You are on page 1of 8

Lex Privatum Vol. V/No.

2/Mar-Apr/2017

MODEL PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PELAKU praktek yang berdasarkan teori-teori,


PENGOBATAN TRADISIONAL1 kepercayaan dan pengalaman dari penduduk
Oleh: Frangkiano B. Randang2 setempat yang berbeda kebudayaan baik yang
dimengerti maupun tidak, dimanfaatkan untuk
ABSTRAK kesehatan juga pencegahan, diagnosa dan
Pengobat tradisional merupakan bagian dari pengobatan dari fisik dan mental yang sakit
subjek hukum yang perlu mendapatkan perlu (WHO, 2013). Data menunjukkan bahwa 80%
juga mendapatkan perlindungan hukum. Tidak populasi dunia masih bergantung pada
seperti tenaga kesehatan lainnya, pengobat pengobatan tradisional terutama di negara
tradisional masih minim kajian perlindungan berkembang (Pathak, 2013). Pengobatan
hukum terhadap mereka. Sehingga tujuan tradisional senantiasa tumbuh dan berkembang
umum dari penelitian ini yakni membangun di masyarakat tidak lepas karena dukungan
model perlindungan hukum bagi para pengobat kekayaan yang melimpah sebagai sumber
tradisional. Metode penelitian yang digunakan bahan baku.
dalam penelitian ini yakni kualitatif. Metode Selain dukungan alam, pengobatan
kualitatif dengan cara focus group discussion tradisional identik sebagai bagai dari budaya
(FGD) dengan pelaku pengobatan tradisional masyarakat setempat. Provinsi Sulawesi Utara
dan dapat disimpulkan: 1. Penyehat tradisional yang terbagi ke dalam 15 wilayah administrasi
selaku tenaga kesehatan lokal menghadapi kabupaten/kota merupakan daerah hunian lima
berbagai tantangan dan hambatan baik secara komunitas penduduk asli yakni Talaud, Sangihe,
profesi, maupun penerimaan sosial. 2. Secara Minahasa, Mongondow dan Gorontalo
tidak sadar, para penyehat tradisional telah (Parengkuan, 2009). Dari kelima komunitas
memiliki kebiasaan dalam tindakannya yang penduduk asli di Sulawesi Utara, suku Minahasa
dapat dirangkum sebagai kode etik pengobatan merupakan merupakan etnis terbesar yang
tradisional. 3. Kelebihan penyehat tradisional terdiri tujuh sub-etnik utama yaitu Tombulu,
yakni memiliki layanan kesehatan yang Tonsea, Tondano, Tontemboan, Bantik, Pasan
mempunya nilai sosiologi, budaya dan filosofi. Ponosakan dan Borgo (Wenas, 2007 dalam
Kata kunci: Perlindungan hukum, pelaku, Kinho, 2011). Setiap etnis masyarakat ini tentu
pengobatan tradisional. memiliki local genius tersendiri khususnya
dalam pengobatan tradisional. Adapun
PENDAHULUAN pengetahuan obat-obatan tradisional dalam
A. Latar Belakang konteks ke-Minahasa-an dikenal sebagai
Indonesia dianugerahi kekayaan alam makatana. Istilah makatana sendiri secara
berupa sumber daya hutan yang sangat luas etimologis berasal dari kata tana yang diberi
dengan segala potensi yang terkandung di awalan maka. Kata tana memiliki berbagai
dalamnya. Hutan Indonesia yang luasnya makna antara lain, bumi, negeri, lahan
34.624.957 hektar menyimpan potensi dan pertanian, tanah, dan sebagainya, sedangkan
manfaat hasil hutan yang tak ternilai harganya awalan maka dapat berarti pihak, pemilik atau
(Kementerian Kehutanan, 2012). Indonesia juga yang menguasai. Penggunaan istilah makatana
merupakan negara kedua terbesar di dunia pada perkembangannya terus dipergunakan
setelah Brazil yang memiliki beragam sumber bahkan untuk jenis pengobatan tradisional yang
daya hayati dengan 30.000 jenis tanaman dan telah bercampur-baur dengan ilmu kedokteran
sebanyak 9.600 jenis diantaranya terbukti moderen (Kaunang, 2012). Dengan kata lain,
memiliki khasiat sebagai obat (Kementerian masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara masih
Kesehatan, 2011). memelihara budaya pengobatan tradisional
Menurut World Health Organization (WHO) hingga saat ini.
yaitu pengobatan tradisional sebagai Minat penggunaan pengobatan tradisional,
keseluruhan pengetahuan, keterampilan dan tidak lepas pula dari meningkatnya
kompleksitas penyakit yang diderita
1
Artikel.
masyarakat, tentu dibarengi dengan kebutuhan
2
Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi. biaya pengobatan yang makin besar. Akibatnya,
S1 pada Fakultas Hukum Unsrat, S2 pada Pascasarjana pengobatan tradisional kembali dilirik sebagai
Unsrat.

