You are on page 1of 7

Chania Forcepta dan Rodiani |Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi Medis Operasi Wanita (MOW) pada Pasangan

Wanita Usia Subur

Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi Medis Operasi Wanita (MOW)


pada Pasangan Wanita Usia Subur

Rodiani1, Chania Forcepta2


1
Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Kontrasepsi adalah salah satu solusi dalam menghadapi laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang mengalami
peningkatan dari 1,45 persen (1990–2000) menjadi 1,49 persen (2000-2010). Kontrasepsi bertujuan untuk tercapainya
kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, dan penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas. Kemudian Beberapa metode kontrasepsi yang dapat
digunakan seperti, kondom, koitus interuptus, KB alami, diagfragma, spermicida, pil KB, suntik KB, implant, alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR), vasektomi (MOP) tubektomi (MOW). Medis operatif wanita (MOW)/tubektomi adalah salah satu
metode kontrasepsi secara operatif untuk mencegah kehamilan. Namun kontrasepsi medis operasi wanita (MOW) /
tubektomi tidak serta merta menjadi pilihan utama, karena metode ini metode kontrasepsi ini dipengaruhi oleh banyak
faktor, salah satunya, pengetahuan pengguna kontasepsi, efektifitas, teknik pemasangan alat kontasepsi, indikasi dan
kontraindikasi, keuntungan dan kekurangan pemasangan alat kontrasepsi. Metode kontrasepsi medis operatif wanita tidak
serta merta digunakan karena sifat kepermanenanya yang harus dipertimbangkan.

Kata kunci: faktor–faktor, kontrasepsi, MOW

The Factors that Use of Contraception Woman Medical Operation (WMO) on


Childbearing Age
Abstract
Contraception is one of the solutions in facing population growth problem in Indonesia, which has increased from 1.45
percent (1990-2000) to 1.49 percent (2000-2010). Contraception has purpose to achieve quality reproductive health,
reduce maternal mortality and infant, and prevention of reproductive health problems in order to build quality small family.
But some methods of contraception that can be used, such as condoms, coitus interruptus, natural family planning,
diaphragms, spermicida, birth control pills, injectables, implants, intrauterine devices (IUD), vasectomy (MPO) tubectomy
(WMO). Woman Medical Operation (WMO)/ Tubektomi is one method of contraception operatively to prevent pregnancy.
But contraception Woman Medical Operation (WMO) / Tubektomi not necessarily be the first choice, because this method
is influenced by many factors, knowledge users contraceptives, effectiveness, mechanical installations of contraceptives,
indications and contraindications, advantages and disadvantages set the contraception. Woman Medical Operation
Contraceptive methods are not necessarily used because of the nature permanent be considered.

Keyword: contraception, factors, MOW

Korespondensi: Chania Forcepta, alamat DSN Margomulyo 1 RT 01/01 Margomulyo, Tegineneng, Pesawaran, HP
081380088846, email forceptachania@yahoo.com

