Professional Documents
Culture Documents
Makalah MK KLP 12
Makalah MK KLP 12
MANAJEMEN KONFLIK
TENTANG:
Peran Orang Tua dan Masyarakat dalam Manajemen Konflik
KELOMPOK 12
MPI 4B
JENI MAI PUTRI 1930103041
MUHAMMAD NAJIB 1930103059
DOSEN PEMBIMBING
FIRMAN, M.PD.I
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
berkat rahmat dan nikmatnya pemakalah dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu. Berikut ini pemakalah mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Peran
Orang Tua dan Masyarakat dalam Manajemen Konflik
“ semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar kepada pembaca.
Pemakalah tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, pemakalah
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini pemakalah mohon maaf. Dan semoga Allah memberkahi
makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................iii
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan Pembahasan............................................................................................2
C. Rumusan Masalah...............................................................................................2
A. Kesimpulan........................................................................................................7
B. Saran..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan dari manajemen konflik, baik yang dilakukan secara langsung oleh pihak yang
berkonflik maupun melibatkan pihak ketiga, adalah untuk mempengaruhi seluruh struktur
situasi konflik yang dalam prosesnya mengandung hal-hal destruktif (seperti penggunaan
kekerasan atau permusuhan) dan membantu pihak-pihak berkonflik untuk menemukan solusi
atas konflik yang terjadi.
1
B. TUJUAN PEMBAHASAN
C. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
Peranan Orang Tua dalam mengatasi Kenakalan Remaja. Peranan orang tua dalam
mencegah dan mengatasi kenakalan remaja dapat diuraikan sebagai berikut:
3
1. Orang tua berperan sebagai teman Disini orang tua harus bisa berperan sebagai
teman, orang harus selalu ada disisi mereka, entah selalu bertanya tentang keseharian remaja
tersebut dan dapat senantiasa memberi solusi dalam kesulitan dan menghibur dikala sedih.
Dengan hadirnya orang tua sebagai teman maka membuat remaja merasa tenang dan merasa
bahagia walaupun ada-ada saja masalah yang timbul sehingga dengan hadirnya orang tua
sebagai teman dapat mencegah timbulnya kenakalan remaja yang dipicu oleh konflik-konflik
atau masalah-masalah sosial yang timbul baik dari dirinya sendiri ataupun dari lingkungan
sosial di sekitar mereka.
2. Orang tua berperan sebagai pendidik. Tidak hanya diberikan pendidikan melalui
lembaga-lembaga formal seperti sekolah. Dalam menghadapi masalah kenakalan remaja
orang tua juga harus memberikan pendidikan melalui dalam rumah tangga seperti
memberikan masukan berupa siraman-siraman rohani.
3. Orang tua sebagai pemantau Orang tua sebagai pemantau dari sikap remaja dapat
mengatasi kenakalan remaja. Contoh: Si A selalu minum-minuman keras cap tikus, setelah
dapat pantauan orang tuanya maka si A takut dalam meminum –minuman keras lagi.
4. Orang tua sebagai pengawas Memang sudah menjadi kewajiban orang tua agar
dapat mencegah kenakalan remaja. Contoh: sebelum di awasi si A selalu meminum-minuman
keras cap tikus. Tetapi setelah orang tuanya tau dan mengawasinya, maka si A tidak lagi
melakukan hal tersebut.
