You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi serta

bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran

yang bertumpuh pada proses belajar mengajar di dalam kelas yang melibatkan

kegiatan mengajar guru dan belajar siswa. Ada enam komponen dasar dalam

proses belajar mengajar yang saling berkaitan, meliputi: guru, siswa,

bahan/materi pelajaran, metode mengajar, media pendidikan dan evaluasi

yang merupakan timbal balik bagi guru untuk mengukur tujuan dari

pengajaran yang hendak dicapai maupun untuk menilai hasil pencapaian

belajar dari siswa (Budiningsih, 2005:67).

Pendidikan di tanah Papua merupakan suatu kehidupan yang sangat

mendasar bagi pembangunan bangsa dan Negara Indonesia. Dalam

penyelenggaraannya, pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai

pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi

belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks ini, guru dituntut

untuk membentuk suatu perencanaan kegiatan pembelajaran sistematis yang

berpedoman pada kurikulum yang saat itu digunakan. Pada pelaksanaannya

dilapangan, proses pembelajaran yang ada masih banyak menerapkan metode

konvensional dengan menggunakan ceramah dalam menyampaikan materi

1
sehingga dengan metode ini siswa hanya akan mendengarkan materi yang

disampaikan oleh guru. Dapat dikatakan siswa menjadi individu yang pasif.

Sementara itu, kurikulum yang ada saat ini (K13).

Menurut Mulyasa (2014:6), kurikulum 2013 adalah kurikulum yang

menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar yang akan

menjadi fondasi pada tingkat berikutnya. melalui pengembangan kurikulum

2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi kita berharap bangsa ini

menjadi bangsa yang memiliki nilai jual yang bisa ditawarkan kepada bangsa

lain didunia. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang

mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut

untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki

sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam

Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di

satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang Pendidikan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SD Inpres 17

Kabupaten Sorong pada tanggal 9 November 2020, melalui wawancara yang

peneliti lakukan kepada 10 peserta didik kelas 1 SD Inpres 17 Kabupaten

Sorong bahwa umumnya guru tidak mengunakan media pembelajaran yang

unik dan tepat. Siswa merasa sulit untuk belajar pengenalan huruf dengan baik

selama proses pembelajaran di masa Pandemi Covid-19. Mengajarkan huruf

ke siswa kelas 1 perlu membutuhkan strategi atau teknik yang tepat karena

2
pembelajaran yang dimulai sangat mendasar. Sehingga adanya masalah

tersebut peneliti mencoba untuk menggunakan media huruf berupa Kartu

huruf abjad-abjad yang dituliskan pada potongan potongan suatu media, baik

karton, kertas maupun papan tulis (tripleks). Untuk mempermudah siswa

untuk mengetahui dengan benar tentang pengenalan huruf bahkan menyusun

huruf sebagai menjadi satu kalimat. Metode yang digunakan guru adalah

dengan ceramah selain itu juga guru hanya menuntun siswa untuk menulis

huruf .

Permasalahan ini muncul bukan hanya karena kemampuan dan

motivasi belajar peserta didik yang kurang, namun ketika peneliti

menanyakan tentang sejauh mana media digunakan atau seringkah guru

menggunakan media ketika pembelajaran berlangsung. Para peserta didik

tersebut mengatakan bahwa dalam pembelajaran guru sangat jarang

menggunakan media dalam pembelajaran. Dalam hal ini media kartu huruf

dalam mengelola pembelajaran mempunyai pengaruh yang sangat besar

dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Media adalah alat bantu yang di gunakan guru dalam proses belajar

mengajar. dengan menggunakan alat bantu dapat menghindari kemungkinan

terjadinya kesalahan komunikasi antara guru dan anak didik. Media atau alat

bantu tersebut dapat berupa benda langsung atau tidak langsung yang

bertujuan untuk membantu guru dalam mengajar dan memudahkan anak

dalam belajar. Dalam hal ini media merupakan salah satu sarana yang ikut

3
menunjang proses belajar mengajar. Media berasal dari bahasa latin medius

secara harafiah berarti “tengah”, “pertama” atau “pengantar”. Media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mempu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Karena posisinya yang berada di tengah diantara dua

sisi disebut pengantara. Sedangkan media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara

terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Peneliti juga sempat menanyakan kepada wali kelas SD Inpres 17

Kabupaten Sorong tentang sejauh mana guru menggunakan media ketika

mengajar dan bagaimana hasil belajar para peserta didik selama ini. Guru

tersebut menyampaikan tidak selalu menggunakan media mengajar di kelas.

Dan terkait hasil belajar beliau mengatakan bahwa hasil di SD Inpres 17

Kabupaten Sorong peserta didik jika dilihat dari hasil ulangan banyak sekali

dari mereka memang yang hasilnya kurang memuaskan bahkan ada yang

kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal

yang telah ditentukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 65.

Sehingga dengan adanya medi kartu huruf ini akan membantu siswa dalam

mengenal huruf dengan baik. Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti

merasa tertarik terhadap topik ini, dengan mengkaji lebih lanjut dengan judul

4
penelitian: Hubungan Media Kartu Huruf Dengan Minat Belajar Siswa

Kelas 1 SD Inpres 17 Kabupaten Sorong.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut:

1. Siswa Kelas 1 SD belum mampu mengenal huruf dengan benar.

2. Rendanya hasil belajar dan minat belajar siswa Kelas 1 SD Inpres 17

Kabupaten Sorong dalam memperkenalkan huruf kepada siswa

dengan memanfaatkan media belajar yang unik.

3. Kurangnya keterampilan guru dalam memilih model pelajaran

pengenalan huruf yang dapat melibatkan siswa aktif belajar dengan

baik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara

media kartu huruf dengan minat belajar siswa Kelas 1 SD Inpres 17

Kabupaten Sorong?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk megetahui upaya guru mengunakan

media kartu huruf dalam meningkatkan minat belajar siswa Kelas 1 SD

Inpres 17 Kabupaten Sorong.

5
E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan wawasan tentang

penggunaan media huruf dalam keterampilan mengenal huruf dan

membaca di sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan

pengetahuan dan pengalaman praktis dalam melaksanakan

pembelajaran membaca permulaan dan guru dapat menggunakan

strategi ini sebagai alternatif pembelajaran mengenal huruf dan

membaca bagi siswa SD Inpres 17 Kabupaten Sorong.

b. Bagi murid, hasil penelitian dapat meningkatkan rasa percaya diri

dan keberanian dalam proses pengenalan huruf dan pembelajaran

membaca permulaan.

c. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai

sumber acuan membuat penelitian lanjutan yang sejenis.

You might also like