You are on page 1of 12

MAKALAH DASAR-DASAR ILMU TANAH

PEMBENTUKAN TANAH

DOSEN PENGAMPU : Dr. IRWIN MIRZA UMAMI,S.P.,M.P


OLEH :
KELOMPOK 1
ANNISA FITRI RAMADHANI 2110241004
SANDY MIRANDA PRANATA 2110241006
FIRLI ARIFA MARTIN 2110241011
NURSYAFIKA FARHANA 2110241037
YOZA PARAMITA 2110241029

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
KAMPUS III DHARMASRAYA
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya,baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu
Tanah.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada


Dosen Dasar-Dasar Ilmu Tanah yang telah membimbing saya dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Dharmasraya,22 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................................


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................

BAB II ISI ..........................................................................................................................

A. Faktor Pembentuk Tanah ........................................................................................


B. Klasifikasi Bahan Induk Tanah ..............................................................................
C. Proses Pembentukan Tanah ....................................................................................
D. Susunan Horizon Pada Profil tanah ........................................................................
E. Perkembangan Profil Tanah ...................................................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................

A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan
manusia,Sebagaimana kita lihat segala kebutuhan hidup manusia dari produk yang
bahan-bahannya hampir seluruhnya tersedia di dalam tanah. Di seluruh permukaan
bumi terdapat aneka macam tanah dari yang paling gersang sampai yang paling subur,
berwarna putih, merah,coklat, kelabu, hitam dan berbagai ragam sifatnya.

Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi. Tanah (soil) adalah lapisan tipis
kulit bumi yang terletak di permukaan bumi paling atas yang terbentuk dari hasil
pelapukan dan pengahancuran batuan induk (bahan anorganik/mineral) dan
tumbuhan/hewan (bahan organik) yang telah membusuk yang merupakan media bagi
tumbuhnya tanaman. Syarat utama terbentuknya tanah ada dua, yaitu:

a) Tersedianya bahan asal/batuan induk


b) Adanya faktor yang mempengaruhi batuan asal

Faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan sifat


sifat yang berbeda.Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah inilah,
beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda.Tingkat
kategori yang sudah dikembangkan dalam survei dan pemetaan tanah di Indonesia,
yaitu tingkat kategori jenis (great soil group). Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat
tersebut sering digunakan untuk mengelompokkan tanah di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor pembentukan tanah?
2. Bagaimana klasifikasi bahan induk tanah?
3. Bagaimana proses pembentukan tanah?
4. Apa saja susunan horizon pada profil tanah?
5. Bagaimana perkembangan profil tanah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja faktor pembentukan tanah
2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi bahan induk tanah
3. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan tanah
4. Untuk memahami apa saja susunan horizon pada profil tanah
5. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan profil tanah
BAB II
ISI

A. Faktor Pembentukan Tanah


Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
1. Komposisi bahan induk
Ini mengacu pada bahan mineral yang tidak terkonsolidasi atau bahan organik dari mana
tanah terbentuk. Tanah akan membawa sifat fisik dan kimiawi dari bahan induknya seperti
warna, tekstur, struktur, komposisi mineral dan lain sebagainya. Sebagai contoh, jika tanah
terbentuk dari daerah dengan batuan besar (batuan induk) dari batupasir merah, maka tanah
tersebut juga akan berwarna merah dan memiliki rasa yang sama dengan bahan induknya. Laju
pembentukan tanah juga dipengaruhi oleh bahan induk.

2. Iklim
Ini adalah salah satu faktor terpenting yang Mempengaruhi Pembentukan Tanah. Komponen
iklim seperti suhu dan curah hujan / curah hujan merupakan faktor utama yang mempengaruhi
pengaruh iklim. Komponen tersebut mempengaruhi jumlah vegetasi dan tutupan hutan serta
aktivitas manusia / hewan di kawasan tersebut. Iklim suatu daerah juga mempengaruhi proses
pelapukan yang mempengaruhi proses pembentukan dan kecepatan tanah.

3. Topografi
Bentuk permukaan tanah, kemiringan dan posisinya pada bentang alam sangat mempengaruhi
jenis tanah yang terbentuk. Pembentukan tanah juga dipengaruhi oleh aliran permukaan atau
kedalaman permukaan air. Tanah yang berkembang di dataran tinggi dan daerah miring
umumnya memiliki drainase yang berlebihan atau drainase yang baik. Lereng yang curam dan
panjang berarti air akan mengalir lebih cepat dan berpotensi mengikis permukaan lereng.
Permeabilitas bahan tanah; Selain itu, panjang, kecuraman, dan konfigurasi lereng
mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk di suatu daerah.

