Professional Documents
Culture Documents
Bab 8
Bab 8
1.APUS VAGINA
a.pengertian
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan
dari vagina. Hal ini umumnya dilakukan untuk memastikan ada tidaknya
infeksi jamur, bakteri dan parasit pada vagina Pemeriksaan apus vagina
(vaginal wet mount) berbeda dengan pemeriksaan pap smear namun dapat
dilakukan bersamaan atau pada waktu yang berbeda. Pemeriksaan apus
vagina adalah pemeriksaan dengan sampel cairan vagina yang akan dilihat
dibawah mikroskop untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri atau
jamur yang menyebabkan peradangan di vagina (vaginitis) dan sekitarnya
atau tidak. Keluhan yang biasanya muncul saat terjadi vaginitis adalah
keputihan, gatal pada vagina, nyeri saat berhubungan sexual, dan iritasi.
Sedangkan pemeriksaan papsmear dilakukan untuk melihat apakah sel di
vagina mengalami perubahan ke arah sel ganas (kanker) atau tidak.
Apabila hal ini membuat anda cemas atau informasi kurang jelas anda juga
dapat menanyakan hal ini ke dokter yang menyarankan pemeriksaan apus
vagina. Sebelum melakukan pemeriksaan apus vagina usahakan tidak
melakukan hubungan sex sebelumnya, jangan melakukan pembersihan
vagina berlebihan (douching vagina), dan jangan konsumsi obat anti jamur
3 hari sebelum pemeriksaan.
b. cara pengerjaannya
Teknik pemeriksaan swab vagina dimulai dari persiapan pasien dan peralatan,
pengambilan sampel, hingga prosedur tindakan.
Persiapan Pasien
Persiapan dimulai dengan melakukan anamnesis mengenai riwayat kesehatan
dan seksual dan menjelaskan langkah-langkah prosedur yang akan dilakukan.
Pasien diberi kesempatan untuk mencerna informasi serta bertanya atau
mengutarakan kekuatirannya jika masih ada yang belum jelas sebelum
memberikan informed consent.[5]
Setelah pasien memberikan informed consent, instruksikan pasien untuk
mengosongkan kandung kemih, melepaskan pakaian bagian bawah, dan
berbaring. Pastikan bed pasien berada di tempat yang cukup tertutup agar privasi
pasien terjaga. Sebelum kontak dengan pasien, cuci tangan dan kenakan sarung
tangan.[5]
Peralatan
Peralatan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut:
Lampu pemeriksaan
Swab steril dan slide mikroskop untuk masing-masing pemeriksaan (high vaginal
swab/HVS dan low vaginal swab/LVS)
Swab transtube (media transpor charcoal) untuk masing-masing pemeriksaan
Spekulum vagina
Sarung tangan
Posisi Pasien
Pemeriksaan dilakukan dengan pasien berada dalam posisi litotomi. Posisikan
lampu agar area pemeriksaan terlihat jelas.[5]
Prosedural
Prosedur meliputi pengambilan sampel dan pemeriksaan hasil swab. Pemeriksaan
yang umum dilakukan menggunakan sampel swab vagina pada kasus suspek
vaginitis adalah saline wet mount, whiff test, kultur, dan nucleic acid amplification
testing (NAAT).
Prosedur Pengambilan Sampel Swab Vagina oleh Klinisi
Lakukan inspeksi meatus eksterna dan vulva. Perhatikan apakah ada lesi kulit,
sekret atau perdarahan per vaginam, dan bekas luka
Memasukkan spekulum
Swab dinding vagina (jarak >2 cm dari introitus untuk HVS, dan jarak 1-2 cm dari
untuk LVS) menggunakan swab steril.
