You are on page 1of 34

MODUL PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

Disusun Oleh :
apt. Ani Haerani S.Farm., M.Farm
apt. Sendy Triansyah S.Farm., MMRS

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG

1
VISI DAN MISI INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

Visi :

Menjadi institut kesehatan yang unggul dan berwawasan global pada tahun
2045.

Misi :

1. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan yang sesuai dengan standar


akademik.
2. Menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan perkembangan ilmu
kesehatan.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat.
4. Mengembangkan kerjasama tingkat nasional dan internasional guna
mendukung kompetensi dan pemberdayaan lulusan.
5. Melaksanakan manajemen dan tata kelola institusi yang efektif dan efisien.

i
VISI MISI FAKULTAS FARMASI

Visi :
Menjadi program pendidikan sarjana farmasi yang unggul dan berwawasan
global dalam keilmuan dan teknologi sediaan bahan alam pada tahun 2045.

Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana farmasi sesuai dengan standar
nasional dengan integritas kemanusiaan guna menghasilkan lulusan
yang memiliki kompetensi unggul dalam keilmuan dan teknologi
sediaan bahan alam yang berdaya saing nasional dan internasional.
2. Menyelenggarakan penelitian untuk mendukung dan mengembangkan
ilmu di bidang sarjana farmasi khususnya keilmuan dan teknologi
sediaan bahan alam yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat atas dasar tanggung
jawab sosial demi kepentingan kemanusiaan khususnya dalam
keilmuan dan teknologi sediaan bahan alam.
4. Mengembangkan kerjasama dalam bidang kefarmasian tingkat nasional
dan internasional guna mendukung kompetensi dan pemberdayaan
lulusan.
5. Meningkatkan kualitas manajemen dan tata kelola penyelenggaraan
pendidikan kefarmasian secara efektif dan efisien

ii
VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

Visi :
Menjadi program pendidikan sarjana farmasi yang unggul dan berwawasan
global dalam keilmuan dan teknologi sediaan bahan alam pada tahun 2045.

Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana farmasi sesuai dengan standar
nasional dengan integritas kemanusiaan guna menghasilkan lulusan
yang memiliki kompetensi unggul dalam keilmuan dan teknologi
sediaan bahan alam yang berdaya saing nasional dan internasional.
2. Menyelenggarakan penelitian untuk mendukung dan
mengembangkan ilmu di bidang sarjana farmasi khususnya keilmuan
dan teknologi sediaan bahan alam yang bertujuan untuk kesejahteraan
manusia.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat atas dasar
tanggung jawab sosial demi kepentingan kemanusiaan khususnya
dalam keilmuan dan teknologi sediaan bahan alam.
4. Mengembangkan kerjasama dalam bidang kefarmasian tingkat
nasional dan internasional guna mendukung kompetensi dan
pemberdayaan lulusan.
5. Meningkatkan kualitas manajemen dan tata kelola penyelenggaraan
pendidikan kefarmasian secara efektif dan efisien

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia- Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penataan“ Materi Praktikum Farmakognosi”
untuk program riset Sarjana Farmasi Institut Kesehatan Rajawali.
Materi Praktikum ini terbuat untuk menolong mahasiswa agar dapat
melakukan praktikum dengan baik. mudah- mudahan dengan terdapatnya materi
praktikum ini dapat memberikan kontribusi terhadap kenaikan wawasan dan
uraian mahasiswa dalam menempuh mata kuliah Farmakognosi.
Terima kasih kami tujukan kepada pihak yang telah membantu pada
penataan materi praktikum Farmakognosi.

Bandung,……2021

Penyusun

iv
PETUNJUK PENGGUNAAN

1. Praktikan diwajibkan mengenakan jas lab pada saat diruangan laboratorium


untuk mengurangi terjadinya kesalahan /terserang bahan kimia dan jas lab
wajib dibuka di luar laboratorium.
2. Praktikan di wajibkan mengenakan pelindung kaki, serta masker saat
pelaksanaan praktikum.

