You are on page 1of 103

i

PENGARUH PELATIHAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

TERHADAP KETERAMPILAN RJP PADA HENTI JANTUNG PEMAIN

SEPAKBOLA MBOIS FC

OLEH :

MARIO ADI NUGROHO

NIM 16.20.014

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

MALANG
ii

2020
PENGARUH PELATIHAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

TERHADAP KETERAMPILAN RJP PADA HENTI JANTUNG PEMAIN

SEPAKBOLA MBOIS FC

SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir/Skripsi
Pada Program Studi Keperawatan Progam Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kepanjen

Oleh:

MARIO ADI NUGROHO

NIM. 16.20.014

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

MALANG

2020

i
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
MENGIKUTI UJIAN SIDANG AKHIR

Bahwa skripsi ini :

Nama : Mario Adi Nugroho

NIM : 16.20.014

Judul Skripsi : Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap Henti

Jantung Pada Pemain Sepakbola Mbois Fc

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan

Pada Tanggal April 2020

Oleh :

Kepanjen, April 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Wiwit Dwi N, S.Kep.Ns.,M.Kep Sekarini, S.Kp.Ns.,M.Kep


NIK.200903009 NIK. 20090500

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Oleh :
Nama : Mario Adi Nugroho
NIM : 16.20.014
Judul : Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap Henti

Jantung Pada Pemain Sepakbola Mbois Fc

Telah di Uji dan disetujui oleh Tim Dewan Penguji pada Ujian Sidang di Program
Studi Keperawatan Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen
Pada Tanggal April 2020

TIM DEWAN PENGUJI


Tanda Tangan

Ketua : Zulfikar Muhammad,S.Kep.Ns.,M.Kep ………………

Anggota 1 : Wiwit Dwi N, S.Kep.Ns.,M.Kep ………………

Anggota 2 : Sekarini, S.Kp.Ns.,M.Kep ………………

Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan Progam Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Faizatur Rohmi, S.Kep,Ns.,M.Kep


NIK. 201001026

iii
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan


saya, di dalam naskah Tugas Akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah
diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan
tinggi dan tidak terdapat karya atau terdapat yang pernah ditulis dan diterbitkan
oleh orang lain kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah dan disebutkan
dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata dalam Tugas Akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur PLAGIASI, saya bersedia Tugas Akhir ini digugurkan dan gelar akademik
yang telah saya peroleh dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 25 Ayat 2 dan
Pasal 70).

Malang, April 2020


Mahasiswa

Nama : Mario Adi Nugroho


NIM : 1620014
PS : Keperawatan Program Sarjana

iv
CURICULUM VITAE

Nama : Mario Adi Nugroho

Nim : 1620014

Progam Studi : S1 Keperawatan

TTL : Malang, 05 Maret 1995

Agama : Islam

Alamat : Sitiarjo RT.55/RW.03 Sumbermanjingwetan Kab. Malang

Email : Mariohappy11@gmail.com

Riwayat pendidikan : 1. TK Dharma Wanita Sitiarjo (1999-2001)

2. SDN Sitiarjo 03 (2001-2006)

3. SMPN 2 Sumbermanjingwetan (2006-2009)

4. SMA Dharmawanita Bululawang (2009-2012)

5. STIKes Kepanjen (2016-2021)

v
MOTTO

“Jadi Orang Baik Yang Berguna


Bagi Nusa Dan Bangsa”

~Mario Adi Nugroho

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur penulis panjatkan atas segala rahmat dan hidayah yang telah

diberikan ALLAH SWT sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Orangtua tercinta saya, ku persembahkan karya tulis ini untuk orangtuaku

Ibu Sih Wiyarni yang telah selalu memberikan dukungan baik secara

moral, meterial, dan doa hingga terselesainya skripsi dan lulus menjadi

sarjana keperawatan. Terimakasih atas kasih sayang yang tiada batas yang

telah diberikan kepadaku.

2. Untuk keluarga dan saudaraku saya ucapkan terima kasih banyak karena

sudah menyemangati dan mendoakan kemudahan dalam mengerjakan

skripsi ini.

3. Terima kasih kepada teman-teman kelas S1-A angkatan 2016 yang telah

membantu berjasa dalam penyusunan skripsi ini, dan mengajarkan apa itu

kebersamaan dan kebahagiaan.

4. Serta kepada semua yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,

saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini dengan judul ”Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Terhadap Henti Jantung Pada Pemain Sepakbola Mbois Fc” sebagai salah satu

persyaratan Akademis dalam mengikuti ujian akhir program.

Dalam penulisan Skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan

pengarahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Riza Fikriana S.Kep,Ns.,M.Kep Selaku Ketua STIkes Kepanjen

yang telah memberikan ijin dan dukungan moril dalam penyusunan

skripsi ini.

2. Ibu Faizatur Rohmi S.Kep,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi

Program Sarjana yang telah membantu dalam kelancaran skripsi ini.

3. Ibu Wiwit Dwi N, S.Kep,Ns.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing I yang

telah membantu, membimbing dan memberi masukan dalam

kelancaran Skripsi ini.

4. Ibu Sekarini S.Kp,Ns,.M.Kep, sebagai Dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan,

dan ilmu yang bermanfaat serta selalu sabar untuk membimbing dan

mengarahkan penulis dalam proses penulisan Skripsi ini.

5. Bapak Zulham Efendi selaku pemilik club Mbois Fc.

6. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang

juga telah membantu penulisan dalam penyusunan Skripsi ini.

viii
ix

Peneliti menyadari didalam penyusunan dan penulisan Skipsi ini mungkin

jauh dari sempurna oleh karena peneliti mengharapkan kritik dan saran demi

kesempurnaan.

Akhirnya peneliti berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan bagi penulis pada khususnya. Amin.

Kepanjen, April 2020

Penulis

Mario Adi Nugroho


ABSTRAK

Nugroho, Mario Adi. 2020. Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru


(RJP) Terhadap Henti Jantung Pada Pemain Sepakbola Mbois Fc.
Pembimbing 1 : Wiwit Dwi N, S.Kep.Ns.,M.Kep. Pembimbing 2 :
Sekarini, S.Kp.Ns.,M.Kep

Henti jantung pada pemain sepak bola saat berada di lapangan terjadi
karena pernapasan abnormal selama beberapa menit yang mengakibatkan sirkulasi
oksigen ke otak terhenti. Hal ini mengakibatkan hilangnya fungsi pompa jantung
secara mendadak yang terjadi secara tiba-tiba. Pasien dengan henti jantung ini
harus segera mendapat pertolongan dengan diberikan tindakan RJP, baik oleh
petugas kesehatan maupun orang awam. Pelatihan RJP dinilai penting untuk
membentuk bystander pada lingkungan atlit.
Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimental one grup pretest-
posttest dengan pendekatan pretest-posttest dengan jumlah sampel 32 responden.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dan
menggunakan uji statistik Uji Wilcoxon. Penelitian ini dilakukan 1 kali pelatihan
dan pengukuran sebanyak 1 kali dalam selang waktu 1 minggu. Pengambilan data
menggunakan lembar observasi dengan indikator kemampuan masyarakat dalam
melakukan RJP sebanyak 19 poin.
Hasil dari uji statistik menggunakan uji wilcoxon dengan taraf signifikasi
0,05 diperoleh hasil p value < 0.001. Penelitian ini membuktikan bahwa dengan
pelatihan resusitasi jantung paru (RJP) berpengaruh dalam meningkatkan
keterampilan RJP pada henti jantung pemain sepakbola secara signifikan. Jadi
dapat disimpulkan pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru (RJP) terhadapat
keterampilan RJP pada henti jantung pemain sepakbola sangat dibutuhkan sampai
responden dapat melakukan dengan baik dan benar.

Kata kunci : Pelatihan, RJP, Atlit, Keterampilan, Sepakbola

x
ABSTRACT

Nugroho, Mario Adi. 2020. Effects of Pulmonary Resuscitation Training (CPR)


on Cardiac Arrest in Footballers Mbois Fc. Advisor 1: Wiwit Dwi N,
S.Kep.Ns., M.Kep. Advisor 2: Sekarini, S.Kp.Ns., M.Kep

Cardiac arrest in soccer players while on the field occurs due to abnormal
breathing for several minutes which results in oxygen circulation to the brain
stopping. This results in a sudden loss of heart pump function. Patients with
cardiac arrest should immediately get help with CPR measures, both by health
workers and lay people. RJP training is considered important to form a bystander
in the athlete's environment.
This study used a pre-experimental one group pretest-posttest design with
a pre-posttest approach with a sample of 32 respondents. The sampling technique
uses Purposive Sampling and uses the Wilcoxon Test statistical test. This research
was conducted 1 time training and measurement as much as 1 time in an interval
of 1 week. Retrieval of data using observation sheets with indicators of the ability
of the community to conduct RJP as many as 19 points.
The results of the statistical tests using Wilcoxon test with a significance
level of 0.05 obtained p value <0.001. This study proves that with pulmonary
heart resuscitation training (CPR) significantly influences CPR skills in football
players' cardiac arrest. So it can be concluded the influence of pulmonary
resuscitation training (CPR) on CPR skills in football players' cardiac arrest is
urgently needed until respondents can perform properly and correctly.
Keywords: Training, RJP, Athletes, Skills, Football

xi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................iv
CURRICULUM VITAE................................................................................v
MOTTO...........................................................................................................vi
LEMBAR PERSEMBAHAN.........................................................................vii
KATA PENGANTAR....................................................................................viii
ABSTRAK.......................................................................................................x
ABSTRACT.....................................................................................................xi
DAFTAR ISI...................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...........................................................................................xv
DAFTAR BAGAN..........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................4
1.5 Batasan Penelitian.................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


1.
2.
2.1. Konsep Henti Jantung..........................................................................6
2.1.1 Pengertian Henti Jantung..........................................................6

xii
xiii

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi.....................................................7


2.1.3 Tanda Dan Gejala Kardiac Arrest.............................................10
2.1.4 Proses Terjadinya Kadiac Arrest...............................................10
2.2. Konsep RJP.........................................................................................12
2.2.1 Pengertian RJP..........................................................................12
2.2.2 Tujuan RJP................................................................................12
2.2.3 Penatalaksanaan RJP.................................................................12
2.2.4 Menentukan Ketiadaan Respon.................................................13
2.2.5 Pernafasan.................................................................................15
2.2.6 Circulation.................................................................................15
2.2.7 Komplikasi RJP.........................................................................17
2.3. Konsep Perhatian.................................................................................17
2.3.1 Pengertian Perlatihan................................................................17
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan............................18
2.3.3 Langkah-langkah Pelatihan.......................................................18
2.4. Konsep Metode Simulasi.....................................................................21
2.4.1 Pengertian Metode Simulasi.....................................................21
2.4.2 Tujuan Metode Pembelajaran Teknik Simulasi........................21
2.4.3 Jenis – Jenis Metode Pembelajaran...........................................22
2.4.4 Petunjuk Pengguanan Dari Metode Simulasi............................23
2.4.5 Proses Pembimbingan Metode Simulasi...................................24
2.4.6 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Simulasi..........................25
2.5. Kerangka Konsep................................................................................27
2.6. Keterangan Kerangka Konsep.............................................................28
2.7. Hipotesis..............................................................................................28

BAB III METODE PENELITIAN


1.
2.
3.
3.1. Desain Penelitian ................................................................................29
3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian.............................................................30
xiv