Dengan tangan yang bebas, buka kulit di luar vagina. Masukkan ujung swab ke
introitus. Arahkan ujung swab ke punggung bagian bawah. Relaksasikan otot-otot
vagina
Masukkan swab perlahan ke dalam vagina, tidak lebih dari dua inci. Jika swab
sulit masuk, putar swab sambil dorong perlahan. Jika masih sulit, hentikan
prosedur
Keluarkan swab tanpa menyentuh kulit. Masukkan swab ke dalam tabung dan
tutup dengan rapat. Ulangi langkah-langkah tersebut jika masih diperlukan sampel
kedua
Setelah prosedur selesai, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Bilas dan
keringkan[11]
Sampel harus disimpan pada suhu 2-30°C dan dikirimkan ke laboratorium dalam
waktu 14 hari sejak pengambilan. Sampel juga dapat dibekukan dan dikirim ke
laboratorium pada suhu (-20°C) dalam 180 hari sejak pengambilan.[11]
mengetahui apakah ada infeksi bakteri atau jamur yang menyebabkan peradangan
vagina (vaginitis) dan sekitarnya atau tidak
2. OBSERVASI PAP SMEAR
b. observasi
Hasil tes pap smear bisa positif atau negatif. Jika negatif, berarti tidak didapati
sel yang abnormal. Dengan demikian, pasien bisa disimpulkan tidak menderita
kanker serviks. Adapun bila hasilnya positif berarti ditemukan sel abnormal.
Meski demikian, hasil positif tidak selalu menandakan adanya kanker serviks.
Berikut ini beberapa sel abnormal yang mungkin terdeteksi dari hasil pap smear
positif:
c. cara pelaksanaan
1. Ganti Baju
Tahap pertama dalam pemeriksaan pap smear tak jauh berbeda dengan tahap awal
aktivitas medis lainnya, yaitu mengganti pakaian dengan baju khusus dari rumah
sakit. Biasanya, kamu akan diminta untuk menanggalkan semua pakaian, terutama
pakaian bagian bawah. Jangan panik dan risih, karena hal ini berguna untuk
mempermudah proses pap smear.
Pada tahap ini, petugas akan melakukan pemeriksaan pada bagian luar miss V,
yang mencakup bagian luar vulva dan labia. Pengecekan bagian labia dilakukan
untuk pemeriksaan tahap selanjutnya.
Lalu pengambilan sampel dilanjutkan ke bagian yang lebih dalam, yaitu bagian
saluran mulut rahim dan bagian dalam rahim. Untuk proses ini, digunakan alat
yang bernama Cytobrush, alat yang berbentuk seperti sikat yang menyerupai sapu
kecil.
6. Pelepasan Speculum
Ketika petugas telah selesai mengambil sampel, maka telah selesai pula tahapan
utama dalam pap smear. Speculum yang terpasang pun akan dilepas dengan hati-
hati. Saat pencopotan, petugas medis biasanya juga akan melakukan pemeriksaan
pada bagian uterus dan ovarium, dengan menggunakan tangan.
Seluruh proses pap smear selesai, hal yang perlu kamu lakukan adalah menunggu
sampel selesai diperiksa di laboratorium patologi. Sementara itu, petugas medis
akan bertugas untuk melakukan pemeriksaan mendetail, yaitu apakah sel-sel
dalam sampel merupakan sel yang normal atau tidak.
a. Persiapan alat alat yang akan digunakan, meliputi spekulum biwalve (cocor
bebek), spatula ayre, kaca objek yang telah diberi label atau tanda, dan
alkohol 95%
b. Pasien berbaring dengan posisi litotomi
c. Pasang spekulum sehingga tampak lebih jelas bagian atas,formik
posterior,serviks
d. Periksa serviks pemekrisaan apakah normal atau tidak
e. Spatula dengan ujung pendek dimasukkan dengan kedalam endoserviks,
dimulai dari arah jam 12 dan diputar 360 c searah jarum jam
f. Kemudian sediaan yang telah didapat, dioleskan diatas kaca objek pada sisi
yang telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45 c satu kali usapan
g. Celupkan kaca objek kedalam larutan alkohol 95% selama 10 menit
h. Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transport dan dikirim ke ahli
patologi.
3.PEMERIKSAAN KOLPOSKOPI
a.pengertian
Kolposkopi merupakan alat untuk memeriksa vagina dan servik dengan
menggunakan mikroskop binokuler, jenis tes untuk mengetahui
perkembangan kanker serviks serta kerap digunakan untuk menemukan sel
sel abnormal diserviks.
C. cara pelaksanaannya
Tahapan Pap Smear
Pap smear bisa dilakukan saat sedang tidak dalam masa haid. Selain itu, jangan
memakai douche untuk membersihkan vagina sekurang-kurangnya tiga hari
sebelum tindakan. Persiapan lainnya adalah tidak berhubungan seksual dan tidak
memakai tampon setidaknya dua hari sebelumnya serta tidak menggunakan alat
kontrasepsi.
