You are on page 1of 63

ht

tp
s:
//d
em
ak
ka
b.
bp
s.
go
.id
Cover Dalam

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

.id
KABUPATEN DEMAK 2018

o
s .g
bp
b.
ka
ak
em
//d
s:
tp
ht
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
KABUPATEN DEMAK 2021

.id
No. Publikasi : 33210.2131

o
.g
Katalog BPS : 4102004.3321

s
bp
Ukuran Buku : 18,2 x 25,7 cm
Jumlah Halaman : viii + 61 halaman
b.
ka
ak

Naskah :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak
em

Gambar Kulit :
//d

Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak


s:

Diterbitkan Oleh :
tp

©Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak


ht

Dicetak Oleh:

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian


atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

ii
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
KATA PENGANTAR

Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021

.id
merupakan publikasi tahunan Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak yang

o
menyajikan data tentang tingkat perkembangan kesejahteraan rakyat dari waktu

.g
ke waktu. Istilah kesejahteraan mencakup berbagai aspek kehidupan yang sangat

s
bp
luas dan tidak semuanya dapat diukur. Data yang digunakan bersumber dari data
primer hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang meliputi Survei Sosial Ekonomi
b.
Nasional dan Survei Angkatan Kerja Nasional serta data dari instansi lain di luar BPS.
ka

Publikasi ini menyajikan statistik dan indikator kesejahteraan rakyat yang


ak

diharapkan dapat digunakan sebagai dasar perencanaan maupun evaluasi terhadap


em

upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. Statistik yang dicakup antara lain
//d

meliputi aspek kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan


s:

pola konsumsi, perumahan, serta kemiskinan. Dengan demikian, Indikator


tp

Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021 diharapkan mampu menjembatani


ht

penyedia dan pengguna data.


Kritik dan saran dari berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan
penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan
kebutuhan data statistik bagi pemerintah, swasta, kalangan akademisi serta
masyarakat luas.

Demak, Desember 2021


Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak
Kepala,

Sapto Harjuli Wahyu, S.Si

iii
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
DAFTAR ISI

Bab 1. KEPENDUDUKAN 1

.id
Bab 2. KESEHATAN

o
13

s .g
bp
Bab 3. PENDIDIKAN b. 19
ka

Bab 4. KETENAGAKERJAAN 31
ak
em

Bab 5. TARAF DAN POLA KONSUMSI


41
//d

Bab 6. PERUMAHAN
s:

47
tp
ht

Bab 7. KEMISKINAN 55

iv
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
Kabupaten Demak, 2016-2020 .......................................................... 4

.id
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin
Kabupaten Demak, 2020 ................................................................... 5

o
.g
Tabel 1.3 Komposisi Penduduk dan Angka Beban Ketergantungan Kabupaten

s
Demak, 2016 - 2020 .......................................................................... 9

bp
Tabel 1.4 Persentase Wanita Umur 10+ Tahun Pernah Kawin Menurut Usia
b.
Perkawinan Pertama di Kabupaten Demak, 2019 ............................. 10
ka

Tabel 1.5 Persentase Wanita Kawin Berumur 15-49 Tahun yang sedang
Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi Menurut Alat/Cara Kontrasepsi
ak

yang Digunakan di Kabupaten Demak, 2019-2020 ........................... 12


em

Tabel 2.1 Angka Kesakitan Kabupaten Demak, 2019-2020 .............................. 16


//d

Tabel 2.2 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat Berobat
Kabupaten Demak, 2019 ................................................................... 17
s:
tp

Tabel 2.3 Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi menurut Jenis
Imunisasi Kabupaten Demak, 2020 ................................................... 18
ht

Tabel 3.1 Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah Kabupaten
Demak, 2018-2020 ............................................................................ 23
Tabel 3.2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Tipe Daerah
dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten
Demak, 2019-2020 ............................................................................ 24
Tabel 3.3 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin
dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten
Demak, 2019-2020 ............................................................................ 25
Tabel 3.4 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah dan Jenis
Kelamin Kabupaten Demak, 2019-2020 ............................................ 26
Tabel 3.5 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis
Kelamin Kabupaten Demak, 2019-2020 ............................................ 27
Tabel 3.6 Perkembangan Rasio Murid-Guru dan Rasio Murid-Sekolah
Kabupaten Demak, 2018/2019-2019/2020 ........................................ 29

v
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
Tabel 4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Demak, 2020 ................... 34
Tabel 4.2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan
Kabupaten Demak, 2020 ................................................................... 35
Tabel 4.3 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja
Selama Seminggu yang Lalu Menurut Kelompok Lapangan Usaha
Kabupaten Demak, 2020 ................................................................... 37
Tabel 4.4 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja
Selama Seminggu yang Lalu Menurut Status Pekerjaan Kabupaten
Demak, 2020....................................................................................... 38

.id
Tabel 4.5 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja
Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Jam Kerja Seluruhnya Selama

o
.g
Seminggu di Kabupaten Demak, 2020 ............................................... 39

s
Tabel 5.1 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Menurut Jenis Pengeluaran

bp
Kabupaten Demak, 2020-2021 ..........................................................
b. 44
Tabel 5.2 Rata-rata Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Per Kapita
ka

Sebulan Menurut Kelompok Pengeluaran Kabupaten Demak, 2021 . 45


ak

Tabel 6.1 Rumah Tangga Menurut Beberapa Indikator Kualitas Perumahan


Kabupaten Demak, 2018-2020 .......................................................... 50
em

Tabel 6.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Per Kapita
//d

Kabupaten Demak, 2018-2020 .......................................................... 51


s:

Tabel 6.3 Persentase Rumah Tangga Menurut Beberapa Fasilitas Perumahan


tp

Kabupaten Demak, 2018-2020 .......................................................... 52


ht

Tabel 6.4 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan Rumah


Tinggal Kabupaten Demak, 2018-2020 ............................................. 53
Tabel 7.1 Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Demak, 2017 – 2021 ....................................................... 58
Tabel 7.2 Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan, dan Indeks
Keparahan Kemiskinan Kabupaten Demak, 2017-2021 .................... 59

vi
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Angka Ketergantungan Kabupaten Demak, 2010 –


2020 ................................................................................................... 8
Gambar 1.2 Perkembangan Persentase Wanita yang Sedang Menggunakan Alat
KB di Kabupaten Demak, 2017 – 2020 .............................................. 11
Gambar 5.3 Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita Per Hari di Kabupaten

.id
Demak, 2021 ...................................................................................... 46

o
s .g
bp
b.
ka
ak
em
//d
s:
tp
ht

vii
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
o .id
s .g
bp
b.
ka
ak
em
//d
s:
tp
ht

viii
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
ht
tp
s:
//d
em
ak
ka
b.
bps
. go
.id
Bab 1.

I
ndonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat dunia
setelah China, India dan Amerika Serikat menjadi suatu kondisi yang harus
dicermati, apalagi lebih dari lima puluh persen penduduk Indonesia berdiam
diri di pulau Jawa. Jumlah penduduk yang tinggi telah menjadi perhatian dunia
yang memunculkan berbagai teori yang didapat dari berbagai penelitian. Perkembangan
terakhir dewasa ini, dalam teori Neo-Malthusian yang banyak diterapkan di berbagai Negara,

.id
termasuk Indonesia, dengan membatasi jumlah penduduk menggunakan alat kontrasepsi.

o
Urgensi dari pengendalian jumlah penduduk ini untuk mengimbangi pemenuhan kebutuhan

.g
penduduk seperti sandang, pangan, papan, dan kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan

s
bp
yang layak. b.
Jumlah penduduk yang besar harus sejalan dengan pemenuhan segala
ka

kebutuhan hidup. Jika terjadi kendala terhadap pemenuhan kebutuhan hidup,


ak

dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai masalah yang dapat mengganggu kesejahteraan


em

penduduk. Penyediaan pangan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan terjadinya


kelaparan dan resiko meningkatnya jumlah kematian penduduk. Ketersediaan
//d

pemukiman yang tidak mencukupi dapat mengakibatkan munculnya pemukiman-


s:

pemukiman liar, kumuh dan tidak layak. Jumlah penduduk yang besar membutuhkan lahan
tp

pemukiman yang luas agar layak huni. Masalah lain yang dapat muncul diantaranya
ht

terjadinya gangguan keamanan akibat maraknya aksi tindakan kriminalitas, menurunnya


tingkat kesehatan masyarakat akibat sarana kesehatan yang kurang memadai, dan
rendahnya kualitas sumber daya manusia terkait dengan sarana pendidikan yang terbatas.

Selain jumlah penduduk yang besar, masalah Jumlah penduduk


komposisi penduduk dan ketimpangan distribusi dan tingkat
penduduk juga menjadi masalah serius yang harus pertumbuhan
segera ditangani oleh pemerintah. Kebijakan penduduk yang tidak
pemerintah terkait masalah kependudukan baik terkendali serta
dalam hal kuantitas maupun kualitas penduduk harus distribusi penduduk
terus dilaksanakan dalam upaya memperbaiki yang tidak merata
kualitas hidup masyarakat sehingga kesejahteraan menjadi masalah
hidup masyarakat dapat diitingkatkan.
serius yang harus
dihadapi.

3
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
JUMLAH, LAJU PERTUMBUHAN DAN RASIO JENIS KELAMIN

Jumlah penduduk Kabupaten Demak pada tahun 2020 menurut hasil Sensus Penduduk
2020 tercatat sebanyak 1.203.956 jiwa. Jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun 2016 jumlah penduduk Kabupaten Demak ada
1.129.298 jiwa. Pada tahun 2017 penduduk Demak bertambah 11.377 jiwa, kemudian tahun 2018
bertambah sebanyak 11.121 jiwa, terus meningkat hingga tahun 2019 jumlah penduduk menjadi
1.162.805 jiwa.

.id
Tabel 1.1. Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
Kabupaten Demak, 2016-2020

o
s .g
Pertumbuhan
Jumlah Rasio Jenis

bp
Tahun Penduduk per
Penduduk Kelamin
Tahun
b.
(1) (2) (3) (4)
ka

2016 1 129 298 1,02 98,19


ak

2017 1 140 675 1,01 98,18


em

2018 1 151 796 0,97 98,14


//d

2019 1 162 805 0,96 98,12


s:

1 203 956 1,28 101,96


tp

2020
ht

Sumber : 1) Tahun 2016-2019 merupakan angka Proyeksi Penduduk


2) Tahun 2020 merupakan hasil Sensus Penduduk 2020

Bila dilihat komposisi penduduk menurut jenis kelamin penduduk laki-laki dan perempuan,
rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Demak pada tahun 2020 sebesar 101,96. Ini berarti bahwa
setiap 100 penduduk perempuan berbanding dengan 102 penduduk laki-laki. Dengan kata lain,
jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Demak lebih sedikit daripada jumlah penduduk laki-laki.

PERSEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK

Salah satu persoalan yang terkait dengan kependudukan yang masih harus dihadapi yaitu
masalah ketimpangan distribusi penduduk. Distribusi penduduk yang tidak merata
menimbulkan masalah pada kepadatan penduduk dan tekanan penduduk di suatu wilayah. Ada
beberapa wilayah yang mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, di wilayah lain masih ada
wilayah yang hanya dihuni oleh jumlah penduduk yang relatif sedikit. Hal ini sangat berpengaruh

4
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
pada kondisi masyarakat setempat.

Di satu sisi, wilayah dengan jumlah penduduk yang besar akan dihadapkan pada
persoalan meningkatnya jumlah pengangguran karena tidak memadainya penyediaan lapangan
pekerjaan, permasalahan kebutuhan lahan untuk pemukiman, serta tidak memadainya akses
fasilitas pendidikan dan kesehatan serta masalah-masalah sosial lainnya. Di sisi lainnya, wilayah
dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit akan memunculkan persoalan optimalisasi sumber
daya alam terkait dengan kekurangan tenaga kerja padahal wilayah tersebut memiliki kekayaan
sumber daya alam yang melimpah.