13
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

salah satu alternatif pemecahan masalah tradisional termasuk kegiatan mereka. Usaha
tersebut. Ditunjang dengan bahan baku alam untuk melakukan perlindungan hukum
yang tersedia, serta adanya pengetahuan terhadap mereka harus dimulai dengan;
turun-temurun dari sistem pengobatan 1. Memahami pekerjaan dan spirit dari
makatana,maka minat masyarakat Minahasa pengobatan tradisional
akan pemanfaatan pengobatan tradisional 2. Memahami persoalan dan soal soal pokok
tetap ada dan semakin meningkat, misalnya mengenai pelaku pengobatan tradisional
bakera (Zumsteg, 2007). Di satu sisi, minat dan pengobatan itu sendiri.
masyarakat terus tumbuh, di sisi lain, fasilitas 3. Memahami persoalan-persoalan yang
kesehatan juga terus berupaya terkait dengan hukum dan etika profesi
mengembangkan kemampuan dalam pelayanan Harus diakui pemahaman pelaksana
kesehatan tradisional yang aman dan kegiatan ini terhadap persoalan-persoalan
berkualitas. pengobatan tradisional dan segi segi hukum
Meningkatnya pemanfaatan layanan dan etika sangat minim sehingga pada tahap
kesehatan tradisional tentu saja perlu dibarengi dari usaha-usaha panjang diatas lebih tepat
dengan kajian penguatan hukum terhadapnya. dimulai dengan usaha mengumpulkan
Perannya sebagai salah satu tenaga kesehatan informasi sebanyak mungkin dari pihak terkait
masyarakat perlu didorong perannya. Selain isu dibidang pengobatan tradisional dan dengan
keamanan dan keselamatan konsumen, demikian curah gagasan (FGD) adalah tehnik
seorang pengobat tradisional perlu yang digunakan untuk memulai kegiatan ini.
mendapatkan perlindungan hukum terhadap
profesinya. Oleh karena itu melalui penelitian 2. Peserta
ini, kami hendak meneliti tentang model Peserta FGD terdiri dari para pelaksana
perlindungan hukum terhadap pengobat pengobat tradisional yaitu mereka yang sering
tradisional dalam menjalankan profesinya. disebut pelaku pengobatan tradisional,
pengurus organisasinya, pemerhati pengobatan
B. Rumusan Masalah tradisional, peminat pengobatan tradisional,
Adapun rumusan masalah pada penelitian instansi terkait. Jumlah peserta FGD semua
]v] Ç lv]W ^ P ]u v u} o ‰ Œo]v µvP v adalah 11 (sebelas orang). Peserta yang hadir
hukum bagi pelaku pengobatan tradisionalM_ semuanya adalah 27 sudah termasuk panitia.
Namun yang diajakan pertanyaan adalah pelaku
C. METODE PENELITIAN pengobatan tradisional, pengurus organisasi,
1. Focus Discussion Group pemerhati dan instansi/LSM terkait.
Salah satu alasan digunakannya tehnik FGD
dalam kegiatan ini adalah karena isu yang akan 3. Mekanisme
diangkat dan disajikan adalah isu baru dan isu FGD dilaksanakan didahului dengan kegiatan
mana berhubungan erat dengan hukum, etik, presentasi tentang perkembangan terakhir
kebudayaan maupun antropologi. Sehingga tentang pengaturan hukum bidang pengobatan
kegiatan ini harus dianggap merupakan tradisional. Tujuan kegiatan ini adalah agar
tindakan awal untuk mengerti tentang pihak atau pelaku pengobatan tradisional yang
persoalan-persoalan mengenai pengobatan umumnya sudah lebih dari 5 tahun terlibat
tradisional. Pengobatan tradisional mempunyai dalam pengobatan tradisional memahami
dimensi dan ranah yang berbeda tidak seperti persoalan-persoalan hukum yang dihadapi oleh
pengobatan moderen. Pengobatan moderen mereka.
yang sudah terbentuk secara struktur aspek
organisasinya, kedisiplinan professional daan HASIL DAN PEMBAHASAN
dan standard of carenya sangat mungkin A. Hasil
dengan mudah untuk menandai aspek aspek Berikut ini beberapa isu berkembang dalam
profesionalisme, kedisiplinan profesi maupun kegiatan Focus Group Discussion (FGD):
segi etika profesinya. Istilah: Empirik: Menghindari
Kegiatan ini bermaksud merintis usaha Perubahan Istilah konsepsi
istilah dari penyehat pengobatan
usaha perlindungan hukum pada pengobat pengobatan tradisional berhadapan