3. Tidak diperbolehkan makan, merokok, dan minum di laboratorium.

4. Praktikan tidak diperbolehkan berdialog diluar materi serta dilarang membuat


gaduh.

5. Praktikan mensterilkan meja laboratorium saat sebelum atau sesudah bekerja.

6. Pada saat pengambilan reagen cair harus memakai pipet dengan bantuan ball
pipet.
7. Jika terjadi kecelakaan semacam kebakaran, terdapat tertelan atau terhirup
bahan kimia segera laporkan.
8. Penguapan pelarut untuk bahan mudah terbakar harus dilakukan di dalam
lemari asam.
9. Cuci tangan sebelum dan sesudah praktikum.
10. Toleransi keterlambatan 15 menit saat sebelum praktikum dimulai.

11. Praktikan yang tidak mengikuti kuis tanpa keterangan tidak akan
mendapatkan nilai kuis, tapi jika izin terlebih dahulu maka dapat mengikuti
kuis susulan.

12. Syarat masuk ke laboratorium yaitu praktikan harus membawa jurnal dan laporan.

13. Praktikan yang tidak membawa laporan karena tertinggal, senantiasa


diperbolehkan mengikuti praktikum, namun wajib membawa laporan yang
tertinggal pada hari itu pula serta memberikannya pada dosen koordinator.

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

PETUNJUK PENGGUNAAN ....................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR KOMPETENSI ............................................................................... vii

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... viii

PENDAHULUAN ............................................................................................. ix

KARAKTERISTIK MAHASISWA ............................................................... x

SASARAN PEMBELAJARAN ...................................................................... x

METODE PEMBELAJARAN ........................................................................ xii

BAB 1 ................................................................................................................. 1

BAB 2 ................................................................................................................. 6

BAB 3 ................................................................................................................. 9

BAB 4 ................................................................................................................. 12

BAB 5 ................................................................................................................. 15

BAB 6 ................................................................................................................. 19

BAB 7 ................................................................................................................. 22

vi
DAFTAR KOMPETENSI

1. Pengenalan Miksroskop dan Cara Penggunaannya


2. Pengenalan Simplisia dan Alat Praktikum
3. Praktikum Pembuatan Simplisia
4. Praktikum Mengidentifikasi Simplisia Secara Miksroskopi
5. Praktikum Identifikasi Polifenol, Saponin, Tanin dan Kuinon
6. Praktikum Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopi
7. Praktikum Pembuatan Eksrak

vii
DAFTAR PUSTAKA

Utama:
Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia jilid VI. Depkes RI, Jakarta.Depkes
RI, 1995. Farmakope Indonesia Jilid VI, Depkes RI, Jakarta.

Gunawan, Didik dan Sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid I.
PenebarSwadaya, Jakarta.

Leswara. 2005. Buku Ajar Kimia Organik, Ari Cipta, Jakarta.

viii
PENDAHULUAN

Farmakognosi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari asal bahan alami


yang digunakan sebagai sumber bahan obat-obatan.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak masyarakat sudah mengetahui


sebagian dari tanaman merupakan obat. Sebagian dari masyarakat menggunakan
tanaman sebagai sumber bahan makanan, sedangkan dalam bidang farmasi,
tanaman dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan obat-obatan.

Sejarah kemajuan teknologi, kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya


seorang farmasi harus mengenal mengenai jaringan yang terdapat dalam tanaman
khususnya simplisia yang dapat dijadikan sebagai obat.

Pengetahuan tersebut perlu kita pelajari supaya pengetahuan kita semakin


berkembang, mengenai jaringan di dalam suatu simplisia.

ix
KARAKTERISTIK MAHASISWA

Mahasiswa yang mengikuti Modul praktikum Farmakognosi adalah :


1. Mahasiswa TK II Semester IV Program Studi Sarjana Farmasi
2. Terdaftar di SIAK sebagai mahasiswa aktif prodi Sarjana Farmasi pada semester
berjalan.

SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu :


1. Mengenal bagian, fungsi dari mikroskop (S9, P1).
2. Dapat menjelaskan jenis-jenis simplisia dan mengenal alat-alat
labolaturium yang digunakan pada praktikum farmakognosi (S9, P1).
3. Menjelaskan prinsip dan melakukan pembuatan simplisia (S9, P1).
4. Mengenal simplisia bagian daun, rimpang maupun kulit batang secara
mikroskopis. (S9, S12, KK1, P2).
5. Mampu mengenal atau mengidentifikasi senyawa yang terdapat /
terkandung pada simplisia seperti flavonoid, saponin, dan tanin. (S9,
KK1,P1).
6. Mampu mengenal perbedaan amilum yang biasanya digunakan dalam
sediann farmasi. (S9, KK1, P1).
7. Menjelaskan dan melakukan cara pembuatan ekstrak dengan teknik
maserasi. (S9, KK1, P1).

x
Sub-CPMK:

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu:


1. Mengenal bagian, fungsi dari mikroskop (S9, P1).
2. Menjelaskan beberapa simplisia, mengetahui alat laboratorium (S9, P1).
3. Menjelaskan prinsip dan melakukanpembuatan simplisia (S9, P1)
4. Menjelaskan, membedakan simplisia daun, kulit batang dan rimpang
dengan cara mikroskopis. (S9, S12, KK1, P2).
5. Menjelaskan dan mampu mengidentifikasi flavonoid, saponin, dan tanin
pada serbuk simplisia . (S9, KK1,P1).
6. Menjelaskan dan membedakan macam amilum yang digunakan dalam
sediaan farmasi. (S9, KK1, P1)
7. Menjelaskan dan melakukan cara pembuatan ekstrak dengan teknik
maserasi. (S9, KK1, P1)

xi
METODE PEMBELAJARAN

Software :

• Video

• E learning

• Youtube

Hardware :

• In focus

• Papan tulis

• Buku

xii
BAB I
PENGENALAN MIKROSKOP DAN CARA PENGGUNAANNYA

Tujuan Praktikum

Mahasiswa mampu mengenal dan menjelaskan bagian dan fungsi dari mikroskop

Dasar Teori
Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)
Mikroskop cahaya adalah suatu benda untuk melihat sel mikroorganisme yang tidak
dapat dilihat oleh penglihatan kita. Berikut merupakan penjelasan mengenai
metode tata laksana bagian serta spesifikasi

Alat

1
Mikroskop
Bahan
-

Cara Kerja
a. Mengendalikan Letak Mikroskop
Alat ini disimpan dengan seksama di meja dengan letak yang tepat.
b. Mengendalikan Pencahayaan
1. Mikroskop yang sumbernya sinar matahari, hendaknya dipakai dimeja
dekat jendela. Tidak menyimpan dekat cahaya matahari secara
langsung.
2. Sumber mikroskop dengan sinar lampu digunakan dengan memasang
lampu 15 cm dibagian muka mikroskop.

3. Sumber cahaya mikroskop tetap di dasar alat lebih mudah digunakan


dengan cara menekan tombol untuk menyalakan lampu.
4. Tombol pengatur diafragma gunanya untuk mengamati Sedikit
banyaknya sinar yang masuk pada mata dan untuk mencerahkan objek
yang diatur . Makin luas permukaan diafragma, semakin meningkat
jumlah cahaya yang tembus, dan sebaliknya.
c. Menemukan Objek
1. Meletakkan slide (spesimen) dibagian atas meja mikroskop, tepat di
atas lubangnya. Penjepit pada mikroskop berguna untuk menjepit slide.
2. Pasang seseuai ketentuan hingga terdengar bunyi “klik”.

3. Turunkan tabung dari atas objek dengan pemutar kasar.


4. Simpan lampu di depan cermin, jika memakai sumber cahaya dari luar.
Tempatkan mikroskop dekat jendela, jika memakai cahaya matahari.
Nyalakan tombol untuk menyalakan lampu, jika mikroskop sudah
dipasangi lampu.
5. Mengatur banyaknya cahaya yang masuk dengan membuka diafragma
iris dan mengatur cermin.
6. Melihat/ mengamati pada lubang pengamat. Cari objek yang jelas
dengan memutar tombol pemutar halus naik atau turun.