.id
Tabel 1.2. Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin
Kabupaten Demak, 2020

o
s .g
Jumlah Kepadatan Rasio Jenis

bp
Kecamatan
Penduduk b. Penduduk Kelamin
(1) (2) (3) (4)
ka

Mranggen 175 722 2 433,15 100,88


ak

Karangawen 94 653 1 413,79 100,43


em

Guntur 86 122 1 496,99 102,44


//d

Sayung 105 712 1 343,40 103,32


s:

Karangtengah 68 781 1 334,26 102,44


tp

Bonang 106 712 1 281,98 104,94


ht

Demak 110 165 1 802,14 99,95


Wonosalam 84 662 1 462,72 102,40
Dempet 59 689 968,82 99,35
Kebonagung 41 560 989,76 100,75
Gajah 51 735 1 081,64 101,71
Karanganyar 77 535 1 144,26 102,15
Mijen 58 287 1 159,02 102,36

Wedung 82 621 836,58 104,13

Kab. Demak 1 203 956 1 341,56 101,96

Sumber : Badan Pusat Statistik

5
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
Kepadatan penduduk Kabupaten Demak pada tahun
2020 adalah 1.341,56 jiwa/km2 . Hal ini berarti tiap 1 km2 wilayah
Kecamatan Mranggen
Kabupaten Demak secara rata-rata dihuni 1.341 hingga 1.342
merupakan
orang penduduk. Melihat kepadatan penduduk pada tingkat
kecamatan terpadat kecamatan, kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi
dengan kepadatan adalah Kecamatan Mranggen. Tiap 1 km2 wilayah Kecamatan
penduduk 2.822,69 Mranggen secara rata-rata dihuni 2.433 orang penduduk.
jiwa/km2 , sebaliknya Kecamatan Mranggen berbatasan langsung dengan Kota
Kecamatan Wedung Semarang sehingga daerah ini berkembang menjadi daerah
memiliki kepadatan penyangga ibukota Provinsi Jawa Tengah. Tak heran apabila

.id
penduduk terendah kecamatan ini menjadi lebih padat penduduknya dibandingkan

o
yaitu hanya 741,87 dengan kecamatan lain di Kabupaten Demak. Sementara itu,

.g
jiwa/km2 . kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah

s
Kecamatan Wedung. Kepadatan penduduk Kecamatan Wedung

bp
adalah 837 orang per km2 .
b.
Menilik komposisi penduduk laki-laki dan perempuan pada tingkat kecamatan, persebaran
ka

penduduk laki-laki dan perempuan pada tiap kecamatan bervariasi. Terdapat dua kecamatan yang
ak

memiliki jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit daripada penduduk perempuan. Ketiga kecamatan
em

ini memiliki rasio jenis kelamin di bawah 100, yaitu Kecamatan Demak dan Dempet.
//d

Sebanyak dua belas kecamatan di Kabupaten Demak memiliki penduduk laki-laki lebih banyak
daripada penduduk perempuan. Hal ini dapat dilihat melalui indikator rasio jenis kelamin yang bernilai
s:

lebih dari 100.


tp
ht

ANGKA KETERGANTUNGAN

Menurut United Nation (UN), rasio ketergantungan atau angka ketergantungan


menunjukkan perbandingan antara jumlah anak (usia 0 -14) tahun dan jumlah orang tua (usia 65
tahun ke atas) terhadap penduduk usia kerja (usia 15-64 tahun). Angka ketergantungan dapat
dipecah menjadi dua yaitu angka ketergantungan penduduk muda dan angka ketergantungan
penduduk tua. Angka ketergantungan penduduk muda menggambarkan jumlah penduduk usia 0
hingga 14 tahun terhadap 100 penduduk usia 15-64 tahun. Sementara angka ketergantungan
penduduk tua menggambarkan jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas terhadap 100 penduduk usia
15-64 tahun. Angka ketergantungan mengindikasikan dampak potensial dari perubahan struktur
umur penduduk terhadap pembangunan sosial dan ekonomi. Karena angka ketergantungan
menghubungkan kelompok yang kemungkinan besar menjadi kelompok bergantung secara ekonomi
dengan kelompok yang aktif secara ekonomi. Oleh karena itu, angka ketergantungan tersebut dapat

6
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
digunakan untuk menentukan kebutuhan dukungan sosial. Melalui angka ketergantungan, dapat
diketahui juga kelompok mana yang lebih bergantung kepada para pekerja, apakah kelompok anak-
anak yang lebih dominan, atau kelompok penduduk usia lanjut yang lebih dominan. Dengan
demikian, penetapan kebijakan dukungan sosial terhadap masing-masing kelompok dapat lebih
terfokus dan tepat sasaran.
Rasio ketergantungan yang tinggi mengindikasikan bahwa penduduk yang aktif secara
ekonomi menghadapi beban yang lebih besar untuk mendukung dan menyediakan pelayanan sosial
yang dibutuhkan oleh anak-anak dan penduduk usia lanjut yang secara ekonomi bergantung
terhadap mereka. Tingginya rasio ketergantungan penduduk muda berimplikasi munculnya
kebutuhan investasi yang lebih tinggi pada pembangunan sekolah dan perawatan anak.

.id
Angka ketergantungan sensitif terhadap perubahan tingkat fertilitas. Ketika fertilitas turun,

o
.g
angka ketergantungan akan turun karena proporsi anak-anak menurun sementara proporsi

s
penduduk usia kerja meningkat. Namun, apabila tingkat fertilitas terus menurun, angka

bp
ketergantungan akan meningkat kembali karena proporsi penduduk usia kerja akan mulai turun dan
b.
proporsi penduduk usia lanjut mulai meningkat. Ketika penduduk usia lanjut meningkat dan
ka

meningkatkan angka ketergantungan penduduk tua, maka dibutuhkan penambahan investasi pada
jaminan sosial dan sistem kesehatan masyarakat.
ak
em

Penurunan angka beban ketergantungan sebagai hasil transisi demografi pada suatu saat
akan mencapai titik terendah dan berbalik meningkat kembali, pada saat menunjukkan angka yang
//d

paling rendah yang biasanya berada dibawah 50%, disebut dengan Jendela Peluang (The Window
s:

of Opportunity). Jendela Peluang tersebut sangat singkat dan hanya terjadi satu kali saja dalam satu
tp

dekade seluruh perjalanan kehidupan penduduk. Penurunan angka ketergantungan akan


ht

mengurangi besarnya biaya investasi untuk pemenuhan kebutuhan penduduk usia tidak produktif
sehingga sumber daya dapat dialihkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan penduduk. Dengan demikian, terbukanya sebuah kesempatan atau jendela peluang
(window of opportunity) harus dimanfaatkan untuk meraih keuntungan ekonomis yang disebut bonus
demografi. Sebaliknya, jika kita tidak dapat memanfaatkan peluang ini, justru mengantarkan pada
bencana karena tingginya pengangguran. Penawaran angkatan kerja dalam jumlah yang besar pada
masa mendatang akan meningkatkan pendapatan per kapita apabila tersedia kesempatan kerja
yang produktif.
Kecepatan waktu terbukanya window of opportunity bervariasi antar wilayah. Terdapat
wilayah yang cepat mengalami momentum tersebut, bahkan saat ini telah mengalami, tetapi ada
juga yang lambat, atau bahkan berdasarkan proyeksi data hingga tahun 2030-an belum
menunjukkan terbukanya window of opportunity. Hal ini disebabkan oleh perbedaan persentase
penduduk usia lanjut serta usia muda yang mengakibatkan perbedaan rasio ketergantungan antar
wilayah. Wilayah yang telah menikmati bonus demografi saat ini adalah Provinsi DKI Jakarta,
Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Bali. Provinsi DKI Jakarta yang telah

7
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
mendahului provinsi lain dalam turunnya angka ketergantungan ini, kemungkinan disebabkan oleh
adanya migrasi masuk yang sebagian besar dilakukan oleh para kepala keluarga yang merupakan
angkatan kerja.
Hasil dari transisi demografi berupa penurunan angka ketergantungan juga tengah terjadi
di Kabupaten Demak. Gambar 1.1 menunjukkan perkembangan angka ketergantungan Kabupaten
Demak selama kurun waktu tahun 2010 hingga 2020. Angka ketergantungan Kabupaten Demak
pada tahun 2010 adalah sebesar 49,2 yang berarti setiap 100 orang penduduk usia produktif
menanggung beban 49 orang penduduk tidak produktif. Angka ketergantungan Kabupaten Demak
menunjukkan tren menurun hingga pada tahun 2020 yaitu menjadi 45,87.

o .id
Gambar 1.1 Perkembangan Angka Ketergantungan Kabupaten Demak,

.g
2010 – 2020

s
bp
b.
ka
ak
em
//d
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik

Selama periode lima tahun terakhir, menurunnya angka ketergantungan diikuti pula dengan
menurunnya proporsi penduduk usia muda (0-14 tahun) sebagai dampak dari menurunnya laju
pertumbuhan penduduk. Tabel 1.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2016 ada sebanyak 26,00
persen penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) dan turun menjadi 25,72 persen pada
tahun 2017. Hingga tahun 2020 proporsi penduduk usia 0-14 tahun turun menjadi 24,93 persen.
Sementara itu, proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas) semakin bertambah dari 5,68 persen
pada tahun 2016 menjadi 5,85 persen pada tahun 2017 dan menjadi 6,52 persen pada tahun
2020.

8
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
Tabel 1.3 Komposisi Penduduk dan Angka Ketergantungan Kabupaten Demak,
2016 – 2020

Angka
Tahun 0-14 Tahun 15-64 Tahun 65 Tahun +
Ketergantungan

(1) (2) (3) (4) (5)


293 613 771 573 64 112
2016 46,36
(26,00 %) (68,32 %) (5,68 %)

.id
293 345 780 554 66 776

o
2017 46,14

.g
(25,72 %) (68,43 %) (5,85 %)

s
bp
293 200 788 897 69 699
2018 46,00
b.
(25,46 %) (68,49 %) (6,05 %)
ka

292 999 796 865 72 941


ak

2019 45,92
(25,20 %) (68,53 %) (6,27 %)
em

292 551 804 556 76 513


//d

2020 45,87
(24,93 %) (68,55 %) (6,52 %)
s:
tp

Sumber: Badan Pusat Statistik


ht

Struktur umur penduduk Kabupaten Demak didominasi oleh penduduk usia produktif
mencapai 68,32 persen pada tahun 2016 dan terus meningkat setiap tahunnya menjadi 68,55
persen pada tahun 2020. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk usia produktif di Kabupaten Demak
menjadi sangat potensial sebagai modal dasar yang besar untuk pembangunan. Perubahan struktur
umur penduduk dimana proporsi penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) jauh lebih besar
dibandingkan penduduk usia muda ( di bawah 15 tahun) dan penduduk usia lanjut usia (65 tahun ke
atas) mengakibatkan turunnya angka ketergantungan.
Fenomena menurunnya angka ketergantungan yang terus berlanjut ini diperkirakan akan
mencapai titik terendah pada kurun waktu 2020 hingga 2030. Pada periode itu akan terdapat
peluang lebih besar untuk melakukan investasi manusia guna mendorong produksi. Namun perlu
diketahui bahwa di satu sisi mereka dapat mendorong ekonomi untuk tumbuh jika sebagian
besar dari mereka bekerja, tetapi di sisi lain mereka dapat menciptakan instabilitas sosial dan
politik jika diantara mereka banyak yang tidak bekerja. Mereka dikatakan usia produktif tapi tidak
dapat termanfaatkan tenaganya karena tidak terserap di pasar kerja.

9
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
WANITA MENURUT USIA PERKAWINAN PERTAMA

Salah satu persoalan penduduk yang dapat memicu tingginya pertambahan jumlah penduduk
yaitu tingginya angka kelahiran di suatu daerah. Banyaknya kelahiran yang terjadi pada seorang
wanita dapat dipengaruhi oleh masa reproduksinya. Semakin panjang masa reproduksi seorang
wanita, kemungkinan semakin banyak anak yang dilahirkan. Semakin muda usia seseorang saat
melaksanakan perkawinan pertama maka akan semakin panjang masa reproduksinya.

Terdapat beberapa sumber mengenai batasan usia minimal seorang wanita untuk melakukan

.id
perkawinan pertama. Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pada pasal 7 ayat
(1), syarat menikah untuk perempuan harus sudah berusia minimal 16 tahun, sedangkan

o
.g
menurut Undang-Undang Perlindungan Anak usia minimal untuk menikah yaitu sudah berumur 18

s
tahun. Sementara itu, menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) usia

bp
pernikahan pertama bagi seseorang idealnya adalah 21-25 tahun.
b.
ka

Tabel 1.4. Persentase Wanita Umur 10+ Tahun Pernah Kawin Menurut
Usia Perkawinan Pertama di Kabupaten Demak, 2020
ak
em

Kelompok Umur 2020


//d
s:

(1) (2)
tp

≤ 18 41,72
ht

19 – 20 25,41

21+ 32,87
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2020

Berdasarkan hasil Susenas tahun 2020, secara umum sudah banyak yang wanita telah
melakukan perkawinan pertama pada usia 21 tahun ke atas. Persentase wanita berumur 10
tahun ke atas di Kabupaten Demak yang melakukan perkawinan pertamanya pada usia 21 tahun
ke atas ada sebesar 32,87 persen. Di sisi lain, pernikahan pertama pada umur 19 - 20 tahun ada
sekitar 25,41 persen.