3.3. Kerangka Kerja....................................................................................31


3.4. Populasi Dan Sampel...........................................................................32
3.5. Identifikasi Variabel............................................................................34
3.6. Definisi Operasional............................................................................35
3.7. Alat Penelitian Dan Pengumpulan Data..............................................37
3.8. Teknik Pengelolaan Dan Analisa Data................................................39
3.9. Etika Penelitian....................................................................................43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian.....................................................................................42
4.1.1 Data Umum Lokasi Penelitian................................................42
4.1.2 Data Karakteristik Responden................................................43
4.1.3 Data Khusus............................................................................43
4.1.4 Uji Analisis Data Uji Wicoxon...............................................45
4.2 Pembahasan..........................................................................................46
4.2.1 Analisis Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru
(RJP) Terhadap Keterampilan RJP Pada Henti
Jantung Pemain Sepakbola Mbois Fc.....................................46
4.3 Keterbatasan Penelitian........................................................................48

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................49
5.2 Saran.......................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................51
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Penatalaksaan RJP........................................................................13

Tabel 3.1 Definisi Operasional.....................................................................35

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia........................................43

Tabel 4.2 Descriptive statictic keterampilan RJP.........................................44

Tabel 4.3 Hasil analisis uji wilcoxon............................................................45

xv
DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Konsep........................................................................27

Bagan 3.1 Kerangka Kerja............................................................................31

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. PSP (Penjelasan Sebelum Persetujuan)....................................54

Lampiran 2. Informed Consent.....................................................................56

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Responden...............................................57

Lampiran 4. Lembar Obeservasi...................................................................58

Lampiran 5. SOP..........................................................................................60

Lampiran 6. Surat Ijin Studi Pendahuluan....................................................62

Lampiran 7. Surat Balasan Studi Pendahuluan.............................................63

Lampiran 8. Surat Keterangan Uji Validitas Instrument 1...........................64

Lampiran 9. Surat Keterangan Uji Validitas Instrument 2...........................65

Lampiran 10. Sertifikat Layak Etik..............................................................66

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian ke Bankes dan Banpol..........................67

Lampiran 12. Surat Balasan Penelitian Bankes dan Banpol.........................68

Lampiran 13. Surat Izin Penelitian Ke Desa................................................69

Lampiran 14. Surat Balasan Penelitan Ke Desa...........................................70

Lampiran 15. Surat Izin Penelitian...............................................................71

Lampiran 16. Surat Balasan Penelitian.........................................................72

Lampiran 17. Master Tabel Penelitian..........................................................73

Lampiran 18. Hasil Uji SPSS Univariat Dan Bivariat..................................75

Lampiran 19. Dokumentasi Pre Test............................................................76

Lampiran 19. Dokumentasi Post Test...........................................................77

xvii
DAFTAR SINGKATAN

RJP : Resusitasi Jantung Paru


AHA : American Heart Association
SCA : Sudden Cardiac Arrest
OCHA : Out Of Hospital Cardiac Arrest
KKAL : Kalori
IMA : Infark Miokad Akut
VF : Fibrasi Ventrikel
VT : Takikardi Ventrikel
PEA : Pulseless Electrical Activity
BHD : Bantuan Hidup Dasar
SPSS : Statistical Package For The Social Science

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Henti jantung merupakan kasus kegawadaruratan yang harus segera

di tangani. Pada kasus ini tindakan yang harus dilakukan yaitu pemberian

RJP (Resusitasi Jantung Paru). Pasien dengan henti jantung ini harus

segera mendapat pertolongan dengan diberikan tindakan RJP, baik oleh

petugas kesehatan maupun orang awam (American Heart Association,

2015). RJP harus dilakukan beberapa menit awal setelah kejadian henti

jantung memungkinkan korban bertahan hidup 2 hingga 3 kali lipat (AHA,

2015). Henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest (SCA) ditandai

dengan berhentinya fungsi jantung secara tiba-tiba pada seseorang yang

sudah atau belum diketahui menderita penyakit jantung. Hal ini terjadi

ketika sistem kelistrikan jantung menjadi tidak berfungsi dengan baik dan

menghasilkan irama jantung yang tidak normal sehingga sirkulasi oksigen

ke otak terhambat. Keterlambatan dalam memberikan pertolongan RJP

dapat menurunkan kesempatan bertahan hidup korban. (American Heart

Association, 2015).

Di negara Eropa, kasus henti jantung merupakan salah satu

penyebab kematian dengan angka kejadian sekitar 700.000 kasus setiap

tahunnya (Shinta et al, 2017). Kejadian henti jantung paling banyak terjadi

di luar rumah sakit Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA). Salah satu

penyebab utama kematian dikalangan orang dewasa di Amerika Serikat

1
2

adalah OHCA dengan jumlah kejadian mencapai sekitar 300.000 setia`p

tahun dan sekitar 92% orang meninggal karena OHCA (Hardisman, 2014).

Pada atlit secara umum diperkirakan 1 : 300.000 orang meninggal

karena henti jantung. Untuk jenis olah raga, bola basket 1: 8.978 orang

dan sepak bola 1 : 23.689 orang meninggal karena henti jantung (Wafsy &

Hutter, 2016). Sedangkan pada sepak bola runtuhnya pemain karena kasus

henti jantung secara mendadak sering terjadi mulai dari Miklós Fehrer,

Marc-Vivien Foe, Daniel Jarque, Antonion Puerta dan Phil O Donnel.

Pemain popular tersebut tiba-tiba runtuh dan meninggal serta

dipublikasikan di banyak stasiun televisi. Hal ini menjadi sorotan di

seluruh dunia (Efraim et al., 2010). Di Indonesia belum di dapatkan data

secara pasti kasus SCA pada pemain sepak bola namun menurut

(Riskesdas, 2018) secara keseluruhan kasus henti jantung pada umur dari

15-24 tahun sebanyak 0.7 % atau sebanyak 165.644 jiwa.

Henti jantung pada pemain sepak bola saat berada di lapangan

terjadi karena pernapasan abnormal selama beberapa menit yang

mengakibatkan sirkulasi oksigen ke otak terhenti (Efraim et al., 2010). Hal

ini mengakibatkan hilangnya fungsi pompa jantung secara mendadak yang

terjadi secara tiba-tiba, yang menyebabkan kelistrikan jantung terganggu

dan menyebabkan henti jantung (Hazinski et al., 2015). Kita tahu dalam

permainan sepak bola membutuhkan stamina yang prima karena dalam

waktu 2x45 menit pemain dipaksa bermain dalam intensitas tinggi, tidak

jarang pemain mengalami benturan antar pemain atau insiden yang tidak

diinginkan seperti pada kelainan jantug. Dalam hal ini harus mendapatkan
3

pertolongan sesegera mungkin. Peran masyarakat atau orang yang dekat

pada lokasi (bystander) menjadi sangat penting karena pada kasus apabila

dalam waktu lebih dari 4 menit maka akan terjadi kematian pada sel-sel

otak karena tidak ada suplai oksigen dan hanya dalam waktu 10 menit

mengakibatkan kematian seluruh organ vital tubuh jika tidak segera

ditangani (Neumar et al., 2010). Angka keselamatan pada kasus henti

jantung di lapangan permainan terhitung meningkat setelah dilakukan

tindakan RJP (Toresdahl, 2012).

Untuk mengembalikan kelistrikan jantung pemberian RJP harus

segera dilakukan. Pemberian RJP harus diberikan secara cepat dan tepat

sehingga dapat menolong jiwa seseorang yang sedang mengalami henti

jantung. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana keterampilan

pemain sepak bola di Mbois Fc dalam melakukan tindakan RJP meskipun

untuk kasus henti jantung di Mbois Fc tidak ada namun masalah tersebut

berpotensial dalam permainan sepak bola sehingga dalam penanganya

pemain sepak bola yang berada di tempat tersebut dapat menjadi

(bystander) dapat melakukan tindakan RJP sehingga dapat meningkatkan

harapan hidup pada pemain yang mengalami henti jantung.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru (RJP)

terhadap keterampilan RJP pada henti jantung pemain sepakbola mbois fc

di desa sukorejo ?
4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pelatihan resusitasi jantung paru (RJP) terhadap keterampilan

RJP pada henti jantung pemain sepakbola mbois fc.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Menganalisis keterampilan sebelum dilakukan pelatihan

RJP.

b. Menganalisis keterampilan sesudah dilakukan pelatihan

RJP.

c. Menganalisis perbedaan keterampilan sebelum dan

sesudah dilakukan pelatihan RJP.

1.4 Manfaat Penelitian

1.

1.1.

1.2.

1.3.

1.4.

1.4.1.Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

akademis tentang pelatihan resusitasi jantung paru (RJP) terhadap

keterampilan RJP pada henti jantung pemain melakukan RJP

berkualitas.
5

1.4.2.Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Sebagai gambaran awal bagi responden untuk melakukan

tindakan RJP pada korban henti jantung.

2. Bagi Lahan Penelitian

Dapat menjadi referensi bagi pihak lahan dalam memberikan

tindakan RJP berkualitas pada korban henti jantung.

3. Bagi Tenaga Kesehatan dan Tenaga Pengajar

Peneliti berharap penelitian ini mampu menjadi sumber

informasi kepada publik untuk menggunakan pelatihan dalam

pemberian edukasi RJP berkualitas.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti berharap agar pelatihan dapat dijakan sebagai

pemberian edukasi yang lebih dimodifikasi dan diterapkan di

lingkungan masyarakat dengan berbagai hal yang lebih kreatif

sehingga dapat diterima dengan lebih mudah oleh semua

kalangan masyarakat.

1.5 Batasan Penelitian

Peneliti ini difokuskan pada kasus-kasus darurat yang sering kali

terjadi pada saat olahraga sepak bola yang menyebabkan henti hantung.

Penelitian ini meneliti agar pemain sepakbola C3 (aplikasi). Responden

dari penelitian ini adalah pada pemain sepakbola mbois fc yang masuk
6

kedalam kategori orang awam yang kurang mengetahui tentang pemberian

RJP pada pemain yang mengalami henti jantung.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Henti Jantung (Cardiac Arrest)

2.1.1 Pengertian Henti Jantung (Cardiac Arrest)

Henti jantung atau cardiac arrest merupakan keadaan dimana

sirkulasi normal darah berhenti secara mendadak ditandai dengan

menghilangnya tekanan darah arteri. Henti jantung dapat

mengakibatkan asistol, fibrilasi ventrikel dan takikardia ventrikel

menyebabkan hilangnya fungsi jantung secara mendadak untuk

mempertahankan sirkulasi normal darah yang berfungsi sebagai

penyuplai oksigen ke otak dan organ vital lainnya akibat kegagalan

jantung yang tidak dapat berkontraksi secara efektif. Henti jantung

dapat terjadi pada siapa saja khususnya pemain sepak bola pada saat di

lapangan. Dimana, detak jantung mendadak berhenti dan penderitanya

tidak dapat bernafas dan kehilangan kesadaran (Hardisman 2014).

Henti jantung pada pemain sepak bola saat berada di lapangan

terjadi karena pernapasan abnormal. Selama 90 menit pertandingan

rata-rata pemain bermain sekitar 60 menit memakan energy sebesar

1500 kilo kalori (kkal) atau jika diukur pemain berlari sejauh 10 km

dalam setiap pertandingan. Jika kelistrikan jantung tergangu akibat

masalah jantung contohnya akibat benturan atau masalah yang lain

mengakibatkan sirkulasi oksigen ke otak terhenti akibatnya akan

mengalami masalah SCA (Efraim et al., 2010). Hal ini mengakibatkan

6
7

Hilangnya fungsi pompa jantung secara mendadak yang terjadi secara

tiba-tiba, yang menyebabkan kelistrikan jantung terganggu yang

menyebabkan henti jantung (Hazinski et al., 2015).

