You are on page 1of 29

TURUNAN BENZENA YANG BERBAHAYA DAN TIDAK BERBAHAYA

(Makalah)

Disusun guna memenuhi tugas pelajaran kimia kelas 12 semester genap TP 2021 – 2022

Mata Pelajaran : Kimia

Guru Pengampu : Dra. Eki Widiyati

Oleh:

Nama : Meutia Citra Islamiati

Kelas : XII.2

Nomer Absen : 16

SMA NEGERI 1 SLAWI

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


TURUNAN BENZENA YANG BERBAHAYA DAN TIDAK BERBAHAYA

(Makalah)

Disusun guna memenuhi tugas pelajaran kimia kelas 12 semester genap TP 2021 – 2022

Mata Pelajaran : Kimia

Guru Pengampu : Dra. Eki Widiyati

Oleh:

Nama : Meutia Citra Islamiati

Kelas : XII.2

Nomer Absen : 16

SMA NEGERI 1 SLAWI

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah kimia yang berjudul
“Turunan Benzena yang Berbahaya dan Tidak Berbahaya”.
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penulis, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah
ini.
Saya berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Tegal, 28 Januari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Benzena.................................................................................................... 3
B. Struktur Benzena........................................................................................................ 3
C. Sifat Fisis dan Kimia Benzena ................................................................................... 5
D. Tata Nama Benzena ................................................................................................... 5
E. Reaksi pada Benzena ................................................................................................. 8
F. Senyawa Turunan Benzena dan Kegunaannya ........................................................ 11
G. Dampak Bahaya dan Tidak bahaya Senyawa Turunan Benzena ............................. 18
H. Cara Pembuatan Benzena ........................................................................................ 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 23
B. Saran ........................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Benzena merupakan senyawa hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon aromatik merupakan


senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon tertutup dan mengandung dua atau lebih
ikatan rangkap yang letaknnya berselang seling. Nama aromatik itu sendiri digunakan karena
senyawa tersebut ada yang berbau sangat harum. Meskipun saat ini banyak ditemukan
turunan senyawa hidrokarbon aromatik yang berbau tidak sedap bahkan uapnya beracun,
namun nama aromatik tetap dipertahankan untuk menunjukkan kepastian sifat karakteristik
kimianya bukan pada aromanya.
Pada tahun 1865 struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Friedrich August
Kekule Von Stradonitz. Menurut Kekule, keenam atom karbon pada benzena itu tersusun
secara melingkar membentuk segi enam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120
derajat. Ikatan antara karbon adalah ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal yang berselang
seling. Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6. Rumus
tersebut telah ditemukan sejak tahun 1834. Berdasarkan rumus molekulnya dapat diketahui
bahwa benzena merupakan senyawa tidak jenuh karena tidak memenuhi rumus CnH2n+2.
Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap.
Tetapi ketika dilakukan uji bromin benzena tidak memperlihatkan sifat ketakjenuhan karena
benzena tidakmelunturkan warna dari air bromin. Hal ini disebabkan oleh hasil analisis,
ikatan rangkap dua karbon-karbon pada benzena tidak terlokalisasi padakarbon tertentu
melainkan dapat berpindah-pindah. Gejala ini disebut resonansi. Adanya resonansi pada
benzena ini menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya
tidak dapat diadisi oleh air bromin.
Senyawa benzena tidak lepas dari kehidupan manusia karena dapat dijumpai pada
beberapa produk. Manfaat senyawa aromatik sendiri begitu banyak diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari, begitu juga dampak yang diberikan oleh senyawa aromatis ini, oleh
sebab itu penulis ingin menjelaskan secara terperinci tentang senyawa aromatis.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dipaparkan, penulis akan
merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan senyawa turunan benzena?
2. Bagaimana sifat fisis dan kimia dari benzena?
3. Bagaimana reaksi pada senyawa benzena?
4. Bagaimana tata nama senyawa turunan benzena?
5. Apa saja yang termasuk ke dalam senyawa turunan benzena?
6. Apa dampak baik dari senyawa turunan benzena yang tidak berbahaya?
7. Apa dampak yang ditimbulkan dari senyawa turunan benzena yang berbahaya?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum dalam penulisan makalah ini adalah sebagai sarana informasi dan wawasan
bagi para pembaca agar dapat memahami seputar senyawa turunan benzena khususnya
yang berbahaya dan tidak berbahaya.
2. Tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuh salah satu tugas
mata pelajaran Kimia yang diampu oleh Ibu Dra. Eki Widiyati, serta sebagai sarana untuk
memperoleh nilai dari kompentensi dasar yang diberikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Benzena
Benzena merupakan senyawa hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon aromatik
merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon tertutup dan mengandung
dua atau lebih ikatan rangkap yang letaknnya berselang seling. Nama aromatik itu sendiri
digunakan karena senyawa tersebut ada yang berbau sangat harum. Meskipun saat ini
banyak ditemukan turunan senyawa hidrokarbon aromatik yang berbau tidak sedap
bahkan uapnya beracun, namun nama aromatik tetap dipertahankan untuk menunjukkan
kepastian sifat karakteristik kimianya bukan pada aromanya.
Benzena merupakan senyawa organik yang memiliki rumus molekul C 6H6 dan
tersusun atas 6 buah atom karbon yang bergabung membentuk sebuah cincin, dengan
satu atom hidrogen yang terikat pada masing-masing atom, karena hanya terdiri dari
atom karbon dan hidrogen. Senyawa benzena untuk pertama kalinya berhasil disolasi dari
residu berminyak yang diperoleh dari saluran gas lampu untuk penerangan oleh Michael
Faraday pada tahun 1825. Setelah diketahui bahwa benzena mempunyai rumus C6H6,
maka dapat disimpulkan bahwa benzena termasuk golongan hidrokarbon.
Pada tahun 1865 struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Friedrich
August Kekule Von Stradonitz. Menurut Kekule, keenam atom karbon pada benzena itu
tersusun secara melingkar membentuk segi enam beraturan dengan sudut ikatan masing-
masing 120 derajat. Ikatan antara karbon adalah ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal
yang berselang seling. Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul
C6H6. Rumus tersebut telah ditemukan sejak tahun 1834. Berdasarkan rumus molekulnya
dapat diketahui bahwa benzena merupakan senyawa tidak jenuh karena tidak memenuhi
rumus CnH2n+2. Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan
adanya ikatan rangkap.

B. Struktur Benzena
Menurut Kekule (1873), struktur benzene dituliskan sebagai cincin beranggota
enam (heksagon) yang mengandung ikatan tunggal dan rangkap berselang-seling.

3
Menurut Kekule penggantian brom pada sembarang atom hidrogen akan
menghasilkan senyawa yang sama, karena keenam atom karbon dan hydrogen
ekivalen. Kekule ini dapat menjelaskan fakta bahwa jika benzena bereaksi dengan
brom menggunakan katalis FeCl3 hanya menghasilkan satu senyawa yang memiliki
rumus molekul C6H5Br.
Menurut model ikatan valensi, benzena dinyatakan sebagai hibrida resonansi
dari dua struktur penyumbang yang ekivalen, yang dikenal dengan struktur Kekule.
Masing-masing struktur Kekule memberikan sumbangan yang sama terhadap hibrida
resonansi, yang berarti bahwa ikatan-ikatan C-C bukan ikatan tunggal dan juga bukan
ikatan rangkap, melainkan di antara keduanya.

Dengan pertimbangan kepraktisan, untuk selanjutnya cincin benzene disajikan


dalam bentuk segi enam beraturan dengan sebuah lingkaran didalamnya, dengan
ketentuan bahwa pada setiap sudut segi enam tersebut terikat sebuah atom H.

Dalam segi enam berlingkaran tersebut setiap garis menggambarkan ikatan-


ikatan s (sigma) yang menghubungkan atom-atom karbon. Lingkaran dalam segi enam
menggambarkan awan enam elektron p (pi) yang terdelokalisasi.

