You are on page 1of 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider)
harus dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan
manajemen yang baik.Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer,
yaitu mengelola atau memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga
tercapai tujuan yang di harapkan.Dalam mempelajari manajemen kebidanan
di perlukan pemahaman mengenai dasar – dasar manajemen sehingga konsep
dasar manajemen merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari lebih
lanjut tentang manajemen kebidanan.
Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara
umum. Dengan mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat
menjadi manajer ketika mendapat kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan
sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula ketika bawahan dalam
suatu system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan
pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi manager
yang baik dalam rangka pemecahan, masalah dari klien tersebut. Untuk itu
kita perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman mengenai ilmu manajemen
secara umum, teori – teori manajemen, fungsi – fungsi manajemen, dan
bahkan manajemen skill.
Klinik bidan bersalin di Kota Bengkulu. Melayani pasien ibu yang
akan melahirkan, cek kandungan, pemasangan KB, imunisasi, poli gigi, dan
lainnya bagi warga Kota Bengkulu. Klinik Pratama Alwid Baroqah dapat
mendukung proses melahirkan secara normal. Pelayanan berkualitas dengan
alat-alat medis yang modern dan lengkap. Klinik Pratama Alwid juga
melayani penggunaan BPJS, dan lainnya. Manajemen kebidanan merupakan
alur pikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam
menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya. Manajemen kebidanan
mempunyai peran penting dalam menunjang kerja seorang bidan agar bidan
dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada kliennya. Oleh karena itu,

1
saya menyusun makalah ini dengan judul “MANAJEMEN KEBIDANAN “
selain sebagai laporan stase managemen kebidanan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan Praktik
Managemen Pelayanan Kebidanan di Klinik Pratama Alwid Baroqah
menggunakan pola pikir manajemen kebidanan serta
mendokumentasikan hasil praktik managemen pelayanan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa diharapkan mengetahui cara pengurusan pendirian Klinik
Pratama Alwid Baroqah
b. Mahasiswa diharapkan mengetahui persyaratan pendirian Klinik
Pratama Alwid Baroqah
c. Mahasiswa diharapkan mampu menetapkan visi misi di Klinik
Pratama Alwid Baroqah
d. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan Pengelolaan pelayanan
kebidanan di Klinik Pratama Alwid Baroqah
e. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui langkah-langkah dalam
manajemen kebidanan di Klinik Pratama Alwid Baroqah
f. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan Pengelolaan keuangan
dan SDM di Klinik Pratama Alwid Baroqah
g. Mahasiswa diharapkan mampu mempromosikan pemasaran di
Klinik Pratama Alwid Baroqah
h. Mahasiswa diharapkan mengetahui siistem pencatatan dan pelaporan
Klinik Pratama Alwid Baroqah
i. Mahasiswa diharapkan mengetahui cara menjaga mutu Klinik
Pratama Alwid Baroqah
j. Mahasiswa diharapkan mengetahui pegolaan limbah di Klinik
Pratama Alwid Baroqah

2
C. MANFAAT
1. Manfaat Praktis Bagi Mahasiswa
Dapat memperoleh gambaran dalam Praktik Managemen
Pelayanan Kebidanan Komprehensif. Serta dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara langsung, sekaligus
menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan.Selain itu,
menambah wawasan dalam Praktik Managemen Pelayanan Kebidanan
Komprehensif.
2. Manfaat Bagi Klinik Pratama Alwid Baroqah
Dapat mempertahankan Managemen pelayanan kebidanan yang
telah ada dan dapat meningkatkan managemen di Klinik Pratama Alwid
Baroqah sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada
pasien.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengurusan Izin Klinik


Ijin klinik diatur dalam:
Izin dan penyelenggaraan klinik diatur dalam PMK RI Nomor 9 tahun
2014 tentang klinik
1. BAB 1 Pasal 1 ayat 1 tentang pengertian klinik adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau
spesialistik.
2. BAB IV tentang perizinan
Untuk mendapatkan izin mendirikan, penyelenggara Klinik harus
melengkapi persyaratan:
a. identitas lengkap pemohon;
b. salinan/fotokopi pendirian badan hukum atau badan usaha,
kecuali untuk kepemilikan perorangan;
c. salinan/fotokopi yang sah sertifikat tanah, bukti kepemilikan lain
yang disahkan oleh notaris, atau bukti surat kontrak minimal
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;
d. dokumen SPPL untuk Klinik rawat jalan, atau dokumen UKL-UPL
untuk Klinik rawat inap sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
e. profil Klinik yang akan didirikan meliputi pengorganisasian,
lokasi, bangunan, prasarana, ketenagaan, peralatan,
kefarmasian, laboratorium, serta pelayanan yang diberikan;
f. persyaratan lainnya sesuai dengan peraturan daerah setempat.
B. Persyaratan Pendirian Klinik
1. Penyelenggara Klinik wajib:
a. memasang nama dan klasifikasi Klinik;
b. membuat dan melaporkannya kepada dinas kesehatan daftar tenaga
medis dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di Klinik dengan

4
menyertakan:
1) nomor Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP)
bagi tenaga medis;
2) nomor surat izin sebagai tanda registrasi atau (STR), dan Surat
Izin Praktik (SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi tenaga
kesehatan lain.
c. melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan
melaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota dalam rangka
pelaksanaan program pemerintah sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2. Bangunan Klinik paling sedikit terdiri atas:


a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;
b. ruang konsultasi;
c. ruang administrasi;
d. ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang melaksanakan
pelayanan farmasi;
e. ruang tindakan;
f. ruang/pojok ASI;
g. kamar mandi/wc; dan
h. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
C. Visi dan misi dari Klinik Pratama Alwid Baroqah
Klinik sebaiknya memiliki visi misi dalam pelaksanaannya.
1. Visi
Definisi visi menurut Aditya (2010) adalah sebagai berikut: Visi
adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan
perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
pada masa yang akan datang.
Menyusun Visi Menurut Kuncoro (2006) formulasi visi sangat
penting sebagai arah strategi dan pedoman melaksanakan strategi yang
diformulasikan. Visi yang terumuskan dengan baik setidaknya harus
memiliki dua unsur utama, yaitu:

