Professional Documents
Culture Documents
Insya Allah Judul 3 Ok
Insya Allah Judul 3 Ok
prasekolah
Disaat sekarang ini akibat pandemi COVID-19 mewajibkan anak-anak agar belajar di
rumah karena diberlakukannya lockdown dan physical distancing. Pembelajaran
daring/online/jarak jauh. Akibatnya, gadget menjadi media mengatasi masalah bagi anak-anak
untuk mengerjakan tugas dari guru. Tujuannya untuk mendeskripsikan persepsi orang tua
dalam memanfaatkan durasi penggunaan gadget untuk anak usia dini saat situasi pandemi
COVID-19
Padahal penggunaan gadget yang berlebihan bisa membawa dampak cukup besar
bagi tumbuh kembang anak. Salah satunya perihal berkurangnya aktivitas fisik yang
seharusnya dilakukan anak. Selain itu, dampak negatif lain dari penggunaan gadget adalah
bila durasinya terlalu lama digunakan bisa berakibat pada mata dan otak. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa dampak penggunaan gadget terlalu lama, yaitu: terganggunya
pertumbuhan otak, kurang tidur, kelainan mental, sifat agresif serta radiasi.
Sehingga saya tertarik untuk mengajukan judul tentang hubungan pola makan dan
pola tidur dengan mpenggunaan gadget pada anak prasekolah jika terdapat hubungan
diharapkan dapat melakukan intervensi dengan perlu adanya batasan durasi dalam
menggunakan gadget pada anak. Dengan melibatkan orang tua atau anggota keluarga lainnya
sebaiknya melakukan antisipasi dengan cara selalu mengontrol dan mengawasi anak dalam
penggunaan gadget atau dengan membatasi durasi penggunaan gadget dan lebih cerdas
dalam memilih maupun memilah aplikasi yang terdapat di gadget. Orang tua juga harus
selalu mendampingi anak ketika menggunakan gadget. Sehingga hal ini dapat mengurangi
aktivitas yang berdampak buruk bagi perkembang anak prasekolah .
Lampiran Jurnal :
PENELITIAN
HUBUNGAN PENGGUNAAN GADGET DENGAN
PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL ANAK
PRASEKOLAH DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Riyanti Imron*
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang
Anak-anak yang menggunakan gadget jumlahnya meningkat dua kali lipat dari 38 persen menjadi 72%
antara 2011 dan 2013. Menurut Departemen Kesehatan RI 0,4 juta (16%) balita Indonesia mengalami
gangguan perkembangan sosial dan emosional. Dari studi pendahuluan diperoleh databahwa anak yang
penggunaan gadgetnya rendah, 67% menunjukkan perkembangan sosial dan emosional yang baik. Anak
yang penggunaan gadgetnya tinggi, 71% mengalami hambatan perkembangan sosial dan emosional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan sosial
dan emosional anak prasekolah. Penelitian ini menggunakan desain analitik cross sectional. Jumlah
sampel merupakan total populasi sebanyak 96 responden. Data penelitian dikumpulkan dengan
menggunakan kuisioner. Analisis data univariat menggunakan persentase dan analisis bivariat
menggunakan uji chi square. Hasil analisis univariat menunjukkan penggunaan gadget rendah sebanyak
63% dan perkembangan sosial dan emosional baik sebanyak 50,6%. Hasis analisis bivariat dengan uji chi
square menunjukkan nilai p=0,001 (p < 0,05), nilai ini menyatakan ada hubungan penggunaan gadget
dengan perkembangan sosial dan emosional anak prasekolah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada
hubungan penggunaan gadget dengan perkembangan sosial dan emosional anak prasekolah. Dari
penelitian ini diharapkan para pendidik dapat memberikan materi kepada orang tua saat kegiatan
parenting tentang pentingnya mengontrol dan mengawasi anak-anaknya dalam penggunaan gadget
menggunakan media yang menarik dan mudah dimengerti seperti leaflet, video, atau slide.
[3]
Penggunaan gadget yang berlebihan PAUD Percontohan Tunas Ceria Tanjung
akan membawa dampak buruk bagi Bintang pada tanggal 11 Juli 2017 terdapat
perkembangan sosial dan emosional anak. 96 anak usia 3-6 tahun pada tahun ajaran
Dampak buruk penggunaan gadget pada 2016/2017. Peneliti mengambil sampel 10
anak antara lain anak menjadi pribadi murid. Studi pendahuluan tersebut di dapat
tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, hasil bahwa siswa yang penggunaan
perilaku kekerasan, pudarnya kreativitas, dan gadgetnya tinggi ada 30% dan yang
ancaman cyberbullying penggunaan gadgetnya rendah ada 70%.
(Iswidharmanjaya, 2014). Pada anak yang penggunaan gadgetnya
World health organitation (WHO) rendah, 67% yang menunjukkan
melaporkan bahwa 5-25% anak-anak usia perkembangan sosial dan emosional yang
prasekolah menderita disfungsi otak minor, baik. Anak yang penggunaan gadgetnya
termasuk gangguan perkembangan (Widati, tinggi, 71% mengalami hambatan
2012). Departemen kesehatan RI Dalam perkembangan sosial dan emosional.