4. Organisme
Semua organisme hidup termasuk bakteri, jamur, tumbuh-tumbuhan, manusia dan hewan
secara aktif mempengaruhi proses pembentukan tanah. Beberapa jenis mikro-organisme
mempromosikan kondisi asam dan mengubah kimiawi tanah yang pada gilirannya
mempengaruhi jenis proses pembentukan tanah yang berlangsung. Hewan mikroba menguraikan
bahan organik dan mengembalikan produk dekomposisi ke tanah. Kotoran hewan, serangga dan
hewan yang mati menghasilkan tambahan bahan organik yang membusuk. Mikroorganisme juga
membantu siklus mineral dan nutrisi serta reaksi kimia. Cacing tanah dan hewan penggali
mencampur tanah dan mengubah karakteristik fisiknya. Mereka umumnya membuat tanah lebih
mudah ditembus udara dan air. Produk limbahnya menyebabkan agregasi partikel tanah dan
memperbaiki struktur tanah. Kegiatan manusia seperti bercocok tanam, membajak lapisan,
penggunaan pupuk, irigasi dan praktek drainase juga sangat mempengaruhi sifat kimia dan fisik
tanah dan proses pembentukannya.

5. Waktu
Waktu untuk semua faktor ini berinteraksi dengan tanah juga menjadi faktor. Pembentukan
tanah merupakan proses yang berkelanjutan dan umumnya membutuhkan waktu beberapa ribu
tahun untuk terjadinya perubahan yang signifikan. Faktor pembentuk tanah ini terus
mempengaruhi tanah bahkan pada lanskap yang “stabil”. Bahan disimpan di permukaannya, dan
bahan tertiup atau hanyut dari permukaan. Penambahan, penghapusan, dan perubahan
berlangsung lambat atau cepat, tergantung pada iklim, posisi lanskap, dan aktivitas biologis.

B. Klasifikasi Bahan Induk Tanah


Dalam proses pembentukan tanah terdapat bahan induk yang menyusun pembentukan tanah.
Jenis-jenis bahan induk tersebut adalah sebagai berikut:

1. Batuan
Batuan dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang terjadi di dalam membentuk kerak bumi,
batuan pada umumnya tersusun atas dua mineral atau lebih. Berdasarkan cara terbentuknya
batuan dapat dibedakan menjadi 3 jenis batuan, yaitu beku, batuan endapan dan batuan malihan.

 Batuan Beku
Penting, hal ini di sebabkan karena gunung berap[i tersebar mana-mana, dan karena letesan
gunung berapi yang menghasilkan batuan vulkanik yang menyebabkan kesuburan tanah. Selain
atas dasar terjadinya batuan vulkanik juga dapat dibagi atas dasar kandungan kadar Si O2 nya
menjadi tiga golongan, yaitu, batuan asam yang berkadar Si O2 lebih dari 65%, batuan
intermedier yang kadar Si o2 antar 52% s/d 65% dan batuan basis yang berkadar Si O2 kurang
dari 52%.

 Batuan Sedimen
Batuan endapan terjadi karena proses pengendapan bahan yang diangkut oleh air atau
udara dalam waktu yang lama. Ciri untuk membedakan batuan endapan dan batuan lainnya yaitu,
batuan endapan biasanya berlapis, mengandung jasad (fosil) atau bekas-bekasnya dan adanya
keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusun.

Adanya lapisan dalam batuan ini disebabkan karena timbunan lapisan pengendapan yang
masing-masing berbeda bahan, tekstur, warna dan tebalnya. Perbedaan ini terutama di sebabkan
oleh karena perbedaan waktu pengendapan dan bahan yang di endapkannya. Jika bahan yang
diendapkannya seragam maka ciri akan terlihat kurang jelas. Batuan endapan dari bahan-bahan
yang diendapkan dari hasil pecahan batuan yang telah ada sebelumnya. Proses pelapukan batuan
endapan dapat terjadi melalui gerakan bumi, seperti gempa bumi, patahan, timbulan, bahkan
lipatan, dan tekanan akibat temperartur, juga bisa diakibatkan oleh tenaga makhluk hidup seperti
akar dan hewan, maupun gaya kimia yang di sebabkan oleh gaya kimia seperti CO2, O2 asam
organik dan sebagainya.

 Batuan Malihan
Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau batuan endapan atau juga dapat terbentuk dari
batuan malihan lainnya yang mengalami proses perubahan susunan dan sentuknya yang
akibatkan oleh pengaruh panas, tekanan atau gaya kimia. Batuan malihan adalah batuan yanga
memiliki sifat-sifat akibat telah malihnya batuan semula baik batuan beku maupun endapan.
Yang di namakan proses malihan adalah jumlah proses yang bekerja dalam zone pelapukan dan
menyebabkan pengkristalan kembali bahan induk. Adapun sarat tejadinya proses malihan yaitu
di sebabkan oleh temperatur tinggi, tekanan kuat, dan waktu lama.

