You are on page 1of 23

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIN PASCA PANEN


(TPT 2030)
ACARA VI
KEHILANGAN AIR MELALUI TRANSPIRASI PADA PRODUK
HORTIKULTURA SEGAR

DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMMAD FARHAN HIDAYAT
NIM : 20/460591/TP/12801
GOL. : 5A
CO.ASS : Marisa Ulfa Vera

LABORATORIUM TEKNIK PANGAN DAN PASCAPANEN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produk hortikultura segar adalah salah satu komoditas penting yang harus
selalu tersedia dengan kualitas baik. Produk hortikultura sangat rentan terhadap
kerusakan karena kandungan sebagian besar produk hortikultura adalah air
sehingga memerlukan penanganan pasca panen yang khusus seperti
penyimpanan pada cold storage dengan suhu rendah. Namun, penyimpanan
dengan suhu rendah tersebut dapat mengakibatkan efek samping pada produk
hortikultura yaitu transpirasi atau proses kehilangan air dalam produk melalui
penguapan akibat pengaruh kondisi lingkungan. Transpirasi atau laju
kehilangan air pada produk hortikultura segar apabila tidak diperhatikan maka
akan menyebabkan pelayuan, penurunan kesegaran produk, dan susut bobot.
Laju kehilangan air atau transpirasi dari produk hortikultura segar dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, kelembapan, dan aliran udara.
Suhu dan kelembapan berpengaruh pada tekanan uap, dalam penyimpanan cold
storage perlu diperhatikan suhu dan kelembapannya agar hasil penyimpanan
lebih optimum. Analisis laju kehilangan udara dapat dilakukan dengan
melakukan pendekatan pada tekanan uap produk dan tekanan uap pada
penyimpanan, hubungan suhu, kelembapan, dan tekanan udara dapat dilihat
dalam psychometric chart. Oleh karena itu, perlu dipelajari terkait laju
kehilangan air pada produk hortikultura segar.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Menghitung kehilangan air melaluitranspirasi pada produk hortikultura
segar yang disimpan pada suhu dan kelembaban tertentu yang dihitung
berdasarkan tekanan uapair dan ruang penyimpanan.
2. Menentukan persentase susut bobot produk hortikultura segar yang
dihitung berdasarkan perubahanberat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Produk pascapanen hortikultura segar buah-buahan dan sayur-sayuran
adalah produk yang masih hidup dicirikan dengan adanya aktivitas metabolisme
yaitu respirasi. Respirasi menghasilkan energi dan panas yang dilepas ke
lingkungan. Akibatnya terjadi kemunduran mutu kesegaran produk. Produk
pascapanen hortikultura segar juga sangat mudah mengalami kerusakankerusakan
fisik. Kerusakan fisik ini terjadi karena secara fisik-morfologis, produk hortikultura
segar mengandung air tinggi (85- 98%) sehingga benturan, gesekan dan tekanan
sekecil apapun dapat menyebabkan kerusakan yang dapat langsung dilihat secara
kasat mata dan dapat tidak terlihat pada saat aktifitas fisik tersebut terjadi (I Made
Supartha Utama, 2006).

Salah satu cara penanganan pasca panen adalah dengan penyimpanan pada
suhu rendah atau cold storage. Namun, selama dalam masa penyimpanan produk
hortikultura kualitasnya tidak selalu sama hal ini dikarenakan adanya proses
kehilangan air atau transpirasi dari dalam jaringan produk nabati. Laju transpirasi
dipengaruhi oleh faktor internal (morfologis/anatomis, rasio permukaan terhadap
volume, kerusakan fisik, umur panen) dan faktor eksternal (suhu, RH, pergerakan
udara dan tekanan atmosfir). Transpirasi yang berlebihan menyebabkan produk
mengalami pengurangan berat, daya tarik (karena layu), nilai tekstur dan nilai gizi.
Pengendalian laju transpirasi dilakukan dengan pelapisan, penyimpanan dingin,
atau memodifikasi atmosfir (Santoso, 2006).

