You are on page 1of 26

Nitrogen

Aktavia Herawati
Nitrogen
⚫ Salah satu unsur yang paling teragihkan di alam
⚫ Dinyatakan bahwa unsur N tidak terdapat sbg penyusun mineral,
tetapi berasal dari atmosfer (78 % N) dan BO. Akan tetapi tanaman
tingkat tinggi tidak dapat mengubah N2 secara langsung menjadi
protein, dan harus dikonversi menjadi bentuk tersedia melalui:
• Mikroorganisme yang bersimbiosis dengan tanaman legum
• Mikroorganisme tanah yang hidup bebas (non simbiotik)
• Pemuatan listrik dari atmosfer yang membentuk N oksida
• Sintesis pupuk N
⚫ N diserap oleh tanaman dalam bentuk NH4+ dan NO3-
⚫ Merupakan unsur yang sangat lincah (mobile) dan terdaurkan
antara atmosfer-tanah-jasad hidup
Siklus N
Fiksasi N
⚫ Fiksasi N dari N2 di atmosfer kemudian diubah menjadi
bentuk organik yang sejumlah besar dilakukan oleh
mikroorganisme tanah
⚫ N dapat terfiksasi secara kimia melalui proses Haber-
Bosch, yaitu N2 dengan H2 bereaksi di bawah kondisi
suhu dan tekanan tinggi, yang juga menjadi dasar
pembuatan pupuk N.
⚫ Menurut Chatt (1976) jumlah N yang terfiksasi di
seluruh dunia: 17,2 x 107 ton/tahun. Jumlah ini 4 x dari
N yang terikat secara kimia di pabrik pupuk.
⚫ Jumlah yang terfiksasi tergantung pada pH,
ketersediaan hara, adanya unsur logam berat dan
kelengasan tanah, suhu tanah dan intensitas cahaya,
dan pengelolaan tanaman legum.
Fiksasi Biologis

⚫ Fiksasi biologis dilakukan oleh mikroorganisme dapat


diakukan secara simbiotik dan non simbiotik. Yang
simbiotik meliputi: Rhizobium dan Actinomycetes,
yang non simbiotik: Azotobacter, Clostridium,
beberapa ganggang biru dan hijau sangat banyak
dalam tanah, dan mrpkn organisme yang autotrof
yaitu yang memerlukan CO2, air, cahaya, unsur-unsur
mineral dan molekul N2
⚫ Species rhizobium merupakan penambat N2 yang
penting
Unsur N dalam tanah

⚫ Unsur N dalam tanah dapat berada dalam bentuk:


1. Tidak tersedia (unavailable): masih berada
dalam bahan organik/humus
2. Tersedia (available): terdapat dalam kompleks
jerapan yang dapat dipertukarkan
3. Siap diserap tanaman (readily available) biasa
berbentuk NH4 dan NO3 yang terlarut dalam
larutan tanah
Mineralisasi N
⚫ Mineralisasi N adalah perubahan N organik menjadi NH4+
melalui dua reaksi yaitu aminisasi dan amonifikasi
⚫ Senyawa protein tidak dapat digunakan secara langsung oleh
tanaman tetapi harus mengalami pemecahan terlebih dahulu
menjadi senyawa yang lebih sederhana, dengan proses:
1. Aminisasi, proses yang mengurai protein secara ensimatis menjadi
amino
Protein (oleh bakteri dan fungi + H2O) → R-NH2 (amin) + CO2 +
asam amino + (NH2)2CO (urea) + tenaga
2. Amonifikasi, proses perubahan senyawa amino yang menjadi
senyawa N dalam bentuk NH3
R-NH2 + HOH →NH3 + ROH + tenaga
⚫ Degradasi protein dilakukan kebanyakan oleh bakteri heterotrop
pada pH tanah netral dan alkaline, sedangkan fungi mendominasi
pada tanah-tanah asam
⚫ Amonifikasi dilakukan oleh beragam bakteri, fungi dan
aktinomisetes aerobik dan anaerobik
⚫ Amoniak bebas bereaksi dengan air, asam karbonat dan lain-lain
asam dalam tanah terbentuk NH4
NH3 + H2CO3 → (NH4)2CO3 → 2NH4+ + CO2=
NH3 + H2O → NH4+ + OH-

⚫ Kedua proses di atas berlangsung dengan cepat pada tanah-tanah


dengan: kadar lengas cukup, suhu optimum, cukup tersedia unsur
hara dan bahan organik
Nasib N
⚫ Amonium yang terbentuk akan mengalami nasib:
1. Diserap tanaman
2. Digunakan mikroorganisme (imobilisasi)
3. Diadsorpsi oleh koloid tanah (fiksasi/tersemat)
4. Mengalami nitrifikasi
5. Diubah kembali menjadi NH3 (gas) (volatilisasi)

