This study analyzes the impact of foreign direct investment (FDI) and the ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) on sectoral employment in ASEAN 5 countries (Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand, and Vietnam) from 2006 to 2014. The analysis focuses on five main sectors: agriculture, mining, manufacturing, construction, and services. Using a fixed effects model with panel data, the study finds that FDI has a positive impact on employment in the services sector, while GDP has a positive impact on manufacturing, construction, and services. Wages have a positive impact on agriculture and mining employment. AFTA, which was implemented in 2010, had a positive impact on manufacturing and mining employment. The results
This study analyzes the impact of foreign direct investment (FDI) and the ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) on sectoral employment in ASEAN 5 countries (Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand, and Vietnam) from 2006 to 2014. The analysis focuses on five main sectors: agriculture, mining, manufacturing, construction, and services. Using a fixed effects model with panel data, the study finds that FDI has a positive impact on employment in the services sector, while GDP has a positive impact on manufacturing, construction, and services. Wages have a positive impact on agriculture and mining employment. AFTA, which was implemented in 2010, had a positive impact on manufacturing and mining employment. The results
This study analyzes the impact of foreign direct investment (FDI) and the ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) on sectoral employment in ASEAN 5 countries (Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand, and Vietnam) from 2006 to 2014. The analysis focuses on five main sectors: agriculture, mining, manufacturing, construction, and services. Using a fixed effects model with panel data, the study finds that FDI has a positive impact on employment in the services sector, while GDP has a positive impact on manufacturing, construction, and services. Wages have a positive impact on agriculture and mining employment. AFTA, which was implemented in 2010, had a positive impact on manufacturing and mining employment. The results
TERHADAP KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI ASEAN 5 Ilhamdi1, Rina Oktaviani2, Yeti Lis Purnamadewi2 1 Mahasiswa Magister Program Studi Ilmu Ekonomi, FEM IPB 2 Staf Pengajar FEM IPB
Artikel diterima Juni 2015
Artikel disetujui untuk dipublikasikan Desember 2015
ABSTRACT
This study aims to analyze the impact of Foreign Direct Investment
(FDI) and ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) on sectoral employment in ASEAN 5. The analysis focused on five main sectors, namely agriculture, mining, manufacturing, construction and service sectors. This paper uses panel data approach with Fixed Effect Model. Variable used include employment as an edogenous variable, while GDP, wages and AFTA as exogenous variables. Cross section data that are used in this study consist of ASEAN 5 countries, namely Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand and Vietnam with periods of observation as much as 9 years, from 2006 until 2014.The result of this paper that FDI, GDP, wages and AFTA have different impacts in each sector. FDI has positive impact on employment in service sector. GDP has positive impact on employment in manufacturing, construction and service sectors. While GDP in the agricultural and mining sectors has negative impact on employment. The wage has a positive impact on employment in the mining and agricultural sectors. ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) that took place in 2010 has a positive impact on employment in the manufacturing and mining sectors.Foreign Direct Investment is one factor to overcome employment issues in ASEAN 5, especially in service sector. While GDP becomes an important variable in enhancing ASEAN 5 employment in the manufacturing, construction and services. Increasing wages can be applied on agriculture and mining as it has a positive impact on employment. AFTA that has taken place is proper policy for the ASEAN 5 to encourage economic growth in the mining and manufacturing sectors that have an impact on increasing demand of labor in the sector. Keywords: FDI, AFTA, employment, panel data
PENDAHULUAN persaingan global. Terdapat empat pilar
yang dapat memperkuat perekonomian Latar Belakang melalui kerjasama tersebut. Pertama, menjadikan ASEAN sebagai satu Akhir tahun 2015 merupakan entitas pasar sehingga persoalan bea awal diberlakukannya Masyarakat cukai, standarisasi tenaga kerja, dan Ekonomi ASEAN (MEA). MEA investasi antar negara menjadi lebih merupakan peluang bagi negara-negara mudah. Kedua, meningkatkan daya anggota untuk memperkuat saing produk yang di jual di dalam perekonomiannya dalam menghadapi 140 | Edisi Desember 2015 Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2
pasar tersebut untuk meningkatkan meningkatkan daya saing ekonomi-
kualitas produk tersebut. Ketiga, kawasan regional dengan menjadikan menghapus kesenjangan yang ASEAN sebagai basis produksi dunia, berlebihan antar negara-negara ASEAN menarik lebih banyak investasi asing agar tercapai kesejahteraan yang langsung (Foreign Direct Investment merata. Keempat, menjadikan kawasan /FDI) dan meningkatkan perdagangan ASEAN terintegrasi secara penuh ke antar negara anggota ASEAN (intra- dalam perekonomian global. ASEAN Trade). Masyarakat Ekonomi ASEAN Untuk mewujudkan tujuan AFTA (MEA) merupakan kelanjutan dari tersebut, maka dibuatlah skema rangkaian kerjasama-kerjasama regional Common Effective Preferential Tariffs yang dimulai dengan terbentuknya For ASEAN Free Trade Area (CEPT- ASEAN pada 8 Agustus 1967. Dari sisi AFTA). Skema tersebut dengan ekonomi, tujuan utama dari kerjasama penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, tersebut mempercepat pertumbuhan penghapusan pembatasan kuantitatif ekonomi masyarakat bangsa-bangsa dan hambatan-hambatan non tariff Asia Tenggara, perluasan perdagangan lainnya. Pada tahun 2010 terjadi dan pengkajian masalah-masalah kesepakatan untuk menghapus bea komoditas internasional. Selanjutnya, masuk impor barang bagi Brunei pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Darussalam, Filipina, Indonesia, ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992 Malaysia, Singapura dan Thailand. dibentuklah ASEAN Free Trade Area Sedangkan Kamboja, Laos, Myanmar (AFTA) untuk membentuk kawasan dan Vietnam pembebasan tarif tersebut bebas perdagangan dalam rangka berlaku pada tahun 2015.
