You are on page 1of 20

MAKALAH

GERAKAN BERSIH PANTAI SEBAGI MAHLUK YANG BERBUDAYA

Disusun Oleh kelompok 6

NAMA :ALFIAN MANSYUR NAMA : AHMAD ALIF


NIM :I0119303 NIM :I0119302
KELAS: ILMU HUKUM B KELAS : ILMU HUKUM B
NOMOR URUT ABSEND : 12 NOMOR URUT ABSEND : 11

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Kata Pengantar

Pujisyukurkehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul GERAKAN BERSIH PANTAI
SEBAGAI MAHLUK BERBUDAYA
  ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Dr.
Muh Sultan m.si  pada mata kulia ILMU SOSIAL BUDAYA Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang apa itu laut dan bagia mana cara
memberdayakannya  bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Muh Sultan m.si   selaku dosen matah
kuliah ilmu sosial budaya yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dngan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sbagian
pengetahuanya sehingga sya dapat menyelesaikan makalah in.

Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Majene, 5 april 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................i


KATAPENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTARISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................

C.TujuanPenulisan ..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.LINGKUNGAN...................................................................................................................
B.KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP...............................................................................
C.KERUSAKAN LINGKUNGAN..........................................................................................
D.PENYEBAB PENCEMARAN PANTAI.............................................................................
E. DAMPAK PENCEMARAN PANTAI................................................................................
F. UPAYA MENGATASI PENCEMARAN PANTAI...........................................................

BAB III PENUTUP

A.Simpulan...............................................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKAN
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut untuk diperhatikan. Sampah
merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada
dasarnya semua manusia pasti menghasilkan sampah. Sampah merupakan suatu
buangan yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia. Volume peningkatan sampah
sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia. Manusia sebagai individu
maupun sebagai warga masyarakat mempunyai kebutuhan yang bersifat individual
maupun kolektif, sehingga selalu ada upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Aktifitas manusia dalam upaya mengelola sumber daya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya semakin beragam seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
Pertumbuhan jumlah penduduk telah mengakibatkan perubahan yang besar terhadap
lingkungan hidup. Jumlah penduduk di Kabupaten Sleman semakin meningkat dari
tahun ketahun. Berdasarkan data BPS, diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten
Sleman pada tahun 2014 sebanyak 1.114.883 jiwa dan meningkat menjadi 1.167.481
jiwa pada tahun 2015 (BPS Daerah Istimewa Yogyakarta, 2015). Peningkatan jumlah
penduduk tersebut sebanding dengan peningkatan jumlah konsumsi yang
mempengaruhi besarnya peningkatan volume sampah di Kabupaten Sleman. Jumlah
timbunan sampah pada tahun 2014 sebesar 1.099.300,10 ton/tahun (BLH Kabupaten
Sleman, 2014). Hal ini menjadi alasan kuat bahwa masalah sampah merupakan
masalah utama yang harus dipecahkan baik dalam jangka pendek, menengah maupun
panjang. Setiap aktifitas manusia secara pribadi maupun kelompok, dirumah, kantor,
pasar, sekolah, maupun dimana saja akan menghasilkan sampah, baik sampah organik
maupun sampah anorganik. Dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 pasal 1
tentang sampah disebutkan bahwa sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat
dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan
dibuang kelingkungan. Sebagian besar orang mengangap sampah merupakan masalah,
padahal setiap saat sampah terus bertambah dan tanpa mengenal hari libur karena
setiap makhluk terus menerus memproduksi sampah. (Suwerda, 2012: 9) mengatakan
bahwa Setiap hari sampah dihasilkan dari keluarga/rumah tangga, yang dari sisi
kuantitas/jumlah biasanya menempati posisi tertinggi, sampah rumah sakit dan
industri yang sangat berbahaya, juga sampah dari tempattempat umum misalnya
terminal, pasar, tempat hiburan, sekolah, kantor, dan lain lain. Pemanfaatan sampah
sampah harus diprioritaskan sebelum terjadinya pencemaran lingkungan yang
mengganggu kesehatan masyarakat. Maka perlu adanya pengelolaan sampah,
pengelolaan sampah memerlukan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Dalam
UndangUndang RI Tahun 2008 Nomer 18 tentang, pengelolaan sampah disebutkan
bahwa pengelolaan sampah bertujuan agar menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Berdasarkan tujuan inilah, maka pemerintah berupaya untuk mengubah pola pikir
masyarakat yang masih menggunakan sistem kumpul-angkut-buang sebagi solusi
pengurangan sampah. Pola pikir masyarakat diarahkan pada kegiatan pengurangan dan
penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan 3R yaitu reuse, reduce,
dan recycle, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemprosesan akhir.

Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu


berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam
yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat manusia
untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen
terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan
jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan
sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud
apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.

Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa faktor


yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai keadaan lingkungan
hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah. Secara garis besar
komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik (flora darat
dan air, fauna darat dan air), kelompok abiotik ( sawah, air dan udara) dankelompok kultur
(ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan masyarakat).

Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting


untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun
bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan. Dimulai dari
lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih
luas. Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera diatasi bersama diantaranya
pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh
sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat
radioaktif, dan sebagainya.  Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini,
tentunya harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan
bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal kami membahas masalah mengenai
pencemaran lingkungan khususnya di sepanjang pesisir pantai. Dimana kondisi ekosistem
pantai di berbagai wilayah di indonesia saudah termasuk dalam posisi memprihatinkan. Hal
inilah yang menjadi latar belakang kami mengangkat topik masalah tersebut.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran pada pantai ?
2.      Apa dampak yang ditimbulkan terkait pencemaran tersebut ?
3.      Bagaimana solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya pencemaran pada pantai  ?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pada makalah ini yaitu sebagai
berikut      :
1.      Dapat memahami proses terjadinya pencemaran pada pantai.
2.      Dapat memahami dampak yang ditimbulkan oleh pencemran pada pantai.
3.      Dapat mengetahui solusi untuk mencegah terjadinya pencemaran pada pantai.
BAB II

PEMBAHSAN

A. LINGKUNGAN

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar atau sekitar mahluk hidup. Para
ahli lingkungan memberikan definisi bahwa Lingkungan (enviroment atau habitat)
adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai faktor berpengaruh timbal-balik
satu sama lain dan dengan masyarakat tumbuh-tumbuhan.
Lingkungan hidup biasa juga disebut dengan lingkungan hidup manusia (human
environment) atau dalam sehari-hari juga cukup disebut dengan "lingkungan" saja.
Unsur-unsur lingkungan hidup itu sendiri biasa nya terdiri dari: manusia, hewan,
tumbuhan, dll. Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan
manusia. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia.
Istilah lingkungan hidup, dalam bahasa Inggris disebut dengan environment, dalam
bahasa Belanda disebut dengan Millieu, sedangkan dalam bahasa Perancis disebut
dengan I'environment. Lingkungan terbagi 2 yaitu Biotik dan Abiotik dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tumbuh-
tumbuhan, dan mikroba.
2. Komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara, tanah, dan
energi

B. Komponen Lingkungan Hidup


Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Komponen lingkungan hidup
dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1.   Lingkungan Fisik
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak
hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik
sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.
Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang
dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara
wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan
musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
Penanganan unsur fisik apabila tidak ditangani secara serius maka akan berdampak
pada lingkungan hidup. Misalnya, pemakaian kendaraan bermotor yang mana
limbahnya menghasilkan gas CO, serta gas-gas berbahaya lainnya. Hal ini apabila
tidak ada upaya meminimalisir limbah tersebut maka lambat laun akan mencemari
udara yang juga sebagai unsur fisik tersebut.

2.   Lingkungan Biologis
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada
di kebun atau taman, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi
jika berada di dalam suatu ruangan, maka lingkungan hayati yang dominan adalah
teman-teman atau sesama manusia. Lingkungan hidup memiliki kaitan erat unsur
hayati (biotik). Dimana permasalahan-permasalahan lingkungan yang sering terjadi
disebabkan tidak adanya keprihatinan tentang faktor biologis itu sendiri. Misalnya,
sampah organik yang dibiarkan berserakan di sekitar pemukiman penduduk maka akan
berdampak bahaya seperti munculnya berbagai penyakit yang diakibatkan oleh
bakteri, virus, dsb

3.   Lingkungan Sosial Budaya


Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk
sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai
dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. Unsur sosial
budaya lebih mengajarkan kepada kita tentang makna pelestarian lingkungan hidup.
Sehingga apabila hal ini telah ditanamkan sejak kecil maka akan menjadi tradisi atau
budaya secara turun temurun guna melestarikan dan menjaga lingkungan hidup.