5
2. Misi
Definisi misi menurut Arman (2008) adalah sebagai berikut: Misi
adalah pernyataan-pernyataan yang mendefinsikan apa yang sedang/ akan
dilakukan atau ingin dicapai dalam waktu (sangat) dekat atau saat ini.
Misi masih merupakan sesuatu yang memiliki arti global dan
cenderung generic. Oleh karena itu, beberapa ditentukan beberapa obyektif
yang ingindicapai dalam beberapa hal sehubungan dengan misi yang
dicanangkan tersebut (Indrajit, 2008). Sebuah perusahaan yang memiliki
misi untuk menjadi perusahaan kurir tercepat di dunia, memiliki beberapa
obyektif yang harus dicapai. Biasanya obyektif yang ditetapkan klinik
bersifat customer oriented seperti (Indrajit, 2008):
Memberi kepuasan pelanggan individu dengan cara melakukan
pengiriman barang-barang ke seluruh dunia secara cepat dan aman.
Memberikan fasilitas-fasilitas khusus kepada pelanggan korporat yang
secara periodik mengirimkan barang-barangnya ke seluruh penjuru dunia

3. Peran Visi dan Misi


Visi dan misi membuat pemiliknya terdorong untuk
memfokuskan hidup mereka. Visi dan misi yang tajam bahkan dapat
ditawarkan untuk menjadi visi dan misi bersama (shared-vision). Dengan
visi bersama, maka semakin banyak orang yang berpartisipasi untuk
mencurahkan energinya untuk mewujudkan hal tadi. Fantasi tidak akan
memiliki kekuatan untuk menggerakkan orang serupa itu karena fantasi
tidak dimulai dari kenyataan yang diterima bersama melainkan kenyataan
yang dihayati secara pribadi saja.

D. Analisis SWOT di PMB


Saat mendirikan PMB diperlukan Analisis SWOT.
a. Definisi Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu metode perencanaaan strategi
dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap

6
kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weaknesses)
suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta
ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan sekitar untuk merumuskan
strategi yang tepat bagi organisasi. Dengan menggunakan kerangka kerja
kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman,
instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara
terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.
b. Unsur-unsur SWOT
1) Strengths (Kekuatan) adalah segala hal yang dibutuhkanpada kondisi
yang sifatnya internal organisasi agar supaya kegiatan-kegiatan
organisasi berjalan maksimal. Misalnya: kekuatan keuangan, motivasi
anggota yang kuat, nama baik organisasi terkenal, memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang lebih, anggota yang pekerja
keras, memiliki jaringan organisasi yang luas, dan lainnya.
2) Weaknesses (Kelemahan) adalah terdapatnya kekuranganpada kondisi
internal organisasi, akibatnya kegiatan-kegiatan organisasi belum
maksimal terlaksana. Misalnya; kekurangan dana, memiliki orang-
orang baru yang belum terampil, belum memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai organisasi, anggota kurang kreatif dan malas, tidak
adanya teknologi dan sebagainya.
3) Opportunities (Peluang) adalah faktor-faktor lingkunganluar yang
positif, yang dapat dan mampu mengarahkan kegiatan organisasi
kearahnya. Misalnya: Kebutuhan lingkungan sesuai dengan tujuan
organisasi, masyarakat lagi membutuhkan perubahan, tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap organisasi yang bagus, belum
adanya organisasi lain yang melihat peluang tersebut, banyak pemberi
dana yang berkaitan dengan isu yang dibawa oleh organisasi dan
lainnya.
4) Threats (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu
menghambat pergerakan organisasi. Misalnya: masyarakat sedang
dalam kondisi apatis dan pesimis terhadap organisasi tersebut,
kegiatan organisasi seperti itu lagi banyak dilakukan oleh organisasi

7
lainnya sehingga ada banyak competitor atau pesaing, isu yang
dibawa oleh organisasi sudah basi dan lainnya
a) Bidan Widiawati,SST,SKM merupakan seseorang yang sopan dan
ramah
b) Bidan Widiawati,SST,SKM memiliki keterampilan dan konseling
yang baik
c) Pelayanan yang diberikan baik sesuai dengan SOP
d) Lahan parkir luas
e) Masyarakat akan dibantu dengan adanya jaminan kesehatan untuk
ibu melahirkan
f) Lokasi Klinik Pratama Alwid Baroqah lebih strategis dan mudah
dijangkau masyarakat
E. Standar Prosedur Operasional di PMB
Standar prosedur operasional (SPO) sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan minimal tersedia:
1. SPO pelayanan antenatal
2. SPO pelayanan persalinan
3. SPO pelayanan nifas
4. SPO penanganan BBL
5. SPO pelayanan KB
6. SPO penanganan PER, PEB, Eklamsia
7. SPO penatalaksanaan rujukan
8. SPO hemmoragic ante partum
9. SPO hemmoragic post partum
10. SPO penanganan bayi asfiksia
11. SPO mengatasi syok
12. SPO pencegahan pengendalian infeksi (PPI)

F. Pengelolaan Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi
kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan

8
anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau
bantuan lain jika diperlukan, serta melakukan tindakan kegawatdaruratan.
Bidan memiliki tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga, dan
masyarakat.
Kegiatan pelayanan mencakup pelayanan antenatal dan persiapan
menjadi orang tua, serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan
seksual, atau kesehatn reproduksi dan asuhan anak.
Bidan dapat praktik di berbagai tatanan pelayanan, termasuk di
rumah, masyarakat, rumah sakit, klinik, PMB atau unit kesehatan lain.