Sumber: Lembaga statistik masing-masing negara ASEAN 5
Gambar 1. FDI stock (dalam juta dolar AS) dan kesempatan kerja sektoral di ASEAN 5 periode 2006-2014
141 | Edisi Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2
Waldkirch (2008) Jude dan Silaghi (2015) dengan
mengungkapkan bahwa permulaan kerja menggunakan teori permintaan tenaga sama perdagangan bebas kawasan kerja di negara CEECs (Central and Amerika Utara atau North American Eastern European Coutntries). FDI Free Trade Agreement (NAFTA) memberikan dampak negatif terhadap memberikan dampak signifikan atas kesempatan kerja di negara CEECs. Hal masuknya aliran Foreign Direct ini disebabkan oleh persaingan ketat Investment ke negara Meksiko. Hal ini antar perusahaan domestik dan juga terlihat pada Gambar 1 yang perusahaan asing yang masuk melalui menunjukkan bahwa kerjasama AFTA FDI. Determinan lain seperti PDB yang berlangsung tahun 2010 memberikan dampak positif terhadap memberikan kenaikan FDI secara kesempatan kerja, sementara tingkat signifikan di negara ASEAN 5 upah tidak berpengaruh signifikat (Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand terhadap kesempatan kerja. dan Vietnam) di bandingkan periode Sementara Konings (2004), Jude sebelum berlangsungnya kerjasama dan Silaghi (2015) selain menggunakan tersebut. FDI terserap pada lima sektor FDI juga memasukkan variabel dummy ekonomi utama yaitu pertanian, berupa perdagangan bebas. Hasil studi pertambangan, manufaktur, konstruksi mengungkapkan bahwa kerjasama dan jasa. perdagangan bebas di suatu kawasan Banyak perdebatan mengenai tidak memiliki dampak terhadap dampak yang ditimbulkan dari FDI kesempatan kerja di host country. terhadap perekonomian (termasuk Berdasarkan uraian di atas kesempatan kerja) di host country. menimbulkan pertanyaan apakah FDI Onaran (2007), Aitken dan Harrison sektoral dan determinan permintaan (1999) mengungkapkan bahwa FDI tenaga kerja seperti PDB dan upah memiliki dampak negatif terhadap sektoral memberikan dampak terhadap kesempatan kerja domestik host pertumbuhan kesempatan kerja sektoral country. Sementara Radosevic (2000) di ASEAN 5. Dan bagaimana kerjasama menemukan dampak positif yang kerjasama perdagangan bebas AFTA ditimbulkan FDI terhadap kesempatan memberikan dampak signifikan kerja di negara yang telah siap terhadap kesempatan kerja sektoral di melakukan transisi dan kesiapan tenaga ASEAN 5. kerja domestik yang produktif. Alfaro (2003) meneliti FDI yang TINJAUAN PUSTAKA masuk pada sektor primer, manufaktur Dampak FDI terhadap Kesempatan dan jasa di negara-negara OECD. FDI Kerja yang masuk pada sektor primer seperti pertanian dan pertambangan Foreign Direct Investment (FDI) memberikan dampak negatif terhadap sebagai salah satu bentuk investasi atau perekonomian. Sementara FDI yang akumulasi modal dapat mendorong masuk pada sektor manufaktur memiliki peningkatan pertumbuhan ekonomi dampak positif terhadap pertumbuhan yang bermuara pada peningkatan ekonomi masing-masing negara. permintaan tenaga kerja. Investasi Namun pada sektor jasa memberikan merupakan pembelanjaan penanaman dampak yang ambigu terhadap modal seperti perlengkapan- pertumbuhan ekonomi. perlengkapan produksi untuk
142 | Edisi Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2
meningkatkan kapasitas produksi kapital baru yang jumlahnya tidak
barang dan jasa. sedikit. Biasanya perusahaan- Kenaikan investasi akan perusahaan seperti ini merupakan berdampak pada peningkatan output perusahaan lokal di negara-negara jika nilai investasi lebih dari nilai berkembang. depresiasinya. Kenaikan output akan Pada sektor yang sifatnya padat meningkatkan beberapa input produksi modal, perusahaan tersebut telah salah satunya adalah permintaan tenaga menerapkan teknologi yang canggih. kerja. Dalam hal ini maka permintaan Perusahaan yang berskala internasional tenaga kerja yang merupakan derived biasanya berasal dari negara-negara demand dari output dipengaruhi maju. Perusahaan tersebut telah lama investasi secara tidak langsung. melakukan inovasi-inovasi dalam Menurut Smith (2003) FDI dapat pengembangan teknologi produksi, mempengaruhi tingkat efisiensi dalam sehingga berjalannya waktu sanggup produksi yang menyebabkan hubungan untuk menambah kapital dalam jumlah antara kesempatan kerja bisa memiliki yang besar untuk menerapkan teknologi dua arah yaitu positif dan negatif. Jika yang lebih efisien. Dampaknya terjadi FDI yang masuk