2. Mineral
Mineral merupakan kumpulan dari kristal-kristal sedangkan kristal adalah suatu persenyawaan
yang mempunyai bentuk tertentu sebagai hasil reaksi antara dua atau lebih unsur-unsur kimia
kulit bumi. Mineral dapat dibagi ke dalam mineral primer, asesoria, dan sekunder. · Mineral
primer, merupakan sumber utama unsur kimia dan bahan pokok senyawa organik di tanah.
Mineral primer ini menguasai fraksi kasar seperti pasir dan debu yang merupakan partikel tanah
dengan diameter 0,002-1 mm. Contoh: feldspar, amfibol, kuarsa, piroksin, dll.

Mineral akesoria, merupakan campuran dari bermacam-macam mineral yang terdapat dalam
jumlah kecil dalam sistem mineralogi batuan. Mineral ini tahan terhadap pelapukan dan
tergabung dalam kuarsa di dalam partikel pasir. Contoh: apatit, rutil, magnetit, zirkon, pirit, dll.
· Mineral sekunder, mineral ini dibentuk dari pelapukan mineral primer yang kurang tahan
terhadap pelapukan dan menguasai fraksi halus, seperti liat, dengan diameter kurang dari 0,002
mm. Contoh: illit, kaolinit, monmorilonit, mika,dll.
3. Bahan organik
Bahan organik merupakan bahan induk yang berasal dari proses akumulasi penimbunan hutan
rawa / vegetasi rawa dan hewan. Bahan ini merupakan sisa yang dinamis mengalami pelapukan
oleh jasad-jasad renik tanah. Karena itu bahan ini merupakan bahan transisi tanah dan harus terus
diperbaharui dengan penambahan atau sisa tumbuhan atau bahan organik lainnya.

Bahan organik berperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga ketahanan agregat
tahan. Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap warna tanah yang menjadikan warna
tanah coklat kehitaman. Serta terhadap ketersediaan hara dalam tanah.

Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami tumbuhan
menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh mikro organisme bahan
organik tercampur tercampur dalam tanah secara proses imfiltasi. Beberapa bentuk kehidupan
seperti cacing, rayap, dan semut berperan penting dalam pengangkutan tanah.

Faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah yaitu, kedalaman tanah yang menetukan kadar
bahan bahan organik yang ditentukan pada kedalaman 20 cm dan makin ke bawah makin
berkurang, faktor iklim menyebabkan bilamana semakin rendahnya susu maka makin tinggi pula
bahan organik yang terkandung dalam tanah.

Bahan organik terbentuk dari beberapa bentuk karbon organik, meliputi:

a) Karbon organik yang menyusun jaringan organisme yang sudah mati tetapi belum
terdekomposisi atau masih utuh.
b) Karbon organik yang menyusun bahan organik yang sedang dalam proses dekomposisi
aktif.
c) Karbon organik yang menyusun bahan hasil dekomposisi yang bersifat lebih resisten
yang disebut humus. Tanah yang banyak mengandung bahan organik ataupun humus
adalah tanah lapisan atas atau top soil, dan semakin ke bawah kandungan bahan
organiknya semakin rendah. Tanah disebut tanah organik jika kandungan bahan
organiknya di atas 20% (untuk tanah pasir) atau di atas 30% (untuk tanah liat) dan tebal
di atas 40 cm.

C. Proses Pembentukan Tanah


Proses pembentukan tanah didahului oleh penghancuran dan pelapukan dan diteruskan
dengan perkembangan profil tanah. Pelapukan dibedakan atas pelapukan fisik atau disintegrasi
dan pelapukan kimia atau dekomposisi. Proses disintegrasi berupa penghancuran batuan secara
fisik tanpa merubah susunan kimianya. Dekomposisi adalah perubahan susunan kimia bahan.
Kedua proses biasanya berlangsung bersama-sama dan saling mempengaruhi satu sama lainnya,
sehingga sukar dibedakan hasil pelapukannya. Untuk di Indonesia, proses pelapukan kita lebih
berpengaruh daripada proses pelapukan fisika. Gaya-gaya disintegrasi menyebabkan batuan dan
mineral menjadi kecil tanpa mengubah susunannya. Pelapukan menyebabkan perubahan-
perubahan kimia, bahan-bahan larut dihasilkan dan mineral baru tertinggal sebagai hasil akhir
yang tahan pelapukan.

