Professional Documents
Culture Documents
Kelompok - 1 Prosedural Knowledge Simple Wound Dressing Post Op
Kelompok - 1 Prosedural Knowledge Simple Wound Dressing Post Op
Mata Kuliah
Prosedural Knowledge
Dosen : Ibu Ns. Puji Astuti W, SKep., MKep.
Keperawatan A19A1
Menurut Taylor, Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, luka dapat dibagi
menjadi:
c. Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi
kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah
tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan
epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis
sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan
sekitarnya.
d. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan
tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
e. Tahap Maturasi
Tahap maturasi berkembang dengan pembentukkan jaringan penghubung selular
dan penguatan epitel baru yang ditentukan oleh besarnya luka. Jaringan granular
selular berubah menjadi massa aselular dalam waktu beberapa bulan sampai 2
tahun.
4. Karakteristik Luka
a. Lokasi
Lokasi luka merupakan tempat terjadinya luka pada anatomi tubuh si pasien.
Lokasi luka perlu di ketahui untuk memprediksi penyembuhan luka. Lokasi luka
telah terbukti mempengaruhi penyembuhan. Namun, lokasi spesifik mana yang
menguntungkan atau merugikan penyembuhan masih harus ditentukan.
b. Bentuk
Untuk luka yang akan sembuh, akan sering berubah bentuk dan mungkin akan
berbentuk lebih teratur, bentuk melingkar atau oval. Bentuk luka dianggap lebih
membantu untuk menentukan ukuran keseluruhan luka. Bentuk luka ditentukan
dengan mengevaluasi perimeter luka. Bentuk luka dilapisi dengan kontraksi
luka. Kontraksi luka bisa terlihat saat area permukaan luka terbuka berkurang
dan saat bentuk luka berubah
c. Ukuran
Ukuran luka dapat di artikan sebagai luas permukaan luka si pasien. Luas
permukaan dapat dilihat dengan mengalikan panjang dengan lebar. Metode yang
paling umum digunakan dalam menentukan ukuran adalah mengukur (dalam
cm) aspek terpanjang dan tegak lurus dari permukaan luka yang terlihat. Hal ini
dapat menjadi sulit untuk ditentukan dalam mengukur ukuran pada beberapa
luka, karena tepi luka mungkin sulit untuk diketahui atau tepinya mungkin tidak
teratur.
d. Kedalaman
Merupakan ukuran dasar luka ke permukaan luka. Mengukur kedalaman luka
dapat dengan menggunakan aplikator yang berujung katun/kapas. Masukkan
aplikator di bagian terdalam dari luka dan tandai aplikator dengan pulpen, dan
ukur jarak dari ujung yang ditandai, dengan menggunakan panduan pengukuran
metrik.
e. Tepi
Tepi luka merupakan daerah dimana jaringan normal menyatu dengan dasar
luka. Tepi luka menunjukkan beberapa karakteristik luka yang paling penting.
Saat menilai tepi luka, lihat bagaimana penamakan dari luka tersebut.
f. Undermining/Tunneling
Undermining/Tunneling merupakan hilangnya jaringan dibawah permukaan
kulit yang utuh. Undermining didefinisikan sebagai pengikisan dibawah tepi
luka, dan tunneling didefinisikan sebagai sebaris dari jalur bidang yang
mengarah ke saluran sinus. Undermining biasanya melibatkan jaringan subkutan
dan mengikuti jalur bidang disamping luka. Tunneling biasanya melibatkan
persentase kecil dari margin luka: sempit dan cukup panjang dan tampaknya
memiliki tujuan.
g. Karakteristik jaringan nekrotik
Nekrosis didefinisikan sebagai jaringan devisa yang mati. Dapat berwarna
hitam, coklat, abu-abu, atau kuning. Tekstur bisa kering dan kasar, lembut,
lembab, atau berserabut. Karakteristik jaringan nekrotik meliputi tampilan,
warna, konsistensi. Bau bisa ada atau tidak ada. Banyak tenaga kesehatan yang
salah menilai jaringan nekrotik. Terkadang merreka menilai jaringan kuning dan
putih sebagai jaringan nekrotik padahal tidak selamanya seperti itu. Jaringan
kuning bisa berupa lemak kuning yang sehat, membran reticular dermis, atau
tendon. Jaringan putih bisa berupa jaringan ikat, fasia, atau ligamen.
