You are on page 1of 11

TUGAS MAKALAH

FISIOTERAPI PADA ULKUS DIABETIKUM

Disusun Oleh :

Irwan Amirul Fauzan Ismail

1910306225

Program Studi Fisioterapi Profesi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Aisyiyah
Yogyakarta
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini ditulis guna melengkapi tugas pada Program
Studi Profesi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Penyusun menyadari sepenuhnya atas keterbatasan kemampuan dan pengetahuan sehingga
makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penyusun
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT atas segala rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah ini dapat selesai dengan
tepat waktu,
2. Bapak/Ibu pembimbing kampus Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
3. Teman-teman sejawat Profesi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah
Yogyakarta.
Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini, namun
penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan masih jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya pada penyusun.

Magelang, 31 Juli 2020


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai


dengan hiperglikemia dan intoleransi glukosa yang terjadi karena kelenjar
pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat yang atau karena
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif atau
keduaduanya (WHO, 2011).
Prevalensi menurut World Health Organization (WHO), bahwa
sekitar 150 juta orang menderita diabetes melitus di seluruh dunia, dan
jumlah ini mungkin dua kali lipat pada tahun 2025. Sebagian besar kenaikan
ini akan terjadi di negara-negara berkembang dan akan disebabkan oleh
pertumbuhan populasi,penuaan, diet tidak sehat, obesitas dan gaya hidup.
Pada tahun 2025, sementara kebanyakan penderita diabetes di negara maju
yang berusia 65 tahun atau lebih, di negara-negara berkembang kebanyakan
berada di kelompok usia 45-64 tahun dan terpengaruh pada usia produktif
mereka.
Menurut Purwanti (2013), bahwa di Indonesia terdapat 1785 penderita
DM yang sudah mengalami komplikasi seperti, neuropati (63,5%), retinopati
(42%), nefropati (7,3%), makrovaskuler (16%), mikrovaskuler (6%), dan luka
kaki diabetik (15%) sedangkan angka kematian akibat ulkus kaki diabetik dan
ganggren mencapai 17-23% serta angka amputasi mencapai 15-30%, selain
itu angka kematian 1 tahun pasca amputasi sebesar 14,8%. Hal ini didukung
oleh data Riskesdas (2013), bahwa kenaikan jumlah penderita ulkus diabetika
di Indonesia dapat terlihat dari kenaikan prevalensi sebanyak 15%.
Salah satu komplikasi dari diabetes melitus adalah masalah pada kaki
yang biasa disebut ulkus kaki diabetes. Presentase penderita kaki diabetik
menempati urutan ke 5 komplikasi dari diabetes melitus yaitu sebesar 8.7%
(Riskesdas, 2013). Kaki diabetes yang tidak dirawat dengan baik akan mudah
mengalami luka, dan akan cepat berkembang menjadi ulkus kaki. Orang yang
mengidap penyakit diabetes melitus lebih tinggi resikonya mengalami
masalah kaki karena berkurangnya sensasi rasa nyeri setempat (neuropati)
sehingga
membuat penderita tidak menyadari dan sering mengabaikan luka yang
terjadi. Salah satu upaya pencegahan primer pada pengelolaan kaki diabetic
mempunyai tujuan untuk mencegah luka kaki secara dini, untuk menghindari
kerusakan lebih lanjut dan tidak timbul ulkus yang dapat mengakibatkan
tindakan amputasi.
Dalam hal ini fisioterapi sendiri mempunyai wewenang dan tanggung
jawab dalam meningkatkan kesejateraan dan kesehatan lansia dengan terus
melakukan tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Salah
satunya tugas fisioterapis dalam dunia kesehatan ikut berperan dalam
menangani kasus integumen dengan berbagai kondisi untuk membantu proses
penyembuhan dan pengembalikan fungsi anggota tubuh. Sesuai dengan
PERMENKES No 80 tahun 2013 Bab I, pasal 1 ayat 2 dicantumkan bahwa:
“Fisioterapi adalah betuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi
(Permenkes, 2013).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari ulcus diabetikum ?
2. Apa saja tanda dan gejala dari ulcus diabetikum?
3. Apa saja klasifikasi ulcus diabetikum ?
4. Apa saja ciri – ciri ulcus diabetikum ?
5. Apa saja grade ulcus diabetikum ?
6. Apa etiologi dari ulcus diabetikum?
7. Bagaimana patofisiologi dari ulcus diabetikum?
8. Bagaimana proses penanganan fisioterapi pada kasus ulcus diabetikum?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui definisi dari ulcus diabetikum


2. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari ulcus diabetikum
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari ulcus diabetikum
4. Untuk mengetahui ciri – ciri khusus dari ulcus diabetikum
5. Untuk mengetahui grade dari ulcus diabetikum
6. Untuk mengetahui etiologi dari ulcus diabetikum
7. Untuk mengetahui patofisiologi dari ulcus diabetikum
8. Untuk mengetahui proses penanganan fisioterapi pada kasus ulcus
diabetikum

D. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pendalaman penulis tentang ulcus
diabetikum dan cara penanganan fisioterapi pada pasien ulcus diabetikum

