You are on page 1of 32

PENYAJIAN DATA

Peserta mampu menyajikan data secara benar


PENGUMPULAN DATA

DIATUR & DISUSUN

PENYAJIAN DALAM
BENTUK BAIK & JELAS:
1. TABEL (DAFTAR).
2. GRAFIK (DIAGRAM)

LAPORAN ATAU ANALISIS LEBIH LANJUT


1. Memberi gambaran yang sistematis
tentang peristiwa-peristiwa yang
merupakan hasil penelitian atau
observasi,
2. Data lebih cepat ditangkap dan
dimengerti,
3. Memudahkan dalam membuat
analisis data, dan
4. Membuat proses pengambilan
keputusan dan kesimpulan lebih
tepat, cepat, dan akurat.
1. Daftar Kelasifikasi Tunggal & Ganda
2. Daftar Kontigensi
3. Daftar Distribusi Frekuensi

1. Diagram Batang

2. Diagram Garis
3. Diagram Lambang atau Simbul
4. Diagram Pastel atau Diagram Lingkaran
5. Kartogram atau Diagram Peta
1. Daftar Kelasifikasi Tunggal & Ganda
2. Daftar Kontigensi: yaitu daftar yang menyajikan
data yang terdiri atas dua faktor atau dua variabel, faktor
yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k
kategori, dapat dibuat daftar kontingensi berukuran b x k
dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom

3. Daftar Distribusi Frekuensi : data yang


ditampilkan berdasrak pengelompokan atau
pengkelasan
Agar data yang disajikan dapat dengan mudah
dipahami dan ditelaah.
Kerangka Pembuatan Tabel, sbb:

Nomor. Judul Tabel

Judul Kolom
sel
Judul Baris sel
sel

Sumber/Catatan:
CONTOH TABEL (DAFTAR)

Tabel 1. Jumlah Sapi Perah di Kota X Menurut Jenis Kelamin Thn 1976.

Jenis Kelamin Jumlah (ekor)


Betina 282
Jantan 26
TOTAL 308

Sumber: Dinas Peternakan Kota X, 1978


Tabel 2. Jenis Sapi Perah dan Pengusahanya di Kota X Th 1976

Pengusaha
Jenis Jumlah(ekor)
A B C
FH 98 65 43 208

Yersey 21 25 22 68

Ayrshire 6 12 16 34

TOTAL 125 102 81 308

Sumber: Dinas Peternakan Kota X, 1977


Tabel 3. Produksi Padi di Jawa-Madura Thn. 1977 (Ton)

Propinsi Sawah Ladang Jumlah


DKI Jakarta 40.633 0.323 40.956
Jabar 4.818.937 172.761 4.991.698
Jateng 3.746.357 53.316 3.799.673
DIY 290.498 47.098 337.596
Jatim 4.457.581 74.402 4.531.983
TOTAL 13.354.006 347.900 13.701.906

Sumber: Departemen Pertanian, 1978


Tabel 4. Nilai Statistika Mahasiswa SOSEK FP Unib 2002

Nilai Frekuensi
2.0 - 2.9 4
3.0 - 3.9 48
4.0 – 4.9 117
5.0 – 5.9 235
6.0 – 6.9 140
7.0 – 7.9 40
8.0 – 8.9 39
9.0 – 9.9 7
TOTAL 630

Sumber: Fakultas Pertanian UNIB, 2003


Diagram (Grafik) dibentuk dgn dua buah garis yang saling berpotongan secara tegak lurus.
Garis mendatar (absis) untuk menunjukkan data diskrit atau data kontinu untuk menyatakan
karakteristik kuantitatif atau menyatakan atribut bila karakteristiknya kualitatif dan garis
tegak (ordinat) yang digunakan untuk menyatakan frekuensi .

Tabel 5. Jumlah Pesawat TV Terdatar Diagram 1. Jumlah Pesawat TV Terdaftar


Menurut Wilayah Th 1977 Menurut Wilayah Th 1977
350000
WILAYAH JUMLAH
300000

DKI Jakarta 312.592 250000

Jawa Barat 158.350 200000

150000
Jawa Tengah 104.047
100000
DI Yogyakarta 17.345 50000

Jawa Timur 108.310 0

JABAR

JATENG
DKI

DIY

JATIM
Grafik 2. Produksi Minyak Mentah Uni Soviet, OPEC, dan
Dunia (Juta Barrel)

25000
Produksi (juta barrel)

20000
15000
Uni Soviet
OPEC
10000
Dunia
5000
0
1975 1976 1977 1978 1979
Uni Soviet 3600 3822 4013 4204 4307
OPEC 9934 11240 11468 10914 11205
Dunia 20174 21831 22672 22897 23666
Tahun
Diagram garis digunakan untuk menjelaskan/menggambarkan perubahan
secara terus menerus (kontinu) selama jangka waktu tertentu.