10
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
PENGGUNAAN ALAT/CARA KB
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah yang
bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, mengurangi angka kelahiran anak dan
kematian ibu. Program KB dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi/KB yang berbagai
jenis/macamnya. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selaku
instansi pemerintah yang menangani program KB ini mengharapkan cakupan akseptor KB terus
meningkat. Terutama untuk kepesertaan KB dengan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
seperti IUD dan Implant. Dengan cakupan KB yang meningkat, diharapkan laju pertumbuhan

.id
penduduk bisa dikendalikan lebih baik lagi.

o
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2017-2020, persentase wanita berumur 15-49 tahun

.g
yang berstatus kawin yang sedang menggunakan alat/cara KB berfluktuasi dari 59,02 persen pada

s
bp
tahun 2017, kemudian meningkat menjadi 66,73 persen pada tahun 2018, kemudian kembali
menurun pada tahun 2019 dan 2020 menjadi 62,49 dan 61,44 persen. Persentase wanita yang
b.
menggunakan alat/cara KB merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk mengawal program
ka

pengendalian jumlah penduduk agar dapat berjalan dengan baik.


ak
em

Gambar 1.2 Perkembangan Persentase Wanita yang Sedang Menggunakan Alat KB


di Kabupaten Demak, 2017 – 2020
//d
s:
tp
ht

Sumber: Publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah

Seseorang mempunyai pilihan untuk menggunakan jenis alat/cara KB tertentu. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor keamanan, frekuensi pemakaian dan
efek samping, terjangkau harganya, cara penggunaan yang dianggap paling praktis, efisien,
minim resiko kegagalan dan resiko efek samping terhadap kesehatan pemakai dan memberikan

11
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
kenyamanan bagi penggunanya.
Berbagai macam alat/cara KB digunakan oleh pasangan usia subur Kabupaten Demak.
Namun, yang paling banyak peminatnya adalah penggunaan alat KB suntikan dan pil yang bersifat
jangka pendek. Pil dan suntik termasuk alat KB Non-MKJP (tidak termasuk Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang) yang rawan putus dalam penggunannya. Rendahnya penggunaan MKJP menjadi
salah satu penyebab stagnasi angka kelahiran selama satu dekade terakhir. Penggunaan metode
suntikan menjadi persentase terbesar penggunaan alat KB kemudian diikuti penggunaan pil KB.
Pada tahun 2019 penggunaan suntikan mencapai 72,98 persen dan kemudian pada tahun 2020
menjadi 68,53 persen. Sementara itu penggunaan pil KB di Kabupaten Demak ada sekitar
10,94 persen pada tahun 2020.

.id
Penggunaan alat/cara KB jangka panjang diantaranya terdapat MOW/tubektomi,

o
MOP/vasektomi, AKDR/IUD/Spiral, dan Susuk. Dari jenis MKJP ini yang banyak diminati adalah

.g
Susuk. Pada tahun 2020, pengguna alat KB susuk ada sekitar 10,05 persen, kemudian pengguna

s
bp
IUD/spiral ada 1,46 persen. Adapun yang menggunakan metode MOW/MOP pada tahun 2020
mencapai 7,15 persen, meningkat dibandingkan tahun 2019 yang hanya sebesar 3 persen.
b.
ka

Tabel 1.5. Persentase Wanita Kawin Berumur 15-49 Tahun yang sedang
ak

Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi Menurut Alat/Cara Kontrasepsi yang


em

Digunakan di Kabupaten Demak, 2019 - 2020


//d

Alat/Cara Kontrasepsi 2019 2020


s:
tp

(1) (2) (3)


ht

MOW/MOP 3,00 7,15


IUD/Spiral 4,44 1,46

Suntikan 72,98 68,53

Susuk 6,95 10,05

Pil KB 12,15 10,94

Kondom 0,23 1,59

Lainnya 0,25 0,28


Sumber: Publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah

12
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
ht
tp
s:
//d
em
ak
ka
b.
bps
. go
.id
Bab 2.
KESEHATAN

T
ingkat kesehatan merupakan indikator penting untuk menggambarkan mutu
pembangunan manusia suatu wilayah. Semakin sehat kondisi suatu
masyarakat, maka akan semakin mendukung proses dan dinamika
pembangunan ekonomi suatu negara/wilayah semakin baik, khususnya dalam
meningkatkan tingkat produktivitas. Pemerintah telah menuangkan program kesehatan dalam

.id
RPJPD 2005-2025 dan dalam pelaksanaannya pemerintah sudah melakukan berbagai program
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya memberikan

o
.g
kemudahan akses pelayanan publik bidang kesehatan seperti puskesmas yang sasaran

s
utamanya menurunkan tingkat angka kesakitan masyarakat, menurunkan Angka Kematian Ibu

bp
dan Bayi, menurunkan prevalensi gizi buruk dan gizi kurang dan meningkatkan Angka Harapan
b.
Hidup.
ka

Upaya Pemerintah melalui program-program pembangunan yang telah dilakukan


diantaranya meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan dan meningkatkan
ak

pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas, merata serta terjangkau, yaitu dengan
em

memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin; menyediakan sumber daya
//d

kesehatan yang kompeten dan mendistribusikan tenaga kesehatan secara merata ke seluruh
wilayah, meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan melalui pembangunan puskesmas,
s:

rumah sakit; polindes dan posyandu serta menyediakan obat-obatan yang terjangkau oleh
tp

masyarakat.
ht

DERAJAT DAN STATUS KESEHATAN PENDUDUK

Menurut Hendrik L. Blumm seorang profesor emeritus administrasi kesehatan dan


perencanaan di University of California, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, yaitu: faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan. Faktor
keturunan merupakan faktor yang paling sulit dalam mengatasinya jika penyakit sudah diderita,
yang terbaik adalah pencegahan yang dilakukan sebelum penyakit secara keturunan ini muncul.
Tiga faktor lain dapat diupayakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat antara lain semakin baik dan semakin mudah akses pelayanan kesehatan
bagi semua kelompok masyarakat, perilaku hidup sehat oleh masyarakat luas dan disertai
semakin baiknya kondisi sosial-ekonomi masyarakat dalam memberikan dukungan peningkatan
kesehatan lingkungan.
Merujuk pada konsep yang diterapkan oleh BPS dalam Susenas, Morbiditas (angka
kesakitan) menunjukkan adanya gangguan/ keluhan kesehatan yang mengakibatkan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


15
terganggunya aktivitas sehari-hari baik dalam melakukan pekerjaan, bersekolah, mengurus
rumah tangga maupun melakukan aktivitas lainnya.
Pada umumnya keluhan kesehatan yang mengindikasikan adanya suatu penyakit yang biasa
dialami oleh penduduk adalah panas, batuk, pilek, asma/napas sesak, diare, sakit kepala berulang,
sakit gigi, campak, dll. Semakin banyak penduduk yang mengalami gangguan kesehatan berarti
semakin rendah derajat kesehatan di wilayah tersebut dan menunjukkan angka kesakitan yang tinggi
di wilayah tersebut (penduduknya banyak yang mengalami sakit).
Hasil Susenas tahun 2020 menunjukkan angka kesakitan penduduk Kabupaten Demak
mencapai 17,20 persen. Apabila dilihat menurut tipe daerah, angka kesakitan daerah perdesaan
lebih tinggi daripada daerah perkotaan. Hal ini menunjukkan derajat kesehatan penduduk perdesaan

.id
yang masih rendah dibandingkan dengan penduduk perkotaan. Pada tahun 2020, angka kesakitan

o
daerah perdesaan mencapai 18,35 persen, sedangkan daerah perkotaan hanya 15,67 persen.

s .g
bp
Tabel 2.1 Angka Kesakitan Kabupaten Demak, 2019 - 2020
b.
ka

Tahun 2019 2020


ak
em

(1) (2) (3)


Perkotaan 16,60 15,67
//d

Perdesaan 19,07 18,35


s:
tp

Perkotaan+
18,01 17,20
ht

Perdesaan

Sumber: Publikasi Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

PEMANFAATAN FASILITAS TENAGA KESEHATAN

Akses penduduk dalam memanfaatkan tenaga kesehatan dapat dilihat dari


ketersediaan/kemudahan mencapai fasilitas/tempat dan tenaga kesehatan sebagai rujukan
penduduk jika mengalami keluhan sakit hingga harus pergi berobat. Dari informasi tersebut dapat
teridentifikasi berbagai masalah yang dihadapi penduduk dalam mengakses dan memanfaatkan
fasilitas serta pelayanan kesehatan. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan penduduk adalah
jarak tempat tinggal dengan letak sarana pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan, sosial-ekonomi
penduduk yaitu kemampuan penduduk untuk membiayai pengobatannya serta jenis pelayanan
kesehatan.
Pada umumnya pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh penduduk sangat erat terkait dengan

16
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
kondisi sosial ekonomi penduduk dan kondisi wilayah tempat tinggal mereka berada. Tampak
perbedaan kualitas kesehatan yang nyata antara penduduk di perdesaan dengan penduduk
perkotaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan ketersediaan dan jarak menuju ke fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut, ditambah lagi perilaku penduduk itu sendiri.

Tabel 2.2. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat Berobat
Kabupaten Demak, 2020

Fasilitas Pelayanan Perkotaan+


Perkotaan Perdesaan

.id
Kesehatan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

o
.g
Rumah Sakit Pemerintah 2,02 7,17 4,77

s
bp
Rumah Sakit Swasta 3,32 1,90 2,56
62,25
b. 62,84 62,57
Praktik Dokter/ Bidan
ka

Klinik/Praktik Dokter
20,57 14,39 17,26
ak

Bersama
em

Puskesmas 11,73 16,98 14,53


0,06 2,18 1,19
//d

UKBM
s:

Praktik
1,09 0,48 0,76
Tradisional/Alternatif
tp
ht

Lainnya 0,66 0,00 0,31


% Penduduk yang Berobat
57,64 51,94 54,45
Jalan
Ket. UKBM: Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (Poskesdes,Polindes, Posyandu, Balai Pengobatan)
Sumber: Publikasi Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Penjaminan kesehatan masyarakat melalui BPJS membuka akses dan peluang yang lebih
besar kepada masyarakat secara umum untuk mendapatkan haknya mendapatkan pelayanan
kesehatan gratis dengan melakukan pembayaran premi yang terjangkau. Tidak hanya di puskesmas
dan rumah sakit, fasilitas BPJS dapat pula dinikmati di klinik kesehatan terdekat dan dokter keluarga.
Pada tahun 2020, praktek dokter/bidan menjadi tujuan mayoritas masyarakat dalam berobat yakni
mencapai 62,57 persen. Atau dengan kata lain, sekitar enam dari sepuluh penduduk memilih fasilitas
ini baik di perdesaan maupun perkotaan. Dipilihnya fasilitas ini karena lebih banyak tersebar di
seluruh wilayah dan prosedurnya lebih mudah dibandingkan di rumah sakit.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


17
IMUNISASI BALITA

Imunisasi sangat diperlukan bagi perkembangan dan peningkatan kekebalan daya tahan
tubuh balita. Dengan imunisasi, system pertahanan tubuh balita diharapkan kuat terhadap berbagai
penyakit. Jenis imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan
pada anak sejak lahir dan imunisasi aktif dimana kekebalan didapat dari pemberian vaksin kepada
anak melalai suntik atau tetes. Kementerian Kesehatan menganjurkan agar semua anak-anak dapat
memperoleh imunisasi secara lengkap. Anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan
mendapatkan kekebalan dari beberapa penyakit berbahaya, memperkecil resiko untuk sakit dan
akan mencegah penularan kepada oang sekitarnya. Jenis imunisasi yang wajib diberikan pada balita

.id
adalah BCG, DPT, Polio, Campak/Morbili dan Hepatitis B. Imunisasi tersebut dikatakan lengkap jika

o
seorang bayi telah melaksanakan satu kali imunisasi BCG, 3 kali imunisasi DPT, 3 kali imunisasi

.g
Polio, 1 kali imunisasi campak/MR dan 3 kali imunisasi hepatitis B.

s
bp
Tabel 2.3. Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi menurut Jenis
b.
Imunisasi Kabupaten Demak, 2020
ka
ak

Perkotaan+
Jenis Imunisasi Perkotaan Perdesaan
em

Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
//d

BCG 95,59 89,48 92,08


s:

91,22 85,40 87,88


tp

DPT
ht

Polio 95,99 85,63 90,04

Campak/Morbili 75,01 79,96 77,86

Hepatitis B 95,71 88,87 91,78


Sumber: Susenas

Berdasarkan hasil Susenas 2020, berdasarkan masing-masing jenis imunisasi pada bayi usia
0-59 bulan, tanpa melihat berapa kali pernah dilakukan imunisasi tersebut, rata-rata 80 persen lebih
balita sudah mendapat imunisasi BCG, DPT, Polio, dan Hepatitis B. hanya imunisasi campak yang
persentasenya belum mencapai 80 persen. Secara umum, pemberian imunisasi balita di Kabupaten
Demak sudah cukup baik karena sudah menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat baik di
perkotaan maupun perdesaan.

18
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
ht
tp
s:
//d
em
ak
ka
b.
bps
. go
.id
Bab 3.