2
7. Setelah diperoleh objek dengan bidang pandang yang jelas, putar
cakram mikroskop untuk mengarahkan lensa objektif perbesaran kuat
tepat di atas objek.
8. Agar diperoleh pandangan yang jelas, diatur kembali melalui pemutar
halus, sambil mengamati melalui lubang pengintai.

d. Menyiapkan Preparat

1. Objek mikroskopis dapat langsung diamati di bawah mikroskop.


Namun, objek makroskopis harus mengambil sebagian dari objek itu.
Objek yang diamati tersebut kemudian diwujudkan dalam sebuah
preparat.
2. Preparat (spesimen) merupakan sediaan bahan yang akan diamati.
Preparat dibagi menjadi dua, yaitu preparat basah dan preparat kering.
Pembuatan preparat membutuhkan alat berupa kaca benda (slide), kaca
penutup, objek pengamatan, dan medium. Medium yang digunakan
harus sesuai dengan tujuannya, seperti air, gliserin, cairan pewarna. Air
digunakan sebagai medium bagi mikroorganisme air yang ingin
diamati gerakannya. Pewarna dipakai sebagai medium bagi objek yang
ingin diamati bagian-bagiannya.
3. Jenis pewarna disesuaikan dengan kebutuhan. Bagian jaringan yang
diamati diharapkan akan menyerap pewarna tertentu dan memberikan
warna berbeda/ kontras dengan struktur lain di sekelilingnya.
4. Gliserin dipakai sebagai media untuk mengamati objek yang akan
diperbesar dengan lensa berkekuatan tinggi. Media diteteskan di atas
kaca benda dengan volume yang cukup untuk menenggelamkan objek.
5. Spesimen dibuat dengan mengiris bahan setipis mungkin, melintang
atau membujur. Spesimen diletakkan di atas kaca benda tepat di tengah
dengan menggunakan pinset.
6. Di atas spesimen, ditetesi medium dengan memakai pipet. Selanjutnya,
spesimen ditutup dengan kaca penutup. Salah satu sisi kaca ditekan
perlahan dengan jari, sedangkan sisi yang lain diturunkan perlahan-
lahan dengan jarum.

3
Pertanyaan Praktikum

1) Jelaskan prinsip Mikroskop!


2) Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian dari Mikroskop!
3) Sebutkan dan Jelaskan fungsi dari setiap bagian Mikroskop

4
BAB II
PENGENALAN SIMPLISIA DAN ALAT PRAKTIKUM

Tujuan Praktikum ::

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan berbagai contoh simplisia


2. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan alat-alat praktikum

Dasar Teori
Menurut FI Edisi III, definisi simplisia yaitu bahan alam yang digunakan sebagai
obat yang belum di proses melalui pengolahan apapun, kecuali dinyatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan .

3 golongan simplisia yaitu :

1. Simplisia Nabati, merupakan gabungan antara tanaman utuh,bagian


tanaman, eksudat tanaman. Eksudat tanaman yaitu isi sel yang dengan
spontan keluar dari tanaman. Contoh eksudat tanaman adalah bahan nabati
zat yang dengan metode tertentu dipisahkan dari tanamannya.

2. Simplisia Hewani merupakan simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat


berguna yang diperoleh dari hewan dan belum berupa bahan kimia murni.

3. Simplisia Mineral berupa yaitu pelikan atau mineral yang belum diolah atau
telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni.

Alat

1. Mikroskop,

2. Kaca penutup,

5
3. Kaca Objek,

4. Alat gelas praktikum,

Bahan

1. Simplisia bunga Cengkeh,

2. Simplisia daun singkong,

3. Simplisia daun jambu biji,


4. Simplisia daun sirih,
5. Simplisia daun rambutan,

6. Simplisia Lada Hitam,

7. Simplisia rimpang kunyit,

8. Simplisia rimpang kencur,

9. Simplisia temulawak,

10. Simplisia Kumis Kucing.

6
Cara Kerja

1. Siapkan peralatan dan bahan bahan yang dipakai

2. Pada jurnal dan laporan pada hasil praktikum :

- Gambarkan / Foto macam alat yang dipakai pada praktikum

- Tuliskan nama latin, Nama resmi dan klasifikasi taksonomi


tanaman.(Simplisia)
3. Pada Laporan resmi :

- Jelaskan macam-macam fungsi alat tersebut.