4.   Lingkungan Sosial Ekonomi


Setiap hari jumlah manusia semakin baertambah dan pastinya seiring dengan hal itu
kebutuhan ekonomi juga terus meningkat. Beberapa daerah di Indonesia bisa
mengimbangi hal tersebut dengan didirikannya pabrik-pabrik dan industri-industri
yang dianggap mampu mengurangi angka pengangguran ditingkat sosial masyarakat.
Ketertinggalan ini adalah salah satu faktor yang kengakibatkan pertumbuhan sosial
ekonomi masyarakat menjadi lemah. Faktor lingkungan juga sangat berperan dalam
memajukan perekonimian suatu bangsa. Apabila SDM dan SDA suatu bangsa
memadai maka otomatis hasilnya akan berdampak positif. Akan tetapi apabila hal itu
tidak sesuai dengan yang diharapkan, misalnya seperti daerah yang sulit untuk
dijangkau baik dengan transportasi maupun komunikasi, beberapa daerah tertinggal
tidak memiliki potensi sumber daya alam, atau memiliki sumber daya alam yang besar
namun lingkungan sekitarnya merupakan daerah yang dilindungi atau tidak dapat
dieksploitasi atau daerah tertinggal yang diakibatkan dengan pemanfaatan sumberdaya
alam yang berlebihan, secara umum tingkat pendidikan di daerah tertinggal tergolong
rendah, hal inipun berpengaruh pada aspel sosial dan ekonomi.

5.   Kesehatan Masyarakat
Faktor kesehatan masyarakat sangat berhubungan erat dengan kondisi lingkungan
hidup. Dimana dengan memlihara dan menjaga suatu lingkungan maka akan
mengurangi dampak negatif yang sering menimbulkan gangguan pada kesehatan
masyarakat. Maka dari itu untuk menciptakan kondisi kesehatan masyarakat yang
benar-benar perlu penjagaan dan pemeliharaan lingkungan agar senantiasa bersih dan
sehat.
C. Kerusakan Lingkungan Hidup
            Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.   Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah
menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami
yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala
Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena
alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
        Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup
antara lain:
      Letusan gunung berapi
      Gempa bumi
      Angin topan
2.      Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam
menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana
sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali
apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan
kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia
membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Beberapa bentuk
kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
      Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai
dampak adanya kawasan industri.
      Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan
air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan
hutan.
      Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
D. Penyebab pencemaran pantai
Telah dipahami bahwa pengotoran dan ketidakpedulian terhadap keberlangsungan
Pantai  adalah efek dari pembangunan kota yang selalu berorientasi pada
pembangunan daratan (continental orientation) kotanya seperti : pembangunan
infrastruktur pemerintahan, pasar dan rumah toko sebagai penopang kegiatan bisnis
dan kurang memprioritaskan pembangunan pesisir dan laut (coastal and marine
orientation). Walaupun kemajuan kota-kota yang terletak di pesisir justru adalah
karena memperhatikan dan mengunggulkan pembangunan wilayah pesisirnya.
            Posisi Pantai yang berada di tengah-tengah kota memang sangat rentan oleh
aktivitas manusia yang sifatnya merusak lingkungan, seperti pemanfaatan ekosistem
pantai yang tidak bertanggung jawab, tempat pembuangan sampah, sebagai tempat
saluran akhir dari kota. Terlebih lagi apabila lokasinya terletak tepat di belakang pasar.
Dari sejumlah tempat yang ada, wilayah pasar-lah yang mungkin menghasilkan
limbah ataupun sampah paling banyak. Dan lebih memprihatinkan lagi sampah-
sampah tersebut dibuang di sepanjang pesisir pantai. Hal ini memang sangat sulit
untuk dibendung karena sifat manusia yang selalu ingin memanfaatkan jasa
lingkungan secara gratis tanpa balas memelihara (free rider) dalam memenuhi
kebutuhannya.

