You are on page 1of 13

Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.

140-152 Vol 4 No 2

PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN AFTA


TERHADAP KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI ASEAN 5
Ilhamdi1, Rina Oktaviani2, Yeti Lis Purnamadewi2
1
Mahasiswa Magister Program Studi Ilmu Ekonomi, FEM IPB
2
Staf Pengajar FEM IPB

Artikel diterima Juni 2015


Artikel disetujui untuk dipublikasikan Desember 2015

ABSTRACT

This study aims to analyze the impact of Foreign Direct Investment


(FDI) ‎and ‎ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) on sectoral employment in ASEAN ‎5.
The analysis ‎focused on five main sectors, namely agriculture,
mining, ‎manufacturing, ‎construction and service sectors. This paper uses panel
data ‎approach with Fixed Effect Model. Variable used include employment as
an ‎edogenous variable, while GDP, wages and AFTA as exogenous variables. Cross
section data that are used in this study consist of ASEAN 5 countries, ‎namely Indonesia,
Malaysia, Philippines, Thailand and Vietnam with periods of ‎observation as much as 9
years, from 2006 until 2014.‎The result of this paper that FDI, GDP, wages and AFTA
have different ‎impacts in each sector. FDI has positive impact on employment in service
sector. ‎GDP has positive impact on employment in manufacturing, construction
and ‎service sectors. While GDP in the agricultural and mining sectors has
negative ‎impact on employment. The wage has a positive impact on employment in
the ‎mining and agricultural sectors. ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) that
took ‎place in 2010 has a positive impact on employment in the manufacturing
and ‎mining sectors.‎Foreign Direct Investment is one factor to overcome employment
issues in ‎ASEAN 5, especially in service sector. While GDP becomes an important
variable ‎in enhancing ASEAN 5 employment in the manufacturing, construction
and ‎services. Increasing wages can be applied on agriculture and mining as it has
a ‎positive impact on employment. AFTA that has taken place is proper policy for
the ‎ASEAN 5 to encourage economic growth in the mining and manufacturing ‎sectors
that have an impact on increasing demand of labor in the sector.‎
Keywords: FDI, AFTA, employment, panel data

PENDAHULUAN persaingan global. Terdapat empat pilar


yang dapat memperkuat perekonomian
Latar Belakang melalui kerjasama tersebut. Pertama,
menjadikan ASEAN sebagai satu
Akhir tahun 2015 merupakan
entitas pasar sehingga persoalan bea
awal diberlakukannya Masyarakat
cukai, standarisasi tenaga kerja, dan
Ekonomi ASEAN (MEA). MEA
investasi antar negara menjadi lebih
merupakan peluang bagi negara-negara
mudah. Kedua, meningkatkan daya
anggota untuk memperkuat
saing produk yang di jual di dalam
perekonomiannya dalam menghadapi
140 | Edisi Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2

pasar tersebut untuk meningkatkan meningkatkan daya saing ekonomi-


kualitas produk tersebut. Ketiga, kawasan regional dengan menjadikan
menghapus kesenjangan yang ASEAN sebagai basis produksi dunia,
berlebihan antar negara-negara ASEAN menarik lebih banyak investasi asing
agar tercapai kesejahteraan yang langsung (Foreign Direct Investment
merata. Keempat, menjadikan kawasan /FDI) dan meningkatkan perdagangan
ASEAN terintegrasi secara penuh ke antar negara anggota ASEAN (intra-
dalam perekonomian global. ASEAN Trade).
Masyarakat Ekonomi ASEAN Untuk mewujudkan tujuan AFTA
(MEA) merupakan kelanjutan dari tersebut, maka dibuatlah skema
rangkaian kerjasama-kerjasama regional Common Effective Preferential Tariffs
yang dimulai dengan terbentuknya For ASEAN Free Trade Area (CEPT-
ASEAN pada 8 Agustus 1967. Dari sisi AFTA). Skema tersebut dengan
ekonomi, tujuan utama dari kerjasama penurunan tarif hingga menjadi 0-5%,
tersebut mempercepat pertumbuhan penghapusan pembatasan kuantitatif
ekonomi masyarakat bangsa-bangsa dan hambatan-hambatan non tariff
Asia Tenggara, perluasan perdagangan lainnya. Pada tahun 2010 terjadi
dan pengkajian masalah-masalah kesepakatan untuk menghapus bea
komoditas internasional. Selanjutnya, masuk impor barang bagi Brunei
pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Darussalam, Filipina, Indonesia,
ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992 Malaysia, Singapura dan Thailand.
dibentuklah ASEAN Free Trade Area Sedangkan Kamboja, Laos, Myanmar
(AFTA) untuk membentuk kawasan dan Vietnam pembebasan tarif tersebut
bebas perdagangan dalam rangka berlaku pada tahun 2015.