Efek dari transpirasi pada produk dapat menjadi indikator apakah transpirasi
yang dialami produk berlebihan atau tidak, sehingga dapat ditentukan metode
penyimpanan dengan transpirasi paling sedikit. Indikator nya seperti susut bobot,
tingkat kekerasan, dan warna. Susut bobot merupakan proses penurunan bobot
sayur dan buah akibat proses respirasi dan transpirasi. Air, gas dan energi yang
dihasilkan pada proses respirasi akan mengalami penguapan sehingga buah akan
mengalami penyusutan bobot (Wills, 1981). Kekerasan pada sayur dan buah
merupakan parameter dalam menentukan kualitas produk serta umur simpan
produk (Marlina dkk, 2014). Kualitas buah dapat terjaga apabila kekerasan dapat
dipertahankan selama penyimpanan. Perubahan warna buah dapat menjadi
indikator kematangan buah. Pujimulyani (2009) dalam Lathifa (2013), menyatakan
bahwa perubahan warna pada buah merupakan hasil degradasi klorofil akibat
adanya perubahan kimiawi dan fisiologis. Dari ketiga perubahan yang terjadi pada
fisik produk yang berkaitan dengan transpirasi dapat menjadi pertimbangan untuk
memilih metode penyimpanan.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Adapun pada praktikum ini alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut.
1. Penetrometer
2. Thermohygrometer
3. Colormeter
4. Coldstorage
5. Timbangan
6. Nanas
3.2 Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum ini terdiri dari tiga tahap yaitu pengukuran susut
bobot nanas selama penyimpanan, pengukuran suhu dan RH lingkungan selama
penyimpanan, dan pengukuran kualitas meliputi warna dan kekerasan buah
nanas. Pengukuran susut bobot nanas selama penyimpanan caranya sebagai
berikut. Pertama nanas disiapkan sebanyak 9 buah dengan setiap 3 nanas per
ulangan (UL1, UL2, UL3), lalu ditempatkan dalam wadah dan dicatat beratnya
sebagai berat ke-0. Kedua masing-masing nanas disimpan pada cold storage
dengan variasi suhu 7oC, 15 oC, dan 25 oC. Ketiga dilakukan pengukuran berat
setiap dua hari sekali dan ditulis pada tabel 1. Pengukuran dilakukan selama 20
hari.
Cara pengukuran suhu dan RH lingkungan selama penyimpanan adalah
sebagai berikut. Pertama nanas disiapkan sebanyak 9 buah dengan setiap 3
nanas per ulangan (UL1, UL2, UL3), lalu ditempatkan dalam wadah. Kedua
masing-masing nanas disimpan pada cold storage dengan variasi suhu 7oC, 15
o o
C, dan 25 C. Ketiga suhu dan RH lingkungan diukur dengan
thermohygrometer dan dicatat sebagai data gari ke-0. Keempat dilakukan
pengukuran suhu dan RH setiap dua hari sekali dan ditulis pada tabel 2.
Pengukuran dilakukan selama 20 hari.
Cara pengukuran kualitas meliputi warna dan kekerasan buah nanas selama
penyimpanan adalah sebagai berikut. Pertama nanas disiapkan sebanyak 9 buah
dengan setiap 3 nanas per ulangan (UL1, UL2, UL3), lalu ditempatkan dalam
wadah. Kedua masing-masing nanas disimpan pada cold storage dengan variasi
suhu 7oC, 15 oC, dan 25 oC. Ketiga sebelum dimasukan buah nanas diukur
kekerasannya dengan penetrometer dan diukur warnanya untuk mengetahui
nilai L* a* b* dicatat sebagai data gari ke-0. Keempat dilakukan pengukuran
kekerasan dan warnanya setiap dua hari sekali dan ditulis pada tabel 3.
Pengukuran dilakukan selama 20 hari.
3.3 Cara Analisa Data
A. Perhitungan susut bobot bahan selama penyimpanan
1. Nilai susut bobot
Nilai susut bobot didapat dengan mencari nilai rata-rata susut bobot
dari data percobaan selama20 hari.
[𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 0] − [𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 − 𝑛]
𝑆𝑢𝑠𝑢𝑡 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 = 𝑥100%
[𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒 0]
Kemudian dibuat grafik susut bobot (%) vs t (hari) pada masing-
masing perlakuan.
2. Nilai susut bobot secara teori
a. Menghitung tekanan uap lingkungan penyimpanan.
• Menghitung nilai rata-rata suhu dan RH rata-rata yang diukur
di lingkungan penyimpanan
• Mencari nilai humidity ratio (H1) untuk perhitungan tekanan
uap lingkungan menggunakan psychrometric chart dengan
menghubungkan nilai T (oC) rerata hasil pengamatan dengan
RH (%) rerata hasil pengamatan. Kemudian pertemuan titik
antara nilai T (oC) rerata hasil pengamatan dengan RH (%)
ditarik garis lurus ke kanan pembaca.
• Substitusi nilai H1 kedalam rumus dibawah ini:
𝐻1 𝑥 𝑃𝑎
𝑃𝑣 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 =
0,622
Keterangan:
H1 = Humidity Ratio yang didapat dari psychrometric chart
(kgH2O/kgd.a)
Pa = tekanan atmosfer (1,02×105Pa)
0,622 = perbandingan berat molekul air dibagi berat molekul
udara
b. Menghitung nilai tekanan uap nanas yang disimpan.
• Menghitung nilai rata-rata suhu
• RH nanas dianggap jenuh 100%
• Mencari nilai humidity ratio (H2) untuk perhitungan tekanan
uap lingkungan menggunakan psychrometric chart dengan
menghubungkan nilai T (oC) rerata hasil pengamatan dengan
RH (%) rerata hasil pengamatan. Kemudian pertemuan titik
antara nilai T (oC) rerata hasil pengamatan dengan RH (%)
ditarik garis lurus ke kanan pembaca.
• Substitusi nilai H2 kedalam rumus dibawah ini:
𝐻2 𝑥 𝑃𝑎
𝑃𝑣 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 =
0,622
Keterangan:
H2 = Humidity Ratio yang didapat dari psychrometric chart
(kgH2O/kgd.a)
Pa = tekanan atmosfer (1,02×105Pa)
0,622 = perbandingan berat molekul air dibagi berat molekul
udara
c. Menghitung nilai laju kehilangan air dalam1 hari.
Laju kehilangan air = (Pv bahan - Pv lingkungan) × koef
transpirasi bahan × (24 𝑗𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖) × (3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘/𝑗𝑎𝑚) × (100%)
× (1𝑘𝑔/106𝑚𝑔)
Keterangan:
Pv lingkungan = tekanan uap lingkungan atau ruang penyimpanan
(MPa)
Pv bahan = tekanan uap bahan (MPa)
Laju kehilangan air = nilai laju kehilangan air bahan selama
penyimanan (% per hari)
Keofisien transpirasi bahan = koefisien bahan… mg/kg.dt.MPa
B. Perhitungan kekerasan bahan