14
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

tradisional kurang tepat dengan maupun pasien semata-mata.


menjadi pengobatan Jenis Tindakan Aspek Medicine
penyehat moderen perawatan: pengobatan diakui bahkan
tradisional kolestrol, tradisional diadopsi dan
Sosialisasi: Administrasi: Birokrasi panjang tekanan darah juga bersandingan
Perubahan Pengurusan untuk tinggi, asam menggunakan bekerjasama
istilah tidak izin mengurangi urat informasi dari dengan
diketahui dinas memerlukan minat dokter puskesman
/ berhubungan waktu 3 bulan Jenis profesi
dengan ijin sementara tradisional:
setiap tahun Multi, peracik
harus bahan ramuan,
mengurus izin accu pressure,
Profesi: Birokrasi Profesi versus patah tulang,
Perjinan usaha pemerintah komoditas penyakit dalam,
untuk lokal: belum Perdagangan pengobatan
pengobatan menganggap herbal, hidro
tradisional tidak sebagai hipnotis
tepat karena sebuah Metode belajar:
pengobatan profesi hanya menghafal
tradisional melihat pada Metode
adalah profesi produk pengembangan
Proses Pendidikan Education and diri: peer
pendidikan: empiris transferring education
secara merupakan knowledge Kapan Pengobatan
tradisional dasar through pengobatan tradisional: last
diturunkan penurunan empirical life tradisional choice - between
dalam proses transferring dimulai: Disaat life and death
kehidupan knowledge seseorang tidak
sehari-hari lagi merasakan
Titik awal: Traditional Local wisdom kasiat
menjadi healing has and empowering pengobatan
pengobat been known people local modern
tradisional as a local government Metode Vision Irrational vision
dengan terlibat wisdom and diagnosa
pada local Sebab penyakit: Reap and Cosmic:
peramuan- government sour: hukum monotheism
peramuan obat; try to adopt it sebab akibat
mengenai and Social Relatif menurup
bahan ramuan empowering acceptance: persepsi pribadi.
obat-obatan people. Setelah social judgement.
dihutan melalui pengobatan
orang tua; juga kedokteran
merupakan moderen tidak
insentip dari berhasil
Perindag dalam Faktor Keinginan Switching factors
rangka pembentuk menjadi
pemberdayaan Profesi dokter tidak
masyarakat biasa oleh
local dengan karena soal
tanaman asli pembiayaan
Training diakui Melalui peer Motivasi muncul sekolah
sebagai salah meeting / melalui training dokter terlalu
satu cara tradisional besar.
menimbulkan meeting Kekayaan
motivasi alam
Record: tidak Orientasi Kegagalan dan Indonesia
mempunyai bukan pada keberhasilan dengan ramu-
kebiasaan ketenaran, bukanlah penting ramuan
mempunyai keberhasilan tetapi perbuatan Nama profesi: Dukun sering Pengobatan
catatan dan menolongnya bukan dukun dikonsepsikan tradisional
mengenai kesuksesan, karena tidak dengan yang adalah benar-
tindakan, tetapi memakai doa berhubungan benar murni
diagnostic menolong