Sumber: Lembaga statistik masing-masing negara ASEAN 5


Gambar 1. FDI stock (dalam juta dolar AS) dan kesempatan kerja sektoral di ASEAN 5
periode 2006-2014

141 | Edisi Desember 2015


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2

Waldkirch (2008) Jude dan Silaghi (2015) dengan


mengungkapkan bahwa permulaan kerja menggunakan teori permintaan tenaga
sama perdagangan bebas kawasan kerja di negara CEECs (Central and
Amerika Utara atau North American Eastern European Coutntries). FDI
Free Trade Agreement (NAFTA) memberikan dampak negatif terhadap
memberikan dampak signifikan atas kesempatan kerja di negara CEECs. Hal
masuknya aliran Foreign Direct ini disebabkan oleh persaingan ketat
Investment ke negara Meksiko. Hal ini antar perusahaan domestik dan
juga terlihat pada Gambar 1 yang perusahaan asing yang masuk melalui
menunjukkan bahwa kerjasama AFTA FDI. Determinan lain seperti PDB
yang berlangsung tahun 2010 memberikan dampak positif terhadap
memberikan kenaikan FDI secara kesempatan kerja, sementara tingkat
signifikan di negara ASEAN 5 upah tidak berpengaruh signifikat
(Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand terhadap kesempatan kerja.
dan Vietnam) di bandingkan periode Sementara Konings (2004), Jude
sebelum berlangsungnya kerjasama dan Silaghi (2015) selain menggunakan
tersebut. FDI terserap pada lima sektor FDI juga memasukkan variabel dummy
ekonomi utama yaitu pertanian, berupa perdagangan bebas. Hasil studi
pertambangan, manufaktur, konstruksi mengungkapkan bahwa kerjasama
dan jasa. perdagangan bebas di suatu kawasan
Banyak perdebatan mengenai tidak memiliki dampak terhadap
dampak yang ditimbulkan dari FDI kesempatan kerja di host country.
terhadap perekonomian (termasuk Berdasarkan uraian di atas
kesempatan kerja) di host country. menimbulkan pertanyaan apakah FDI
Onaran (2007), Aitken dan Harrison sektoral dan determinan permintaan
(1999) mengungkapkan bahwa FDI tenaga kerja seperti PDB dan upah
memiliki dampak negatif terhadap sektoral memberikan dampak terhadap
kesempatan kerja domestik host pertumbuhan kesempatan kerja sektoral
country. Sementara Radosevic (2000) di ASEAN 5. Dan bagaimana kerjasama
menemukan dampak positif yang kerjasama perdagangan bebas AFTA
ditimbulkan FDI terhadap kesempatan memberikan dampak signifikan
kerja di negara yang telah siap terhadap kesempatan kerja sektoral di
melakukan transisi dan kesiapan tenaga ASEAN 5.
kerja domestik yang produktif.
Alfaro (2003) meneliti FDI yang TINJAUAN PUSTAKA
masuk pada sektor primer, manufaktur
Dampak FDI terhadap Kesempatan
dan jasa di negara-negara OECD. FDI
Kerja
yang masuk pada sektor primer seperti
pertanian dan pertambangan Foreign Direct Investment (FDI)
memberikan dampak negatif terhadap sebagai salah satu bentuk investasi atau
perekonomian. Sementara FDI yang akumulasi modal dapat mendorong
masuk pada sektor manufaktur memiliki peningkatan pertumbuhan ekonomi
dampak positif terhadap pertumbuhan yang bermuara pada peningkatan
ekonomi masing-masing negara. permintaan tenaga kerja. Investasi
Namun pada sektor jasa memberikan merupakan pembelanjaan penanaman
dampak yang ambigu terhadap modal seperti perlengkapan-
pertumbuhan ekonomi. perlengkapan produksi untuk