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi

Menurut Hollenberg (2008), secara garis besar membagi

penyebab henti jantung menjadi 2 yaitu penyebab yang bersumber dari

kardiak yang meliputi penyakit arteri koroner, arterosklerosis, penyakit

jantung kongenital, inflamasi miokardial dll. Sedangkan yang

bersumber dari non kardiak adalah perdarahan, emboli pulmonal,

penyakit paru, gangguan elektrolit, perdarahan subarakhnoid, overdosis

obat dll. Sedangkan faktor resiko terjadinya henti jantung sendiri

meliputi riwayat IMA, penurunan fungsi ventrikel kiri, usia, hipertensi,

peningkatan kadar kolesterol, kurangnya aktivitas fisik, perokok,

pecandu alkohol, diabetes dll. Sedangkan Neumar et al., (2010),

mengakatan bahwa secara umum henti jantung disebabkan oleh

malfungsi sistem kelistrikan jantung yang dimanifestasikan melalui 4

irama jantung yang tidak normal, diantaranya adalah fibrilasi

ventrikular (VF), takikardi ventrikel (VT), pulseless electrical activity

(PEA), dan asistole.

a. VT (ventricular tachycardia) tanpa nadi

VT tanpa nadi menunjukkan adanya aktifitas kelistrikan yang

terorganisasi pada ventrikel miokard. Ada beberapa faktor pada


8

tingkat organ (misalnya, ketidakseimbangan tekanan otonom

jantung), tingkat jaringan (reentry, wave break, and action potential

duration alternans), tingkat seluler (triggered activity dan

automaticity) dan tingkat subselular (abnormal aktivasi atau

deaktivasi saluran ion) yang terlibat dalam terjadinya VT atau VF

pada kondisi yang berbeda. Sebuah blok anatomis atau fungsional

dalam penjalaran impuls dapat menciptakan sirkuit dengan depan

gelombang yang melingkar di sekitarnya dan mengakibatkan VT.

Mekanisme lain seperti gelombang istirahat (wave break) dan

tabrakan (collisions) juga terlibat dalam menghasilkan VF dari VT.

Sementara pada tingkat sel meningkatnya eksitasi atau penurunan

cadangan repolarisasi dari kardiomiosit dapat mengakibatkan

aktivitas ektopik (triggered activity dan automaticity), yang

berkontribusi terhadap VT dan inisiasi VF. Pada tingkat subselular,

gangguan intraseluler aliran Ca2+, gangguan intraseluler aliran K+

(terutama pada iskemia), atau mutasi mengakibatkan disfungsi dari

saluran natrium (Na+ channelopathy) dapat meningkatkan

kemungkinan terjadinya VT dan VF.

b. VF (ventricular fibrillation)

VF menunjukkan adanya aktifitas kelistrikan yang tidak

terorganisasi. Selama ventricular fibrillation (VF), ventrikel (bilik

jantung lebih rendah) sehingga tidak mampu berdenyut secara

normal. Sebaliknya, jantung bergetar sangat cepat dan tidak teratur.


9

Ketika kondisi ini terjadi menyebabkan jantung akan memompa

sedikit darah atau tidak ada darah yang mengalir ke tubuh (Brunner

et al., 2010).

c. PEA (pulseless electric activity)

PEA menunjukkan sekumpulan irama jantung yang

heterogen terorganisasi yang dihubungkan dengan tidak adanya

aktifitas mekanik dari ventricular (Neumar et al., 2010). PEA terjadi

pada seorang yang memiliki aktivitas kelistrikan jantung

terorganisasi namun tidak teraba adanya denyut. Secara fisiologis

didefinisikan sebagai suatu depolarisasi elektrik pada jantung dalam

kondisi tidak adanya pemendekan miosit jantung yang sinkron. Ada

beberapa penyebab termasuk hipoksia yang signifikan, asidosis,

hipovolemia berat, tension pneumotoraks, ketidakseimbangan

elektrolit, overdosis obat, sepsis, infark miokard besar, emboli paru

masif, tamponade jantung, hipoglikemia, hipotermia, dan trauma.

PEA merupakan kondisi patofisiologi yang lebih kompleks karena

tidak adanya kontraksi mekan dari depolarisasi listrik. Komponen

listrik ditandai dengan otomatisasi yang abnormal, biasanya terlihat

pada tingkat ventrikel lambat dengan kompleks QRS lebar (Mehta &

Brady, 2016).
10

2.1.3 Tanda dan Gejala Cardiac Arrest

Tanda dan gejala cardiac arrest yaitu:

a. Ketiadaan respon

Pasien tidak berespon terhadap rangsangan suara, tepukan di

pundak ataupun cubitan.

b. Ketiadaan pernafasan normal

Tidak terdapat pernafasan normal ketika jalan pernafasan dibuka.

c. Tidak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis, femoralis, radialis).

2.1.4 Proses Terjadinya Cardiac Arrest

Beberapa kondisi henti jantung diakibatkan oleh timbulnya

aritmia: fibrilasi ventrikel (VF), takhikardi ventrikel (VT), aktifitas

listrik tanpa nadi (PEA), dan asistol yang keseluruhan memberikan

gambaran klinis yaiti tidak terabanya denyut nadi pada arteri perifer

besar (carotis, radial, femoral ) disertai hilangnya kesadaran ( AHA,

2015 )

a. Fibrilasi ventrikel

Merupakan kasus terbanyak yang sering menimbulkan kematian

mendadak, pada keadaan ini jantung tidak dapat melakukan fungsi

kontraksinya, jantung hanya mampu bergetar saja. Pada kasus ini

tindakan yang harus segera dilakukan adalah RJP dan DC shock

atau defibrilasi.
11

b. Takhikardi ventrikel

Mekanisme penyebab terjadinyan takhikardi ventrikel biasanya

karena adanya gangguan otomatisasi (pembentukan impuls)

ataupaun akibat adanya gangguan konduksi. Frekuensi nadi yang

cepat akan menyebabkan fase pengisian ventrikel kiri akan

memendek, akibatnya pengisian darah ke ventrikel juga berkurang

sehingga curah jantung akan menurun. VT dengan keadaan

hemodinamik stabil, pemilihan terapi dengan medika mentosa

lebih diutamakan. Pada kasus VT dengan gangguan hemodinamik

sampai terjadi henti jantung (VT tanpa nadi), pemberian terapi

defibrilasi dengan menggunakan DC shock dan RJP adalah pilihan

utama.

c. Pulseless Electrical Activity (PEA)

Merupakan keadaan dimana aktifitas listrik jantung tidak

menghasilkan kontraktilitas atau menghasilkan kontraktilitas tetapi

tidak adekuat sehingga tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi

tidak teraba. Pada kasus ini RJP adalah tindakan yang harus segera

dilakukan.

d. Asistole

Keadaan ini ditandai dengan tidak terdapatnya aktifitas listrik pada

jantung, dan pada monitor irama yang terbentuk adalah seperti

garis lurus. Pada kondisi ini tindakan yang harus segera diambil

adalah RJP.
12

2.2 Konsep RJP

2.2.1 Pengertian RJP

Menurut (Kaliammah, 2013) mengemukakan pemberian RJP

terdiri dari bantuan sirkulasi dan napas, dan merupakan terapi umum

yang diterapkan pada hampir semua kasus henti jantung atau napas.

Kompresi dan ventilasi merupakan tindakan yang efektif dalam

melakukan RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang

kesehatanpun dapat melakukan tindakan RJP.

Henti jantung dapat sangat mematikan, namun ketika RJP dan

defibrilasi dapat diberikan secepatnya, dalam banyak kasus jantung

dapat bedenyut kembali (AHA, 2015).

2.2.2 Tujuan RJP

Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan tindakan darurat

untuk mencegah kematian biologis dengan tujuan mengembalikan

keadaan henti jantung dan napas (kematian klinis) ke fungsi optimal

(Muttaqin, 2009). Resusitasi jantung paru dibagi dalam 3 tahap, yaitu

(1) bantuan hidup dasar (BHD),(2) bantuan hidup lanjut (3) bantuan

hidup jangka panjang.

2.2.3 Penatalaksanaan RJP

Tabel 2.1 Penatalaksanaan RJP

Komponen Dewasa dan Anak Remaja


Keamanan lokasi Pastikan lingkungan telah aman
untuk penolong dan korban
Pengenalan serangan jantung a) Periksa adanya reaksi
13

b) Napas terhenti atau tersengal


(misalnya, napas tidak normal)
c) Tidak ada denyut nadi yang
terasa dalam 10 detik
(Pemeriksaan napas dan denyut
dapat dilakukan secara bersamaan
kurang dari 10 detik)
Pengaktifan sistem tanggapan Jika Anda sendiri tanpa ponsel,
darurat tinggalkan korban untuk
mengaktifkan sistem tanggapan
darurat ( telp:118). dan
mengambil AED sebelum
memulai CPR Atau, kirim orang
lain untuk melakukannya dan
mulai CPR secepatnya; gunakan
AED segera setelah tersedia
Rasio kompresi- ventilasi tanpa 1 atau 2 penolong
saluran udara lanjutan 30:2
Rasio kompresi- ventilasi Kompresi berkelanjutan pada
dengan saluran udara lanjutan kecepatan 100-120/min Berikan 1
napas buatan setiap 6 detik (10
napas buatan/min)
Kecepatan kompresi 100-120/min
Kedalaman kompresi Minimum 2 inci (5 cm)*
Penempatan tangan 2 tangan berada di separuh bagian
bawah tulang dada (sternum)
Rekoil dada Lakukan rekoil penuh dada setelah
setiap kali kompresi; jangan
bertumpu di atas dada setelah
setiap kali kompresi
Meminimalkan gangguan Batasi gangguan dalam kompresi
dada menjadi kurang dari 10 detik
*Kedalaman kompresi tidak boleh lebih dari 2,4 inci (6 cm).

Singkatan: AED, defibrilator eksternal otomatis; AP, anteroposterior;

CPR, resusitasi kardiopulmonari (AHA, 2015).

2.2.4 Menentukan ketiadaan respon/Kebersihan Jalan Nafas (airway):

1. Periksa ketiadaan respon dengan menepuk atau menggoyangkan

pasien sambil bersuara keras “Apakah anda baik-baik saja.


14

2. Apabila pasien tidak berespon, minta seseorang yang saat itu

bersama kita untuk minta tolong (telp:118). lakukan RJP 5 siklus

(2 menit), kemudian panggil 118.

3. Posisikan pasien supine pada alas yang datar dan keras, ambil

posisi sejajar dengan bahu pasien. Jika pasien mempunyai trauma

leher dan kepala, jangan gerakkan pasien, kecuali bila sangat perlu

saja. Rasionalisasi: posisi ini memungkinkan pemberi bantuan

dapat memberikan bantuan nafas dan kompresi dada tanpa berubah

posisi.

4. Buka jalan nafas

a. Head-tilt/ chin-lift maneuver

Letakkan salah satu tangan di kening pasien, tekan kening ke

arah belakang dengan menggunakan telapak tangan untuk

mendongakkan kepala pasien. Kemudian letakkan jari-jari dari

tangan yang lainnya di dagu korban pada bagian yang

bertulang, dan angkat rahang ke depan sampai gigi mengatup.

Rasionalisasi: tindakan ini akan membebaskan jalan nafas dari

sumbatan oleh lidah.

b. Jaw-thrust maneuver

Pegang sudut dari rahang bawah pasien pada masing-masing

sisinya dengan kedua tangan, angkat mandibula ke atas

sehingga kepala mendongak. Rasionalisasi: teknik ini adalah

metode yang paling aman untuk membuka jalan nafas pada

korban yang dicurigai mengalami trauma leher.


15

2.2.5 Pernafasan (Breathing)

1) Dekatkan telinga ke mulut dan hidung pasien, sementara

pandangan kita arahkan ke dada pasien, perhatikan apakah ada

pergerakan naik turun dada dan rasakan adanya udara yang

berhembus selama expirasi (Lakukan 5-10 detik). Jika pasien

bernafas, posisikan korban ke posisi recovery (posisi tengkurap,

kepala menoleh ke samping). Rasionalisasi: untuk memastikan ada

atau tidaknya pernafasan spontan.