Widati (2012), melaporkan bahwa 0,4 juta
(16%) balita Indonesia mengalami
gangguan perkembangan, baik
perkembangan motorik halus dan kasar, METODE
pendengaran, sosial dan emosional, dan
keterlambatan bicara. Sedangkan menurut Penelitian ini menggunakan desain
Dinas Kesehatan dalam Widati (2012), penelitian analitk Analitik dengan
sebesar 85.779 (62,02%) anak usia pendekatan Cross Sectional. Populasi dari
prasekolah mengalami gangguan penelitian ini adalah seluruh anak
perkembangan (Widati, 2012). Selanjutnya prasekolah yang diikutkan dalam program
antara 9,5% - 14,2% anak - anak berusia PAUD di PAUD Percontohan Tunas Ceria
antara nol sampai lima tahun mengalami Tanjung Bintang Lampung Selatan tahun
masalah sosial emosional yang berdampak ajaran 2016-2017 berjumlah 96 orang
negatif terhadap fungsi perkembangan dengan sampel sebesar jumlah populasi
mereka dan kesiapan untuk bersekolah (total sampling).
(Cooper;dkk, 2009). Data yang dikumpulkan berupa data
Hasil penelitian yang dilakukankepada primer dengan teknik observasi
beberapa keluarga di wilayah Yogyakarta menggunakan angket. Peneliti
pada tahun 2013, menunjukan sejak menyebarkan angket (kuisioner) yangberisi
menggunakan gadget, ketika dirumah anak pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
menjadi susah diajak berkomunikasi, tidak oleh orang tua atau orang terdekat anak.
peduli dan kurang berespon pada saat Kuisioner yang dipilih adalahkuisioner
orang tua mengajaknya berbicara dengan pertanyaan tertutup yaitu jawaban
(Anggrahini, 2013). Apabila hal ini dari pertanyaan sudah tersedia, responden
berlangsung terus- menerus, dikhawatirkan tinggal memilih jawaban sesuai dengan
akan mengganggu perkembangan sosial dan pertanyaan yang dimaksud.
emosional pada anak prasekolah. Dimana Analisis data pada penelitian ini
anak-anak seharusnya dapat berinteraksi menggunakan analisis univariat berupa
baik dengan lingkungan sekitar akan tetapi frekuensi dan persentase, serta analisis
dengan adanya gadget sebuah interaksi bivariat dengan menggunakan uji chi square
tersebut akan mengalami sebuah gangguan. untuk menganalisis hubungan antara
Tidak ditemukan data mengenai variabel penggunaan gadget dengan
penggunaan gadget dan perkembangan perkembangan sosial dan emosianal anak.
sosial dan emosional pada balita di Provinsi
Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan,
namun berdasarkan Studi pendahuluan
dilakukan peneliti di
[4]
HASIL Analisis bivariat
Karakteristik Responden Tabel 3: Hubungan Penggunaan Gadget
dengan Perkembangan Sosial dan
Karakteristik responden pada Emosional Anak Prasekolah
penelitian ini sebagian besar memiliki
Total
orang tua yang berpendidikan pada tingkat Perkembangan Sosial dan
p value 0,001
Penggunaan Gadget f %
PEMBAHASAN
[5]
Penggunaan Gadget
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa karakterisitik responden
terbanyak adalah responden dengan
penggunaan gadget rendah yaitu sebanyak
63% (51 orang). Hasil penelitian ini
[6]
sejalan dengan hasil penelitian Trinika, Tangga yaitu 44,4%, oleh sebab itu
2015 tentang pengaruh penggunaan gadget pengetahuan mereka cukup tinggi danwaktu
terhadap perkembangan psikososial anak mengawasi anak cukup luang untuk
usia prasekolah (3-6 tahun) di TK Kristen melakukan antisipasi dengan selalu
Immanuel tahun ajaran 2014-2015, hasil mengontrol dan mengawasi anak-anaknya
penelitian didapatkan paparan penggunaan dalam penggunaan gadget sehingga
gadget yang rendah lebih banyak yaitu penggunaan gadget anak prasekolah di
sebanyak 57,9% (55 orang). Penelitian ini PAUD Percontohan Tunas Ceria Tanjung
juga sesuai dengan teori yang disampaikan Bintang dikategorikan rendah.
oleh Widiawati (2011) bahwa : gadget Menurut peneliti, sebaiknya setiap
bukan barang asing untuk anak usia orang tua melakukan antisipasi dengan
prasekolah (usia 3-6 tahun). selalu mengontrol dan mengawasi anak-
Penelitian lain yang dilakukan oleh anaknya dalam penggunaan gadget tersebut.
Delima, Arianti dan Pramudyawardani Orang tua juga harus membatasi waktu
(2015) diperoleh hampir semua orang tua penggunaan gadget dan lebih cerdasdalam
(94%) menyatakan bahwa anak mereka memilah-milah aplikasi yangterdapat di
biasa menggunakan perangkat teknologi gadget anak mereka. Orang tua juga harus
untuk bermain game. Teori lain yang selalu mendampingi anak ketika
mendukung hasil penelitian ini, yaitu : menggunakan gadget.