Pendahuluan alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan


Kontrasepsi adalah upaya untuk kehamilan baik melalui program KB maupun
mencegah terjadinya kehamilan upaya itu non-program KB.1
dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat Dalam program KB, salah satu masalah
permanen. Penggunaan kontrasepsi yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya
merupakan salah satu variabel yang penggunaan MKJP, yaitu kontrasepsi Metode
mempengaruhi fertilitas. Keluarga Berencana Operatif Wanita (MOW). Berdasarkan Survei
(KB) intervensi kesehatan yang cost effective Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), peserta
dan menyelematkan nyawa perempuan dan KB MOW sempat mengalami peningkatan
anak. Keluarga berencana merupakan suatu sebesar 3,7% (SDKI 2002/03) dari 56,6%
program pemerintah yang dirancang untuk akseptor KB, namun kembali turun menjadi 3%
menyeimbangkan antara kebutuhan dan (SDKI 2007). Padahal salah satu sasaran
jumlah penduduk. Peserta keluarga berencana strategis di bidang KB dan KR yang harus
(KB) adalah pasangan usia subur dimana dicapai oleh BKKBN sampai dengan tahun 2014
dimana salah satunya menggunakan cara atau dalam rangka pencapaian penurunan LPP
11 | Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017
menjadi 1,1%, Total Fertility Rate (TFR) menjadi MO (1,23%) akseptor MOP 1.253 orang (0,78%)
2,1, Net Reproductive Rate (NRR)=1, unmet akseptor kondom, 25.594 orang (15,92%)
need 5%, dan Contraceptive Prevalence Rate akseptor implan, 90.544 orang (56,31%)
(CPR) 65%, salah satunya adalah meningkatnya akseptor suntik, 13.688 orang (8,51%) akseptor
persentase peserta KB aktif MKJP khususnya pil. Pencapaian peserta KB aktif untuk akseptor
MOW yaitu 27,5%. 2 KB MOW tertinggi di Wilayah Kerja Puskesmas
Kontrasepsi MOW memiliki angka Ambarawa yaitu 701 orang (7,77%) dan
kegagalan yang paling kecil (baik secara teoritis terendah di Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran
maupun praktek) dibandingkan dengan alat yaitu 120 orang (2,32%).3
kontrasepsi lainnya. Secara teoritis angka Ada beberapa pilihan kontrasepsi untuk
kegagalan kontrasepsi MOW yaitu mencapai wanita, tetapi data akseptor KB di atas
0,04 kehamilan per 100 perempuan selama menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi
tahun pertama penggunaan dan dalam praktek wanita untuk akseptor KB MOW masih rendah
angka kegagalan kontrasepsi MOW yaitu 0,1 mulai dari tingkat Nasional, Propinsi, hingga
0,5 kehamilan per 100 wanita dalam tahun Kabupaten. Pola penggunaan kontrasepsi di
pertama penggunaan.2 Indonesia masih didominasi oleh metode
Berdasarkan laporan umpan balik kontrasepsi hormonal seperti suntik, pil, dan
pelayanan kontrasepsi januari 2013, jumlah bersifat jangka pendek karena sifatnya yang
kasus kegagalan untuk MKJP secara nasional praktis dan juga cepat dalam mendapatkan
tercatat sebanyak 288 kasus. Untuk metode pelayanannya.
