You are on page 1of 16

Pelayanan Antenatal Care (ANC)

11 May 2010 3 Comments

1. Pengertian Ante Natal Care (ANC)

Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil
sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo. S,
2006 :52).

2. Standart Pelayanan Ante Natal Care (ANC)

Standar 1 : Metode Asuhan

Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah :


Pengumpulan data dan analisa data, penentuan diagnosa perencanaan, evaluasi dan
dokumentasi.

Standar 2 : Pengkajian

Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis


berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.

Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rurnah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis


dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya
anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human
Immuno Deficiency Virus) ; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus
mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan rnerujuknya untuk tindakan
selanjutnya.

Standar 5: Palpasi Abdominal


Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,
bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua


kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknya.

Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi kadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya kunjungan rumah untuk hal ini.

(PPIBI, 1999:26-27)

3. Penatalaksanaan Ante Natal Care (ANC)

Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC),
selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik
umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan
khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal
standar minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:

(Timbang) berat badan

Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-
ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus
kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

(Ukur (tekanan) darah


Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-
tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.

Ukur (tinggi) fundus uteri

Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan


usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah
janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.

Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.

Untuk mencegah tetanus neonatorum.

Tabel 1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Interval
Lama %
Antigen
perlindungan Perlindungan
(selang waktu minimal)
TT 1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/ 99

seumur

Keterangan : apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi
yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum

1. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan


2. (Tes) terhadap penyakit menular seksual

Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung


normal.

1. (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan.

Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-
tanda resiko kehamilan.

(Depkes RI, 2001:23)


Menurut buku Maternal dan Neonatal, (Saifudin Abdul Bari, 2002:67), tujuan Ante Natal
Care (ANC) adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal

4. Kunjungan Ante Natal Care (ANC)

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah
kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke
fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok
bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante
Natal Care (ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil
(Depkes RI, 2001:31)

Kunjungan ibu hamil Kl

Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan.

Kunjungan ulang

Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan
seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu
periode kehamilan berlangsung.

K4

K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan
syarat:

1) Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).


2) Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)

3) Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke 36).

4) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ante Natal Care (ANC)

Pengetahuan

Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan


berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.

Ekonomi

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah keluarga
rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah
yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi
dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan
kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.

Sosial Budaya

Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang
menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.

Geografis

Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang


terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang
sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001:57).

Posted In: Kehamilan, Kesehatan Masyarakat, Konsep |

Tags: Kehamilan, NAC


Konsep Dasar Antenatal Care
1. Pengertian Antenatal Care
Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama
kehamilannya yang sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang sudah ditentukan
(Depkes RI, 2001:3).
Pemeriksaan Antenatal Care adalah pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk
mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Manuaba, 1998:129).
2. Tujuan Antenatal Care
Dalam pelayanan ANC dikemukakan beberapa tujuan antara lain :
1) Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu dan bayi.
3) Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum yaitu pembedahan dan
kebidanan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh
dan berkembang secara normal.
7) Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas
dan aspek keluarga berencana.
Menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal perinatal (Sarwono, 2002:90,
Manuaba, 1998:129).
3. Tenaga dan Lokasi Pelaksanaan Antenatal Care
Untuk melakukan Antenatal Care ibu hamil dapat dibantu oleh tenaga kesehatan seperti:
dokter spesialis ginekologi, dokter, perawat, bidan. Pelayanan Antenatal Care dapat
diakses di Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Rumah sakit maupun di klinik
dokter praktek swasta (Depkes RI, 2001:3).

4. Jadwal Pemeriksaan Antenatal care


Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan antenatal care, maka jadwal pemeriksaan
sebagai berikut
1) Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid atau tidak
menstruasi.
2) Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2
minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia
kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.
3) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil
(Manuaba,1998:129-130)
Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan
paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali
pada trimester kedua dan dua kali trimester tiga (Sarwono, 2002:90).

5. Pelayanan Antenatal care


Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu “14 T”,
meliputi :
1) Timbang berat badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal
pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
2) Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg
perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
3) Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5) Pemberian imunisasi TT (T5)
6) Pemeriksaan Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDRL (T7)
Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat dilakukan
standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (Prawiroharjo, 2002: 88).
Pelayanan / asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional
dan tidak diberikan oleh dukun bayi (Prawiroharjo, 2002:90-91).

RESTI
Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai resiko atau
bahaya yang lebih besar pada kehamilan/persalinannnya dibandingkan dengan ibu hamil
dengan kehamilan/persalinan normal.