pada sektor-sektor pengurangan penggunaan tenaga kerja ekonomi yang padat karya maka akan seperti dalam teori ekspansi output berdampak positif terhadap kesempatan dalam jangka panjang. Investasi asing kerja. Sementara jika FDI masuk pada langsung (perusahaan multinasional) sektor-sektor padat modal maka yang masuk ke host country membawa berdampak negatif terhadap kesempatan teknologi canggih untuk memproduksi kerja. output. Sehingga keberadaannya tidak terlalu berdampak signifikan pada Dampak PDB terhadap Kesempatan penciptaan lapangan kerja baru, bahkan Kerja Sektoral akan menjadi ancaman bagi keberadaan perusahaan domestik. Pertumbuhan ekonomi mengacu pada peningkatan (output) barang dan Dampak Upah Terhadap jasa yang diproduksi oleh sistem Kesempatan Kerja Sektoral perekonomian sepanjang waktu. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya Permintaan tenaga kerja permintaan faktor produksi seperti merupakan hubungan antara tingkat tenaga kerja. upah dan jumlah pekerja yang Namun, peningkatan output tidak dipekerjakan perusahaan pada jangka selamanya dapat meningkatkan waktu tertentu. Dalam Binger dan lapangan kerja baru. Ada perbedaan Hoffman (1988), teori permintaan komposisi antara sektor padat modal tenaga kerja merupakan pengembangan dan padat karya. Pada perusahaan yang dari permintaan satu input variabel padat karya yang masih bersifat jangka pendek. Permintaan akan input tradisional dan belum mengalami berasal dari permintaan output. perubahan teknologi produksinya, Sementara penawaran tenaga kerja memungkinkan menyerap lebih banyak sebagai fungsi dari tingkat upah tenaga kerja untuk meningkatkan output merupakan turunan dari utilitas. produksinya. Ini dikarenakan untuk Jika dalam perekonomian terjadi menggunakan teknologi yang lebih peningkatan penawaran tenaga kerja canggih agar lebih efisien, dibutuhkan maka akan terjadi penurunan tingkat 143 | Edisi Desember 2015 Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2
upah, maka jumlah permintaan tenaga asing untuk mengembangkan pasarnya
kerja akan meningkat. Di negara- di kawasan Asia Tenggara. Besarnya negara dengan angkatan kerja atau potensi pasar di kawasan tersebut dengan tingkat pengangguran yang dimanfaatkan perusahaan multinasional tinggi akan menyebabkan penurunan dengan mendirikan industri baru tingkat upah. Hal ini menjadi maupun membuat anak perusahaan di keuntungan bagi perusahaan dengan negara tujuan. menambah jumlah tenaga kerja untuk Ada dua tujuan perusahaan meningkatkan produksi output. Dalam multinasional masuk ke negara tujuan hal ini menunjukkan bahwa tingkat investasi. Pertama, ingin menjadikan upah sektoral merupakan determinan negara tujuan tersebut sebagai basis bagi kesempatan kerja sektoral di suatu produksi bagi pasar global. Dikarenakan negara. dekatnya dengan bahan mentah maupun bahan baku, serta rendahnya tingkat Dampak AFTA terhadap upah dibandingkan negara asal investor. Kesempatan Kerja Sektoral Kedua, ingin melebarkan pasar ke negara tujuan yang memiliki potensi ASEAN Free Trade Agreement besar untuk berkembang. Dengan tujuan merupakan kerjasama perdagangan tersebut memiliki dua dampak yang antar negara-negara ASEAN guna berbeda-beda terhadap kesempatan meningkatkan daya saing ekonomi- kerja. kawasan regional. Berdasarkan teori Heckscher-Ohlin perdagangan terjadi Penelitian Terdahulu karena adanya perbedaan limpahan sumber daya antara negara. Kerjasama Banyak penelitian mengenai tersebut meningkatkan volume dampak globalisasi terhadap perdagangan sektoral yang berdampak kesempatan kerja yang fokus pada pada meningkatnya kesempatan kerja perdagangan internasional. Kemudian sektoral. Selain itu kerjasama berkembang dengan memasukkan peran perdagangan juga merupakan strategi FDI sebagai pendorong perubahan negara-negata berkembang dalam struktur tenaga kerja di host country. menghadapi globalisasi ekonomi. Sudah menjadi pendapat umum bahwa Rama dalam Jenkins (2006) FDI bisa memberikan keuntungan bagi menyebutkan bahwa terdapat dua alur host country. Selain investasi dalam dampak globalisasi terhadap bentuk keuangan, FDI dapat kesempatan kerja. Salah satu yang memberikan sumber daya lainnya paling penting dengan meningkatkan berupa teknologi, transfer pengetahuan perdagangan, Foreign Direct Investment ke perusahaan lokal, sehingga dapat (FDI) dan transfer teknologi. Saat ini mendongkrak perekonomian negara banyak terbentuk blok-blok tersebut. perdagangan sebagai respon dari Jenkins (2006) mengungkapkan globalisasi. Salah satunya di Asia penelitiannya bahwa meskipun cepatnya Tenggara dengan ASEAN Free Trade pertumbuhan FDI di Vietnam selama Agreement (AFTA). 1990-an dan porsi yang signifikan dari Kerjasama tersebut diharapkan afiliasi asing terhadap output industri dapat meningkatkan perdagangan antar dan ekspor pada awal abad 21. Namun, negara-negara ASEAN serta dampak langsung terhadap tenaga kerja memungkinkan masuknya investor sangat terbatas. Sebagian besar tenaga 144 | Edisi Desember 2015 Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2