2. Manfaat bagi fisioterapi


Untuk menambah pengetahuan untuk teman sejawat fisioterapi dalam
pemberian penanganan fisioterapi pada pasien ulcus diabetikum

3. Manfaat bagi pasien


Untuk memberi edukasi tentang ulcus diabetikum dan bagaimana cara
penanganan ulcus diabetikum dari segi fisioterapi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Ulkus diabetikum adalah suatu luka terbuka pada lapisan kulit sampai
ke dalam dermis, yang biasanya terjadi di telapak kaki karena disfungsi
makrovaskuler dan mikrovaskuler serta kerusakan perfusi jaringan pada
diabetes mellitus (Paul et al., 2013).
Ulkus diabetik merupakan permasalahan yang sudah sering muncul
sekarang dimana luka pada kaki penderita diabetes mellitus yang diakibatkan
karena suatu infeksi yang menyerang sampai ke dalam jaringan subkutan.
Apabila luka ulkus diabetik ini tidak dilakukan perawatan yang baik maka
proses penyembuhan akan lama, dan faktor-faktor resiko infeksi semakin
tinggi bahkan apabila infeksi sudah terlalu parah seperti terjadi neuropati
perifer maka dapat juga dilakukan amputasi guna mencegah adanya pelebaran
infeksi ke jaringan yang lain.

B. TANDA DAN GEJALA


1. Ada tanda inflamasi berupa edema, panas, merah pada kulit
2. Ulkus yang berbau disertai adanya pus yang dicurigai mengalami infeksi.
3. Adanya nyeri neuropatik (rasa terbakar, ditusuk,)
4. Hilangnya sensasi pada kulit

C. KLASIFIKASI
Ulkus diabetikum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: neuropathic
ulcer, ischaemic ulcer dan neuroischaemic ulcer (Paul et al., 2013).
Klasifikasi Ulkus diabetikum dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Neuropathic Ulcer
Neuropati diabetik terjadi pada 60-70% individu DM. Neuropati
diabetik yang paling sering ditemukan adalah neuropati perifer dan
autonomik. Diabetik neuropati menimbulkan nyeri yang disebut nyeri
neuropatik yaitu nyeri yang mendahului atau disebabkan oleh lesi atau
disfungsi primer sistem saraf. Nyeri Neuropatik diabetika ditandai dengan
rasa terbakar, ditusuk, ditikam, kesetrum, disobek, tegang, diikat. Insiden
komplikasinya meningkat sejalan dengan lamanya penyakit dan tingginya
hiperglikemia. Penderita diabetes lama diperkirakan lebih dari 50% akan
menderita neuropati diabetika (Singh et al., 2013)

2. Ischaemic Ulcer (Arterial Ulcer)


Klien diabetik dengan ichemic ulcer 15% sampai dengan 25% dan
berkembang menjadi ischemic ulcer. Penyebabnya adalah disfungsi
microangiopathy dimana terjadi neuropati dan perfusi jaringan yang
rendah pada kapiler darah daerah luka. Faktor resikonya adalah diabetes
melitus lebih dari 10 tahun khususnya pada klien dengan glukosa darah
yang tidak terkontrol (Usatine, 2011).

3. Neuroischaemic Ulcer
Neuroischaemic adalah kombinasi dari efek diabetic neuropathy dan
ischaemia, yang diakibatkan oleh disfungsi mikrovaskuler dan kerusakan
perfusi jaringan pada kaki penderita diabetes (Paul et al., 2013).

D. Ciri-ciri khusus ulkus diabetikum


No. Ciri – ciri Neuropathic Ischaemic Neuroischaemic
1. Sensasi Sensasi Nyeri Perlahan –
menurun menyakitkan lahan hilang
2. Callus / Ada dan tebal Nekrosis Sedikit calulus,
neckrosis mudah nekrosis
3. Area luka Merah muda Pucat, sedikit Sedikit
dan granulasi granulasi granulasi
4. Suhu kaki Hangat Dingin Dingin
5. Denyut Ada denyut Tanpa denyut Tanpa denyut
6. Lain – lain Kulit kering Perbaikan luka Risiko infeksi
dan pecah lambat tinggi
7. Lokasi Metatarsal, Dekat tepi Bagian pinggir
khusus tumit, jari kuku kaki, kaki dan jari
diantara jari kaki
kaki, kaki
samping
8. Prevalence 35% 15% 50%
9. Gambar

Sumber: Paul et al. (2013)

E. Grade

Menurut Jain (2012) klasifikasi ulkus pada kaki diabetes sebagai berikut:

Klasifikasi ulkus menurut WAGNER


Grade Lesi
0 Tidak ada luka terbuka
1 Ulkus superficial
2 Ulkus meluas sampai ligament, tendon, kapsula sendi atau
fasia dalam tanpa abses, osteomielitis atau sepsis sendi
3 Ulkus dalam dengan abses, osteomielitis atau sepsis sendi
4 Gangren yang terbatas pada kaki bagian depan atau tumit
5 Gangren yang meluas meliputi seluruh kaki