15
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

dengan berkaiatan Perlindungan Terutama


pengobatan dengan ramu- hukum soal:
supranatural ramuan, obat- pengobat 1. Perijinan
yang obatan herbal, tradisional (banyak
menggunakan tehnik syarat)
kekuatan gaib. pengobatan 2. Istilah yang
tadisional yang kurang
bukan alam gaib tepat
Prosedur Family support, 3. Ijin Usaha
Pengobatan willingness dan yang hanya
Tradisional: trasendental satu tahun
Pasien/Keluarga 4. Proses
Datang, Patuh, pengurusa
Kemauan Keras n sampai 3
dan Disiplin, bulan
Keyakinan Pada 5. Seharusnya
Tuhan bukan Ijin
Etika profesi Self control, Etika profesi yang Usaha
pengobat self reliance, lahir melalui 6. Tidak di
tradisional: self awarness, nilai-nilai budaya Pemkot
Tidak bukan society profesi 7. Tetapi di
menggunakan control Dinas
tehnologi Kesehatan
kedokteran Self regulation Pertemuan peer /
moderen, tidak secara tertulis para
ada tarif belum ada tradisional
standar, healer/peer
menghargai merupakan
keyakinan bentuk saling
pasien, tidak mengawasi,
melibatkan membina dan
metode membantu
pengobatan Persepsi Ijin usaha
yang mixture keluar berarti
berhubungan diakui sebagai
dengan sex profesi
Organisasi Terkesan Sosialisasi nilai-
profesi/ pembentukan nilai profesi & B. Pembahasan
ASTETRI/APTN top down kode etik belum
ada Hasil FGD disajikan dalam dua bentuk yaitu
Istilah dukun, Dukun Konsepsi tentang pertama dalam bentuk yang mentah-adalah
opo-opo masih dikaitkan Tuhan hasil rekaman langsung yang sudah ditransfer
bervariasi dengan alam dalam bentuk transkrip. Kedua yaitu dalam
penerimaannya ghaib, opo-
bentuk hasil pengolahan yang sudah dalam
opo bisa juga
dukun tapi bentuk konsep-konsep yang dijadikan sub-sub
dalam topic dibawah ini;
konsepsi a. Sosialisasi t Birokrasi t Peristilahan
ketuhanan Perubahan peristilahan dari Pengobatan
tradisional ke Penyehat Tradisional terkait
erat dengan persepsi birokrasi yang terlihat
dalam PP. No. 102 Tahun 2014 yang
menginginkan adanya perbedaan yang tegas
antara pengobatan moderen yang telah
mempunyai struktur yang jelas baik dari segi
keanggotaan, pengaturan dan controlling
keanggotaan internal, pengorganisasiannya
maupun etika profesi dari perilaku sampai
pada tindakan profesi. Birokrasi nampaknya
berpersepsi bahwa pembedaan antara
pengobatan tradisional dengan pengobatan