2) Jika ternyata tidak ada, berikan bantuan pernafasan mouth to mouth

atau dengan menggunakan amfubag (jika ada). Selama memberikan

bantuan pernafasan pastikan jalan nafas pasien terbuka dan tidak

ada udara yang terbuang keluar. Berikan bantuan pernafasan

sebanyak dua kali (masing-masing selama 2-4 detik). Rasionalisasi:

pemberian bantuan pernafasan yang adekuat diindikasikan dengan

dada terlihat mengembang dan mengempis, terasa adanya udara

yang keluar dari jalan nafas dan terdengar adanya udara yang

keluar saat expirasi.

2.2.6 Circulation

Pastikan ada atau tidaknya denyut nadi, sementara tetap

mempertahankan terbukanya jalan nafas dengan head tilt-chin lift

yaitu satu tangan pada dahi pasien, tangan yang lain meraba denyut
16

nadi pada arteri carotis dan femoral selama 5 sampai 10 detik. Jika

denyut nadi tidak teraba, mulai dengan kompresi dada.

1) Berlutut sedekat mungkin dengan dada pasien. Letakkan bagian

pangkal dari salah satu tangan pada daerah tengah bawah dari

sternum . Jari ke arah cranial dari procecus xyphoideus). Jari-jari

bisa saling menjalin atau dikeataskan menjauhi dada. Rasionalisasi:

tumpuan tangan penolong harus berada di sternum, sehingga

tekanan yang diberikan akan terpusat di sternum, yang mana akan

mengurangi resiko patah tulang rusuk.

2) Jaga kedua lengan lurus dengan siku dan terkunci, posisi pundak

berada tegak lurus dengan kedua tangan, dengan cepat dan

bertenaga tekan bagian tengah bawah dari sternum pasien ke

bawah, 1 - 1,5 inch (3,8 - 5 cm)

3) Lepaskan tekanan ke dada dan biarkan dada kembali ke posisi

normal. Lamanya pelepasan tekanan harus sama dengan lamanya

pemberian tekanan. Tangan jangan diangkat dari dada pasien atau

berubah posisi. Rasionalisasi: pelepasan tekanan ke dada akan

memberikan kesempatan darah mengalir ke jantung.

4) Lakukan RJP dengan dua kali nafas buatan dan 30 kali kompresi

dada. Ulangi siklus ini sebanyak 5 kali(2 menit). Kemudian periksa

nadi dan pernafasan pasien. Pemberian kompresi dada dihentikan

jika:

a) Telah tersedia AED (Automated External Defibrillator).

b) Korban menunjukkan tanda kehidupan.


17

c) Tugas diambil alih oleh tenaga terlatih.

d) Penolong terlalu lelah untuk melanjutkan pemberian kompresi.

Rasionalisasi: bantuan nafas harus dikombinasi dengan

kompresi dada. Periksa nadi di arteri carotis, jika belum teraba

lanjutkan pemberian bantuan nafas dan kompresi dada.

2.2.7 Komplikasi RJP

Menurut (AHA, 2015) Pada kasus komplikasi henti jantung

tindakan RJP dilakukan dengan kurang tepat dapat menyebabkan:

1. Patahnya tulang iga terutama terjadi pada orang tua

2. Pneumotoraks (udara dalam rongga dada,tetapi di luar paru)

3. Hematoraks (darah dalam rongga dada,namun diluar

paru,sehingga menimbulkan penguncupan pada paru).

4. Luka dan memar pada paru

5. Luka pada hati dan limpa

6. Distensi abdomen (perut kembung) akibat peniupan yang salah.

2.3 Konsep Pelatihan

2.3.1 Pengertian Pelatihan

Pelatihan mekasrupakan sebuah proses dalam mendapatkan

pengetahuan,sikap,dan keterampilan sebagai hasil dari pengalaman

sehingga seseorang akan memperoleh suatu perubahan perilaku

(Vayghn, 2015). Selain itu menurut Mangkuprawira (2013)

mengatakan bahwa pelatihan merupakan suatu proses dalam


18

mengajarkan suatu pengetahuan seta keahlian tertentu dan sikap agar

seseorang semakin terampil dalam melaksanakan tanggung jawab

sesuai dengan standar.

2.3.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pelatihan

Faktor- faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan menurut

(Veithzal, 2004) yaitu:

a. Materi atau isi pelatihan

b. Metode pelatihan

c. Pelatih (instruktur/trainer) dan peserta pelatihan

d. Sarana dan evaluasi pelatihan

2.3.3 Langkah-Langkah Pelatihan

Langkah pelatihan menurut (Brabender et al, 2004) yaitu:

a. Penelitian dan pengumpulan dataHasil penelitian dan

pengumpulan data tersebut dapat diketahui kebutuhan akan

pelatihan dalam meningkatkan keterampilan.

b. Menentukan Materi Mengetahui kebutuhan akan pelatihan,

sebagai hasil dari langkah yang pertama dapat ditentukan materi

pelatihan yang harus diberikan.

c. Menentukan Metode Pelatihan Materi yang dibutuhkan maka

ditentukan cara penyajian yang paling tepat. Materi yang akan

disampaikan juga berkaitan dengan pelatihan yang akan di

lakukan.
19

d. Memilih pelatih yang dibutuhkan Memilih dan mempersiapkan

tenaga pelatih (instruktur) didadasarkan pada keahlian dan

kemampuannya untuk mentransformasikan keahliannya tersebut

kepada peserta pelatihan. Dibutuhkan pelatihan khusus bagi

pelatih (training for trainers).

e. Mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan Fasilitas yang

dibutuhkan untuk mendukung berlangsungnya pelatihan seperti

ruangan, alat tulis, pantom, dukungan keuangan, konsumsi.

Pengadaan fasilitas ini tampaknya sangat mempengaruhi

keberhasilan suatu program pelaihan.

f. Memilih para responden atau peserta Agar proram ini mencapai

sasaran hendaklah para peserta dipilih yang memenuhi

karakteristik penelitian.

g. Melaksanakan program Langkah ini harus selalu dijaga agar

pelaksanannya kegiatan pelatihan benarbenar mengikuti

program yang telah ditetapkan.

Adapun cara-cara pelatihan menurut (Oemar, 2007) adalah sebagai

berikut:

1) Model komonikasi Ekspositif

a) Sistem satu arah, tanggung jawab untuk menstraferkan

informasi terletak pada pelatih.

b) Sistem dua arah, pada system ini terdapat pola balikan

untuk memeriksa apakah peserta menerima informasi

dengan tepat.
20

2) Model komonikasi diskoversi

a) Ceramah reflektif, pendekatan ini berdasarkan penyajian

satu arah oleh pelatih.

b) Diskoversi terbimbing, pendekatan ini melibatkan para

peserta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh pelatih.

3) Teknik komonikasi kelompok kecil

a) Tutorial perorangan, yaitu satu orang tutor berhadapan

dengan satu orang peserta.

b) Tutorial kelompok, satu orang pelatih membimbing satu

kelompok peserta, yang terdiri dari lima sampai dengan

tujuh orang pada waktu yang sama.

c) Lokakarya, peserta mendapat informasi tentang prosedur

kerja dan asas-asas pelaksanaan suatu topic dengan metode

tertentu.

d) Diskusi kelompok, pemimpin kelompok merumuskan topic

yang akan dibahas dan bertindak sebagai ketua kelompok.

4) Pembelajaran berpogram

a) Teks program linier, sistem pembelajaran yang terpogram

yang menggunakan teks program.

b) Teks program bercabang, bentuk linier dan bentuk

bercabang dapat dicampurkan menjadi satu teknik yang

mengandung berbagai kemungkinan, yang dapat digunakan

untuk setiap latihan.


21

c) Media yang deprogram, prinsip pembelajaran berprogram

dapat juga diterapkan dalam media pembelajaran yang

digunakan dalam rangka belajar mandiri

2.4 Konsep Metode Simulasi

2.4.1 Pengertian Metode Simulasi

Metode simulasi merupakan salah satu metode

pembelajaran yang memberikan penyajian berupa pelajaran dengan

menggunakan situasi maupun suatu proses yang nyata. Dalam

metode jenis ini, peserta diminta untuk terlibat secara aktif dalam

melalukan interaksi dengan situasi yang ada disekitar

lingkungannya. Peserta diminta untuk menerapkan keterampilan

yang telah diperoleh atau yang telah dipelajari sebelumnya

(Rismawan, 2017).

2.4.2 Tujuan Metode Pembelajaran Teknik Simulasi

Setiap metode pembelajaran tentu saja memiliki tujuan –

tujuan tertentu yang ingin dicapai, ketika telah diterapkan pada

peserta. Lalu, apakah tujuan dari metode simulasi ini? Tujuan dari

metode pembelajaran dengan teknik simulasi, yaitu:

1. Membantu audien dalam menerapkan keterampilan untuk

membuat keputusan dan dalam menyelesaikan masalah.

2. memberikan kesempatan pada audien untuk menerapkan

tentang berbagai prinsip dan teori.


22

3. Membantu audien untuk meningkatkan kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotornya.

2.4.3 Jenis – Jenis Metode Pembelajaran dengan Teknik Simulasi

Menurut kasnianingsih (2015) menyatakan terdapat tiga jenis

dari simulasi. Jenis – jenis dari simulasi dapat dijelaskan sebagai

berikut.

1. Latihan simulasi atau simulation exercise. Merupakan suatu

metode pembelajaran, di mana memberikan penyajian tentang

situasi nyata yang dapat dikontrol. audien berhak untuk

melakukan manipulasi terhadap situasi untuk meningkatkan

pemahaman peserta terhadap situasi tersebut secara lebih baik.

Simulasi jenis ini, dapat meliputi: simulasi dengan

menggunakan audio visual dan live simulated patient.

2. Simulation game atau permainan simulasi.

3. Role playing atau bermain peran. Merupakan salah satu metode

pembelajaran dengan menggunakan drama. audien secara

spontan memperagakan suatu peran dalam berinteraksi yang

berhubungan dengan masalah dan hubungan antar manusia.

Metode simulasi ini tidak dapat dilakukan secara langsung pada

klien. Melainkan dilakukan dengan cara mempraktikkan seolah

– olah nyata. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi

kesalahan yang lebih fatal. Teknik bermain peran, terdapat tiga

jenis, yaitu kasus aktif, model, dan klien.


23

2.4.4 Petunjuk Penggunaan dari Metode Simulasi

Terdapat beberapa petunjuk yang harus dilakukan oleh

pelatih, ketika menerapkan metode simulasi. Petunjuk – petunjuk

tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Pelatih atau pembimbing dalam melakukan suatu simulasi,

diharapkan harus dapat meningkatkan dalam mencapai suatu

tujuan.

2. Memperhatikan syarat dalam pelaksaan simulasi. Syarat –

syarat tersebut berhubungan dengan jumlah audien, waktu

yang diperlukan untuk melakukan simulasi, alat yang

digunakan untuk simulasi, dan tempat yang dapat digunakan

untuk melakukan simulasi.

3. Pelatih atau pembimbing harus memahami tentang

pelaksanaan dari simulasi.

4. Melakukan uji coba pada kelompok audien yang telah dikenal

oleh penguji.

5. Audien yang telah memiliki latar belakang berkaitan dengan

teori dan keterampilan yang dibutuhkan, diminta untuk ikut

berperan serta dalam pelaksanaan simulasi.

6. Audien harus sudah mengerti tentang tujuan dari peran

sertanya pada kegiatan simulasi.

7. Audien diberikan petunjuk tertulis yang lengkap.


24

8. Pelatih atau pembimbing memiliki tanggung jawab untuk

menginterupsi simulasi. Hal tersebut terjadi, apabila waktu

yang digunakan telah melewati batas dan muncul suatu

masalah, selain itu audien yang terlibat, belum kompeten

terhadap kegiatan yang dilakukan.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa terdapat hal yang

harus diperhatikan dalam penggunaan metode pembelajaran dengan

teknik simulasi ini. Lebih lanjut, akan dijelaskan tentang proses

pembimbingan pada metode pembelajaran dengan teknik simulasi.