kerja terus bertahan pada sektor baik dibandingkan domestik, namun
pertanian, jasa, perdagangan grosir dan dalam jangka panjang investasi tersebut eceran serta jasa transportasi. Sementara memberikan dampak positif terhadap sektor tersebut termasuk yang minim kesempatan kerja. Sementara dalam dimasuki FDI. Bahkan ekspansi terbaru periode transisi ekonomi tersebut dari perusahaan asing pada sektor pertumbuhan output di 20 negara industri manufaktur tidak memiliki CEECs memberikan dampak positif dampak besar terhadap kesempatan yang signifikan terhadap kesempatan kerja. FDI pada sektor tersebut melalui kerja, sedangkan tingkat upah tidak greenfield investment hanya memiliki pengaruh nyata terhadap menciptakan lapangan kerja seperempat kesempatan kerja di CEECs. juta dari kebutuhan serapan tenaga kerja Penelitian Hunya dan Geishecker 1,3 juta sampai 1,4 juta jiwa tiap (2005) menyatakan bahwa FDI yang tahunnya. Selain itu banyak anak masuk ke host country dengan perusahaan asing yang masuk keuntungan efisiensi melakukan didominasi oleh industri padat modal, fragmentasi produksi di beberapa dan hanya 29% yang bersifat padat lokasi. Ketika investor asing karya. menggantikan pemasok domestik Jude dan Silaghi (2015) yang dengan mengimpor input produksi, melakukan penelitian di Central and maka terjadi pengurangan kesempatan Eastern European Countries (CEECs) kerja di sektor hulu karena keberadaan dengan menggunakan determinan importir. Mencinger (2003) kesempatan kerja berupa pertumbuhan mengungkapkan bahwa pada periode output (PDB), tingkat upah dan FDI sembilan puluhan di negara-negara stock dengan menggunakan dua model tersebut, perusahaan multinasional estimasi fixed effect dan GMM berkontribusi terhadap impor estimation. Hasilnya menunjukkan dibandingkan ekspor, dan hasil bahwa pada model fixed effect, FDI penelitian menunjukkan bahwa tidak memiliki pengaruh signifikan keduanya saling menggantikan. terhadap kesempatan kerja, sementara Sehingga secara keseluruhan dapat pada model GMM memiliki pengaruh disimpulkan bahwa keterlibatan asing negatif terhadap kesempatan kerja. dalam perdagangan internasional tidak Sementara untuk FDI tahun sebelumnya menyebabkan dampak yang signifikan memberikan dampak positif terhadap terhadap kesempatan kerja. kesempatan kerja di dua model tersebut. Faktor domestik seperti tingkat Namun dengan menambahkan variabel upah dan output serta faktor dummy transisi ekonomi dan krisis ke internasional berupa ekspor, impor dan dalam model, FDI memberikan dampak FDI menjadi determinan permintaan negatif terhadap kesempatan kerja untuk tenaga kerja dalam penelitian yang kedua model. dilakukan Onaran (2007) di CEECs. Transisi ekonomi dari negara Hasil penelitian menunjukkan bahwa post-communist ke negara terbuka integrasi ekonomi yang terjadi di Eropa memberikan dampak positif terhadap melalui FDI dan perdagangan kesempatan kerja. Dampak negatif yang internasional memberikan dampak ditimbulkan oleh FDI dalam jangka negatif terhadap kesempatan kerja. pendek menunjukkan bahwa investasi Bahkan proses transisi ekonomi menuju yang masuk merupakan padat modal integrasi dengan perekonomian Eropa dan memiliki tingkat produktivitas lebih berdampak pada meningkatnya 145 | Edisi Desember 2015 Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2
pengurangan tenaga kerja. Sementara diterbitkan juga oleh lembaga statistik