Sumber: Jain (2012)

F. ETIOLOGI
Beberapa etiologi yang menyebabkan ulkus/gangren diabetik meliputi
neuropati, penyakit arterial, tekanan dan deformitas kaki. Neuropati
disebabkan karena peningkatan kadar gula darah yang lama sehingga
menyebabkan kelainan vaskuler dan metabolik. Secara keseluruhan, penderita
diabetes mempunyai kemungkinan besar menderita atherosclerosis, terjadi
penebalan membrane basalis kapiler, hialinosis arteriolar, dan proliferasi
endotel. Hilangnya sensasi pada kaki akan menyebabkan tekanan yang
berulang, injuri dan fraktur, kelainan struktur kaki, tekanan yang terus
menerus dan pada akhirnya terjadi kerusakan jaringan lunak.

G. PATOFISIOLOGI
Terjadinya Ulkus diabetikum akibat kelainan makrovaskuler dan
mikrovaskuler. Kelainan makrovaskuler berhubungan dengan aterosklerosis
yang menyebabkan penyempitan arteri besar dan sedang pada kaki bagian
bawah melalui proses aterogenesis akibat hipertrigliserimia,
hiperkolesterolemia dan penurunan kadar HDL. Kondisi ini berdampak pada
penurunan suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan iskemik dan
kesulitan mempertahankan jaringan normal dalam melawan infeksi. Kelainan
mikrovaskuler berupa abnormalitas kapiler dan venula yang diakibatkan
terjadinya perubahan struktur penebalan membran basal endotel sebagai
akibat gangguan toleransi glukosa kronis, glikosilasi nonenzimatik kolagen
dan proteoglikan serta genetik. Kelainan mikrovaskuler lainnya terbentuknya
trombosit kapiler yang dapat menutupi pembuluh darah kemudian
kompensasi yang terjadi adalah arterio-venous shunting (Sari, 2017).

H. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
Strategi untuk menurunkan edema meliputi: kontraksi otot aktif,
penggunaan alat kompresi, elevasi, merangsang kontraksi otot dengan
simulasi listrik (musle milking), Range of Motion Pasive, masase, pergerakan
pasif, dan compression wraps. Penatalaksanaan edema untuk mengurangi
edema meliputi :

1. Cold yaitu membantu mengurangi selama fase inflamasi karena


pemberian aplikasi dingin menyebabkan vasokontriksi, mengurangi
metabolisme rata-rata, menurunkan aliran darah arteriole dan
menurunkan permeabilitas kapiler dan infiltrasi kapiler.
2. Elevation yaitu menggunakan gravitasi untuk meningkatkan aliran vena
dan limpatik dari kaki. Tekanan hidrostatik terjadi karena gaya berat
darah di dalam pembuluh darah. Vena perifer dan tekanan arteri
dipengaruhi oleh gravitasi. Pembuluh darah yang lebih tinggi dari
jantung gravitasi akan meningkat dan menurunkan tekanan perifer
sehingga mengurangi edema.
3. Simple Lymphatic Drainage bertujuan meningkatkan aliran limpatik.
Stimulasi sistem limpatik akan membantu berkurangnya edema.
4. Pergerakan aktif dimana otot yang berkontraksi akan memompa
pembuluh darah vena dan saluran limpatik sehingga edema pada daerah
distal berkurang.
5. Compressive Bandages bertujuan membantu aliran limpatik dan
memberikan kekuatan pada tekanan hidrostatik. Penggunaan kompresi
pada tahap penyembuhan luka akut untuk mengurangi pembengkakan
pada daerah penyembuhan luka.
6. Kinesio Taping yaitu menurunkan edema didasarkan konsep melindungi
pembuluh darah yang statis memfasilitasi darah dan sistem limpatik
meningkat sirkulasinya.
7. High Volt Pulsed Stimulation merupakan salah satu cara meningkatkan
simulasi listrik dan agar protein plasma tidak menurun.
8. Intermitten Pneumatic Compression direkomendasikan untuk
menurunkan edema dengan tekanan 25 mmHg dan 60 mmHg
(Villeco & Otr, 2012).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan


metabolik yang ditandai dengan adanya hiperglikemia yang disebabkan
oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin, atau keduanya. Ulkus kaki
diabetic merupakan komplikasi akibat gejala neuropati yang
menyebabkan hilang atau berkurangnya rasa nyeri di kaki, sehingga
apabila penderita mendapat trauma akan sedikit atau tidak merasakan
nyeri sehingga mendapatkan luka pada kaki. Penatalaksanaan ulkus kaki
diabetik harus dilakukan dengan segera meliputi kendali metabolik,
kendali vaskular, kendali infeksi, kendali luka, kendali tekanan, dan
penyuluhan.

B. SARAN
Tercapainya suatu tindakan medis ditentukan oleh kerjasama tim
medis dan pasien serta keluarga pasien itu sendiri. Dalam mencapai
keberhasilan program tindakan fisioterapi diharapkan pasien melakukan
latihan sesuai yang dianjurkan oleh fisioterapi agar tidak terjadi luka
secara berulang.

You might also like