efek keriting, ketebalan yang elastis, dan mempunyai crimp
yang tinggi.
3. Twisting
Tahap mengolah benang untuk diberi puntiran dengan nilai tertentu (twist per
meter/tpm) agar menjadikan benang semakin kompak dan kuat, serta
memiliki sifat lain sesuai dengan peruntukan desain. Dalam proses ini, dikenal
2 macam puntiran, yaitu low twist (<450 tpm) dan high twist (>450 tpm).
44
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
4. Warping
Tahap memindahkan benang dari gulungan bobbin atau chese atau cones ke
dalam gulungan besar (beam) untuk dijadikan benang lusi (warp), yakni
benang dengan arah sejajar, serta dalam jumlah dan panjang benang yang
sudah ditentukan benang yang sudah ditentukan.
5. Sizing
Tahap memberi lapisan kanji atau film kepada benang agar lebih kuat
sehingga tidak mudah putus saat dilakukan proses berikutnya. Proses ini
khususnya dilakukan pada benang non twist atau low twist.
6. Beaming
Tahap mengolah benang dari proses warping atau sizing, yang selanjutnya
digabung dari beberapa beam untuk beam lusi. Gabungan ini dapat dari jenis
benang yang sama atau jenis benang yang berbeda, sesuai dengan
peruntukannya.
7. Cucukan
Tahap mencucukan benang-benang ke dalam dropper, gun dan sisir, sesuai
dengan jenis anyaman kain yang diinginkan. Proses ini memerlukan kehati-
hatian karena dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang cukup
lama, terutama untuk anyaman hias.
8. Weaving
Tahap untuk menenun benang pakan disilangkan dengan benang lusi
sehingga teranyam dengan baik. Proses ini terdiri dari 5 tahapan, yaitu
penguluran lusi (let off motion), pembukaan mulut lusi (shedding motion),
peluncuran benang pakan (weft insertion), serta pengetekan (beating motion
dan take up motion).
9. Greige Inspecting
Tahap untuk memeriksa atau memberikan peringkat kualitas kain hasil tenun.
Bagian yang diperiksa meliputi kualitas fisik (seperti salah anyaman, pakan
pecah, pakan putus, lusi putus, neps, dan lainnya) serta kualitas daya serap
warna/dyeability (seperti lusi campur, kerataan warna barre, dan lainnya).
45
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
slippage, density, shrinkage, kualitas fisik (seperti neps, crease mark, creasing,
spots, bowing, skewing), serta kualitas warna dan handfeel.
12. Packing
Tahap membubuhi cap pinggir, rolling atau double folding yang sesuai dengan
spesifikasi pesanan konsumen, pemberian barcode, label, dan yang kemudian
dibungkus rapi dengan plastik. Produk yang telah dibungkus ini akan disimpan
ke rak-rak yang telah ditentukan.
13. Delivery
Tahap pengiriman kain, mulai dari pengambilan dan pendataan kain dari rak,
pembuatan surat jalan, pembuatan faktur, sampai dengan pengiriman kain ke
alamat konsumen.
Setelah proses produksi masker dan baju hazmat dari perusahaan garmen,
selanjutnya yang dilakukan oleh Perseroan adalah melakukan pemasaran produk.
46
BAB 5
KELAYAKAN POLA BISNIS
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Pola bisnis yang dimiliki Perseroan saat ini adalah memproduksi dan memasarkan
bahan pakaian ke pabrik maupun pelanggan ritel. Strategi jangka panjang
Perseroan dalam menghadapi risiko, tantangan dan persaingan adalah dengan
memperkuat bisnis inti Perseroan di industri tekstil, dan memanfaatkan kapasitas
yang tidak terpakai untuk menambah kegiatan usaha sehingga dapat memberikan
keuntungan tambahan bagi Perseroan.
Keunggulan atas bahan baku yang dimiliki oleh Perseroan adalah telah dilengkapi
dengan fitur anti bakteri dan water repellent. Disamping itu, Perseroan juga telah
memperoleh izin edar dari Kementerian Kesehatan untuk produk baju hazmat.
