You are on page 1of 6

Segmented Income Statements

Jadi, saat perusahaa mempersiapkan segmented income statements. Laporan ini dapat digunakan
sebagai pennetu keputusan dan analisis titik imbas, tetapi pasti akan terjadi kesalahan umum pada
laporan

Deciosin Making

Jika melihat kembali pada exhibit 6-8 dibagian segment ke 3, yaitu paling bawah
Sales-channel segment margin untuk retail stores kita mengalami kerugian sebesar 3000 dollar.
Karena kerugian ini ProphetMax(Perusahaan) berpikir apakah dengan kita tidak melanjutkan retail
stores sales channel(direct to consumer,like sales teams, dealers, retail,affiliater) seberapa besar
impact dari profitnya. Lalu perusahaan juga percaya bahwa dengan online sales ini dapat naik
sebesar 10% karna tidak melanjutkan kembali retail stores sales channel. Jika kita menghilangkan
sales channel, maka sales, variable expenses, dan traceable fixed expenses akan hilang, maka 3000
dollar dapat dihilangkan dengan menghilangkan kerugian ini maka secara langsung juga kita
meningkatkan net operating incomenya sebesar 3000 dolla, lalu untuk keuntungan lainnya seperti
yang saya bilang sebelumnya akan ada kenaikkan sebesar 10%. 10% ini darimana ? dari kepercayaan
perusahaan atau bisa dibilang dikira2. Kita kan menganggap total traceable fixed expenses itu 15.000
dollar tidak berubah, lalu contribution margin rationya 63%. 63% ini dari contributin margin online
sales dibagi salesnya (63,000:100,000). Selanjutnya, bila online sales increase 10,000 dollar yang dari
salesnya naik 10% (100,000x10%) maka kita akan mendapatkan Online sales segment contributin
marginnya 6.300 dollar. Next slide, Jadi impact dari ketidakberlanjutan retail stores sales channelnya
dapat disimpulkan sebagai berikut..... tabel

Break-Even Analysis

Berdasarkan data di exhibit 6-8 bagian ini akan menjelaskan bagaimana hubungan compute
companywide (Seluruh perusahaan) dan segment break even point untuk perusahaan dengan
traceable fixed expenses-nya. Kita mulai dengan prespective dari companywide-nya, formula untuk
break even point bagi seluruh product perusahaan dengan traceable fixed expensesnya dapat
dilihat, bahwa

Lalu, untuk formula break-even point untuk business segment

Lalu, untuk consumer products division sama dengan formulanya

Dari business segmetn dan consumer produk divisi ini kita ketahui bahwa ini bertotal
315.000 dollar yang mana ini lebih kecil 160.000 dollar dibanding companywide. Apa yang
menyebabkan hal ini? Ini disebabkan bahwa bagian break even point ini tidak memasukan company
common fixed expenses, maka dari itu seluruh perusahaan net operating loss sebesar 85,500 dollar
yang sesuai dengan common fixed expensesnya

Pindah kebagian Common mistakes,

Perusahaan sering kali membuat kesalahan saat assigning costs to segments, maka dari itu
dibagian ini ada 3 kesalahan umum yang dibuat perusahaan.

1. Omission of costs (Penghilangan biaya)


Kita ketahui bahwa biaya yang dibebankan ke suatu segmen harus mencakup semua
atribut biaya yang dapat diatribusikan ke segment tersebut dari seluruh rantai nilai
perusahaan (from research and development, through product design,
manufacturing, marketing, distribution, and customer service, are required to bring
a product or service to the customer and generate sales.)
Tetapi, hanya biaya manfaktur yang dimasukkan ke biaya produksi pada absorption
costing, yang dimana dianggap salah satu persyaratan external financial reporting.
Maka dari itu untuk menghindari 2 sistem biaya maka perusahaan bisa juga
menggunakan absorption costing sebagai laporan internal. Karena hal ini
perusahaan menghilangkan analisis profitabilitas mereka atau seleuruh biaya
upstream(research and development and product design, ) dan downstream costs
(marketing, distribution, and customer service) dengan menghilangnya 2 biaya ini
menyesebatkan undercosted dan manajemen akan mengalami kerugian dalam
jangka panjang tanpa menyadari develop and maintain produk.