142 | Edisi Desember 2015


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2

meningkatkan kapasitas produksi kapital baru yang jumlahnya tidak


barang dan jasa. sedikit. Biasanya perusahaan-
Kenaikan investasi akan perusahaan seperti ini merupakan
berdampak pada peningkatan output perusahaan lokal di negara-negara
jika nilai investasi lebih dari nilai berkembang.
depresiasinya. Kenaikan output akan Pada sektor yang sifatnya padat
meningkatkan beberapa input produksi modal, perusahaan tersebut telah
salah satunya adalah permintaan tenaga menerapkan teknologi yang canggih.
kerja. Dalam hal ini maka permintaan Perusahaan yang berskala internasional
tenaga kerja yang merupakan derived biasanya berasal dari negara-negara
demand dari output dipengaruhi maju. Perusahaan tersebut telah lama
investasi secara tidak langsung. melakukan inovasi-inovasi dalam
Menurut Smith (2003) FDI dapat pengembangan teknologi produksi,
mempengaruhi tingkat efisiensi dalam sehingga berjalannya waktu sanggup
produksi yang menyebabkan hubungan untuk menambah kapital dalam jumlah
antara kesempatan kerja bisa memiliki yang besar untuk menerapkan teknologi
dua arah yaitu positif dan negatif. Jika yang lebih efisien. Dampaknya terjadi
FDI yang masuk pada sektor-sektor pengurangan penggunaan tenaga kerja
ekonomi yang padat karya maka akan seperti dalam teori ekspansi output
berdampak positif terhadap kesempatan dalam jangka panjang. Investasi asing
kerja. Sementara jika FDI masuk pada langsung (perusahaan multinasional)
sektor-sektor padat modal maka yang masuk ke host country membawa
berdampak negatif terhadap kesempatan teknologi canggih untuk memproduksi
kerja. output. Sehingga keberadaannya tidak
terlalu berdampak signifikan pada
Dampak PDB terhadap Kesempatan penciptaan lapangan kerja baru, bahkan
Kerja Sektoral akan menjadi ancaman bagi keberadaan
perusahaan domestik.
Pertumbuhan ekonomi mengacu
pada peningkatan (output) barang dan Dampak Upah Terhadap
jasa yang diproduksi oleh sistem Kesempatan Kerja Sektoral
perekonomian sepanjang waktu. Hal
tersebut menyebabkan meningkatnya Permintaan tenaga kerja
permintaan faktor produksi seperti merupakan hubungan antara tingkat
tenaga kerja. upah dan jumlah pekerja yang
Namun, peningkatan output tidak dipekerjakan perusahaan pada jangka
selamanya dapat meningkatkan waktu tertentu. Dalam Binger dan
lapangan kerja baru. Ada perbedaan Hoffman (1988), teori permintaan
komposisi antara sektor padat modal tenaga kerja merupakan pengembangan
dan padat karya. Pada perusahaan yang dari permintaan satu input variabel
padat karya yang masih bersifat jangka pendek. Permintaan akan input
tradisional dan belum mengalami berasal dari permintaan output.
perubahan teknologi produksinya, Sementara penawaran tenaga kerja
memungkinkan menyerap lebih banyak sebagai fungsi dari tingkat upah
tenaga kerja untuk meningkatkan output merupakan turunan dari utilitas.
produksinya. Ini dikarenakan untuk Jika dalam perekonomian terjadi
menggunakan teknologi yang lebih peningkatan penawaran tenaga kerja
canggih agar lebih efisien, dibutuhkan maka akan terjadi penurunan tingkat
143 | Edisi Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2

upah, maka jumlah permintaan tenaga asing untuk mengembangkan pasarnya


kerja akan meningkat. Di negara- di kawasan Asia Tenggara. Besarnya
negara dengan angkatan kerja atau potensi pasar di kawasan tersebut
dengan tingkat pengangguran yang dimanfaatkan perusahaan multinasional
tinggi akan menyebabkan penurunan dengan mendirikan industri baru
tingkat upah. Hal ini menjadi maupun membuat anak perusahaan di
keuntungan bagi perusahaan dengan negara tujuan.
menambah jumlah tenaga kerja untuk Ada dua tujuan perusahaan
meningkatkan produksi output. Dalam multinasional masuk ke negara tujuan
hal ini menunjukkan bahwa tingkat investasi. Pertama, ingin menjadikan
upah sektoral merupakan determinan negara tujuan tersebut sebagai basis
bagi kesempatan kerja sektoral di suatu produksi bagi pasar global. Dikarenakan
negara. dekatnya dengan bahan mentah maupun
bahan baku, serta rendahnya tingkat
Dampak AFTA terhadap upah dibandingkan negara asal investor.
Kesempatan Kerja Sektoral Kedua, ingin melebarkan pasar ke
negara tujuan yang memiliki potensi
ASEAN Free Trade Agreement besar untuk berkembang. Dengan tujuan
merupakan kerjasama perdagangan tersebut memiliki dua dampak yang
antar negara-negara ASEAN guna berbeda-beda terhadap kesempatan
meningkatkan daya saing ekonomi- kerja.
kawasan regional. Berdasarkan teori
Heckscher-Ohlin perdagangan terjadi Penelitian Terdahulu
karena adanya perbedaan limpahan
sumber daya antara negara. Kerjasama Banyak penelitian mengenai
tersebut meningkatkan volume dampak globalisasi terhadap
perdagangan sektoral yang berdampak kesempatan kerja yang fokus pada
pada meningkatnya kesempatan kerja perdagangan internasional. Kemudian
sektoral. Selain itu kerjasama berkembang dengan memasukkan peran
perdagangan juga merupakan strategi FDI sebagai pendorong perubahan
negara-negata berkembang dalam struktur tenaga kerja di host country.
menghadapi globalisasi ekonomi. Sudah menjadi pendapat umum bahwa
Rama dalam Jenkins (2006) FDI bisa memberikan keuntungan bagi
menyebutkan bahwa terdapat dua alur host country. Selain investasi dalam
dampak globalisasi terhadap bentuk keuangan, FDI dapat
kesempatan kerja. Salah satu yang memberikan sumber daya lainnya
paling penting dengan meningkatkan berupa teknologi, transfer pengetahuan
perdagangan, Foreign Direct Investment ke perusahaan lokal, sehingga dapat
(FDI) dan transfer teknologi. Saat ini mendongkrak perekonomian negara
banyak terbentuk blok-blok tersebut.
perdagangan sebagai respon dari Jenkins (2006) mengungkapkan
globalisasi. Salah satunya di Asia penelitiannya bahwa meskipun cepatnya
Tenggara dengan ASEAN Free Trade pertumbuhan FDI di Vietnam selama
Agreement (AFTA). 1990-an dan porsi yang signifikan dari
Kerjasama tersebut diharapkan afiliasi asing terhadap output industri
dapat meningkatkan perdagangan antar dan ekspor pada awal abad 21. Namun,
negara-negara ASEAN serta dampak langsung terhadap tenaga kerja
memungkinkan masuknya investor sangat terbatas. Sebagian besar tenaga
144 | Edisi Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2