h. Eksudat
Eksudat merupakan cairan yang terdapat pada luka. Untuk menilai jumlah
eksudat di luka, amati dua area yakni luka itu sendiri dan balutan yang
digunakan pada luka. Amati luka untuk menilai kelembaban yang ada. Sebelum
menilai jenis eksudat, bersihkan luka dengan NaCl atau air putih secara normal
dan evaluasi eksudat segar. Pilih jenis eksudat yang dominan di luka, sesuai
warna dan konsistensi.
i. Warna Kulit di Sekitar luka
Warna kulit di sekitar luka dapat mengindikasikan luka lebih lanjut dari tekanan,
gesekan, atau gunting. Karakteristik Kulit di Sekitar luka sering merupakan
indikasi pertama yang menyebabkan kerusakan jaringan lebih lanjut. Yang
paling sering ditemukan dalam pengamatan kulit disekitar luka adalah eritema.
Eritema didefinisikan sebagai kemerahan atau kehitaman pada kulit,
dibandingkan dengan kulit di sekitarnya. Eritema setelah trauma disebabkan
oleh pecahnya venula dan kapiler kecil atau mungkin disebabkan oleh aliran
darah masuk untuk memulai proses peradangan.
j. Edema
Edema merupakan pembengkakakan yang terjadi pada luka dan sekitarnya. Kaji
jaringan dalam 4 cm tepi luka. Kenali edema dengan menekan jari ke dalam
jaringan dan tunggu selama 5 detik. Saat melepaskan tekanan, jaringan gagal
untuk kembali ke posisi normal, dan lekukan muncul. Ukur seberapa jauh edema
melampaui tepi luka.
k. Indurasi
Indurasi adalah ketegasan jaringan yang abnormal dengan margin. Indurasi
dapat menjadi tanda kerusakan yang akan terjadi pada jaringan. Seiring dengan
perubahan warna kulit, indurasi merupakan pertanda trauma jaringan akibat
tekanan lebih lanjut. Raba dimana indurasi dimulai dan dimana ia berakhir. Raba
dari jaringan sehat, bergerak menuju tepi luka. Biasanya terasa sedikit ketegasan
pada tepi luka itu. Jaringan normal terasa lembut dan kenyal sedangan indurasi
terasa keras dan tegas saat disentuh.
l. Karakteristik lain
Karakteristik lain yang dapat dievaluasi pada jaringan disekitarnya termasuk
maserasi dan perdarahan. Maserasi didefinisikan sebagai pelunakan pada
jaringan ikat. Jaringan maserasi kehilangan pigmentasi dan bahkan pigmen kulit
yang gelap terlihat pucat. Jaringan yang melemah ini sangat rentan terhadap
trauma, menyebabkan kerusakan dari jaringan maserasi dan pembesaran luka.
m. Jaringan granulasi
Jaringan granulasi adalah penanda dari kesehatan luka. Itu adalah tanda fase
proliferatif dari penyembuhan luka dan biasanya akhir dari penutupan luka.
Jaringan granulasi berkembang dari pembuluh darah kecil dan jaringan ikat ke
rongga luka. Jaringan granulasi itu sehat jika cerah, berdaging merah, mengkilap
dan granular dengan penampilan seperti beludru.
