You are on page 1of 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 . Landasan Konseptual


2.1.1 Komunikasi
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa komunikasi
adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
dengan cara yang tepat sehingga pesan yang di maksud dapat dipahami,
hubungan, dan kontak. Menurut (Wursanto, 2001) komunikasi adalah sesuatu
proses kegiatan penyampaian pesan sesama individu atau kelompok satu dengan
yang lain agar mencapai suatu pengertian. Hal ini juga ditegaskan oleh Berlo
dalam jurnal (Hasan, 2005) mengatakan bahwa komunikasi dapat dijadikan
sebagai keberhasilan apabila makna pesan yang disampaikan sama dengan
maksud oleh sumber.
2.1.1.1. Proses Komunikasi
Menurut Harold Laswell yang dikutip oleh (Mulyana, 2005), cara yang
baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut: who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
atau siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan pengaruh
bagaimana.
Sedangkan menurut Effendy (2007), beropini bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang-lambang yang bermakna,
sebagai panduan dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan,
himbauan dan sebagainya yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain baik
langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui berbagai media
dengan tujuan mengubah sikap, pandangan dan perilaku. Ada beberapa sebab
mengapa manusia melakukan komunikasi, yakni untuk:
a. Mengubah sikap (to change attitude)
b. Mengubah pendapat, opini, serta pandangan (to change the opinion)
c. Mengubah perilaku (to change the behaviour)
d. Mengubah masyarakat (to change the society)
2.1.2 New Media
Dikutip dalam jurnal (Herlina, 2017) mengemukakan bahwa teori new
media dikembangkan oleh Pierre Levy. Teori ini membahas tentang
perkembangan media sosial. Dalam teori ini memiliki dua pandangan. Pandangan
yang pertama adalah interaksi sosial yang menekankan perbedaannya ada pada
interaksi tatap muka. Menurut Pierre Levy, World Wide Web (www) adalah salah
satu situs dimana setiap orang dapat mengakses sumber data secara terbuka,
fleksibel dan dinamis sehingga memudahkan manusia untuk berorientasi terhadap
suatu hal yang baru. Kemudian pandangan kedua yaitu pandangan integrasi
dimana manusia dapat menyebarluaskan informasi kepada khalayak dengan cara
sebagaimana manusia menggunakan media itu sendiri.
Dikutip dalam jurnal (Putri,2014) new media adalah suatu produk
komunikasi yang dikemas kedalam bentuk teknologi bersama komputer digital
yang didalamnya di konvergensi menjadi media dalam bentuk kesatuan. New
media dapat digunakan menggunakan interntet, media berbasis elektronik,
fleksibel dan dapat diakses private maupun publik.

2.1.3 Media sosial


(Cahyono, 2016) mengatakan bahwa media sosial adalah media online,
pengguna dapat berinteraksi, berpatisipasi, menciptakan segala sesuatunya dengan
mudah. Jejaring sosial adalah suatu hal yang umum yang masyarakat gunakan di
seluruh dunia. Media online juga dapat mendukung interaksi media sosial untuk
dapat menggunakan web sebagai komunikasi interaktif.

2.1.4 TikTok
Di dalam jurnal (Aji, 2018) menurut Viv Gong, Head Marketing TikTok
mengemukakan, Indonesia menduduki peringkat ke-6 di dunia dengan pengguna
internet terbanyak. Tiktok juga merupakan aplikasi yang dibuat oleh Byte Dance
asal China yang bergerak dalam bidang teknologi kecerdasan buatan yang
terkenal di dunia melalui produk media elektronik. Menurut (Kusuma, 2020)
TikTok merupakan salah satu aplikasi yang paling terpopuler dan diminati di
dunia. Dengan membuat video kreatif dengan durasi video 15 detik, Tiktok dapat
memungkinkan penggunaanya menggunakan aplikasi tersebut untuk
mengekpresikan diri.

