You are on page 1of 12

MAKALAH

MANAJEMEN KONFLIK
TENTANG:
Peran Orang Tua dan Masyarakat dalam Manajemen Konflik

KELOMPOK 12
MPI 4B
JENI MAI PUTRI 1930103041
MUHAMMAD NAJIB 1930103059

DOSEN PEMBIMBING
FIRMAN, M.PD.I

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR
2021/ 1443H
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
berkat rahmat dan nikmatnya pemakalah dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu. Berikut ini pemakalah mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Peran
Orang Tua dan Masyarakat dalam Manajemen Konflik
“ semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar kepada pembaca.
Pemakalah tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, pemakalah
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini pemakalah mohon maaf. Dan semoga Allah memberkahi
makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Batusangkar, 31 Mei 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................iii

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Tujuan Pembahasan............................................................................................2

C. Rumusan Masalah...............................................................................................2

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................3

A. Peran orang tua dan masyarakat dalam menangani konflik .............................3


B. Manfaat dan urgensi masyarakat dalam menangani konflik ............................4
C. Contoh penanganan konflik di dunia pendidikan oleh masyarakat...................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................7

A. Kesimpulan........................................................................................................7
B. Saran..................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen Konflik adalah sebuah proses mengelola konflik dengan menyusun


sejumlah strategi yang dilakukan oleh pihak-pihak berkonflik sehingga mendapatkan resolusi
yang diinginkan. Dalam sudut pandang demokrasi, manajemen konflik akan berbicara perihal
bagaimana konflik ditangani secara konstruktif, membawa pihak yang berkonflik ke dalam
suatu proses yang kooperatif, serta merancang sistem kooperatif yang praktis untuk
mengelola perbedaan secara konstruktif. Melalui manajemen konflik, konflik akan dikelola
sehingga dapat membatasi aspek negatif dan meningkatkan aspek positif dari konflik yang
terjadi.

Tujuan dari manajemen konflik, baik yang dilakukan secara langsung oleh pihak yang
berkonflik maupun melibatkan pihak ketiga, adalah untuk mempengaruhi seluruh struktur
situasi konflik yang dalam prosesnya mengandung hal-hal destruktif (seperti penggunaan
kekerasan atau permusuhan) dan membantu pihak-pihak berkonflik untuk menemukan solusi
atas konflik yang terjadi.

Pengetahuan tentang pencegahan kekerasan dan pembinaan perilaku positif di


kalangan siswa telah berkembang dan siap diterapkan di sekolah, dengan pendekatan tepat
dan persiapan memadai. Pendekatan yang tepat itu tidak memerlukan polisi, satuan
pengamanan sekolah, atau sistem pemantau elektronik. Persiapan yang memadai itu
memerlukan pengambilan keputusan yang berwenang dan peran serta seluruh pemangku
kepentingan di sekolah. Tulisan ini mendiskusikan beberapa jalur yang dapat digunakan
membawa pengetahuan teoretis dan praktis tersebut ke sekolah. Istilah yang digunakan
menggambarkan pengetahuan teoretis dan praktis tersebut adalah “manajemen konflik
berbasis sekolah”, disingkat MKBS. Selanjutnya, istilah “institusionalisasi” dan
“pelembagaan”, yang dijelaskan lebih lanjut di bawah, merujuk kepada seperangkat aturan
yang menata interaksi bersama di sekolah.

1
B. TUJUAN PEMBAHASAN

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk :

1. Mengetahui Peran orang tua dan masyarakat dalam menangani konflik?


2. Mengetahui Manfaat dan urgensi masyarakat dalam menangani konflik?
3. Mengetahui Contoh penanganan konflik di dunia pendidikan oleh masyarakat?

C. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Peran orang tua dan masyarakat dalam menangani konflik?


2. Bagaimana Manfaat dan urgensi masyarakat dalam menangani konflik?
3. Bagaimana Contoh penanganan konflik di dunia pendidikan oleh masyarakat?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran orang tua dan masyarakat dalam menangani konflik