4
C. Sifat Fisis dan Kimia Benzena
Senyawa benzena memiliki sifat-sifat fisis yaitu pada suhu kamar berwujud cair,
tidak berwarna, mudah menguap, memiliki titik didih 80,10C, memiliki titik leleh 5,50C,
uap benzena mudah meledak dan cairannya mudah terbakar, beberapa ada yang bersifat
racun yang dapat merusak sumsum tulang dan menghambat pembentukkan sel darah
merah, memiliki aroma yang khas, memiliki densitas 0,88, Tidak larut dalam pelarut
polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau nonpolar, seperti eter
dan tetraklorometana, benzena dapat dipakai sebagai pelarut, pensintesis berbagai
senyawa karbon, dan bahan dasar pembuatan senyawa karbon.
Senyawa benzena pun juga memiliki sifat-sifat kimia yaitu seperti benzena kurang
begitu reaktif, mudah terbakar dengan banyak jelaga, sukar bereaksi secara adisi, tetapi
lebih mudah mengalami reaksi subtitusi meliputi nitrasi, sulfonasi, alkilasi, dan
halogenasi. Benzena merupakan senyawa nonpolar.

D. Tata Nama Benzena


1. Benzena Monosubstitusi
a. Penamaan benzena dengan 1 substituen hanya memberi nama gugus fungsinya
terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan kata benzena. Ingat. "Gugus fungsi +
benzena". Misalnya, senyawa benzena yang bertemu dengan gugus OH
(hidroksida), maka dinamakan “hidroksibenzena”. Apabila ada senyawa benzena
bertemu dengan NO2 maka dinamakan “nitrobenzena”.
b. Benzena Monosubstitusi Benzena dengan satu substituent alkil diberi nama sebagai
turunan benzena, misalnya etil benzena. Sistem IUPAC tetap memakai nama umum
untuk beberapa benzena monosubstitusi, misalnya toluena, kumena, stirena.

Nama-nama umum seperti fenol, anilina, benzaldehida, asam benzoat, anisol


digunakandalam sistem IUPAC.

5
Dalam molekul yang lebih kompleks, cincin benzene sering diberi nama sebagai
substituent yang terikat pada rantai utama. Dalam hal ini gugus C6H5-diberi nama
gugus fenil(bukan benzil). Nama benzil digunakan untuk gugus C6H5CH2-.

Dalam molekul yang mengandung gugus fungsi lain, gugus fenil dan gugus benzyl
sering diberi nama sebagai substituen

2. Benzena Disubstitusi
a. Apabila dua atom H dari molekul benzena yang disubtitusi maka ada tiga
kemungkinan posisi subtituen yang terikat pada atom-atom karbon. Hal itu dapat
dinyatakan dengan awalan orto (o), meta (m), dan para (p).
b. Posisi orto (o) atau posisi 1,2: kedua subtituen terletak pada atom C yang
bersebelahan. Misalnya 1,2-diklorobenzena (o-diklorobenzena).
c. Posisi meta (m) atau posisi 1,3: kedua subtituen berselang satu atom C. misalnya
1,3-dinitrobenzena (m-dinitrobenzena).
d. Posisi para (p) atau posisi 1,4: kedua subtituen pada atom C berseberangan.
Misalnya 1,4-diaminobenzena (p-diaminobenzena).
e. Apabila jenis subtituen berbeda, maka urutan prioritas penomoran adalah COOH >
SO3 > CHO > CN > OH > NH2 > R > NO2 >X.
f. Jika terdapat tiga subtituen atau lebih maka posisi subtituen dinyatakan dengan
angka dengan memperhatikan prioritas subtituen.

6
3. Benzena Polisubstitusi
Apabila terdapat tiga atau lebih substituent terikat pada cincin benzena, maka
posisi masingmasing substituent ditunjukkan dengan nomor. Jika salah satu
substituent memberikan nama khusus, maka diberi nama sebagai turunan dari nama
khusus tersebut. Jika semua substituen tidak memberikan nama khusus, posisisnya
dinyatakan dengan nomor dan diurutkan sesuai urutana bjad, dan diakhiri dengan
katabenzena.