Note:
Imobilisasi mengubah NO3- dan NH4+ menjadi
bentuk N organik
Nitrifikasi

⚫ Sebagian NH4 yang dibebaskan dalam amonifikasi


digunakan sebagai sumber tenaga bakteri nitrifikasi
→ outotrof, karena mengambil tenaga dari proses
oksidasi N dan C mengambil dari atmosfer (CO2)
⚫ Kondisi yang lingkungan memungkinkan:
• Suhu hangat
• Kelengasan baik
• Aerasi baik
• pH netral
⚫ NH4 akan diubah menjadi bentuk nitrat melalui
proses oksidasi enzimatis yang disebut sbg proses
nitrifikasi, yang meliputi 2 proses:
1. Nitritasi, dilakukan oleh bacteri Nitrosomonas,
NH4 → 2NO2 + 2H2O + 4H+ + tenaga
2. Nitratasi, dilakukan oleh bacteri Nitrobacter,
2NO2- + O2 → NO3- + tenaga
⚫ Ada 3 hal yang perlu mendapat perhatian:
1. Nitrifikasi memerlukan O2 molekuler, artnya
terjadi pada tanah-tanah yang aerasinya baik
2. Dalam reaksi nitrifikasi ini dihasilkan ion H (4 ion
H+) menyebabkan tanah menjadi asam
3. Dalam proses nitrifikasi melibatkan aktifitas
mikroorganisme sehingga prosesnya sangat
dipengrauhi oleh keadaan lingkungan yang
berguna bagi kehidupan mikroorganisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi nitrifikasi
1. Ion NH4+ : semakin tinggi konsentrasi NH4+ dalam tanah
maka akan semakin cepat reaksi nitrifikasi. BO dengan
nisbah C/N tinggi, melepaskan sedikit NH4+ sehingga
nitrifikasi terganggu. BO yang mudah terombak dengan
nisbah C/N rendah akan melepaskan banyak NH4+
sehingga pembentukan nitrat berlangsung cepat

2. Reaksi tanah: Bakteri nitrifikasi peka terhadap perubahan


pH tanah. Nitrifikasi pd umumnya berlangsung antara pH
5,5 – 10, pH optimum 8-8,5. Namun pada tanah-tanah
tertentu dapat terjadi pembentukan nitrat pada pH 4,5.
Peningkatan pH menyebabkan kegiatan nitrobacter
terganggu, sedangkan nitrosomonas tidak → terjadi
penimbunan NO2 yang meracun tanaman
3. Aerasi tanah: Nitrifikasi banyak terjadi pada
kadar O2 yang besarnya 2x kadar O2 di atmosfer.
Dengan demikian perlu adanya difusi O2 secara
cepat, artinya aerasi tanah baik, terjadi pada
tanah-tanah struktur remah, tekstur geluh/pasir.
Maka pada tanah-tanah kering yang bertekstur
geluh/pasir → NO3 > NH4+
4. Lengas: Tanah jenuh air → langka udara,
sehingga nitrifikasi berhenti. Selain itu lengas
tanah berpengaruh langsung untuk kehidupan &
pertumbuhan bakteri
5. Suhu Tanah: Suhu tanah untuk berlangsungnya
nitrifikasi adalah 1-40oC, optimum pada 30oC.
Suhu yang terlampau rendah/tinggi akan
menghambat nitrifikasi
Proses Kehilangan N
⚫ Ada 3 mekanisme kehilangan N:
1. Denitrifikasi: Pada proses nitrifikasi terjadi perubahan
N dalam bentuk tereduksi (NH4) menjadi bentuk
teroksidasi NO3. Dalam keadaan tanah tergenang →
O2 terbatas, dan suasana menjadi langka udara dan
reduktif, maka NO3 akan mengalami reduksi, sehingga
menjadi ammoniak atau N2 gas. Pada suasana reduktif
ini beberapa mikroorganisme anaerobik memiliki
kemampuan untuk mendapatkan O2 dari nitrat dan
nitrit dengan membebaskan N2O atau N2. Hal ini
terjadi terutama pada tanah-tanah sawah