Kemudian dibuat grafik P vs t (hari) pada masing-masing perlakuan


C. Perhitungan warna
1. Hue angle
𝑏∗
𝐻 𝑜 = 𝑡𝑎𝑛−1 𝑥 57.3
𝑎∗
𝐻𝑜 1 + 𝐻𝑜 2 + 𝐻𝑜 3
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐻 𝑜 =
𝑛
Kemudian dibuat grafik rerata Ho vs t (hari) pada masing-masing
perlakuan.
2. Chroma
(𝐶 ∗ ) = √(𝑎∗ )2 + (𝑏 ∗ )2
𝐶∗ 1 + 𝐶∗ 2 + 𝐶∗ 3
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐶 ∗ =
𝑛
Kemudian dibuat grafik rerata C* vs t (hari) pada masing-masing
perlakuan.
3.4 Skema Alat
BAB IV
HASIL DAN ANALISA DATA
4.1 Susut Bobot
Berdasarkan hasil praktikum, berikut adalah hasil perhitungan susut bobot
nanas selama penyimpanan yang terdiri atas data pengamatan bobot nanas dan
susut bobot nanas.

Tabel 4.1.1 Data Pengamatan Bobot Nanas Selama Penyimpanan


Berat (gram)
t (hari)
7˚C 15˚C 25˚C
0 2266,67 2284,67 1969,33
3 2237 2262,67 1923,67
5 2227,33 2247 1890,67
7 2217,33 2232,33 1851,67
9 2210,33 2216 1818,33
11 2195 2204,33 1787,33
13 2184,67 2184,67 1753,33
16 2170,67 2161,67 1694,67
18 2160,33 2145,33
20 2150,33 2127,67