2.1.5. Keterampilan
Menurut (Wahyudi, 2002) keterampilan adalah kecakapan atau keahlian
untuk melakukan suatu pekerjaan yang hanya diperoleh dalam praktek.
Keterampilan kerja ini dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu :
1) Keterampilan mental seperti analisa, membuat keputusan,
menghitung dan menghafal.
2) Keterampilan fisik seperti keterampilan yang berhubungan dengan
anggota tubuh dan pekerjaan.
3) Keterampilan sosial seperti dapat mempengaruhi orang lain,
berpidato, menawarkan barang dan lain-lain

2.1.5.1 Dasar – Dasar Keterampilan


Menurut (Robbins, 2000) pada dasarnya keterampilan dapat dikategorikan
menjadi empat yaitu sebagai berikut :
1) Keterampilan Dasar (Basic Literacy Skill) Keterampilan dasar
merupakan keahlian yang dimiliki setiap individu sesuai
keterampilan yang dimiliki.
2) Keahlian Teknik (Technical Skill) Keahlian teknik adalah
pengembangan teknik yang dimiliki setiap individu untuk
melakukan sesuatunya.
3) Keahlian Interpersonal (Interpersonal Skill) Keahlian interpersonal
adalah suatu kemampuan yang dimiliki untuk dapat berinteraksi
dengan individu atau kelompok lain untuk menjadi pendengar yang
baik serta menyampaikan informasi secara jelas.
4) Menyelesaikan Masalah (Problem Solving) menyelasaikan
masalah adalah suatu proses atau aktivitas untuk menajalankan
logika serta berargumentasi dalam menyelesaikan suatu masalah
dengan mengetahui penyebabnya dan memilih penyelesaian
masalah dengan baik.

2.1.6. Public Speaking


Menurut (Nikitina, 2011) dalam jurnal (Oktavianti & Rusdi, 2019) public
speaking adalah sebuah seni atau tindakan berpidato didepan banyak audiens. di
ungkapkan juga seseorang yang berusia 10 sampai 90 tahun akan menempatkan
diri mereka komunikasi seperti apa yang akan mereka lakukan di depan public.
Dalam buku (West & Tuner, 2010) setiap orang yang berbicara dengan tujuan
mempengaruhi khalayak harus mempertimbangkan 3 aspek retoris yaitu logika,
emosi dan etika. Hal ini termasuk kedalam teori retorika yaitu bagaimana cara
seseorang mempengaruhi hal yang membangun kepada khalayak disekitar
lingkungan mereka.

2.1.7 Konten Kreator


Menurut (Sayugi, 2018) mengatakan bahwa konten kreator adalah profesi
yang dimiliki seseorang berupa tulisan, gambar, suara, atau gabungan dari
beberapa materi. Konten tersebut dibuat untuk media digital seperti instagram,
blogger, Youtube dan berbagai platform lain.
Menurut (Street, 2014) dalam jurnal (Hermawan, 2018) seorang konten
kreator yang sukses diharapkan dapat (1) mengatur jadwal yang telah ditentukan,
(2) mengetahui produk yang akan dibuat pada konten, (3) mempunyai gaya atau
pengetahuan yang up to date, (4) dapar berpikir seperti audiens, (5) mempunyai
relasi yang luas.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Uses and Gratification
( Morrisan, 2013) Pada tahun 1940 teori ini mulai berkembang, yaitu
ketika para peneliti mencoba mencari tahu hal yang melatarbelakangi audiens
mendengarkan radio atau membaca surat kabar. Mereka meneiliti dan mencari
tahu tentang kepuasan apa yang diperoleh dari siaran radio. Sehingga orang lebih
tertarik mendengarkan program yang disiarkan seperti kuis dan serial drama radio.
Kemudian Herzog yang dipandang sebagai orang pertama untuk meriset sebuah
pengguna dan kepuasan mencoba mengelompokkan berbagai alasan mengapa
orang lebih memilih mendengarkan radio daripada membaca surat kabar. Ia pun
mempelajari peranan keinginan dan kebutuhan khalayak terhadap pemilihan
sebuah media.
Teori uses and gratification merupakan pengembangan dari teori atau
model Hypodermic Needle. Teori ini diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan
Elihu Kartz pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses on Mass Communication :
Current Perspectives on Grativication Research. (Nurudin, 2007) Teori ini
menyebutkan bahwa penggunaan media menjadi peranan aktif khalayak untuk
memilih dan menggunakan suatu media. Pengguna dapat berusaha mencari
sumber media terbaik untuk memenuhi segala kebutuhannya. Dapat di tegaskan
kembali bahwa teori uses and gratification ini menyimpulkan bahwa pengguna
dapat memilih media alternatif untuk memuaskan serta memenuhi kebutuhannya.