16
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

moderen belum bisa dibedakan dan tradisional adalah satu kesatuan sehingga
dibandingkan secara tegas sehingga untuk keduanya tidak bisa dipisahkan. Pada
menghindari persoalan vis a vis umumnya munculnya profesi pengobat
(perhadapan) itu maka dilakukan tradisional dimulai dengan mempelajari
penghalusan dengan mengganti istilah jenis jenis perawatan tradisional yang
menjadi penyehat tradisional. menggunakan tumbuhan-tumbuhan, urut
Persepsi birokrasi yang demikian telah pijat maupun yang bersifat natural
membuat segala sesuatu menjadi rancu diturunkan secara turun-temurun secara
mulai dengan pendaftaran, pengurusan ijin empirical. Pendidikan dibidang pengobatan
dan pengeluaran ijin yang terlalu berbelit- tradisional tidak terlepas dari aspek natural
belit dan memakan waktu sampai 9 bulan dimana naturalism dan empirikalisme sama-
sementara ijin hanya berlaku 12 bulan (1 sama merupakan pilar-pilar kuat dalam
Tahun). Kerancuan itu juga terlihat dari ijin pendidikan profesi dan keperawatan
dikeluarkan oleh instansi PERIJINAN bukan tradisional. Transferring skill dan
dinas kesehatan. Sehingga persoalan pengembangan profesi dibidang pengobatan
pengobatan tradisional masih dipandang tradisional seperti yang disebutkan diatas
dari aspek administrasi saja dan belum tidak terlepas dari proses alamiah, factual
menjadi sebuah profesi pengobat dan turun temurun.
tradisional.
d. Peer Education (Method) & Controling
b. Profesi dan Komoditas Perdagangan Seperti dikatakan sebelumnya bahwa
Profesi di bidang pengobatan tradisional pendidikan dilingkungan sesama para
harus diakui dapat juga terbina melalui pengobat tradisional (peer review). Peran
program pemerintah yang dalam ini dinas sesame anggota pengobat tradisional yang
perindag. Dinas ini mempunyai program terjadi melalui pertemuan-pertemuan tidak
pemberdayaan masyarakat melalui resmi _lumpul-lµu‰µoX_ Media sosial yaitu
pelatihan-pelatihan masyarakat untuk media kumpul-kumpul para pengobat
memanfaatkan segala macam tumbuh- tradisional bukan saja media saling silah
tumbuhan untuk pemeliharaan kesehatan. turahmi tetapi menjadi media (review)
Beberapa pengobat tradisional mengakui ssaling memberikan masukan satu dengan
bahwa pada mulanya mereka dibina dalam yang lain mengenai pengobatan dan
hal pemberdayaan sosial oleh perindag yang perawatan tertentu, menularkan ilmu dan
kemudian muncul keinginan untuk pengalaman pengalaman dari yang senior
menekuni karir sebagai pengobat kepada yang lebih muda.
tradisional. Sehingga tujuan Perindag yang
tadinya mau mengembangkan komoditi e. Traditional Healing Method: Diagnosys,
komiditi tertentu namun secara tidak Treatment and Sinergized with Moderen
langsung telah juga menumbuhkan minat Medicine
untuk mengembangkan pengobatan Pengobatan tradisional baik segi perawatan
tradisional. Profesi pengobat tradisional dan segi profesinya selalu menimbulkan
yang banyak bergerak di bidang pertanyaan mengenai standard profesi,
pengembangakan pengobatan yang etika profesi dan standard perawatan dan
menggunakan tumbuh-tumbuhan Nampak tentunya metode pengobatan. Sangat
sejalan dengan keinginan Perindag untuk berbeda dengan pengobatan tradisional
mengembangkan komiditas tertentu. dimana metode pengobatan selalu dimulai
dengan pengunaan tehnologi seperti
c. Pendidikan dan Empirical & Natural Based pemeriksaan lab lalu kemudian diagnose
Proses pendidikan dalam dunia pengobatan dan menetukan treatment. Dengan kata lain
tradisional baik penguasaan perawatan metode dan penggunaan tehnologi dalam
tradisional dan menjadi seorang yang kedokteran moderen sudah sangat teratur,
berprofesi sebagai pengobat tradisional. tertata dan procedural. Metoda dan tehnik
Perawatan tradisional dan pengobat diagnose pengobatan tradisional oleh