2.4.5 Proses Pembimbingan Metode Pembelajaran dengan Teknik

Simulasi

Terdapat beberapa proses yang harus diperhatikan dalam

proses pembimbingan untuk metode simulasi. Proses – proses

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pelatih maupun pembimbing perlu menyampaikan tentang

tujuan dari simulasi yang dilakukan.

2. Pelatih maupun pembimbing perlu memberikan penjelasan

tentang jalannya simulasi.

3. Pelatih maupun pembimbing perlu untuk mengatur audien

dalam memainkan perannya sesuai dengan perannya dalam

kegiatan simulasi.
25

4. Pelatih atau pembimbing perlu untuk melakukan uji coba. Uji

coba ini dapat dilakukan pada audien yang dikenal oleh

pembimbing.

5. Pelatih atau pembimbing perlu untuk memberikan komentar

atau pendapatnya setelah simulasi selesai dilaksanakan.

Kondisi ini terjadi, jika ditemukan suatu masalah dan audien

kurang dapat untuk menguasai masalah yang sedang

dihadapi.

6. Pelatih atau pembimbing perlu untuk melakukan diskusi.

Diskusi dimaksudkan untuk membahas proses dari kegiatan

simulasi.

Penjabaran di atas memberikan gambaran pada Pelatih

maupun pembimbing, ketika memberikan suatu bimbingan yang

menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan teknik

simulasi.

2.4.6 Kelebihan dan Kelemahan dari Metode Simulasi

Kelebihan dari metode simulasi, yaitu sebagai berikut :

1. Metode simulasi dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan. Selain itu, memberikan pengalaman secara tidak

langsung yang diperlukan oleh audien untuk menghadapi

permasalah yang berhubungan dengan sosial.

2. Audien diberikan kesempatan untuk menyalurkan perasaannya

yang terpendam. Perasaan yang terpendam tersebut, akan


26

memperoleh kepuasan, kesegaran, dan kesehatan jiwa dengan

menerapkan teknik simulasi ini.

3. Metode simulasi dapat membantu audien dalam

mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki.


27

2.5 Kerangka konsep

SSB MBOIS FC

Metode pelatihan kesehatan :


Ceramah
Pelatihan Resusitasi Seminar
Jantung Paru (RJP) Bermain peran
Simulasi

Menurut Swasto, (2011) Jenis


Umum Kemampuan:
Kemampuan Pengetahuan
Kemampuan Keterampilan
Kemampuan Sikap

Menurut Sanjaya (2016),Faktor


Pengaruh pelatihan
Yang mempengaruhi kemampuan :
resusitasi jantung
Faktor Pendidikan dan
paru (RJP) terhadap
pelatihan
keterampilan RJP pada
faktor kesehatan
henti jantung pemain
sepakbola mbois fc

BENAR: 2
SALAH: 1
TIDAK DILAKUKAN: 0

Keterangan :
Diteliti:
Tidak Diteliti:
Yang Berpengaruh:

Bagan 2.1 kerangka konsep Pengaruh resusitasijantung paru (RJP) terhadap keterampilan
RJP pada henti jantung pemain sepakbola mbois fc.
28

2.6 Keterangan kerangka konsep

Pemain sepak bola yang tergabung dalam SSB MBOIS FC baik pelatih

maupun pemain akan diberikan pelatihan kesehatan tentang RJP dengan

metode simulasi.Sebelum diberikan pelatihan kesehatan para peserta diberi

pretest berupa kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman peserta tentang RJP. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu usia,pekerjaan, pendidikan, pengalaman, ekonomi. Setelah

dilakukan tindakan simulasi diharapkan peserta memahami dan dapat

mengaplikasikan tentang teknik pemberian RJP pre-hospital. Untuk

mengetahui hasil setelah diberikan pelatihan kesehatan menggunakan metode

simulasi peneliti memberikan kuisioner postest. Hasil penilaian dibedakan

menjadi 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang.

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau hasil sementara dalam suatu

penelitian dari seseorang yang kebenaranya masih akan dibuktikan dalam

sebuah penelitian (Notoatmojo, 2010)

H0 ditolak: ada pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru (RJP) terhadap

keterampilan RJP pada henti jantung pemain sepak bola Mbois Fc.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimental one grup

pretest-posttest dengan pendekatan pretest-posttest. Jenis penelitian ini

dilaksanakan dengan cara sebelum dilakukan perlakuan, variabel diobservasi

atau diukur terlebih dahulu setelah itu dilakukan perlakuan untuk kemudian

dilakukan pengukuran kembali (Notoatmodjo, 2012). Desain penelitian ini

tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi dilakukan observasi pertama

(pretest) yang memungkinkan menguji perubahan yang terjadi setelah adanya

perlakuan (Notoatmodjo,2010).

Dalam penelitian ini, peneliti mencari tahu apakah pelatihan resusitasi

jantung paru (RJP) terhadap keterampilan RJP pada henti jantung pemain

sepak bola Mbois Fc.

Y X O1 X O2

Keterangan :

Y : Observasi sebelum dilakukan simulasi

X : Dilakukan simulasi

O1 : Observasi 1 setelah diakukan simulasi

O2 : Observasi 2 setelah diakukan simulasi

29
30

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada April 2020

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dilapangan SSB MBOIS FC di Desa Sukorejo

Gondanglegi
31

3.3 Kerangka Kerja (Frame Work)

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepak bola SSB MBOIS FC di
Desa Sukorejo Gondanglegi yang berjumlah 35 orang

Sampel
Sampel dalam penelitian ini diseleksi secara acak dari anggota pemain sepak
bola SSB MBOIS FC yang berjumlah 32 orang

Desain penelitian
Pra eksperimental one grup pretest dan postest

Teknik sampling
Teknik dalam pengambilan sampling adalah purposive sampling

Pengumpulan data
Melakukan pretest 15 menit sebelum melaksanakan perlakuan dengan
kuisioner closed ended dan lembar observasi

Perlakuan/Treatment
Responden akan mensimulasikan resusitasi jantung paru

Pengumpulan data
Melakukan posttest 15 menit setelah melaksanakan perlakuan dengan
kuisioner closed ended dan lembar observasi

PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA


Editing, Coding, dan Tabulating, Uji Statistic menggunakan Uji
Wilcoxon

Kesimpulan
Jika P > 0,05 maka H0 ditolak artinya tidak ada pengaruh
Jika P < 0,05 maka H1 diterima artinya ada pengaruh

Bagan 3.1 kerangka kerja Pengaruh resusitasijantung paru (RJP) terhadap keterampilan RJP
pada henti jantung pemain sepakbola mbois fc.
32

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Pada penelitian ini populasinya ialah pemain sepak bola SSB

MBOIS FC di Desa Sukorejo Gondanglegi yang berjumlah 35 orang.

3.4.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian dari pemain sepak

bola SSB MBOIS FC di Desa Sukorejo Gondanglegi sebanyak 32

orang yang telah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah

ditetapkan.

Nursalam (2014) menyatakan, untuk menentukan besar sample dapat

dihitung dengan rumus dibawah ini :

N
n= 2
1+ N (d )

n= Besar Sampel

N= Besar populasi

d= Tingkat signifikan (0,05)

Perhitungan jumlah sampel dari rumus tersebut :

35 35
n= = =32,1 dibulatkan n=32
1+35 (0,05) 1,0875
2

30 30
n= =
1+30 ( 0,05 ) 1,075
2

Jumlah sampel yang diambil yaitu 32 responden. Untuk

mengantisipasi responden drop out dari penelitian maka jumlah

sampel ditambah menjadi 10% . Dari hasil perhitungan sampel yang

didapat total menjadi 35 responden penelitian.


33

3.4.3 Sampling

Teknik pengumpulan sampel menggunakan purposive

sampling yaitu dengan cara menetapkan pertimbangan-pertimbangan

atau kriteria tertentu yang harus di penuhi oleh sampel-sampel dalam

penelitian ini (Sugiono, 2016). Untuk mencapai sampling ini adapun

kriteria yang di jadikan sampel penelitian yaitu :

3.4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi terdiri dari :

a. Responden belum pernah mendapatkan pelatihan RJP

sebelumnya

b. Hadir saat penelitian

c. Anggota club sepak bola bersedia menjadi responden

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria Ekslusi yaitu mengeluarkan subjek dari penelitian

dikarenakan oleh banyak sebab (Nursalam, 2014). Kriteria ini

terdiri dari :

a. Anggota club sepak bola yang sakit

b. Anggota club sepak bola yang sedang melakukan

pentandingan ke luar.
34

3.5 Identifikasi Variabel

3.5.1 Pengertian Variabel

Variabel merupakan nilai atau sifat dari subjek atau objek yang

akan digunakan sebagai penelitian yang mempunyai variasi nilai.

Variasi nilai tersebut didapatkan dari hasil perhitungan atau pengukuran

berdasarkan dari data dan fakta dan data yang ada (Budiman, 2011).

3.5.2 Jenis Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (independent)

Merupakan variabel yang tidak ketergantungan dengan

variabel lain. Variabel bebas ini dapat memberikan pengaruh dari

adanya perubahan atau hubungan variabel penelitian lainya

(Budiman, 2011). Variabel independent dalam penelitian ini yaitu

pelatihan RJP.

2. Variabel terikat (dependent)

Variabel terikat merupakan variabel yang dapat dipengaruhi

nilai dan bergantung dengan variabel penelitian lainya. Variabel ini

merupakan faktor yang dapat diukur dan diobservasi sehingga

dapat menilai apakah ada hubungan atau pengaruh dari variabel

bebas (Budiman, 2011). Variabel dependen dalam penelitian ini

yaitu tingkat keterampilan pemain sepak bola SSB MBOIS FC di

Desa Sukorejo Gondanglegi tentang RJP.


35
36

3.6 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional pengaruh pelatihan resusitasijantung paru (RJP) terhadap keterampilan RJP pada henti jantung pemain sepakbola

mbois fc.

Indetifikasi Cara Skla Ukur


No. Definisi Indikator Skoring
Variabel Mengukur Variabel

1. Variabel Suatu proses Kemampuan memahami . . -

Independent : kegiatan atau latihan pendidikan kesehatan tentang

Pelatihan dalam upaya RJP :

Resusitasi Jantung memperoleh a. Definisi pelatihan RJP

Paru (RJP) kemahiran atau b. Tujuan pelatihan RJP

kecakapan dalam c. Komponen pelatihan

meningkatkan d. Prinsip pelatihan RJP

keterampilan. e. Manajemen pelatihan RJP

f. Metode simulasi
37

2. Variabel Keterampilan Dengan melakukan obeservasi Observasi Interval Kriteria skor :

Dependent : merupakan tindakan pemberian RJP Benar : 2

Keterampilan RP kemampuan yang meliputi : Salah : 1

didapatkan dan a. Memeriksa respon korban Tidak dilakukan : 0

dikembangkan b. Menelepon 118

melalui proses c. Ketepatan melakukan RPJ

pelatihan d. Kecepatan kompres dada

e. Kedalaman kompresi recoil

dada
38

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7 Alat Penelitian Dan Pengumpulan data

3.7.1 Alat penelitian

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu

dengan memakai lembar observasi benar skor 2, salah skor 1, tidak

dilakukan skor 0. Peralatan RJP sudah memenuhi standart untuk

melaksanakan simulasi RJP yang akan disediakan oleh institusi

STIkes Kepanjen. yang terdiri 1 set alat RJP yang terdiri dari papan

kompresi dada.

3.7.2 Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap :

Persiapan administrasi :

1. Peneliti mengurus surat study pendahuluan penelitian diprodi

S1 Keperawatan Stikes Kepanjen untuk memperoleh ijin

penelitian untuk kemudian peneliti menyampaikan surat studi


39

pendahuluan ke pemain sepak bola SSB MBOIS FC di Desa

Sukorejo Gondanglegi.