Karman (2013) menunjukan bahwa anak-
anak usia 6 tahun ke bawah sudah terlibat Perkembangan Sosial
dalam penggunaan media dan teknologi dan Emosional
baru semenjak lahir. Berdasarkan hasil penelitian yangtelah
Berdasarkan teori dan hasil penelitian dilakukan, dari 81 responden yang menjadi
diatas, menurut penelitipenggunaan gadget sampel penelitian didapatkan bahwa
pada anak prasekolah dalam penelitian ini responden terbanyak adalah responden yang
dengan teori danpenelitian lain saling memiliki perkembangan sosial dan
mendukung, sehinggapeneliti mengambil emosional baik yaitu sebanyak
kesimpulan bahwa anak prasekolah sudah 41 orang (50,6%). Hasil penelitian ini
menggunakangadget dengan penggunaan sejalan dengan hasil penelitian Trinika,
gadget rendah dan penggunaan gadget 2015 tentang pengaruh penggunaan gadget
tinggi. Hal ini terjadi karena perkembangan terhadap perkembangan psikososial anak
teknologi yang semakin pesat sehingga usia prasekolah (3-6 tahun) di TK Kristen
berpengaruh pada beberapa aspek Immanuel tahun ajaran 2014-2015, hasil
kehidupan salah satunya pola dan cara penelitian didapatkan perkembangansosial
pengasuhan anak yang dilakukan orang tua. dan emosional yang baik lebihbanyak yaitu
Alasan lain dari penggunaan gadget pada sebanyak 58,9% (56 orang)
anak prasekolah adalah takut anaknya Menurut Masitoh (2009)
ketinggalan perkembangan teknologi dan Perkembangan sosial dan emosianal anak
agar anak belajar selama masa tumbuh prasekolah adalah perolehan kemampuan
kembang. Padahal, pengaruh gadget dalam berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial
masatumbuh kembang anak tidak terlalu pada suatu keadaan yang terangsang dari
signifikan karena hanya bersifat satu arah. organisme mencakup perubahan-perubahan
Sedangkan tumbuh kembang anak yang yang disadari, yang mendalam sifatnya dari
optimal membutuhkan interaksi dua arah perubahan perilaku saat berusia 3-6 tahun.
antara anak dan ibunya. Kemampuan sosial dan emosional
Peneliti mendapatkan data bahwa merupakan fondasi bagi perkembangan
sebanyak 46,9% orang tua dari siswa di kemampuan anak berinteraksi dengan
PAUD Percontohan Tunas Ceria memiliki lingkungannya secara lebih luas. Dalam
tingkat pendidikan yang tinggi yaitu SMA, berinteraksi dengan orang lain, individu
dan pekerjaan terbanyak adalah Ibu Rumah tidak hanya dituntut untuk mampu
berinteraksi secara baikdengan orang lain,
tetapi terkait juga
[7]
didalamnya bagaimana ia mampu PAUD Percontohan Tunas Ceria Tanjung
mengendalikan dirinya secara baik. Bintang dikategorikan baik. Sarana dan
Ketidakmampuan individu mengendalikan prasarana yang dimiliki PAUD Percontohan
dirinya dapat menimbulkan berbagai Tunas Ceria serta proses pembelajaran yang
masalah sosial dan emosional dengan orang disesuaikan dengan tingkat perkembangan
lain. Anak yang mempunyai kemampuan anak juga menjadi alasan perkembangan
sosial dan emosional yang baik akan dapat sosial dan emosionalanak prasekolah baik.
menyesuaikan diri dengan baik terhadap Sebaiknya baik orang tua, pendidik,
terhadap lingkungannya, keluarga, sekolah maupun lingkungan sekitar anak dapat
dan teman-temannya. selalu memperhatikan dan mendukung
Perkembangan anak ditinjau dari setiap fase perkembangan anak, terutama
aspek psikososial yang dikemukakan oleh perkembangan psikososial anak usia
Erikson, mengatakan bahwa anak dalam prasekolah (3-6 tahun) karena masa
perkembangannya selalu dipengaruhi oleh prasekolah merupakan periode penting
lingkungan sosial untuk mencapai dalam proses tumbuh kembang manusia.
kematangan kepribadian pada anak Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu
(Hidayat, 2009). menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan
Mengembangkan sosial emosional dan perkembangan anak diperiode
harus dilakukan sejak dini terutama pada selanjutnya.