P
endidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Oleh sebab itu
maka setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu
sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Hak memperoleh pendidikan bagi
setiap warga negara tidak memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis,
agama, dan gender. Hal tersebut sudah tertuang dalam UUD 1945. Berdasarkan UUD 1945 Pasal

.id
28C, ayat 1) dinyatakan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan, memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan

o
.g
budaya demi meningkatkan kualitas hidup dan demi kesejahteraan umat manusia. Selanjutnya

s
dalam Pasal 31 ayat 2) dinyatakan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar

bp
dan pemerintah wajib membiayainya. b.
ka

Pendidikan dasar sebagai bagian dari hak asasi manusia dan hak setiap warga negara, maka
ak

dalam usaha pemenuhannya harus direncanakan dan dijalankan dengan sebaik mungkin.
em

Pemenuhan atas hak untuk mendapatkan pendidikan dasar yang layak dan bermutu merupakan
ukuran keadilan dan pemerataan atas hasil pembangunan. Hal tersebut juga menjadi investasi
//d

sumber daya manusia yang diperlukan untuk mendukung keberlangsungan pembangunan bangsa.
s:
tp

Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan diharapkan akan mampu menjadikan
ht

warga negara Indonesia memiliki kecakapan hidup sehingga mendorong tegaknya pembangunan
manusia seutuhnya serta masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila,
sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

Dalam Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional, yang UU No 20 tahun 2003 tersebut juga
menjelaskan posisi pemerintah dalam dunia pendidikan. Pemerintah berkewajiban “mencerdaskan
kehidupan bangsa”. Pemerintah harus mengusahakan segala yang terkait dengan pendidikan. Baik
dari sisi penyelenggaraan, sarana, dan ketersediaan pengajar. UUD 1945 juga telah
mengamanatkan bahwa pemerintah Negara Republik Indonesia (sekaligus Pemerintah Daerah)
wajib mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem yang mengatur pendidikan nasional yang
mampu menjamin tiap-tiap warga negara memperoleh pemerataan kesempatan dan mutu
pendidikan.

Sebagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, maka pemerintah pusat dan
daerah harus memfasilitasi hak pendidikan bagi tiap warganya. Melalui sekolah yang terjangkau dari

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


21
sisi pembiayaan, bermutu dari segi layanan dan berkualitas dari sisi pembelajaran. Selain
pembiayaan pendidikan yang harus ditanggung pemerintah, sarana dan prasarana, kurikulum, dan
sumber belajar dan daya dukung lainnya perlu diupayakan pemerintah.
Mengacu pada pembahasan di atas, hal-hal yang menyangkut dunia pendidikan akan
dibahas dalam bab ini. Beberapa indikator yang akan disajikan di dalam publikasi ini, diantaranya,
Rata-rata Lama Sekolah, Harapan Lama Sekolah, Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka
Partisipasi Murni (APM), Rasio Murid Guru dan Rasio Murid Sekolah. Indikator-indikator tersebut
diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional yang dilakukan BPS dan registrasi yang dilakukan
oleh Kementerian Pendidikan Nasional.

o .id
RATA-RATA LAMA SEKOLAH DAN HARAPAN LAMA SEKOLAH

s .g
bp
Rata-rata lama sekolah merupakan indikator yang dapat digunakan untuk melihat kualitas
b.
penduduk dalam hal mengenyam pendidikan formal. Rata-rata lama sekolah itu sendiri mempunyai
ka

pengertian jumlah tahun belajar yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal (tidak termasuk
ak

tahun yang mengulang). Indikator rata- rata lama sekolah sangat penting karena digunakan sebagai
salah satu komponen untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) khususnya di sektor
em

pendidikan. Rata-rata lama sekolah yang digunakan dalam penghitungan IPM di ukur dari penduduk
//d

berusia 25 tahun ke atas, karena pada usia tersebut proses belajar pada pendidikan formal telah
s:

berakhir.
tp
ht

Untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam sektor pendidikan,


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menempuh berbagai upaya dengan meningkatkan
waktu rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah memperkecil angka putus sekolah dan meningkatkan jumlah angka yang melanjutkan antar
jenjang pendidikan. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, cara paling efektif untuk
menaikkan waktu rata-rata lama sekolah bukan dengan menyekolahkan kembali penduduk
Indonesia yang telah berusia lanjut, tetapi mengupayakan agar tidak ada lagi peserta didik yang
putus sekolah. Upaya lain yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan akses dan mutu pendidikan
anak anak usia dini (PAUD), meningkatkan partisipasi sekolah jenjang pendidikan dasar yang
bermutu, meningkatkan akses dan mutu pendidikan menengah, meningkatkan akses dan daya saing
pendidikan tinggi, serta meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyiapkan tiga skenario untuk mendongkrak rata-rata
lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas dari 8,01 tahun pada tahun 2012 menjadi 12 tahun
pada 2045. Skenario pertama adalah untuk mencapai sasaran 12,35 tahun atau hampir sama
dengan Amerika Serikat pada tahun 1995. Skenario kedua adalah untuk mencapai 13,17 tahun,

22 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


sedangkan skenario ketiga adalah untuk mencapai 14,05 tahun. Hal inilah yang melatarbelakangi
program pendidikan menengah universal (PMU) supaya minimal anak usia sampai dengan 18 tahun
paling tidak pendidikannya sudah 12 tahun yaitu lulusan SMA, SMK, atau MA.

Tabel 3.1. Rata-Rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah


Kabupaten Demak, 2018 – 2020

Indikator Pendidikan 2018 2019 2020

(1) (2) (3) (4)

.id
Rata-rata Lama Sekolah 7,48 7,55 7,71

o
.g
Laki-laki 8,26 8,27 8,28

s
bp
Perempuan 6,82
b. 6,91 7,22

Harapan Lama Sekolah 12,86 13,01 13,31


ka

Laki-laki 12,72 12,87 13,21


ak

Perempuan 13,09 13,24 13,51


em

Sumber: BPS, Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Pembangunan Gender


//d
s:

Secara umum di Kabupaten Demak, rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas
tp

pada tahun 2020 sebesar 7,71 tahun. Artinya, bahwa rata-rata penduduk di Kabupaten Demak baru
ht

mampu menempuh pendidikan sampai dengan kelas 1 SMP atau putus sekolah di kelas 2 SMP. Jika
dilihat perkembangan dari tahun ke tahun, rata-rata lama sekolah semakin lama semakin meningkat.
Meningkatnya rata-rata lama sekolah dari tahun ke tahun tak lepas dari upaya pemerintah maupun
masyarakat yang menginginkan kualitas pendidikan semakin baik.

Pengamatan lebih jauh menurut jenis kelamin, rata-rata lama sekolah penduduk laki-laki lebih
tinggi dibandingkan penduduk perempuan, rata-rata terpaut 1 tahun lebih. Pada masa sekarang ini
pemerintah tidak membatasi peluang pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Pemerintah
memberikan kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan terlihat dari pendidikan
kejuruan yang dahulu hanya untuk laki-laki seperti Sekolah Teknik Menengah (STM) sekarang sudah
terbuka juga untuk pelajar perempuan. Perbedaan rata-rata lama sekolah antara laki-laki dan
perempuan diduga disebabkan oleh faktor budaya yang masih melekat pada masyarakat terutama
di daerah perdesaan bahwa anak laki- laki lebih diberikan kesempatan untuk bersekolah yang lebih
tinggi.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


23
HLS Kabupaten Indikator pendidikan lainnya adalah Harapan Lama Sekolah (HLS).
Demak pada tahun Indikator ini mengukur peluang pendidikan yang dapat diperoleh untuk anak
2020 sebesar 13,31 usia sekolah (7 tahun ke atas). HLS Kabupaten Demak pada tahun 2020
tahun, artinya anak sebesar 13,31 tahun, artinya anak usia 7 tahun ke atas akan mempunyai
usia 7 tahun ke atas
peluang bersekolah sampai 13 tahun atau lulus Diploma 1 jika kondisinya
akan mempunyai
peluang bersekolah minimal sama seperti sekarang. Seperti halnya rata-rata lama sekolah, angka
sampai 13 tahun HLS ini semakin lama juga semakin meningkat. Jika diamati menurut jenis
atau lulus Diploma 1 kelamin, HLS penduduk laki-laki lebih rendah dibandingkan perempuan,
jika kondisinya namun perbedaannya tidak signifikan.
minimal sama

.id
seperti sekarang

o
s .g
PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN
bp
b.
Selain indikator pendidikan sebelumnya, kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari
ka

keahlian/ keterampilan serta ilmu pengetahuan yang dimilikinya yang dapat digambarkan dari tingkat
ak

pendidikan yang ditamatkannya. Seseorang yang menamatkan pendidikannya hingga jenjang


pendidikan yang tinggi dapat mempunyai pengetahuan yang luas serta keterampilan/keahlian yang
em

tinggi. Dengan semakin meningkatnya keterampilan/keahlian akan semakin mudah mendapatkan


//d

kesempatan untuk bekerja. Indikator tingkat pendidikan yang ditamatkan juga dapat digunakan untuk
s:

mengetahui keberhasilan program wajib belajar 12 tahun yang dicanangkan pemerintah.


tp
ht

Tabel 3.2. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas menurut Tipe Daerah dan Jenjang
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Demak, 2019 - 2020

Perkotaan+
Perkotaan Perdesaan
Jenjang Pendidikan Tertinggi Perdesaan
yang Ditamatkan
2019 2020 2019 2020 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tidak/Belum Pernah Sekolah 2,38 1,35 5,05 4,61 3,91 3,21
Belum Tamat SD/MI 10,08 7,30 12,28 9,84 11,33 8,75
SD/MI 25,85 26,22 33,12 32,51 30,00 29,81
SMP/MTS 27,10 27,82 29,46 29,85 28,45 28,98
SMA/SMK/MA 25,45 30,90 17,30 20,22 20,80 24,80
Perguruan tinggi 9,15 6,41 2,80 2,97 5,52 4,45

Sumber: Publikasi Statistik Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

24 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


Pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Demak semakin baik pada tahun 2020.
Penduduk yang belum pernah sekolah dan belum tamat SD sederajat semakin menurun. Penduduk
yang belum tamat SD/MI mengalami penurunan dari 11,33 persen pada tahun 2019 menjadi 8,75
persen pada tahun 2020. Hal ini mungkin dikarenakan semakin banyaknya penduduk yang
sebelumnya belum lulus SD kemudian mengambil jalur lulusan Paket A. Penduduk yang
menamatkan pendidikannya di jenjang SMP sederajat sedikit meningkat dari 28,45 persen pada
tahun 2019 menjadi 28,98 persen pada tahun 2020. Demikian juga pada jenjang SMA sederajat juga
mengalami peningkatan persentase dari 20,80 persen pada tahun 2019 menjadi 24,80 persen pada
tahun 2020.
Jika dilihat lebih jauh, menurut tipe daerah, terlihat penduduk lulusan SMA ke atas

.id
cenderung lebih tinggi di daerah perkotaan dibanding perdesaan. Hal ini dimungkinkan daerah

o
perkotaan memiliki fasilitas dan akses ke sarana dan fasilitas pendidikan yang lebih mudah jika

.g
dibandingkan daerah perdesaan. Di lain hal, lulusan SMP ke bawah cenderung lebih banyak di

s
bp
perdesaan. Hal ini kemungkinan dipengaruhi juga oleh lapangan pekerjaan penduduk perdesaan
yang sebagian besar adalah pertanian sehingga tidak membutuhkan jenjang pendidikan yang tinggi.
b.
ka
ak

Tabel 3. 3. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Jenjang
em

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Demak, 2019 - 2020


//d

Laki-laki+
Laki-laki Perempuan
Jenjang Pendidikan Tertinggi
s:

Perempuan
yang Ditamatkan
tp

2019 2020 2019 2020 2019 2020


ht

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Tidak/Belum Pernah Sekolah 1,64 1,45 6,07 4,90 3,91 3,21
BelumTamat SD/MI 9,29 6,35 13,29 11,05 11,33 8,75
SD/MI 30,14 31,56 29,87 28,14 30,00 29,81
SMP/MTS 29,38 30,25 27,55 27,75 28,45 28,98
SMA/SMK/MA 24,59 26,52 17,16 23,16 20,80 24,80
Perguruan tinggi 4,95 3,88 6,06 4,99 5,52 4,45

Sumber: Publikasi Statistik Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, perubahan jenjang pendidikan yang ditamatkan antara
laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda kecuali pada jenjang SD. Pada tahun 2020, persentase
pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada jenjang SD pada penduduk laki-laki naik menjadi 31,56
persen sedangkan pada penduduk perempuan turun menjadi 28,14 persen. Sedangkan pada
jenjang SMP dan SMA, persentase antara penduduk laki-laki dan perempuan sama-sama
meningkat. Sementara itu pada jenjang Perguruan Tinggi, persentasenya menurun baik pada laki-

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


25
laki maupun perempuan.

ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH

Angka partisipasi sekolah merupakan salah satu indikator yang


APS perempuan dapat mengukur partisipasi masyarakat dalam mengikuti pendidikan dari
kelompok umur berbagai jenjang pendidikan dan kelompok umur. Tingkat partisipasi
19-24 tahun pada sekolah yang dapat diukur diantaranya yaitu Angka Partisipasi Sekolah
tahun 2020 lebih (APS) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Pemerintah berharap agar
kedua indikator selalu menunjukkan peningkatan setiap tahunnya pada

.id
tinggi daripada
APS laki-laki. setiap jenjang pendidikan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa semakin

o
banyak masyarakat memperoleh layanan pendidikan dasar dan menengah

.g
s
yang bermutu dan berkesetaraan.

bp
Berdasarkan data Susenas, Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada
b.
periode waktu 2019-2020 tidak berubah signifikan. Pada tahun 2020 APS kelompok usia 7 – 12
ka

tahun sebesar 99,72 persen, dimana APS laki-laki sudah mencapai 100 persen dan perempuan
ak

99,45 persen. Hal ini berarti sekitar 99,72 persen anak usia 7 – 12 tahun sedang bersekolah.
em

Tabel 3.4. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah dan
Jenis Kelamin Kabupaten Demak, 2019 - 2020
//d
s:

2019 2020
tp

Kelompok Umur
ht

L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
7-12 100,0 99,66 99,84 100,0 99,45 99,72
13-15 98,53 93,24 95,71 94,28 97,11 95,52
16-18 77,67 74,85 76,31 78,13 76,75 77,41
19-24 24,50 28,32 26,36 22,72 29,75 26,12
Sumber: Publikasi Statistik Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Sekitar 95,52 persen anak usia 13 – 15 tahun sedang bersekolah pada tahun 2020. Jika
dilihat menurut jenis kelamin, APS laki-laki pada kelompok usia ini menurun sedangkan APS
perempuan mengalami peningkatan. Sementara itu, untuk kelompok usia 16-18 tahun, APS masih
di bawah 80 persen. APS laki-laki pada kelompok usia ini meningkat baik pada laki-laki maupun
perempuan.
APS pada kelompok umur 19-24 tahun 2020 sebesar 26,12 persen. Jika dilihat menurut jenis
kelamin, APS perempuan pada kelompok umur 19-24 tahun lebih tinggi dibandingkan APS laki-laki.

26 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


Hal ini dimungkinkan bahwa laki-laki yang lulus pendidikan sekolah menengah atas terutama sekolah
menengah kejuruan langsung melanjutkan mencari pekerjaan tanpa mengikuti pendidikan
perguruan tinggi.
Apabila APS melihat proporsi kelompok usia tertentu yang bersekolah tanpa melihat jenjang
pendidikannya, berbeda halnya dengan Angka Partisipasi Murni (APM). APM menggambarkan
seberapa besar penduduk yang bersekolah dengan umur yang sesuai dengan kelompok usia
sekolah di jenjang pendidikan yang sedang ditempuh. Oleh sebab itu, APM nilainya lebih rendah
daripada APS. Pada tahun 2020, APM SD senilai 97,92 yang berarti di Kabupaten Demak ada 97,92
persen anak usia 7 – 12 yang sedang bersekolah pada jenjang SD. Sedangkan pada jenjang SMP,
APM Kabupaten Demak sebesar 80,08 yang berarti ada sekitar 80,08 persen penduduk usia 13 –

.id
15 tahun Kabupaten Demak yang sedang bersekolah SMP.

o
.g
Tabel 3.5. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis

s
bp
Kelamin Kabupaten Demak, 2019 - 2020
b.
2019 2020
ka

Jenjang Pendidikan
L P L+P L P L+P
ak

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


em

SD/MI 97,86 98,78 98,29 97,59 98,23 97,92


//d

SMP/MTS 84,31 76,57 80,18 82,01 77,57 80,08


SMA/SMK/MA
s:

56,84 61,46 59,07 58,25 60,81 59,59


Diploma/Universitas 7,39 8,99 8,17 7,41 14,62 10,90
tp
ht

Sumber: Publikasi Statistik Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Jika dilihat menurut jenis kelamin, APM pada jenjang


pendidikan SD, SMP, dan SMA tidak berbeda jauh antara laki-laki
APM perempuan
dan perempuan. APM laki-laki mengalami penurunan pada jenjang
pada jenjang
pendidikan SD dan SMP, sedangkan pada jenjang SMA dan
pendidikan
Perguruan Tinggi sedikit meningkat. APM perempuan mengalami
menengah atas penurunan pada jenjang pendidikan SD dan SMA, sedangkan pada
dan perguruan jenjang SMP dan Perguruan Tinggi sedikit meningkat. Nilai APM
tinggi lebih tinggi perempuan pada jenjang Perguruan Tinggi lebih besar daripada APM
dibanding APM laki-laki. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa perempuan
laki-laki. lebih ‘tertib usia’ dalam melanjutkan pendidikan perguruan tinggi.
Sedangkan laki-laki biasanya lebih condong pada pilihan untuk
mencari pekerjaan terlebih dahulu setelah lulus SMA.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


27
KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan program pembangunan nasional


khususnya dalam bidang pendidikan yaitu pelayanan pendidikan yang baik dan berkualitas. Oleh
karena itu, peningkatan mutu layanan pendidikan merupakan program utama pemerintah untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka mencerdaskan bangsa.
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pelayanan pendidikan antara
lain rasio murid-guru dan rasio murid-sekolah.

.id
Rasio murid-guru adalah jumlah murid dibandingkan dengan jumlah guru pada setiap jenjang

o
pendidikan. Rasio murid per guru dapat memberikan gambaran mengenai besarnya beban kerja

.g
guru dalam mengajar. Rasio murid-guru ini digunakan untuk mengetahui rata- rata jumlah murid yang

s
dilayani oleh satu orang guru di suatu sekolah atau daerah tertentu. Semakin tinggi nilai rasionya,

bp
diduga akan semakin berkurang pengawasan/perhatian guru terhadap murid sehingga kualitas
b.
pengajaran akan cenderung semakin rendah. Dengan kata lain, jika rasio tinggi, ini berarti satu orang
ka

tenaga pengajar harus melayani banyak murid. Banyaknya murid yang diajarkan mengurangi daya
ak

tangkap murid pada pelajaran yang diberikan atau mengurangi efektivitas pengajaran. Hal ini
umumnya diasumsikan bahwa rasio murid-guru yang rendah menandakan kelas yang lebih kecil
em

sehingga memungkinkan para guru untuk lebih memperhatikan setiap siswa. Indikator ini tidak
//d

memperhitungkan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kualitas belajar/mengajar, seperti


s:

perbedaan dalam kualifikasi guru, pelatihan pedagogi, pengalaman dan status, metode pengajaran,
tp

kondisi bahan ajar, dan variasi di dalam kelas.


ht

Secara umum, selama dua tahun terakhir rasio murid-guru


pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) tetap, sedangkan pada
Beban guru jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah
pada jenjang Atas (SMA) rasionya menurun. Menurunnya rasio murid guru
SMP dan SMA menunjukkan beban guru berkurang. Dengan demikian, beban guru
di tahun 2020 pada jenjang SMP dan SMA di tahun 2020 berkurang ditunjukkan
berkurang dengan menurunnya rasio murid-guru pada jenjang tersebut. Rasio
ditunjukkan murid-guru pada jenjang SD tahun 2020 sebesar 18, yang berarti 1
dengan orang guru SD di Kabupaten Demak rata-rata mengajar 18 orang
menurunnya murid. Sementara guru SMP rata-rata mengajar 13 murid, atau
rasio murid- berkurang 1 murid jika dibandingkan tahun 2019. Sedangkan guru
guru. SMA di Kabupaten Demak rata-rata mengajar 14 murid pada tahun
2020 atau berkurang 1 murid jika dibandingkan tahun 2019.

28 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


Tabel 3.6. Perkembangan Rasio Murid-Guru dan Rasio Murid-Sekolah
Kabupaten Demak, 2018/2019 - 2019/2020

Rasio Murid-Guru Rasio Murid-Sekolah


Tahun
SD SMP SMA SD SMP SMA
(1) (2) (3 (4) (5) (6) (7)
2018/2019 18 )14 15 191 246 268
2019/2020 18 13 14 190 257 280

Sumber: Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Demak

o .id
Indikator berikutnya adalah rasio murid-sekolah. Rasio murid-sekolah adalah perbandingan

.g
antara jumlah murid dengan jumlah sekolah di setiap jenjang pendidikan. Rasio murid-sekolah

s
digunakan untuk mengetahui rata-rata daya tampung per sekolah. Semakin tinggi nilai rasio, berarti

bp
tingkat kepadatan sekolah semakin tinggi atau dapat dikatakan bahwa jumlah siswa yang ditampung
b.
dalam satu sekolah semakin banyak. Tingginya rasio murid sekolah juga akan memberikan dampak
ka

pada rendahnya efektivitas proses belajar mengajar.


ak

Rasio murid-sekolah pada jenjang SD menurun pada tahun 2020, sebaliknya pada jenjang
em

SMP dan SMA mengalami peningkatan. Pada jenjang pendidikan SD, rasio murid-sekolah pada
//d

tahun 2020 sebesar 190, artinya rata-rata daya tampung sekolah SD di Kabupaten Demak sebesar
s:

190 murid. Pada jenjang SMP, rata-rata tiap sekolah menampung 257 murid, sedangkan pada
tp

jenjang SMA rata-rata menampung 280 murid.


ht

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


29
ht
tp
s:
//d
em
ak
ka
b.
bp
s .g
o .id
ht
tp
s:
//d
em
ak
ka
b.
bps
. go
.id
Bab 4.

P
ermasalahan di bidang ketenagakerjaan harus terus menjadi perhatian pemerintah
agar dapat cepat diselesaikan. Permasalahan tersebut diantaranya tingginya tingkat
pengangguran, masih rendahnya perluasan kesempatan kerja, banyaknya pekerja
anak, rendahnya produktivitas kerja, persebaran tenaga kerja yang tidak merata dan
sebagainya. Kondisi tersebut merupakan tantangan yang harus diselesaikan dalam pembangunan

.id
Kabupaten Demak. Pembangunan di bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari upaya
pengembangan sumber daya manusia yang memegang peranan penting untuk mewujudkan

o
.g
pembangunan manusia seutuhnya. Oleh sebab itu, pembangunan di bidang ketenagakerjaan

s
diupayakan memberikan kontribusi yang nyata dan terukur dalam rangka meningkatkan

bp
kesejahteraan masyarakat. b.
Dalam rangka penyusunan kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan untuk
ka

pemecahan masalah ketenagakerjaan, sangat dibutuhkan data dan informasi ketenagakerjaan.


Strategi dan program ketenagakerjaan yang tepat sangat ditentukan kondisi ketersediaan data dan
ak

informasi ketenagakerjaan.
em

Konsep ketenagakerjaan yang digunakan oleh BPS adalah The Labor Force Concept
//d

merujuk pada rekomendasi International Labour Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk
menjadi dua kelompok yaitu penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Selanjutnya, penduduk usia
s:

kerja dibedakan pula menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang dilakukan yakni
tp

angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari dua bagian yaitu bekerja dan
ht

pengangguran. Sementara bukan angkatan kerja mencakup sekolah, mengurus rumah tangga dan
lainnya.
Secara alamiah pertumbuhan angkatan kerja searah dengan pertumbuhan penduduk.
Namun demikian pertumbuhan penciptaan lapangan kerja yang baru berjalan lebih lambat
dibandingkan pertumbuhan penduduk usia kerja. Hal ini mengakibatkan tidak semua angkatan kerja
terserap oleh pasar kerja, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara penawaran kerja dan
permintaan tenaga kerja. Ketidakseimbangan ini akan menciptakan persoalan ketenagakerjaan yaitu
pengangguran.
Bab ini menyajikan gambaran umum mengenai keadaan angkatan kerja di Kabupaten
Demak. Beberapa indikator yang dianalisa mencakup Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dan penduduk bekerja. Sumber data penghitungan indikator
ini diperoleh dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS).