kerja terus bertahan pada sektor baik dibandingkan domestik, namun


pertanian, jasa, perdagangan grosir dan dalam jangka panjang investasi tersebut
eceran serta jasa transportasi. Sementara memberikan dampak positif terhadap
sektor tersebut termasuk yang minim kesempatan kerja. Sementara dalam
dimasuki FDI. Bahkan ekspansi terbaru periode transisi ekonomi tersebut
dari perusahaan asing pada sektor pertumbuhan output di 20 negara
industri manufaktur tidak memiliki CEECs memberikan dampak positif
dampak besar terhadap kesempatan yang signifikan terhadap kesempatan
kerja. FDI pada sektor tersebut melalui kerja, sedangkan tingkat upah tidak
greenfield investment hanya memiliki pengaruh nyata terhadap
menciptakan lapangan kerja seperempat kesempatan kerja di CEECs.
juta dari kebutuhan serapan tenaga kerja Penelitian Hunya dan Geishecker
1,3 juta sampai 1,4 juta jiwa tiap (2005) menyatakan bahwa FDI yang
tahunnya. Selain itu banyak anak masuk ke host country dengan
perusahaan asing yang masuk keuntungan efisiensi melakukan
didominasi oleh industri padat modal, fragmentasi produksi di beberapa
dan hanya 29% yang bersifat padat lokasi. Ketika investor asing
karya. menggantikan pemasok domestik
Jude dan Silaghi (2015) yang dengan mengimpor input produksi,
melakukan penelitian di Central and maka terjadi pengurangan kesempatan
Eastern European Countries (CEECs) kerja di sektor hulu karena keberadaan
dengan menggunakan determinan importir. Mencinger (2003)
kesempatan kerja berupa pertumbuhan mengungkapkan bahwa pada periode
output (PDB), tingkat upah dan FDI sembilan puluhan di negara-negara
stock dengan menggunakan dua model tersebut, perusahaan multinasional
estimasi fixed effect dan GMM berkontribusi terhadap impor
estimation. Hasilnya menunjukkan dibandingkan ekspor, dan hasil
bahwa pada model fixed effect, FDI penelitian menunjukkan bahwa
tidak memiliki pengaruh signifikan keduanya saling menggantikan.
terhadap kesempatan kerja, sementara Sehingga secara keseluruhan dapat
pada model GMM memiliki pengaruh disimpulkan bahwa keterlibatan asing
negatif terhadap kesempatan kerja. dalam perdagangan internasional tidak
Sementara untuk FDI tahun sebelumnya menyebabkan dampak yang signifikan
memberikan dampak positif terhadap terhadap kesempatan kerja.
kesempatan kerja di dua model tersebut. Faktor domestik seperti tingkat
Namun dengan menambahkan variabel upah dan output serta faktor
dummy transisi ekonomi dan krisis ke internasional berupa ekspor, impor dan
dalam model, FDI memberikan dampak FDI menjadi determinan permintaan
negatif terhadap kesempatan kerja untuk tenaga kerja dalam penelitian yang
kedua model. dilakukan Onaran (2007) di CEECs.
Transisi ekonomi dari negara Hasil penelitian menunjukkan bahwa
post-communist ke negara terbuka integrasi ekonomi yang terjadi di Eropa
memberikan dampak positif terhadap melalui FDI dan perdagangan
kesempatan kerja. Dampak negatif yang internasional memberikan dampak
ditimbulkan oleh FDI dalam jangka negatif terhadap kesempatan kerja.
pendek menunjukkan bahwa investasi Bahkan proses transisi ekonomi menuju
yang masuk merupakan padat modal integrasi dengan perekonomian Eropa
dan memiliki tingkat produktivitas lebih berdampak pada meningkatnya
145 | Edisi Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2