- Tuliskan nama latin, nama resmi, klasifikasi, taksonomi tanaman, khasiat dan
kandungan kimia.

5. Gambar simplisia yang diamati.

Pertanyaan Praktikum
1. Jelaskan definisi dari simplisia?

2. Ada berapa golongan simplisia?

3. Jelaskan pengertian daroi setiap golongan simplisia!

7
BAB III

PEMBUATAN SIMPLISIA

Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan tahapan tahapan pembuatan simplisia

Dasar Teori
Sumber simplisia nabati yang menjadi tanaman obat adalah faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas simplisia. Tanaman obat berupa tumbuhan liar ini berupa
tanaman budidaya. Berikut ini adalah tahapan- tahapan pembuatan simplisia: .
a. Pengumpulan Bahan Baku
Senyawa aktif yang ada pada bagian dalam tanaman berkaitan dengan
waktu panennya. Waktu panen yaitu disaat bagian tanaman mengasilkan
senyawa dalam jumlah yang melimpah.
b. Sortasi Basah
Umumnya tujuannya yaitu untuk membuang kotoran dan bahan asing lain
dari bahan simplisia. Contoh memisahkan bahan asing seperti tanah, kerikil,
rumput yang menempel pada simplisia.
c. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainya yang
melekat pada simplisia.
d. Perajangan
Perajangan bahan simplisia bertujuan untuk memudahkan proses
pengeringan. Tanaman yang baru diambil disimpan di bawah terik matahari
selama 24 jam lalu dirajang.

e. Pengeringan
Pada tahap ini memberikan simplisia yang kuat, tahan lama, sehingga dapat
disimpan dalam jangka waktu panjang.

Alat

8
1. Pisau
2. Nampan
3. Bak cuci
4. Kain berwarna gelap

Bahan
1. Rimpang Temulawak,
2. Rimpang Kunyit,
3. Rimpang Jahe.

Cara Kerja

1. Siapkan rimpang yang akan digunakan pada praktikum

2. Lakukan sortasi basah pada rimpang temulawak/ rimpang kunyit/ rimpang


jahe
3. Timbang 250 gram simplisia, catat dan letakan dinampan.
4. Bersihkan/ cuci dan tiriskan.

5. Lakukan perajangan pada rimpang, lalu pengupasan pada buah atau biji dan
pemotongan pada akar, batang dan ranting.

6. Keringkan simplisia berdasarkan jenis bagian tumbuhan yang digunakan

7. Timbanglah dan berartnya di catat

8. Lakukan Sortasi kering.

9. Setelah simplisia kering, lakukan pengepakan lalu masukan ke dalam kertas


payung, beri label dan tempatkan lah di tempat yang kering

10. Hitunglah rendemen dari simplisia

Pertanyaan Prakrikum
Jelaskan tahapan pembuatan simplisia!

9
BAB IV
IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

Tujuan Praktikum :.
Mahasiswa dapat mengetahui macam macam pemeriksaan untuk menilai simplisia
Mahasiswa dapat mengidentifikasi simplisia secara mikroskopi

Dasar Teori

Terdapat 5 macam cara menilai pemeriksaan simplisia:

1. Pemeriksaan Organoleptis

Pemeriksaan Organoleptis merupakan cara dengan menggunakan panca


indera seperti pemeriksaan terhadap bentuk, bau, dan rasa. Pemeriksaan secara
organoleptis harus dilakukan terlebih dahulu sampai memberikan hasil yang baik,
setelah itu barulah dilakukan pemeriksaan yang lainnya.