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


33
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) DAN
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT)

Keterlibatan penduduk yang aktif dalam kegiatan ekonomi diukur dari banyaknya penduduk
usia kerja (15 tahun ke atas) yang masuk dalam pasar kerja, baik mereka yang statusnya bekerja
atau yang mencari pekerjaan (menganggur). Indikator yang digunakan untuk mengukur besaran
tersebut adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK memberikan gambaran tentang
penduduk yang aktif secara ekonomi. Indikator ini diperoleh dari perbandingan angkatan kerja
terhadap penduduk usia kerja.
Selain TPAK, dalam analisis angkatan kerja juga dikenal indikator yang digunakan untuk

.id
mengukur pengangguran yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pengangguran terbuka

o
didefinisikan sebagai orang yang sedang mencari pekerjaan atau yang sedang mempersiapkan

.g
usaha atau juga yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin lagi mendapatkan

s
bp
pekerjaan, termasuk juga mereka yang baru mendapatkan pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Pengangguran terbuka tidak termasuk orang yang masih sekolah atau mengurus rumah tangga,
b.
ka
sehingga hanya orang yang termasuk angkatan kerja saja yang merupakan pengangguran terbuka.
TPT dihitung dari perbandingan antara banyaknya jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
ak

kerja.
em
//d

Tabel 4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat


Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Demak, 2020
s:
tp
ht

Daerah Tempat Tinggal TPAK TPT

(1) (2) (3)


Perkotaan 70,66 6,28
Perdesaan 69,14 8,11
Perkotaan + Perdesaan 69,79 7,31
Tahun 2019 67,72 5,42
Sumber: Publikasi Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Tengah

TPAK tidak dapat


TPAK Kabupaten Demak meningkat dari 67,72 pada tahun 2019
menggambarkan
menjadi 69,79 pada tahun 2020. Analisis TPAK tanpa variabel lainnya tidak baik buruknya
akan menarik karena TPAK tidak dapat menggambarkan baik buruknya kondisi
kondisi ketenagakerjaan di suatu wilayah. TPAK yang besar belum tentu ketenagakerjaan
menggambarkan kondisi ketenagakerjaan yang baik. Jika besarnya TPAK di suatu wilayah.

berasal dari jumlah penduduk bekerja, maka dapat menggambarkan kondisi

34
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
ketenagakerjaan yang baik karena penyerapan tenaga kerja tinggi, tetapi jika berasal dari yang
menganggur justru akan menimbulkan persoalan tersendiri.
Ditinjau menurut klasifikasi daerah, TPAK di daerah perkotaan sedikit lebih tinggi daripada
TPAK di daerah perdesaan. Pada tahun 2020, TPAK daerah perkotaan di Kabupaten Demak
sebesar 70,66 persen, sedangkan di daerah perdesaan sebesar 69,14 persen.
TPT menggambarkan ketidakseimbangan antara ketersediaan lapangan pekerjaan dan
penduduk yang berusaha mendapatkan pekerjaan, dimana ketersediaan lapangan pekerjaan lebih
kecil dari pencari kerja sehingga tidak mampu menampung pencari kerja. TPT Kabupaten Demak
pada tahun 2020 sebesar 7,31 persen, atau meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,42

.id
persen. Artinya pada periode tersebut be rt amb ah sekitar 2 orang dari 100 orang angkatan kerja
yang sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha.

o
.g
Pendidikan yang tinggi merupakan jembatan untuk memperoleh pekerjaan yang layak

s
bp
dengan pendapatan besar. Hampir semua orang berkeinginan bekerja dengan penghasilan yang
tinggi, untuk itu mereka berupaya dengan memperoleh pendidikan tinggi. Semakin tinggi tingkat
b.
pendidikan seseorang akan berdampak pada semakin tinggi pula harapan dan kesempatan untuk
ka

mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Namun, keterbatasan lapangan
ak

kerja yang tersedia menyebabkan mereka tidak terserap pada lapangan usaha yang sesuai dengan
em

tingkat pendidikan dan keahliannya. Sebagian besar dari mereka yang merupakan lulusan
pendidikan tinggi enggan menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan jenis keahlian dan jenjang
//d

pendidikan yang telah ia tamatkan. Sehingga sebagian dari mereka yang tidak segera
s:

mendapatkan pekerjaan lebih memilih menunggu pekerjaan yang sesuai, atau dengan kata lain
tp

menjadi penganggur untuk sementara waktu.


ht

Tabel 4.2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan


Kabupaten Demak, 2020

Pendidikan Tertinggi yang Perkotaan +


Perkotaan Perdesaan
Ditamatkan Perdesaan

(1) (2) (3) (4)


SD ke bawah 2,08 3,81 3,10
SMP 3,71 9,22 6,85
SMA/SMK 12,49 13,49 13,03
Diploma/Universitas 8,42 6,79 7,69
Total 6,28 8,11 7,31

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


35
Melihat struktur TPT menurut tingkat pendidikan, ada
kecenderungan TPT lebih tinggi untuk tingkat pendidikan menengah tinggi. Menurut
Pada tingkat pendidikan SD ke bawah, hampir semua angkatan kerja dapat pendidikan
tertampung di lapangan pekerjaan dengan segala kondisi dan jenis TPT lebih tinggi
pekerjaan. Hanya sekitar 3,10 persen yang menganggur. Sementara itu, dijumpai pada
pendidikan
TPT pada jenjang pendidikan SMA/SMK merupakan TPT tertinggi
menengah ke
dibandingkan jenjang pendidikan lainnya yaitu mencapai 13,03 persen pada
tahun 2020. Sementara TPT pada tingkat pendidikan perguruan tinggi
sebesar 7,69 persen pada tahun 2020.

.id
Jika diamati berdasarkan daerah tempat tinggal, daerah perdesaan memiliki TPT yang lebih

o
tinggi dibandingkan perkotaan yaitu sebesar 8,11 persen. Pada daerah perdesaan, TPT pada tingkat

.g
pendidikan SMP dan SMA/SMK mempunyai persentase yang tinggi yaitu hingga 9,22 persen dan

s
13,49 persen. Hal ini menunjukkan kondisi lebih sulit mencari pekerjaan di daerah perdesaan
dibandingkan perkotaan.
bp
b.
ka
ak

LAPANGAN PEKERJAAN DAN STATUS PEKERJAAN


em

Distribusi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha merupakan salah satu ukuran
//d

untuk melihat potensi ekonomi dalam melihat penyerapan tenaga kerja. Ukuran ini memberikan
s:

gambaran sektor mana yang dominan menyerap tenaga kerja dan sebaliknya. Distribusi penduduk
tp

yang bekerja menurut lapangan usaha pada publikasi ini dikelompokkan menjadi 5 sektor lapangan
ht

usaha yaitu pertanian (pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan), industri pengolahan,
perdagangan (perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel), jasa kemasyarakatan
(administrasi pemerintah, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan social, dan jasa lainnya), dan lainnya
(pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air, bangunan, angkutan, pergudangan dan
komunikasi, keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan).

Berdasarkan data Sakernas 2020, lapangan usaha yang paling


Lapangan usaha banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Demak adalah sektor
yang menyerap perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel. Kelompok
tenaga kerja paling
kategori ini menyerap tenaga kerja hingga 23,96 persen pada tahun
banyak tahun 2020
2020. Selanjutnya sektor pertanian menyerap tenaga kerja hingga
di Kabupaten Demak
23,55 persen pada tahun 2020. Sementara itu, jasa kemasyarakatan
adalah Perdagangan.
yang terdiri dari administrasi pemerintah, jasa Pendidikan, jasa
Kesehatan social, dan jasa lainnya hanya menyerap tenaga kerja
sebesar 10,89 persen pada tahun 2020.

36
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
Jika diperhatikan menurut daerah, sektor yang dominan di daerah perkotaan berbeda dengan
daerah perdesaaan. Daerah perkotaan didominasi oleh sektor industri dan perdagangan dalam
menyerap tenaga kerja. Sedangkan di daerah perdesaan penyerapan tenaga kerja didominasi oleh
sektor pertanian. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu
yang Lalu Menurut Kelompok Lapangan Usaha Kabupaten Demak, 2020

o .id
Perkotaan +
Kelompok Usaha Perkotaan Perdesaan

.g
Perdesaan

s
bp
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian 16,82 28,92 23,55
b.
2. Industri 26,35 20,19 22,92
ka

3. Perdagangan 27,73 20,96 23,96


ak

4. Jasa 11,48 10,42 10,89


em

5. Kemasyarakatan
Lainnya 17,62 19,51 18,67
//d

Sumber: Publikasi Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Tengah


s:

Catatan :
1. Pertanian (pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan).
tp

2. Industri pengolahan
ht

3. Perdagangan (perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel)


4. Jasa kemasyarakatan (administrasi pemerintah, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan social, dan jasa lainnya).
5. Lainnya (pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air, bangunan, angkutan, pergudangan dan komunikasi,
keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan).

Indikator untuk melihat gambaran tentang status/kedudukan pekerja dalam aktivitas


pekerjaan yang dijalani adalah distribusi tenaga kerja menurut status pekerjaan utama. Berdasarkan
status pekerjaan utama, mayoritas penduduk Kabupaten Demak bekerja sebagai buruh/karyawan,
disusul berusaha sendiri selanjutnya berusaha dibantu pekerja tak dibayar pada urutan ketiga.
Jika dilihat dari status daerah, struktur pekerja menurut status pekerjaan antara perkotaan
dan perdesaan hampir sama. Di daerah perkotaan, status buruh/karyawan sangat dominan diminati
oleh pekerja di Kabupaten Demak, persentasenya hampir separuh dari jumlah pekerja perkotaan
yaitu mencapai 43,02 persen. Banyaknya usaha seperti industri, perdagangan, dan jasa di daerah
perkotaan mampu menjadi daya tarik penduduk untuk bermigrasi ke perkotaan. Status berusaha
sendiri ada sekitar 16,13 persen, sedangkan status berusaha dibantu pekerja tidak dibayar ada
sekitar 15,25 persen.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


37
Tabel 4.4. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu
yang Lalu Menurut Status Pekerjaan Kabupaten Demak, 2020

Perkotaan +
Status Pekerjaan Utama Perkotaan Perdesaan
Perdesaan

(1) (2) (3) (4)

.id
Berusaha sendiri 16,13 17,12 16,68

o
Berusaha Dibantu Pekerja Tidak
15,25 17,26 16,37

.g
Dibayar

s
Berusaha Dibantu Pekerja Tetap 1,26 2,59 2,00
Buruh/Karyawan 43,02
bp 33,52 37,74
b.
ka
Pekerja Bebas Pertanian 2,45 3,10 2,81
ak

Pekerja Bebas Non Pertanian 9,24 11,91 10,72


em

Pekerja Keluarga 12,65 14,50 13,68


Sumber: Publikasi Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Tengah
//d
s:

Demikian juga halnya dengan daerah perdesaan, buruh/karyawan merupakan status yang
tp

kini paling banyak disandang oleh penduduk perdesaan. Pada tahun 2020, persentasenya mencapai
33,54 persen. Status berusaha dibantu pekerja tidak dibayar ada sekitar 17,26 persen, sedangkan
ht

status berusaha sendiri ada sekitar 17,12 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4.

JUMLAH JAM KERJA


Dalam mengukur tingkat produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya dengan pendekatan jumlah jam kerja. Penggunaan pendekatan ini dengan asumsi
semakin besar jumlah jam kerja yang digunakan untuk bekerja maka semakin produktif. Terkait
jumlah jam kerja normal seminggu yang digunakan untuk bekerja adalah 35 jam seminggu.
Seseorang yang bekerja selama seminggu kurang dari 35 jam dapat dikategorikan sebagai setengah
penganggur. Biasanya pekerja semacam ini memiliki pendapatan yang lebih rendah dibandingkan
kemampuannya. Dengan asumsi di atas, maka setengah penganggur memiliki tingkat produktivitas
yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja dengan jam kerja normal.
Setengah pengangguran di Kabupaten Demak pada tahun 2020 sekitar 41,77 persen. Jika
dilihat menurut jenis kelamin, persentase setengah menganggur perempuan lebih tinggi daripada

38
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
laki-laki. Setengah penganggur perempuan mencapai 50,74 persen, sedangkan setengah
penganggur laki-laki sebesar 35,54 persen.

Tabel 4.5. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut
Jenis Kelamin dan Jumlah Jam Kerja Seluruhnya Selama Seminggu
Kabupaten Demak, 2020

Laki-laki +
Jam Kerja Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

.id
< 35 jam 35,54 50,74 41,77

o
.g
35+ jam 64,46 49,26 58,23

s
bp
Jumlah 100,00
b. 100,00 100,00
Sumber: Sakernas 2020
ka
ak
em
//d
s:
tp
ht

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


39
ht
tp
s:
//d
em
ak
ka
b.
bps
. go
.id
Bab 5.