Usahakan serileks mungkin ketika berbaring di meja periksa. Taruh kedua kaki di
tempat yang telah disediakan atau dalam posisi lebar.
Posisi pasien dalam pemeriksaan pap smear mirip dengan proses persalinan
normal. Maka baju khusus mungkin diperlukan agar prosesnya berjalan lebih
mudah.
Pemeriksaan vagina
Dokter akan memeriksa vagina bagian luar terlebih dahulu sebelum memulai
tahapan pap smear di dalam vagina.
Pembukaan vagina
Dokter membuka vagina dan memasukkan alat seperti cocor bebek bernama
spekulum. Proses ini dilakukan dengan perlahan dan hati-hati.
Dokter mengambil sampel sel dari dalam vagina menggunakan alat seperti sikat
halus atau kapas atau semacam spatula. Sampel lalu dimasukkan ke alat periksa
seperti tabung atau gelas kaca untuk dibawa ke laboratorium.
Seusai pengambilan sampel sel, spekulum dilepas. Tahap pap smear telah selesai.
Pasien tinggal menunggu hasil pemeriksaan sampel di laboratorium.
d.gambar melakukan pemeriksaan pap smear
ada dibawah :
a.pengertian ultrasonografi
Ultrasonografi medis adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan
menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal
dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini
berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika
masa kehamilan, Ultrasonografi atau yang biasa dikenal sebagai USG,
merupakan teknik menampilkan gambar atau citra dari kondisi bagian dalam
tubuh. Alat medis ini memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi
tinggi untuk mengambil gambar tubuh bagian dalam. Misalnya, organ tubuh
atau jaringan lunak.
b. jenis pemeriksaan ultrasonografi
1. USG Standar
USG standar adalah jenis paling umum yang dilakukan selama melakukan tes
kehamilan. Dokter atau suster memegang tongkat yang berbentuk transduser dan
kemudian digosokkan di atas perut untuk menghasilkan gambar dua dimensi dari
bayi.
2. Transvaginal scans
3. Doppler imaging
USG jenis ini bertujuan untuk mengukur seberapa baik darah yang mengalir di
dalam tubuh bayi Mama. Selain itu, USG ini juga dilakukan bagi Mama yang
memiliki tekanan darah tinggi atau pertumbuhan bayi dalam janin menjadi lebih
lambat dari biasanya.
4. Echocardiography janin
5. USG 3D
USG 3D atau 3 dimensi akan menghasilkan gambar yang baik dan jelas karena
terlihat utuh dalam format 3 dimensi. Oleh sebab itu, Mama akan mudah
memahami dan melihat bagaimana bayi Mama berkembang. Alat yang digunakan
untuk melakukan USG ini terbilang cukup mahal, karena itulah biaya yang Mama
keluarkan juga cukup besar.
6. USG 4D
USG 4D atau real time merupakan teknologi canggih dimana gambar yang
ditampilkan berupa 3 dimensi dan bergerak, sehingga Mama dapat melihat dengan
jelas gerakan serta ekspresi muka janin.
Prosedur Ultrasonografi
Jika perut diperiksa, orang mungkin diminta untuk tidak makan dan minum
selama
beberapa jam sebelum tes. Biasanya, pemeriksa mengoleskan gel tebal pada kulit
di atas
area yang akan diperiksa untuk memastikan transmisi suara yang baik.
Transduser genggam ditempelkan pada kulit dan dipindahkan ke area
yang akan
dievaluasi.Untuk mengevaluasi beberapa bagian tubuh, pemeriksa
memasukkan
transduser ke dalam tubuh misalnya, ke dalam vagina untuk memvisualisasikan
rahim
Jantung
Misalnya untuk mendeteksi kelainan pada cara jantung berdetak, kelainan
struktural seperti katup jantung yang rusak, dan pembengkakan pada bilik atau
dinding
jantung (ultrasonografi jantung disebut ekokardiografi).
USG adalah alat yang bisa digunakan untuk mendeteksi tumor dan peradangan
pada indung telur, saluran tuba, atau rahim.