2. Pelaksanaan

a. Pelaksanaan penelitian di pemain sepak bola SSB MBOIS

FC tanggal Desember 2019 dimulai pukul 15:30-selesai

b. Tempat penelitian ini di lapangan desa Sukorejo

Gondanglegi yang merupakan tempat latihan pemain

sepak bola SSB SSB MBOIS FC

c. Peneliti dibantu oleh tim

d. Peneliti melakukan inform consent

e. Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada

responden sebanyak 32 orang.

f. Peneliti melakukan proses pengambilan data dengan

mengisi data karakteristik responden

g. Peneliti mengukur keterampilan responden 15 menit

sebelum diberikan pendidikan kesehatan (pretest)

h. Peneliti memberikan pendidikan kesehatan RJP dengan

metode simulasi selama 15 menit

i. Responden melakukan simulasi RJP secara mandiri

dengan pengawasan peneliti selama 30 menit

j. Setelah diberikan pendidikan kesehatan peneliti mengukur

keterampilan responden posttest selama 15 menit.

k. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada responden yang

telah ikut berpartisipasi dalam penelitian


40

l. Peneliti memberi ucapan terimakasih kepada ketua

pengurus SSB MBOIS FC maupun pelatih yang telah

memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan

penelitian.

3. Tahap Akhir

a. Peneliti melakukan pengecekan kembali kelengkapan data

b. Peneliti melakukan pengelolahan dan analisa data.

3.7.3 Uji Validitas dan Reabilitas

Validitas merupakan pengukuran dan pengamatan yang berarti

prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen

harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Apablia kuisioner

digunakan untuk mengukur kemampuan responden, maka akan

menghasilkan hasil yang sesuai dengan tingkat keterampilan yang

dimiliki oleh responden. Reabilitas indeks akan memperlihatkan

sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya.

3.8 Teknik Pengelolaan dan Analisa Data

3.8.1 Langkah-langkah Analisa Data

1. Editing

Editing merupakan pemeriksaan data dari hasil pengumpulan

data, berupa pertanyaan, buku, register, dan lain-lain (Imron,

2010)
41

2. Coding

Coding merupakan pemberian kode secara numerik pada data

yang terdiri dari beberapa kategori (Arikunto, 2010). Coding

untuk penelitian ini meliputi :

a. Kode untuk usia responden :

Kode 1 = usia < 20 tapphun

Kode 2 = usia > 20 tahun

b. Kode untuk penilaian keterampilan :

Kode 0 = tidak dilakukan

Kode 1 = salah

Kode 2= benar

3. Memasukan data (procesing)

Data didapat dari jawaban responden dalam bentuk kode yang

dimasukan kedalam program komputer. Salah satu paket

program yang digunakan untuk entry data penelitian yaitu

SPSS 20 for windows 2007 (Notoatmodjo, 2012)

4. Tabulating

Tabulating yaitu menyusun dan mengorganisir data sehingga

mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun, dan disajikan

dalam bentuk tabel atau grafik.

5. Skoring
42

Pemberian skor terhadap item-item yang perlu untuk diberikan

skor, serta memberikan kode terhadap item yang tidak diberi

skor (Arikunto, 2010). Pemberian skor pada tingkat

ketrampilan anggota club sepak bola SSB MBOIS FC dalam

melakukan pelatihan RJP dengan kriteria sebagai berikut :

Penilaian Observasi dengan hasil :dilakukan benar, dilakukan

salah, tidak dilakukan

Benar :2

Salah :1

Tidak dilakukan : 0

6. Klasifikasi

Keterampilan seseorang bisa diketahui dan diinterpetasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif (Wawan, 2010). Data

untuk menilai keterampilan anggota club sepak bola SSB

MBOIS FC tentang pemberian RJP sebelum dan sesudah

penelitian yaitu :

Benar mendapat skor :2

Salah mendapat skor :1

Tidak dilakukan mendapat skor : 0

7. Penilaian

Arikunto (2010) mengatakan, setelah semua tindakan diisi

dengan skor setiap responden selanjutnya dilakukan penilaian

yaitu skor dijumlah sehingga diperoleh nilai, hasil dari


43

responden yang telah diberi pembobotan dijumlah dan

dibandingkan dengan skor tertinggi kemudian dikali 100.

3.8.2 Analisa Data

Analisa data merupakan suatu proses merinci data yang akan

ditulis pada penyajian data. Hal ini dilaksanakan dengan

menemukan makna setiap data sehingga dapat memberi tafsiran

yang dapat diterima akal sehat dalam konteks masalahnya secara

keseluruhan.

1. Analisis Univariate

Analisa yang mendeskripsikan mengenai

karateristik dan dilaksanakan pada setiap variabel

penelian. Data numerik menggunakan nilai mean,

median, dan standar deviasi. Analisa ini menghasilkan

data dalam bentuk distribusi frekuensi tendensi sentral,

ukuran penyebaran dan presentase dari tiap variabel

dalam bentuk tabel (Notoadmojo, 2014)

2. Analisis Bivariate

Analisa ini dilakukan setelah peneliti melakukan

analisa univariate. Analisa ini digunakan untuk

mengetahui apakah ada pengaruh antar variabel

(Notoadmodjo, 2014). Analisa ini dilakukan untuk


44

menguji hipotesis yang dibuat oleh peneliti mengenai

pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru (RJP)

terhadap ketrampilan RJP pemain sepak bola SSB

MBOIS FC pada henti jantung. Pemilihan uji statistik

ini didasarkan pada skala data karena skala data pada

penelitian ini merupakan skala ordinal dan skala

interval, maka uji statistik menggunakan uji wilcoxon

dengan menggunakan SPSS for Windows 2007. Dasar

pengambilan keputusan penerima hipotesis penelitian

berdasarkan tingkat signifikasi adalah :

a. Jika p value > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima,

tidak ada pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru

(RJP) terhadap ketrampilan RJP pada henti jantung

pemain sepak bola SSB MBOIS FC.

b. Jika p value < 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak,

ada pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru (RJP)

terhadap ketrampilan RJP pada henti jantung pemain

sepak bola SSB MBOIS FC.

3.9 Etika Penelitian

Notoatmodjo (2014) menjelaskan bahwa peneliti dalam melaksanakan

penelitian harus berpegang pada sikap ilmiah dan etika penelitian. Etika

dalam penelitian memberikan penjelasan tentang prinsip etis yang harus

dilaksanakan dalam proses penelitian, dimulai dari menyusun proposal


45

sampai publikasi hasil penelitian. Ada 4 prinsip penelitian yang harus

diterapkan oleh peneliti yakni :

1. Menghormati harkat dan martabat

Peneliti membuat inform consent memberikan penjelasan tentang tujuan

dari penelitian yang dilakukan dan memberi kebebasan peda responden

untuk memberikan informasi sebagai bentuk menghormati harkat dan

martabat responden.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan responden

Peneliti menggunakan inisial sebagai nama responden untuk menjaga hak

responden yaitu hak akan privasi dan kerahasiaan responden.

3. Keadilan dan keterbukaan

Peneliti menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada responden

sebagai bentuk prinsip keterbukaan serta semua responden memperoleh

perlakuan yang sama sebagai bentuk prinsip keadilan.

4. Menghitung manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Hasil penelitian ini yang diperoleh harus memberikan manfaat bagi

responden dan masyarakat umum serta dalam melakukan penelitian,

peneliti harus mencegah terjadinya kerugian yang dapat ditimbulkan bagi

responden.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.

2.

3.

4.

4.1. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini akan membahas mengenai hasil dan pembahasan

dari penelitian dengan judul Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru

(RJP) Terhadap Keterampilan RJP Pada Henti Jantung Pemain Sepakbola

Mbois Fc. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 februari 2020 dan 22

februari 2020 dengan total jumlah responden 35 orang.

Hasil penelitian ini bersisi data umum dan khusus. Data umum akan

menjelaskan tentang gambaran lokasi penelitian dan karakteristik responden

berdasarkan usia serta pendidikan responden. Sedangkan data khusus berisi

tentang hasil pembahasan sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test)

dilakukanya Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap Keterampilan

RJP Pada Henti Jantung. Kemudian untuk mengetahui pengaruh dari

Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap Keterampilan RJP Pada

Henti Jantung Pemain Sepakbola Mbois Fc dilakukan dengan menggunakan

analisa Uji t berpasangan.

4.1.1. Data Umum Lokasi Penelitian


43

Penelitian ini dilakukan di lapangan sukorejo yang berada

di Desa Sukorejo Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang.

Lapangan sukorejo berjarak 3 km dengan STIKes Kepanjen.

4.1.2. Karakteristik Responden

Data umum berisi karakteristik responden yang

menguraikan tentang karakteristik demografi responden yang

meliputi : usia responden. Berikut adalah tabel penyajiannya.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia.

Variabel Kategori Frekuensi Persentase


Usia < 20 Tahun 15 42,9
> 20 Tahun 20 57,1
Total 35 100
(Sumber : Data Primer Penelitian, Februari 2020)

Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik responden didapatkan

hasil deskripsi usia, 15 (42,9%) orang berusia < 20 tahun dan 20

(57,1%) orang berusia > 20 tahun.

4.1.3. Data Khusus

Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh dari

penyebaran kuesioner pada Pemain Sepakbola Mbois Fc di Desa

Sukorejo Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang, didapatkan

data khusus sebagai berikut :


44

1. Gambaran umum keterampilan RJP Pada Henti Jantung

Pemain Sepakbola Mbois Fc sebelum (pretest) dan sesudah

(posttest) diberikan pelatihan kegawatdaruratan henti

jantung.

Tabel 4.2 Descriptive statictic keterampilan RJP Pada Henti

Jantung Pemain Sepakbola Mbois Fc sebelum (pretest) dan

sesudah (posttest) diberikan pelatihan RJP.

PRE TEST POST TEST


N 35 35
Mean 1 9
Median 0 5
Std. Deviation 1.618 7.074
Minimum 0 1
Maximum 4 22
(Sumber : Data Primer Penelitian, Februari 2020)

Berdasarkan pada tabel descriptive statistics untuk

keterampilan RJP pada henti jantung pemain sepakbola mbois

fc sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan pelatihan

RJP, menunjukkan bahwa data sebelum dan sesudah perlakuan

diberikan pelatihan pada subyek penelitian, jumlah subjek

penelitian sama-sama sebanyak 35 subjek (N). Nilai mean

untuk keterampilan RJP pada henti jantung sebelum (pretest)

diberikan perlakuan pada responden sebesar 1 dengan median


45

sebesar 0, dengan standart deviasi sebesar 1,618, dengan nilai

minimal sebesar 0 dan nilai maksimal sebesar 4. Sedangkan

nilai mean untuk keterampilan RJP pada henti jantung sesudah

(posttes) sebesar 9 dengan median sebesar 5,00, dengan

standart deviasi sebesar 7,074, dengan nilai minimal sebesar 1

dan maksimal sebesar 22.

4.1.4. Uji Analisis Data Uji Wilcoxom

1. Interpretasi Hasil Analisis Uji Wilcoxon

Tabel 4.3 Hasil analisis uji wilcoxon keterampilan RJP Pada

Henti Jantung Pemain Sepakbola Mbois Fc sebelum (pretest)

dan sesudah (posttest) diberikan pelatihan RJP.

Median
N Nilai P
(Minimum-Maksimum)
Pretes 35 0 (0-4)
0,001
Posttest 35 5 (1-22)
(Sumber : Data Primer Penelitian, Februari 2020)

Dari uji statistik pada tabel 4.3 dengan menggunakan

Uji wilcoxon dengan taraf signifikasi 0.05 menggunakan

program SPSS 16.0 for windows diperoleh data yaitu p value

sebesar < 0,001 (< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak yaitu ada pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru

(RJP) terhadap keterampilan RJP pada henti jantung pemain

sepak bola Mbois Fc.