P
ola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator kesejahteraan rumah
tangga/keluarga. Selama ini berkembang pengertian bahwa besar kecilnya
proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh
pengeluaran rumah tangga dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah
tangga tersebut. Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi

.id
makanan mengindikasikan rumah tangga tersebut berpenghasilan rendah. Makin tinggi

o
penghasilan rumah tangga, maka makin kecil proporsi pengeluaran untuk makanan terhadap

.g
seluruh pengeluaran rumah tangga. Dengan kata lain rumah tangga dikatakan sejahtera bila

s
persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran
untuk non- makanan.
bp
b.
ka

PENGELUARAN RUMAH TANGGA


ak
em

Pengeluaran rumah tangga dibedakan menurut kelompok


//d

makanan dan bukan makanan. Perubahan pendapatan seseorang Semakin tinggi


akan berpengaruh pada pergeseran pola pengeluaran. Semakin tinggi
s:

pendapatan akan
pendapatan, cenderung akan semakin tinggi pengeluaran untuk bukan
tp

semakin tinggi
makanan. Pergeseran pola pengeluaran terjadi karena elastisitas
ht

pengeluaran
permintaan terhadap makanan pada umumnya rendah, sebaliknya untuk non-
elastisitas permintaan terhadap barang bukan makanan pada makanan.
umumnya tinggi. Keadaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk
yang tingkat konsumsi makanannya sudah mencapai titik jenuh,
sehingga peningkatan pendapatan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bukan makanan
atau ditabung. Dengan demikian, pola pengeluaran dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk
mengukur tingkat kesejahteraan penduduk, dimana perubahan komposisinya digunakan sebagai
petunjuk perubahan tingkat kesejahteraan.
Tabel 5.1 menyajikan data pengeluaran rata-rata perkapita sebulan untuk makanan dan
bukan makanan 2020 dan 2021. Dari tabel tersebut terlihat bahwa selama periode 2019-2020 rata-
rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk menurun dari Rp 1.105.277 menjadi Rp 1.089.278. Bila
dilihat persentasenya, pengeluaran untuk makanan mengalami peningkatan dari 52,84 persen pada
tahun 2020 menjadi 53,02 persen pada tahun 2021. Sebaliknya, pengeluaran bukan makanan
menurun dari 47,16 persen menjadi 46,98 persen. Penurunan pengeluaran perkapita secara umum

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021 43


dapat diartikan bahwa kesejahteraan masyarakat menurun. Pandemi Covid-19 berdampak cukup
signifikan pada dimensi ekonomi dan sosial masyarakat. Pandemi yang semula berawal dari krisis
kesehatan berdampak menjadi krisis ekonomi dan sosial sehingga pengeluaran perkapita juga
menurun.

Tabel 5.1 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Menurut Jenis Pengeluaran


Kabupaten Demak, 2020 – 2021

Nominal (Rp) Persentase


Jenis Pengeluaran
2020 2021 2020 2021

.id
(1) (2) (3) (4) (5)

o
.g
Makanan 584 033 577 570 52,84 53,02

s
Bukan Makanan 521 244 511 707 47,16 46,98

bp
Perumahan 240 626
b. 246 585 21,77 22,64
Barang Dan Jasa 134 075 122 651 12,13 11,26
ka

Pakaian 34 156 25 790 3,09 2,37


ak

Barang Tahan Lama 53 185 64 534 4,81 5,92


em

Lainnya 59 202 52 148 5,36 4,79


Jumlah 1 105 277 1 089 278 100,00 100,00
//d
s:

Sumber: Susenas 2020-2021


tp
ht

Jika dilihat lebih jauh pada komoditas bukan makanan, jenis


pengeluaran bukan makanan .yang paling besar adalah untuk Pada tahun 2021,
perumahan yaitu hingga 22,64 persen pada tahun 2021. Kemudian jenis pengeluaran
diikuti pengeluaran untuk barang dan jasa yaitu sekitar 11,26 persen. bukan makanan
Sedangkan pengeluaran untuk pakaian hanya di kisaran 2,37 persen. yang paling besar
adalah pengeluaran
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat pemerataan untuk perumahan
pendapatan penduduk adalah dengan menggunakan kriteria Bank yaitu hingga 22,64
Dunia. Menurut kriteria Bank Dunia penduduk digolongkan menjadi
tiga kelas yaitu 40 persen penduduk berpendapatan rendah, 40 persen persen.
penduduk berpendapatan sedang dan 20 persen penduduk
berpendapatan tinggi.

Apabila dilihat menurut kelompok pengeluaran, pengeluaran baik makanan maupun bukan
makanan semakin besar seiring dengan semakin tingginya kelompok pengeluaran. Jika dilihat proporsi
antara pengeluaran makanan dan bukan makanan, semakin tinggi kelompok pengeluarannya,
semakin besar pula proporsi konsumsi bukan makanannya. Rata-rata pengeluaran per kapita

44
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
sebulan menurut kelompok pengeluaran Kabupaten Demak dapat dilihat pada tabel 5.2. berikut ini.

Tabel 5.2. Rata - rata Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Per Kapita
Sebulan Menurut Kelompok Pengeluaran Kabupaten Demak, 2021

Nominal (Rp) Persentase


Kelompok Pengeluaran
Non Non
Makanan Makanan
Makanan Makanan

.id
(1) (2) (3) (4) (5)

o
40 Persen Terbawah 380 347 240 896 61,22 38,78

.g
40 Persen Tengah 614 558 462 303 57,07 42,93

s
bp
20 Persen Teratas 897 021 1 150 211 43,82 56,18
Rata-rata 577 570 511 707 53,02 46,98
b.
ka

Sumber: Susenas Maret 2021


ak

Peningkatan pendapatan idealnya diikuti dengan pemerataan pendapatan, karena


em

pemerataan pendapatan merupakan salah satu strategi dan tujuan pembangunan nasional
//d

Indonesia. Ketimpangan dalam menikmati hasil pembangunan di antara kelompok penduduk


dikhawatirkan akan menimbulkan masalah-masalah sosial. Tidak tersedianya data pendapatan
s:

menyebabkan penghitungan distribusi pendapatan menggunakan data pengeluaran sebagai proxy


tp

pendapatan. Walaupun dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengeluaran, paling tidak


ht

dapat digunakan sebagai petunjuk untuk melihat arah dari perkembangan yang terjadi.

KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN

Tingkat kecukupan gizi yang mencakup konsumsi kalori dan protein merupakan salah
satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Jumlah
konsumsi kalori dan protein dihitung berdasarkan jumlah dari hasil kali antara kuantitas setiap
makanan yang dikonsumsi dengan besarnya kandungan kalori dan protein dalam setiap makanan
tersebut. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi
setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 75 Tahun 2013 (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi XI tahun 2012), rata-rata
kecukupan energi dan protein bagi penduduk Indonesia masing- masing sebesar 2150 kkal dan
57gram protein.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021 45


Rata-rata konsumsi kalori perkapita penduduk Kabupaten Demak menunjukkan tren
meningkat dari tahun 2017 hingga 2019, namun pada dua tahun berikutnya mengalami penurunan.
Demikian juga rata-rata konsumsi protein perkapita per hari Kabupaten Demak juga menunjukkan
tren meningkat dari tahun 2017 hingga 2020, namun kemudian menurun pada tahun 2021. Secara
umum, konsumsi energi dan protein perkapita per hari Kabupaten Demak mengalami penurunan.
Hal ini terkait dengan rata-rata pengeluaran perkapita penduduk yang menurun pada pembahasan
sebelumnya. Secara nominal, pengeluaran perkapita makanan menurun dari Rp 584.033 menjadi
Rp 577.570. (lihat Tabel 5.1)
Pada tahun 2021, rata-rata konsumsi kalori penduduk Kabupaten Demak sebesar 2.059,22
kkal, menurun dibandingkan tahun tahun 2019 yang pernah mencapai 2.221,97 kkal. Konsumsi

.id
kalori perhari penduduk Kabupaten Demak di tahun 2021 berada di bawah syarat kecukupan gizi

o
yang ditentukan Widya Karya Nasional. Sementara itu, rata-rata konsumsi protein per kapita

.g
penduduk Kabupaten Demak juga mengalami penurunan, yaitu dari 65,45 gram pada tahun

s
2020 menjadi 59,71 gram pada tahun 2021. Meskipun menurun, kondisi ini masih menunjukkan

bp
kecukupan protein yang disyaratkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi yaitu 57 gram
b.
perhari.
ka
ak

Tabel 5.3. Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita Per Hari
em

di Kabupaten Demak, 2021


//d

2.400,00 140
s:

2.221,97 2.199,94
2.173,02
tp

2.200,00 2.073,10 120


2.059,22
ht

2.000,00 100

1.800,00 80

1.600,00 60
63,35 64,56 65,45
60,94 59,71
1.400,00 40

1.200,00 20

1.000,00 0
2017 2018 2019 2020 2021

Energi (kkal) Protein (gram)

Sumber: Susenas

46
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
ht
tp
s:
//d
em
ak
ka
b.
bps
. go
.id
Bab 6.

R
umah dan kelengkapannya merupakan kebutuhan dasar dan juga merupakan faktor
penentu indikator kesejahteraan rakyat. Rumah mempunyai pengaruh terhadap
pembinaan watak dan kepribadian serta merupakan faktor penting terhadap
produktivitas kerja dan kreativitas kerja seseorang. Selain itu rumah juga
mempunyai fungsi strategis sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan
peningkatan kualitas generasi yang akan datang. Dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang

.id
layak dan bermartabat melalui pemenuhan kebutuhan papan maka akan terwujud kesejahteraan

o
rakyat.

s .g
Rumah juga merupakan sarana pengamanan dan pemberi ketenteraman hidup bagi

bp
manusia. Dalam fungsinya sebagai pengamanan diri bukan berarti menutup diri tetapi harus
b.
membuka diri menyatu dengan lingkungannya. Kualitas lingkungan rumah tinggal mempengaruhi
ka

status kesehatan penghuninya. Kualitas rumah tinggal yang baik dalam lingkungan sehat, aman,
ak

lestari dan berkelanjutan (Kepmen no.9 tahun 1999) diartikan sebagai suatu kondisi rumah yang
em

memenuhi standar minimal dari segi kesehatan, sosial, budaya, ekonomi, dan kualitas teknis.
//d

Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan pemukiman sebagai pengganti
s:

dari Undang-Undang No. 4 tahun 1992 mencantumkan bahwa salah satu tujuan diselenggarakannya
tp

perumahan dan kawasan permukiman yaitu untuk menjamin terwujudnya rumah yang layak huni
ht

dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan
berkelanjutan. Definisi perumahan itu sendiri merupakan kumpulan rumah sebagai bagian dari
permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
fasilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Rumah selain sebagai
tempat tinggal, juga dapat menunjukkan status sosial seseorang. Status sosial seseorang
berhubungan positif dengan kualitas/kondisi rumah. Semakin tinggi status sosial seseorang semakin
besar peluang untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal dengan kualitas yang lebih baik.

Salah satu dari sekian banyak fasilitas yang dapat mencerminkan kesejahteraan rumah
tangga adalah kualitas material seperti jenis atap, dinding dan lantai terluas yang digunakan,
termasuk juga fasilitas penunjang lain yang meliputi luas lantai hunian, sumber air minum, fasilitas
tempat buang air besar, dan sumber penerangan. Kualitas perumahan yang baik dan penggunaan
fasilitas perumahan yang memadai akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

49
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
KUALITAS RUMAH TINGGAL
Rumah tinggal yang dapat dikategorikan ke dalam rumah yang layak huni sebagai tempat
tinggal harus memenuhi beberapa kriteria kualitas rumah tempat tinggal. Beberapa di antaranya
yaitu rumah yang memiliki dinding terluas yang terbuat dari tembok atau kayu, dengan beratapkan
beton, genteng, sirap, seng maupun asbes, dan memiliki lantai terluas bukan tanah.
Selama tiga tahun terakhir, persentase rumah tangga yang bertempat tinggal di rumah yang
berlantaikan bukan tanah menunjukkan adanya peningkatan. Pada tahun 2020, rumah yang
berlantaikan bukan tanah sebesar 92,28 persen atau mengalami peningkatan bila dibandingkan

.id
pada tahun 2018 yang sebesar 90,16 persen.

o
.g
Tabel 6.1. Rumah Tangga Menurut Beberapa Indikator Kualitas

s
bp
Perumahan Kabupaten Demak, 2018 – 2020
b.
Indikator Kualitas Perumahan 2018 2019 2020
ka
ak

(1) (2) (3) (4)


em

Lantai Bukan Tanah 84,96 90,16 92,28


Atap beton, genteng, sirap,
//d

100,00 99,76 99,78


seng, dan asbes
s:

Dinding terluas tembok dan


tp

97,66 98,26 98,76


kayu
ht

Sumber: Publikasi Profil Tempat Tinggal Provinsi Jawa Tengah

Indikator lain yang digunakan untuk melihat kualitas perumahan untuk rumah tinggal adalah
penggunaan atap dan dinding terluas. Rumah tinggal yang menggunakan atap beton, genteng, sirap,
seng, dan asbes sudah mencapai 100 persen pada tahun 2018, namun sedikit berkurang menjadi
99,78 pada tahun 2020. Sementara itu pada bangunan rumah tinggal yang menggunakan dinding
terluas tembok dan kayu mengalami sedikit peningkatan dari 98,26 persen menjadi 98,76 persen
pada tahun 2020.

Luas lantai rumah seringkali dianggap sebagai gambaran untuk menilai kemampuan sosial
ekonomi masyarakat. Selain itu, luas lantai juga menentukan tingkat kesehatan penghuninya. Luas
lantai yang sempit dapat mengurangi konsumsi oksigen penghuni rumah serta mempercepat proses
penularan penyakit. Selama ini alat ukur yang dipakai adalah luas lantai per kapita, yaitu rata-rata
luas lantai untuk setiap anggota rumah tangga atau dengan bahasa matematisnya adalah
keseluruhan luas lantai dibagi total penduduk.