G. Pelayanan di PMB
Menurut Ambarwati, 2010. Dalam bidan praktek mandiri memberikan
pelayanan yang meliputi :
1. Penyuluhan Kesehatan
2. Konseling KB
3. Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)
4. Asuhan Persalinan
5. Perawatan Nifas (senam nifas)
6. Pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik, Pil)
7. Imunisasi (Ibu dan Bayi) Kesehatan Reproduksi Remaja

H. Langkah-Langkah dalam Manajemen Kebidanan di PMB


1. Unsur Pokok Perencanaan
a. Input
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk
dapat melaksanakanpekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem
yang dipePMBiapkan dalam organisasi dari menejemen termasuk
komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana
dan prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan.
Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu
pelayanan kesehatan merupakan unsur masukan yang terpenting

9
adalah tenaga, dana dan sarana. Secara umum di sebutkan apabila
tenaga dan sarana kuantitas dan kualitas, tidak sesuai standar yang
ditetapkan, serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan
kebutuhan, maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan
Input manajemen terdiri dari:
1) Man : Tenaga yang di manfaatkan. Contoh : Staf atau Bidan
yang kompeten
2) Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program
3) Material : materi ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan
4) Metode: Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau prosedur
kerja
5) Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
6) Market: Pasar dan pemasaran atau sarana programb. Proses
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama
fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun fungsi manajemen
merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah
semua metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah
kegiatan, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(landasan dasar).Contoh perencanaan adalah:
1) Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.
2) Rencana Pelatihan untuk kader, nakes
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan
menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang
dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan.Inti dari
pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan atau
sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil, finansial, material

10
dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan pelayanan kebidanan
yang telah di tetapkan.
b. Puskesmas PembantuPolindes dan Pembantu Balai Desa
Penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
(P3) Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk
menciptakan iklim kerjasama di antara pelaksanaan program
pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Contoh penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian adalah:
1) Pencatatan dan pelaporan (SP2TP)
2) Supervisi
3) Stratifikasi Puskesmas
4) Survey
c. Output
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk
manajemenkesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan
kesehatan (health services). Dalam kebidanan dikenal pelayanan
kebidanan. Hasil atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan.
Output yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance)
pelayanan kesehatan Penampilan daat dibedakan atas dua
macam.Pertama, penampilan aspek medis pelayanan
kesehatan.Kedua, penampilan aspek non medis pelayanan
kesehatan.Secara umum di sebutkan apabila kedua penampilan ini
tidak sesuai dengan standar yang telah di tetapkan maka berarti
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan
kesehatan yang bermutu.
Cakupan Kegiatan Program: Jumlah kelompok masyarakat yang
sudah menerima layanan kebidanan (memerator), dibandingkan
dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program
kebidanan (denominator). Pelayanan yang diberikan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan (mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan,
dsb).

11
I. SDM di Klinik
SDM utama yang dibutuhkan pada klinik adalah Bidan, dokter,
apoteker, analis. Pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang penyelenggara BAB V PASAL 37 yaitu:
1) nomor Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) bagi
tenaga medis;
2) nomor surat izin sebagai tanda registrasi atau Surat Tanda Registrasi
(STR), dan Surat Izin Praktik (SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi
tenaga kesehatan lain.

J. MITRA Klinik
Klinik dapat menjalin mitra dengan dokter, apotek, institusi Pendidikan
kebidanan, BPJS, puskesmas.
1. Perencanaan dan pengadaan barang baku dan habis pakai di klinik
perencanaan dan pengadaan barang disesuaikan berdasarkan
evaluasi pelayanan kebidanan yang telah dilakukan secara sistematis.
Disusun sebagai rencana bulanan/tahunan klinik.
2. Inovasi Layanan di PMB
Inovasi yang dilakukan bidan dalam melakukan pelayanan yaitu
kerjasama layanan sosial yaitu safari KB gratis dari sponsor, mengadakan
senam hamil kerjasama dengan sponsor dan tidak memungut biaya dari
peserta. Selain, itu juga melakukan kunjungan neonatus sampai dengan
pusar bayi puput.
3. Manajemen Keuangan di klinik
Menjemen pengelolaan keuangan sudah dilakukan dengan baik.
Tarif pelayanan sudah sesuai dengan Peraturan yang berlaku saat ini.
Adapun pemasukan dapat diperoleh terdiri dari:
a. Pelayanan ANC
b. Pelayanan KB

12
c. Pelayanan Persalinan
d. Pelayanan Neonatal
e. Pelayanan Imunisasi
f. Pelayanan Konseling
g. Dagangan
Pengeluaran pada klinik biasanya digunakan untuk keperluan sebagai
berikut:
a. Gaji Karyawan
b. Pembelian Obat
c. Biaya Operasional Klinik (listrik, telepon)
d. Dagangan

K. Sumber Dana Klinik


Sumber dana dapat didapatkan melalui :
1. Dana Sendiri
Dana sendiri didapatkan dari tabungan mandiri Bidan yang dirasa
cukup untuk digunakan baik dari segi pembangunan, kelengkapan alat
dan hal-hal yang berkaitan dengan klinik.
2. Investor
Pada saat memulai usaha baru, sering kali pengusaha dihadapkan
kepada masalah kekurangan modal usaha. Pihak yang paling banyak
dilirik oleh pengusaha yang menjalankan usaha baru adalah investor
penyokong, yakni para investor yang berasal dari kerabat ataupun sahabat
karib. Salah satu kelebihan menarik dana investasi dari pihak investor
adalah bahwa kegiatan ini tidak melibatkan prosedur birokrasi yang rumit,
seperti yang harus ditempuh oleh pengusaha yang bersangkutan apabila
mereka mengajukan permintaan penyertaan modal dari modal ventura.
Adapun kelemahan utama dari penarikan dana investasi melalui investor
penyokong adalah masalah komitmen keterikatan dana investasi mereka
di dalam usaha yang dijalankan. Sering kali terjadi penarikan dana
penyertaan dari investor penyokong pada saat dana tersebut masih

13
diperlukan perusahaan, sehingga hal tersebut akan mengganggu likuiditas
usaha.