D. Susunan Horizon Pada Profil Tanah


Profil tanah merupakan penampang melintang (vertikal) tanah yang tersusun atas lapisan
tanah (solum) dan lapisan bahan induk. Solum atau lapisan tanah yakni merupakan bagian dari
profil tanah yang terbentuk karena akibat proses pembentukan pada tanah. Selain itu, Profil tanah
yakni adalah lapisan-lapisan tanah tertentu yang menunjukkan tingkat kepadatan, ketebalan,
warna, struktur yang berbeda-beda dan lapisan tanah itulah yang disebut dengan horizon.
Adapun lapisan – lapisan tanah tersebut akan menjadi beberapa horizon, di antaranya ;

 Horizon O
Ini merupakan lapisan tanah yang terletak pada bagian tanah yang paling luar atau
permukaan tanah. Lapisan ini mudah ditemukan pada tanah yang belum dijamah oleh manusia.
Lapisan ini juga merupakan lapisan organis yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral.

 Horizon A
Ini adalah lapisan tanah yang memiliki campuran dari bahan organik dan beberapa mineral
dari hasil pelapukan batuan. Lapisan ini merupakan kesatuan dari top soil. Adapun beberapa ciri
dari lapisan tanah ini adalah subur dan berwarna gelap karena Humus, lembut dan berpori,
menyerap lebih banyak air, menjadi tempat berlindung bagi makhluk hidup seperti kumbang
dkk, serta menyediakan bantuan bagi tumbuhan untuk tumbuh.

 Horizon B
Lapisan ini memiliki kandungan bahan organik yang lebih rendah dari lapisan atasnya.
Horizon B juga merupakan lapisan yang terbentuk dari proses pnimbunan bahan-bahan yang
terbawa dari horizon A.Tanah pada lapisan ini memiliki ciri meliputi lebih sedikit humus, lebih
banyak mineral, serta lebih keras dan padat.
 Horizon C
Ini adalah lapisan tanah yang penyusunnya adalah batuan yang sudah mengalami
pelapukan secara fisik dan secara kimiawi. Di dalam lapisan ini akar tumbuhan tidak mampu
untuk menembusnya. Selain itu, lapisan ini merupakan batas dari lapisan tanah dan air yang ada
di dalamnya.Lapisan tanah ini memiliki ciri termasuk terdiri dari batuan kecil dan kerikil serta
lebih keras dari horizon B.

 Batuan Dasar
Ini adalah lapisan terdalam di bawah tanah yang terdiri dari batuan keras yang belum
pernah mengalami pelapukan. Batuan ini sering disebut sebagai batuan induk dan lapisan yang
tidak ada aktivitas organik di dalamnya. Setelah lapisan ini merupakan air tanah. Jadi dapat
disimpulkan bahwa lapisan ini merupakan batas dari lapisan tanah dan air tanah yang ada di
dalam tanah.

E. Perkembangan Profil Tanah


Perkembangan tanah adalah proses pembentukan tanah lanjut setelah terbentuknya
horizon C. Karena proses perkembangan tanah yang terus berjalan, maka bahan induk tanah
berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua. Menurut
Hardjowigeno (1993) dalam Anonim (2011), ciri dari tingkat perkembangan tanah adalah
sebagai berikut:
1. Tanah muda (perkembangan awal). Terjadi proses pembentukan tanah terutama proses
pelapukan bahan organik dan bahan mineral, pencampuran bahan organik dan bahan mineral di
permukaan tanah dan pembentukan struktur tanah karena pengaruh dari bahan organik tersebut
(sebagai perekat). Hasilnya adalah pembentukan horizon A dan horizon C.

2. Tanah dewasa (perkembangan sedang). Dimana pada proses lebih lanjut terbentuk
horizon B akibat penimbunan liat (iluviasi) dari lapisan atas ke lapisan bawah, atau
terbentuknya struktur pada lapisan bawah, atau perubahan warna (Bw) yang menjadi lebih
cerah dari pada horizon C di bawahnya. Pada tingkat ini tanah mempunyai kemampuan
berproduksi tinggi karena unsur hara dalam tanah cukup tersedia sebagai hasil dari pelapukan
mineral, sedangkan pencucian hara lebih lanjut.

3. Tanah tua (perkembangan lanjut), dengan meningkatnya unsur hara maka proses
pembentukan profil tanah berjalan lebih lanjut sehingga terjadi perubahan yang nyata pada
horizon A dan horizon B. Tanah menjadi sangat masam, sangat lapuk, dan kandungan bahan
organik lebih rendah daripada tanah dewasa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik
maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan
berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai
tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur
batuan induk.Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah
berubah menjadi tanah.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis mengakui masih banyak kekurangan. Untuk
itu demi kesempurnaan makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak khususnya para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, K. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Servista. (2022). Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Tanah.Skripsi. Medan: Universitas


Negeri Medan.

Sutanto,Rachman.2005.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Yogyakarta: Kanisius.

Utomo, Dwiyono Hari. 2010. Geografi Tanah. Malang: UM Press

Abimanyu dkk. 2016.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bengkulu

You might also like