pengurangan tenaga kerja. Sementara diterbitkan juga oleh lembaga statistik


faktor domestik seperti pertumbuhan masing-masing negara ASEAN 5.
output menjadi pendorong utama dalam Sementara PDB riil (dolar AS) masing-
meningkatkan kesempatan kerja masing negara per sektor diperoleh dari
dibandingkan FDI. Sementara tingkat United Nations Conference on Trade
upah tidak memiliki pengaruh and Development Investment
signifikan terhadap kesempatan kerja. (UNCTAD). Tingkat upah untuk negara
Jenkins (2006) mengungkapkan ASEAN 5 diterbitkan oleh LABORSTA
bahwa FDI tidak berpengaruh nyata internet statistics di bawah naungan
terhadap kesempatan kerja di Vietnam. Internasional Labor Organization, serta
Sementara pertumbuhan output lembaga statistik di masing-masing
memberikan dampak positif yang nyata negara.
terhadap kesempatan kerja di Vietnam
pada saat transisi menuju perekonomian Persamaan Model
terbuka. Sementara tingkat upah Model yang digunakan pada
memiliki dampak negatif terhadap penelitian ini merupakan modifikasi
kesempatan kerja di Vietnam. Sehingga dari penelitian-peneltian sebelumnya
kenaikan tingkat upah merupakan seperti Cristina Jude et al. (2015),
kebijakan kurang tepat bagi Greenway et al. (1999), serta Jenkins
ketenagakerjaan di Vietnam. (2006). Estimasi persamaan pengaruh
FDI, pertumbuhan ekonomi, upah dan
METODE PENELITIAN
AFTA terhadap kesempatan kerja pada
Jenis dan Sumber Data masing-masing sektor ekonomi di
Data yang digunakan adalah negara-negara ASEAN 5 adalah sebagai
data panel, yang merupakan kombinasi berikut:
data cross section dan data runtun
waktu. Data panel dalam bentuk cross
section merupakan negara-negara
ASEAN 5 (Filipina, Indonesia, dimana L adalah kesempatan
Malaysia, Thailand, dan Vietnam). kerja dalam satuan jiwa, FDI adalah
Sedangkan data runtun waktu adalah investasi asing langsung riil dalam
data tahunan untuk periode 2006-2014. satuan dolar AS, Y adalah PDB riil
Sumber data diperoleh dari dalam satuan dolar AS, W adalah
pengumpulan data yang dilakukan tingkat upah riil dalam satuan dolar AS,
dengan studi pustaka, berupa dokumen dan DAFTA merupakan variabel
atau arsip yang di dapat dari dummy dimana sebelum
UNCTADStat, ILOStat, World Bank, berlangsungnya AFTA=0 dan setelah
lembaga statistik masing-masing AFTA=1. Untuk merupakan
negara, situs internet, jurnal dan buku- koefisien yang diestimasi (k=1,2,3,4),
buku terkait. sebagi intersep persamaan regresi, serta
Data kesempatan kerja per sebagai error term. Sementara i
sektor ekonomi berasal lembaga mewakili cross section ASEAN 5 dan t
statistik masing-masing negara yang periode waktu pengamatan. Untuk
diterbitkan setiap tahunnya. Foreign mempermudah hasil analisis maka
Direct Investment (FDI) yang seluruh data diubah ke dalam logaritma
digunakan merupakan FDI stock (dolar natural (Ln) kecuali variabel dummy
AS) per sektor ekonomi yang AFTA.

146 | Edisi Desember 2015


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2

Model Data Panel menggunakan nilai intersep dan


kemiringan yang sama. Hipotesis yang
Studi ini bertujuan untuk
digunakan adalah H0: model mengikuti
mengetahui dampak FDI terhadap
common effect dan H1: model mengikuti
kesempatan kerja dengan ruang lingkup
fixed effect. Sedangkan untuk memilih
negara-negara ASEAN 5. Untuk
antara pendekatan fixed effect dan
menjawab permasalahan tersebut, maka
random effect digunakan uji Hausman.
studi ini menggunakan ekonometrika
Hipotesis yang digunakan adalah H0:
data panel. Data panel merupakan data
model mengikuti random effect dan H1:
yang diperoleh dari data cross section
model mengikuti fixed effect.
yang diobservasi berulang pada unit
yang sama pada waktu yang berbeda.
Data panel memiliki sifat yang robust HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap tipe pelanggaran asumsi Gaus Hasil Uji Chow dan Hausman
Markov yaitu heterokedastisitas dan
normalitas. Untuk pemilihan model terbaik
Dalam ekonometrika data panel, melalui Uji Chow dan Uji Hausman
ada tiga model pendekatan dalam dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil Uji
estimasi yaitu common effect, fixed Chow berfungsi untuk membandingkan
effect dan random effect. Untuk model mana yang terbaik antara model
memilih antara pendekatan common PLS dan model fixed effect. Setelah itu
effect dan fixed effect digunakan uji dilanjutkan dengan uji Haustman Test
Chow. Uji tersebut dilakukan dengan untuk membandingkan model mana
melakukan uji statistik F. Di mana yang terbaik antara model fixed effect
hipotesis nol (H0) dilakukan dengan dan model random effect.
Tabel 1. Hasil Uji Chow dan Uji Hausman
Fixed effect Random Effect
Sektor
F Stat. d.f. Prob. Chi-sq. Stat. Df Prob.
Pertanian 5516,87 (4,36) 0,0000 4813,85 4 0,0000
Manufaktur 1727,16 (4,36) 0,0000 4564,12 4 0,0000
Pertambangan 141,38 (4,36) 0,0000 269,92 4 0,0000
Konstruksi 34,12 (4,36) 0,0000 71,95 4 0,0000
Jasa 399,79 (4,36) 0,0000 1328,31 4 0,0000
Sumber: Eviews 6, data diolah