Hidrokarbon aromatic poli inti adalah hidrokarbon aromatic yang memiliki


dua atau lebih cincin aromatik. Setiap pasang cincin aromatik menggunakan bersama
dua atom karbon. Contoh: naftalena, antrasena, dan fenantrena.

7
E. Reaksi pada Benzena
Benzena tidak dapat mengalami reaksi secara adisi, namun dapat bereaksi secara
subtitusi. Benzena merupakan senyawa yang kaya akan elektron, sehingga jenis pereaksi
yang akan menyerang cincin benzena adalah pereaksi yang suka elektron. Pereaksi
seperti ini disebut elektrofil. Contohnya adalah golongan halogen dan H2SO4. Reaksi
yang umum terjadi yaitu suatu reaksi subtitusi elektrofilik, ada 4 macam, yakni sebagai
berikut.
1. Reaksi Nitrasi
Reaksi Nitrasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus
nitro. Reaksi ini terjadi dengan mereaksikan benzena dengan asam nitrat (HNO3)
pekat dengan bantuan H2SO4 sebagai katalis membentuk nitrobenzena dan air. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:

Sebagai elektrofil adalah NO2+ (ion nitronium), dihasilkan dari reaksi antara
HNO3 dan H2SO4.

8
2. Reaksi Halogenasi
Reaksi Halogenasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh
golongan halogen seperti F, Cl, Br, I. Pada reaksi ini atom H digantikan oleh atom dari
golongan halogen dengan bantuan katalis besi (III) halida. Jika halogennya Cl2, maka
katalis yang digunakan adalah FeCl3 membentuk halida benzena dan hidrogen klorida.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Sebagai elektrofil adalah X+, dihasilkandari reaksi antara X2 + FeX3. FeX3


(misalnya FeCl3 ) adalah suatu asam Lewis yang berfungsi sebagai katalis. Katalis
asam Lewis lain yang dapat digunakan adalah AlCl3 , AlBr3. Contoh:

3. Reaksi Sulfonasi
Reaksi Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus
sulfonat. Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat
sebagai pereaksi membentuk asam benzenasulfonat, dan air. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut:

Sebagai elektrofil adalah SO3 yang merupakan elektrofil yang relative kuat
karena atom S yang kekurangan electron atau +SO3H yang dihasilkan dari reaksi

9
4. Reaksi Fiedel-Crafts
Reaksi Friedel-Craftsmeliputi reaksi alkilasi dan reaksi asilasi.
a. Reaksi Alkilasi

Sebagai elektrofil dalam reaksi alkilasi Friedel-Crafts adalah ionkarbonium


(R+). Karena melibatkan ion karbonium, maka seringkali terjadi reaksi penyusunan
ulang (rearrangement) membentuk karbonium yang lebih stabil. Contoh reaksi
alkilasi:

b. Reaksi Asilasi

Sebagai elektrofil dalam reaksi asilasi Friedel-Crafts adalah ion asilium,


terbentuk dari hasil reaksi:

10
Pada reaksi asilasi Friedel-Craftstidak terjadi reaksi penataan ulang.
Dalam reaksi alkilasi dan asilasi Friedel-Crafts juga digunakan katalis asam
lewis misalnya FeCl3, FeBr3, AlCl3, AlBr3.