2. Inappropriate Methods for Assigning Traceable Costs among segments (Metode yang tidak
tepat untuk menetapkan biaya yang daoat ditelusuri di antara segmen)
Hal ini terjadi karna dua hal, yaitu
- Failure to trace costs direcly
Jadi, suatu biaya yang dapat dispecific ke suatu segment harus berada di
segment yang tepat dan tidak boleh dialokasi ke segment lain (Misalnya,
sewa kantor cabang perusahaan asuransi harus dibebankan langsung ke
kantor cabang daripada dimasukkan ke dalam kumpulan overhead
perusahaan dan kemudian disebarkan ke seluruh perusahaan.)
- Inappropriate Allocation Base (Basis alokasi yang tidak pantas
Misalnya, beberapa perusahaan mengalokasikan beban penjualan dan
administrasi berdasarkan pendapatan penjualan. Jadi, jika suatu segmen
menghasilkan 20% dari total penjualan perusahaan, segmen tersebut akan
dialokasikan 20% dari beban penjualan dan administrasi perusahaan sebagai
“bagian yang adil”. Prosedur dasar yang sama ini diikuti jika harga pokok
penjualan atau ukuran lain digunakan sebagai dasar alokasi.
3. Arbitrarily Dividing Common Costs among Segments(Membagi Biaya Umum secara
Sewenang-wenang di antara Segmen)
Misalnya, beberapa perusahaan mengalokasikan biaya umum gedung kantor pusat
perusahaan ke produk pada laporan segmen. Namun, dalam perusahaan
multiproduk, tidak ada satu produk pun yang mungkin bertanggung jawab atas
sejumlah besar biaya ini. Bahkan jika suatu produk dihilangkan seluruhnya, biasanya
tidak akan ada pengaruh yang signifikan terhadap biaya pembangunan kantor pusat
perusahaan. Singkatnya, tidak ada hubungan sebab-akibat antara biaya gedung
kantor pusat perusahaan dan keberadaan satu produk.

Income Statements-AN external reporting perspective

Companywide income statements

Secara langsung, absorption costing sesuai dengan external report according GAAP
sedangkan IFRS mengharuskan absorption costing dikarenakan biaya dan kemungkinan kebingungan
dalam memelihara dua sistem penetapan biaya yang terpisah (pelaporan eksternal dan satu lagi
untuk pelaporan internal)
absorption costing is also attractive to many accountants and managers because they
believe it better matches costs with sales. Advocates of absorption costing argue that all
manufacturing costs must be assigned to products in order to properly match the costs of producing
units of product with their sales. The fixed costs of depreciation, taxes, insurance, supervisory
salaries, and so on, are just as essential to manufacturing products as are the variable costs.
Advocates of variable costing argue that fixed manufacturing costs are not really the costs of any
particular unit of product. These costs are incurred to have the capacity to make products during a
particular period and will be incurred even if nothing is made during the period. Moreover, whether
a unit is made or not, the fixed manufacturing costs will be exactly the same. Therefore, variable
costing advocates argue that fixed manufacturing costs are not part of the costs of producing a
particular unit of product, and thus, the matching principle dictates that fixed manufacturing costs
should be recognized as an expense in the current period

Segmented Financial Information

US GAAP dan IFRS mengharuskan perusahaan publik memasukkan data keuangan dan data lain yang
tersegmentasi dalam laporan tahunan mereka dan bahwa laporan tersegmentasi yang disiapkan
untuk pengguna eksternal harus menggunakan metode dan definisi yang sama dengan yang
digunakan perusahaan dalam laporan tersegmentasi internal yang disiapkan untuk membantu dalam
membuat keputusan operasi. Ini adalah ketentuan yang sangat tidak biasa karena perusahaan
biasanya tidak diharuskan untuk melaporkan data yang sama kepada pengguna eksternal yang
digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan internal. Persyaratan ini menciptakan insentif bagi
perusahaan publik untuk menghindari penggunaan format kontribusi untuk laporan tersegmentasi
internal. Segmented contribution format income statement berisi informasi penting yang seringkali
sangat enggan diungkapkan oleh perusahaan kepada publik (dan karenanya pesaing). Selain itu,
persyaratan ini menimbulkan masalah dalam rekonsiliasi laporan internal dan eksternal.

Appendix 6a super variable costing

Super Variable Costing adalah saat direct labor dan manufacturing overhead costs dianggap
fixed period costs dan hanya direct materials yang dianggap variable product cost

AN example

Income statement
134,000 = 20,000+74,000+40,000

Variable costing income statement

Direct Labor 10,000 dari aircraft tiap bulan 2 unit produksinya berarti (20,000:2)

Reconciliation of super variable costing and varible costing income

Dapat diketahui dari tabel sebelumnya, net operatingnya berbeda di bulan february dan maret yang
dimana perbedaannya adalah variable costing ferbruary berbeda 10,000 lebih besar (53,000)
sedangkan pada maret berbeda 10,000 ;ebih kecil (109,000)

Hal ini terjadi karena pada februari kita membuat 2 airplant tpi terjual hanya 1 dan bulan
selanjutnya kita masih punya beginning inventory berupa 1 air plant dan kita berhasil menjual 3
airplant

Kesimpulannya, bagaimana perusahaan itu meberlakukan biaya tenaga kerja langsung, jika
dianggap biaya variabel sistem biaya dapat mendorong manajer untuk memperlakukan biaya tenaga
kerja sebagai biaya yang harus diminimalkan ketika penjualan menurun dan ini dapat mengakibatkan
berkurangnya semangat kerja dan akhirnya masalah ketika bisnis meningkat. Kedua, dalam
praktiknya, manajemen mungkin memiliki sedikit kemampuan untuk menyesuaikan tenaga kerja
langsung bahkan jika mereka menginginkannya, yang mengakibatkan situasi di mana biaya tenaga
kerja langsung sebenarnya tetap. Dalam kedua kasus, memperlakukan biaya tenaga kerja langsung
sebagai variabel dapat menyebabkan keputusan yang buruk. Pendekatan super variable costing
mengatasi masalah ini dengan memperlakukan biaya tenaga kerja sebagai biaya tetap

You might also like