faktor domestik seperti pertumbuhan masing-masing negara ASEAN 5. output menjadi pendorong utama dalam Sementara PDB riil (dolar AS) masing- meningkatkan kesempatan kerja masing negara per sektor diperoleh dari dibandingkan FDI. Sementara tingkat United Nations Conference on Trade upah tidak memiliki pengaruh and Development Investment signifikan terhadap kesempatan kerja. (UNCTAD). Tingkat upah untuk negara Jenkins (2006) mengungkapkan ASEAN 5 diterbitkan oleh LABORSTA bahwa FDI tidak berpengaruh nyata internet statistics di bawah naungan terhadap kesempatan kerja di Vietnam. Internasional Labor Organization, serta Sementara pertumbuhan output lembaga statistik di masing-masing memberikan dampak positif yang nyata negara. terhadap kesempatan kerja di Vietnam pada saat transisi menuju perekonomian Persamaan Model terbuka. Sementara tingkat upah Model yang digunakan pada memiliki dampak negatif terhadap penelitian ini merupakan modifikasi kesempatan kerja di Vietnam. Sehingga dari penelitian-peneltian sebelumnya kenaikan tingkat upah merupakan seperti Cristina Jude et al. (2015), kebijakan kurang tepat bagi Greenway et al. (1999), serta Jenkins ketenagakerjaan di Vietnam. (2006). Estimasi persamaan pengaruh FDI, pertumbuhan ekonomi, upah dan METODE PENELITIAN AFTA terhadap kesempatan kerja pada Jenis dan Sumber Data masing-masing sektor ekonomi di Data yang digunakan adalah negara-negara ASEAN 5 adalah sebagai data panel, yang merupakan kombinasi berikut: data cross section dan data runtun waktu. Data panel dalam bentuk cross section merupakan negara-negara ASEAN 5 (Filipina, Indonesia, dimana L adalah kesempatan Malaysia, Thailand, dan Vietnam). kerja dalam satuan jiwa, FDI adalah Sedangkan data runtun waktu adalah investasi asing langsung riil dalam data tahunan untuk periode 2006-2014. satuan dolar AS, Y adalah PDB riil Sumber data diperoleh dari dalam satuan dolar AS, W adalah pengumpulan data yang dilakukan tingkat upah riil dalam satuan dolar AS, dengan studi pustaka, berupa dokumen dan DAFTA merupakan variabel atau arsip yang di dapat dari dummy dimana sebelum UNCTADStat, ILOStat, World Bank, berlangsungnya AFTA=0 dan setelah lembaga statistik masing-masing AFTA=1. Untuk merupakan negara, situs internet, jurnal dan buku- koefisien yang diestimasi (k=1,2,3,4), buku terkait. sebagi intersep persamaan regresi, serta Data kesempatan kerja per sebagai error term. Sementara i sektor ekonomi berasal lembaga mewakili cross section ASEAN 5 dan t statistik masing-masing negara yang periode waktu pengamatan. Untuk diterbitkan setiap tahunnya. Foreign mempermudah hasil analisis maka Direct Investment (FDI) yang seluruh data diubah ke dalam logaritma digunakan merupakan FDI stock (dolar natural (Ln) kecuali variabel dummy AS) per sektor ekonomi yang AFTA.
146 | Edisi Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2
Model Data Panel menggunakan nilai intersep dan
kemiringan yang sama. Hipotesis yang Studi ini bertujuan untuk digunakan adalah H0: model mengikuti mengetahui dampak FDI terhadap common effect dan H1: model mengikuti kesempatan kerja dengan ruang lingkup fixed effect. Sedangkan untuk memilih negara-negara ASEAN 5. Untuk antara pendekatan fixed effect dan menjawab permasalahan tersebut, maka random effect digunakan uji Hausman. studi ini menggunakan ekonometrika Hipotesis yang digunakan adalah H0: data panel. Data panel merupakan data model mengikuti random effect dan H1: yang diperoleh dari data cross section model mengikuti fixed effect. yang diobservasi berulang pada unit yang sama pada waktu yang berbeda. Data panel memiliki sifat yang robust HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap tipe pelanggaran asumsi Gaus Hasil Uji Chow dan Hausman Markov yaitu heterokedastisitas dan normalitas. Untuk pemilihan model terbaik Dalam ekonometrika data panel, melalui Uji Chow dan Uji Hausman ada tiga model pendekatan dalam dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil Uji estimasi yaitu common effect, fixed Chow berfungsi untuk membandingkan effect dan random effect. Untuk model mana yang terbaik antara model memilih antara pendekatan common PLS dan model fixed effect. Setelah itu effect dan fixed effect digunakan uji dilanjutkan dengan uji Haustman Test Chow. Uji tersebut dilakukan dengan untuk membandingkan model mana melakukan uji statistik F. Di mana yang terbaik antara model fixed effect hipotesis nol (H0) dilakukan dengan dan model random effect. Tabel 1. Hasil Uji Chow dan Uji Hausman Fixed effect Random Effect Sektor F Stat. d.f. Prob. Chi-sq. Stat. Df Prob. Pertanian 5516,87 (4,36) 0,0000 4813,85 4 0,0000 Manufaktur 1727,16 (4,36) 0,0000 4564,12 4 0,0000 Pertambangan 141,38 (4,36) 0,0000 269,92 4 0,0000 Konstruksi 34,12 (4,36) 0,0000 71,95 4 0,0000 Jasa 399,79 (4,36) 0,0000 1328,31 4 0,0000 Sumber: Eviews 6, data diolah