E. Dampak Pencemaran pantai


Pencemaran pantai biasanya akan berdampak langsung ke ekosistem laut. Hal ini
seperti masuknya material pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah
pertanian dan perumahan, ke dalam laut, yang bisa merusak lingkungan laut. Material
berbahaya tersebut memiliki dampak yang bermacam-macam dalam perairan. Ada
yang berdampak langsung, maupun tidak langsung. Sebagian besar sumber
pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui
tumpahan Kapal. Salah satu penyebab pencemaran laut adalah karena aktivitas
manusia yang sering membuang sampah di pesisir pantai.

Ekosistem laut benar-benar terancam dengan kehadiran sampah plastik yang kita
buang sepanjang waktu. Sampah yang berasal dari darat itu, kemudian masuk ke
perairan laut dibawa oleh sungai, manusia, dan juga aktivitas industri yang ada di
sekitar kawasan pesisir. Jika tidak dihentikan, World Economic Forum (WEF,2016)
menyebut pada 2050 populasi ikan akan terus menyusut dan berbanding terbalik
dengan plastik yang jumlahnya melebihi ikan.

Sementara, di sisi yang lain, Indonesia juga berperan besar dalam pengendalian
sampah plastik yang ada di laut. Menurut Jenna R Jambeck dalam bukunya “Plastic
Waste Inputs from Land into the Ocean”, Indonesia adalah negara kedua di dunia yang
menyumbang sampah plastik terbesar ke lautan.

Masih menurut WEF, hanya 14 persen dari total sampah plastik dunia yang bisa dan
sudah dilakukan daur ulang. Sementara, Bank Dunia (2016) menyebutkan, sebanyak
400 ribu ton sampah plastik diperkirakan masuk ke perairan Indonesia setiap tahun.

Bahan pencemar laut lainnya yang juga memberikan dampak yang negatif ke perairan
adalah limbah plastik yang bahkan telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang
dibuang, terapung dan terendap di lautan. Sejak akhir Perang Dunia II, diperkirakan 80
persen sampah plastik terakumulasi di laut sebagai sampah padat yang mengganggu
eksositem laut.  Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus
juta metrik ton. Kondisi ini sangat berpengaruh buruk, dan sangat sulit terurai oleh
bakteri. Sumber sampah plastik di laut juga berasal dari Jaring ikan yang sengaja
dibuang atau tertinggal di dasar laut.
Limbah kimia yang bersifat toxic (racun) yang masuk ke perairan laut akan
menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi dua,
pertama kelompok racun yang sifatnya cenderung masuk terus menerus
seperti pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur
kimia metalik yang memiliki kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau
beracun pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat yang sering mencemari 
adalah air raksa, timah, nikel, arsenik dan kadmium.
Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam
jaring makanan di laut. Dalam jaring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan
mutasi, serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut, seluruh penyusun rantai
makanan termasuk manusia. Racun semacam itu dapat terakumulasi dalam jaringan
berbagai jenis organisme laut yang dikenal dengan istilah bioakumulasi. Racun ini
juga diketahui terakumulasi dalam  dasar perairan yang berlumpur. Bahan-bahan ini
dapat menyebabkan mutasi keturunan dari organisme yang tercemar serta penyakit dan
kematian secara massal seperti yang terjadi pada kasus yang terjadi di Teluk
Minamata.
Bahan kimia anorganik lain yang bisa berbahaya bagi ekosistem laut
adalah nitrogen, dan fosfor. Sumber dari limbah ini umumnya berasal dari sisa pupuk
pertanian yang terhanyut kedalam perairan, juga dari limbah rumah tangga berupa
detergent yang banyak mengandung fosfor. Senyawa kimia ini dapat menyebabkan
eutrofikasi, karena senyawa ini merupakan nutrien bagi tumbuhan air seperti alga
dan phytoplankton. Tingginya konsentrasi bahan tersebut menyebabkan pertumbuhan
tumbuhan air ini akan meningkat dan akan mendominasi perairan, sehingga
menganggu organisme lain bahkan bisa mematikan.
Dari berbagai dampak pencemaran tersebut jelaslah bahwa upaya pelestarian pantai
sangat dibutuhkan demi terjaganya ekosistem laut kita. Sekarang terlihat bahwa
sumber pencemaran sangat bervariasi. Tidak hanya dari hal-hal yang menurut kita
hanya bisa dilakukan oleh industri besar, namun juga bisa disebabkan oleh aktiftas
harian  seperti membuang sampah, dsb.