Nilai statistik uji F pada masing- kelima sektor menggunakan model


masing sektor (pertanian, manufaktur, fixed effect.
pertambangan, konstruksi dan jasa)
menunjukkan nilai signifikansi p-value Hasil Estimasi Pengaruh FDI dan
lebih kecil dari 5%, sehingga model Kesempatan Kerja di ASEAN 5
fixed effect pada kelima sektor
Hasil estimasi dampak FDI dan
merupakan model terbaik dibandingkan AFTA terhadap kesempatan kerja
dengan PLS.
di ‎ASEAN 5 dapat dilihat pada Tabel 2.
Melalui Uji Hausman, nilai p-
Terdapat lima persamaan regresi yang
value pada uji chi-square pada sektor
terbagi menjadi sektor pertanian,
pertanian, pertambangan, manufaktur,
manufaktur, pertambangan, konstruksi
konstruksi dan jasa lebih kecil dari 5%.
dan jasa. Dengan masing-masing
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
147 | Edisi Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2

koefisen variabel eksogen dengan nilai sesuai dengan hipotesis yang


signifikansi alfa (α) 1%, 5% dan 10%. menunjukkan bahwa FDI sektor jasa
Pengujian kesesuaian model berdampak positif dengan kesempatan
dapat dilakukan dengan menggunakan kerja sektor jasa. Hal ini sesuai dengan
nilai F-statistik, t-statistik dan R2. hasil penelitian Jenkins (2006) yang
Nilai F-statistik (Tabel 2) pada sektor menyatakan bahwa FDI sektor jasa
pertanian, manufaktur, pertambangan, memiliki dampak positif terhadap
konstruksi dan jasa signifikan pada taraf kesempatan kerja sektor tersebut. Hasil
nyata 1% menunjukkan bahwa masing- estimasi tersebut sesuai dengan
masing variabel secara bersama-sama hipotesis bahwa FDI berpengaruh
berpengaruh nyata terhadap variabel tak positif terhadap kesempatan kerja
bebas. Nilai t-statistik masing-masing sektoral. Sedangkan FDI pada empat
variabel bebas menunjukkan nilai sektor lainnya seperti pertanian,
probabilitas yang signifikan sehingga manufaktur, pertambangan dan
model penduga sudah layak untuk konstruksi tidak memiliki pengaruh
menduga parameter yang ada di dalam nyata terhadap kesempatan kerja sektor
fungsi. tersebut. Hasil estimasi pada empat
Tabel 2 Hasil estimasi model Pengaruh sektor tersebut tidak sesuai dengan
FDI terhadap kesempatan kerja hipotesis namun sesuai dengan hasil
di lima sektor ekonomi negara- penelitian Jude dan Silaghi (2015) yang
negara ASEAN-5 menyatakan bahwa FDI tidak
Pertanian Manufaktur berpengaruh Konstruksi
Pertambangan signifikan terhadap
Jasa
Variabel Coefficient Coefficient kesempatan
Coefficient kerja yang diindikasikan
Coefficient Coefficient
LnFDI -0,0001*** 0,0029*** bahwa FDI yang
-0,0082*** masuk ke
0,0028*** masing-
0,0167***
LnPDB -0,1312*** 0,4129*** masing
-0,3064*** sektor tersebut
0,6169*** lebih bersifat
0,5556***
LnW 0,1093*** -0,0065*** padat modal. Seperti
0,1465*** yang diungkapkan
-0,0908*** -0,0041***
DAFTA 0,0047*** 0,0229*** Smith (2003) dimungkinkan
0,3826*** 0,0102*** FDI yang
0,0037***
R2 0,9987 0,9986 ‎0,9941 ke empat
masuk 0,9963sektor 0,9983
(pertanian,
Prob(F- 0,0000 ‎0,0000 ‎0,0000‎
pertambangan, 0,0000 0,0000 dan
manufaktur
statistic) konstruksi) tersebut bersifat padat
Ket : signifikan pada *** (1%), ** modal sehingga tidak berdampak
(5%), * (10%) signifikan terhadap kesempatan kerja.
Produk domestik bruto (PDB)
Nilai R2 yang diperoleh dari memiliki pengaruh nyata terhadap
kelima penduga model masing-masing kesempatan kerja untuk kelima sektor
terlihat pada Tabel 2. Hal ini ekonomi pada tingkat signifikansi yang
menunjukkan bahwa kesempatan kerja sama sebesar 1%. PDB sektor
pada sektor pertanian, manufaktur, manufaktur, konstruksi dan jasa
pertambangan, konstruksi dan jasa memiliki pengaruh positif terhadap
dapat dijelaskan oleh variabel bebas kesempatan kerja. Hasil tersebut sesuai
masing-masing sebesar 99,87%, dengan hipotesis dan hasil penelitian
99,86%, 99,41%, 99,63% dan 99,83%. Jenkins (2006) yang menyatakan bahwa
Sedangkan sisanya dapat dijelaskan PDB sektoral berpengaruh positif
oleh variabel di luar model. terhadap kesempatan kerja sektoral. Hal
Foreign Direct Investment (FDI) sebaliknya terjadi pada sektor pertanian
sektor jasa memiliki dampak positif dan pertambangan dimana PDB sektor
terhadap kesempatan kerja sektor jasa tersebut memiliki pengaruh negatif
pada pada taraf nyata 1%. Hasil tersebut terhadap kesempatan kerja. Hal ini tidak
148 | Edisi Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2

