You are on page 1of 10

NAMA : SHERLY GUTA SHABRINA

NIM : 2007077

KELAS :B

MATKUL : KEPERAWATAN HIV AIDS

TUGAS : RESUM MATERI TENTANG NAPZA DAN MANAJEMEN KASUS

“resuman”

Pengertian NAPZA

NAPZA merupakan suatu zat adiktif yang dapat mempengarui kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang
(pikiran, perasaaan, dan perilaku) serta juga dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikologi.

Menurut UU RI No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika yang termasuk NAPZA yaitu :

 Narkotika ialah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman baik
sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran,
mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan ketergantungan secara
fisik maupun psikologik.

 Psikotropika yaitu setiap bahan baik alami ataupun buatan bukan Narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

 Zat Adiktif yakni sebuah bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika yang merupakan
inhalasi yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan, misalnya lem, aceton, eter,
premix, thiner dan lain-lain.

Pengertian NAPZA Menurut Para Ahli

1. Kurniawan

NAPZA ialah sebuah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran,
suasana hati, dan perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum,
dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.

2. Wresniwiro

NAPZA merupakan suatu zat atau obat yang bisa menyebabkan ketidaksadaran atau pembiusan, karena
zat-zat tersebut bekerja dengan mempengaruhi saraf pusat manusia.
3. Smith Kline dan French Clinical

NAPZA yaitu berbagai zat-zat atau obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan
dikarenakan zat-zat tersebut bekerja dengan mempengaruhi susunan saraf sentral.

4. Jackobus

NAPZA yakni sebuah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis ataupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi bahkan sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

5. Ghoodse

NAPZA adalah salah satu zat kimia yang dibutuhkan untuk merawat kesehatan, saat zat tersebut masuk
kedalam organ tubuh maka akan terjadi satu atau lebih perubahan fungsi didalam tubuh.

6. Hawari

NAPZA yaitu sebuah narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainya yang mencangkup segala
macam zat yang disalah gunakan untuk Gitting, mabuk, fly atau high, yang dapat mengubah tingkat
kesadaran seseorang.

7. Budiarta

NAPZA yakni suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi bahkan
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Jenis-Jenis NAPZA

1. Narkotika

Narkotika ialah salah satu yang termasuk golongan NAPZA dimana terbuat dari suatu tanaman maupun
non-tanaman baik yang sintetis maupun yang semi sintetis dan bisa menyebabkan perubahan dan
penurunan kesadaran.

Dalam UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, narkotika dikelompokkan kedalam tiga golongan yaitu
sebagai berikut :

 Narkotika Golongan I ialah narkotika yang dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja.

 Narkotika Golongan II yaitu sebuah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan, digunakan
dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan garam dalam golongan
tertentu.
 Narkotika Golongan III yakni suatu narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan yang banyak
digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan menyebabkan ketergantungan. Misalkan: kodein, garam-garam narkotika dalam
golongan tertentu.

2. Psikotropika

Psikotropika yaitu sebuah bahan alami maupun bukan alami yang memiliki khasiat psikoaktif.

Dampak mengkonsumsi psikotropika dapat mempengaruhi susunan saraf yang bisa menyebabkan
perubahan mental dan perilaku.

Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika yang dapat dikelompokkan kedalam empat
golongan yakni :

 Psikotropika Golongan I ialah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi yang amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk golongan ini yaitu: MDMA, ekstasi,
LSD, ST

 Psikotropika Golongan II yaitu sebuah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan
dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, fensiklidin, sekobarbital,
metakualon, metilfenidat (Ritalin).

 Psikotropika Golongan III yakni suatu psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital dan flunitrasepam.

 Psikotropika Golongan IV merupakan psikotropika yang mempunyai khasiat pengobatan dan


sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam, bromazepam,
klonazepam, khlordiazepoxiase, nitrazepam (BK, DUM, MG).

3. Zat Adiktif

Zat adiktif merupakan salah satu penghantar untuk memasuki dunia penyalahgunaan Narkoba. Pada
mulanya seseorang nyicip zat adiktif ini sebelum menjadi pecandu aktif.