2.3 Penelitian Terdahulu


Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu yang diambil untuk meneliti
penetian yang dibuat oleh peneliti.

Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
No Judul Nama Metode Hasilnya Perbedaan
Penelitian Peneliti Penelitian

1. Pengaruh Dwi Putri Kuantitatif Hasil dari penelitian yang


Penggunaan Robiatul penelitian peneliti tulis
Aplikasi menemukan bahwa variabel X
TikTok Adawiyah terdapat pengaruh adalah Konten
Terhadap (2020) yang signifikan Kreator
Kepercayaan antara Penggunaan @vmuliana
Diri Remaja di Sosial Media dan Variabel Y
Kabupaten TikTok dengan Keterampilan
Sampang Kepercayaan Diri Public
Remaja di speaking di
Kabupaten aplikasi
Sampang TikTok.

2. Pengaruh Muhammad Kuantitatif Terdapat pengaruh penelitian yang


Isnaini (2020) Konten channel peneliti tulis
Konten
youtube atta variabel X
Channel youtube halilintar terhadap adalah Konten
gaya berbicara Kreator
Atta halilintar
remaja di @vmuliana
terhadap gaya
kelurahan dan Variabel Y
berbicara remaja
Jurangmangu Keterampilan
Di kelurahan Timur, Pondok Public
jurangmangu speaking di
timur pondok Aren. aplikasi
aren TikTok

3. Pengaruh Sandi marga Kuantitatif Para mahasiswa penelitian yang


aplikasi tik tok pratama, UINSA peneliti tulis
terhadap memberikan variabel X
ekspresi ekspresi baik dan adalah Konten
komunikasi Muchlis bisa dilihat dari Kreator
mahasiswa segi positif yaitu @vmuliana
universitas menurut mereka dan Variabel Y
islam negeri aplikasi tiktok Keterampilan
(2020)
(uin) sunan membantu untuk Public
ampel surabaya mengekspresikan speaking di
tahun 2020 kreativitas aplikasi
khususnya dalam TikTok serta
pembuatan video teori yang
pendek. Karena digunakan uses
aplikasi tiktok and
sendiri merupakan gratification
salah program
gatget untuk
menghasilkan
video dengan
mudah dan diberi
efek special yang
unik.

4. Resepsi Remaja Steven Kualitatif Makna yang penelitian yang


terhadap Kesuma, H.H. diterima oleh peneliti tulis
Konten Daniel remaja terhadap variabel X
@BotakTikTok Tamburian konten positif adalah Konten
termasuk kedalam Kreator
di Media Sosial (2021) @vmuliana
TikTok kategori makna dan Variabel Y
denotatif sebab Keterampilan
menyajikan konten Public
yang bermanfaat. speaking di
Sedangkan aplikasi
makna yang TikTok dan
diterima oleh metode yang
remaja mengenai digunakan
konten negatif metode
disebut sebagai kuantitatif
makna

konotatif sebab
para remaja
menyarankan
konten tersebut
untuk tidak
dicontoh atau

ditiru oleh
pengguna lain
yang menonton
konten.

5. Belajar public Roswita Kualitatif Rumah asuh yatim penelitian yang


speaking Oktavianti, piatu menjadi peneliti tulis
sebagai lokasi dimana variabel X
komunikasi diberlakukannya adalah Konten
penelitian, public Kreator
Yang efektif Farid Rusdi speaking dapat @vmuliana
dikembangan dan Variabel Y
dengan cara Keterampilan
(2019) bercerita, Public
Keberhasilan speaking di
materi ini dilihat aplikasi
dari kemampuan TikTok dan
peserta metode yang
menceritakan digunakan
kembali kisah metode
yang sudah kuantitatif
disampaikan,
respon dan
antusiasme mereka
saat mendengar
dan menjawab
pertanyaan. peneliti
menyarankan agar
kegiatan pengabdian
kepada masyarakat
serupa bisa
dilakukan kepada
guru atau
pendamping anak-
anak. Hal ini karena
inisiatif untuk
mengajarkan
public speaking di
dalam kelas berasal
dari guru.