Urgensi berasal dari bahsa inggris yakni urgent berarti kepentingan yang mendesak
atau sesuatu yang bersifat mendadak dan harus segera ditunaikan
Urgensi adanya sebuah sistem pencegahan konflik antara lain untu mengurangi dan
menghindari bentuk – bentuk konflik destruktif dan berbagai dampak buruknya ,pencegahan
4
konflik merupakan instrumen yang lebih baik dan efisien dibandingkan upaya resolusi
konflik untuk mencegah permusuhan laten agar tidak berkembang menjadi manifest,serta
menghalangi terjadinya eskalasi
Begitukan menurut KBBI urgensi adalah keharusan yang mendesak ,hal yang sangat
penting
,untuk menentukan sumber penyebab dan pihak – pihak yang terlibat dalam konflik
tersebut .jika konflik sudah dalam tahap terbuka akan dapat mudah dikenal ,tetapi
masih dalam tahap potensi ( tesembunyi ) perlu diberi stimulus akan menjadi terbuka
dan dapat dikenal
2. Evaluasi konflik. Pada tahap ini dilakukan evaluasi apakah konflik tersebut sudah
mendekati titik patah, sehingga perlu diredam agar tidak menimbulkan dampak
negatif, atau konflik tersebut masih berada dalam sekitar titik kritis .atu justru baru
dalam tahap tersembunyi , sehingga perlu di stimulus agar mendekati titik kritis dan
menberikan dampak positif
3. Memecahkan konflik, menagambil tindakan untuk mengatsi konflik yang
terjadi ,termasuk memberi stimulus jika memang konflik masih dalam tahap
tersembunyi dan perlu dibuka
Konflik dalam dunia pendidikan dipandang sebagai salah satu titik lemah dalam
pengelolaan lembaga pendidikan. Perspektif ini muncul dikarenakan pengelola lembaga
pendidikan memandang konflik sebagai sesuatu yang negatif dan kontraproduktif. Konflik
yang terjadi dalam organisasi berbanding lurus dengan usia organisasi, termasuk salah
satunya adalah lembaga pendidikan. Awal mula konflik bisa lahir dari persoalan yang
mungkin saja dipandang remeh atau sederhana. Namun, hal tersebut tidak jarang menjadi
penentu panjang pendeknya usia, atau masa bertahannya sebuah organisasi untuk durasi
waktu yang lebih lama lagi.
5
3.contoh penanganan konflik di dunia pendidikan oleh masyarakat
Penangana konflik tauran antar pelajar terjadi di Nagari Tuik Koto Mudiek ,dalam
mengendalikan ketemtraman di Nagari Tuik Koto Mudiek
1. Penanganan preventif ,yaitu cara yang dpat dilakukan masyrakat sebelum terjadinya
tauran antar pelajar di Nagari Tuik Koto Mudiek ,dimana cara ini dilakuakan melalui
musyawarah ,melalui kerjasama antar masyarakat maupun aparat kepolisian ,melalui
sosilisasi dan kepengawasan
2. Penangana represif ,yaitu apabila tauran telah terjadi maka cara yang dapat
dilakuakan yaitu melalui nasehati atau menegur ,melalui sanksi atau hukuma
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konflik sebenarnya sesuatu yang alamiah, yang dalam batas waktu tertentu dapat
bernilai positif terhadap perkembangan sekolah, tetapi harus dikelola dengan baik dan hati-
hati, sebab jika melewati batas dapat menimbulkan akibat yang fatal. Dengan demikian
manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar
dalam suatu konflik. Implementasi manajemen konflik dalam pendidikan dilakukan dengan
beberapa pendekatan. Konflik tidak merubah falsafah manajemen. Sebenarnya konflik
diperlukan dan merupakan langkah strategis dalam pengembangan organisasi ke arah yang
lebih baik. Orang-orang dalam organisasi memerlukan tindakan yang tegas selama terjadi
konflik. Manajer tampak desisif apabila seseorang memiliki tujuan dari sasaran yang jelas
dan spesifik. Manajer harus mengelola persoalan yang dihadapi organisasi dengan
menggunakan kekuatan, mengetahui dan kemudian melakukan apa yang paling baik untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Konflik dapat terjadi dalam organisasi apapun. Untuk itulah manajer atau pimpinan
dalam organisasi harus mampu mengelola konflik yang terdapat dalam organisasi secara baik
agar tujuan organisasi dapat tercapai tanpa hambatan-hambatan yang menciptakan terjadinya
konflik. Terdapat banyak cara dalam penanganan suatu konflik. Manajer atau pimpinan harus
mampu mendiagnosis sumber konflik serta memilih strategi pengelolaan konflik yang sesuai
sehingga diperoleh solusi tepat atas konflik tersebut. Dengan pola pengelolaan konflik yang
baik maka akn diperoleh pengalaman dalam menangani berbagai macam konflik yang akan
selalu terus terjadi dalam organisasi.
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Miles dan Huberman, 1992, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit pradnya Paramita.
Moleong. Lexy. J. 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit Rosdakarya Bandung.
AS. Munandar. (1987). Manajemen Konflik dalam Organisasi, Pengendalian Konflik dalam
Organisasi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Baharuddin, Konstelasi Konflik Dalam Lembaga Pendidikan: Sebuah Telaah Kritis, Jurnal el-
Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang, www.ejournal.uin-malang.ac.id. diunduh
tanggal 26 Oktober 2013.