Kemungkinan pesaing dalam bidang usaha ini cukup besar, dimana produk yang
dihasilkan adalah produk masker dan baju hazmat, sehingga sangat mudah bagi
pesaing usaha dalam meniru produk yang dihasilkan tersebut. Risiko adanya
barang yang ditiru merupakan risiko yang melekat pada Perseroan. Kemampuan
pesaing untuk meniru produk memang tidak dapat dihindari, hal tersebut
membuat usaha menjadi sangat kompetitif. Upaya mitigasi yang dapat dilakukan
oleh Perseroan diantaranya sebagai berikut:
47
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Ketiga hal di atas dapat memberikan kontribusi yang positif dan nilai tambah bagi
Perseroan.
48
BAB 6
KELAYAKAN MODEL MANAJEMEN
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Pada tahun 2020, jumlah karyawan Perseroan dan entitas anak adalah sebanyak
987 orang. Untuk menjalankan kegiatan usaha barunya, Perseroan tidak
melakukan penambahan tenaga kerja.
Salah satu unsur dalam menunjang pelaksanaan tata kelola perusahaan adalah
pengelolaan risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan. Manajemen perusahaan melakukan identifikasi serta perkiraan
kemungkinan munculnya potensi risiko beserta dampaknya dan diikuti dengan
penentuan tingkat risiko tersebut. Kemudian menelaah kecukupan pengendalian
intern dalam mengurangi dampak dari risiko yang sudah diidentifikasi serta
menyusun rencana untuk meningkatkan pengendalian risiko yang dirasakan
belum efektif.
Risiko utama yang dihadapi oleh Perseroan adalah banyaknya pesaing yang
memproduksi masker dan baju hazmat. Selain itu risiko penurunan permintaan
karena kelebihan pasokan juga salah satu faktor risiko utama yang harus dihadapi
oleh Perseroan. Dalam hal ini upaya mitigasi risiko yang dilakukan Perseroan di
dalam risiko persaingan usaha adalah dengan berusaha untuk bekerja di bawah
pengawasan yang ketat dan terarah, sehingga tercapai tingkat efisiensi yang
maksimal. Keunggulan Perseroan dibandingkan dengan perusahaan lain adalah
Perseroan mempunyai pengalaman dalam industri tekstil dan perdagangan tekstil,
serta mempunyai brand yang sudah dikenal masyarakat luas sehingga akan
memudahkan dalam pemasaran produk.
49
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Risiko Pasar
Risiko pasar mencakup antara lain situasi ekonomi dan politik yang tidak pasti,
biaya adaptasi dan hambatan perdagangan lainnya merupakan Risiko pasar
yang harus dihadapi Perseroan. Perseroan memprioritaskan penjualan masker
dan baju hazmat di dalam negeri dibandingkan dengan ekspor, karena pasar
dan permintaan yang sudah jelas. Penjualan ekspor belum akan terjadi,
dikarenakan memerlukan proses yang lebih rumit, termasuk antara lain upaya
pengenalan produk, potensi pasar, pembentukan jaringan distribusi dan
strategi pemasaran lainnya.
Rantai pasokan adalah serangkaian aktivitas sejak dari bahan baku dan
komponen produksi lainnya sampai menjadi produk akhir yang diserahkan ke
konsumen. Ketika satu tahapan dari rantai pasokan tersebut tidak dapat
berjalan dengan baik, maka seluruh rantai pasokan akan terganggu, yang pada
akhirnya akan berakibat pada menurunnya pendapatan, meningkatnya biaya,
dan merusak reputasi bisnis dan kepercayaan konsumen.
50
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, salah satu faktor yang penting adalah
kemampuan dari pengelola (manajemen). Adapun Struktur Organisasi Perseroan
adalah sebagai berikut:
51
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Keterangan:
52
BAB 7
KELAYAKAN KEUANGAN
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
7 KELAYAKAN KEUANGAN
Aspek keuangan adalah salah satu aspek yang dikaji dalam studi kelayakan. Kajian
ini menganalisis besaran investasi dan pendapatan pertahunnya sehingga
didapatkan suatu kesimpulan apakah suatu proyek/rencana layak dilaksanakan
ataupun tidak.
Dalam studi kelayakan ini, Penilai mengkaji beberapa hal berikut: kebutuhan
investasi, proyeksi keuangan, penentuan tingkat diskonto (discount rate),
kelayakan investasi, dan analisa sensitivitas.