Tabel 4.1.2 Susut Bobot Nanas Selama Penyimpanan


Susut Bobot (%)
t (hari)
7˚C 15˚C 25˚C
0 0 0 0
3 1,30882 0,96294 2,31889
5 1,73529 1,64867 3,99458
7 2,17647 2,29063 5,97495
9 2,48529 3,00554 7,66757
11 3,16176 3,51619 9,24171
13 3,61765 4,37701 10,9682
16 4,23529 5,38372 13,9472
18 4,69118 6,09863
20 5,13235 6,8719
rerata 2,85441 3,41552 6,76413
Susut Bobot (%) vs t (hari)
15

Susut Bobot (%)


10

0
0 5 10 15 20 25
t (hari)

Gambar 4.1 grafik susut bobot (%) vs t (hari)


Kemudian, selain susut bobot aktual pada praktikum ini juga dilakukan
pengukuran susut bobot secara teori dengan menggunakan nilai tekanan uap
lingkungan penyimpanan dan nilai tekanan uap nanas yang disimpan yang
kemudian diolah untuk perhitungan laju kehilangan air sebagai berikut.

Tabel 4.1.3 Data Pengamatan Suhu dan RH Lingkungan Selama Penyimpanan


t Suhu (˚C) RH (%)
(hari) 7˚C 15˚C 25˚C 7˚C 15˚C 25˚C

0 7,1 15,8666667 25,7667 92,66666667 90,33333 64,6667


3 6,8 15,9 25,3667 91,66666667 90,66667 68
5 6,6 15,8333333 26,8333 90,33333333 90,33333 64,3333
7 6,56667 15,5333333 26,3333 94,66666667 90,33333 60,3333
9 6,5 16,0333333 27,7 93,33333333 91,33333 61
11 6,56667 15,7666667 27,7667 92,66666667 88,66667 52
13 6,53333 15,3333333 27,6667 92 88,66667 47
16 6,33333 15,9 28,2 91,33333333 90,66667 47
18 5,83333 15,3 94,33333333 91
20 5,83333 15,5333333 92 91,33333
rerata 6,46667 15,7 26,9542 92,5 90,33333 58,0417
Tabel 4.1.4. Laju Kehilangan Air
rata-rata Pv
suhu rata-rata RH H1 H2 Pv Nanas Laju kehilangan air
suhu lingkungan

7˚C 6.466666667 92.5 0.0055 0.006 0.000893087 0.000974277 0.082073055

15˚C 15.7 90.33333333 0.01 0.0111 0.001623794 0.001802412 0.18056072

25˚C 26.95416667 58.04166667 0.013 0.0227 0.002110932 0.003686013 1.59221726

4.2 Warna
Selanjutnya, indikasi pengujian kedua pada praktikum ini, yaitu warna
nanas. Berikut adalah hasil perhitungan warna nanas yang terdiri atas data
pengamatan chroma dan hue angel nanas selama penyimpanan yang kemudian
kedua data diolah ke dalam bentuk grafik.

Tabel 4.2.1 Data Pengamatan Chroma Nanas Selama Penyimpanan


Chroma (C*)
t (hari)
7˚C 15˚C 25˚C
0 33,3367 34,0767 30,86
3 33,9367 37,29 32,91
5 35,3233 40,5167 34,7967
7 36,1867 41,6333 40,2567
9 37,2167 43,6367 40,3033
11 37,37 43,32 41,63
13 36,06 42,6433 42,7467
16 36,4167 43,5467 45,8733
18 37,2333 43,5667
20 38,5967 43,9667
C* vs t (hari)
50

Chroma (C*)
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25
t(hari)

Gambar 4.2.1 grafik C* vs t (hari)

Tabel 4.2.2 Data Pengamatan Hue Nanas Selama Penyimpanan


Hue (Ho)
t (hari)
7˚C 15˚C 25˚C
0 111,907 114,71 112,207
3 111,12 110,02 101,08
5 107,193 105,62 75,57
7 102,833 94,24 70,1367
9 101,363 92,82 66,85
11 100,123 83,75 64,53
13 102,09 75,55 62,1067
16 101,31 76,54 62,16
18 103,043 72,09
20 99,8667 72,93

HO vs t (hari)
140
120
Hue Angle

100
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25
t(hari)

Gambar 4.2.2 grafik Ho vs t (hari)


4.3 Kekerasan
Terakhir, yaitu uji kekerasan nanas. Berikut adalah hasil perhitungan
kekerasan nanas yang terjadi selama penyimpanan.