Grafik 3. Produksi Beras Indonesia Th 1969-1977 (Juta Ton)

18000
16000
14000
Produksi (Juta Ton)

12000
10000
PRODUKSI BERAS
8000
6000
4000
2000
0
1969

1970

1971

1972

1973

1974

1975

1976

1977
Dalam diagram lambang jumlah satuan tertentu dari objek yang diteliti
digambarkan dalam satu lambang. Lambang yang digunakan disesuaikan
dengan objek yang diamati.

Diagram 4. Pegawai dengan Jabatan A,B, dan C.

JABATAN JUMLAH

A 30

B 40

C 20
Untuk membuat diagram lingkaran, sebuah lingkaran dibagi-bagi menjadi
beberapa sektor. Setiap sektor menggambarkan kategori data.

1,9 %

6% Bahan Dasar
5,4 % 52,6/100 x 360o = 189o

Bahan Dasar
Tenaga Kerja
Tenaga Kerja
Biaya Lain 34,4/100 x 360o = 123o
52,6 %
Pajak
34,4 %
Laba Bersih dstnya
UKURAN NILAI TENGAH

Peserta mampu menghitung ukuran-ukuran nilai tengah seperti rerata,


median dan modus pada data tidak tersusun dan tersusun;
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
sekumpulan data mengenai sesuatu hal yang disajikan
dalam bentuk tabel atau diagram masih diperlukan
ukuran-ukuran yang merupakan wakil kumpulan data
tersebut.

Ukuran Gejala Pusat : rata-rata (hitung, ukur, dan


harmonik) dan modus

Ukuran Letak : median, kuartil, desil, dan persentil


Rata-rata (Rata-rata hitung)

Jika ada lima nilai ujian dari lima orang mahasiswa untuk
matakuliah Statistika berbentuk : 70, 69, 45, 80 dan 56
maka dalam simbol ditulis : x1 = 70, x2 = 69, x3 = 45, x4
= 80 dan x5 = 56. Dalam hal ini n = 5.

70 + 69 + 45 + 80 + 56
Rata-rata : x = = 64
5
∑ xi
Rumusnya ditulis : x =
n
Rata-rata (Rata-rata hitung)

Jika ada lima mhs mendapat nilai 70, enam mendapat


nilai 69, tiga mendapat nilai 45 dan masing-masing
seorang mendapat nilai 80 dan 56 maka data sebaiknya
data ditabulasikan sebagai berikut :
xi fi
70 5
69 6
45 3
80 1
56 1

Rumusnya ditulis : x = ( ∑ fixi) / ∑ fi


Rata-rata (Rata-rata hitung)

xi fi xifi
70 5 350
69 6 414
45 3 135
80 1 80
56 1 56
Jumlah 16 1035

Rata-ratanya = 1035/16 = 64.6875


Rata-rata (Rata-rata hitung)
Data barang dalam gudang disajikan sebagai berikut :
Barang Disimpan Rusak Persentase
A 100 96 96
B 200 92 46
C 160 80 50
D 80 60 75
Jumlah 540 328

Jika ditanyakan % rata-rata barang yang rusak =


(96+46+50+75)/4 = 66.75%. Tetapi jika diperhatikan ada
328 barang yang rusak dari 540, maka rata-ratanya
menjadi : (328/540) X 100% = 60.07%.
Selisihnya cukup besar bukan?
Rata-rata (Rata-rata hitung)
Kita juga dapat menentukan rata-rata gabungan yang
merupakan rata-rata dari beberapa sub sampel yang
dijadikan satu. Misal. Tiga sub sampel yang masing-
masing berukuran 10, 6 dan 8 yang memiliki rata-rata
145, 118, dan 162.

Jika digunakan rumus umum untuk rata-rata, maka


didapatkan : (145+118+162) / 3 = 141, 7. Hasil ini jelas
salah.

Hasil yang benar adalah :

[(145x10)+(118x6)+(162x8)]/24 = 143,9
Rata-rata (Rata-rata hitung)
Kasus-kasus yang dibahas sebelumnya khusus untuk
data-data yang tidak tersusun. Bagaimana untuk data-
data yang tersusun (dalam distribusi frekuensi) ?
Nilai Frekwensi (fi) Titik tengah (xi) fi xi
31-40 1 35.5 35.5
41-50 2 45.5 91.0
51-60 5 55.5 277.5
61-70 15 65.5 382.5
71-80 25 75.5 1.887,5
81-90 20 85.5 1.710,0
91-100 12 95.5 1.146,0
Jumlah 80 6.130,0

Jadi rata-rata nilai ujian = (6.130,0)/80 = 76.62


Rata-rata (Rata-rataukur)
Jika perbandingan tiap dua data berurutan tetap atau
hampir tetap, maka rata-rata ukur lebih baik dipakai
dibandingkan rata-rata hitung.