2HNO3 → 2HNO2 → 2NO → N2O → N2


2. Reaksi kimia: Gas N2 yang hilang dari tanah masam dengan drainasi
yang baik. Ada 3 mekanisme yang kesemuanya berhubungan dengan
dekomposisi dari NO2.
a. Dekomposisi ammonium nitrit
NH4NO2 → 2H2O + N2
b. Reaksi Van Slyke
R-NH2 + HNO2 → R-OH + H2O + N2 (gas)
c. Dekomposisi spontan dari asam nitrit
3HNO2 → NO → HNO3 + H2O
2NO → NO2 → N2 (gas)
3. Penguapan NH3
Garam-garam ammonium dalam medium tanah yang bereaksi alkalis
(pH tinggi) akan mengadakan reaksi sbb.
NH4+ + H2O + OH- → NH3 (gas) + H2O
Kehilangan semacam ini terjadi pada pemupukan urea di tanah-
tanah alkalis
⚫ Pada umumnya kehilangan N dalam bentuk NH3
disebabkan karena:
1. Aktifitas ensim urease yang tinggi
2. Urea yang berada di permukaan tanah
3. pH tanah yang tinggi
4. Pemberian urea yang terlalu tinggi
5. KPK tanah rendah
6. Suhu tanah yang meningkat
7. Kadar lengas menurun
8. Tanahnya banyak ditutupi/tertutup tanaman
Bentuk N dalam tanaman
⚫ Tanaman mengandung 1-6 % berat N. Pada tanah-tanah
lembab, hangat dan teraerasi baik, larutan tanah lebih
banyak mengandung NO3- daripada NH4+. Keduanya
bergerak menuju akar tanaman melalui mass flow dan
difusi
⚫ Jika tanaman banyak menyerap NO3-, akan terjadi
peningkatan transport anion (HCO3-, OH-, anion organik)
keluar sel dan peningkatan dalam penyerapan kation
(Ca2+,Mg2+, K+). Biasanya laju penyerapan NO3- tinggi →
peningkatan pH rizosfer.
⚫ Tanaman mengubah NO3- → NH4+ → asam amino →
protein. Reduksi NO3- membutuhkan 2 ensim nitrat
reduktase (NADH), sehingga NH4+ lebih disukai karena
menyimpan energi. Tanaman yang disuplai oleh NH4+
dapat mempunyai karbohidrat dan protein yang tinggi
dibanding NO3-
⚫ Penyerapan NH4+ berlangsung pada pH netral dan
terhambat jika pH tanah menurun. Penyerapan
NH4+ menurunkan penyerapan kation, tapi
meningkatkan penyerapan H2PO4-, SO42- dan Cl-.
pH rizosfer menurun dengan penyerapan NH4+
menyebabkan akar melepaskan H+ untuk menjaga
netralitas dan keseimbangan muatan dalam
tanaman.
⚫ Batas toleransi NH4+ terbatas. Kadar NH4+ yang
tinggi dapat menghambat pertumbuhan dan
menghambat penyerapan K+. Sebaliknya tanaman
mengakumulasi dan tinggi toleransinya atas NO3-
yang tinggi dalam jaringan tanaman
⚫ Preferensi (kesukaan) tanaman untuk NH4+ atau NO3-
ditentukan dari tipe dan umur tanaman, lingkungan
dan faktor lainnya. Serealia, jagung, gula bit, nenas,
padi dan rumput rye menggunakan kedua bentuk N.
Solanaceae menyukai nisbah NO3-/NH4+ yang tinggi
→ Tanaman lebih menguntungkan disuplai kedua
bentuk N daripada bentuk N tunggal.
⚫ Munculnya penyakit tanaman dapat pula disebabkan
oleh imbangan NH4+ dan NO3-. Beberapa penyakit
tanaman lebih parah jika larutan tanah mengandung
NH4+<NO3-, dan ada yang sebaliknya.

⚫ Hal ini disebabkan baik pengaruh langsung N atas


aktifitas patogenik dan pengaruh NO3- ataupun NH4+
atas organisme yang merubah ketersediaan unsur
hara mikro. Contoh: kandungan NO3- yang tinggi
mendorong pertumbuhan bakteri tertentu yang
menurunkan ketersediaan Mn untuk gandum.
Pengaruh bentuk N atas pH rizosfer juga dapat
berpengaruh atas kejadian penyakit dan tingkat
keparahannya
Fungsi N

⚫ Dalam tanaman NO3- direduksi → NH4+ atau NH3 →


diasimilasi bersama-sama dengan asam karboksilat →
asam amino → protein dan asam nukleat. Protein
menyediakan framework → kloroplast, mitokondria
dan organ sel lainnya yang menjadi tempat reaksi
biokimia berlangsung

⚫ N juga menjadi bagian integral klorofil. Struktur dasar


klorofil adalah cincin porfirin yang tersusun atas 4
cincin pirole masing-masing mengandung 1 N dan 4
atom C. Mg menjadi pusat dari cincin porfirin
⚫ Supply N yang cukup → fotosintesis tinggi,
pertumbuhan yang baik dan daun yang hijau tua.
Kelebihan N dibanding hara lainnya seperti K, P dan
S → tanaman terlambat masak

⚫ Pasokan N mempengaruhi penggunaan karbohidrat.


Jika supply N rendah → karbohidrat terdeposit
pada sel vegetatif, menyebabkan penebalan sel.

⚫ Kelebihan N → tanaman akan rebah (lodging)


terutama jika supply K rendah dan juga rentan
terhadap serangan hama dan penyakit
Defisiensi N

⚫ Tanaman yang defisien N → daun menguning


akibat kehilangan N protein dari kloroplast
⚫ N mobil dalam jaringan tanaman → defisiensi
N pada daun lebih tua. Jika supply N
terhambat → N protein akan dibongkar
menjadi N yang larut → ditransfer ke jaringan
meristematis untuk digunakan kembali dalam
sintesis protein baru.

You might also like