Zat adiktif ini mudah kita temukan di kehidupan sehari-hari, misalnya Nikotin pada rokok, Etanol pada
minuman beralkohol, dan pelarut yang mudah menguap pada thiner, lem, dan lain sebagainya.

Dalam KEPRES tahun 1997, minuman yang mengandung etanol yang bisa diproses dari bahan hasil
pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa
destilasi, maupun yang diproses dengan mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara
pengenceran minuman mengandung etanol.
Minuman yang mengandung alkohol dapat dibagi menjadi 3 golongan, diantaranya yaitu :

 Golongan A : Minuman yang mengandung alkohol dengan kadar etanol 1% – 5%. Conto; Green
Sand, Bir.

 Golongan B : Minuman dapat mengandung alkohol dengan kadar etanol 5% – 20%. Contoh;
Anggur Kolesom.

 Golongan C : Minuman yang juga mengandung alkohol dengan kadar etanol 20% – 55%.
Contoh : Arak, Vodka, Wiski. Dapat menyebabkan kecanduan.

Contoh NAPZA

1. Opioda

Opioda alami (morfin, opium, codein)

Opioda semisintetik (heroin atau putaw, hidromorfin)

Opioda sintetik (metadon)

2. Kokain

Kokain dibuat dari daun koka (erythroxylon coca), yang diproses menjadi kristal dengan cara tertentu.

Efek dari kokain adalah rasanya segar, menambah rasa percaya diri, mengurangi kelelahan dan rasa sakit
dan menghilangan nafsu makan.

3. Kanabis atau Ganja

Kanabis atau Cannabis atau ganja adalah tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat psikotropika dan
dapat menyebabkan euforia pada pemakainya tanpa alasan.

4. Amphetamine

Amphetamine umumnya berbentuk serbuk atau bubuk dan tablet. Beberapa obat yang termasuk dalam
ampthetamine adalah; Inex, Ekstasi, Meth Kristal.

5. LSD (Lysergic Acid)

Penggunaan LSD dapat menyebabkan seseorang mengalami halusinasi mulai dari obsesi yang indah
untuk yang menyeramkan, akhirnya menyebabkan seseorang menjadi paranoid.

6. Sedatif – Hipnotik

Merupakan suatu obat penenang dan pil tidur. Umumnya digunakan di media dengan minum atau
menyuntikkan untuk membantu pasien yang menderita stres, kecemasan, kejang dan gangguan tidur.
7. Solvent atau Inhalasi

Yaitu sebuah uap gas yang digunakan saat menghirup. Sebagai contohnya Lem, lebih tipis, aerosol dan
lainnya.Pemakainya mungkin mengalami halusinasi ringan, kepala terasa berputar, dan ada masalah
kesehatan seperti disfungsi paru, kerusakan jantung dan hati.

8. Alkohol

Alkohol ialah salah  satu zat psikoaktif yang diperoleh dari fermentasi gula, umbi-umbian, jus (anggur)
dan madu. Alkohol dalam konsentrasi tertentu dapat menyebabkan gangguan kesadaran dan euforia.

Proses Fermantis yang dapat menghasilkan alkohol 15%. Setelah proses penyulingan, kandungan alkohol
yang dihasilkan bisa lebih tinggi dan bahkan mencapai 100%.

Penyebab Penyalahgunaan Napza

 Punya teman yang seorang pecandu narkoba.

 Mengalami masalah ekonomi.

 Pernah mengalami pelecehan fisik, emosional atau seksual.

 Masalah hubungan dengan pasangan, kerabat atau keluarga.

Pencegahan Penggunaan NAPZA

 Memasang poster atau peraturan tertulis tentang “Area Bebas Narkoba” termasuk sanksinya
kepada pelaku. Tujuannya untuk terus mengingatkan masyarakat agar menjauhi segala jenis
narkoba.
 Di lingkungan kerja dan masyarakat, bisa disediakan fasilitas fitness gratis atau murah sebagai
sarana untuk mengurangi tingkat stress. Perlu diketahui bahwa depresi menjadi pemicu
dominan seseorang untuk mengkonsumsi narkoba.
 Memberikan sosialisasi sederhana tentang bahaya mengkonsumsi narkoba dan dampaknya bagi
kesehatan serta masa depan seseorang.
 Membantu orang lain dalam meningkatkan kualitas hidupnya dan membantu mengatasi
masalah di tempat kerja maupun di rumah.
 Lakukan test urine kepada seluruh anggota perusahaan secara berkala untuk mengetahui
apakah ada karyawan yang mengkonsumsi narkoba. Pada beberapa instansi milik pemerintahan,
test narkoba ini dilakukan di awal perekrutan tenaga kerja.

