You are on page 1of 3

MAKALAH IMMUNOKIMIA

“PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IMMUNOKIMIA”

DISUSUN OLEH :

NAMA :NUR AULIYAH RAHMADANI

NIM : G30120012

KELAS :B

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

FEBRUARI,2022

PALU
A.Imunologi

Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekebalan akibat adanya
rangsangan molekul asing dari luar maupun dari dalam tubuh manusia. Manusia memiliki
sistem pelacakan dan penjagaan terhadap benda asing yang dikenal dengan sistem imun,
dimana akan melindungi tubuh terhadap penyebab penyakit, patogen seperti virus, bakteri,
parasit, dan jamur.

Sistem imun dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang
dapat ditimbulkan bahan dalam lingkungan hidup. Sistem imun dapat dibagi menjadi sistem
imun non-spesifik dan spesifik. Sistem imun non-spesifik bekerja cepat dan siap mencegah
mikroba masuk ke dalam tubu.

Sistem imun spesifik bekerja spesifik karena respon terhadap setiap jenis mikroba berbeda dan
harus mengenal dahulu jenis mikroba yang akan ditangani. Oleh karena itu, sistem imun ini
bekerja agak lama untuk memberikan perlindunga.

Komponen dari sistem imun non-spesifik terdiri dari sel-sel fagosit yaitu sel-sel
polimorfonuklear dan makrofag serta sel natural killer (NK). Salah satu upaya tubuh untuk
mempertahankan diri terhadap masuknya antigen, misalnya antigen bakteri, adalah
menghancurkan bakteri bersangkutan secara non-spesifik dengan proses fagositosis, tanpa
mempedulikan perbedaan yang ada di antara substansi-substansi asing. Dalam hal ini leukosit
yang termasuk fagosit memegang peran yang amat penting, khususnya makrofag. Supaya
terjadinya fagositosis, partikel bakteri harus melekat pada permukaan fagosit. Agar fagosit
tersebut bergerak menuju sasaran antigen, makrofag akan bergerak ke arah antigen yang
dimungkinkan berkat dilepaskannya zat atau mediator yang disebut kemotaktik yang berasal
dari bakteri. Selanjutnya partikel bakteri masuk ke dalam sel dengan cara endositosis dan oleh
proses pembentukan fagosom ia terperangkap dalam kantung fagosom seolah-olah ditelan
untuk kemudian dihancurkan.

B.Sistem Imun

Sistem imun atau sistem kekebalan adalah sel-sel dan banyak struktur biologis lainnya yang
bertanggung jawab atas imunitas, yaitu pertahanan pada organisme untuk melindungi tubuh
dari pengaruh biologis luar dengan mengenali dan membunuh patogen. Sementara itu, respons
kolektif dan terkoordinasi dari sistem imun tubuh terhadap pengenalan zat asing
disebut respons imun. Agar dapat berfungsi dengan baik, sistem ini akan mengidentifikasi
berbagai macam pengaruh biologis luar seperti dari infeksi, bakteri, virus sampai parasit, serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel dan jaringan organisme
yang sehat agar tetap berfungsi secara normal.
Manusia dan vertebrata berahang lainnya memiliki mekanisme pertahanan yang kompleks,
yang dapat dibagi menjadi sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Sistem imun bawaan
merupakan bentuk pertahanan awal yang melibatkan penghalang permukaan, reaksi
peradangan, sistem komplemen, dan komponen seluler. Sistem imun adaptif berkembang
karena diaktifkan oleh sistem imun bawaan dan memerlukan waktu untuk dapat mengerahkan
respons pertahanan yang lebih kuat dan spesifik. Imunitas adaptif (atau dapatan)
membentuk memori imunologis setelah respons awal terhadap patogen dan membuat
perlindungan yang lebih ditingatkan pada pertemuan dengan patogen yang sama berikutnya.
Proses imunitas dapatan ini menjadi dasar dari vaksinasi.

Gangguan pada sistem imun dapat berupa imunodefisiensi, penyakit autoimun, penyakit


inflamasi, dan kanker. Imunodefisiensi dapat terjadi ketika sistem imun kurang aktif sehingga
dapat menimbulkan infeksi berulang dan dapat mengancam jiwa. Pada manusia,
imunodefisiensi dapat disebabkan karena faktor genetik seperti pada penyakit defisiensi
imunitas kombinasi serta kondisi dapatan seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS)
yang disebabkan oleh retrovirus HIV. Sebaliknya, penyakit autoimun menyebabkan sistem
imun menjadi hiperaktif menyerang jaringan normal seakan-akan jaringan tersebut merupakan
benda asing. Di satu sisi, ilmu pengetahuan pun terus berkembang dan manipulasi dalam
kedokteran telah dilakukan. Penggunaan obat imunosupresif telah berhasil menekan sistem
imun yang hiperaktif, dan penggunaan imunoterapi telah dilakukan untuk pengobatan kanker.

Patogen dapat berevolusi secara cepat dan mudah beradaptasi agar terhindar dari identifikasi
dan penghancuran oleh sistem imun, tetapi mekanisme pertahanan tubuh juga berevolusi
untuk mengenali dan menetralkan patogen. Bahkan organisme uniseluler seperti bakteri juga
memiliki sistem imun sederhana dalam bentuk enzim yang melindunginya
dari infeksi bakteriofag. Mekanisme imun lainnya terbentuk melalui evolusi
pada eukariota kuno tetapi masih ada hingga sekarang seperti pada tumbuhan
dan invertebrata.

You might also like