3. Pinjaman
Pinjaman dilakukan, apabila dari segi tabungan tidak mencukupi
dan tidak memiliki rekan investor. Pinjaman dapat diperoleh pada orang
lain ataupun dari tempat-tempat yang menyediakan dana bagi pengusaha
yang membutuhkan.

L. Cara Pembuangan Limbah Di Klinik


Pengolahan limbah di klinik yaitu sampah infeksius dan non infeksius
serta benda tajam, tata cara kelola klinik bekerjasama dengan institussi lain.
sebagai contoh MOU dg PT ,dimana didalam MOU ada option setiap bulan
atau setiap 3 bulan atau pertahun untuk administrasinya,untuk pengambilan
bisa dikondisikan dengan BPM. PMK No 28 pasal 38 ayat
1. klinik harus melaksanakan pengelolaan limabah medis
2. Pengelolaan limbah medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan melalui kerjasama dengan institusi dan kerja sama dengan
institusi yang memiliki instalasi pengelolaan limbah

M. Strategi Pemasaran Klinik


Strategi pemasaran adalah serangkaian tindak ulang terpadu menuju
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
1. faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran
a. Faktor mikro. Yaitu perantara pemasaran, pemasok, pasaing, dan
masyarakat.
b. Faktor makro. Yaitu demografi, ekonomi, politik, hukum, teknologi,
fisik, sosial, dan budaya.
2. Strategi pemasaran dibedakan dari dua sudut pandang yaitu penjual dan
pembeli
a. Strategi dan pemasaran dari segi penjual dapat disingkat (4P):
b. Tempat yang strategis (place)

14
c. Produk yang bermutu (product)
d. Harga yang kompetitif (price)
e. Promosi yang gencar (promotion)
3. Sedangkan dari sudut pandang pembeli/customer, yaitu (4C)
a. Kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer needs and wants)
b. Biaya pembeli (cost to the customer)
c. Kenyamanan (convenience)
d. Komunikasi (communication)

N. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Di Klinik


Adapun jenis pendokumentasian yang dilakukan menggunakan:
a. Buku Register dan Rekam Medis (RM) ANC Kunjungan Awal dan
Kunjungan Ulang
b. Buku Register dan Rekam Medis Imunisasi
c. Buku Register dan Rekam Medis KB
d. Buku Register dan Rekam Medis Persalinan
e. Buku Register dan Rekam Medis Nifas
f. Buku Register MTBS/MTBM
g. Buku buku standar pelayanan kebidanan
h. Buku Register dan Rekam Medis Poli Gigi
i. Buku Register dan Rekam Medis Berobat
j. Buku Register dan Rekam Medis Swab
k. Format catatan medic : Antenatal, Persalinan, Nifas, Bayi baru lahir,
Keluarga berencana, Bayi sehat, Rujukan, Laporan, Surat kelahiran, Surat
kematian,Partograf, Informed consent, hasil swab

O. Cara Menjaga Mutu Klinik


Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakaian jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk penyelenggaraannya sesuai standar dan
kode etik profesi.

15
1. Dari dimensi klien, pelayanan dianggap bermutu apabila pelayanan
mampu memberikan kepuasan kepada klien (client satisfaction).
Dengan kata lain, pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang
mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan serta hak-hak klien. Aspek
pelayanan yang dianggap dapat memberikan kepuasan kepada klien
termasuk antara lain: ketanggapan, perhatian, dan keramahtamahan
yang tulus dari petugas atau penyedia pelayanan, dan waktu tunggu
yang tidak terlalu.
2. Dari dimensi penyedia layanan, pelayanan yang bermutu adalah
pelayanan yang sesuai dengan kode etik dan memenuhi standar profesi
pelayanan yang telah ditetapkan. Bagi petugas kesehatan,mutu
pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional
untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai
dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang maju, mutu peralatan
yang baik, dan memenuhi standar yang baik.
c. Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan
Menurut Lori Di Pete Brown, et al., dalam bukunya Quality
Assurance of Health Care in Developing Countries, mutu merupakan
fenomena yang komprehensif. Kegiatan menjaga mutu dapat
menyangkut satu atau beberapa dimensi yang tepat untuk pelayanan
klinis maupun manajemen pelayanan kesehatan.Delapan dimensi mutu
ini juga dapat membantu pola pikir dalam menetapkan dan
menganalisa masalah untuk mengukur sejauh mana telah mencapai
standar pelayanan kesehatan.
1. Dimensi Kompetensi teknis:
Dimensi kompetensi teknis menyangkut keterampilan,
kemampuan, penampilan, atau kinerja pemberi layanan
kesehatan.Dimensi ini berhubungan dengan bagaimana pemberi
layanan kesehatan mengikuti standar layanan kesehatan yang
telah disepakati yang meliputi ketepatan, kepatuhan, kebenaran,
dan konsistensi.Tidak dipenuhinya dimensi kompetensi teknis
dapat mengakibatkan berbagai hal, mulai dari penyimpangan kecil