1. Pengertian Konflik dan Manajemen Konflik
Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan
sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik. Demikian
halnya dengan kehidupan organisasi. Anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik.
Perubahan atau inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif), apalagi jika
tidak disertai pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang. Konflik secara
etimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu conflict, dari bahasa Latin configure yang berarti
saling menjatuhkan atau konflik terjadi karena ada pihak-pihak yang saling mengejutkan
dengan kata lain kekerasan, sindiran, sikap, pendapat-pendapat, perilaku, tujuan-tujuan, dan
kebutuhan yang bertentangan (Rusdiana, 2016).
Secara terminologi, ada beberapa pengertian yang dijelaskan para ahli, antara lain:
Afzalur Rahim menyatakan bahwa konflik dapat didefinisikan sebagai keadaan interaktif
yang termanifestasikan dalam sikap ketidakcocokan, pertentangan, atau perbedaan dengan
atau antara entitas sosial seperti individu-individu, kelompok-kelompok, atau organisasi-
organisasi (Efendi, 2015). Sedangkan Wahjosumidjo (2002) mendefinisikan konflik lebih
simpel yaitu, "Segala macam bentuk hubungan antara manusia yang mengandung sifat
berlawanan".
Konflik dapat diartikan sebagai ketidak setujuan antara dua atau lebih anggota
organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus
menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan
bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi
yang berbeda.
2. Peran orang tua dalam mengatasi konflik

Peranan Orang Tua dalam mengatasi Kenakalan Remaja. Peranan orang tua dalam
mencegah dan mengatasi kenakalan remaja dapat diuraikan sebagai berikut:

3
1. Orang tua berperan sebagai teman Disini orang tua harus bisa berperan sebagai
teman, orang harus selalu ada disisi mereka, entah selalu bertanya tentang keseharian remaja
tersebut dan dapat senantiasa memberi solusi dalam kesulitan dan menghibur dikala sedih.
Dengan hadirnya orang tua sebagai teman maka membuat remaja merasa tenang dan merasa
bahagia walaupun ada-ada saja masalah yang timbul sehingga dengan hadirnya orang tua
sebagai teman dapat mencegah timbulnya kenakalan remaja yang dipicu oleh konflik-konflik
atau masalah-masalah sosial yang timbul baik dari dirinya sendiri ataupun dari lingkungan
sosial di sekitar mereka.

2. Orang tua berperan sebagai pendidik. Tidak hanya diberikan pendidikan melalui
lembaga-lembaga formal seperti sekolah. Dalam menghadapi masalah kenakalan remaja
orang tua juga harus memberikan pendidikan melalui dalam rumah tangga seperti
memberikan masukan berupa siraman-siraman rohani.

3. Orang tua sebagai pemantau Orang tua sebagai pemantau dari sikap remaja dapat
mengatasi kenakalan remaja. Contoh: Si A selalu minum-minuman keras cap tikus, setelah
dapat pantauan orang tuanya maka si A takut dalam meminum –minuman keras lagi.

4. Orang tua sebagai pengawas Memang sudah menjadi kewajiban orang tua agar
dapat mencegah kenakalan remaja. Contoh: sebelum di awasi si A selalu meminum-minuman
keras cap tikus. Tetapi setelah orang tuanya tau dan mengawasinya, maka si A tidak lagi
melakukan hal tersebut.

5. Orang tua berperan sebagai pendorong. Setelah melakukan kenakalan, remaja


tersebut masih bisa direhabilitasi dengan cara orang tua memberikan dorongan terus menerus
kepada remaja agar kembali ke jalan yang benar, namun tidak boleh dengan kekerasan atau
paksaan melainkan dengan cara lembah-lembut. Namun apabila belum melakukan kenakalan,
orang tua juga harus tetap memberikan dorongan dan motivasi agar remaja tersebut tetap
berada dalam keadaan hyang baik dan tidak melakukan kenakalan.

B. Manfaat dan urgensi masyarakat dalam menangani konflik

Urgensi berasal dari bahsa inggris yakni urgent berarti kepentingan yang mendesak
atau sesuatu yang bersifat mendadak dan harus segera ditunaikan

Urgensi adanya sebuah sistem pencegahan konflik antara lain untu mengurangi dan
menghindari bentuk – bentuk konflik destruktif dan berbagai dampak buruknya ,pencegahan

4
konflik merupakan instrumen yang lebih baik dan efisien dibandingkan upaya resolusi
konflik untuk mencegah permusuhan laten agar tidak berkembang menjadi manifest,serta
menghalangi terjadinya eskalasi

Begitukan menurut KBBI urgensi adalah keharusan yang mendesak ,hal yang sangat
penting

Untuk menangani konflik ada tiga tahapan

1. Perencanaan analisis konflik.pada tahap ini dilakukan identifikasi konflik yang


terjadi

,untuk menentukan sumber penyebab dan pihak – pihak yang terlibat dalam konflik
tersebut .jika konflik sudah dalam tahap terbuka akan dapat mudah dikenal ,tetapi
masih dalam tahap potensi ( tesembunyi ) perlu diberi stimulus akan menjadi terbuka
dan dapat dikenal