2.3.1 Deskripsi Perbedaan


Untuk penelitian terdahulu yang pertama yaitu Pengaruh Penggunaan
Aplikasi TikTok Terhadap Kepercayaan Diri Remaja di Kabupaten Sampang yang
ditulis oleh (adawiyah, 2020) menggunakan metode kuantitatif, populasi yang
dipilih adalah remaja yang berusia 15-19 tahun di Kabupaten Sampang dan
mengambil sampel sebanyak 100 responden.
Untuk penelitian terdahulu yang kedua yaitu Pengaruh Konten Channel
youtube Atta halilintar terhadap gaya berbicara remaja Di kelurahan jurangmangu
timur pondok aren yang ditulis oleh (isnaini, 2020) menggunakan metode
kuantitatif, dengan populasi 9.066 orang dan mengambil sampel sebanyak 100
responden.
Untuk penelitian terdahulu yang ketiga yaitu Pengaruh aplikasi tik tok
terhadap ekspresi komunikasi mahasiswa universitas islam negeri (uin) sunan
ampel surabaya tahun 2020 yang ditulis oleh (Pratama dan muchlis, 2020)
menggunakan metode kuantitatif, populasinya adalah mahasiswa universitas islam
negeri (uin) sunan ampel surabaya tahun 2020 dengan sampel sebanyak 94
responden.
Untuk penelititian terdahulu yang ke empat yaitu Resepsi Remaja terhadap
Konten @BotakTikTok di Media Sosial TikTok yang ditulis oleh (Kesuma dan
Tamburian, 2021). Menggunakan metode kualitatif, mengambil sampel dengan
wawancara secara langsung sebanyak 3 orang responden.
Untuk penelitian terdahulu yang ke lima yaitu Belajar public speaking
sebagai komunikasi yang efektif yang ditulis oleh (Oktavianti dan Rusdi, 2019)
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengambilan sampel anak-anak
sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa bagaimana
terjadinya public speaking sebagai komunikasi yang efektif yaitu melalui
bimbingan guru di sekolah agar komunikasi yang terjalin dengan murid sekolah
dasar dapat terlaksana secara efektif.
2.4. Kerangka Pemikiran

Berikut ini adalah kerangka pemikiran yang dibuat oleh peneliti untuk
mengetahui hubungan X dan Y mengenai pengaruh konten kreator @vmuliana
terhadap keterampilan public speaking di Aplikasi TikTok.

Tabel 2.2
Kerangka Pemikiran

SOSIAL MEDIA
APLIKASI TIKTOK

(X)

KONTEN TIKTOK @VMULIANA

Teori Uses and Gratification

(Y)

Followers TikTok @vmuliana

Pengaruh Konten Kreator @vmuliana


terhadap keterampilan public speaking di
aplikasi TikTok
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibuat oleh peneliti maka
diharapkan peneliti ini dapat mengetahui adanya pengaruh sosial media di aplikasi
TikTok terhadap konten kreator @vmuliana terhadap keterampilan public
speaking di aplikasi TikTok. Dalam penelitian ini peneliti menentukan variabel X
sebagai konten TikTok @vmuliana dan variabel Y sebagai Followers dari TikTok
@vmuliana. peneliti menggunakan teori Uses dan Gratification yang diharapkan
dapat menjadi kebutuhan dan kepuasan followers terhadap konten yang dibuat
oleh @vmuliana.Dengan demikian peneliti memilih judul Pengaruh konten
kreator @vmuliana terhadap keterampilan public speaking di aplikasi TikTok.