46

4.2. Pembahasan

4.2.1 Analisis Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Terhadap Keterampilan RJP Pada Henti Jantung Pemain

Sepakbola Mbois Fc.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam melakukan

uji statistik menggunkan Uji wilcoxon didapatkan nilai yang signifikan

pada responden <0,001, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang

artinya ada yaitu ada pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru (RJP)

terhadap keterampilan RJP pada henti jantung pemain sepak bola Mbois

Fc.

Menurut Widyarani (2018) mengatakan keterampilan tindakan

RJP agar menghasilkan kualitas yang baik harus dilakukan dengan

teknik yang benar mulai dari penempatan posisi tangan yang tepat,

tekanan yang dibutuhkan untuk menghasilkan kedalaman yang

maksimal, kecepatan yang dihasilkan adekuat serta pemberian bantuan

nafas yang efektif, tentunya pencapaian ketrampilan tersebut tidak

dapat diperoleh hanya dengan pelatihan yang sifatnya singkat, harus

dilakukan pengulangan dan latihan dengan interval waktu tertentu

untuk menjaga keterampilan RJP yang dimiliki tetap baik.

Hal ini sependapat dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh

Yunanto (2017) mengatakan bahwa metode pelatihan RJP dengan


47

proses simulasi dapat meningkatkan salah satunya adalah pengetahuan

tentang tindakan RJP pada peserta pelatihan.

Proses pelatihan yang dilakukan dalam penelitian ini telah

memiliki karakteristik yang hampir sama dengan penelitian

sebelumnya, yakni adanya proses pelatihan yang dilakukan oleh

seorang instruktur. Kehadiran instruktur dalam proses pelatihan ini

memberikan kemudahan kepada responden untuk melakukan proses

pembelajaran terarah dengan proses evaluasi langsung dari instruktur

tersebut. Proses pembelajaran dengan metode ini akan memudahkan

responden untuk mendapatkan feedback secara langsung setelah proses

latihan dilakukan. Feedback yang diberikan akan memudahkan peserta

untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat selama proses

pelatihan dilakukan (Thomas et al., 2016).

Proses pelatihan juga memberikan kemudahan untuk

membangun rasa percaya diri dalam melakukan suatu tindakan.

Keuntungan lainnya yang didapatkan oleh peserta didik adalah

kemampuan peserta didik dalam mempelajari teknis prosedur tindakan

secara detail dengan mentoring (Sahu & Lata, 2010).

Dari hasil data yang diperoleh mencakup fakta dan teori yang

ada, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Pelatihan

Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap Keterampilan RJP Pada Henti

Jantung Pemain Sepakbola Mbois Fc. Hal ini dapat dilihat bahwa ada

peningkatan dari nilai rata-rata kemampuan keterampilan RJP Pada

Henti Jantung Pemain Sepakbola sebelum (pretest) dan sesudah


48

(posttest) diberikan pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Peneliti

menyimpulkan bahwa dengan memberikan pelatihan RJP yang

dilakukan pengukuran 2 kali akan memberikan pengaruh yang cukup

baik.

4.1 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian adalah hambatan yang dijumpai dalam

penelitian. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah

1. Alat untuk kegiatan pendidikan kesehatan cukup sedikit (kurang)

sehingga responden harus bergantian dalam melakukan pelatihan, serta

responden sedikit kurang koperatif sehingga harus dibujuk terlebih

dahulu ketika melakukan pelatihan RJP.

2. Beberapa respoden yang merasa jenuh karena dilakukan pengukuran

selama 2 kali.

3. Susahnya mengkondisikan pemain sepak bola untuk di lakukannya

penelitian.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru (RJP) terhadap

keterampilan RJP pada henti jantung pemain sepak bola Mbois Fc

dengan hasil uji statistic uji wilcoxom di dapatkan nilai sig

(signifikan/p-value) sebesar <0,001 maka dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak yang artinya ada yaitu ada pengaruh pelatihan resusitasi

jantung paru (RJP) terhadap keterampilan RJP pada henti jantung

pemain sepak bola Mbois Fc.

5.2 Saran

5.2.1 Responden

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa ada pengaruh sebelum dan

sesudah penelitian ini, diharapkan dapat menjadi pedoman untuk

responden sebagai tindakan pertolongan pada korban henti jantung

yang terjadi di sekitar mereka.

5.2.2 Tempat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa ada pengaruh sebelum dan

sesudah penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan masukan

bagi pihak desa sukorejo untuk bisa menjalin kerjasama dengan


50

tenaga kesehatan atau instansi kesehtan dalam hal meningkatkan

kemampuan pemain sepakbola dalam melakukan pertolongan pada

korban henti jantung.

5.2.3 Institusi Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa ada pengaruh sebelum dan

sesudah penelitian ini, diharapkan bisa dijadikan tambahan

referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan di

STIKes Kepanjen, serta dapat membantu pelaksanaan dalam proses

pembelajaran terutama dalam membahas pertolongan pada korban

henti jantung, dan dapat memberikan pelatihan RJP yang dapat

bermanfaat untuk masyarakat.

5.2.4 Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa ada pengaruh sebelum dan

sesudah penelitian ini, diharapkan mampu menjadi dasar bukti

praktek, menjadi acuan, informasi dan pengetahuan, dan

kemampuan tentang pertolongan pada korban henti jantung.

Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat menggunakan menggunakan

kelompok kontrol dan metode lain agar dapat mengukur efektifitas

metode yang digunakan serta di lakukan 3 kali agar lebih

maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. (2015). Heart disease and stroke-2014 update: A


report from American Heart Association. Circulation. 2014 January 21;
129(3), e28–e292. doi:10.1161/01.cir.0000441139.02102.80
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Budiman, 2011. Penelitian Kesehatan. Bandung: PT . Refika Aditama.
Efraim Et Al.,2010 Review Of The Management Of Sudden Cardiac Arrest On
The field. University of the Witwatersrand, Johannesburg, South Africa.
Hardisman. (2014). Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Hazinski MF, Shuster M, Donnino MW, Travers AH, Samson RA, Schexnayder
SM, Sinz EH, Woodin JA, Atkins DL, Bhanji F, Brooks SC, Callaway CW,
Allan R, Kleinman ME, Kronick SL, Lavonas EJ, Link MS, Mancini ME,
Morrison LJ, Neumar RW, O’Connor RE, Singletary EM, Wyckoff MH and
the AHA Guidelines Highlights Project Team. (2015). Highlights of the 2015
American Heart Association Guidelines Update for CPR and ECC. American
Heart Association
Hollenberg, J. (2008). OUT-OF-HOSPITAL CARDIAC ARREST A study on
factorsassociated with cardiopulmonary rescucitation, early defibrilation and
survival. Elanders, Stockholm.
Kasnianingsih, L. 2015. Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Wunut. Klaten: Universitas Negeri
YogyakartaMalaysian Orthopaedic J. 2010;4(3):39.
Kaliammah. (2013). Indikasi dan Keterampilan Resusitasi Jantung Paru.
Universitas udayana, VOL. 6 m (NO. 1): 1-6
Kamil, M. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Alfabeta
Mehta, C., & Brady, W. (2016). Pulseless electrical activity in cardiac arrest:
electrocardiographic presentations and management considerations based on
the electrocardiogram. The American Journal of Emergency Medicine, 30(1),
236–239.
Muttaqin, A. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba
Neumar, R. W., Otto, C. W., Link, M. S., Kronick, S. L., Shuster, M., Callaway,
52

C. W., & McNally, B. (2010). Part 8: adult advanced cardiovascular life


support: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation, 122(18
Suppl 3), S729-67.
Notoatmodjo. 2010. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2014. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Profesional, edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.pengetahuan
dan sikap tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di SMK Negeri 1
Mojosongo Boyolali. Di akses 19 Oktober 2017.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
Sahu, S., & Lata, I. 2010. Simulation in resuscitation teaching and training, an
evidence based practice review. Journal of Emergencies, Trauma and
Shock. Vol. 3(4), 378-384. http:// doi.org/10.4103/0974-2700.70758.
Diakses pada tanggal 11 Desember 2019.
Shinta et al., 2017. Pengaruh Simulasi Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Terhadap Tingkat Motifasi Siswa Menolong Korban Henti Jantung.
Universitas Sam Ratulangi Manado. E-Journal Keperawatan Volume 5
Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung. Sinar Baru Algensindo.
Thomas RE, Horton VT, Valdes B, Valdes G, Rosen LF, Birnbach DJ. 2016. The
influence of high fidelity simulation on first responders retention of CPR
Knowledge. Applied Nursing Research. Vol. 30;94-97. Diakses pada
tanggal 10 Desember 2019.
Toresdahl, B., Courson, R., Börjesson, M., Sharma, S., & Drezner, J. (2012).
Emergency cardiac care in the athletic setting: from schools to the Olympics.
British Journal of Sports Medicine, 46(Suppl 1), i85-i89.
Wafsy & Hutter, 2016. Sudden Cardiac Death in athlets. Journal list Methodist
Debaley Cardiovasc J>V12 (2) 2016.
Wawan & Dewi, 2010. Teori & Pengukuran Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika
Widyarani, L. (2018). Analisis Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru RJP
Dewasa terhadap Retensi Pengetahuan dan Ketrampilan RJP pada
Mahasiswa Keperawatan di Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Soedirman,
53

12(3), 143. https://doi.org/10.20884/1.jks.2017.12.3.718


WHO, 2015. Global status report on road safety 2015.
Yunanto, R. A., Wihastuti, T. A., & Rachmawati, S. D. (2017). Perbandingan
pelatihan RJP dengan mobile application dan simulasi terhadap pengetahuan
dan keterampilan melakukan RJP. NurseLine Journal, 2(2), 183–193.
54

Lampiran 1. PSP (Penjelasan Sebelum Persetujuan)

LEMBAR PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN


BAGI RESPONDEN

Bapak / Ibu calon responden yang saya hormati, saya akan


menjelaskan beberapa hal terkait dengan penelitian yang mengikutsertakan
Anda sebagai peserta penelitian. Ada beberapa hal yang perlu saya
jelaskan yaitu:
1. Judul Penelitian : Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap
Keterampilan RJP Pada Henti Jantung Pemain Sepakbola Mbois Fc
2. Nama peneliti: Mario Adi Nugroho merupakan Mahasiswa Program Studi
Keperawatan Program Sarjana
3. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelatihan resusitasi jantung
paru (RJP) terhadap keterampilan pemain sepakbola mbois fc.
4. Manfaat dari penelitian ini responden akan mendapatkan pengetahuan baru
yang kemungkinan didapatkan karena dalam cakupan wilayah tersebut masih
kurang mengetahui tentang penanganan henti jantung karena belum pernah
sama sekali diajarkan. Tujuan tersebut tidak hanya sekedar mengambil data
melainkan memberikan pelatihan untuk memberitahukan dan mengajarkan
kepada masyarakat khususnya pemain sepak bola SSB MBOIS FC mengenai
penanganan henti jantung sebelum dibawa kerumah sakit dengan baik dan
benar
5. Prosedur pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pertemuan 1
Kegiatan:
a. Peneliti dan tim melakukan persamaan persepsi terkait teknis yang akan
digunakan dalam penelitian. Dimana 12 orang akan dibagi 4 tim dan setiap
tim beranggotakan 3 orang untuk melakukan observasi kepada pemain
mbois fc
b. Peneliti dan tim mendatangi pemain mbois fc di Desa sukorejo Kabupaten
Malang.
c. Peneliti dan tim menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan penelitian.
55

d. Peneliti dan tim membagikan lembar persetujuan menjadi responden


kepada pemain sepak bola mbois fc dan selanjutnya ditandatangani apabila
responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian.
e. Peneliti membagikan lembar observasi kepada tim utuk mengobservasi
pemain mbois fc
f. Peneliti memberikan waktu 10 – 20 menit kepada responden untuk
melakukan tindakan rjp
g. Peneliti dan tim mengisi lembar observasi saat pemain mbois fc
melakukan tindakan rjp
h. Peneliti memberikan bola sepak sebagai wujud terimakasih kepada club
mbois fc yang telah bersedia untuk berpartisipasi pada penelitian ini.
6. Waktu : Selama 75 menit
7. Dalam penelitian ini kami menekankan bahwa keikutsertaan Anda dalam
penelitian ini berdasarkan sukarela dan tidak ada paksaan. Apabila selama
penelitian Anda tidak berkenan meneruskan keikutsertaan dalam penelitian
ini, maka Anda dapat mengundurkan diri tanpa menimbulkan konsekuensi
yang merugikan responden.
8. Data dalam penelitian ini saya jamin kerahasiaan identitas, data dan semua
informasi yang terkait dengan responden. Data akan disimpan selama 1 tahun.
9. Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh penelitian ini, karena
perlakuan pada penelitian ini tidak mempengaruhi secara fisik.
10. Sebagai bentuk terimakasih atas partisipasi Anda dalam penelitian ini, kami
akan memberikan cindera mata berupa bola sepak kepada ssb mbois fc sebagai
kenang-kenangan dan ucapan terimakasih.
11. Apabila ada sesuatu yang ditanyakan lebih lanjut tentang penelitian ini, Anda
dapat menghubungi saya atas nama Mario Adi Nugroho No Hp
081252123716 Alamat Desa sitiarjo rt 55 rw 03 sumbermanjingwetan
56