kontrasepsi IUD jumlah kasus kegagalan 129 Macam-macam metode kontrasepsi
orang (44,79%), MOW 26 orang (9,03%), MOP dibagi menjadi 3 metode: 4,5
16 orang (5,56%), dan implan 117 orang Kontrasepsi sederhana: (1) Kondom:
(40,63%). Dengan demikian dapat diketahui merupakan selubung/sarung karet tipis yang di
bahwa jumlah kasus kegagalan terkecil MKJP pasang pada penis sebagai tempat penampung
untuk metode kontrasepsi wanita yaitu seperma yang dikeluarkan pria saat senggama
kontrasepsi MOW.2 sehingga tidak tercurah pada vagina. (2) Koitus
Di Indonesia pada tahun 2011 jumlah interuptus/senggama terputus: adalah cara
Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak menghentikan senggama dengan mencabut
45.905.815 orang. Cakupan peserta KB aktif penis dari vagina pada saat menjelang
pada tahun 2011 adalah sebesar 34.872.054 ejakulasi. (3) KB Alami: merupakan KB
orang (75,96%) yang meliputi 3.933.631 orang berdasarkan siklus masa subur dan masa tidak
(11,28%) akseptor IUD, 1.216.355 orang subur dengan cara, metode kalender, suhu
(3,49%) akseptor MOW, 248.685 orang (0,71%) basal, dan metode lendir serviks. (4)
akseptor MOP, 1.032.033 orang (2,96%) Diagfragma: merupakan suatu alat yang
akseptor kondom, 3.077.417 orang (8,82%) berfungsi untuk mencegah sperma sampai ke
akseptor implan, 16.203.682 orang (46,47%) serviks. (5) Spermisida: merupakan suatu zat
akseptor suntik, 9.000.384 orang (25,81%) atau bahan kimia yang dapat
akseptor pil. 3 menghentikan/melumpuhkan gerak
Jumlah PUS di Propinsi Jawa Tengah spermatozoa.
pada tahun 2011 sebanyak 6.663.396 orang. Kontrasepsi Hormonal: (1) Pil KB:
Jumlah akseptor KB aktif sebanyak 5.285.530 merupakan alat kontrasepsi untuk wanita yang
orang yang meliputi 439.687 orang (8,32%) berbentuk pil atau Tablet. (2) Suntik KB:
akseptor IUD, 287.911 orang (5,45%) akseptor merupakan alat kontrasepsi yang diberikan
MOW, 58.318 orang (1,10%) akseptor MOP, dengan cara suntikan intra muscular, ada 2
119.166 orang (2,25%) akseptor kondom, macam, KB suntik 1 bulan, KB suntik 3 bulan.
519.973 orang (9,84%) akseptor implan, (3) Implant: merupakan alat kontrasepsi yang
3.017.353 orang (57,09%) akseptor suntik, di susupkan di bawah kulit lengan atas. (4) Alat
843.122 orang (15,95%) akseptor pil.3 Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/IUD:
Di Kabupaten Semarang, jumlah PUS merupakan alat kontrasepsi yang dimasukan
tahun 2012 sebanyak 204.310 orang. Jumlah kedalam Rahim wanita.
peserta KB aktif tahun 2012 sebanyak 160.754 Metode Kontrasepsi Mantap (KONTAP):
orang yang meliputi 19.649 orang (12,22%) (1) Tubektomi: merupakan alat kontrasepsi
akseptor IUD, 8.073 orang (5,02%) akseptor permanen untuk mencagah keluarnya ovum
Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017 |12
Chania Forcepta dan Rodiani |Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi Medis Operasi Wanita (MOW) pada Pasangan
Wanita Usia Subur