Tabel 4.3.1 Data Pengamatan Kekerasan Nanas Selama Penyimpanan


P (kg/cm^2)
t (hari)
7˚C 15˚C 25˚C
0 18902,5 18663,2 18663,2
3 17179,7 15122 17323,3
5 15265,6 14499,9 14117,1
7 14452 13016,4 12681,4
9 14212,8 13877,8 12633,6
11 14069,2 12059,3 12155
13 14117,1 12059,3 11150,1
16 13351,4 10767,3 9475,18
18 13734,2 11389,4
20 14643,5 10288,7

P vs t (hari)
20000

15000
P(kg/cm^2)

10000

5000

0
0 5 10 15 20 25
t(hari)

Gambar 4.3.1 grafik P vs t (hari)


BAB V

PEMBAHASAN
BAB VI

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan analisa data serta hasil yang telah didapat, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Kehilangan air pada perlakuan suhu 7oC dengan RH 92,5 didapat
sebesar 0.082073055, perlakuan suhu 15oC dengan RH 90,33 didapat
sebesar 0.18056072, dan perlakuan suhu 25oC dengan RH 58,041
didapat sebesar 1.59221726. Laju kehilangan air berbanding lurus
dengan suhu, tetapi berbanding terbalik dengan RH
2. Presentase susut bobot (%) pada perlakuan suhu perlakuan suhu 7oC
didapat rerata sebesar 2,85441, perlakuan suhu 15oC didapat rerata
sebesar 3,41552, dan perlakuan suhu 25oC didapat rerata sebesar
6,76413. Susut bobot berbanding lurus dengan suhu.
5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Marlina, L., Y.A. Purwanto.,U.Ahmad.2014.Aplikasi Pelapisan Kitosan dan Lilin


Lebah untuk Meningkatkan Umur Simpan Salak Pondoh.Jurnal Keteknikan
Pertanian, Vol.2, No.1

Musaddad, D., Setiasih, I.S. and Kastaman, R., 2013. Laju perubahan mutu kubis
bunga diolah minimal pada berbagai pengemasan dan suhu
penyimpanan. Jurnal Hortikultura, 23(2), pp.184-194.

Santoso, S.P., 2006. Teknologi Pengawetan Bahan Segar. Naskah Publikasi Uwiga,
Malang.

Utama, M.S., 2006. Pengendalian Organisme Pengganggu Pascapanen Produk


Hortikultura dalam Mendukung GAP. Disampaikan pada Pemberdayaan
Petugas dalam Pengelolaan OPT Hortikultura dalam Rangka Mendukung
GAP, pp.3-8.

Wills, R.A.H., T.H. Lee, D. Graham, W.B. McGlasson, E.G. Hall. l98l. Postharvest
An Introduction to the Physiology and Handling of Fruit and vegetables.
New South Wales University Press. Sydney.

Winarno, F.G. dan Aman. M. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta. PT. Sastra
Hudaya.
LAMPIRAN

Tabel 1. Pengukuran berat


Pengukuran Berat Selama Penyimpanan
7˚C 15˚C 25˚C
t(hari) UL 1 UL 2 UL 3 UL 1 UL 2 UL 3 UL 1 UL 2 UL 3
0 2389 2414 1997 2242 2200 2412 2046 2068 1794
3 2361 2376 1974 2220 2177 2391 1987 2024 1760
5 2353 2363 1966 2200 2163 2378 1949 1989 1734
7 2343 2353 1956 2184 2149 2364 1900 1953 1702
9 2336 2345 1950 2166 2133 2349 1862 1918 1675
11 2323 2326 1936 2145 2127 2341 1827 1887 1648
13 2314 2314 1926 2120 2109 2325 1790 1852 1618
16 2299 2299 1914 2093 2088 2304 1724 1792 1568
18 2290 2288 1903 2072 2073 2291
20 2280 2277 1894 2051 2057 2275