16
terhadap standar layanan kesehatan, sampai pada kesalahan fatal
yang dapat menurunkan mutu layanan kesehatan dan
membahayakan jiwa pasien.
2. Dimensi Keterjangkauan atau Akses:
Artinya, layanan kesehatan harus dapat dicapai dan
dijangkau oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan
geografis, sosial, ekonomi, organisasi, dan bahasa. Akses
geografis diukur dengan jarak, lamanya perjalanan,
biayaperjalanan, jenis transportasi, dan/atau hambatan fisik lain
yang dapat menghalangi seseorang memperoleh layanan
kesehatan
3. Dimensi Efektivitas:
Layanan kesehatan harus efektif, artinya harus mampu
mengobati atau mengurangi keluhan yang ada, mencegah
terjadinya penyakit dan berkembangluasnya penyakit yang
ada.Efektivitas layanan kesehatan ini bergantung pada bagaimana
standar layanan kesehatan itu digunakan dengan tepat, konsisten,
dan sesuai dengan situasi setempat. Dimensi efektivitas
berhubungan erat dengan dimensi kompetensi teknis terutama
dalam pemilihan alternatif dalam menghadapi relative risk dan
keterampilandalam mengikuti prosedur yang terdapat dalam
standar layanan kesehatan
4. Dimensi Efisiensi:
Sumber daya kesehatan sangat terbatas.Oleh karena itu
dimensi efisiensi kesehatan sangat penting dalam layanan
kesehatan.Layanan kesehatan yang efisien dapat melayani lebih
banyak pasien dan masyarakat.Layanan kesehatan yang tidak
efisien umumnya berbiaya mahal, kurang nyaman bagi pasien,
memerlukan waktu lama, dan menimbulkan risiko yang lebih
besar pada pasien.Dengan melakukan analisis efisiensi dan
efektivitas kita dapat memilih intervensi yang paling efisien.
5. Dimensi Kesinambungan:

17
Dimensi kesinambungan layanan kesehatan artinya pasien
harus dapat dilayani sesuai dengan kebutuhannya, termasuk
rujukan jika diperlukan tanpa mengulangi prosedur diagnosis dan
terapi yang tidak perlu.Pasien harus selalu mempunyai akses ke
layanan kesehatan yangdibutuhkannya. Apabila riwayat penyakit
pasien terdokumentasi dengan lengkap, akurat, dan terkini maka
layanan kesehatan rujukan yang diperlukan pasien dapat
terlaksana dengan tepat,waktu dan tempat.
6. Dimensi Keamanan:
Dimensi keamanan maksudnya adalah layanan kesehatan
harus aman baik bagi pasien, pemberi layanan maupun
masyarakat sekitarnya. Layanan kesehatan yang bermutu harus
aman dari risiko cidera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain.
Oleh karena itu, harus disusun suatu prosedur yang akan
menjamin keamanan kedua belah pihak.
7. Dimensi Kenyamanan:
Dimensi kenyamanan tidak berpengaruh langsung dengan
efektivitas layanan kesehatan tetapi mempengaruhi kepuasan
pasien/konsumen sehingga mendorong pasien untuk datang
berobat kembali ke tempat tersebut.Kenyamanan dan kenikmatan
dapat menimbulkan kepercayaan pasien terhadap organisasi
layanan kesehatan.
8. Dimensi Informasi
Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu
memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, di
mana, dan bagaimana layanan kesehatan itu akan/atautelah
dilaksanakan. Dimensi informasi ini sangat penting pada tingkat
puskesmas dan rumah sakit.
9. Dimensi Ketetapan Waktu
Agar berhasil, layanan kesehatan harus dilakukan dalam
waktu dan cara yang tepat oleh pemberi layanan yang tepat,

18
menggunakan peralatan dan obat yang tepat, serta biaya yang
tepat (efisien).

10. Dimensi Hubungan antar Manusia


Hubungan antarmanusia adalah hubungan antara pemberi
layanan kesehatan (provider) dengan pasien atau masyarakat
(konsumen), pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat
(LSM), atau antar sesama pemberi layanan kesehatan, (dinas
kesehatan, rumahsakit, puskesmas).

19
BAB III

PENATALAKSANAAN MANAGEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

A. Pengurusan Izin Klinik


Izin dan penyelenggaraan praktik bidan diatur dalam PMK RI Nomor
9 tahun 2014 tentang klinik tentang izin dan penyelenggaraan klinik dan
berdasarkan wawancara dari bidan Widiawati, SST, SKM menjelaskan :
1. Bidan yang mendirikan klinik ini sudah memiliki Surat Tanda Registrasi
(STR)
2. Semua Staff kesehatan sudah memliki Surat Tanda Registrasi (STR)
3. Memiliki IMB (Izin Membangun Bangunan) dan sertifikat tanah yang
lengkap
4. Memiliki surat keterangan dari Kepala Puskesmas Wilayah Kecamatan
setempat.
5. Pemilik memiliki Surat Pernyataan tidak dalam sanksi profesi dan hokum
6. Pemilik merupakan anggota IBI dan memiliki kartu anggota IBI
7. Memiliki surat keterangan dari Ketua IBI Cabang/Kabupaten setempat

B. Persyaratan Pendirian Klinik


Untuk membuka klinik seorang bidan harus memenuhi beberapa
syarat seperti :
1. Menjadi anggota IBI
2. Permohonan Surat Ijin Praktek Bidan selaku Swasta Perorangan, disertai
dengan STR
3. Surat Keterangan Kepala Puskesmas Wilayah Setempat Praktek
4. Surat Pernyataan tidak sedang dalam sanksi profesi/ hokum
5. Surat Keterangan Ketua Ranting IBI Wilayah
6. Persiapan peralatan medis dan medis usaha praktek bidan secara
perorangan dengan pelayanan pemeriksaan pertolongan persalinan dan
perawatan.
7. Membuat Surat Perjanjian sanggup mematuhi perjanjian yang tertulis.
Bidan dalam menjalankan praktek harus :

20
a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal
5 tempat tidur.
c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku.
d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang
berlaku.
e. Mencantumkanizinpraktek bidannyaatau foto copy prakteknya
diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.
f. Memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk
membantu tugas pelayanannya
g. Mempunyai peralatan minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan peralatan harus tersedia ditempat prakteknya.
h. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan
sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.

