Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1910306225
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini ditulis guna melengkapi tugas pada Program
Studi Profesi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Penyusun menyadari sepenuhnya atas keterbatasan kemampuan dan pengetahuan sehingga
makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penyusun
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT atas segala rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah ini dapat selesai dengan
tepat waktu,
2. Bapak/Ibu pembimbing kampus Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
3. Teman-teman sejawat Profesi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah
Yogyakarta.
Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini, namun
penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan masih jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya pada penyusun.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari ulcus diabetikum ?
2. Apa saja tanda dan gejala dari ulcus diabetikum?
3. Apa saja klasifikasi ulcus diabetikum ?
4. Apa saja ciri – ciri ulcus diabetikum ?
5. Apa saja grade ulcus diabetikum ?
6. Apa etiologi dari ulcus diabetikum?
7. Bagaimana patofisiologi dari ulcus diabetikum?
8. Bagaimana proses penanganan fisioterapi pada kasus ulcus diabetikum?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini adalah:
D. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pendalaman penulis tentang ulcus
diabetikum dan cara penanganan fisioterapi pada pasien ulcus diabetikum
A. DEFINISI
Ulkus diabetikum adalah suatu luka terbuka pada lapisan kulit sampai
ke dalam dermis, yang biasanya terjadi di telapak kaki karena disfungsi
makrovaskuler dan mikrovaskuler serta kerusakan perfusi jaringan pada
diabetes mellitus (Paul et al., 2013).
Ulkus diabetik merupakan permasalahan yang sudah sering muncul
sekarang dimana luka pada kaki penderita diabetes mellitus yang diakibatkan
karena suatu infeksi yang menyerang sampai ke dalam jaringan subkutan.
Apabila luka ulkus diabetik ini tidak dilakukan perawatan yang baik maka
proses penyembuhan akan lama, dan faktor-faktor resiko infeksi semakin
tinggi bahkan apabila infeksi sudah terlalu parah seperti terjadi neuropati
perifer maka dapat juga dilakukan amputasi guna mencegah adanya pelebaran
infeksi ke jaringan yang lain.
C. KLASIFIKASI
Ulkus diabetikum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: neuropathic
ulcer, ischaemic ulcer dan neuroischaemic ulcer (Paul et al., 2013).
Klasifikasi Ulkus diabetikum dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Neuropathic Ulcer
Neuropati diabetik terjadi pada 60-70% individu DM. Neuropati
diabetik yang paling sering ditemukan adalah neuropati perifer dan
autonomik. Diabetik neuropati menimbulkan nyeri yang disebut nyeri
neuropatik yaitu nyeri yang mendahului atau disebabkan oleh lesi atau
disfungsi primer sistem saraf. Nyeri Neuropatik diabetika ditandai dengan
rasa terbakar, ditusuk, ditikam, kesetrum, disobek, tegang, diikat. Insiden
komplikasinya meningkat sejalan dengan lamanya penyakit dan tingginya
hiperglikemia. Penderita diabetes lama diperkirakan lebih dari 50% akan
menderita neuropati diabetika (Singh et al., 2013)
3. Neuroischaemic Ulcer
Neuroischaemic adalah kombinasi dari efek diabetic neuropathy dan
ischaemia, yang diakibatkan oleh disfungsi mikrovaskuler dan kerusakan
perfusi jaringan pada kaki penderita diabetes (Paul et al., 2013).
E. Grade
Menurut Jain (2012) klasifikasi ulkus pada kaki diabetes sebagai berikut:
F. ETIOLOGI
Beberapa etiologi yang menyebabkan ulkus/gangren diabetik meliputi
neuropati, penyakit arterial, tekanan dan deformitas kaki. Neuropati
disebabkan karena peningkatan kadar gula darah yang lama sehingga
menyebabkan kelainan vaskuler dan metabolik. Secara keseluruhan, penderita
diabetes mempunyai kemungkinan besar menderita atherosclerosis, terjadi
penebalan membrane basalis kapiler, hialinosis arteriolar, dan proliferasi
endotel. Hilangnya sensasi pada kaki akan menyebabkan tekanan yang
berulang, injuri dan fraktur, kelainan struktur kaki, tekanan yang terus
menerus dan pada akhirnya terjadi kerusakan jaringan lunak.
G. PATOFISIOLOGI
Terjadinya Ulkus diabetikum akibat kelainan makrovaskuler dan
mikrovaskuler. Kelainan makrovaskuler berhubungan dengan aterosklerosis
yang menyebabkan penyempitan arteri besar dan sedang pada kaki bagian
bawah melalui proses aterogenesis akibat hipertrigliserimia,
hiperkolesterolemia dan penurunan kadar HDL. Kondisi ini berdampak pada
penurunan suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan iskemik dan
kesulitan mempertahankan jaringan normal dalam melawan infeksi. Kelainan
mikrovaskuler berupa abnormalitas kapiler dan venula yang diakibatkan
terjadinya perubahan struktur penebalan membran basal endotel sebagai
akibat gangguan toleransi glukosa kronis, glikosilasi nonenzimatik kolagen
dan proteoglikan serta genetik. Kelainan mikrovaskuler lainnya terbentuknya
trombosit kapiler yang dapat menutupi pembuluh darah kemudian
kompensasi yang terjadi adalah arterio-venous shunting (Sari, 2017).
H. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
Strategi untuk menurunkan edema meliputi: kontraksi otot aktif,
penggunaan alat kompresi, elevasi, merangsang kontraksi otot dengan
simulasi listrik (musle milking), Range of Motion Pasive, masase, pergerakan
pasif, dan compression wraps. Penatalaksanaan edema untuk mengurangi
edema meliputi :
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Tercapainya suatu tindakan medis ditentukan oleh kerjasama tim
medis dan pasien serta keluarga pasien itu sendiri. Dalam mencapai
keberhasilan program tindakan fisioterapi diharapkan pasien melakukan
latihan sesuai yang dianjurkan oleh fisioterapi agar tidak terjadi luka
secara berulang.