17
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

beberapa diakui terlebih dahulu membina dan membantu. Terutama soal-


menannyakan pasien apakah mereka telah soal tentang:
memeriksa kedokteran bagaimana hasil 1. Perijinan (banyak syarat)
diagnose dokter dan bahkan hasil dari 2. Istilah yang kurang tepat
pengobatan dan perawatan dokter. Hasil 3. Ijin usaha yang hanya satu tahun
pemeriksaan laboratorium pasien juga 4. Proses pengurusan sampai 3 bulan
dipakai oleh pengobat tradisional untuk 5. Seharusnya bukan Ijin Usaha
menentukan langkah selanjutnya jenis 6. Tidak di pemkot
perawatan tradisional. Sehingga satu hal
yang dapat dikatakan disini bahwa PENUTUP
pengobatan tradisionalpu menggunakan 1. Kesimpulan
hasil pemeriksaan kedokteran moderen Bedasarkan kajian di atas, maka disimpulkan
untuk menentukan jenis perawatan sebagai berikut:
tradisional. Model kerjasama ini boleh a. Penyehat tradisional selaku tenaga
dikatakan telah mulai berbentuk secara kesehatan lokal menghadapi berbagai
institusional (kelembagaan) yaitu dimana tantangan dan hambatan baik secara
ada rumah sakit maupun puskesmas yang profesi, maupun penerimaan sosial.
memanfaatkan keahlian pengobatan b. Secara tidak sadar, para penyehat
tradisional di rumah sakit meskipun masih tradisional telah memiliki kebiasaan dalam
pada hal yang sangat terbatas. tindakannya yang dapat dirangkum sebagai
kode etik pengobatan tradisional.
f. Recording & Patients Inquiry c. Kelebihan penyehat tradisional yakni
Berbeda dengan pengobatan moderen memiliki layanan kesehatan yang
dimana pencatatan menjadi bagian yang mempunya nilai sosiologi, budaya dan
mutlak dalam proses perawatan. Pencatatan filosofi.
seperti identitas pasien, sejarah penyakit,
hasil pemeriksaan, hasil diagnose dan 2. Saran
tindakan tindakan yang diambil semua Saran untuk yang berdasarkan kajian
dicatatkan dalam medical rekor dari pasien dalam penelitian ini, yakni:
yang bersangkutan. Pada pengobatan a. Perlu kajian lebih lanjut terkait profesi
tradisional pencatatan seperti itu tidak penyehat tradisional karena masih terdapat
dilakukan. Pengobat tradisional selalu lebih beragam pandangan terkait hal tersebut.
cenderung menggunakan daya ingatan b. Perlu dukungan dan pendampingan bagi
mereka. Bahkan menurut pengakuan penyehat tradisional agar tetap menjadi
pengobat tradisional ketika mereka bagian dari masyarakat yang punya peran
mempelajari khasiat obat t obatan maupun guna meningkatkan derajat kesehatan.
pengobatan tradisional dimulai melalui c. Perlu pula kesadaran kritis agar melihat
proses alamiah dan tidak membuat catatan bahwa penyehat tradisional sebagai profesi
catatan tertentu. yang perlu terus menerus mengasah
ilmunya demi jaminan keamanan dan
g. Professional Ethics and Conduct keselamatan masyarakat.
Etika Profesi Pengobat Tradisional: tidak
menggunakan teknologi kedokteran DAFTAR PUSTAKA
moderen, tidak ada tariff standar, Agromedia Redaksi, 2008, Buku Pintar
menghargai keyakinan pasien, tidak Tanaman Obat, PT. Agromedia Pustaka,
melibatkan metode pengobatan yang Jakarta.
berhubungan dengan sex. Ahmad. 2009. Survei Perilaku Mencari
Pengobatan Individu dengan Gejala Batuk
h. Self Regulation & Legal Protection Lebih dari 2
Pertemuan para traditional healer/peer Minggu.www.jurnalkesmas.org/files/KESMA
merupakan bentuk saling mengawasi, S_VOL_4_NO_1.pdf, diakses 18 Oktober
2013.

18
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

Andhika. 2010. Analisis Permintaan Apengobatan-komplementer-tradisional-


Penggunaan Layanan Kesehatan Pada alternatif&Itemid=61, diakses 16 Mei 2014)
Rumah Sakit Umum Milik Pemerintah Di Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Kabupaten Semarang. Semarang: Fakultas 2012. Data dan Informasi Pemanfaatan
Ekonomi Universitas Diponegoro. Hutan Tahun 2012.Direktorat Jenderal
Attridge, C.J dan A.S. Preker. 2005. Improving Planologi Kehutanan, Jakarta.
Access to Medicines in Developing Country. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Health Nutrition and Population t The World 2012. Konsep Integrasi Pelayanan Kesehatan
Bank. Washington DC. Tradisional/Alternatif Komplementer di
Badan Pusat Statistik Kab. Minahasa. 2013. Indonesia. Majalah Tradkom Edisi 1/2012.
Minahasa Dalam Angka 2013. Tondano, Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan
Sulawesi Utara Tradisional, Alternatif dan Komplementer.
Bodeker, G., C.K. Ong, C. Grundy, G. Burford, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan
dan K. Shein. 2005. Global Atlas of Ibu dan Anak.
Traditional, Complementary and Alternative Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Medicine. World Health Organization t 2012. Laporan Akhir Riset Fasilitas 2011.
Centre for Health Development. Kobe, Warta Yanmed. 2010. Pelayanan
Japan.02. Traditional Medicine Growing Pengobatan Komplementer Alternatif dan
Needs and Potential. Tradisional Rumah Sakit. Edisi XXII.
Darubekti N. 2001. Perilaku Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Masyarakat Desa Talang Pauh Kecamatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pondok Kelapa Kabupaten Lampung. Jurnal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
penelitian UNIB; 7 (2): 96-103. 2011. Pedoman Pengelolaan dan
Gitawati, R. dan Handayani, R.S., 2008. Profil Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga
Konsumen Obat Tradisional terhadap (TOGA).
Ketanggapan akan Adanya Efek Samping Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
Obat Tradisional. Buletin Penelitian Sistem 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Kesehatan, Vol. 11, No.3, Juli 2008: 283-288. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Green,L.,Kreuter, M. W., Deeds, S. G.,& Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004
Patridge, K. 2000. Health Promotion Kinho, J.,dkk. 2011. Tumbuhan Obat Tradisional
Planning An Educational And Environmental di Sulawesi Utara Jilid I. Balai Penelitian
Approach. Second Edition, California: Kehutanan Manado
Mayfield Publishing Company Kristiono R.S, Yuniar Wardani. 2013. Faktor-
Grossman, Michael. 1972. On The Concept of faktor yang Berhubungan dengan Pola
Health Capital and Demand for Health. Pencarian Pengobatan ke Pelayanan
Journal of Political Economic. Vol. 80 Kesehatan Alternatif Pasien Suspek
Jauhari, A.H., M.S. Utami, dan R.S. Padmawati. Tuberculosis di Komunitas. KESMAS, Vol.7,
2008. Motivasi dan Kepercayaan Pasien No.2, September 2013, pp. 55 ~ 112. ISSN:
untuk Berobat ke Sinse. Berita Kedokteran 1978-0575
Masyarakat, Vol. 24, No. 1, Maret 2008 Laksono Trisnantoro. 2005. Memahami
Kaunang, Ivan R.B, dkk. 2012. Menemukenali Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam
Kearifan Lokal Dalam Kaitannya Dengan Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta :
Watak dan Karakter Bangsa di Minahasa Gajah Mada University Press.
Utara. Balai Pelestarian Nilai Budaya Mills, Anne and Lucy Gilson. 1990. Ekonomi
Manado Kesehatan untuk Negara-Negara
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Berkembang. Jakarta : Dian Rakyat.
2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Nelson, Jane. 2006. Business as A Partner in
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Strengthening Public Health Systems in
2010. Pengobatan Komplementer Developing Countries. The Clinton Global
TradisionaltAlternatif. Initiative.
(http://www.buk.depkes.go.id/index.php?o Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan
ption=com_content&view=article&id=66%3 Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