2. Pemeriksaan Mikroskopis

Pemeriksaan mikroskopis merupakan pemeriksaan terhadap irisan melintang


terhadap serbuk.

3. Pemeriksaan Fisika

Pemeriksaan fisika seperti (kelarutan , bobot jenis, titik lebur, titik beku,
rotasi optik, kadar air, sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet, pengamatan
mikroskopik dengan sinar polarisasi).

4. Pemeriksaan Kimia

Terdapat 2 sifat yaitu pemeriksaan bersifat kualitatif dan kuantitatif.

5. Pemeriksaan Biologi

Pemeriksaan ini menetapkan potensi zat berkhasiat.

10
Alat

1. Kaca Objek,

2. Cover Glass,

3. Mikroskop,

4. Gelas kimia,

5. Pipet tetes,

6. Tabung reaksi,

7. Bunsen,

8. Penangas air.

Bahan
1. Larutan Kloralhidrat

2. Serbuk daun singkong

3. Serbuk daun rambutan

4. Serbuk daun sirih

5. Serbuk rimpang kencur

6. Serbuk rimpang Jahe

7. Serbuk rimpang kunyit

Prosedur Kerja
1. Simpan serbuk simplisia diatas kaca objek secukupnya setelah itu tetesi
dengan larutan kloralhidrat.
2. Simpan diatas spiritus lalu hangatkan tetapi jangan sampai mendidih. Setelah
itu tutup dengan cover glass, amatilah dengan mikroskop menggunakan

11
perbesaran kuat atau lemah.
3. Amatilah ciri khusus dari setiap simplisia yang diamati.
4. Gambar hasil yang telah diamati, dan beri nama pada gambar simplisia yang
diamati.

Pertanyaan Praktikum

Uraikan nama tanaman, nama tanaman asal dan keluarga dari simplisa yang
diamati!

12
BAB V
MENGIDENTIFIKASI POLIFENOL, SAPONIN, TANIN DAN KUINON

Tujuan Praktikum :

Dapat menjelaskan dan mengidentifikasi kandungan flavonoid, saponin,


dan tanin pada serbuk simplisia.

Teori
Terdapat obat kimia yang kurang efektif dalam pengobatan penyakit
seseorang, maka dari itu digunakan tumbuhan sebagai bahan obat. Tentunya
sebelum bahan obat itu digunakan sebagai obat, harus ada pengujian kualitas atau
mutu yang harus dilakukan. Diantaranya yaitu uji organoleptik, makroskopik,
mikroskopij, dan secara kimia. Selain itu, juga harus mengetahui kandungan dari
tumbuhan tersebut agar tumbuhan yang digunakan tepat sasaran dalem penentuan
khasiat kandungan.
Untuk mendapat kemurnian, untuk mengetahui senyawa yang terkandung
dalam tumbuhan maka dilakukan pengamatan atau identifikasi pada simplisia, uji
kemurnian dan skrinning fitokimia.
Agar suatu bahan diketahui golongan kimianya maka dilakukan dengan
cara mengidentifikasi kandungan kimia dan skrinning fitokimia. Sebelum
menentukan cara atau metode ekstrasi , dilakukan pengujian pendahuluan untuk
mengidentifikasi golongan senyawa yang terdapat pada tumbuhan tersebut.
1. Polifenol
Mengidentifikasi polifenol dengan mencampuran serbuk simplisia
dengan air 10 ml, lalu dipanaskan selama 10 menit , kemudian disaring saat
masih panas, lalu didiamkan sampai dingin. Setelah dingin ditambah
dengan pereaksi besi (II) klorida sebanyak 3 tetes.Sampel yang mengandung
fenolat akan terjadi perubahan menjadi warna biru.uji polifenol termasuk uji
adanya flavonoid yaitu dengan cara melarutkan kurang lebih 1 ml larutan
ekstrak dengan 1-2 ml metanol 50% lalu dipanaskan pada suhu 50%. dan
apabila sudah dingin, tambahkan logam Mg dan HCL pekat 4-5 tetes.