Misalkan : x1 = 2, x2 = 4, dan x3 = 8 maka log x1 =


0.3010, log x2 = 0.6021 dan log x3 = 0.9031

Log U = (0.3010+ 0.6021 + 0.9031) / 3 = 0.6021


Maka :

U = 10 ^ 0.6021 = 4
Rata-rata (Rata-rataukur)
Untuk data tersusun :
Nilai Frekwen Titik tengah log xi fi log xi
si (fi) (xi)
31-40 1 35.5 1.550228 1.550228
41-50 2 45.5 1.658011 3.316023
51-60 5 55.5 1.744293 8.721465
61-70 15 65.5 1.816241 27.24362
71-80 25 75.5 1.877947 46.94867
81-90 20 85.5 1.931966 38.63932
91-100 12 95.5 1.980003 23.76004
Jumlah 80 150.1794

Log U = (150.1794)/80 = 1.8772


U = 10 ^ 1.8772 = 75.37
Modus
Untuk menyatakan yang paling banyak terjadi atau
paling banyak terdapat digunakan ukuran Modus
disingkat Mo.

Modus untuk data kuantitatif ditentukan dengan jalan


menentukan frekwensi terbanyak di antara data itu.
Misalkan : terdapat sampel dengan nilai rata-rata 12, 34,
14, 34, 28, 34, 34 28, 14. Untuk memudahkannya
tabulasikan data tersebut menjadi :
xi fi
12 1
14 2
28 2
34 4

Maka Mo = 34
Modus
Untuk menentukan Mo pada data yang telah tersusun
dapat mengikuti prosedur berikut : (perhatikan nilai
frekuensi yang terbesar)

Nilai Frekwensi b 70.5


ujian (fi)
b1 25 – 15 = 10
31-40 1
b2 25 – 20 = 5
41-50 2
p 10
51-60 5
61-70 15
71-80 25 Mo = b + p [ b1 / (b1 + b2) ]
81-90 20 = 70.5 + 10 [10 /(10+5)] = 77.17
91-100 12
Jumlah 80
Sebagaimana halnya rerata dan median, maka nilai modus untuk data
tersusun juga merupakan suatu pendekatan. Dalam hal ini
diasumsikan bahwa modus terletak pada kelas yang frekuensinya
paling besar. Perhatikan data berikut ini, bandingkan nilai modus dan
median yang diperoleh dengan menggunakan metode sebelumnya.

Nilai Frekwensi Frekwensi


Mo = Lmo + [(d1/(d1+d2)).i ]
ujian (fi) kumulatif
31-40 1 1 71 + [(10/(10+5)).10]
41-50 2 3
77,67
51-60 5 8
61-70 15 23 Metode sebelumnya
menghasilkan nilai Mo =
71-80 25 48
77,17
81-90 20 68
91-100 12 80

Jumlah 80
Median

Median (Me) merupakan letak data setelah data tersebut


disusun menurut urutan nilainya (array). Jika banyaknya
data ganjil, maka Me merupakan data yang letaknya
paling tengah setelah disusun menurut nilainya.

Sampel dengan data : 4, 12, 5, 7, 8 10, dan 10 setelah


disusun menurut nilainya menjadi : 4, 5, 7, 8, 10, 10, 12.
Data paling tengah bernilai 8, maka Me = 8

Untuk sampel berukuran genap, setelah data disusun


menurut urutan nilainya, Me sama dengan rata-rata
hitung dua data tengah Misal sampel dengan nilai 12, 7,
8, 8, 14, 10, 16 dan 19. Setelah disusun menjadi 7, 8, 8,
10, 12, 14, 16, 19, maka Me = ½ (10 + 12) = 11
Median

Median (Me) untuk data yang telah disusun dalam


distribusi frekwensi ditentukan dengan rumus :

Me = b + p [ (½ n – F)/f ]

Nilai Frekwensi b 70.5


ujian (fi) n 80
31-40 1
F 1 + 2 + 5 + 15 = 23
41-50 2
p 10
51-60 5
f 25
61-70 15
71-80 25 Me = 70.5 + 10 [ (1/2 * 80 – 23 ) / 25 ]
81-90 20 = 77.3
91-100 12
Jumlah 80
Tugas 4.

Pengukuran bobot buah cabai (gram) yang ditanam di dataran tinggi


menghasilkan data sebagai berikut :

2,6 3,6 3,5 1,5 4,1 2,1

2,3 1,9 5,9 2,0 7,7 4,6

2,2 3,4 1,8 7,1 8,6 6,1

6,5 2,1 7,3 3,2 1,9 4,1

6,4 5,3 4,1 2,7 4,2 3,≠

Tentukan nilai tengah, modus, dan median dari data di atas


secara tersusun ataupun tidak tersusun
TERIMA KASIH

You might also like