You are on page 1of 2

Nama : Fadhil Ibnu Ardiansyah

Nim : 5193530001
Matkul : Gejala Medan Tinggi
Kelas : TE A 19

TUGAS RUTIN 1
1. Apakah perbedaan antara transforrnator uji tegangan tinggi dengan transformator daya?
2. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dua jenis transformator uji tegangan tinggi dengan
dan tanpa bushing!
3. Mengapa pada pembangkitan tegangan tinggi ac pengukuran tegangan nominal selalu
harus dilakukan pada sisi tegangan tinggi dari rangkaian pengujian
4. Gambarkan skema hubungan rangkaian transformator bertingkat dalam pembangkitan
tegangan tinggi ac!
5. Jelaskan prinsip pembangkitan tegangan dengan menggunakan rangkaian resonansi!
Sebutkan keuntungannya dibandingkan dengan transformator uji ac bertingkat

Jawaban
1. Transformator uji tegangan tinggi adalah transformator yang digunakan pada lab
penelitian yang berfungsi untuk pengujian terhadap peralatan tegangan tinggi. Trafo uji
tegangan tinggi merupakan trafo satu fasa. Rating trafo uji disesuaikan dengan benda uji
yang umumnya bersifat kapasitif. Sedangkan transformator daya merupakan
transformator yang terhubung langsung pada sistem transmisi listrik yang digunakan
untuk menurunkan dan menaikkan tegangan. Tranformator daya ada yang satu fasa dan
tiga fasa, namun tansformator daya sekarang kebanyakan menggunakan tiga fasa.

2. Kontruksi pada trafo uji yang memiliki bushing yang berarti mempunyai permukaan
lebih luas dan ini mengakibatkan disipasi panas yang lebih baik, tetapi dengan tambahan
bushing tersebut diperlukan ruang yang lebih tinggi yang secara ekonomis akan lebih
mahal. Pada konstruksi yang lain bushing tidak dipergunakan sehingga membutuhkan
ruangan tidak terlaiu tinggi akan tetapi disipasi panasnya kurang baik karena terisolasi
mantel. Konstruksi tanpa bushing ini umumnya dipcrgunakan untuk rangkaian bertingkat'
Untuk daya yang besar dimungkinkan menggunakan pendingin seperti sirip pendingin.

3. Trafo uji secara umum terbebani dengan benda uji yang secara umum bersifat kapasitif,
pembagi tegangan kapasitif, dan kopling kopling. Bahkan pada keadaan tanpa bebanpun
trafo uji telah terbebani kapasitif oleh kapasitansi belitan. Dalam hubungan dengan
induktansi parasit trafo uji yang cukup besar, hal ini dapat menimbulkan tegangan lebih
kapasitif yang cukup besar Akibat tegangan lebih kapasitif, tegangan sisi sekunder tidak
dapat ditentukan dari tegangan sisi primer. Artinya pengukuran tegangan nominal harus
dilakukan pada sisi sekunder (yang lebih tinggi).

4. Pada rangkaian bertingkat terlihat kegunaan dari belitan transfer yakni sebagai belitan
eksitasi untuk tingkat berikutnya. suplai tegangan rendah dihubungkan dengan belitan
primer " 1" trafo uji I yang menghasilkan tegangan luaran V, seperti dua trafo Iainnya.
Belitan transfer "3" menyuplai primer unit rafo uji II. Belitan sekunder "2" kedua unit
terhubung seri, sehingga menghasilkan tegangan 2V. Proses unit III sama dengan unit IL
Kekurangan dari trafo uji bertingkat adalah pembebanan yang berat pada belitan primer
tingkatan terbawah. Pada Gambar di bawah beban ditandai dengan P yang merupakan
perkalian tegangan dan arus untuk setiap belitan. Untuk trafo uji tiga tingkat, kVA luaran
adalah 3P sehingga setiap belitan "2" membawa arus I = P/V. Jadi hanya belitan primer
trafo III yang terbebani dengan P, tetapi daya ini diambil dari belitan transfer trafo II.
Oleh sebab itu primer tingkat II terbebani 2P. Artinya total daya 3P harus disediakan oleh
primer trafo I, sehingga diperlukan dimensi yang tepat untuk belitan primer dan belitan
transfer.

5. Prinsip kerja dari rangkaian resonansi pada pembangkitan tegangan tinggi adalah dengan
memanfaatkan gelombang tegangan yang diresonansikan dengan gelombang tegangan
yang bentuknya sama sehingga menghasilkan tegangan yang lebih tinggi.

Kelebihan
1. Tegangan output eksitasi trafo sebuah rangkaian resonansi sangat kecil, karena daya
kapasitif benda dikompensasi oleh daya induktif dalam rangkaian resonansi sehingga
daya eksitasi hanya untuk mengkompensasi rugi-rugi tahanan.
2. Bentuk tegangan tidak mengandung harmonisa meskipun tegangan Iuaran trafo
mengandung harmonisa karena rangkaian hanya untuk resonansi pada frekuensi
fundamental.
3. Apabila terjadi kegagalan pada benda uji, rangkaian resonansi akan "putus", sehingga
arus hubung singkat relatif kecil dan kerusakan pada benda uji dapat diminimalisasi.
4. Induktansi variabel dapat direalisasikan dengan reaktor yang inti besinya dapat
digerakkan.

Kekurangan
1. Tegangan awal yang dibutuhkan harus sudah melalui trafo bertingkat agar tegangan yang
akan diresonansi tidak perlu di resonansi berulang.
2. Rangkaian ini harus mempunvai regulator induktansi yang halus tanpa tingkatan agar
mampu memenuhi syarat resonansi untuk berbagai kapasitansi beban.

You might also like