C. Visi dan misi dari PMB


1. Visi
Meningkatkan Kualitas Angka Persalinan Normal di kota bengkulu
2. Misi
a. Meningkatkan Kualitas Pelayanan persalinan
b. Mengurasi resiko ibu hamil dengan komplikasi dengan cara
mengadakan kelas ibu hamil.
3. Motto
Kesembuhan Anda Adalah Prioritas Kami

D. Pengelolaan Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan di klinik berfokus pada upaya pencegahan,
promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada
ibu dan anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan
atau bantuan lain jika diperlukan, serta melakukan tindakan

21
kegawatdaruratan. Klinik juga melakukan konseling kesehatan kepada
keluarga, dan masyarakat. Kegiatan pelayanan mencakup pelayanan
antenatal dan persiapan menjadi orang tua, serta dapat meluas pada
kesehatan perempuan, kesehatan seksual, atau kesehatn reproduksi dan
asuhan anak.

E. Pelayanan di Klinik
Klinik Pratama Alwid Baroqah memberikan pelayanan yang meliputi :
1. Kesehatan
Untuk bagian kesehatan klinik melayani pasien yang ingin
konseling tentang kesehatan, pasien yang berobat dari bayi hingga lansia.
2. Asuhan Ibu hamil
Asuhan ibu hamil yang diberikan berupa Antenatal Care.
3. Asuhan Persalinan
Asuhan persalinan yang diberikan berupa ibu yang ingin bersalin
dan dipantau kala I-kala IV serta 6 jam setelah melahirkan.
4. Asuhan Nifas dan menyusui
Asuhan ibu nifas dan menyusui yang diberikan berupa asuhan nifas
2 jam, 6 jam.
5. Asuhan Bayi baru lahir
Asuhan bayi baru lahir yang diberikan yaitu memandikan bayi dan
perawatan tali pusat sampai tali pusat bayi lepas.
6. Pelayanan KB
Asuhan pelayanan KB yang diberikan yaitu Konseling KB,
pemasangan dan pelepasan IUD dan AKBK, Suntik serta Pil)
7. Imunisasi (Ibu dan Bayi)
Asuhan pelayanan imunisasi yang diberikan yaitu imunisasi
HB0.DPT-HB, BCG, polio dan campak yang dilakukan pada setiap
tanggal 8 dan 25.
8. Swab ANTIGEN DAN PCR

22
F. Langkah-Langkah dalam Manajemen Kebidanan di Klinik
1. Merancang kebutuhan untuk klinik
Dalam melakukan pelayanan kebidanan, klinik memerlukan berbagai
factor pendukung sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik
seperti
a. Man
Memerlukan petugas yang ahli seperti bidan yang sudah
berpengalaman, memiliki asisten kebidanan yang lulusan akademi
kebidanan dan memiliki STR.
b. Money
Membutuhkan beberapa anggaran sehingga dapat membeli
keperluan dan kebutuhan untuk klinik dan pasien sehingga pelayanan
yang diberikan baik dan pasien puas.
c. Material
Sarana dan prasarana pendukung yang dibutuhkan termasuk
dalam strategi manajemen kebidanan seperti menyediakan fasilitias
untuk photoshoot bagi bayi yang baru lahir. Alat-alat yang digunakan
lengkap dan bagus kuat untuk digunakan. WC , terhitung ada 4 buah
WC di Klinik Pratama Alwid Baroqah.
d. Metode
Prosedur kerja atau cara kerja staff efisien, cepat dan tepat juga
merupakan satu hal ungguh untuk klinik. Melayanin dengan ramah,
sopan dan penuh senyuman merupakan strategi dari Klinik Pratama
Alwid Baroqah.
e. Minute / Time
Jangka waktu yang digunakan di Klinik Pratama Alwid Baroqah
yang pas seperti Imunisasi dilakukan pada 1x sebulan yaitu setiap hari
sabtu pada minggu terakhir.
f. Market
Menyediakan atau menjual keperluan seperti baju bayi, popok
bayi merupakan salah satu strategi dalam melakukan menagemen
kebidanan.

23
2. Bekerja sama dengan Puskesmas, puskesmas Pembantu dan Polindes
3. SPO pelayanan di Klinik Pratama Alwid Baroqah berupa:
a. Pasien umum atau sakit
Untuk pasien umum pertama akan dilakukan pendaftaran,
kemudian dilakukan pengkajian, kemudian pemeriksaan, konseling
dan pemberian obat.
b. Pasien ibu hamil
Untuk pasien ibu hamil pertama akan dilakukan pendaftaran,
kemudian dilakukan pengkajian, kemudian pemeriksaan, konseling
dan pemberian obat.
c. Pasien bersalin
Untuk pasien bersalin pertama akan dilakukan pendaftaran,
kemudian dilakukan pengkajian, kemudian pemeriksaan, pemantauan
kemajuan persalinan, pertolongan persalinan, asuhan bayi baru lahir,
pemantauan nias hingga 6 jam, pemberian obat dan dilakukan
memandikan bayi dan perawatan tali pusat hingga tali pusat bayi
lepas.
d. Pasien KB
Untuk pasien umum pertama akan dilakukan pendaftaran,
kemudian dilakukan pengkajian, kemudian pemeriksaan dan
pemasangan KB.
e. Pasien imunisasi
Untuk pasien umum pertama akan dilakukan pendaftaran,
kemudian dilakukan pengkajian, kemudian pemeriksaan dan
pemberian Imunisasi.
f. Sitem rujukan
Untuk rujukan pasien yang berkomplikasi, tempat rujukan
sepenuhnya diserahkan oleh pasien untuk memilih, setelah pasien
memilih, dokter akan menghubungi tempat tujuan dan terakhir setelah
disetujui pasien akan dirujuk sesuai tempat rujukan pilihan.