dengan cara mengikat/memotong saluran tuba jumlah persalinan yang berbahaya dan dengan
falopi. (2) Vasektomi: merupakan alat cara menurunkan tingkat kesuburan secara
kontrasepsi permanen dengan cara operasi umum, yaitu dengan mengurangi jumlah
kecil yang dilakukan untuk menghalangi kehamilan absolut dalam populasi.7
keluarnya sperma dengan cara mengikat, Tahap persiapan pelaksanaan meliputi:
memotong saluran vas deferent. informed consent, riwayat medis/kesehatan ,
pemerikasaan laboratorium, pengosongan
Isi kandung kencing, asepsis dan antiseptisis
MOW (Medis Operatif Wanita)/ daerah abdomen, anestesi. Tindakan
tubektomi atau juga dapat disebut dengan pembedahan teknik yang digunakan dalam
sterilisasi. MOW merupakan tindakan pelayanan tubektomi antara lain: (1) Mini
penutupan terhadap kedua saluran telur kanan laparatomi, metode ini hanya memerlukan
dan kiri yang menyebabakan sel telur tidak sayatan kecil (sekitar 3 cm) baik pada daerah
dapat melewati saluran telur, dengan demikian perut bawah (suprapubik) maupun
sel telur tidak dapat bertemu dengan sperm subumbilikal (pada lingkar pusat bawah).8
alai-laki sehingga tidak terjadi kehamilan, oleh Tindakan ini relative murah dan dapat di
karena itu gairah seks wanita tidak akan turun. lakukan pada masa interval maupun pasca
Pelaksanaan MOW sendiri dibagi menjadi 3 persalinan, pengambilan tuba dilakukan
yaitu pelaksanaan MOW pasca operasi/pasca melalui sayatan kecil. Setelah tuba didapat,
melahirkan, mempunyai penyakit ginekologi, kemudian dikeluarkan, diikat dan di potong
dan dilakukan pada masa interval.6 sebagian. (2) Laparoskopi, teknik ini dapat
Keuntungan MOW sangat banyak, dilakukan pada 6-8 minggu pasca persalinan
antara lain: tidak ada efek samping dan atau setelah abortus (tanpa komplikasi).8
perubahan dalam fungsi hasrat seksual, dapat Laparoskopi sebaiknya dipergunakan
dilakukan pada perempuan diatas 26 tahun, pada jumlah klien yang cukup banyak karena
tidak mempengaruhi air susu ibu (ASI), peralatan laparoskopi dan biaya
perlindungan terhadap terjadinya kehamilan pemeliharaanya yang cukup mahal. Seperti
sangat tinggi, dapat digunakan seumur hidup, halnya mini laparotomi, laparaskopi dapat
dan tidak mempengaruhi atau mengganggu digunakan dengan anastesi local dan
kehidupan suami istri6 diperlukan sebagai klien rawat jalan setelah
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 20 pelayanan. (3) Perawatan post operasi;
Januari 2010 di didapatkan data, peserta yang istirahat 2-3 jam, pemberian analgetik dan
mengikuti KB suntik (39,69%), pil (25,54%), antibiotik bila perlu. (4) Ambulasi dini. (5) Diet
susuk (19,08%), IUD (10,46%), MOW (3,38%), biasa; 50. Luka operasi jangan sampai basah,
kondom (1,85%). Dari data diatas dapat menghindari kerja berat selama 1 minggu, cari
disimpulkan juga bahwa minat terhadap pertolongan medis bila demam (>38), rasa sakit
pemakaian kontrasepsi mantap khususnya pada abdomen yang menetap, perdarahan luka
MOW masih sedikit dibandingkan dengan insisi.8
metode kontrasepsi yang lain.7 Waktu pelaksanaan MOW dapat
Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita dilakukan pada saat, Masa Interval (selama
yang berumur antara 15-45 tahun yang berada waktu siklus menstruasi), Pasca persalinan
dalam masa reproduksi dan mulai ditandai (post partum). Tubektomi pasca persalinan
dengan timbulnya haid yang pertama kali sebaiknya dilakukan dalam 24 jam, atau
(menarche) dan diakhiri dengan masa selambat lambatnya dalam 48 jam pasca
menopouse. Terdapat dua faktor yang persalinan, Pasca keguguran sesudah abortus
merupakan penyebab dari kematian pada ibu dapat langsung dilakukan sterilisasi, waktu
di negara berkembang yaitu, resiko yang operasi membuka perut. Setiap operasi yang
berbahaya bagi setiap ibu yang melahirkan dan dilakukan hendaknya harus dipikirkan apakah
tingginya frekuensi kehamilan. Program KB wanita tersebut sudah mempunyai indikasi
berpotensi menyelamatkan kehidupan melalui untuk dilakukan sterilisasi. Hal ini harus
dua keadaan tersebut diatas yaitu dengan cara diterangkan kepada pasangan suami istri
memungkinkan wanita untuk merencanakan karena kesempatan ini dapat dipergunakan
kehamilan sehingga dapat menghindarkan untuk melakukan kontrasepsi mantap.9
terjadinya kehamilan pada umur tertentu atau
13 | Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017
Indikasi dilakukan MOW yaitu sebagai pengetahuan, tingkat pengetahuan yang
berikut: 1) indikasi medis umum adanya tercakup dalam domain kognitif mempunyai