50 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


Menurut Kementrian Kesehatan, ukuran luas lantai yang ideal digunakan per orang minimal
adalah 8 meter persegi, sedangkan menurut World Health Organization (WHO) serta American
Public Health Association (APHA) yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, ukuran luas
lantai yang ideal digunakan perorang minimal adalah 10 meter persegi (BPS, 2015).

Tabel 6.2. Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai


Per Kapita Kabupaten Demak, 2018 – 2020

.id
Luas Lantai Per Kapita 2018 2019 2020

o
.g
(1) (2) (3) (4)

s
< 10 m2 6,31 6,68 4,52

bp
b.
≥ 10 m2 93,69 93,32 95,48
ka
ak

Sumber: Publikasi Profil Tempat Tinggal Provinsi Jawa Tengah


em

Berdasarkan klasifikasi yang ditentukan oleh WHO, lebih dari 90 persen rumah tangga
//d

memiliki rumah dengan luas lantai per kapita minimal 10 m2. Selama tiga tahun terakhir, persentase
s:

rumah tangga dengan luas lantai per kapita yang memenuhi standar WHO mengalami peningkatan
tp

yaitu dari 93,69 persen dari tahun 2018 hingga menjadi 95,48 persen pada tahun 2020.
ht

FASILITAS RUMAH TINGGAL


Kualitas dan kenyamanan rumah tinggal ditentukan oleh kelengkapan fasilitas suatu rumah
tinggal. Yang termasuk dalam kelengkapan fasilitas tersebut adalah tersedianya air bersih, sanitasi
yang layak, serta penerangan yang baik. Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting
bagi rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup terutama
untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih yang terus
menerus diupayakan pemerintah.

Fasilitas perumahan yang penting adalah penerangan. Sumber penerangan yang ideal
adalah yang berasal dari listrik (PLN dan Non- PLN), karena cahaya listrik lebih terang
dibandingkan sumber penerangan lainnya. Berdasarkan hasil Susenas, sudah 100 persen
rumah tangga di Kabupaten Demak menikmati fasilitas penerangan listrik PLN.

Sumber air minum yang digunakan oleh rumah tangga bervariasi, yaitu mencakup air

51
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
kemasan bermerk, air isi ulang, leding, sumur bor/pompa, sumur terlindung, sumur tak
terlindung, mata air terlindung, mata air tak terlindung, air permukaan, air hujan, dan lainnya.
Sumber air minum yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga adalah air kemasan/isi
ulang. Pada tahun 2020, rumah tangga di Kabupaten Demak yang menggunakan air kemasan,
air isi ulang, atau air ledeng sebagai sumber air minum dan masak sebanyak 73,11 persen.

Tabel 6.3. Persentase Rumah Tangga Menurut Beberapa Fasilitas


Perumahan Kabupaten Demak, 2018 – 2020

Fasilitas Perumahan 2018 2019 2020

.id
(1) (2) (3) (4)

o
.g
Penerangan listrik 100,00 100,00 100,00

s
Air minum kemasan/leding 70,76
bp 73,91 73,11
b.
ka

Akses Sanitasi Layak 86,32 87,06 91,54


ak

Sumber: Publikasi Profil Tempat Tinggal Provinsi Jawa Tengah


em
//d

Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting
s:

peranannya. Jika ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, pembuangan kotoran manusia yang tidak
tp

saniter akan mencemari lingkungan terutama tanah dan sumber air. Selain itu juga menyebabkan
ht

berbagai macam penyakit seperti thypus, disentri, kolera, dan sebagainya. Untuk mencegah dan
mengurangi kontaminasi terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus
dikelola dengan baik sesuai dengan ketentuan sanitasi yang layak. Sanitasi layak adalah fasilitas
sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain klosetnya menggunakan leher angsa, tempat
pembuangan akhir tinja menggunakan tangka septik atau Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL),
dan fasilitas tersebut digunakan oleh rumah tangga sendiri atau bersama dengan rumah tangga lain
tertentu.

Selama tiga tahun terakhir, rumah tangga yang mempunyai akses sanitasi layak semakin
meningkat. Pada tahun 2018, rumah tangga dengan akses sanitasi layak ada sebanyak 86,32
persen kemudian persentasenya meningkat menjadi 87,06 persen pada tahun 2019 dan meningkat
lagi menjadi 91,54 persen pada tahun 2020. Hal ini berarti, fasilitas sanitasi perumahan di Kabupaten
Demak semakin memadai.

52 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021


STATUS KEPEMILIKAN RUMAH TINGGAL

Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan dan juga
peningkatan taraf hidup masyarakat adalah status kepemilikan rumah tinggal. Kondisi ekonomi
rumah tangga sangat berpengaruh terhadap kepemilikan rumah tinggal. Status kepemilikan
rumah tinggal yang dicakup di sini adalah rumah milik sendiri, kontrak, sewa, bebas sewa, rumah
dinas, rumah milik orang tua/saudara atau status kepemilikan lainnya. Rumah tangga yang
menempati rumah milik sendiri dapat dikatakan telah mampu memenuhi kebutuhan akan tempat
tinggal yang terjamin dan permanen dalam jangka panjang.

o .id
Tabel 6.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan

.g
Rumah Tinggal Kabupaten Demak, 2018 – 2020

s
bp
b.
Fasilitas Perumahan 2018 2019 2020
ka

(1) (2) (3) (4)


ak

Milik Sendiri 95,19 94,23 94,92


em
//d

Kontrak/Sewa 0,68 1,20 0,99


s:

Bebas Sewa/Rumah Dinas/Lainnya 4,13 4,57 4,09


tp
ht

Sumber: Publikasi Profil Tempat Tinggal Provinsi Jawa Tengah

Pada tahun 2020, rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri di Kabupaten Demak
sebesar 94,92 persen, sisanya 5,08 persen adalah bukan milik sendiri. Rumah tangga yang
menempati rumah bukan milik sendiri terdiri dari 0,99 persen kontrak/sewa, sedangkan rumah
tangga yang tinggal bebas sewa/rumah dinas/lainnya sebanyak 4,09 persen.
.

53
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
ht
tp
s:
//d
em
ak
ka
b.
bp
s .g
o .id
ht
tp
s:
//d
em
ak
ka
b.
bps
. go
.id
Bab 7.

P
embangunan pada dasarnya bertujuan menciptakan kemakmuran dan
mengurangi kemiskinan. Kemiskinan merupakan ketidakmampuan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan makanan dan bukan makanan yang
diukur dari pengeluaran (BPS). Kemiskinan merupakan masalah
multidimensi, yang bukan hanya mencakup kondisi ekonomi tetapi juga sosial, budaya, dan

.id
politik. Kemiskinan menjadi masalah utama yang terjadi di setiap daerah, termasuk Kabupaten
Demak.

o
.g
Kemiskinan di suatu wilayah dapat dijelaskan melalui beberapa indikator antara lain jumlah

s
penduduk miskin, persentase penduduk miskin, garis kemiskinan, indeks kedalaman kemiskinan,

bp
serta indeks keparahan kemiskinan. b.
ka

PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN


ak
em

Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya (didekati dengan


//d

pengeluaran) lebih kecil dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup secara layak di wilayah
s:

tempat tinggalnya. Kebutuhan untuk hidup layak tersebut diterjemahkan sebagai suatu jumlah rupiah
tp

yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi makanan setara 2100 kkal sehari, perumahan, pakaian,
ht

kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lain-lain. Jumlah rupiah tersebut kemudian disebut sebagai
Garis Kemiskinan (GK).
Berkurangnya jumlah penduduk miskin mencerminkan bahwa secara keseluruhan
pendapatan penduduk meningkat. Sebaliknya, meningkatnya penduduk miskin mengindikasikan
menurunnya pendapatan penduduk walaupun tidak selamanya demikian. Oleh karena itu, jumlah
penduduk miskin merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan rakyat.
Selama periode 2017-2019, kemiskinan di Kabupaten Demak menunjukkan tren penurunan
baik dari sisi jumlah maupun persentase. Namun, pada tahun 2020 dan 2021 kemiskinan di
Kabupaten Demak kembali meningkat. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2021 meningkat dari
146,87 ribu orang menjadi 151,74 ribu orang. Secara persentase, persentase penduduk miskin
Kabupaten Demak juga meningkat dari 12,54 persen pada tahun 2020 menjadi 12,92 persen pada
tahun 2021. Meskipun berbagai program pengentasan kemiskinan seperti Program Keluarga
Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai, Program Indonesia Pintar (KIP), dsb telah dijalankan,
namun demikian tak dapat dipungkiri bahwa Pandemi Covid-19 telah membawa dampak pada krisis
ekonomi dan sosial sehingga mempengaruhi tingkat kemiskinan penduduk.

57
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
Tabel 7.1 Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Demak, 2017 - 2021

Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk


Tahun
(Ribu Orang) Miskin

(1) (2) (3)


2017 152,6 13,41

.id
2018 144,1 12,54

o
2019 137,6 11,86

s .g
2020 146,87 12,54
2021 151,74
bp 12,92
b.
ka

Sumber: Publikasi Kabupaten Demak Dalam Angka


ak
em

Dalam analisis kemiskinan dikenal beberapa indikator penting yang dapat digunakan untuk
mengukur kemiskinan. Indikator yang paling sering digunakan adalah head count index (P0). Ukuran
//d

ini memberikan gambaran tentang proporsi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan pada
s:

suatu wilayah. Namun demikian, indikator ini tidak dapat mengindikasikan seberapa parah atau
tp

seberapa dalam tingkat kemiskinan yang terjadi. Oleh karena itu, dikenal juga indikator kemiskinan
ht

yang lain yaitu Indeks Kedalaman Kemiskinan atau Poverty Gap Index (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan atau Poverty Severity Index (P2) yang akan dibahas pada subbab berikutnya.

GARIS KEMISKINAN (GK), INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN


(P1), INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P2)
Garis Kemiskinan digunakan sebagai batas untuk mengelompokkan penduduk miskin
dan tidak miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perbulan
di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan di Kabupaten Demak mengalami peningkatan
secara bertahap dari tahun 2017 hingga 2021. Pada tahun 2017, garis kemiskinan di
Kabupaten Demak sebesar Rp. 371.525,00 kemudian meningkat menjadi Rp. 402.211,00
pada tahun 2018 hingga kemudian menjadi Rp. 445.176,00 pada tahun 2021. Meningkatnya
garis kemiskinan dipengaruhi oleh meningkatnya gaya hidup penduduk serta meningkatnya
harga kebutuhan pokok dari tahun ke tahun.

58
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
Tabel 7.2. Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan, dan Indeks
Keparahan Kemiskinan Kabupaten Demak, 2017-2021

Garis Kemiskinan Indeks Kedalaman Indeks Keparahan


Tahun
(Rp/Kapita/Bulan) Kemiskinan (P1) Kemiskinan (P2)

(1) (2) (3) (4)


2017 371 525 2,20 0,59

.id
2018 402 211 2,09 0,55

o
.g
2019 411 202 1,61 0,34

s
bp
2020 432 533 b. 1,97 0,50

2021 445 176 2,32 0,62


ka

Sumber: Publikasi Kabupaten Demak Dalam Angka


ak
em

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran


masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin
//d

jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Pada tahun 2017 - 2019, tingkat
s:

kedalaman kemiskinan menunjukkan tren menurun. Akan tetapi, indek kedalaman kemiskinan
tp

kembali meningkat pada tahun 2020 - 2021. Hal ini berarti kesenjangan pengeluaran masing-masing
ht

penduduk miskin meningkat pada tahun 2021.

Indeks keparahan kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran


pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi indeks, semakin tinggi ketimpangan
pengeluaran diantara penduduk miskin. Tak berbeda jauh dengan P1, P2 juga cenderung menurun
selama periode tahun 2017 – 2019 namun meningkat kembali pada tahun 2020 - 2021. Hal ini berarti,
ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin semakin besar pada tahun 2021.

59
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
ht
tp
s:
//d
em
ak
ka
b.
bp
s .g
o .id
DAFTAR PUSTAKA

BPS Kabupaten Demak. Kabupaten Demak Dalam Angka, berbagai seri. Demak.
___________________. Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak, berbagai seri. Demak.
BPS Provinsi Jawa Tengah. Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah, berbagai seri. Semarang.
______________________. Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah, berbagai seri. Semarang.

.id
______________________. Statistik Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, berbagai seri. Semarang.

o
.g
______________________. Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Tengah, berbagai seri. Semarang.

s
______________________. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, berbagai seri. Semarang.

bp
______________________. Statistik Sosial dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah Hasil Susenas,
b.
berbagai seri. Semarang.
ka

______________________. Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Provinsi Jawa Tengah, berbagai seri.
ak

Semarang.
em

BPS, 2012. Analisis Statistik Sosial (Bonus Demografi dan Pertumbuhan Ekonomi). Jakarta.
//d
s:
tp
ht

61
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Demak 2021
ht
tp
s:
//d
em
ak
ka
b.
bp
s .g
o .id

You might also like