24
G. SDM di Klinik
1. Persyaratan untuk menjadi tenaga kerja di Klinik Pratama Alwid Baroqah
yaitu :
a. Memiliki STR
b. Lulusan minimal d3 kebidanan
c. Berkeinginan tinggi untuk bekerja
2. Jika pekerjaan lembur mendapat reward dari atasan
3. jika pegawai melakukan kesalahan seperti tidak masuk saat dinas dan
tanpa kabar maka membayar hutang sesuai dinas jika tidak masuk

H. MITRA PMB
Klinik pratama alwid baroqah menjalin mitra dengan berbagai orang
seperti
a. Dokter SpOG yaitu dr Taufik Ramadan, S.POG
b. institusi pendidikan kebidanan yaitu Poltekkes Kemenkes, Sapta Bakti
dan Tri Mandiri Sakti, Universitas Bengkulu
c. BPJS
d. Puskesmas
e. Asisten bidan yang telah lulus akademi kebidanan

I. Manajemen Keuangan di Klinik


1. Klinik pratama alwid baroqah mengambil biaya pelayanan dengan tarif :
a. Pelayanan ANC
Setiap pelayanan ANC untuk pasien umum akan ditarik biaya
yang terjangkau dan untuk pasien BPJS tidak akan ditarik biaya
sama sekali.
b. Pelayanan KB
Setiap pelayanan suntik KB 1 bulan dan 3 bulan untuk pasien
umum akan ditarik biaya yang terjangkau dan untuk pasien BPJS
tidak akan ditarik biaya sama sekali.

25
c. Pelayanan Persalinan
Setiap pelayanan persalinan untuk pasien umum akan ditarik
biaya yang terjangkau dan untuk pasien BPJS tidak akan ditarik
biaya semuanya full dari BPJS kecuali jika pasien memembeli
softex, susu dll.
d. Pelayanan Imunisasi
Setiap pelayanan imunisasi akan ditarik biaya Rp. 40.000.
e. Pelayanan Konseling
Untuk pelayanan konseling tidak menarik biaya atau bisa
dibilang gratis

2. Pengeluaran pada PMB biasanya digunakan untuk keperluan sebagai


berikut:
a. Gaji Karyawan
Karyawan atau asisten bidan akan digaji berdasarkan :
Gaji pokok dan Gaji tambahan
b. Pembelian Obat
Biaya pembelian obat memerlukan biaya yang besar setiap
pembelian dan obat yang beli untuk penyimpanan selama ± 2 bulan.
c. Biaya Operasional Klinik (listrik, telepon)
Biaya pembayaran listrik di klinik yaitu memerlukan biaya
yang cukup besar setiap bulannya.

J. Sumber Dana Klinik


Sumber dana Klinik didapatkan melalui Dana Sendiri. Dana sendiri
didapatkan dari tabungan mandiri Bidan yang dirasa cukup untuk digunakan
baik dari segi pembangunan, dan kelengkapan alat.

K. CARA PEMBUANGAN LIMBAH DI Klinik


Cara pengelolaan limbah di Klinik yaitu :
1. Sampah non medis (rumah tangga)

26
Di berbagai sudut ruangan terdapat tempat sampah yang sudah
diberi plastic hitam untuk menampung sampah seperti bekas makan,
kertas dll. Sampah setiap pagi atau ketika saat sudah penuh akan dibuang
atau diletakkan di depan rumah dan sampah akan diangkut oleh tukang
sampah yang sudah di bayar oleh bidan Widiawati, SST, SKM sebagai
pemilik klinik.
2. Sampah Medis
a. Barang yang sudah bersentuhan dengan pasien dan darah
Sampah medis seperti bekas handscoon, kasa underpat yang
bekas bersalin akan dikumpulkan menjadi satu dan sampah akan di
bawa pulang oleh pasien berserta plasenta dan akan dikubur di rumah
pasien.
b. Benda-benda tajam
Sampah benda-benda tajam seperti spuit, jarum, vial dan
ampul akan dikumpulkan di dalam safety box yang selalu berada di
ruangan khusus seperti ruang berobat dan bersalin, ketika kotak safety
box full sampah akan di serahkan ke puskesmas.

J. Strategi pemasaran Klinik


Strategi pemasaran yang dilakukan oleh bidan Widiawati, SST, SKM yaitu :
1. Tempat yang strategis (place)
Tempat klinik yang strategis yaitu terletak dipingir jalan yang
banyak dilalui oleh kendaraan.
2. Produk yang bermutu (product)
Produk-produk yang diberikan baik dan bermutu. Seperti obat yang
diberikan baik dan bagus jauh dari tanggal kadarluarsa. Pelayanan yang
diberikan juga baik serta bagus
3. Harga yang kompetitif (price)
Harga yang diberikan sesuai dengan pelayanan yang diberikan dan
kondisi ekonomi dari pasien dimana jika ada pasien tidak mampu biaya
akan dikurangin bahkan untuk pasien yang benar-benar tidak mampu
untuk membayar akan dibebaskan dari biaya.

27
4. Promosi yang gencar (promotion)
Promosi dilakukan melalui via whatsapp, instagram serta
pembicaraan anatara pasien ke pasien.
5. Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasien,
Biaya pembeli juga menyesuaikan dengan kondisi ekonommi pasien,
memberikan Kenyamanan untuk pasien dan melakukan Komunikasi yang
baik.

K. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Di Klinik


Adapun jenis pendokumentasian yang dilakukan menggunakan:
1. Buku Register
Buku register di Klinik terbagi menjadi buku registrasi untuk ANC,
buku registrasi untuk pasien umum atau berobat, buku registrasi
Imunisasi, Buku Register untuk KB, Buku Register untuk Persalinan,
Buku Register untuk imunisasi, buku registrasi untuk poli gigi, buku
register swab.
2. Format catatan medic
Format pencatatan medic di klinik terbagi menjadi Rujukan,
Laporan, Surat kelahiran, Surat kematian, Partograf dan Informed
consent, hasil swab.
3. Laporan
Pelaporan yang ditulis dan dirangkum secara bulanan dan laporan
akan dilaporan ke puskesmas bagian wilayah setempat. Untuk puskesmas
wilayah klinik akan mengantarkan laporan langsung ke puskesmas basuki
rahmat.

L. Cara Menjaga Mutu Klinik


Cara menjaga mutu, yaitu
1. Petugas bekerja secara totalitas seperti memberikan ketanggapan,
perhatian, dan keramahtamahan yang tulus dari petugas atau penyedia
pelayanan, dan waktu tunggu yang tidak terlalu.

28
2. Petugas memberikan pelayanan yang sesuai dengan kode etik dan
memenuhi standar profesi pelayanan yang telah ditetapkan sesuai dengan
ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang maju, mutu peralatan yang baik,
dan memenuhi standar yang baik.
3. Memberikan pelayanan yang baik seeperti menyediahkan mobil yang
diperlukan ketika merujjuk pasien.
4. Memberikan Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan mampu
mengobati atau mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya
penyakit dan berkembangluasnya penyakit yang ada.
5. Berusaha memenuhi kebutuhan pasien seperti memberikan kenyamanan
untuk pasien, bersikap ramah dan sopan kepada pasien sehingga dapat
menimbulkan rasa saling percayaterhadap pasien dan bidan.
6. Pelayanan dilakukan dalam waktu yang cepat namun efesien serta tepat,
menggunakan peralatan, cara dan obat yang tepat, serta biaya yang sesuai.

29
BAB IV

PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN
Bidan merupakan seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan dan diakui sesuai  kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau
memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan. Bidan
sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat
harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program
pemerintah untuk pembangunan dalam negeri, salah satunya dalam aspek
kesehatan.
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider)
diharapkan mampu melaksanakan pelayanan kebidanan dengan baik. Dalam
hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mampu mengelola
segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang di harapkan.
Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman mengenai
dasar - dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen menjadi bagian
penting dalam meningkatkan pelayanan pada praktik mandiri bidan.
Sesuai dengan Permenkes No 9 tahun 2014 tentang klinik diperlukan
syarat-syarat tertentu, misalnya persyaratan akademik, manajerial, lokasi, dan
lain sebagainya. Sebelumnya Bidan Widiawati, SST, SKM telah membuka
Praktik Mandiri Bidan nya sampai saat ini PMBnya sudah diperluas menjadi
Klinik Pratama Alwid Baroqah sudah mampu melakukan managemen
kebidanan dengan baik dan mampu melakukan pengembangan, ia selalu
memberikan pelayanan sepenuh hati dimana ia ingin mencegah terjadinya
AKB dan AKI hal ini sudah sesuai dengan Visi, Misi dan Motto beliau.
Manajemen pelayanan yang terdapat pada klinik sudah memenuhi unsur
pokok perencanaan dimulai dari input (orang, uang, sarana prasarana,

30
prosedur kerja, waktu, pemasaran), proses, pengeluaran berupa kepuasan
pasien, effect berupa perubahan sikap dan pengetahuan dari masyarakat.
Menjemen pengelolaan keuangan sudah dilakukan dengan baik.Tarif
pelayanan sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku saat ini, dimana sesuai
dengan standar yang berlaku di wilayah setempat. Sistem pencatatan dan
pelaporan juga telah di laksanakan sesuai dengan PMK Tahun 2014.
Pengelolaan limbah medis Klinik bekerjasama dengan PT untuk
pembuangan sampah benda tajam dapat dilakukan melalui kerjasama dengan
institusi yang memiliki instalasi pengelolaan limbah.

B. ANALISIS
Dalam pelaksanaannya Klinik Pratama Alwid Baroqah pelaksanaan
manajemen di Klinik sudah memenuhi syarat dan ketentuan, memberikan
pelayanan sesuai dengan SOP dalam memberikan pelayanan.

31
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam praktek ini, kami memahami pelaksanaan manajemen pelayanan
secara nyata tentang praktek yang diberikan pada Praktik Managemen
Pelayanan Kebidanan Komprehensif.Praktik yang diberikan pada mahasiswa
berjalan sesuai teori. Selain itu dari pengkajian di Klinik Pratama Alwid
Baroqah ini kami dapat:
1. Mengetahui cara pengurusan pendirian Klinik
2. Mengetahui persyaratan pendirian Klinik
3. Mampu menetapkan visi misi dan Motto di Klinik
4. Mampu melakukan Pengelolaan pelayanan kebidanan di Klinik
5. Mampu mengetahui langkah-langkah dalam manajemen kebidanan di
Klinik
6. Mampu melakukan Pengelolaan keuangan dan SDM di Klinik
7. Mampu mempromosikan pemasaran di Klinik
8. Mengetahui siistem pencatatan dan pelaporan Klinik
9. Mengetahui cara menjaga mutu Klinik
10. Mengetahui pegolaan limbah di Klinik

B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang
managemen pelayanan kebidanan di Klinik Pratama Alwid Baroqah.
2. Bagi Klinik Pratama Alwid Baroqah
Diharapkan dapat mempertahankan Managemen pelayanan kebidanan
yang telah ada dan tetap memberikan pelayanan yang maksimal kepada
pasien.

32
LAMPIRAN

33
34
35
36

You might also like