19
Lex Privatum Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

Nurwidodo. 2006. Pencegahan dan Promosi Ethnopharmacology. Institute of Systematic


Kesehatan Secara Tradisional Untuk Botany, University of Zurich, Switzerland.
Peningkatan Status Masyarakat di Sumenep
Madura. Humanity, Volume 1, Nomor 2,
Maret 2006. Hal. 96 t 105.
Parengkuan. 2009.Peran Tanaman Aren Dalam
Budaya Masyarakat Di Sulawesi Utara.
Makalah Seminar Budidaya dan Budaya
Tanaman Aren di Provinsi Sulawesi Utara.
Fakultas Pertanian Universitas
SamRatulangi, Manado
Pathak, Kalyani dan Ratna J. Das. 2013. Herbal
Medicine A Rational Approach in Health
Care System. International Journal of Herbal
Medicine. ISSN: 2321-2187. Hal 86 t 89.
Rahman, Asep. 2014. Potensi Integrasi
Pengobatan Tradisional Dalam Sistem
Kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara.
Tesis. Universitas Sam Ratulangi t
Manado.
Sitorus, Hotnida, M. Salim, dan L.P. Ambarita.
2011. Pola Penggunaan Tanaman Obat
Tradisional di Desa Segara Kembang dan
Desa Tungku Jaya di Kabupaten Ogan
Komering Ulu. Jurnal Pembangunan Manusia
Vol.5 No.1 Tahun 2011
Wardana, S., 2008. Penggunaan Obat
Tradisional Sebagai Alternatif Pengobatan
pada Masyarakat di Kabupaten Sleman.
Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad
Dahlan, Yogyakarta.
World Health Organization. 2001. Traditional
medicine. Available from www.wpro.who.
intinr/rdonlyres/addfe18e/58eb/4f5c/9dde/
dc6b33/doacb/0/
rc5207.pdf. (Accessed 12 September
2014).
t}Œo , ošZ KŒP v]Ì š]}vX 2010. Traditional
Medicine in ASEAN.Indonesian Traditional
Medicine National Strategy and Scope of
Cooperation. WHO Regional Office for
South-East Asia (SEARO). Bangkok Medical
Publisher
World Health Organization. 2013. WHO
Traditional Medicine Strategy 2014 - 2023.
Hong Kong, China
Zumseg, Isabelle S.&Caroline S. Weckerle. 2007.
Bakera, a Herbal Steam Bath for Postnatal
Care in Minahasa (Indonesia):
Documentation of the Plants Used and
Assessment of the Method. Journal of

20

You might also like