F. Senyawa Turunan Benzena dan Kegunaannya


1. Benzena Monosubtituen
Benzena monosubstitusi merupakan senyawa turunan benzena yang salah satu
atom hidrogennya telah digantikan dengan gugus fungsional yang lain. Ada banyak
sekali benzena monosubstitusi, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Anilina
Anilina atau biasa disebut juga dengan fenilamin adalah senyawa turunan
benzena yang salah satu atom hidrogennya tersubstitusi oleh gugus amina (-NH2).
Dengan demikian anilina mempunyai rumus molekul C6H5 NH2. Wujud dari
anilina adalah cair, tidak bewarna, sukar larut dalam air, larut dalam senyawa
organik, dan uapnya beracun. Penggunaan anilina paling banyak adalah sebagai
bahan baku pewarna diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan
bantuan asam nitrit dan asam klorida. Selain itu anilina dimanfaatkan untuk
pembuatan poliuretan, dengan sebelumnya direaksikan terlebih dahulu dengan
fosgen menjadi metilen difenil diisosianat. Penggunaan anilina yang lain adalah
untuk membuat herbisida, bahan pembuat obat-obatan dan proses kimia dalam
pembuatan penghapus karet.

11
Garam diazonium selanjutnya diubah menjadi berbagai macam zat warna.
Salah satu contohnya adalah Red No.2 yang memiliki struktur sebagai berikut:

Red No.2 dulunya digunakan seabagai pewarna minuman, tetapi ternyata


bersifat sebagai mutagen. Oleh karena itu, sekarang Red No.2 digunakan sebagai
pewarna wol dan sutera.
b. Toluena
Toluena merupakan senyawa turunan benzena yang salah satu atom
hidrogennya tersubstitusi oleh gugus metil (-CH3). Nama lain toluena adalah metil
benzena. Toluena adalah cairan yang tidak bewarna, dan mempunyai titik didih
110,60C. Dengan demikian toluena mempunyai rumus molekul C6H5CH3. Toluena
digunakan untuk pelarut dalam industri, thinner cat, lem, tinta, resin. Namun,
penggunaan toluena yang paling umum adalah sebagai bahan peledak (dinamit)
dan membuat trinitro toluena (TNT).

12
c. Fenol
Fenol merupakan senyawa turunan benzena yang salah satu atom hidrogennya
tersubstitusi oleh gugus hidroksi (-OH). Dengan demikian fenol mempunyai rumus
molekul C6H5OH. Walaupun mempunyai gugus fungsi alkohol, sifat fenol berbeda
dengan alkohol. Fenol mempunyai gugus hidroksi yang terikat pada karbon tak
jenuh. Fenol mempunyai keasaman yang tinggi karena cincin aromatik yang
bergandengan kuat dengan oksigen dan cenderung memutuskan ikatan antara
oksigen dan hidrogen. Fenol banyak digunakan untuk pembuatan bisfenol-A
dengan mereaksikannya dengan aseton. Selain itu, fenol juga berpotensi sebagai
desinfektan karena dapat membunuh bakteri/mikroba. Dalam bidang farmasi, fenol
banyak digunakan untuk membuat beberapa jenis obat, di antaranya obat faringitis,
juga dapat bermanfaat sebagai zat pewarna, bahan pembuat plastik jenis bakelit,
bahan pencelup.

13
d. Nitrobenzena
Nitrobenzena adalah senyawa turunan benzena yang salah satu atom
hidrogennya tersubstitusi oleh gugus nitro (-NO2). Dengan demikian nitrobenzena
mempunyai rumus molekul C6H5 NO2. Nitrobenzena digunakan untuk pengkilap
lantai, pelarut cat, dan penyemir jaket kulit.

e. Asam Benzoat
Asam Benzoat merupakan asam lemah yang sukar larut dalam air. Asam
benzoat adalah senyawa turunan benzena yang salah satu atom hidrogennya
tersubstitusi oleh gugus asam karboksilat (-COOH). Dengan demikian asam
benzoat mempunyai rumus molekul C6H5COOH.Asam benzoat dan garamnya
digunakan untuk mengawetkan makanan, yang biasanya mempunyai kode E210,
E211, E212, and E213. Kadar asam benzoat dalam makanan berkisar antara 0,05-
0,1%. Asam benzoat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.
Asam benzoat juga digunakan sebagai larutan standar untuk mengetahui kapsitas
kalor pada kalorimeter bom. Di bidang medis, asam benzoat digunakan untuk
perawatan kulit akibat jamur.

Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat yang tanpa kita sadari sering kita
gunakan, diantaranya:
1) Asam Asetil Salisilat atau lebih dikenal dengan sebutan aspirin atau asetosal
yang biasa digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit (analgesik) dan

14
penurun panas (antipiretik). Oleh karena itu aspirin juga digunakan sebagai obat
sakit kepala, sakit gigi, demam dan sakit jantung.Penggunaan dalam jangka
panjang dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa pada lambung sehingga
menimbulkan sakit maag, gangguan ginjal, alergi, dan asma.

2) Natrium Benzoat yang biasa digunakan sebagai pengawet makanan dalam


kaleng.

3) Metil Salisilat adalah komponen utama obat gosok atau minyak angin.

4) Asam Tereftalat merupakan bahan serat sintetik polyester.

15
5) Parasetamol (asetaminofen) memiliki fungsi yang sama dengan aspirin tetapi
lebih aman bagi lambung. Hampir semua obat yang beredar dipasaran
menggunakan zat aktif parasetamol.Penggunaan parasetamol yang berlebihan
dapat menimbulkan gangguan ginjal dan hati.

f. Asam Salisilat
Asam salisilat merupakan senyawa turunan asam benzoat yang mempunyai
nama sistematis asam orto-hidroksi benzoat. Asam salisilat merupakan senyawa
yang memiliki bentuk kristal putih. Asam salisilat dapat dibuat dengan cara
mereaksikan garam natrium salisilat dengan HCl hingga terbentuk asam salisilat.
Apabila asam salisilat direaksikan dengan anhidrida akan dihasilkan asetol atau
aspirin. Kegunaan asam salisilat untuk pembuatan talk salisil spirtus dan aspirin
sebagai obat yang dapat menurunkan panas dan pusing.

g. Asam Benzena Sulfonat


Asam Benzena Sulfonat adalah senyawa turunan benzena yang salah satu atom
hidrogennya tersubstitusi oleh gugus asam sulfonat (-SO3H). Dengan demikian
benzaldehida mempunyai rumus molekul C6H5SO3H. Penggunaan asam benzena
sulfonat adalah untuk pembuatan obat (berupa garamnya).

16
h. Benzaldehida
Benzaldehida adalah senyawa turunan benzena yang salah satu atom
hidrogennya tersubstitusi oleh gugus aldehida (-CHO). Dengan demikian
benzaldehida mempunyai rumus molekul C6H5COOH. Benzaldehida banyak
digunakan untuk membuat perisa almond pada makanan maupun minuman.
Penggunaan lain dari benzaldehida adalah untuk pestisida dan sebagai intermediet
untuk mensintesis senyawa organik yang lain.

Benezaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan


parfum karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan
asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis).

17
i. Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena
melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator
listrik, boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir.

2. Benzena Disubtitusi
Benzena disubstitusi merupakan senyawa benzena yang dua atom hidrogennya
diganti dengan gugus fungsional yang lain. Dalam hal ini erat kaitannya dengan
substitusi orto, meta dan para. Contoh senyawa benzena disubstitusi adalah kresol,
dengan nama lain metil fenol. Gugus metil dan hidroksi dapat berkedudukan orto,
meta, maupun para.

G. Dampak Bahaya dan Tidak Bahaya Senyawa Turunan Benzena


1. Fenol (C₆H₅-OH) merupakan senyawa turunan benzena bersifat asam lemah yang
berwujud kristal tidak berwarna, berbau karbol, dapat bereaksi dengan basa
menghasilkan garam dan air, dapat membunuh kumah (antiseptik), serta sedikit larut
dalam air. Fenol memiliki dampak positif yaitu dapat digunakan sebagai bahan
pembuat zat warna serta bahan pembuat polimer bakelit. Fenol memiliki dampak

18
negatif yaitu bersifat beracun dan korosif yang berbahaya sehingga bahan antiseptik
diganti dengan senyawa turunan fenol yaitu 2,4,6-trikloro fenol.