Lampiran 2. Informed Consent

INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Anang
Umur : 25
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Karangsuko rt 15 rw 01 kepanjen
Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :
1. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Terhadap Keterampilan Rjp Pada Henti Jantung Pemain Sepakbola Mbois Fc
2. Tujuan penelitian
3. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian
4. Prosedur yang akan diterapkan pada subyek
5. Hak undur diri
6. Kerahasiaan data
7. Bahaya yang akan timbul
8. Cinderamata yang akan diberikan
9. Nama dan no hp peneliti

Responden mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala


sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya
bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek penelitian
dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.
Malang, April 2020

Peneliti Responden

( ) ( )
Saksi

(
)

Keterangan : *) Coret yang tidak perlu


57

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama (Inisial) : AN

Umur : 25 tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang maksud, tujuan dan

manfaat dari pelaksanaan penelitian dengan judul ” Pengaruh Pelatihan Resusitasi

Jantung Paru (RJP) Terhadap Keterampilan RJP Pada Henti Jantung Pemain

Sepakbola Mbois Fc”. Maka saya dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari

pihak manapun (bersedia / tidak bersedia*) menjadi responden dalam penelitian

ini dengan menandatangani surat persetujuan ini. Adapun jika responden yang

mengikuti penelitian ini mulai dari awal hingga akhir akan mendapatkan hadiah

dari peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat, semoga dapat bermanfaat sebagai

bahan koreksi dalam penelitian tersebut.

Malang, April 2020

Responden

(.................................)

Keterangan : *) Coret yang tidak perlu


58

Lampiran 4. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI
KEMAMPUAN KETERAMPILAN DALAM MELAKUKAN
KEGAWATDARURATAN HENTI JANTUNG
Kasus : “Seorang pemain bola usia 24 tahun tiba-tiba jatuh tidak sadarkan diri
saat bermain sepa bola di lapangan,saat itu anda berada di sebelahnya,
dengan dugaan mengalami henti jantung apa yang anda lakukan”
Nama Inisial :
Usia : tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki / Perempuan
Hasil Observasi
No. Tindakan Dilakukan Dilakukan Tidak
Benar Salah dilakukan
Memeriksa keamanan
1.
lingkungan
2. Memeriksa respon korban
Panggil, tepuk atau goyang
3.
bahu korban
4. Menanyakan kondisi korban
Memeriksa adanya reaksi
5. (bergerak atau mengeluarkan
suara)
Memeriksa nafas terhenti
6.
atau tersengal
Memeriksa denyut nadi
7.
carotis terasa dalam 10 detik
Memeriksa nafas dan nadi
8.
secara bersamaan
Mengaktifkan sistem tanggap
9.
darurat
Memberi tahu korban,
10.
kejadian dan alamat kejadian
Menentukan lokasi kompresi
dada (2 tangan berada di
11.
separuh bagian bawah tulang
dada)
12. Melakukan kompresi dada
Kecepatan kompresi 100-
13.
120x/menit
59

Kedalaman kompresi dada 5


14.
– 6 cm
15. Memberikan bantuan nafas
Memastikan tidak ada
16.
sumbatan pada jalan nafas
Melakukan bantuan nafas
17.
sebanyak 2 kali
Setiap bantuan nafas
18.
diberikan lebih dari 1 detik
Melanjutkan kompresi dada
19. dalam waktu kurang dari 10
detik
Melakukan rekoil penuh dada
20.
setip kali kompresi
Skor Total
Referensi :American Heart association (AHA). 2015. American Heart Association
Guidelines 2015 CPR and ECG.

Keterangan:
Skor 2 : Untuk setiap tindakan yang dilakukan benar
Skor 1 : Untuk setiap tindakan yang dilakukan salah
Skor 0 : Tidak melakukan tindakan
60

Lampiran 5. SOP Kegawatdaruratan Henti Jantung

STANDAR OPERASINAL PROSEDUR KEGAWATDARURATAN HENTI


JANTUNG
Definisi : Upaya pertolongan pertama pada korban henti jantung untuk orang
awam

Alat pelindung diri :


1. Masker
Persiapan Alat
2. Handscoon
3. Kasa
Prosedur  Prosedur pelaksanaan RJP dewasa :
Pelaksanaan A. Persiapan alat :
Penolong memakai alat pelindung diri
B. Persiapan Lingkungan :
Pastikan lingkungan telah aman untuk penolong dan
korban
C. Pengenalan henti jantung :
1. Panggil, tepuk atau goyang tubuh korban secara
perlahan
2. Panggil dengan lantang (keras dan jelas) pak/bu,
apakah anda baik – baik saja
3. Periksa adanya reaksi
- Nafas terhenti atau tersengal (misalnya nafas tidak
normal)
- Periksa nadi carotis, tidak ada denyut nadi terasa
dalam 10 detik (pemeriksaan nafas dan denyut
nadi dapat dilakukan secara bersamaan kurang
dari 10 detik).
D. Aktifkan sistem tanggap darurat
1. Jika penolong sendiri segera aktifkan sistem tanggap
darurat dengan menelfon ambulan
2. Beri tahu korban kejadian dan alamat kejadian
E. Kompresi Dada
1. Tentukan lokasi untuk kompresi dada, 2 tangan
berada di bagian bawah tulang dada (sternum)
2. Lakukan kompresi dada :
- Kecepatan 100-120 kali per menit
- Kedalaman kompresi dada minimum 2 inci (5cm),
namun tidak lebih besar dari 2,4 inci (6cm).
 Prosedur pelaksanaan RJP pada bayi :
A. Persiapan alat :
61

Penolong memakai alat pelindung diri


B. Persiapan Lingkungan :
Pastikan lingkungan telah aman untuk penolong dan
korban
C. Pengenalan henti jantung :
1. Panggil, tepuk atau goyang tubuh korban secara
perlahan
2. Panggil dengan lantang (keras dan jelas)
3. Periksa adanya reaksi
- Nafas terhenti atau tersengal (misalnya nafas tidak
normal)
D. Kompresi Dada
1. Tentukan lokasi untuk kompresi dada, 2 jari berada di
bagian tengah dada tepat berada di bawah baris puting
(untuk bayi) dan 1 atau 2 tangan berada di bagian
bawah tulang dada (anak usia 1 tahun sampai
pubertas).
2. Lakukan kompresi dada :
- Kecepatan 100-120 kali per menit
- Kedalaman kompresi dada pada bayi minimum 1,5
inci (4cm) dan 2 inci (5cm) pada anak sampai usia
pubertas.
E. Jalan Nafas
1. Pastikan tidak ada sumbatan pada jalan nafas korban
2. Lakukan ventilasi (bantuan nafas) sebanyak dua kali
3. Setiap nafas buatan diberikan lebih dari 1 detik
NB :
 Lakukan rekoil penuh dada setelah setiap kali
kompresi, jangan bertumpu di atas dada setelah setiap
kali kompresi
 Kedalaman kompresi dada tidak boleh lebih dari 2,4
inci (6cm)
 Batasi gangguan dalam kompresi dada menjadi
kurang dari 10 detik

Lakukan secara cepat dan tepat. Bila tidak ada perkembangan


Evaluasi
bawa korban ke RS/klinik terdekat
American Heart association (AHA). 2015. American Heart
Association Guidelines 2015 CPR and ECG.
Referensi

Lampiran 6. Surat Ijin Studi Pendahuluan


62
63

Lampiran 7. Surat Balasan Studi Pendahuluan


64

Lampiran 8. Surat Keterangan Uji Validitas Instrument 1.


65

Lampiran 9. Surat Keterangan Uji Validitas Instrument 2.


66

Lampiran 10. Sertifikat Layak Etik


67

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian ke Bankes dan Banpol


68

Lampiran 12. Surat Balasan Penelitian Bankes dan Banpol


69

Lampiran 13. Surat Izin Penelitian Ke Desa


70

Lampiran 14. Surat Balasan Penelitan Desa


71

Lampiran 15. Surat Izin Penelitan


72

Lampiran 16. Surat Balasan Penelitan


73

Lampiran 17. Master Tabel Penelitian

PENGARUH PELATIHAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) TERHADAP KETERAMPILAN RJP PADA HENTI JANTUNG PEMAIN SEPAKBOLA MBOIS FC

DATA UMUM DATA KHUSUS


NAMA PRE TEST POST TEST
NO. USIA P TOTAL P TOTAL
INISIAL P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19
1 Fe 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
2 M 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
3 H 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 5
4 B 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
5 El 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 16
6 R 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
7 Faj 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 14
8 W 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
9 He 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
10 T 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
11 Ru 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
12 A 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 16
13 V 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
14 S 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 16
15 Aj 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
74

6 R 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
7 Faj 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 0 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 14
8 W 2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
9 He 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
10 T 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
11 Ru 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
12 A 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 16
13 V 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
14 S 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 16
15 Aj 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
16 Ma 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
17 Ar 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 4 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 16
18 Ms 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
19 MF 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 16
20 D 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
21 Hu 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 16
22 Dw 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 16
23 An 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
24 P 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 14
25 Z 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
26 Do 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
27 Mu 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
28 R 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 16
29 Y 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
75

Lampiran 18. Hasil Uji SPSS Univariat Dan Bivariat

1. Hasil Uji Frekuensi Data Umum


USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 20 Tahun 15 42.9 42.9 42.9
> 20 Tahun 20 57.1 57.1 100.0
Total 35 100.0 100.0

2. Hasil Uji Frekuensi Data Khusus


Statistics

PRE TEST POST TEST


N Valid 35 35
Missing 0 0
Mean 1.03 9.31
Median .00 5.00
Std. Deviation 1.618 7.074
Minimum 0 1
Maximum 4 22

3. Hasil Uji Wilcoxom


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


POST TEST - PRE TEST Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 35b 18.00 630.00
Ties 0c

Total 35

a. POST TEST < PRE TEST

b. POST TEST > PRE TEST

c. POST TEST = PRE TEST

Test Statisticsb
POST TEST -
PRE TEST
Z -5.170a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
76

Lampiran 19. Dokumentasi Pre Test


77

Lampiran 20. Dokumentasi Post Test

You might also like