sesuai dengan hipotesis dan penelitian kesempatan kerja di masing-msaing


Jenkins (2006) yang menyatakan bahwa sektor.
PDB sektoral berpengaruh positif
terhadap kesempatan kerja sektoral. SIMPULAN DAN SARAN
Diindikasikan bahwa sektor pertanian
Simpulan
dan pertambangan mengalami efisiensi
produksi dan mengalami peningkatan Berdasarkan hasil penelitian
produktivitas dengan menyerap yang diperoleh dari regresi data panel
teknologi yang lebih maju (Smith, mengenai dampak Foreign Direct
2003). Investment dan AFTA terhadap
Sementara tingkat upah sektor kesempatan kerja sektoral dapat ditarik
pertanian dan pertambangan kesimpulan bahwa Foreign Direct
berpengaruh positif terhadap Investment hanya memiliki dampak
kesempatan kerja di masing-masing positif terhadap kesempatan kerja di
sektor tersebut pada taraf nyata 1%. sektor jasa. Namun tidak memiliki
Hasil estimasi tersebut tidak sesuai dampak yang signifikan pada sektor
dengan hipotesis dan penelitian Jenkins pertanian, pertambangan, manufaktur
(2006) yang menyatakan bahwa tingkat dan konstruksi. Peningkatan
upah sektoral memiliki dampak negatif kesempatan kerja sektor manufaktur
terhadap kesempatan kerja sektoral. konstruksi dan jasa dipengaruhi secara
Dapat disimpulkan bahwa masih nyata oleh variabel PDB. Sedangkan
memungkinkan untuk meningkatkan PDB sektor pertanian dan
tingkat upah di kedua sektor tersebut pertambangan memberikan dampak
untuk meningkatkan kesempatan kerja. negatif terhadap kesempatan kerja
Sementara pada tiga sektor lainnya sektor tersebut. Tingkat upah memiliki
(manufaktur, konstruksi dan jasa) pengaruh positif terhadap kesempatan
berpengaruh negatif terhadap kerja di sektor pertanian dan
kesempatan kerja, namun tidak pertambangan namun memiliki dampak
memiliki pengaruh yang signifikan. negatif yang sangat minim terhadap
Pada ketiga sektor tersebut tidak kesempatan kerja di sektor manufaktur,
memungkinkan lagi untuk konstruksi dan jasa. Kerjasama AFTA
meningkatkan tingkat upah karena akan yang diberlakukan tahun 2010
berdampak pada menurunnya memberikan perbedaan signifikan pada
kesempatan kerja meskipun perkembangan kesempatan kerja di
pengaruhnya sangat minim. sektor manufaktur dan pertambangan.
Variabel dummy AFTA Dan kerjasama ini tidak memberikan
memiliki pengaruh positif terhadap perbedaan signifikan pada
kesempatan kerja pada sektor jasa pada perkembangan kesempatan kerja di
taraf nyata 1%. Pengaruh signifikan sektor pertanian, konstruksi dan jasa.
tersebut sesuai dengan hipotesis dan
hasil penelitian Jude dan Silaghi (2015) Saran
yang menyatakan bahwa kerjasama 1. Pemerintah selaku regulator dapat
perdagangan (AFTA) berdampak positif mengefektifkan besarnya gelombang
terhadap kesempatan kerja sektoral. Foreign Direct Investment di
Sementara pada sektor pertanian, kawasan Asia Tenggara untuk
manufaktur, konstruksi dan jasa tidak meningkatkan kesempatan kerja
berpengaruh signifikan terhadap sektoral. Sektor jasa bisa dijadikan
prioritas untuk dioptimalkan untuk
149 | Edisi Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2