2. Anilin atau Amino Benzena (C₆H₅-NH₂) merupakan senyawa turunan benzena yang
bersifat basa lemah berwujud zat cair tidak berwarna dan sukar larut dalam air. Anilin
memiliki dampak positif yaitu digunakan sebagai bahan pembuat warna diazo, dan
dampak negatifnya adalah uap anilinin bersifat beracun sehingga membahayakan bagi
manusia.

3. Toluena atau Metil Benzena (C₆H₅-CH₃) merupakan senyawa turunan benzena yang
dapat digunakan sebagai bahan pembuatan asam benzoat dan bahan peledak TNT
(trinitro toluena). Bahan peledak TNT memiliki dampak negatif jika digunakan
dengan tujuan kriminal seperti meneror dan membunuh.

19
4. Nitrobenzena (C₆H₅-NO₃) merupakan senyawa turunan benzena berwujud zat cair
berwarna kuning yang bersifat higroskopis dan berbau harum buah-buahan.
Nitrobenzena dapat digunakan sebagai pembuatan anilin dan parfum sabun.

5. Asam Benzena Sulfonat (C₆H₅-SO₃H) merupakan senyawa turunan benzena yang


bersifat asam dan dapat digunakan sebagai bahan deterjen dan pemanis buatan.
Senyawa alkil benzena sulfonat (ABS) merupakan senyawa turunan asam benzena
sulfonat yang digunakan sebagai detergen pembersih pakaian. Sakarin (C₇H₅NO₃S)
merupakan senyawa turunan asam benzena sulfonat yang digunakan sebagai bahan
pemanis buatan. Dampak negatif dari asam benzena sulfonat yaitu pemakaian sakarin
yang berlebihan jika dikonsumsi karena dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes
dan obesitas, serta penggunaan detergen ABS yang sulit terdegradasi oleh air sehingga
dapat mencemari kualitas air.

20
6. Asam Benzoat (C₆H₅COOH) merupakan senyawa turunan benzena yang berwujud
kristal putih yang mudah terbakar, menguap dan mudah meledak serta dapat larut
dalam alkohol dan eter. Asam benzoat dapat digunakan sebagai bahan pengawet untuk
bahan makanan atau minuman olahan dalam bentuk garam natrium benzoat
(C₆H₅COONa). Dampak negatif dari mengkonsumsi makanan atau minuman yang
mengandung pengawet natrium benzoat yang berlebihan dapat menyebabkan penyakit
pada organ pencernaan, jantung dan gagal ginjal.

H. Cara Pembuatan Benzena


1. Memanaskan natrium benzoat kering dengan natrium hidroksida berlebih karena
menghasikan benzena. Contohnya adalah sebagai berikut.

21
2. Mereaksikan asam benzenasulfonat dengan uap air akan menghasilkan benzena.
Contohnya adalah sebagai berikut.

3. Mereduksi fenol dengan logam seng akan menghasilkan benzena. Contohnya adalah
sebagai berikut.

4. Mengalirkan gas asetilena ke dalam tabung yang panas dengan katalis Fe-Cr-Si akan
menghasilkan benzena. Contohnya adalah sebagai berikut.