kesimpulan

Masalah pencegahan penyalahgunaan napza ialah mejadi tanggung jawab kita semua. Napza
merupakan segolongan obat, bahan, atau zat, yang jika masuk ke dalam tubuh berpengaruh terutama
pada fungsi otak (susunan saraf pusat) dan sering menimbulkan ketergantungan (adiktif). Terjadi
perubahan pada kesadaran, pikiran, perasaan, dan perilaku pemakainya. Zat yang ditelan, masuk ke
dalam lambung, lalu pembuluh darah. Jika dihisap atau dihirup, zat masuk ke dalam pembuluh darah
melalui hidung dan paru-paru. Jika disuntikkan, zat langsung masuk ke darah. Darah membawa zat itu ke
dalam otak. Otak adalah pusat kendali tubuh. Jika kerja berubah, seluruh organ tubuh pun ikut
berpengaruh

Kepedulian adalah sebuah bentuk dari cinta dan kasih sayang kita sebagai manusia sosial yang
berbudaya. Setiap kita adalah nasihat bagi orang lain, dan begitupula sebaliknya. Kita semua mengakui
bahwa setiap orang tidak ada yang mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu dengan sikap kepedulian
itu akan membentuk kesempurnaan dengan cara saling melengkapi satu sama lain

Melalui sikap kepedulian, pencegahan berbagai tindak kriminal, kenakalan remaja, keamanan,
kedamaian, keharmonisan, akan mudah diciptakan. Dengan sikap kepedulian ini, maka motto bahwa,
”Pencegahan lebih baik dari mengobati”, akan benar-benar terbukti dalam kasus pemakaian obat-obat
terlarang.

Pada tahap awal kehidupan manusia agen sosialisasi pertama adalah keluarga. Oleh karena itu, orang
tua merupakan orang penting (significant other) dalam sosialisasi. Guna mencegah terjerumusnya para
penerus bangsa tersebut ke dunia Napza, maka campur tangan dan tanggung jawab orang tua
memegang peranan penting di sini. Karena baik atau buruknya perilaku anak sangat bergantung
bagaimana orang tua menjadi teladan bagi putra-putrinya.

“ manajemen kasus “

MANAJEMEN KASUS PADA KLIEN DENGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Pengertian Manajemen Kasus

Manajemen kasus merupakan suatu pendekatan dalam pemberian pelayanan yang ditujukan untuk
menjamin agar klien yang mempunyai masalah ganda dan kompleks dapat memperoleh semua
pelayanan yang dibutuhkannya secara tepat. Kasus di sini adalah orang dalam situasi meminta atau
mencari pertolongan. Dalam manajemen kasus ini, pekerja sosial melaksanakan peranan sebagai
manajer kasus (case manager).

Manajemen kasus (case management) adalah merupakan salah satu keterampilan Pekerja sosial yang
berhubungan dengan ketentuan-ketentuan atau cara-cara masyarakat, mensuvervisi dan petunjuk-
petunjuk menggunakan sumber-sumber internal dan eksternal untuk mencapai maksud atau tujuan dari
suatu proses pertolongan.

Beberapa kaidah dalam manajemen kasus:

a. Tumbuhkan rasa perhatian terhadap klien

b. Ciptakan kepecayaan antar team


c. Tanggung jawab terhadap persoalan yang dihadapi klien

d. Terbuka

e. Focus pada tujuan pemecahan masalah.

Fungsi Manajemen Kasus

Terdapat beberapa fungsi dasar manajemen kasus :

a. Identifikasi klien dan orientasi (Client Identification and Orientation).

b. Asesmen klien atau pengumpulan informasi dan perumusan suatu asesmen (Client Assessment).

c. Rencana Intervensi/Pelayanan. Pekerja sosial sebagai manajer kasus

d. Koordinasi hubungan dan pelayanan.

e. Tindak lanjut dan Monitoring pelaksanaan pelayanan.

f. Mendukung klien. 