usia taman kanak-kanak. Hal ini disebabkan
karena pada masa tersebut anak mulai Hubungan Penggunaan Gadget
mengembangkan pergaulandengan teman terhadap Perkembangan Sosial dan
sebaya dilingkungan rumah dan di luar Emosional Anak Prasekolah
rumah. Bahkan anak-anak yang berbeda Berdasarkan analisis hubungan
wilayah dengan mereka yang tentunya penggunaan gadget terhadap
memiliki ciri khas budaya yang berbeda. perkembangan sosial dan emosional anak
Hasil penelitian Rhoades, et al (2011) prasekolah yang dilakukan pada 81 orang
menunjukkan bahwa attentionselama masa responden diketahui bahwa : Hasil
taman kanak-kanak mampu memediasi penelitian ini sejalan dengan penelitian
hubungan antara pengetahuanemosi, sebelumnya yang dilakukan oleh Yulia
keterampilan atensi dan kompetensi Trinika (2015) tentang Pengaruh
akademik di kelas pertama dengan Penggunaan gadget terhadap
memperhitungkan dampak pendidikan ibu, Perkembangan Psikososial Anak Usia
pendapatan keluarga, usia anak, jenis Prasekolah di TK Swasta KristenImmanuel,
kelamin. Temuan ini menjadi salah satu hasil penelitiannya
strategi untuk meningkatkan keberhasilan menunjukkan bahwa terdapat perngaruh
akademis masa depan anak-anak. yang cukup signifikan antara penggunaan
Peneliti mendapatkan data bahwa gadget dengan perkembangan psikosial (P
sebanyak 46,9% orang tua dari siswa di value =0,005). Penelitian terkait yang
PAUD Percontohan Tunas Ceria memiliki mendukung penelitian ini adalah Kim
tingkat pendidikan yang tinggi yaitu SMA, (2013) yang menyatakan bahwapenggunaan
dan pekerjaan terbanyak adalah Ibu Rumah media digital memiliki efek terhadap
Tangga yaitu 44,4%, oleh sebab itu kemampuan perhatian anak seperti
pengetahuan mereka cukup tinggi dan peningkatan hiperaktivitas dan kesulitan
memiliki cukup waktu luang untuk dalam berkonsentrasi serta mereka juga
mengoptimalkan dan memaksimalkan lebih banyak merasa sedih atau bosan
tumbuh kembang anak terutama dengan teman-temannya. Teori lain yang
perkembangan sosial dan emosional anak. mendukung hasil penelitian ini, yaitu:
Orang tua banyak melakukan interaksi dua Iswidharmanjaya dan Agency dalam buku
arah dengan anak sehingga perkembangan Bila Si Kecil Bermain Gadget (2014)
sosial dan emosional anak prasekolah di tentang dampak negatif penggunaan
[8]
gadget pada anak, yaitu ketika anak telah Perkembangan otak anak akan lebih
kecanduan gadget, pasti akan menganggap optimal jika anak diberi rangsangansensorik
perangkat itu adalah bagian dari hidupnya. secara langsung. Misalnya, meraba benda,
Hal tersebut akan menganggu kedekatan mendengar suara, berinteraksi dengan
anak dengan orang tuannya, lingkungannya, orang, dan sebagainya. Pada saat bermain
bahkan teman sebayanya. gadget, anak akanmerasakan kesenangan,
Dengan adanya kesamaan antara hasil sehingga memicu meningkatnya hormon
penelitian ini dengan teori dan penelitian endorfin. kecanduan berhubungan dengan
terkait yang telah dilakukansebelumnya, ini jika dilakukan dalam jangka waktu lama
maka peneliti menyimpulkan bahwa dankontinyu . Akibatnya, ke depannya, anak
memang benar ada hubungan penggunaan akan mencari kesenangan dengan jalan
gadget dengan perkembangan sosial dan bermain gadget, karena memang sudah
emosional anak prasekolah. terpola sejak awal perkembangannya.
Peneliti mendapatkan data bahwa Dari aspek interaksi sosial,
sebanyak 46,9% orang tua dari siswa di perkembangan anak-anak usia di bawah 6
PAUD Percontohan Tunas Ceria memiliki tahun sebaiknya memang lebih ke arah
tingkat pendidikan yang tinggi yaitu SMA, sensor-motorik. Yaitu, anak harus bebas
dan pekerjaan terbanyak adalah Ibu Rumah bergerak, berlari, meraih sesuatu, merasakan
Tangga yaitu 44,4%, oleh sebab itu kasar-halus. Memang di gadget juga ada
pengetahuan mereka cukup tinggi danwaktu pengenalan warna atau games di mana
mengawasi anak cukup luang untuk orang melompat. Namun, kemampuan anak
melakukan antisipasi dengan selalu untuk berinteraksi secara langsung dengan
mengontrol dan mengawasi anak-anaknya objek nyata di dunia luar tidak diperoleh
dalam penggunaan gadget. Sehingga, anak.
dampak yang akan ditimbulkan dari gadget
tersebut dapat dicegah. Orang tua juga lebih Batasi waktu
cerdas dalam memilah-milah aplikasiyang Anak usia di bawah 6 tahun, boleh-
terdapat di gadget anak mereka dan selalu boleh saja diberi gadget. Tapi harus
mendampingi anak ketika menggunakan diperhatikan durasi pemakaiannya.
gadget. Maka dari itu dampak negatif dari Misalnya, boleh bermain tapi hanya setengah
gadget terhadap perkembangan sosial dan jam dan hanya pada saat senggang.
emosional anak prasekolah di TK PAUD Contohnya, kenalkan gadgetseminggu
PercontohanTunas Ceria ini tidak terlalu sekali, misalnya hari Sabtu atau Minggu.
besar. Lewat dari itu, ia harus tetap berinteraksi
Menurut Jovita Maria Ferliana, M.Psi. dengan orang lain.