gangguan fisik atau pisikis yang akan menjadi enam tingkatan yaitu yang pertama tahu, tahu
lebih berat bila wanita ini hamil lagi; 2) di artikan sebagai mengingat suatu materi yang
gangguan fisik yang dialami seperti telah dipelaajari sebelumya. Lalu yang kedua
tuberculosis pulmonum, penyakit jantung, dan memahami, memahami diartikan suatu
sebagainya; 3) gangguan pisikis yang di alami kemampuan untuk menjelaskan secara benar
yaitu seprti skizofernia (psikosis), sering tentang objek yang diketahui, dapat
menderita psikosa nifas, dan lain-lain.; 4) menginterprestasikan materi tersebut secara
indikasi medis obstetric yaitu toksemia benar. Ketiga penerapan/aplikasi diartikan
gravidarum yang berulang, seksio sesarea yang sebagai kemampuan untuk menggunkan
berulang, histerektomi obstetri; 5) indikasi materi yang telah dipelajari pada situasi dan
medis ginekologik pada waktu melakukan kondisi yang sebenarnya. Keempat, analisis,
operasi ginekologik dapat pula analisis adalah suatu kemampuan untuk
dipertimbangkan untuk sekaligus melakukan menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
sterilisasi; 6) indikasi sosial ekonomi adalah komponen-komponen tetapi masih di dalam
indikasi berdasarkan beban sosaial ekonomi suatu struktur organisasi dan masih ada
yang sekarang ini terasa bertambah berat; 7) kaitanya satu sama lain. Lalu yang kelima
mengikuti rumus 120 yaitu perkalian jumlah sintesis, sintesis menunjuk kepasa suatu
anak hidup dan umur ibu, misalnya umur ibu kemampuan untuk meletakan atau
30 tahun dengan anak hidup 4, maka hasil menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
perkalianya adalah 120; 8) mengikuti rumus bentuk keseluruhan yang baru. Lalu yang
100 umur ibu 25 tahub je atas dengan anak keenam evaluasi, evaluasi ini berkaitan dengan
hidup 4 orang, umur ibu 30 tahun keatas kemampuan untuk melakukan justifikasi
dengan anak hidup 3 orang, umur ibu 35 tahun maupun penilaian terhadap semua materi atau
keatas dengan anak hidup 2 orang. 9 objek.10
Kontraindikasi dalam melakukan MOW Faktor yang mempengaruhi
yaitu dibagi 2 yang meliputi indikasi mutlak dan pengatahuan adalah: (a) Pengalaman: dapat
indikasi relatif. Kontraindikasi mutlak meliputi: diperoleh dari pengalaman sendiri maupun
peradangan dalam rongga panggul, orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh
peradangan liang senggama, kavum duaglas dapat memperluas pengetahuan seseorang.
tidak bebas, ada perlekatan, kontraindikasi (b) Tingkat pendidikan: pendidikan dapat
relative, obesitas berlebihan, bekas membawa wawasan atau pengetahuan
laparotomi.9 seseorang. Secara umum, seseorang yang
Keuntungan dari kontrasepsi mantap ini berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai
antara lain: perlindungan terhadap terjadinya pengetahuan yang lebih luas dibandingkan
kehamilan sanggat tinggi, tidak menggangu dengan seseorang yang tingkat pendidikannya
kehidupan suami istri, tidak mempengaruhi lebih rendah. (c) Keyakinan: biasanya
ASI, lebih aman (keluhan lebih sedikit), praktis keyakinan diperoleh secara turun temurun dan
(hanya memerlukan satu kali tindakan), lebih tanpa adanya pembuktian terlebh dahulu.
efektif (tingkat kegagalan sangat kecil), lebih Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan
ekonomis.6 seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif
Kerugian dalam menggunakan maupun negatif. (d) Fasilitas: fasilitas-fasilitas
Kontrasepsi mantap yaitu antara lain, harus di sebagai sumber informasi yang dapat
pertimbangkan sifat permanen metode memengaruhi pengetahuan seseorang,
kontrasepsi ini tidak dapat dipulihkan kembali, misalnya radio, televisi, majalah, koran dan
klien dapat menyesal dikemudian hari, resiko buku. (e) Penghasilan: penghasilan tidak
komplikasi kecil meningkat apabila digunakan berpengaruh langsung terhadap pengetahuan
anastesi umum, rasa sakit/ketidaknyamanan seseorang. Namun bila seseorang
dalam jangka pendek setelah tindakan, tidak berpenghasilan cukup besar maka dia akan
melindungi diri darri IMS. 6 mampu untuk menyediakan atau membeli
Faktor-faktor yang mempengaruhi fasilitas-fasilitas sumber informasi. (f) Sosial
pemilihan metode kontasepsi pada pasangan Budaya: kebudayaan setempat dan kebiasaan
wanita usia subur yaitu: (1) Faktor dalam keluarga dapat memepengaruhi
Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017 |14
Chania Forcepta dan Rodiani |Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi Medis Operasi Wanita (MOW) pada Pasangan
Wanita Usia Subur

pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang Diferensiasi: dengan berkembangnya


terhadap sesuatu.10 intelegensi, pengalaman, sejalan dengan
(2) Sikap, yang merupakan respon bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang
tertutup seseorang terhadap stimulus atau tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang
objek tertentu yang sudah melibatkan faktor tersendiri lepas dari jenisnya. (c) Integrasi:
pendapat dan emosi yang bersangkutan terjadi secara bertahap dimulai dari berbagai
(senang- tidak senang, setuju-tidak setuju, pengalaman yang berhubungan dengan satu
baik-tidak baik dan sebagainya). Struktur sikap hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap
terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang mengenai hal tersebut. (d) Trauma: adalah
yaitu komponen kognitif, komponen kognitif suatu pengalaman akan kejadian atau
berisi kepercayaan seseorang mengenai apa peristiwa tiba-tiba, mengejutkan, dan
yang berlaku atau yang benar bagi objek sikap meninggalkan kesan yang mendalam pada jiwa
kepercayaan datang dari apa yang kita lihat orang yang bersangkutan.11
atau apa yang kita ketahui. Komponen afektif, (3). Dukungan keluarga/suami, dukungan
komponen afektif menyangkut masalah adalah sokongan/penunjang/bantuan. Dalam
emosional subyektif seseorang terhadap suatu hal ini sokongan atau dukungan/bantuan suami
objek sikap.10 sebagai pasangan hidup dari akseptor dalam
Secara umum komponen ini disamakan menentukan keputusan pilihan terhadap
dengan perasaan yang dimiliki terhadap tindakan yang akan dilakukan yaitu jenis
sesuatu. Komponen prilaku, komponen prilaku pemilihan kontrasepsi yang di gunakan.
(kognitif) dalam struktur sikap menunjukan Metoda kontasepsi tidak dapat dipakai istri
bagaimana prilaku atau kecenderungan tanpa kerjasama suami dan saling percaya.
berprilaku yang ada dalam diri seseorang Keadaan ideal bahwa pasangan suami istri
berkaitan dengan objek sikap yang harus bersama memilih metoda kontrasepsi
10
dihadapinya. yang terbaik, saling kerjasama dalam
Membentuk sikap yang utuh (total pemakaian, membiayai pengeluaran
attitude) terdiri dari tiga komponen: kontasepsi, dan memerhatikan tanda bahaya
kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep pada pemakaian.12
suatu obyek; kehidupan emosional atau Ikatan suami isteri yang kuat sangat
evaluasi emosional terhadap suatu objek; membantu ketika keluarga menghadapi
kecenderungan untuk bertindak (trend to masalah, karena suami/isteri sangat
behave. membutuhkan dukungan dari pasangannya.
Tingkatan sikap terdiri dari: (a) Hal itu disebabkan orang yang paling
Menerima (receiving): menerima diartikan bertanggung jawab terhadap keluarganya
bahwa seseorang atau subjek mau adalah pasangan itu sendiri. Dukungan
menerima stimulus yang diberikan (objek). (b) tersebut akan tercipta apabila hubungan
Menanggapi (responding): menanggapi interpersonal keduanya baik. Masyarakat di
diartikan bahwa memberikan jawaban atau Indonesia khususnya di daerah pedesaan
tanggapan terhadap pertanyaan atau objek sebagai peran penentu dalam pengambilan
yang dihadapi. (c) Menghargai (valuing): keputusan dalam keluarga adalah suami,
menghargai diartikan subjek atau seseorang sedangkan isteri hanya bersifat memberikan
memberikan nilai yang positif terhadap, objek sumbang saran.13
atau stimulus. Membahasnya dengan orang (4) Dukungan petugas, merupakan faktor
lain dan mengajak atau mempengaruhi atau dalam perubahan perilaku kesehatan
menganjurkan orang lain merespon. (d) seseorang. Dukungan petugas merupakan
Bertanggungjawab (responsible): sikap, yang faktor pendukung untuk merubah prilaku
paling tinggi tingkatannya adalah bertanggun seseorang melalui proses pendidikan
jawab terhadap apa yang telah diyakininya.10 kesehatan atau penyuluhan yang diberikan
Sikap dapat terbentuk atau berubah oleh petugas. Memberikan informasi selengkap
melalui empat cara yaitu : (a) Adopsi: kejadian mungkin mengenai konsekuensi pilihannya,
atau peristiwa yang terjadi berulang dan terus- baik ditinjau dari segi medis maupun hal-hal
menerus, lama-kelamaan secara bertahap non medis agar tidak menyesal di kemudian
diserap ke dalam diri individu dan hari. Membantu akseptor memutuskan
memengaruhi terbentuknya suatu sikap. (b) pilihannya atas metode kontasepsi yang paling
15 | Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017
sesuai dengan keadaan khusus pribadi dan 1. United Nations Population Found. Analisis