Saluran kemih
Misalnya, untuk membedakan kista jinak dari massa padat (yang
mungkin
kanker) di ginjal atau untuk mendeteksi penyumbatan seperti batu atau
kelainan
struktural lainnya pada ginjal, ureter, atau kandung kemih (lihat Ultrasonografi)
Kehamilan
Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan janin dan untuk mendeteksi
kelainan plasenta (seperti plasenta yang salah tempat, disebut plasenta previa).
Ultrasonografi juga dapat digunakan untuk memandu dokter ketika
mereka
mengambil sampel jaringan untuk biopsi. Ultrasonografi adalah alay yang
dapat
menunjukkan posisi instrumen biopsi, serta area yang akan dibiopsi
(seperti massa).
Dengan demikian, dokter dapat melihat di sebelah mana memasukkan
instrumen dan
dapat menuntun langsung ke sasaranny
Metode
Pemeriksaan khusus
Varian fisiologi
Penanda lunak aneuploidy
Infeksi virus (CMV, Toksoplasmosis, Herpes)
Kistik fibrosis
Ileus mekonium
Pembengkakan akibat sejumlah kecil darah
entang nilai normal hematologi bervariasi pada bayi, anak anak dan remaja,
umumnya lebih tinggi saat lahir dan menurun selama beberapa tahun kemudian.
Nilai pada orang dewasa umumnya lebih tinggi dibandingkan tiga kelompok umur
di atas. Pemeriksaan hemostasis dan koagulasi digunakan untuk mendiagnosis dan
memantau pasien dengan perdarahan, gangguan pembekuan darah, cedera
vaskuler atau trauma. a) Hematokrit (Hct) Nilai normal: Pria : 40% - 50 % SI
unit : 0,4-0,5 Deskripsi: Wanita : 35% - 45% SI unit : ,45 Hematokrit menunjukan
persentase sel darah merah tehadap volume darah total. Implikasi klinik:
Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia (karena berbagai sebab), reaksi
hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan hipertiroid. Penurunan
Hct sebesar 30% menunjukkan pasien mengalami anemia sedang hingga parah.
Peningkatan nilai Hct dapat terjadi pada eritrositosis, dehidrasi, kerusakan paru-
paru kronik, polisitemia dan syok. Nilai Hct biasanya sebanding dengan jumlah
sel darah merah pada ukuran eritrosit normal, kecuali pada kasus anemia
makrositik atau mikrositik. Pada pasien anemia karena kekurangan besi (ukuran
sel darah merah lebih kecil), nilai Hct akan terukur lebih rendah karena sel
mikrositik terkumpul pada volume yang lebih kecil, walaupun jumlah sel darah
merah terlihat normal. Nilai normal Hct adalah sekitar 3 kali nilai hemoglobin.
Satu unit darah akan meningkatkan Hct 2% - 4%. Faktor pengganggu Individu
yang tinggal pada dataran tinggi memiliki nilai Hct yang tinggi demikian juga Hb
dan sel darah merahnya. Normalnya, Hct akan sedikit menurun pada hidremia fi
siologis pada kehamilan Pedoman Interpretasi Data Klinik 9
Nilai Hct normal bervariasi sesuai umur dan jender. Nilai normal untuk bayi
lebih tinggi karena bayi baru lahir memiliki banyak sel makrositik. Nilai Hct pada
wanita biasanya sedikit lebih rendah dibandingkan laki-laki. Juga terdapat
kecenderungan nilai Hct yang lebih rendah pada kelompok umur lebih dari 60
tahun, terkait dengan nilai sel darah merah yang lebih rendah pada kelompok
umur ini. Dehidrasi parah karena berbagai sebab meningkatkan nilai Hct. Hal
yang harus diwaspadai Nilai Hct <20% dapat menyebabkan gagal jantung dan
kematian; Hct >60% terkait dengan pembekuan darah spontan b) Hemoglobin
(Hb) Nilai normal : Pria : g/dl SI unit : 8,1-11,2 mmol/l Deskripsi: Wanita: g/dl SI
unit : 7,4 9,9 mmol/l Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat
transportasi oksigen (O 2 ) dan karbon dioksida (CO 2 ). Hb tersusun dari globin
(empat rantai protein yang terdiri dari dua unit alfa dan dua unit beta) dan heme
(mengandung atom besi dan porphyrin: suatu pigmen merah). Pigmen besi
hemoglobin bergabung dengan oksigen. Hemoglobin yang mengangkut oksigen
darah (dalam arteri) berwarna merah terang sedangkan hemoglobin yang
kehilangan oksigen (dalam vena) berwarna merah tua. Satu gram hemoglobin
mengangkut 1,34 ml oksigen. Kapasitas angkut ini berhubungan dengan kadar Hb
bukan jumlah sel darah merah. Penurunan protein Hb normal tipe A1, A2, F
(fetal) dan S berhubungan dengan anemia sel sabit. Hb juga berfungsi sebagai
dapar melalui perpindahan klorida kedalam dan keluar sel darah merah
berdasarkan kadar O 2 dalam plasma (untuk tiap klorida yang masuk kedalam sel
darah merah, dikeluarkan satu anion HCO 3 ). Penetapan anemia didasarkan pada