Terdapat beberapa fungsi dasar manajemen kasus :


-Identifikasi klien dan orientasi (Client Identification and Orientation).
 Dalam hal ini manajer kasus terlibat identifikasi secara langsung dan menyeleksi orang-orang yang
menjadi tujuan pelayanan yang ingin dicapai, kualitas hidup, atau berapa biaya untuk suatu perawatan
dan pelayanan yang dapat dipengaruhi dengan positif oleh manajemen kasus.
-Asesmen klien (Client Assessment).
 Fungsi ini mengacu pada pengumpulan informasi dan perumusan suatu as esmen dari kebutuhan-
kebutuhan komprehensif klien, situasi kehidupan, dan sumber-sumber.
-Rencana Intervensi/Pelayanan.
 Pekerja sosial sebagai manajer kasus mengidentifikasi pelayanan-pelayanan atau sumber yang
bervariasi yang dapat dijangkau untuk membantu penanganan masalah klien.
-Koordinasi hubungan dan pelayanan.
Seorang manajemen kasus harus menghubungkan klien dengan sumber-sumber yang sesuai. Selain itu
juga harus menekankan adanya koordinasi diantara sumber-sumber yang digunakan oleh klien dengan
menjadi sebuah saluran serta poin utama dari komunikasi yang teriintegrasi.
-Tindak lanjut dan Monitoring pelaksanaan pelayanan.
Seorang manajer kasus membuat peraturan dan kontak tindak lanjut yang terus menerus dengan klien
dan penyedia pelayanan untuk menyaknkan baha pelayanan yang diperlukan memang benar-benar
diterima/diperoleh dengan baik, serta digunakan oleh klien secara tepat.
-Mendukung klien.
Selama masa pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis penyedia pelayanan atau sumber, manajer
kasus membantu klien dan keluarganya pada saat mereka menghadapi masalah yang tidak diharapkan
dalam mendapatkan pelayanan.
Contoh format pelaporan adalah sebagai berikut :
No Hari / Tgl Jam Aktivitas Klien Persoalan yang dihadapi Ket.
Keterangan Format di atas :
1) Hari/Tanggal
Dalam kelompok ini dicantumkan hari dan tanggal dilakukan kegiatan.
2) Jam
Pada kolom ini dituliskan jam berapa kegiatan tersebut dilakukan dan sampai jam berapa kegiatan
tersebut selesai.
3) Aktivitas klien
Pada kolom ini tercantum jenis kegiatan yang dilakukan oleh klien.
4) Permasalahan yang dihadapi
Pada kolom ini berisikan masalah yang dihadapi hari ini (apa penyebabnya dan apa usahanya).
5) Keterangan
Berisi hal-hal yang perlu dijelaskan dari tiap-tiap kegiatan sesuai dengan kebutuhan.

Manajemen perawatan penyalahgunaan napza

1. Penerimaan awal (skrining)


Dalam menentukan diagnosis gangguan pengguna narkotika ada dua langkah yang bisa
dilakukan, yang pertama adalah skrining dengan menggunakan instrrumen tertentu. Tujuan
skrining ini hanya untuk mendapatkan informasi adakah suatu faktor resiko atau masalah yang
terkait dengan pengguna narkotika. Berbagai instrument skrining dan asessmen yang dapat
digunakan dalam menggali permasalahan terkait gangguan penggunaan narkotika telah
dikembangkan secara global,baik yang diinisiasi oleh lembaga-lembaga penelitian di Negara
maju, maupun badan-badan dunia khususnya WHO.
Ada beberapa alat yang umumnya digunakan untuk dapat mengenali keterlibatan seseorang
pada narkotika :
 - Instrumen Skrining seperti ASSIST
  -Urin analisis.
Kajian resep/ obat-obatan yang diminum klien sebelumnya
Tes skrining cara biologi mempunyai jangka waktu skrining brbeda-beda. Sebagai contoh:
Suatu tes skrining urin atau air liur yang positif untuk kokain dan atau heroin cenderung untuk
mengindiksikan pengunaan yang baru-baru saja terjadi (beberapa hari atau satu minggu
kebelakang). Sedangkan hasil yang positif untuk marijuana (ganja) dapat mendeteksi pengunaan
marijuana pada satu bulan sampai beberapa bulan kebelakang.
Hampir tidak mungkin untuk menentukan waktu peggunaan bila sampel didapat dari rambut.
Tidak ada satu tes skrining narkotika secara biologi dapat mendeteksi obat-obatan yang sering
disalah gunakan, contohnya MDMA, metadon, pentanil, dan opoid sintetik lainnya tidak
termasuk kedalam banyak tes skrining narkotika, dan tes-tes ini harus diminta secara terpisah.
Bila dikawatirkan terjadi usaha pengelabuhan hasil, sampel harus dimonitor untuk temperature
atau bahan-bahan campuran serta rogram harus ditetapkan dan diikuti prosedur
pendokumentasian secara kronologi yang akurat. (Badan Narkotika Nasional.2012)
2. Penerimaan awal (skrining)