Nilai statistik uji F pada masing- kelima sektor menggunakan model
masing sektor (pertanian, manufaktur, fixed effect. pertambangan, konstruksi dan jasa) menunjukkan nilai signifikansi p-value Hasil Estimasi Pengaruh FDI dan lebih kecil dari 5%, sehingga model Kesempatan Kerja di ASEAN 5 fixed effect pada kelima sektor Hasil estimasi dampak FDI dan merupakan model terbaik dibandingkan AFTA terhadap kesempatan kerja dengan PLS. di ASEAN 5 dapat dilihat pada Tabel 2. Melalui Uji Hausman, nilai p- Terdapat lima persamaan regresi yang value pada uji chi-square pada sektor terbagi menjadi sektor pertanian, pertanian, pertambangan, manufaktur, manufaktur, pertambangan, konstruksi konstruksi dan jasa lebih kecil dari 5%. dan jasa. Dengan masing-masing Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa 147 | Edisi Desember 2015 Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2
koefisen variabel eksogen dengan nilai sesuai dengan hipotesis yang
signifikansi alfa (α) 1%, 5% dan 10%. menunjukkan bahwa FDI sektor jasa Pengujian kesesuaian model berdampak positif dengan kesempatan dapat dilakukan dengan menggunakan kerja sektor jasa. Hal ini sesuai dengan nilai F-statistik, t-statistik dan R2. hasil penelitian Jenkins (2006) yang Nilai F-statistik (Tabel 2) pada sektor menyatakan bahwa FDI sektor jasa pertanian, manufaktur, pertambangan, memiliki dampak positif terhadap konstruksi dan jasa signifikan pada taraf kesempatan kerja sektor tersebut. Hasil nyata 1% menunjukkan bahwa masing- estimasi tersebut sesuai dengan masing variabel secara bersama-sama hipotesis bahwa FDI berpengaruh berpengaruh nyata terhadap variabel tak positif terhadap kesempatan kerja bebas. Nilai t-statistik masing-masing sektoral. Sedangkan FDI pada empat variabel bebas menunjukkan nilai sektor lainnya seperti pertanian, probabilitas yang signifikan sehingga manufaktur, pertambangan dan model penduga sudah layak untuk konstruksi tidak memiliki pengaruh menduga parameter yang ada di dalam nyata terhadap kesempatan kerja sektor fungsi. tersebut. Hasil estimasi pada empat Tabel 2 Hasil estimasi model Pengaruh sektor tersebut tidak sesuai dengan FDI terhadap kesempatan kerja hipotesis namun sesuai dengan hasil di lima sektor ekonomi negara- penelitian Jude dan Silaghi (2015) yang negara ASEAN-5 menyatakan bahwa FDI tidak Pertanian Manufaktur berpengaruh Konstruksi Pertambangan signifikan terhadap Jasa Variabel Coefficient Coefficient kesempatan Coefficient kerja yang diindikasikan Coefficient Coefficient LnFDI -0,0001*** 0,0029*** bahwa FDI yang -0,0082*** masuk ke 0,0028*** masing- 0,0167*** LnPDB -0,1312*** 0,4129*** masing -0,3064*** sektor tersebut 0,6169*** lebih bersifat 0,5556*** LnW 0,1093*** -0,0065*** padat modal. Seperti 0,1465*** yang diungkapkan -0,0908*** -0,0041*** DAFTA 0,0047*** 0,0229*** Smith (2003) dimungkinkan 0,3826*** 0,0102*** FDI yang 0,0037*** R2 0,9987 0,9986 0,9941 ke empat masuk 0,9963sektor 0,9983 (pertanian, Prob(F- 0,0000 0,0000 0,0000 pertambangan, 0,0000 0,0000 dan manufaktur statistic) konstruksi) tersebut bersifat padat Ket : signifikan pada *** (1%), ** modal sehingga tidak berdampak (5%), * (10%) signifikan terhadap kesempatan kerja. Produk domestik bruto (PDB) Nilai R2 yang diperoleh dari memiliki pengaruh nyata terhadap kelima penduga model masing-masing kesempatan kerja untuk kelima sektor terlihat pada Tabel 2. Hal ini ekonomi pada tingkat signifikansi yang menunjukkan bahwa kesempatan kerja sama sebesar 1%. PDB sektor pada sektor pertanian, manufaktur, manufaktur, konstruksi dan jasa pertambangan, konstruksi dan jasa memiliki pengaruh positif terhadap dapat dijelaskan oleh variabel bebas kesempatan kerja. Hasil tersebut sesuai masing-masing sebesar 99,87%, dengan hipotesis dan hasil penelitian 99,86%, 99,41%, 99,63% dan 99,83%. Jenkins (2006) yang menyatakan bahwa Sedangkan sisanya dapat dijelaskan PDB sektoral berpengaruh positif oleh variabel di luar model. terhadap kesempatan kerja sektoral. Hal Foreign Direct Investment (FDI) sebaliknya terjadi pada sektor pertanian sektor jasa memiliki dampak positif dan pertambangan dimana PDB sektor terhadap kesempatan kerja sektor jasa tersebut memiliki pengaruh negatif pada pada taraf nyata 1%. Hasil tersebut terhadap kesempatan kerja. Hal ini tidak 148 | Edisi Desember 2015 Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2
sesuai dengan hipotesis dan penelitian kesempatan kerja di masing-msaing
