You are on page 1of 6

PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM PADA MASA KHALIFAH

UMAR BIN ABDUL AZIZ DAN ABU JA’FAR AL MANSYUR


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam”
Dosen Pengampu :
Dr. Nur Chamid MM.

Disusun oleh :
Kelompok 3

1. Ayumi Zahra (934200420)


2. Ayu Nisa Maharani (934200620)
3. Lina Indriani Aryanto (934200920)

JURUSAN PERBARNKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelsaikan makalah ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda kita tercinta
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti. Penulis
juga menyadari bahwa makalah ini masi jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
banyak kesalahan serta kekurangannya. Untuk itu, kami sebagai penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca, supaya kami dapat memperbaikinya menjadi lebih baik
lagi.

Kami juga mengucapkan terimahkasih kepada bapak Dr. Nur Chamid,MM.


sebagai dosen pengampu mata kuliah “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam” yang telah
membimbing kami dalam mengerjakan tugas ini yang karenanya kami dapat belajar dan
berproses dalam pembuatan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sejarah Perekonomian Islam merupakan salah satu unsur terpenting dalam


melancarkan proses pembangunan suatu negara. Sebab merosotnya perekonomian
suatu negara akan berpengaruh terhadap proses pelaksanaan pembangunan yang akan
dilakukan. Dalam kesempatan ini, kami akan membahas mengenai Sejarah
Pemikiran Ekonomi pada masa Umar Bin Abdul Aziz dan Abu Ja’far Al Mansyur .
yang didalamnya membahas mengenai perkembangan dan pertumbuhan pada kedua
khalifah tersebut. Serta memaparkan bagaimana sistem pemerintahan pada setiap
khalifahnya. Salah satu contoh pada masa pemerintahan Umar Bin Abdul Aziz,
memprioritaskan pembangunan dalam negeri Di dalam melakukan berbagai
kebijakannya, khalifah Umar bin Abdul Aziz bersifat melindungi dan maningkatkan
kemakmuran taraf hidup masyarakat secara keseluruhan.

Maka dari itu diperlukan kajian yang mendalam mengenai ekonomi syariah
(ekonomi islam) ini. Berawal dari sinilah penyusun membuat makalah ini, dengan
tujuan agar memahami bagaimana sejarah pemikiran ekonomi yang dulu pernah
berjaya dan dapat menjadi jawaban atas gelisahan yang ada pada masa kejayaan
islam. Oleh karena itu penyusun menyusun laporan ini, dengan kajian khusus pada
masa Umar Bin Abdul Aziz dan Abu Ja’far Al Mansyur agar dapat bermanfaat untuk
perkembangan ekonomi syariah pada masa yang akan datang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam pada masa Umar Bin Abdul
Aziz?
2. Bagaimana Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam pada masa Abu Ja’far Al
Mansyur?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam pada masa Umar
Bin Abdul Aziz
2. Untuk mengetahui Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam pada masa Abu
Ja’far Al Mansyur
BAB II
PEMBAHASAN

A. MASA UMAR BIN ABDUL AZIZ

Umar bin Abdul Aziz dilahirkan sekitar tahun 682 M. Umar dilahirkan di
Hulwan, nama sebuah desa di Mesir. Ayahnya, Abdul Aziz bin Marwah, pernah
menjadi gubernur di wilayah itu. Abdul Aziz adalah adik dari Khalifah Abdul Malik.
Ibunya adalah Ummu Asim binti Asim. Umar adalah cicit dari Khulafaur Rasyidin
kedua, Umar bin Khattab, dimana umat Muslim menghormatinya sebagai salah
seorang sahabat Nabi yang paling dekat.1
Khalifah Umar bin Abdul Aziz sudah sering didengar ditengah-tengah
masyarakat. Para ulama dan buku-buku banyak yang menulis bagaimana
kepemimpinan khalifah Umar bin Abdul Aziz tersebut. Catatan sejarah yang
menyampaikan bahwa khalifah Umar bin Abdul Aziz telah berhasil memakmurkan
rakyatnya pada masa itu, menarik untuk dikaji lebih jauh terkait sosok khalifah Umar
bin Abdul Aziz. Umar bin Abdul Aziz bin Marwah merupakan seorang khalifah yang
saleh. Sering dipanggil dengan sebutan Abu Hafsh. Disepakati sebagai Khalifah
Rasyidin kelima. Umar dilahirkan di Hulwan, nama sebuah desa di Mesir. Ayahnya,
Marwah pernah menjadi gubernur di wilayah itu. Umar bin Abdul Aziz menjadi
khalifah pada dinasti Bani Umayyah selama dua setengah tahun atau lebih tepatnya
29 bulan. Usia pemerintahan yang relatif singkat itu, beliau berhasil merubah
sendisendi kehidupan rakyatnya. Sehingga namanya menjadi harum dibanding
khalifah-khalifah Bani Umayyah lainnya.2
Selama masa pemerintahannya, Umar binAbdul Aziz menerapkan kembali ajaran
islam secara utuh dan menyeluruh, berbagai pembenahan dilakukannya di seluruh
sector kehidupan masyarakat tanpa pandang bulu. Langkah ini dimulai dari dirinya
sendiri. Ketika diangkat sebagai khalifah, umar bin Abdul Aziz mengumpulkan
rakyatnya dan mengumumkan serta menyerahkan seluruh harta kekayaan dir dan
keluarganya yang tidak wajar kepada kaum muslimin melalui Baitul Mal, mulai dari
tanah-tanah perkebunan di Maroko, berbagai tunjangan yang berada di Yamamah,
Mukaedes, Jabal Wars, Yaman, dan fadak, hingga cincin pemberian Al-Walid.
Selama berkuasa, ia juga tidak mengambil sesuatupun dari Baitul Mal, termasuk
pendapatan fai yang telah menjadi haknya.
Pada masa pemerintahannya, khalifah Umar bin Abdul Aziz memprioritaskan
pembangunan dalam negeri. Menurutnya, memperbaiki dan meningkatkan
1
Imam As Suyuthi, Tarikh Khulafa, Sejarah Penguasa Islam, (Jakarta Timur: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 269.
2
Ibid.,
kesejahteraan negeri-negeri islam adalah lebih baik daripada menambah perluasan
wilayah. Dalam rangka ini pula, ia menjaga hubungan baik dengan pihak oposisi dan
memberikan hak kebebasan beribadah kepada penganut agama lain.

You might also like