Langkah-langkah asessmen klinis :

a. Assesmen awal

Assesmen awal yaitu assesmen yang dilakukan pada saat klien berada ada tahap awal
rehabilitasi, umumnya dilakukan pada dua sampai empat minggu pertama. Assesmen awal
umumnya dapat diselesaikan dalam dua sampai tiga minggu pertemuan. Pada beberapa pasin
dengan kondisi fisik baik dan sikap yang kooperati, assessment bahkan dapat diselesaikan dalam
sekali pertemuan.

b. Rencana Terapi

Pada sebagian besar klien, terapi yang dibutuhkan umumnya berkait dengan terapi
rehabilitas masalah penggunaan narkoba. Namun mereka juga membutuhkan terapi-terapi
terkait lainnya, seperti misalnya konseling keluarga, pelatihan vokasional, pelatihan menjadi
orang tua yang efektif, dan lain-lain.

c. Assesmen Lanjutan

Assesmen bagi klien tidak hanya dilakukan pada saat masuk program terapi rehabilitasi,
namun perlu diulang pada kurun waktu selama dia berada dalam program dan ketika yang
bersangkutan selesai mengikuti program. Hal ini bertujuan untuk melihat kemajuan yang terjadi
pada diri klien, Mengkaji isu-isu terkini yang menjadi masalah bagi klien dan informasi baru yang
diperoleh selama klien menjalani roses terapi, melakukan kajian atas rencana terapi dan
melakukan penyesuaian rencana terapi.

Penegakkan diagnosis merupakan suatu proses yang menjadi dasar dalam menentuan rencana
terapi selanjutnya. beberapa prinssip dalam menegakkan diagnosis bagi pengguna narkotika,
antara lain:

Diagnosis tidak selalu dapat diperoleh pada assesmen awal

Diperlukan informasi tambahan dari keluarga atau orang yang mengantar

Yakinkan klien dalam kondisi sadar penuh, tidak dibawah pengaruh narkotika, sehingga tidak
mengacaukan informasi yang dperoleh

 3. Rehabilitasi
Rehabilitasi berarti pemulihan kapasitas fisik dan mental kepada kondisi atau keadaan
sebelumnya. Bagi penyalahguna dan / atau pecandu narkoba, rehabilitasi merupakan sebuah
proses yang harus dijalani dalam rangka pemulihan sepenuhnya (full recovery) untuk hidup
normal, mandiri, dan produktif di masyarakat. ( Edi Heryadi)
Tahap-tahap Rehabilitas
a. Tahap rehabilitas media (detoksifikasi), tahap ini pecandu diperriksa seluruh kesehatannya
baik dari fisik dan mental oleh doker terlatih. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu
perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita.
Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat ringannya gejala putus zat. Dalam hal
ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahian guna mendeteksi gejala kecanduan
narkoba tersebut.

b.  Tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecanddu iku dalam program rehabilitasi. Di indonesia
sudah dibangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh dibawah BNN adalah tempat
rehabilitasi di daerah Lido (Kamus Unitra), Baddoka (Makassar), dan Samarinda. Ditempat
Rehabiltas ini pecandu menjalani berbagai program diantaranya program theurapetic
communites (TC), 12 steps (dua belas langkah, pendekatan keagamaan, dll,

c. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan
bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja
namun tetap berada dibawah pengawasan.

You might also like