(2013) ada beberapa cara yang bisa Sejalan pertambahan usia, ketika anak
dilakukan oleh orang tua dalam mengatur masuk usia pra remaja, orang tua bisa
anak menggunakan gadget ialah sebagai memberi kebebasan yang lebih, karena anak
berikut: usia ini juga perlu gadget untuk fungsi
jaringan sosial mereka. Di atas usia
Pilih sesuai usia 5 tahun (mulai 6 tahun sampai usia 10
Untuk anak usia di bawah 6 tahun, tahun) orang tua bisa memperbanyak waktu
Pemberian gadget sebaiknya hanya seputar anak bergaul dengan gadget. Di usia ini,
pengenalan warna, bentuk, dan suara. anak sudah harus menggali informasi dari
Artinya, jangan terlalu banyak memberikan lingkungan. Jadi, kalau tadinya cuma
kesempatan bermain gadgetpada anak di seminggu sekali selama setengah jam
bawah 6 tahun. Terlebih di usia ini, yang dengan supervisi dari orang tua, kini setiap
utama bukan gadgetnya, tapifungsi orang Sabtu dan Minggu selama dua jam. Boleh
tua. Pasalnya gadget hanyasebagai salah main games atau browsing mencari
satu sarana untuk mengedukasi anak. informasi. Intinya, kalau orang tua sudah
menerapkan kedisiplinan sedari awal,
[9]
maka di usia pra remaja, anak akan bisa menggunakan gadget secarabertanggungjawab dan
tidak kecanduangadget.
Hindarkan kecanduan
Kasus kecanduan ataupenyalahgunaan gadget biasanya terjadi karena
orang tua tidak mengontrol penggunaannya saat anak masih kecil. Maka sampai remaja pun ia
akan melakukan cara pembelajaran yang sama. Akan susah mengubah karena kebiasaan ini
sudah terbentuk. Ini sebabnya, orangtua harus ketat menerapkan aturan ke anak, tanpa harus
bersikap otoriter. Dan jangan lupa, orang tua harus menerapkan reward and punishment. Kalau
ini berhasil dijalankan, maka anak akan bisa melakukannya secara bertanggungjawabdan
terhindar dari kecanduan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Iswidharmanjaya, D., & Agency, B. (2014). Bila Si Kecil Bermain Gadget. Jakarta : EGC.
Doi : 10.30787/gaster.v16i2.297
Received: August 2018 | Revised: August 2018 | Accepted: September 2018
ABSTRAK
Latar Belakang: Kecanduan Gadget dapat mempengaruhi perkembangan otak anak karena
produksi hormon dopamine yang berlebihan menganggu kematangan fungsi prefrontal
korteks yaitu mengontrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab, pengambilan keputusan dan
nilai-nilai moral lainnya. Kecanduan gadget dapat menimbulkan gangguan pemusat
perhatian dan hiperaktivitas. Tujuan: penelitian mengetahui hubungan penggunaan gadget
dengan resiko gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak usia pra
sekolah di TK ABA III Gunungan, Bareng Lor. Metode :Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian semua anak di TK ABA yang berjumlah 135. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Purposive sampling berjumlah 101 respondendengan pengujian hipotesis
menggunakan tehnik uji chi square.Hasil penelitian terdapat 81,1% anak menggunakan
gadget < 2 jam perhari dan 82,2% anak normal dan tidak memeiliki resiko GPPH . Nilai
signifikansi adalah p=0,000 sehingga p < α (α = 0,05). Kesimpulan : ada hubungan penggunaan
gadget dengan resiko gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak usia pra
sekolah di TK ABA III Gunungan, Bareng Lor.
ABSTRACT
dan
Dampak Penggunaan Gadget pada Anak ... 16
Hiperaktivitas (GPPH) didefinisikan sebagai
pola persisten dan usia perkembanga yang
tidak tepat dari gangguan pemusatkan
perhatian, hiperaktif–impulsif, atau keduanya.
Hal ini juga diketahui bahwa GPPH terkait
dengan gangguan kejiwaan dan gangguan
perkembangan seperti gangguan menentang
oposisional, gangguan perilaku, gangguan
kecemasan, gangguan depresi, dan gangguan
bicara dan belajar (American Psychiatric
Association 2013, dan Dulcan. M, 1997
disitasi Tong, Xiong dan Tan, 2016, h1).
independen dan dependen hanya satu kali gunaan gadget yang tidak kecanduan sebanyak
pada satu saat. Teknik pengambilan sampel 82 responden (81,2%). Karakteristik responden
sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel perhatian dan hiperaktivitas didapatkan data
dengan cara memilih sampel di antara populasi normal sebanyak 83 responden (82,2%).