Ibu hamil yang termasuk golongan kehamilan dengan resiko tinggi adalah ibu
dengan:

• Riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang baik . (contoh: riwayat
keguguran, perdarahan pasca kelahiran, lahir mati)
• Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm.
• Ibu hamil yang kurus/berat badan kurang.
• Usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
• Sudah memiliki 4 anak atau lebih.
• Jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun.
• Ibu menderita anemia atau kurang darah.
• Perdarahan pada kehamilan ini.
• Tekanan darah yang meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya bengkak pada tungkai.

• Kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal.


• Riwayat penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi,asma dll.

Bagaimana mengatasi kehamilan dengan resiko tinggi secara bijaksana?

Diagnosa Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi JANGANLAH diartikan dengan
makna yang selalu negatif.

Dengan perawatan yang baik, 90-95% ibu hamil yang termasuk kehamilan dengan resiko
tinggi dapat melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang sehat.

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan
sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, dan kenyataannya,
banyak dari faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi.

Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan
kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Juga harus diperhatikan bahwa pada beberapa
kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian.

Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan ANC atau
pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu
hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan
diatasi sedini mungkin. Juga hiduplah dengan cara yang sehat (hindari rokok, alcohol,
dll),serta makan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan anda selama kehamilan.
Beberapa faktor resiko sudah ada sebelum seorang wanita memperoleh kehamilan.

I. Faktor Resiko Fisik


1. Usia
1. Usia <>
2. Resiko terjadi preeklampsia-eklampsia
3. Persalinan preterm
4. Anemia
5. BBLR – Bayi Berat Badan Lahir rendah
6. Distosia
2. Usia > 35 tahun
1. Hipertensi Dalam Kehamilan
2. Diabetes Gestasional
3. Kelainan kromosom
4. Kematian janin
5. Solusio plasenta
6. Plasenta previa
7. Partus lama

 Berat badan :

1. Berat badan kurang


1. BBLR
2. Partus preterm
2. b. Berat badan lebih
1. Bayi besar (makrosomia) dengan segala komplikasinya
2. Kehamilan posmatur
3. Hipertensi Dalam Kehamilan
4. Angka persalinan Sectio Caesar meningkat

 Tinggi Badan :

1. Wanita dengan tinggi badan <>


2. Wanita dengan tinggi badan kurang cenderung untuk melahirkan anak
preterm dan dengan pertumbuhan yang tidak normal

 Abnormalitas Reproduktif : Kelainan uterus atau servik akan meningkatkan


kejadian

1. Persalinan lama
2. Abortus berulang (akibat inkompetensia servik atau uterus duplex)
3. Kelainan letak
II. Faktor Resiko Sosial
1. Wanita hamil yang tidak menikah ( ‘unwanted Pregnancy’ )
2. Sosial ekonomi rendah (kelompok ini sering merupakan perokok berat, penyalah
gunaan obat, nutrisi yang tidak memadai, akses kepepalayan kesehatan yang
rendah)

III. Masalah pada kehamilan sebelumnya :

1. Persalinan preterm
2. BBLR
3. Makrosomia
4. Janin dengan kelainan kongenital
5. Riwayat abortus
6. Persalinan posmatur
7. Inkompatibiltas Rhesus
8. Persalinan operatif pervaginam atau sectio caesar
9. Kematian neonatal

Pasien mungkin memiliki kondisi yang menyebabkan keadaan diatas dapat terulang.
Sebagai contoh pasien DM akan cenderung untuk melahirkan anak makrosomia ( BBL >
4000 gram ) atau pasien yang pernah melahirkan anak dengan kelainan kongenital

IV. Multiparitas :
• Resiko partus presipitatus
• Resiko perdarahan pasca persalinan

V. Kehamilan kembar :
• Resiko tinggi plasenta previa, solusio plasenta
• Resiko tinggi kelainan letak, persalinan preterm

VI. Penyakit sistemik sebelum kehamilan :


• Penyakit jantung, penyakit tiroid, penyakit ginjal dsbnya yang memerlukan
pendekatan multidisipliner
1. Persalinan preterm
2. BBLR
3. Makrosomia
4. Janin dengan kelainan kongenital
5. Riwayat abortus
6. Persalinan posmatur
7. Inkompatibiltas Rhesus
8. Persalinan operatif pervaginam atau sectio caesar
9. Kematian neonatal

Pasien mungkin memiliki kondisi yang menyebabkan keadaan diatas dapat terulang.
Sebagai contoh pasien DM akan cenderung untuk melahirkan anak makrosomia ( BBL >
4000 gram ) atau pasien yang pernah melahirkan anak dengan kelainan kongenital

1. Persalinan preterm
2. BBLR
3. Makrosomia
4. Janin dengan kelainan kongenital
5. Riwayat abortus
6. Persalinan posmatur
7. Inkompatibiltas Rhesus
8. Persalinan operatif pervaginam atau sectio caesar
9. Kematian neonatal

Pasien mungkin memiliki kondisi yang menyebabkan keadaan diatas dapat terulang.
Sebagai contoh pasien DM akan cenderung untuk melahirkan anak makrosomia ( BBL >
4000 gram ) atau pasien yang pernah melahirkan anak dengan kelainan kongenital
1 Pengertian

Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami risiko
atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan, bila
dibandingkan dengan Ibu Hamil yang normal.