F. Upaya Mengatasi Pencemaran pantai


Dengan melihat kondisi dan permasalahan Pantai-pantai di indonesia tersebut maka
dirasakan sangat perlu peran dari pemerintah kota untuk melakukan aksi pengelolaan
wilayah pesisir secara meluas. Pengelolaan yang dimakud disini bukan hanya
sekedar membuat papan peringatan, yang dibuatpun tanpa adanya pendekatan
partisipatif sehingga sekarang justru terbengkalai dan rusak (tidak difungsikan),
tetapi yang dimaksud disini adalah aksi pengelolaan yang sifatnya keterpaduan
(integrasi) antar disiplin ilmu, sektoral dan ekosistem.
Secara teori bahwa pengelolaan pesisir dan laut memiliki banyak versi, dilakukan
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah itu. Ada pengelolaan berbasis co.
manajement, pengelolaan berbasis keterpaduan dan pengelolaan berbasis masyarakat.
Terlepas dari teori-teori yang ada pengelolaan (atas dasar kondisi secara visual)
adalah sangat mendesak. Kalau kita pernah membaca bagaimana kondisi pesisir yang
diposisikan sebagai ‘keranjang sampah’ maka contoh yang konkrit
adalah wilayah Pantai di sepanjang Kota Palu. Semua hasil buangan kota tertampung
di pantai baik sampah rumah tangga maupun limbah kota (hotel, rumah sakit dan
rumah makan). Selain itu, pasir pantai yang sudah agak kehitaman bagi sebagian
masyarakat sekitar adalah tempat pembuangan hajat sehingga bau yang tak sedap
menambah citra kekotoran Pantai di Kota palu.
Selain itu, penataan para pedagang (ikan, sembako, makanan dan lainnya) di sekitar
pantai tampak semrawut dan kotor (baik penjual maupun pembeli sama-sama tidak
sadar akan kebersihan). Untuk itu, selain pengelolaan pantai juga dilakukan penataan
kondisi pasar. Dalam hal ini lebih cocok dilakukan dengan konsep keterpaduan
(integrasi) yaitu suatu proses yang diawali dengan langkah perencanaan,
pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian yang dilakukan antarsektor Pemerintah
Daerah dan sektor swasta, antara ekosistem darat dan laut, serta antara ilmu
pengetahuan dan manajemen.
Keterlibatan masyarakat khususnya yang berada di sekitar pantai dalam
pengelolaan pantai adalah yang paling besar terutama kesadaran akan kebersihan
lingkungan pantai. Terutama para pedagang yang dengan cara menahan diri untuk
tidak membuang sampah langsung ke pantai. Kedengarannya sangat sederhana tetapi
kalau dilakukan dengan penuh kesadaran maka akan sangat mendukung terciptanya
kebersihan laut dan pantai.
Intervensi pemerintah sangat diperlukan melalui institusi yang berkewenangan dalam
pengelolaan pantai seperti Dinas Pariwisata, Dinas Tata Kota dan Pertamanan, Dinas
Perikanan dan Kelautan, Dinas Perhubungan, Bappeda, Pemerintah Kecamatan dan
seterusnya. Institusi tersebut berkewajiban membuat perencanaan termasuk program
yang mengarah pada pengelolaan Pantai Kota Palu. Dengan demikian diharapkan
kepedulian terhadap pantai  akan meningkat yang juga berarti bahwa kepedulian
terhadap lingkungan bersih, kebersihan pantai, lahan mata pencaharian masyarakat
(pedagang dan nelayan tradisonal), tempat wisata dan lainnya yang semuanya
mengarah kepada peningkatan PAD dan kesejahteraan masyarakat
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik melalui makalah ini sebagai berikut:

1.      Penyebab dari tercemarnya wilayah pantai adalah karena kurangnya kesadaran kesadaran
masyarakat akan pentingnya budaya hidup bersih terutama para pedagang yang berjualan di
sekitar area pantai.
2.      Dampak yang ditimbulkan atas pencemaran tersebut adalah terjadi kerusakan ekosistem
pantai dan lambat laun akan berpengaruh pada manusia.
3.      Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara menumbuhkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup bersih.