Tabel 2. Pengukuran Suhu Cold Storage Selama Penyimpanan


Pengukuran Suhu Selama Penyimpanan
7˚C 15˚C 25˚C
t(hari) UL 1 UL 2 UL 3 UL 1 UL 2 UL 3 UL 1 UL 2 UL 3
0 7,1 7,1 7,1 15,9 16,1 15,6 25,8 25,7 25,8
3 6,9 6,7 6,8 15,8 15,9 16 25,1 25,4 25,6
5 6,9 6,5 6,4 15,9 16,1 15,5 26,7 26,9 26,9
7 6,6 6,7 6,4 15,8 15,5 15,3 26,1 26,4 26,5
9 6,8 6,5 6,2 16,2 15,4 16,5 27,7 27,9 27,5
11 6,6 6,7 6,4 15,8 15,8 15,7 27,8 27,8 27,7
13 6,7 6,5 6,4 15,5 15,3 15,2 27,6 27,7 27,7
16 6,3 6,5 6,2 16,4 15,3 16 28,1 28,2 28,3
18 6,5 5,8 5,2 15,3 15,2 15,4
20 5,6 6,5 5,4 15,8 15,5 15,3

Tabel 3. Pengukuran RH Cold Storage Selama Penyimpanan


Pengukuran RH Selama Penyimpanan
7˚C 15˚C 25˚C
t(hari) UL 1 UL 2 UL 3 UL 1 UL 2 UL 3 UL 1 UL 2 UL 3
0 94 94 90 89 89 93 64 63 67
3 91 92 92 89 89 94 67 68 69
5 89 89 93 88 89 94 64 64 65
7 95 94 95 89 89 93 61 61 59
9 94 94 92 90 89 95 61 61 61
11 96 88 94 87 92 87 52 51 53
13 89 92 95 90 88 88 46 47 48
16 96 89 89 86 93 93 48 45 48
18 94 95 94 89 95 89
20 95 91 90 89 92 93

Tabel 4. Data Chroma Buah Pengukuran Nanas


7˚C 15˚C 25˚C
t(hari) UL 1 UL 2 UL 3 UL 1 UL 2 UL 3 UL 1 UL 2 UL 3
0 32,12 32,66 35,23 35,58 33,91 32,74 30,73 30,33 31,52
3 32,45 34,8 34,56 36,24 37,49 38,14 32,9 29,93 35,9
5 33,69 37,8 34,48 40,15 40,58 40,82 33,41 34,11 36,87
7 36,2 37,6 34,76 41,9 42,06 40,94 38,89 38,76 43,12
9 36,94 35,54 39,17 43,75 43,76 43,4 38,93 41,74 40,24
11 38,49 37,13 36,49 43,14 42,95 43,87 39,66 42,32 42,91
13 35,4 36,57 36,21 42,53 41,89 43,51 43,28 42,26 42,7
16 35,39 36,03 37,83 43,5 43,34 43,8 44,07 47,15 46,4
18 37,61 34,38 39,71 43,31 43,67 43,72
20 38,29 38,71 38,79 47,49 41,86 42,55

Tabel 5. Data Hue Buah Pengukuran Nanas


t 7˚C 15˚C 25˚C
(hari) UL1 UL2 UL3 UL1 UL2 UL3 UL1 UL2 UL3
111,9 110,0 113,7 112,0 119,0 113,1 114,3 109,4 112,8
0 9 0 3 0 1 1 1 4 7
113,1 114,0 106,1 111,4 106,7 111,9 100,7 102,1 100,3
3 4 6 6 0 4 2 4 9 1
107,3 106,8 107,3 101,8 107,4 107,5
5 7 2 9 5 4 8 75,15 75,65 75,91
102,2 102,3 103,8
7 9 5 6 93,20 94,70 94,82 70,32 71,30 68,79
100,8 102,7 100,5
9 1 0 8 90,97 91,02 96,48 66,59 67,71 66,25
102,5
11 5 98,20 99,62 77,44 87,83 85,99 64,20 65,21 64,18
101,7 105,6
13 98,88 1 8 75,49 75,97 75,19 62,23 61,72 62,37
106,2
16 6 98,12 99,55 82,88 74,57 72,17 61,41 62,05 63,02
102,8 101,1 105,2
18 0 2 1 71,54 72,66 72,07
100,8 100,0
20 98,79 1 0 71,54 73,32 73,93
Tabel 6. Data Kekerasan Nanas
Kekerasan (kg/cm2)
t (hari) 7°C 15°C 25°C
0 3,95 3,9 3,9
3 3,59 3,16 3,62
5 3,19 3,03 2,95
7 3,02 2,72 2,65
9 2,97 2,9 2,64
11 2,94 2,52 2,54
13 2,95 2,52 2,33
16 2,79 2,25 1,98
18 2,87 2,38
20 3,06 2,15

You might also like