2.5. Hipotesis
Berdasarkan uji statistik, rumusan hipotesis dibagi menjadi dua jenis yaitu,
hipotesis nol atau nihil yang dilambangkan dengan Ho dan hipotesis alternatif
atau hipotesis kerja yang dilambangkan dengan Ha. Dalam penelitian ini, peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ho 1 : Ada pengaruh konten kreator @vmuliana terhadap keterampilan
public speaking di aplikasi TikTok
Ha 1 : Tidak ada pengaruh konten kreator @vmuliana terhadap
keterampilan public speaking di aplikasi TikTok

DAFTAR PUSTAKA BAB II

● Aji, Wisnu Nugroho (2018) Aplikasi Tik Tok Sebagai Media


Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, ISBN : 978-602-
6779-21-2
● Cahyono, Anang Sugeng (2016), Pengaruh Media Sosial Terhadap
Perubahan Sosial Masyarakat di Indonesia
● Compassion&Choices.(2017).https://www.compassionandchoices.org/wpc
ont ent/uploads /2016/02/Volunteer-Public-Speaking-
Storytelling- Program-Handbook-FINAL- 1.30.17.pdf. Retrieved from
https://www.compassionandchoices.org.
● Effendy, Onong Uchjana (2003) Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: Citra Aditya Bakti), p. 4
● Effendy, Onong Uchjana (2006), Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik,
(Bandung: Remaja Rosdakarya), p. 53
● Effendy, Onong Uchjana, (2007) Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya), hlm. 55.
● Herlina, Novi (2017) “Efektivitas Komunikasi Akun Instagram
@Sumbar_Rancak Sebagai Media Informasi Online Pariwisata
Sumatera Barat”, Jurnal Risalah Vol. 4, NO. 2, 9
● Hasan, Erliana. (2005). Komunikasi Pemerintahan. Bandung: PT.
Rafika Aditama
● Ig, Wursanto (2001). Ilmu komunikasi teori dan praktek.
Yogyakarta. Kanisius
● Mulyana, Deddy (2005), Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya hlm. 62
● Mulyati, Yeti, dkk. (2007). Keterampilan Dalam Belajar Mengajar.
Jakarta: Universitas Terbuka
● Morissan (2013), Teori Komunikasi Massa, (Penerbit Ghalia Indonesia),
82
● Nurudin (2007), Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA), hal 191-192
● Oktavianti, R., & Rusdi, F. (2019). Belajar Public Speaking sebagai
Komunikasi yang Efektif.  Jurnal Bakti Masyarakat
Indonesia, 2(1). Hal. 117-122
● Putri, Fanny Aulia (2014), “Opini Siswa Terhadap Tindakan Cyberbully
Di Media Sosial”, Jurnal Risalah, 3.
● Robbins (2000), “Keterampilan Dasar”, (Jakarta : PT Raja Grafindo), 494
Daftar Pustaka 2.2
● Sayugi. (2018). Content Creator, Apa sih artinya? .
Retrieved from GRProject:
https://grproject.tech/2018/02/14/content creator-
apa- sih-artinya/
● Hermawan, D. (2018). Content creator dalam kacamata industri kreatif:
Peran personal branding dalam media sosial.
● Wahyudi, Bambang (2002), “Manajemen Sumber Daya Manusia”,
(Bandung : Sulita)
● West, R., & Turner, L. H. (2010). Pengantar Teori Komunikaasi Analisis
dan Aplikasi Edisi 3 Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika

DAFTAR PUSTAKA PENELITIAN TERDAHULU JURNAL:

● Adawiyah, d. P. R. (2020). Pengaruh penggunaan aplikasi tiktok


terhadap kepercayaan diri remaja di kabupaten sampang. Jurnal
komunikasi, 14(2), 135-148.
● Isnaini, M. (2020). Pengaruh Konten Channel Youtube Atta Halilintar
Terhadap Gaya Berbicara Remaja Di Kelurahan Jurangmangu
Timur Pondok Aren. PANTAREI, 4(03).
● Pratama, s., & muchlis, m. (2020). Pengaruh aplikasi tik tok
terhadap ekspresi komunikasi mahasiswa universitas islam negeri
(uin) sunan ampel surabaya tahun 2020. Incare, international journal of
educational Resources, 1(2), 102-115
● Kesuma, s., & tamburian, d. (2020). Resepsi remaja terhadap konten
@ botaktiktok di media sosial tiktok. Koneksi, 5(1), 182-186.
● Oktavianti, r., & rusdi, f. (2019). Belajar public speaking sebagai
komunikasi yang efektif. Jurnal bakti masyarakat indonesia, 2(1).

You might also like