B.     Saran

Masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan


sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan sumber daya
tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Aboejoewono, A., Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya, Jak
arta: Wilayah DKI Jakarta Sebagai Suatu Kasus, 1985.

Adhim, Mohammad Fauzi, Postitive Parenting: Cara-cara Islami Mengembangkan Karakter Positif
pada Anak Anda, Bandung: Mizana, 2006.

https://id.wikipedia.org/wiki/Laut
https://www.era.id/read/6qUPZo-sampah-plastik-di-pantai-indonesia-makin-memprihatinkan
CATATAN KRITIS

Sampah plastik hingga kini masih menjadi persoalan serius bagi Indonesia dan juga negara lain di
dunia. Di Nusantara, sampah plastik tak hanya dijumpai di wilayah darat saja, tapi juga sudah
menyebarluas ke wilayah laut yang luasnya mencapai dua pertiga dari total luas Indonesia. Semua
pihak dihimbau untuk terus terlibat dalam penanganan sampah plastik yang ada di lautan.

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mencatat, setiap tahun sedikitnya sebanyak 1,29
juta ton sampah dibuang ke sungai dan bermuara di lautan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.000
plastik mengapung di setiap kilometer persegi setiap tahunnya. Fakta tersebut menasbihkan Indonesia
menjadi negara nomor dua di dunia dengan produksi sampah plastik terbanyak di lautan.

Sekretaris Jenderal KIARA Susan Herawati mengatakan, semakin banyak sampah plastik di lautan,
maka semakin besar ancaman bagi kelestarian ekosistem di laut. Meski ancaman kerusakan tak hanya
berasal dari sampah plastik, tetapi dia tetap mengingatkan bahwa dampak yang ditimbulkan dari
sampah plastik juga sangat berbahaya.

“Untuk itu, mari selamatkan laut Indonesia dan ekosistemnya dari sampah,” ungkap dia belum lama
ini.

Susan menjelaskan, ancaman kerusakan ekosistem di laut, juga disebabkan oleh pencemaran industri,
penangkapan ikan berlebih, reklamasi pantai, dan pengasaman laut sebagai dampak perubahan iklim.
Kondisi itu, harus segera dicarikan solusi untuk menyelamatkan ekosistem laut yang bermanfaat
sangat banyak untuk masyarakat.
RIVIEW

Laut adalah sebuah tubuh air asin besar yang dikelilingi secara menyeluruh atau sebagian


oleh daratan.Dalam arti yang lebih luas, "laut" adalah sistem perairan samudra berair
asin yang saling terhubung di Bumi yang dianggap sebagai satu samudra global atau sebagai
beberapa samudra utama. Laut mempengaruhi iklim Bumi dan memiliki peran penting
dalam siklus air, siklus karbon, dan siklus nitrogen. Meskipun laut
telah dijelajahi dan diarungi sejak zaman prasejarah, kajian ilmiah modern terhadap laut
yaitu oseanografi baru dimulai pada masa ekspedisi HMS Challenger dari Britania Raya pada
tahun 1870-an.[3] Laut pada umumnya dibagi menjadi lima samudra besar yang meliputi
empat samudra yang diakui Organisasi Hidrografi Internasional[4] (Samudra
Atlantik, Pasifik, Hindia, dan Arktik) dan Samudra Selatan;[5] serta bagian yang lebih kecil,
seperti Laut Tengah, yang dikenal sebagai laut.