nilai hemoglobin yang berbeda secara individual karena berbagai adaptasi tubuh
(misalnya ketinggian, penyakit paru-paru, olahraga). Secara umum, jumlah
hemoglobin kurang dari 12 gm/dl menunjukkan anemia. Pada penentuan status
anemia, jumlah total hemoglobin lebih penting daripada jumlah eritrosit. 10
Pedoman Interpretasi Data Klinik
6.PERSIAPAN OPERASI
2. Persiapan Pre Operasi Keperawatan pre operasi merupakan tahapan awal dari
keperawatan perioperatif. Perawatan pre operasi merupakan tahap pertama dari
perawatan perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang terima
pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan
tindakan pembedahan (Mirianti, 2011)
a. Persiapan fisik Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien
sebelum operasi antara lain:
2) Status Nutrisi Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan
berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin
dan globulin) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus
di koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk
perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami
berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama
dirawat di rumah sakit.
7) Latihan Pra Operasi Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum
operasi, hal ini sangat penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi
kondisi pasca operasi, seperti: nyeri daerah operasi, batuk dan banyak lendir pada
tenggorokan. Latihan- latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi, antara
lain :
a) Latihan Nafas Dalam Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk
mengurangi nyeri setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga
pasien lebih mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas
tidur. Selain itu teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi
darah setelah anastesi umum. Dengan melakukan latihan tarik nafas dalam secara
efektif dan benar maka pasien dapat segera
b) Latihan Batuk Efektif Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien
terutama klien yang mengalami operasi dengan anestesi general. Karena pasien
akan mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teranestesi.
Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada
tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan.Latihan batuk
efektif sangat bermanfaat bagi pasien setelah operasi untuk mengeluarkan lendir
atau sekret tersebut.
c) Latihan Gerak Sendi Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi
pasien sehingga setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai
pergerakan yang diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan.
Pasien/keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang
pergerakan pasien setelah operasi. Banyak pasien yang tidak berani
menggerakkan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya
lama sembuh. Pandangan seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai
operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang usus
(peristaltik usus) sehingga pasien akan lebih cepat kentut/ flatus. Keuntungan lain
adalah menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernafasan dan terhindar
dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya adalah
memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi
pernafasan optimal. b. Persiapan Penunjang Persiapan penunjang merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tindakan pembedahan. Tanpa adanya
hasil pemeriksaan penunjang, maka dokter bedah tidak mungkin bisa menentukan
tindakan operasi yang harus dilakukan pada pasien. Pemeriksaan penunjang yang
dimaksud adalah berbagai pemeriksaan radiologi, laboratorium maupun
pemeriksaan lain seperti EKG, dan lain-lain. Sebelum dokter mengambil
keputusan untuk melakukan operasi pada pasien, dokter melakukan berbagai
pemeriksaan terkait dengan keluhan penyakit pasien sehingga dokter bisa
menyimpulkan penyakit yang diderita pasien. Setelah dokter bedah memutuskan
untuk dilakukan operasi maka dokter anstesi berperan
untuk menentukan apakah kondisi pasien layak menjalani operasi. Untuk itu
dokter anastesi juga memerlukan berbagai macam pemerikasaan laboratorium
terutama pemeriksaan masa perdarahan (bledding time) dan masa pembekuan
(clotting time) darah pasien, elektrolit serum, hemoglobin, protein darah, dan hasil
pemeriksaan radiologi berupa foto thoraks dan EKG.