n. Epithelization
Epithelization adalah proses pelepasan epidermal dan muncul sebagai kulit
merah muda atau merah. Epithelization mungkin pertama diperhatikan selama
fase peradangan atau fase proliferasi dari penyembuhan sebagai jaringan merah
muda yang berpigmen ringan, bahkan pada individu dengan kulit berwarna
gelap. Banyak orang membingungkan jaringan parut pink terang atau kulit baru
sebagai eritema. Pada luka dengan ketebalan parsial, sel epitel dapat berpindah
dari tempat di permukaan luka atau dari tepi luka, atau keduanya. Pada luka
dengan ketebalan penuh, pelepasan epidermal terjadi dari tepi saja, biasanya
setelah luka hampir sepenuhnya terisi dengan jaringan granulas
Menurut Urgency :
a. Elective
Ini adalah jenis operasi yang telah direncanakan sebelumnya. Penundaan
operasi tidak memiliki efek buruk. Ini dapat dijadwalkan sebelumnya
berdasarkan pilihan klien. Contoh: tonsilektomi, perbaikan hernia, ekstraksi
katarak, mammoplasty, face lift, dan operasi caesar.
b. Urgent
Pembedahan yang diperlukan untuk kesehatan klien, biasanya dilakukan
dalam waktu 24 hingga 48 jam. Contoh: Pengangkatan kantung empedu,
amputasi, reseksi usus besar, bypass arteri koroner, operasi pengangkatan
tumor
c. Emergent
Pembedahan yang harus segera dilakukan untuk mempertahankan hidup
klien, fungsi tubuh bagian tubuh. Contoh: Kontrol perdarahan, tukak
berlubang, obstruksi usus, perbaikan trauma, trakeostomi
a. Mayor
Melibatkan rekonstruksi atau perubahan yang luas pada bagian tubuh,
memberikan dampak risiko yang tinggi pada kesehatan. Contoh :Bypass arteri
koroner, reseksi kolon, reseksi lobus paru.
b. Minor
Melibatkan perubahan kecil pada bagian tubuh, sering dilakukan untuk
memperbaiki deformitas, dan dengan risiko yang lebih kecil daripada bedah
mayor. Contoh : Ekstraksi katarak, graft kulit, operasi plastic.
Troli berisi :
1. Fase Orientasi
(Perawat datang ke ruang pasien)
Perawat : Selamat pagi, Bu. Perkenalkan nama saya....bisa
dipanggil...., saya perawat yang bertugas pada pagi ini dari
jam 08.00 sampai jam 14.00. Kalau boleh saya tahu nama
Ibu siapa? Dan senangnya dipanggil apa Bu?
Pasien : Pagi sus, nama saya.....
Perawat : Bagaimana perasaan Ibu hari ini?
Pasien : Baik
Perawat : Baik bu, disini saya akan membantu ibu untuk mengganti
balutan pada luka ibu, tujuannya agar luka ibu terhindar
dari infeksi dan agar luka ibu cepat sembuh. Waktunya
kurang lebih 10 menit, tempatnya disini saja. Apakah ibu
bersedia?
Pasien : Bersedia sus
Perawat : Baik kita mulai ya bu, sebelumnya saya izin untuk
mencuci tangan dan menyiapkan alatnya terlebih dahulu.
Pasien : Baik sus
(Perawat mencuci tangan dan menyiapkan alat yang akan digunakan untuk
tindakan mengganti balutan luka)
2. Fase Kerja
Perawat : Ibu saya sudah kembali dengan membawa alatnya,
sebelum saya memulai tindakan ini apakah ada yang ingin
Ibu tanyakan lagi mengenai perawatan luka Ibu?
Pasien : Tidak ada sus
Perawat : Baik, kalau tidak ada kita mulai ya bu.
Pasien : Baik sus
3. Tahap Terminasi
Perawat : Ibu saya sudah selesai mengganti balutan pada luka Ibu,
bagaimana perasaan Ibu?
Pasien : Terimakasih sus, saya merasa lebih nyaman
Perawat : Baik, kalau begitu saya izin pamit dulu ya bu. Nanti saya
akan kembali lagi untuk memberikan obat pada Ibu. Saya
permisi.
Pasien : Baik, terimakasih sus.
Referensi
https://www.scribd.com/document/429541180/Strategi-Pelaksanaan-i-Pasien-
perawatan-Luka-2019