keluarga. Membantu akseptor dalam Situasi Keluarga Berencana Di Papua.
menyesuaikan diri terhadap kondisi barunya, Papua: United Nations Population Found;
terutama bila ia mngalami berbagai 2009.
permasalahan.14 2. BKKBN. Laporan Akuntabilitas Kinerja
(5) Informasi MOW/tubektomi, pada era Instalasi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012.
komusikasi informasi ini media massa yang Jakarta: Badan Kependudukan dan
mempunyai peran penting menyampaikan Keluarga Berencana Nasional; 2013.
informasi kepada masyarakat umum dan 3. Dinas Kesehatan Indonesia. Profil
khusus. Media massa sangan efektif untuk kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Dinas
menyampaikan informasi, terutama untuk Kesehatan Indonesia; 2011.
mempromosikan hal-hal yang bersifat spesifik 4. Maryani, Herti. Cara tepat memilih alat
seperti manfaat ber-KB, yang efektif dan kontrasepsi keluarga berencana bagi
efisien, murah dan tepat bagi pasangan usia wanita. Jakarta: Puslitbang Pelayanan
subur. Sumber informasi tentang keluarga Teknologi Kesehatan, Depkes RI; 2007.
berencana berasal dari sumber formal dan 5. Noviawati D. Panduan lengkap pelayanan
informal. Sumber formal yaitu dari tenaga KB terkini. Yogyakarta: Nuha Medika;
kesehata[n (bidan, dokter dan/atau perawat 2011.
serta mantra), petugas lapangan KB, kader KB 6. BKKBN. Arah Kebijakan dan Strategi
dan melalui pendidikan di sekolah. Sumber Program Kependudukan dan KB Tahun
informal berasa dari tokoh agama, kader 2011. Jakarta: Badan Kependudukan dan
posyandu, buku, media massa. Komunikasi, Keluarga Berencana Nasional; 2011.
dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, 7. Seto HD, Saryono, Iswati N. Faktor faktor
sikap akseptor yang termotofasi sehingga yang mempengaruhi minat wanita usia
mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik subur memilih metode kontrasepsi MOW
dlam menerima MOW sebagai metode (Metode Kontrasepsi Wanita) di desa
kontrasepsi. 15,16 butuh. J Kesehatan Keperawatan Unsoed.
2011; 3(2):71-82.
Ringkasan 8. Saifuddin. Panduan praktis pelayanan
Faktor-faktor penggunaan alat kontrasepsi. Jakarta: Penerbit Yayasan
kontasepsi medis operasi wanita (MOW) pada Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2003.
pasangan wanita usia subur dapat dilihat 9. Asih dan Oesman. Faktor-faktor yang
dalam 5 komponen yaitu, faktor pengetahuan mempengaruhi pemakaian metode
yang mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu, kontrasepsi jangka panjang. Jakarta:
memahami, penerapan, analisis, sintesis, Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi
evaluasi. Lalu faktor sikap, yang terdiri atas 3 Badan Koordinasi Keluarga Berencana
komponen yaitu komponen kognitif, Nasional; 2009.
komponen afektif, dan komponen perilaku. 10. Notoadmodjo. Pendidikan dan perilaku
Lalu faktor dukungan keluarga (suami), faktor kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
dukungan petugas, dan faktor informasi 11. Sarwono. Sosiologi kesehatan: beberapa
mengenai kontasepsi MOW/tubektomi itu konsep beserta aplikasinya. Yogyakarta:
sendiri. Gajah Mada University Press; 2007.
12. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Simpulan Jakarta : Departemen Pendidikan
Faktor-faktor yang memepengaruhi Kesehatan Nasional; 2003.
pemilihan kontrasepsi medis operatif wanita 13. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
dapat diukur melalui lima komponen yaitu: Yayasan Bina Pustaka; 2005.
faktor dukungan suami, faktor dukungan 14. Rosita D. faktor-faktor yang
keluarga, faktor pengetahuan ibu, fakor mempengaruhi rendahnya pemilihan kb
dukungan sikap, atau melalui faktor dukungan MOW di desa kalipucang kulon welahan
petugas medis. jepara tahun 2013. J Akbid Al Hikmah.
2013: 4(1);24-31.
Daftar Pustaka 15. BKKBN. Kajian Implementasi Kebijakan
Penggunaan kontrasepsi IUD. Jakarta:
Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017 |16
Chania Forcepta dan Rodiani |Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi Medis Operasi Wanita (MOW) pada Pasangan
Wanita Usia Subur

Pusat Penelitian dan Pengembangan KB-


KS BKKBN; 2011.
16. Agustin D, Siwi RPY, Sugiyanto. Faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap
rendahnya minat dalam menggunakan
kontrasepsi mow pada pus di desa tanon
kecamatan papar kabupaten kediri. 2013:
2(2);1-7.

17 | Majority | Volume 6 | Nomor 1 | Februari 2017

You might also like