Jenkins (2006) yang menyatakan bahwa sektor. PDB sektoral berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja sektoral. SIMPULAN DAN SARAN Diindikasikan bahwa sektor pertanian Simpulan dan pertambangan mengalami efisiensi produksi dan mengalami peningkatan Berdasarkan hasil penelitian produktivitas dengan menyerap yang diperoleh dari regresi data panel teknologi yang lebih maju (Smith, mengenai dampak Foreign Direct 2003). Investment dan AFTA terhadap Sementara tingkat upah sektor kesempatan kerja sektoral dapat ditarik pertanian dan pertambangan kesimpulan bahwa Foreign Direct berpengaruh positif terhadap Investment hanya memiliki dampak kesempatan kerja di masing-masing positif terhadap kesempatan kerja di sektor tersebut pada taraf nyata 1%. sektor jasa. Namun tidak memiliki Hasil estimasi tersebut tidak sesuai dampak yang signifikan pada sektor dengan hipotesis dan penelitian Jenkins pertanian, pertambangan, manufaktur (2006) yang menyatakan bahwa tingkat dan konstruksi. Peningkatan upah sektoral memiliki dampak negatif kesempatan kerja sektor manufaktur terhadap kesempatan kerja sektoral. konstruksi dan jasa dipengaruhi secara Dapat disimpulkan bahwa masih nyata oleh variabel PDB. Sedangkan memungkinkan untuk meningkatkan PDB sektor pertanian dan tingkat upah di kedua sektor tersebut pertambangan memberikan dampak untuk meningkatkan kesempatan kerja. negatif terhadap kesempatan kerja Sementara pada tiga sektor lainnya sektor tersebut. Tingkat upah memiliki (manufaktur, konstruksi dan jasa) pengaruh positif terhadap kesempatan berpengaruh negatif terhadap kerja di sektor pertanian dan kesempatan kerja, namun tidak pertambangan namun memiliki dampak memiliki pengaruh yang signifikan. negatif yang sangat minim terhadap Pada ketiga sektor tersebut tidak kesempatan kerja di sektor manufaktur, memungkinkan lagi untuk konstruksi dan jasa. Kerjasama AFTA meningkatkan tingkat upah karena akan yang diberlakukan tahun 2010 berdampak pada menurunnya memberikan perbedaan signifikan pada kesempatan kerja meskipun perkembangan kesempatan kerja di pengaruhnya sangat minim. sektor manufaktur dan pertambangan. Variabel dummy AFTA Dan kerjasama ini tidak memberikan memiliki pengaruh positif terhadap perbedaan signifikan pada kesempatan kerja pada sektor jasa pada perkembangan kesempatan kerja di taraf nyata 1%. Pengaruh signifikan sektor pertanian, konstruksi dan jasa. tersebut sesuai dengan hipotesis dan hasil penelitian Jude dan Silaghi (2015) Saran yang menyatakan bahwa kerjasama 1. Pemerintah selaku regulator dapat perdagangan (AFTA) berdampak positif mengefektifkan besarnya gelombang terhadap kesempatan kerja sektoral. Foreign Direct Investment di Sementara pada sektor pertanian, kawasan Asia Tenggara untuk manufaktur, konstruksi dan jasa tidak meningkatkan kesempatan kerja berpengaruh signifikan terhadap sektoral. Sektor jasa bisa dijadikan prioritas untuk dioptimalkan untuk 149 | Edisi Desember 2015 Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2
mengembangkan kesempatan kerja. Agreement (AFTA) dengan tujuan
Karena FDI pada sektor tersebut meningkatkan volume perdagangan memiliki dampak positif dan antar negara ASEAN dan signifikan terhadap kesempatan meningkatnya aliran masuk FDI kerja. Sektor manufaktur dan diberlakukan pada tahun 2010. konstruksi dapat dijadikan alternatif Kerjasama tersebut memiliki peran pengembangan kesempatan kerja positif pada berkembangnya sektor namun dampak yang diberikan di manufaktur dan pertambangan kedua sektor tersebut sangat minim. sehingga memiliki pengaruh Untuk itu diperlukan aliran FDI terhadap perkembangan kesempatan masuk yang lebih besar lagi untuk kerja sektoral di ASEAN 5. mengembangkan kesempatan kerja di dua sektor tersebut. Sementara DAFTAR PUSTAKA sektor pertambangan dan pertanian bukan menjadi pilihan tepat untuk Aitken BJ, Harrison AE. (1999). Do meningkatkan kesempatan kerja di Domestic Firms Benefit from ASEAN 5. Direct Foreign Investment? 2. Produk domestik bruto (PDB) pada Evidence from Venezuela. sektor manufaktur, konstruksi dan American Economic Review, jasa memiliki pengaruh positif American, Economic Association, terhadap kesempatan kerja di Vol. 89(3): 605-618. masing-masing sektor tersebut. Hal Alfaro L. 2003. Foreign Direct ini menjadi pilihan tepat bagi Investment and Growth: Does the pemerintah untuk mengembangkan Sector Matter? Harvard Business dan mengoptimalkan peran PDB di School. ketiga sektor tersebut untuk Binger BR, Hofman E. 1988. meningkatkan kesempatan kerja Microeconomics with Calculus. sektoral di ASEAN 5. Sedangkan Arizona; Harper Collins PDB pada sektor pertanian dan Publishers. pertambangan tidak menjadi pilihan [ASEANSTAT] Association of tepat bagi pemerintah untuk Southeast Asian Nations meningkatkan kesempatan kerja Statistics. 