sesuai dengan yang telah dikehendaki peneliti. Tabel 1 Rerata Umur Responden di TK ABA
III Gunungan, Bareng Lor (n=101)
Populasi dalam penelitian ini adalah
Variable Statistik
semua murid di TK ABA III Gunungan,
Min Max Mean Median SD
Bareng Lor sebanyak 135 anak. Sampel Umur 5 7 5,93 6,00 0,682
Kategori F %
Berdasarkan hasil penelit ian dapat
Jenis Kelamin
diketahui bahwa karakteristik responden Laki-laki 54 53,5
Perempuan 47 46,5
berdasarkan jenis kelamin sebagian besar Jumlah 101 100
Pendidikan orang tua
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54 SMA 12 11,9
Perguruan Tinggi (D3/S1) 89 88,1
responden (53,5%). Karakteristik responden Jumlah 101 100
Pendapatan keluarga per bulan
berdasarkan pendidikan orang tua pada tabel Dibawah UMR 16 15,8
Diatas UMR 85 84,2
diatas diketahui sebagian orang tua lulusan Jumlah 101 100
Penggunaan Resiko P
Total
value
Khosama dan Mahama (2016, h5) tentang
gadget Normal GPPH
Ariani, & Yosoprawoto, M. (2012). Usia Anak dan Pendidikan Ibu sebagai Faktor Risiko
Gangguan Perkembangan Anak. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 27 (2) Agustus. ISSN:
2338-0772. Tersedia dalam: http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/116/116. [06
Agustus 2017].
Dewanti, T. C., Triyono. & Widada. (2016). Hubungan Keterampilan Sosial dan Penggunaan
Gadget Smartphone dengan Prestasi Belajar Siswa Sma Negeri 9 Malang. Jurnal Kajian
Bimbingan dan Konseling, 1 (3). ISSN: 2503-3417. Tersedia dalam :
Frieden, T. R., & Rothwell, C. J. (2015). National Center for Health Statistics. Health, United
States: With Special Feature on Racial and Ethnic Health Disparities. Tersedia dalam :
Gunawan, A. D. & Wibowo, M. (2016). Perancangan Interior “ Bambini ” Day Care Centre
di Surabaya. Jurnal Intra, 4 (2). Tersedia dalam : http://studentjournal.petra.ac.id/index.
php/desain-interior/article/view/4610/4225 [14 Mater 2017].
Marcdante, K. J., Behrman, R. E., Jenson, H. B., & Kliegman, R. M. (2014). Nelson Ilmu
Kesehatan Anak Esensial, Ed. 6. Singapura: Elsevier.
edu.pk/wp-content/uploads/2017/07/Conference-Poceedings-ICMBT-2017-IBMUET.
Novitasari, W & Khotimah, N. (2016). Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial
Anak Usia 5 – 6 Tahun. Jurnal PAUD Teratai, 5 (3). ISSN:2302 - 7363. Tersedia dalam:
https://www.google.co.id/l?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact
=8&ved=0ahUKEwiUgqimpvbTAhWJvY8KHQ78AsQQFggnMAA&url=http%3A%2F
%2Fjurnalmahasiswa.unesa.ac.id%2Farticle%2F21231%2F19%2Farticle.pdf&usg=AFQ
jCNGOiTJFCyDqHC1veZThv1Ow0FbgAA [Diakses 09 Februari 2017].
Paturel, A. (2014). Game Theory How Do Video Games Affect The Developing Brains
Of Children And Teens. NeurologyNow. Tersedia dalam : http://journals.lww.com/
neurologynow/Fulltext/2014/10030/Game_Theory__How_do_video_games_affect_
the.17.asp [09 Mei 2017].
Pradana, S. B., Dharmmika, S. & Wati, Y. R. (2016). Hubungan Kelahiran Prematur dengan
Kejadian Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD). Prosiding Pendidikan
Dokter, 3 (3). ISSN: 2460-657X. Tersedia dalam : http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.
php/dokter/article/view/4663/pdf [Diakses 13 Februari 2017].
Riadi, Y. (2015). Tahun Ini Pengguna Smartphone di Indonesia Mencapai 55 Juta. Seluler.ID.
21 September. Tersedia dalam : http://selular.id/news/2015/09/tahun-ini-pengguna-
smartphone-di-indonesia-mencapai-55-juta/ [Diakses 09 Februari 2017].
Siswanto, H. (2014). Permasalahan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Anak Usia Dini. Cendekia,
8 (2) Oktober. ISSN: 2407-8557. Tersedia dalam : http://cendekia.pusatbahasa.or.id/index.
php/cendekia/article/view/59/66 [14 Maret 2017].
Sousa, A. D. (2011). Video Game Usage And Attention Deficit Hyperactivity Disorder (Adhd)
Symptoms In Adolescents. Indian Journal of Private Psychiatry, 5 (1) April. Tersedia dalam:
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/37430974/IJPP-_April-2011.pdf?AW
SAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1502816158&Signature=2P7i
SfxK%2FIht5O7XhBhZkvhbqWU%3D&response-content-disposition=inline%3B%20fi-
lename%3DFOCUS_ISSUES_IN_PSYCHIATRIC_EPIDEMIOLOGY.pdf#page=56 [06
Agustus 2017].