Tabel 16 Persediaan
Keterangan Satuan 2021 2022 2023 2024 2025
Persediaan
Masker Pcs 673.465 373.465 123.409 114.571 102.295
Hazmat T01 Pcs 690 664 617 593 551
Hazmat T02 Pcs 1.611 1.416 1.362 1.268 1.220
53
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Persediaan
Masker Rp.000 1.962.180 1.131.637 388.900 375.490 348.669
Hazmat T01 Rp.000 127.625 127.625 123.371 123.371 119.117
Hazmat T02 Rp.000 224.712 205.451 205.451 199.030 199.030
Jumlah Rp.000 2.314.517 1.464.713 717.722 697.892 666.817
Penurunan persediaan terjadi karena di tahun 2021 dan 2022, tidak terdapat
produksi baru pada produk masker dikarenakan terdapatnya persediaan yang
mencukupi untuk memenuhi penjualan pada tahun tersebut.
Struktur Pendapatan
a. Manufaktur
Jumlah kain yang dapat dijual pada tahun 2021 sebanyak 550.000 yard/bulan
yang kemudian meningkat sebesar 50.000 yard/bulan pada tahun proyeksi
berikutnya. Harga rata-rata kain sebesar Rp34.561/yard yang selanjutnya
diasumsikan meningkat sebesar 1,45% setiap dua tahun sekali.
b. Distribusi
Nilai penjualan atas distribusi pada tahun 2021 sebesar Rp161,66 miliar yang
selanjutnya diasumsikan meningkat sebesar 8,00% setiap tahunnya.
54
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
c. Seragam
Nilai penjualan atas seragam pada tahun 2021 sebesar Rp271,31 miliar yang
selanjutnya diasumsikan meningkat sebesar 8,00% setiap tahunnya.
d. Retail
Nilai penjualan atas retail pada tahun 2021 sebesar Rp81,43 miliar yang
selanjutnya diasumsikan meningkat sebesar 8,00% setiap tahunnya.
b. Distribusi
Asumsi beban pokok penjualan pada usaha ini sebesar 82,84% dari penjualan.
c. Seragam
Asumsi beban pokok penjualan pada usaha ini sebesar 86,25% dari penjualan.
d. Retail
Asumsi beban pokok penjualan pada usaha ini sebesar 64,24% dari penjualan.
Beban Usaha
Beban usaha diasumsikan meningkat sebesar 4,00% s.d 8,00% setiap tahunnya.
55
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Beban bunga atas Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK) adalah
sebesar 9,75%.
Perputaran
Volume Penjualan
Proyeksi volume penjualan untuk produk masker dan hazmat selama tahun 2021-
2025 diproyeksikan mengalami penurunan. Hal tersebut berkaitan dengan adanya
vaksinasi serta kemungkinan besar pandemi bisa segera diatasi.
Penjualan masker tahun 2021 dan 2022 berasal dari persediaan yang mencukupi
untuk memenuhi penjualan di tahun 2021 dan 2022, sehingga tidak ada produksi
baru.
56
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Harga PenJualan
Harga jual atas setiap produk ditunjukkan pada tabel berikut ini. Diasumsikan
tidak terdapat kenaikan harga jual selama masa proyeksi tahun 2021-2025.
Penentuan harga produk masker dan baju hazmat berdasarkan biaya bahan baku,
biaya makloon, nilai tambah dari kualitas produk dan margin yang ditentukan
serta mempertimbangkan harga barang sejenis di pasar.
Biaya Pokok Penjualan selama masa proyeksi tahun 2021-2025 terinci sebagai
berikut:
Masker
Bahan Kain Rp/Yard 21.940 22.818 23.730 24.680 25.667
Quantity Terproduksi Pcs/Yard 16,09 16,09 16,09 16,09 16,09
Biaya Makloon Rp/Pcs 1.550 1.612 1.676 1.744 1.813
Hazmat T01
Bahan Kain Rp/Yard 21.940 22.818 23.730 24.680 25.667
Quantity Terproduksi Pcs/Yard 4,32 4,32 4,32 4,32 4,32
Biaya Makloon Rp/Pcs 90.000 93.600 97.344 101.238 105.287
Hazmat T02
Bahan Kain Rp/Yard 21.940 22.818 23.730 24.680 25.667
Quantity Terproduksi Pcs/Yard 3,51 3,51 3,51 3,51 3,51
Biaya Makloon Rp/Pcs 62.500 65.000 67.600 70.304 73.116
Selama masa proyeksi, bahan kain dan biaya makloon diasumsikan mengalami
kenaikan sebesar 4,00% per tahun. Asumsi kenaikan tersebut didasarkan pada
inflasi dari data Bank Indonesia yaitu 3±1%.