2016. Foreign Direct sektoral di ASEAN 5. Investment. Jakarta (ID). 3. Kebijakan untuk meningkatkan http://www.asean.org. [16 tingkat upah di sektor pertanian dan Desember 2015] pertambangan masih memungkinkan [BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. dilakukan karena kenaikan tingkat Tabel Dinamis. Jakarta (ID). upah pada kedua sektor tersebut http://bps.go.id/. [10 Januari berdampak positif terhadap 2016] kesempatan kerja. Sementara untuk [BOT] Bank of Thailand. 2016. Key sektor manufaktur, konstruksi dan Economic Indicators. Bangkok jasa tidak memungkinkan lagi untuk (TH). https://www.bot.or.th. [25 meningkatkan tingkat upah karena Maret 2016] dampak negatif yang ditimbulkan [BSP] Bangko Sentral NG Pilipinas. terhadap kesempatan kerja sektoral 2016. Economic and Financial di ASEAN 5. Statistics. Quezon City (PH). 4. Kerjasama liberalisasi perdagangan melalui ASEAN Free Trade 150 | Edisi Desember 2015 Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2
http://www.bsp.gov.ph. [7 http://laborsta.ilo.org. [24 Oktober
Februari 2016] 2015] [GSO] General Statistics Office of [MYSIDC] Malaysia Department of Vietnam. 2016. Statistical Data. Statistics. 2016. Malaysia Ha Noi (VN). Informative Data Centre. https://www.gso.gov.vn. [11 April Putrajaya (MY). 2016] http://mysidc.statistics.gov. [7 Greenaway D., Hine R., Wright P. Februari 2016] 1999. An empirical assessment of Mencinger J. 2002. Does foreign direct the impact of trade on investment always enhance employment in the United economic growth? Kyclos 56 Kingdom. European Journal of no.4. Political Economy. Vol. 15: 485- Onaran O. 2007. Jobless Growth in the 500. Central and East European Holland D, Benacek V, Gronicki M. Countries: A Country-Specific 2000. The Determinants and Panel Data Analysis of the Impact of Foreign Direct Manufacturing Industry. Investment in Central and Eastern Department of Economics Europe. Journal of United Working Paper Series.(103). Nations. Vol.9: 163-212. [PSA] Philippine Statistics Authority. Hunya G, Geishecker I. 2005. CountrySTAT Philippines. Employment Effects of Foreign Quezon City (PH). Direct Investment in Central and http://psa.gov.ph/. [ 7 Februari Eastern Europe. WIIW Research 2016] Report Vienna. Radosevic S, Urmas V, Tomas M. [ILOSTAT] ILO Database of Labor 2003. Foreign direct investment Statistics. 2016. Statistics and and its effects on employment in Database Browse by Central Europe. Transnational Country.Geneva (CH). Corporations. 12(1). http://www.ilo.org. [24 Oktorber Rama M. 2003. Globalization and 2015] Workers in Developing Countries. Jenkins R. (2006).”Globalization, FDI World Bank Policy Research and employment in Vietnam”. Working Paper. 2958. Transnational Corporations. Vol. (Washington, DC. World Bank) 15(1): 115-142. [TAS] The ASEAN Secretariat. 2014. Jude C, Silaghi MP. 2015. Employment ASEAN Investment Report. effects of foreign direct Public Outreach and Civil Society investment. New evidence from Division. Central and Eastern European Smith S. 2003. Labor Economics Countries. International 2ndEdition. London. Routledge Economics CEPII Journal. Publishing. Konings J. 2004. The Employment [TNS] Thailand National Statistics Effect of Foreign Direct Office. 2016. Table Compiled by Investment. EIB Papers. Vol. NSO. Bangkok (TH). 9(1): 87-108. http://web.nso.go.th. [25 Maret [LABORSTA] LABORSTA Internet. 2016] Statistics by Topic. Geneva (CH). [UNCTAD] United Nations Conference on Trade and Development. 151 | Edisi Desember 2015 Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm. 140-152 Vol 4 No 2
Economic Trends. Geneva (CH). Waldkirch A. 2008. The Effect of
http://unctad.org. [23 Oktober Foreign Direct Investment in 2015] Mexico since NAFTA. Muenchen [UNCTAD] United Nations Conference (DE). Munich Personal RePEc on Trade and Development. Archive Paper. (7975). Investments. Geneva (CH). [WB] World Bank. 2016. World http://unctad.org. [23 Oktober Development Indicator. Washington 2015] DC (US). http://data.worldbank.org. [23 Oktober 2015]