Suana & Firdaus. (2014). Pola Asuh Orangtua Akan Meningkatkan Adaptasi Sosial Anak
Prasekolah di RA Muslimat NU 202 Assa’adah Sukowati Bungah Gresik. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 7 (2) Agustus. Tersedia dalam : http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/
view/127/115 [14 Maret 2017].
Tarver, J., Daley, D., & Sayal, K. (2014). Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD):
An Update Review of The Essential Facts. Chil: Care, Health and Development. Doi:
10.1111/cch.12139. [Diakses 10 Februari 2017].
Tong, L., Xiong., X. & Tan, H. (2016). Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder and Lifestyle-
Related Behaviors in Children. PLoS ONE, September.Doi: 10.1371/journal.pone.0163434.
[10 Februari 2017].
Trinika, Y., Nurfianti, A. & Irsan, A. (2015). Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap
Perkembangan Psikososial Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di Tk Swasta Kristen
Immanuel Tahun Ajaran 2014-2015. PRONES, 3 (1). Tersedia dalam: http://jurnal.untan.
ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/11001/10480 [Diakses 27 September
2017].
Tufail, M. W., Khan, R. & Saleem, M. (2015). A Link Between Internet Addiction and Attention
Deficit Hyperactivity Disorder Symptoms In Pakistani Undergraduates. Jurnal Psikologi
Malaysia. ISSN-2289-8174. Tersedia dalam: http://journalarticle.ukm.my/10071/1/166-
584-1-PB.pdf [10 Februari 2017].
Wulandari, R., Ichsan. B. & Romadhon. Y. A. (2016). Perbedaan Perkembangan Sosial Anak Usia
3-6 Tahun Dengan Pendidikan Usia Dini dan Tanpa Pendidikan Usia Dini di Kecamatan
Peterongan Jombang. Biomedika, 8 (1) Februari. ISSN: 2085-8345. Tersedia dalam: http://
journals.ums.ac.id/index.php/biomedika/article/view/2900/1819 [Diakses 14 Maret 2017].
Y. R. Park. & C. Park. (2014). The Conceptual Model On Smart Phone Addiction Among Early
29
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
Sujianti¹)
E-mail address: umiyahyasuji@gmail.com
ABSTRACT
The use of gadgets among children is increasingly alarming and certainly has a negative
impact on growth and development. The ease of accessing various information and technology
media causes children to become lazy to move and move. They prefer to sit quietly in front of
the gadget and enjoy the world in the gadget. Gradually forget the pleasure of playing with
family members. This certainly has a negative impact on children's social development.
This study aims to determine the relationship between the duration and frequency of
gadget use with the social development of preschool children.
The design of this study was descriptive correlative with a cross sectional approach to 53
mothers who had preschool aged children (5-6 years) in Al Irsyad Islamic Kindergarten 01
Cilacap with simple random sampling technique. The type of primary data uses children's social
development questionnaire. Data were analyzed by univariate and bivariate with Chi Square
test..
From 53 respondents, the most normal gadget usage time (<60 '/ day) 33 (62.3%), the
most normal frequency 44 (83.1%), the best social development 27 (50.9 %).
There is no relationship between the duration of using gadgets and the social development of
preschoolers.(p:0.577). There is no relationship between frequency of using gadgets and the
social development of preschoolers.(p:1.000)
1)
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
30
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
31
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
32
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
menjadi malas bergerak dan semua orang tua anak pra sekolah usia
beraktivitas. Mereka lebih memilih 5-6 tahun yang menggunakan gadget
duduk diam di depan gadget dan tahun 2018 sebanyak 212. Teknik yang
menikmati dunia yang ada di dalam digunakan dalam pengambilan sampel
gadget tersebut. Lambat laun telah adalah simple random sampling. Setelah
melupakan kesenangan bermain dengan menggunakan rumus, besar sampel
anggota-anggota keluarganya. Hal ini menjadi 50 orang.
tentunya berdampak buruk terhadap Pengumpulan data primer
perkembangan sosial anak. (Novitasari untuk mengetahui lama penggunaan
w & Khotimah N, 2016) gadget dan perkembangan sosial anak
Hasil survey yang telah prasekolah dilakukan dengan
dilakukan peneliti di TK Islam Al menyebar kuesioner kepada ibu anak
Irsyad 01 Cilacap pada tanggal 25 pra sekolah usia 5 tahun. Kuesioner
Januari 2018 terhadap 7 orang tua perkembangan sosial anak pra sekolah
siswa yang berusia 5 tahun dengan menggunakan kuesioner dari Gunawan
hasil semua telah menggunakan MAA (2017) yang telah di uji
gadget, dimana yang 5 anak masih reliabilitas menggunakan Alpha
menggunakan gadgetmilik orang Cronbachdengan nilai sebesar 0.768
tuanya sedangkan yang 2anak dan uji validitas menggunakan rumus
menggunakan gadget milik sendiri. Product Moment Pearsondengan r
Darikeseluruhan orang tua tidak ada tabel = 0.361 dan r hitung 0.515-1.