Pajak
57
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Proyeksi Laba (Rugi) selama tahun 2021-2025 atas penambahan kegiatan usaha
berupa produk masker dan baju hazmat ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Penjualan
Masker 1.050.000 1.050.000 1.015.000 980.000 910.000
Hazmat T01 375.000 375.000 362.500 362.500 350.000
Hazmat T02 700.000 640.000 640.000 620.000 620.000
Total Penjualan 2.125.000 2.065.000 2.017.500 1.962.500 1.880.000
Selama tahun 2021-2025, total penjualan masker dan baju hazmat diproyeksikan
mengalami penurunan sebesar 2,8%, 2,3%, 2,7%, 4,2% dikarenakan penurunan
58
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
kuantitas penjualan, sementara harga jual tetap. Pada tahun 2021, total penjualan
produk masker dan baju hazmat adalah sebesar Rp2,13 miliar yang kemudian
mengalami penurunan hingga menjadi sebesar Rp1,88 miliar pada tahun 2025.
Total penjualan dari penambahan kegiatan usaha ini diproyeksikan menurun
berkaitan dengan adanya vaksinasi serta kemungkinan besar pandemi bisa segera
diatasi.
59
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
terjadi pada aset lancar dikontribusi oleh peningkatan kas & setara kas,
piutang usaha, persediaan dan pajak dibayar di muka.
- Terjadi penurunan aset tidak lancar dari sebesar Rp173,29 miliar menjadi
sebesar Rp100,73 miliar di tahun 2025. Proyeksi penurunan yang terjadi pada
aset tidak lancar dikontribusi oleh akumulasi penyusutan pada aset tetap.
- Terjadi peningkatan liabilitas jangka pendek dari sebesar Rp231,06 miliar
2021 menjadi sebesar Rp247,70 miliar di tahun 2025. Proyeksi peningkatan
yang terjadi pada liabilitas jangka pendek dikontribusi oleh hutang usaha dan
pinjaman bank pada bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun.
- Terjadi peningkatan liabilitas jangka panjang dari sebesar Rp34,70 miliar
menjadi sebesar Rp40,09 miliar di tahun 2025. Proyeksi peningkatan yang
terjadi pada liabilitas jangka panjang dikontribusi oleh pinjaman bank pada
liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun dan liabilitas imbalan paska kerja.
- Terjadi peningkatan ekuitas dari sebesar Rp262,23 miliar menjadi sebesar
Rp321,10 miliar di tahun 2025. Proyeksi peningkatan yang terjadi pada
ekuitas dikontribusi oleh saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.
60
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
tambahan pada proyeksi pendapatan sebesar 0,23% s.d 0,36% dari total
pendapatan.
- Terjadi peningkatan laba kotor dari sebesar Rp156,28 miliar di tahun 2021
menjadi sebesar Rp214,44 miliar di tahun 2025.
- Terjadi peningkatan laba usaha dari sebesar Rp50,05 miliar di tahun 2021
menjadi sebesar Rp78,17 miliar di tahun 2025.
- Terjadi peningkatan laba sebelum pajak dari sebesar Rp8,25 miliar di tahun
2021 menjadi sebesar Rp33,88 miliar di tahun 2025.
- Terjadi peningkatan laba bersih dari sebesar Rp6,44 miliar di tahun 2021
menjadi sebesar Rp27,10 miliar di tahun 2025.
Proyeksi Arus Kas Konsolidasi dengan penambahan kegiatan usaha selama tahun
2021-2025 ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Titik impas atau break even point (BEP) adalah keadaan suatu usaha yang tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi atau dengan kata lain suatu usaha
dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya,
atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap
saja. BEP dalam Rupiah dapat diformulasikan sebagai berikut:
61
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Berdasarkan persamaan BEP dalam Rupiah, diperoleh BEP dalam Rupiah untuk
masing-masing periode selama masa proyeksi. Nilai BEP dalam rupiah
mencerminkan pendapatan minimal yang diperlukan agar terjadi BEP. Perhitungan
BEP untuk Rupiah pada proyeksi Dengan Rencana Penambahan Kegiatan Usaha
adalah sebagai berikut:
62
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Return on Invesment (ROI) adalah rasio yang menunjukkan hasil dari jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi
manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikan
dengan mengabaikan sumber pendanaan. Dengan ROI, Perseroan dapat
mengetahui seberapa efisien perusahaan guna memanfaatkan aktiva untuk
kegiatan operasional dan dapat memberikan informasi ukuran profitabilitas
Perseroan.
