Professional Documents
Culture Documents
Paspen Acara 6 - Muhammad Farhan Hidayat - Gol.5A
Paspen Acara 6 - Muhammad Farhan Hidayat - Gol.5A
DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMMAD FARHAN HIDAYAT
NIM : 20/460591/TP/12801
GOL. : 5A
CO.ASS : Marisa Ulfa Vera
PENDAHULUAN
Salah satu cara penanganan pasca panen adalah dengan penyimpanan pada
suhu rendah atau cold storage. Namun, selama dalam masa penyimpanan produk
hortikultura kualitasnya tidak selalu sama hal ini dikarenakan adanya proses
kehilangan air atau transpirasi dari dalam jaringan produk nabati. Laju transpirasi
dipengaruhi oleh faktor internal (morfologis/anatomis, rasio permukaan terhadap
volume, kerusakan fisik, umur panen) dan faktor eksternal (suhu, RH, pergerakan
udara dan tekanan atmosfir). Transpirasi yang berlebihan menyebabkan produk
mengalami pengurangan berat, daya tarik (karena layu), nilai tekstur dan nilai gizi.
Pengendalian laju transpirasi dilakukan dengan pelapisan, penyimpanan dingin,
atau memodifikasi atmosfir (Santoso, 2006).
Efek dari transpirasi pada produk dapat menjadi indikator apakah transpirasi
yang dialami produk berlebihan atau tidak, sehingga dapat ditentukan metode
penyimpanan dengan transpirasi paling sedikit. Indikator nya seperti susut bobot,
tingkat kekerasan, dan warna. Susut bobot merupakan proses penurunan bobot
sayur dan buah akibat proses respirasi dan transpirasi. Air, gas dan energi yang
dihasilkan pada proses respirasi akan mengalami penguapan sehingga buah akan
mengalami penyusutan bobot (Wills, 1981). Kekerasan pada sayur dan buah
merupakan parameter dalam menentukan kualitas produk serta umur simpan
produk (Marlina dkk, 2014). Kualitas buah dapat terjaga apabila kekerasan dapat
dipertahankan selama penyimpanan. Perubahan warna buah dapat menjadi
indikator kematangan buah. Pujimulyani (2009) dalam Lathifa (2013), menyatakan
bahwa perubahan warna pada buah merupakan hasil degradasi klorofil akibat
adanya perubahan kimiawi dan fisiologis. Dari ketiga perubahan yang terjadi pada
fisik produk yang berkaitan dengan transpirasi dapat menjadi pertimbangan untuk
memilih metode penyimpanan.
BAB III
METODOLOGI
0
0 5 10 15 20 25
t (hari)
4.2 Warna
Selanjutnya, indikasi pengujian kedua pada praktikum ini, yaitu warna
nanas. Berikut adalah hasil perhitungan warna nanas yang terdiri atas data
pengamatan chroma dan hue angel nanas selama penyimpanan yang kemudian
kedua data diolah ke dalam bentuk grafik.
Chroma (C*)
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25
t(hari)
HO vs t (hari)
140
120
Hue Angle
100
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25
t(hari)
P vs t (hari)
20000
15000
P(kg/cm^2)
10000
5000
0
0 5 10 15 20 25
t(hari)
PEMBAHASAN
BAB VI
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan analisa data serta hasil yang telah didapat, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Kehilangan air pada perlakuan suhu 7oC dengan RH 92,5 didapat
sebesar 0.082073055, perlakuan suhu 15oC dengan RH 90,33 didapat
sebesar 0.18056072, dan perlakuan suhu 25oC dengan RH 58,041
didapat sebesar 1.59221726. Laju kehilangan air berbanding lurus
dengan suhu, tetapi berbanding terbalik dengan RH
2. Presentase susut bobot (%) pada perlakuan suhu perlakuan suhu 7oC
didapat rerata sebesar 2,85441, perlakuan suhu 15oC didapat rerata
sebesar 3,41552, dan perlakuan suhu 25oC didapat rerata sebesar
6,76413. Susut bobot berbanding lurus dengan suhu.
5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Musaddad, D., Setiasih, I.S. and Kastaman, R., 2013. Laju perubahan mutu kubis
bunga diolah minimal pada berbagai pengemasan dan suhu
penyimpanan. Jurnal Hortikultura, 23(2), pp.184-194.
Santoso, S.P., 2006. Teknologi Pengawetan Bahan Segar. Naskah Publikasi Uwiga,
Malang.
Wills, R.A.H., T.H. Lee, D. Graham, W.B. McGlasson, E.G. Hall. l98l. Postharvest
An Introduction to the Physiology and Handling of Fruit and vegetables.
New South Wales University Press. Sydney.
Winarno, F.G. dan Aman. M. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta. PT. Sastra
Hudaya.
LAMPIRAN