13
perubahan warna merah atau jingga pada filtrat menunjukan adanya
flavonoid.

2. Saponin
Saponin akan membentuk busa jika dikocok dan busa akan tetap
ada atau tidak hilang walaupun ditambahkan asam

3. Tanin
enyawa yang mempunyai gugus hidroksi fenolik yang banyak
terdapat ditumbuhan. daun, batang, buah merupakan bagian tempat
terdapatnya tanin. letak tanin pada tumbuhan, terpisah dari enzim
sitoplasma dan protein.fungsi dari tanin diantaranya yaitu sebagai penolak
hewan pemakan tumbuhan

4. Kuinon

Kuinon merupakan senyawa berwarna, memiliki kromofor dasar


seperti kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas 2 gugus karbonil yang
berkonjugasi dengan 2 ikatan rangkap karbon–karbon.

Alat
1. Pipet Tetes,
2. Tabung Reaksi,
3. Penangas Air,
4. Bunsen,
5. Penjepit,

Bahan
1. FeCl3
2. Larutan gelatin 1 %
3. HCl 2 N
4. Larutan KOH

14
Prosedur Kerja
1. Identifikasi Senyawa Polifenol
Ekstrak kental dituangkan ke dalam tabung reaksi yang sudah
dipanaskan dengan air selama 15 menit. Kemudian disaring pada saat masih
panas. Setelah dingin, filtrat lalu ditetesi pereaksi besi (III) klorida (FeCl3).
Senyawa fenol ditandai dengan terbentuk warna hijau hingga biru kehitaman.
2. Identifikasi Senyawa Tanin
Ekstrak kental ditambahkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan
air lalu dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit, kemudian disaring
panas-panas. Filtrat lalu ditetesi larutan gelatin 1%. Senyawa tanin ditandai
dengan terbentuknya endapan berwarna putih.
3. Identifikasi Senyawa Saponin
Ekstrak kental ditambahkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan
air lalu dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit, kemudian disaring
panas-panas. Setelah dingin, filtrat dikocok kuat secara vertikal selama 30
detik. Senyawa saponin ditandai dengan terbentuknya busa setinggi kurang
lebih 1 cm yang persisten selama beberapa menit dan tidak hilang juga setelah
ditambahkan asam klorida (HCl 2N) atau setelah didiamkan selama 20 menit.
4. Identifikasi Senyawa Kuinon
Ekstrak kental dalam tabung reaksi dipanaskan didalam air
penangas air selama 15 menit. lalu disaring, filtrat diteteskan Larutan KOH.
Terbentuknya warna kuning hingga merah menunjukkan adanya senyawa
golongan kuinon.

Pertanyaan Praktikum
Apa saja yang dihasilkan dari identifikasi senyawa polifenol, tanin, saponin dan
kuinon?

15
BAB VI
IDENTIFIKASI AMILUM SECARA MIKROSKOPI DAN KIMIAWI

Tujuan
Dilakukannya praktikum ini agar mahasiswa mampu dan mengetahui cara
mengidentifikasi secara kimiawi dan mikroskopi serta mengetahui macam amilum
yang digunakan pada praktikum
Teori
Biasanya pada umbi, daun, batang dan biji-bijian banyak mengandung
amilum. Dalam farmasi, amilum digunakan sebagai bahan tambahan, pengikat,
penghancur dalam pembuatan sediaan farmasi.
Suspensi amilum dapat digunakan sebagai antidotum terhadap keracunan
iodium dan yang dapat digunakan sebagai emolien yaitu amilum gliserin, selain itu
untuk basis supositoria juga.Struktur anatomi dari butir amilum yaitu terlihat
adanya lapisan mengelilingi hilus, itu disebut dengan lanela.
Amilum eksentris, yaitu hilumnya terletak di pinggir . lapisan dalam lanela
terbentuk karena adanya pemadatan molekul dan kadar airnya berbeda pada awal
pertumbuhan tiap lapisan

Alat

1. Object glass,

2. cover glass,

3. beaker glass,

4. pipet tetes,

5. tabung reaksi,

6. bunsen.