f. Persiapan Mental/ Psikis Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah
pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap
atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Tindakan pembedahan
merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integeritas seseorang yang
dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis.
a. Nyeri dan Ketidaknyamanan (Pain And Discomfort) Suatu yang umum dan
biasa terjadi pada klien preoperasi akibat pembedahan. Perawat bertugas
memberikan informasi dan meyakinkan kepada klien bahwa pembedahan tidak
akan dilakukan tanpa diberikan anastesi terlebih dahulu. Pada pembedahan akan
timbul reaksi nyeri pada daerah luka dan pasien merasa takut untuk melakukan
gerakan tubuh atau latihan ringan akibat nyeri pada daerah perlukaan. Faktor
tersebut akan menimbulkan cemas pada pasien pre operasi.
DAFTAR PUSTAKA
2.S.SST.,M.KES,marmi.2015.kesehatan reproduksi
3. https://xdocs.pl/doc/makalah-hasil-observasi-ultrasonografi-4ol251jxlynm
4. https://www.alodokter.com/komunitas/topic/apus-vagina
5. https://id.wikihow.com/Melakukan-Apus-Vagina?
amp=1#aoh=16465759671078&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s
6. https://primayahospital.com/onkologi/tahapan-pemeriksaan-pap-smear/
#:~:text=Pap%20smear%20adalah%20pemeriksaan%20yang,kaitan%20dengan
%20risiko%20kanker%20serviks
7. https://hellosehat.com/wanita/tes-kesehatan-wanita/pap-smear/
8. https://www.sehatq.com/tindakan-medis/pap-smear-siapa-saja-yang-
membutuhkannya
9. https://www.halodoc.com/kesehatan/kolposkopi#:~:text=Apa%20Itu
%20Kolposkopi&text=Kolposkopi%20adalah%20jenis%20tes%20untuk,sel
%2Dsel%20abnormal%20di%20serviks
10. https://www.halodoc.com/artikel/begini-prosedur-melakukan-pemeriksaan-
kolposkopi
11. https://www.alodokter.com/memahami-kolposkopi-dan-cara-mempersiapkan-
diri-sebelum-pemeriksaan
12. https://www.alomedika.com/tindakan-medis/obstetrik-dan-ginekologi/
kolposkopi/indikasi
13. https://www.docdoc.com/id/info/procedure/kolposkopi
14. https://xdocs.pl/doc/makalah-hasil-observasi-ultrasonografi-4ol251jxlynm
15. https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/cara-membaca-hasil-usg/
16. https://hellosehat.com/sehat/tes-kesehatan/pemeriksaan-usg-diagnosis-
penyakit/
17. http://r2kn.litbang.kemkes.go.id:8080/handle/123456789/70068
18. https://penelitianilmiah.com/interpretasi-data/
19. https://brainly.co.id/tugas/10673905
20. https://mc200.ilearning.me/2020/04/07/interprestasi-hasil-penelitian/
21. https://gamastatistika.com/2020/03/09/gama-statistika-jasa-olah-data-berupa-
interpretasi/
22. https://www.studocu.com/id/document/universitas-diponegoro/mata-kuliah-
dasar-epidemiologi/interpretasi-data/3290424
23. http://web-suplemen.ut.ac.id/mapu5103/materi4_4.htm
24. https://id.scribd.com/doc/98370304/Interpretasi-Data-Dan-Penarikan-
Kesimpulan-Penelitian
25.http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/83540https://docplayer.info/81
26-Pedoman-interpretasi-data-klinik.html
27.https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/6869/131402110.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
28. https://farmalkes.kemkes.go.id/2014/12/pedoman-interpretasi-data-klinik/
29. http://repository.unimus.ac.id/1708/4/12.%20BAB%20II.pdf
30. https://www.emc.id/id/care-plus/hal-hal-yang-perlu-diperhatikan-sebelum-
dan-sesudah-pembiusan
31. https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=150204
32. https://hellosehat.com/sehat/operasi/persiapan-sebelum-operasi-medis/
5
Novianty Racma. 2019.
http://www.popmama.com/pregnance/second-trimester/rachma-novianty/cara-
membaca-
hasil-usg-full/