Akibat pergeseran benua, saat ini Belahan Bumi Utara memiliki rasio antara luas daratan dan
laut yang lebih seimbang (sekitar 2:3) daripada Belahan Bumi Selatan yang nyaris
keseluruhan merupakan samudra (1:4,7).[6] Kadar salinitas di samudra lepas secara umum
bernilai sekitar 3,5%, tetapi variasi dapat ditemukan di perairan yang lebih dikelilingi daratan,
di dekat muara sungai besar, atau di kedalaman besar. Sekitar 85% dari zat yang terlarut di
lautan lepas adalah natrium klorida. Perbedaan salinitas dan suhu di antara wilayah-wilayah
laut menimbulkan arus termohalin. Pengaruh ombak, yang dihasilkan oleh angin dan
oleh pasang surut laut, menimbulkan arus permukaan. Arah aliran arus diatur oleh daratan
di permukaan dan bawah laut serta oleh efek Coriolis akibat rotasi Bumi.

Perubahan ketinggian permukaan laut pada masa lalu meninggalkan landas benua, yaitu
wilayah dangkal di laut yang dekat dengan darat. Wilayah yang kaya akan nutrien ini dihuni
oleh kehidupan yang menjadi sumber makanan bagi manusia
seperti ikan, mamalia, krustasea, moluska, dan rumput laut, baik yang ditangkap dari alam
liar maupun yang dikembangkan dalam tambak. Keanekaragaman hayati laut yang paling
beragam berada di wilayah terumbu karang tropis. Dahulu, perburuan paus di laut
lepas umum dilakukan, tetapi jumlah paus yang kian menurun memicu upaya konservasi dari
berbagai negara yang menghasilkan sebuah moratorium terhadap perburuan paus komersial.
Kehidupan di laut juga dapat ditemukan di kedalaman yang jauh dari jangkauan sinar
matahari. Ekosistem di laut dalam didukung oleh keterdapatan nutrien dari celah-celah
hidrotermal. Kehidupan di Bumi kemungkinan bermula dari sana dan mikroba air umumnya
dianggap sebagai pemicu peristiwa peningkatan oksigen zaman dahulu di atmosfer Bumi.
Baik tumbuhan maupun hewan mula-mula berevolusi di laut.

Laut juga merupakan unsur penting bagi aktivitas perdagangan, transportasi,


dan industri manusia serta sebagai sumber tenaga pembangkit listrik. Hal-hal tersebut
membuat laut diperhitungkan dalam strategi peperangan. Di sisi lain, laut juga dapat menjadi
sumber ancaman bencana seperti tsunami dan siklon tropis. Pengaruh-pengaruh tersebut
menjadikan laut sebagai aspek penting dalam kebudayaan manusia. Mulai dari
berbagai dewa-dewa laut yang dapat ditemukan di berbagai kebudayaan, puisi epos karya
penulis Yunani Kuno yaitu Homeros, atau penguburan manusia di laut hingga perubahan
yang ditimbulkan oleh Pertukaran Kolumbus, seni kelautan hiperealis, dan musik yang
terinspirasi dari laut seperti "Laut dan Kapal Sinbad" karya Nikolai Rimsky-Korsakov. Laut
juga menjadi tempat kegiatan-kegiatan waktu luang manusia
seperti berenang, menyelam, selancar, dan berlayar. Akan tetapi, pertumbuhan
penduduk, industrialisasi, dan pertanian intensif kini menimbulkan polusi laut. Karbon
dioksida di atmosfer yang makin meningkat jumlahnya menurunkan nilai pH laut melalui
proses pengasaman samudra. Pemancingan berlebihan juga menjadi masalah bagi laut yang
merupakan kepemilikan bersama.

Pengertian Pantai
Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir dan terdapat di daerah pesisir
laut. Daerah pantai sebagai batas antara daratan dan perairan laut. Pantai merupakan daerah
yang luasnya dimulai dari daerah pesisir sampai jauh ke daratan. Tidak ada batasan yang pasti
atau jelas terkait seberapa jauh wilayah sebuah pantai

MANFAAT PANTAI

1. Sebagai Tempat rekreasi


2. Lokasi berfoto
3. Sumber ketenangan batin
4. Pemasukan kas daerah
5. Sebagi lokasi tempat tinggal para nelayan
6. Untuk usa pengolahan garam
7. Mencegah air pasang membanjiri daratan
8. Sebagai habitat dari hewan-hewan yang hidup di air
9. Pelepas stress
10. Pemanfatan pasir

You might also like