2. Evaluasi konflik. Pada tahap ini dilakukan evaluasi apakah konflik tersebut sudah
mendekati titik patah, sehingga perlu diredam agar tidak menimbulkan dampak
negatif, atau konflik tersebut masih berada dalam sekitar titik kritis .atu justru baru
dalam tahap tersembunyi , sehingga perlu di stimulus agar mendekati titik kritis dan
menberikan dampak positif
3. Memecahkan konflik, menagambil tindakan untuk mengatsi konflik yang
terjadi ,termasuk memberi stimulus jika memang konflik masih dalam tahap
tersembunyi dan perlu dibuka

C. Contoh penanganan konflik di dunia pendidikan oleh masyarakat

Konflik dalam dunia pendidikan dipandang sebagai salah satu titik lemah dalam
pengelolaan lembaga pendidikan. Perspektif ini muncul dikarenakan pengelola lembaga
pendidikan memandang konflik sebagai sesuatu yang negatif dan kontraproduktif. Konflik
yang terjadi dalam organisasi berbanding lurus dengan usia organisasi, termasuk salah
satunya adalah lembaga pendidikan. Awal mula konflik bisa lahir dari persoalan yang
mungkin saja dipandang remeh atau sederhana. Namun, hal tersebut tidak jarang menjadi
penentu panjang pendeknya usia, atau masa bertahannya sebuah organisasi untuk durasi
waktu yang lebih lama lagi.

5
3.contoh penanganan konflik di dunia pendidikan oleh masyarakat

Konflik ,tauran antar pelajar di Nagari Tuik Koto Mudiek

Penangana konflik tauran antar pelajar terjadi di Nagari Tuik Koto Mudiek ,dalam
mengendalikan ketemtraman di Nagari Tuik Koto Mudiek

1. Penanganan preventif ,yaitu cara yang dpat dilakukan masyrakat sebelum terjadinya
tauran antar pelajar di Nagari Tuik Koto Mudiek ,dimana cara ini dilakuakan melalui
musyawarah ,melalui kerjasama antar masyarakat maupun aparat kepolisian ,melalui
sosilisasi dan kepengawasan

2. Penangana represif ,yaitu apabila tauran telah terjadi maka cara yang dapat
dilakuakan yaitu melalui nasehati atau menegur ,melalui sanksi atau hukuma

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konflik sebenarnya sesuatu yang alamiah, yang dalam batas waktu tertentu dapat
bernilai positif terhadap perkembangan sekolah, tetapi harus dikelola dengan baik dan hati-
hati, sebab jika melewati batas dapat menimbulkan akibat yang fatal. Dengan demikian
manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar
dalam suatu konflik. Implementasi manajemen konflik dalam pendidikan dilakukan dengan
beberapa pendekatan. Konflik tidak merubah falsafah manajemen. Sebenarnya konflik
diperlukan dan merupakan langkah strategis dalam pengembangan organisasi ke arah yang
lebih baik. Orang-orang dalam organisasi memerlukan tindakan yang tegas selama terjadi
konflik. Manajer tampak desisif apabila seseorang memiliki tujuan dari sasaran yang jelas
dan spesifik. Manajer harus mengelola persoalan yang dihadapi organisasi dengan
menggunakan kekuatan, mengetahui dan kemudian melakukan apa yang paling baik untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

Konflik dapat terjadi dalam organisasi apapun. Untuk itulah manajer atau pimpinan
dalam organisasi harus mampu mengelola konflik yang terdapat dalam organisasi secara baik
agar tujuan organisasi dapat tercapai tanpa hambatan-hambatan yang menciptakan terjadinya
konflik. Terdapat banyak cara dalam penanganan suatu konflik. Manajer atau pimpinan harus
mampu mendiagnosis sumber konflik serta memilih strategi pengelolaan konflik yang sesuai
sehingga diperoleh solusi tepat atas konflik tersebut. Dengan pola pengelolaan konflik yang
baik maka akn diperoleh pengalaman dalam menangani berbagai macam konflik yang akan
selalu terus terjadi dalam organisasi.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini pemakalah menyadari jika masih banyak


kekurangannya, oleh karena itu pemakalah meminta kritik dan saran dari pembaca dan
pemakalah berharap semoga makalah ini bisa menambah wawasan pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Miles dan Huberman, 1992, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit pradnya Paramita.
Moleong. Lexy. J. 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit Rosdakarya Bandung.

AS. Munandar. (1987). Manajemen Konflik dalam Organisasi, Pengendalian Konflik dalam
Organisasi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Baharuddin, Konstelasi Konflik Dalam Lembaga Pendidikan: Sebuah Telaah Kritis, Jurnal el-
Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang, www.ejournal.uin-malang.ac.id. diunduh
tanggal 26 Oktober 2013.

You might also like