5. Dengan destilasi bertingkat tir batu bara. Pada destilasi bertingkat tir batu bara selain
dihasilkan benzena juga diperoleh zat-zat lain, misalnya tokrena, xilena, naftalena,
antrosena, fenantrena, fenol, dan kresol.
6. Dengan proses reforming nafta pada industri petrokimia.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Benzena merupakan senyawa organik yang memiliki rumus molekul C 6H6 dan
tersusun atas 6 buah atom karbon yang bergabung membentuk sebuah cincin, dengan
satu atom hidrogen yang terikat pada masing-masing atom, karena hanya terdiri dari
atom karbon dan hidrogen. Senyawa benzena untuk pertama kalinya berhasil disolasi dari
residu berminyak yang diperoleh dari saluran gas lampu untuk penerangan oleh Michael
Faraday pada tahun 1825. Setelah diketahui bahwa benzena mempunyai rumus C6H6,
maka dapat disimpulkan bahwa benzena termasuk golongan hidrokarbon. Diantara
contoh senyawa turunan benzena dengan manfaatnya adalah sebagai berikut.
1. Fenol (C₆H₅-OH) merupakan senyawa turunan benzena bersifat asam lemah yang
berwujud kristal tidak berwarna, berbau karbol, dapat bereaksi dengan basa
menghasilkan garam dan air, dapat membunuh kumah (antiseptik), serta sedikit larut
dalam air. Fenol memiliki dampak positif yaitu dapat digunakan sebagai bahan
pembuat zat warna serta bahan pembuat polimer bakelit. Fenol memiliki dampak
negatif yaitu bersifat beracun dan korosif yang berbahaya sehingga bahan antiseptik
diganti dengan senyawa turunan fenol yaitu 2,4,6-trikloro fenol.
2. Anilin atau amino benzena (C₆H₅-NH₂) merupakan senyawa turunan benzena yang
bersifat basa lemah berwujud zat cair tidak berwarna dan sukar larut dalam air. Anilin
memiliki dampak positif yaitu digunakan sebagai bahan pembuat warna diazo, dan
dampak negatifnya adalah uap anilinin bersifat beracun sehingga membahayakan bagi
manusia.
3. Toluena atau metil benzena (C₆H₅-CH₃) merupakan senyawa turunan benzena yang
dapat digunakan sebagai bahan pembuatan asam benzoat dan bahan peledak TNT
(trinitro toluena). Bahan peledak TNT memiliki dampak negatif jika digunakan
dengan tujuan kriminal seperti meneror dan membunuh.
4. Nitro benzena (C₆H₅-NO₃) merupakan senyawa turunan benzena berwujud zat cair
berwarna kuning yang bersifat higroskopis dan berbau harum buah-buahan. Nitro
benzene dapat digunakan sebagai pembuatan anilin dan parfum sabun.

23
5. Asam benzena sulfonat (C₆H₅-SO₃H) merupakan senyawa turunan benzena yang
bersifat asam dan dapat digunakan sebagai bahan deterjen dan pemanis buatan.
Senyawa alkil benzena sulfonat (ABS) merupakan senyawa turunan asam benzena
sulfonat yang digunakan sebagai deterjen pembersih pakaian. Sakarin (C₇H₅NO₃S)
merupakan senyawa turunan asam benzena sulfonat yang digunakan sebagai bahan
pemanis buatan. Dampak negatif dari asam benzena sulfonat yaitu pemakaian sakarin
yang berlebihan jika dikonsumsi karena dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes
dan obesitas, serta penggunaan detergen ABS yang sulit terdegradasi oleh air sehingga
dapat mencemari kualitas air.
6. Asam benzoat (C₆H₅COOH) merupakan senyawa turunan benzena yang berwujud
kristal putih yang mudah terbakar, menguap dan mudah meledak serta dapat larut
dalam alkohol dan eter. Asam benzoat dapat digunakan sebagai bahan pengawet untuk
bahan makanan atau minuman olahan dalam bentuk garam natrium benzoat
(C₆H₅COONa). Dampak negatif dari mengkonsumsi makanan atau minuman yang
mengandung pengawet natrium benzoat yang berlebihan dapat menyebabkan penyakit
pada organ pencernaan, jantung, dan gagal ginjal.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih belum sesuai dengan
yang diharapkan oleh pembaca, oleh karenanya saya meminta kritik dan saran yang
bersifat membangun agar makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk kalangan
umum. Saya sebagai penyusun makalah meminta maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Atas kritik, saran, perhatian, dan kerja
samanya saya ucapkan terima kasih.

24
DAFTAR PUSTAKA

Bashori, Sayid Akmal. 2021. Senyawa Turunan Benzena Yang Berbahaya Dan Tidak
Berbahaya. Makalah.
Mendera, I Gede. 2020. Modul Pembelajaran SMA Kimia. Palembang: Pusat Kurikulum.

25

You might also like