pengawasan atau aturan khusus dalam Data dianalisis secara univariat dan
penggunaan gadget kecuali batas atau bivariat dengan uji Chi Square.
lama penggunaan. Kapasitas
penggunaan rata rata 1-2 kali/ hari, III. HASIL DAN PEMBAHASAN
lamanya 1-2 jam/hari, aplikasi yang
digunakan rata–rata Tabel 1 Distribusi Frekuensi
menggunakangame dan youtube. Dari Karakteristik Ibu yang memiliki anak
usia prasekolah
7 anak tersebut mereka mulai Variabel Frekuens Persentase
i (%) (n=53)
menggunakan gadget rata rata dari usia Usia
3 tahun. (Al Fitri S, 2018). ≤ 30 tahun 6 11
>30 tahun 48 89
Pendidikan
II. Metode Penelitian Menengah 15 28
(SMA/SMK)
Penelitian ini menggunakan Tinggi 38 72
jenis penelitian deskriptif korelatif. (Diploma-
Sarjana)
dengan pendekatan cross sectional. Pekerjaan
Subyek penelitian ini adalah ibu anak Bekerja 29 55
Ibu Rumah
pra sekolah usia 5-6 tahun yang Tangga (IRT)
menggunakan gadget. Pada penelitian 24 45
ini yang menjadi populasi target adalah
33
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
baik. Sedangkan diantara lama sosial yang kurang baik. Hasil uji
penggunaan gadget yang normal, ada statistik diperoleh nilai P = 1.000 maka
15 (45.5%) mengalami perkembangan dapat disimpulkan tidak ada perbedaan
sosial yang kurang baik. Hasil uji proporsi perkembangan sosial antara
statistik diperoleh nilai P = 0.577 frekuensi penggunaan gadget yang
(P>0.05) maka dapat disimpulkan tidak normal dan sering (tidak ada hubungan
ada perbedaan proporsi perkembangan yang signifikan antara frekuensi
sosial antara lama penggunaan gadget penggunaan gadget dengan
yang normal dan sering (tidak ada perkembangan sosial). Dari hasil
hubungan yang signifikan antara lama analisis diperoleh pula nilai OR =
penggunaan gadget dengan 0.800artinya anak yang frekuensi
perkembangan sosial). Dari hasil menggunakan gadget lebih dari 1 kali
analisis diperoleh pula nilai OR = dengan waktu penggunaan lebih dari
1.467, artinya anak yang lama 60 menit (kategori sering) mempunyai
menggunakan gadget >60’/hari peluang 0.800 kali untuk mengalami
(sering) mempunyai peluang 1.467 kali perkembangan sosial kurang baik
untuk mengalami perkembangan sosial dibanding anak yang frekuensi
kurang baik dibanding anak yang lama penggunaan gadgetnya normal.
penggunaan gadgetnya normal.
a. Karakteristik responden
Tabel 6. Hubungan antara frekuensi Usia
penggunaan gadget dengan
Usia responden sebagian besar >
perkembangan sosial pada anak
prasekolah 30 tahun artinya usia yang matang
Frekuensi Perkembangan Sosial dan siap untuk memiliki anak.
Penggunaan Kurang Jml Orangtua yang memiliki anak di
Baik
Gadget Baik
22 (50 usia ini akan memberikan semua
Normal 22 (50%) 44
%) kebutuhan anaknya dalam segala
5 aspek yaitu mengasihi dengan
Sering 4 (44.4%) 9
(55.6%)
p value = 1.000, α = 0.05, CI = 95% kasih sayang dan perhatian,
OR = 0.800 mengasuh dengan memenuhi
Berdasarkan tabel 6, hasil analisis kebutuhan secara fisik dan
hubungan antara frekuensi penggunaan mengasah kemampuan dan
gadget dengan perkembangan sosial ketrampilan anak agar dapat
anak prasekolah diperoleh bahwa ada 4 berkembang secara optimal.
(44.46%) anak yang penggunaan Pendidikan
gadgetnya sering berisiko mengalami Pendidikan responden paling
perkembangan sosial yang kurang banyak kategoti tinggi (diploma-
baik. Sedangkan diantara frekuensi sarjana) sebesar 38 (72%).
penggunaan gadget yang normal, ada Pengetahuan berkaitan dengan
22 (50%) mengalami perkembangan pendidikan dimana diharapkan
35
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
36
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
38
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
39
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
40
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
Daftar Pustaka
Hidayati, 2013. Pengaruh Penggunaan
Al Fitri S, 2018. Gambaran Peran Gadget Terhadap Perkembangan
Orangtua Pada Anak Prasekolah Psikologis Anak Usia Dini.Skripsi
41
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
Kozier dkk, 2011. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan edisi 7
Vol.1,Jakarta : EGC
42
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
84
43
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
(http://semnas.fkip.umpo.ac.id/wp
-content/uploads/2015/12/014-
Yusmi-W.pdf), diakses 18
Agustus 2018
44
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 1 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
45