2.2 Etiologi

Ibu hamil yang mengalami resiko tinggi adalah sebagai berikut :

- Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.

- Bentuk panggul ibu yang tidak normal.

- Badan Ibu kurus pucat.

- Umur Ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

- Jumlah anak lebih dari 4 orang.

- Jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun.

- Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu.

- Sering terjadi keguguran sebelumnya.

- Kepala pusing hebat.

- Kaki bengkak.
- Perdarahan pada waktu hamil.

- Keluar air ketuban pada waktu hamil.

- Batuk-batuk lama.

2.3 Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat Ibu hamil dengan risiko tinggi

Adapun bahaya yang dapat ditimbulkan akibat Ibu hamil dengan risiko
tinggi adalah sebagai berikut :

- Bayi lahir belum cukup bulan.

- Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).

- Keguguran (abortus).

- Persalinan tidak lancar / macet.

- Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.

- Janin mati dalam kandungan.

- Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.

- Keracunan kehamilan / kejang-kejang.

2.4 Pencegahan
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan
sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, yaitu
dengan cara :

- Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke


Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa
kehamilan.

- Dengan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali.

- Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering


dan lebih intensif.

- Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna

jadi,, seorg wanita harus benar2 siap dan mempersiapkn diri utk situasi
seperti ini,,,

dan apabila ibu udah termasuk dalam faktor resiko ataupun resiko tinggi
maka,, udah wajib bagi ibu utk melahirkan di dokter,,,,

dari KOHORT yg ftma baca d Puskesmas,,

em,, nyaris sama seperti yg ud d sebutin dri point2 sbelumnya,,bahwa,,

ibu hamil yg termasuk dlm faktor resiko yaitu,,


1. Usia ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun,,, ( kan udah byk
penjelasannya,, bahwa masa usia subur bagi kaum hawa ntu > 20 - < 35,
makanya slain ntu termasuk dlm fktor resiko )

2. Tinggi < 150 cm ( nah,,, perlu hati2 nih,, bagi yg tinggi badanya yg
semampai <baca : semeter tak sampai> em,, karna dikhawatirkan,,
bentuk tulang panggulny rada sempit,, nah,, alhasil,, pada saat persalinan
lebih kemungkinan besar utk di caesar )

3. Paritas > 5 ( semakin sering melahirkan,,1 kali melahirkan ja ud beribu2


jumlah syaraf yg putus,, aplagi klo ud lebih dari 5,,??? kudu ati2,,,)

4. Jarak Kehamilan < 2 tahun ( Alloh pun telah menerangkan bahwa jarak
kehamilan yg baik tu adlah 2 tahun,, bukan kurang loh,,, klo g slah ntu
ad d dlam Qs.Al-Baqoroh,, tpi,, msalah ayat berapa ftma lupa,, <afwan>

5. LILA < 23,5 ( LILA = Lingkar Lengan Atas, nah ini yg d ukur adlah
lengan bgian kiri,, krena bagian kiri jrang aktivitasny,, jdi g berotot,,
hehe,, ini dukur utk mengetahui keadaan ibu juga loh,,)

utk Resiko Tinggi,, ad 13 yaitu,,

1. Tensi darah > 140 / 90 mmHg

2. Hemoglobin < 8 gr % ( anemia )

3. Hemoraghia Ante Partum ( HAP )

4. Pre Eklampsia Berat


5. Eklampsia

6. Letak lintang pada kehamilan > 38 minggu

7. Letak Sunsang pada primigravida ( kehamilan pertama )

8. Penyakit Jantung

9. Ketuban Pecah Dini

10. Infeksi Berat

11. Partus Pre term ( Premature = belum cukup Bulan )

12. Gemelli ( Hamil kembar )

13. Riwayat Obstetrik yang jelek ( ex. pernah Operasi SC, Abortus,
Curatase )

BuMil yg mempunyai Resiko Tinggi seperti di atas amat bahaya,,,

penjelelasan lengkap bisa dibaca pada bagian awal,,,

You might also like