mengembangkan kesempatan kerja. Agreement (AFTA) dengan tujuan


Karena FDI pada sektor tersebut meningkatkan volume perdagangan
memiliki dampak positif dan antar negara ASEAN dan
signifikan terhadap kesempatan meningkatnya aliran masuk FDI
kerja. Sektor manufaktur dan diberlakukan pada tahun 2010.
konstruksi dapat dijadikan alternatif Kerjasama tersebut memiliki peran
pengembangan kesempatan kerja positif pada berkembangnya sektor
namun dampak yang diberikan di manufaktur dan pertambangan
kedua sektor tersebut sangat minim. sehingga memiliki pengaruh
Untuk itu diperlukan aliran FDI terhadap perkembangan kesempatan
masuk yang lebih besar lagi untuk kerja sektoral di ASEAN 5.
mengembangkan kesempatan kerja
di dua sektor tersebut. Sementara DAFTAR PUSTAKA
sektor pertambangan dan pertanian
bukan menjadi pilihan tepat untuk Aitken BJ, Harrison AE. (1999). Do
meningkatkan kesempatan kerja di Domestic Firms Benefit from
ASEAN 5. Direct Foreign Investment?
2. Produk domestik bruto (PDB) pada Evidence from Venezuela.
sektor manufaktur, konstruksi dan American Economic Review,
jasa memiliki pengaruh positif American, Economic Association,
terhadap kesempatan kerja di Vol. 89(3): 605-618.
masing-masing sektor tersebut. Hal Alfaro L. 2003. Foreign Direct
ini menjadi pilihan tepat bagi Investment and Growth: Does the
pemerintah untuk mengembangkan Sector Matter? Harvard Business
dan mengoptimalkan peran PDB di School.
ketiga sektor tersebut untuk Binger BR, Hofman E. 1988.
meningkatkan kesempatan kerja Microeconomics with Calculus.
sektoral di ASEAN 5. Sedangkan Arizona; Harper Collins
PDB pada sektor pertanian dan Publishers.
pertambangan tidak menjadi pilihan [ASEANSTAT] Association of
tepat bagi pemerintah untuk Southeast Asian Nations
meningkatkan kesempatan kerja Statistics. 2016. Foreign Direct
sektoral di ASEAN 5. Investment. Jakarta (ID).
3. Kebijakan untuk meningkatkan http://www.asean.org. [16
tingkat upah di sektor pertanian dan Desember 2015]
pertambangan masih memungkinkan [BPS] Badan Pusat Statistik. 2016.
dilakukan karena kenaikan tingkat Tabel Dinamis. Jakarta (ID).
upah pada kedua sektor tersebut http://bps.go.id/. [10 Januari
berdampak positif terhadap 2016]
kesempatan kerja. Sementara untuk [BOT] Bank of Thailand. 2016. Key
sektor manufaktur, konstruksi dan Economic Indicators. Bangkok
jasa tidak memungkinkan lagi untuk (TH). https://www.bot.or.th. [25
meningkatkan tingkat upah karena Maret 2016]
dampak negatif yang ditimbulkan [BSP] Bangko Sentral NG Pilipinas.
terhadap kesempatan kerja sektoral 2016. Economic and Financial
di ASEAN 5. Statistics. Quezon City (PH).
4. Kerjasama liberalisasi perdagangan
melalui ASEAN Free Trade
150 | Edisi Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2

http://www.bsp.gov.ph. [7 http://laborsta.ilo.org. [24 Oktober


Februari 2016] 2015]
[GSO] General Statistics Office of [MYSIDC] Malaysia Department of
Vietnam. 2016. Statistical Data. Statistics. 2016. Malaysia
Ha Noi (VN). Informative Data Centre.
https://www.gso.gov.vn. [11 April Putrajaya (MY).
2016] http://mysidc.statistics.gov. [7
Greenaway D., Hine R., Wright P. Februari 2016]
1999. An empirical assessment of Mencinger J. 2002. Does foreign direct
the impact of trade on investment always enhance
employment in the United economic growth? Kyclos 56
Kingdom. European Journal of no.4.
Political Economy. Vol. 15: 485- Onaran O. 2007. Jobless Growth in the
500. Central and East European
Holland D, Benacek V, Gronicki M. Countries: A Country-Specific
2000. The Determinants and Panel Data Analysis of the
Impact of Foreign Direct Manufacturing Industry.
Investment in Central and Eastern Department of Economics
Europe. Journal of United Working Paper Series.(103).
Nations. Vol.9: 163-212. [PSA] Philippine Statistics Authority.
Hunya G, Geishecker I. 2005. CountrySTAT Philippines.
Employment Effects of Foreign Quezon City (PH).
Direct Investment in Central and http://psa.gov.ph/. [ 7 Februari
Eastern Europe. WIIW Research 2016]
Report Vienna. Radosevic S, Urmas V, Tomas M.
[ILOSTAT] ILO Database of Labor 2003. Foreign direct investment
Statistics. 2016. Statistics and and its effects on employment in
Database Browse by Central Europe. Transnational
Country.Geneva (CH). Corporations. 12(1).
http://www.ilo.org. [24 Oktorber Rama M. 2003. Globalization and
2015] Workers in Developing Countries.
Jenkins R. (2006).”Globalization, FDI World Bank Policy Research
and employment in Vietnam”. Working Paper. 2958.
Transnational Corporations. Vol. (Washington, DC. World Bank)
15(1): 115-142. [TAS] The ASEAN Secretariat. 2014.
Jude C, Silaghi MP. 2015. Employment ASEAN Investment Report.
effects of foreign direct Public Outreach and Civil Society
investment. New evidence from Division.
Central and Eastern European Smith S. 2003. Labor Economics
Countries. International 2ndEdition. London. Routledge
Economics CEPII Journal. Publishing.
Konings J. 2004. The Employment [TNS] Thailand National Statistics
Effect of Foreign Direct Office. 2016. Table Compiled by
Investment. EIB Papers. Vol. NSO. Bangkok (TH).
9(1): 87-108. http://web.nso.go.th. [25 Maret
[LABORSTA] LABORSTA Internet. 2016]
Statistics by Topic. Geneva (CH). [UNCTAD] United Nations Conference
on Trade and Development.
151 | Edisi Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2

Economic Trends. Geneva (CH). Waldkirch A. 2008. The Effect of


http://unctad.org. [23 Oktober Foreign Direct Investment in
2015] Mexico since NAFTA. Muenchen
[UNCTAD] United Nations Conference (DE). Munich Personal RePEc
on Trade and Development. Archive Paper. (7975).
Investments. Geneva (CH). [WB] World Bank. 2016. World
http://unctad.org. [23 Oktober Development Indicator. Washington
2015] DC (US). http://data.worldbank.org. [23
Oktober 2015]

152 | Edisi Desember 2015

You might also like