Faktor diskonto yang digunakan adalah Weighted Avergae Cost of Capital yang
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Berikut adalah asumsi yang digunakan untuk mengestimasi tingkat diskonto yang
akan digunakan dalam studi kelayakan ini.
63
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Kd = i x ((1-T)
Ke = Rf + (Rm – Rf) β + Rs
Ke = Rf + (Rp x β) + Rs
Dimana :
Dari data di atas, yield adalah sebesar 5,07%. Angka tersebut akan
digunakan sebagai tingkat kembalian bebas risiko (Rf).
64
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Beta (β), adalah faktor untuk meliput risiko sistematis dari suatu ekuitas.
Beta akan dikalikan dengan market risk premium untuk mendapatkan
equity risk premium.
Untuk memperoleh faktor Beta yang sesuai dan akan digunakan dalam
perhitungan nilai wajar, kami menggunakan beta pembanding berdasarkan
penelitian yang dilakukan Aswath Damodaran dalam industri Apparel per
Januari 2021 yaitu sebesar 0,88.
Pada formulasi di atas, yield tingkat bunga bebas risiko sebenarnya telah
memperhatikan semua risiko pasar, sehingga dalam perhitungan tingkat
diskonto yang berlaku di Indonesia, yield tersebut harus dikoreksi dengan
credit default spread sebesar 1,68%, sehingga biaya modal ekuitas yang
diterapkan dalam penilaian ini menjadi 12,16%.
65
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
66
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
d. Payback Period
Payback Period tidak ada kriteria, hanya menunjukkan tingkat pengembalian
investasi.
Present Value Kas Masuk 1.284.709 437.171 327.149 241.701 168.994 109.694
Present Value Kas Keluar (1.171.135) (2.276.247) 626.791 498.786 (19.014) (1.451)
Payback Period ( PP )
PP akan diperoleh dalam waktu 2 tahun dan 10 bulan.
67
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
Present Value Kas Masuk 484.076.092 46.422.577 49.830.287 50.667.824 50.807.603 286.347.802
Present Value Kas Keluar (315.224.468) (192.054.289) (34.597.921) (31.903.026) (31.140.609) (25.528.622)
Payback Period ( PP )
PP akan diperoleh dalam waktu 6 tahun dan 3 bulan.
68
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
150.000
100.000
NPV (Rp.000)
50.000
0
(50.000) NORMAL 1,00% 2,00% 3,00% 4,00%
(100.000)
(150.000)
Perubahan Kondisi
Dari analisis sensitivitas di atas, kenaikan struktur biaya merupakan faktor yang
paling sensitif terhadap kelayakan usaha.
69
BAB 8
KESIMPULAN
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
8 KESIMPULAN
Penambahan kegiatan usaha yaitu memproduksi kain sebagai bahan untuk produk
APD berupa masker dan baju hazmat oleh Perseroan adalah bagian dari upaya
mendukung pemerintah dalam penanggulangan pandemi COVID-19.
Dari Kajian Kelayakan Teknis, menunjukkan bahwa Perseroan memiliki pabrik yang
dilengkapi dengan 19 unit mesin texturizing, 181 unit mesin twisting, 208 unit
mesin weaving, 8 unit mesin sizing, 54 unit mesin dyeing, 16 unit mesin
inspecting, 7 unit mesin packaging, 3 unit mesin dyeing finishing, 32 unit mesin
penunjang, 67 unit mesin utility area, 21 unit mesin laboratorium, dan 14 unit
mesin research & development.
70
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
dilakukan per April 2020, dan sudah ditambahkan dalam anggaran dasar pada
RUPS tahun buku 2019 yang dilakukan pada 15 Juni 2020. Perseroan merupakan
perusahaan yang sebelumnya telah berpengalaman menjalankan usahanya lebih
dari 50 tahun dalam bidang industri tekstil dan perdagangan tekstil dengan
jaringan pemasaran yang kuat di domestik dan internasional.
Dari analisis sensitivitas, kenaikan struktur biaya merupakan faktor yang paling
sensitif terhadap kelayakan usaha.
71
Studi Kelayakan Penambahan Kegiatan Usaha
PT Trisula Textile Industries Tbk
72