Bahan :

1. Pati beras,

2. Pati gandum,

3. Pati jagung,

16
4. Pati singkong,

5. Aquadest,

6. Larutan iodium,

Prosedur Kerja

1. Pemeriksaan amilum dengan larutan iodium

Dibuat larutan amilum sebanyak 2% lalu panaskan selama 5 menit hingga


mendidih setelah itu dinginkan. Setelah dingin masukan ke dalam tabung reaksi
lalu tambahkan 3 tetes larutan iodium. Setelah itu catat perubahan yang terjadi lalu
bandingkan hasilnya dengan literatur

Warna setelah ditambah iodium


No. Amilum
Sebelum dipanaskan Setelah
dipanaskan
1. Amilum oryzae (Pati

beras)
2. Dst.....

2. Pemeriksaan amilum secara mikroskopi

Siapkan amilum lalu letakan diatas object glass, setelah itu tetesi dengan sedikit
air lalu tutup dengan cover glass. Lihat dan amati pada mikroskop dengan
perbedaran kuat dan lemah. lalu amati bentuk amilum dari masing masing jenis
tanaman tersebut.

3. Gambar hasil pengamatan yang diamati

Sebutkan nama amilum yang telah diamati dan tunjukan bagian-bagian amilum
yang telah diamati tersebut

17
4. Jelaskan dan sebutkan asal, klasifikasi dan taksonomi dari amilum yang
diamati

Pertanyaan Praktikum
1. Jelaskan pengertian dari amilum
2. Sebutkan jenis amilum yang digunakan pada praktikum?

BAB VII

18
PEMBUATAN

Tujuan Praktikum
Dilakukannya praktikum ini agar mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan
prosedur pembuatan ektrak dengan metode maserasi

Teori
Ekstrasi merupakan proses memisahkan bahan dari bahan campurannya
menggunakan pelarut dimana hal tersebut berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan yang tidak saling larut yang berbeda.
Maserasi dan perkolasi merupakan metode dasar yang dilakukan pada
ekstrasi. Metode maserasi dan perkolasi akan dipilih dilihat dari faktor bahan yang
akan dipilih seperti sifat dari bahan tersebut.

Metode Ekstraksi

1. Ekstraksi Dilakukan dengan 2 cara yaitu dingin (Maserasi dan Perkolasi) dan
panas (Refluks, Soxhlet, Digesti, Infus, Dekok)

2. Destilasi

diantaranya ada uap & air

3. Ekstraksi dengan cara lain

Alat
• Maserator,

• Batang pengaduk,

• Corong Buchner,

• Kertas saring,

19
• Beaker glass 100 ml,

• Botol untuk menampung hasil saringan (maserat),

• Evaporator,

• Waterbath,

• Gelas untuk menampung ekstrak kental.

Bahan

1. Serbuk Daun Sirsak,

2. Air (perbandingan daun sirsak : Air : 1:4).

Prosedur Kerja

1. Hitung rendemen ekstrak

2. Siapkan bahan lalu timbang serbuk dari daun sirih dengan berat 1 kg

3. Masukkan kedalam toples kaca untuk metode maserasi

4. Tambahkan air dimana perbandingan antara serbuk daun dan air sebanyak 1:4

5. Setelah itu tutup toples kaca lalu dibiarkan selama 2 hari dengan suhu kamar
terlindung dari cahaya

6. Toples kaca ditutup dengan alumunium foil lalu diaduk berulang kali sampai
serbuk dan air tercampur rata.

7. Ambil filtrat dari serbuk dan air yang sudah di maserasi menggunakan kain
flanel

8. Lakukan pengulangan atau remaserasi

9. Semua ekstrak yang diperoleh dikumpulkan lalu diuapkan sampai didapatkan


ekstrak kental

10. Hitunglah jumlah rendemen ekstraknya

20
Pertanyaan Praktikum
1. Jelaskan yang dimaksud dengan ekstrasi?
2. Sebutkan dan jelaskan macam metode ekstrasi!

21

You might also like