You are on page 1of 104

Bu ku Pa n du a n

Tata Cara Pencegahan dan


Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan Gambut
berbasis Desa

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan


2020
w w w.kemitraan.or.id 1
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 2
Bu k u Pandua n
Tata Cara Pencegahan dan
Pengendalian Kebakaran Hutan
dan Lahan Gambut
berbasis Desa

Penulis:

Joko Waluyo

Yesaya Hardyanto

Dedi Hariri

Hasantoha Adnan

Copyright 2020

w w w.kemitraan.or.id i
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT
Buku Panduan
Tata Cara Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut
Berbasis Desa

Penulis: Joko Waluyo, Yeyasa Hardyanto, Dedi Hariri, Hasantoha Adnan


Cetakan: Pertama, November 2020
ISBN: 978-602-1616-79-6
Diterbitkan oleh

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan


The Partnership for Governance Reform
Jl. Taman Margasatwa No.26C
Ragunan, Jakarta Selatan
DKI Jakarta Province 12550
INDONESIA
Phone: +62 21 2278 0580
Fax: +62 21 7812325
+62 21 722 4916
www.kemitraan.or.id
Foto Cover : Dito Sugito

Program dan Publikasi didukung oleh

Copyright 2020
Kemitraan, The Partnership for Governance Reform
All rights reserved

Unless otherwise indicated, all materials on these pages are


copyrighted by the Partnership for Governance Reform in
Indoensia. All rights reserved. No part of these pages, either
text or image may be used for any purpose other than personal
use. Therefore, reproduction, modification, storage in a retrieval
system or retransmission, in any form or by any means, electronic,
mechanical or otherwise, for reasons other than personal use, is
strictly prohibited without prior written permission

w w w. ke m i t raa n.or.i d ii
DAFTAR ISI

Daftar Singkatan v
KATA PENGANTAR vii

PENDAHULUAN 1
Tujuan 5
Ruang Lingkup 5
Sasaran 5

KEBIJAKAN PENGENDALIAN 7
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

KEGIATAN PENANGGULANGAN 15
DAN PERAN PARA PIHAK
DI TINGKAT DESA
Rangkuman Pembahasan 15
Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan 15
I. Tahapan Perencanaan Anggaran 16
Pencegahan Karhutla di Desa
II. Patroli rutin areal rentan kebakaran hutan 18
dan lahan bersama para pihak
III. Implementasi Pencegahan Karhutla 19
secara Fisik melalui Patroli dan
Pembasahan
Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan 28
Penanganan Pasca Kebakaran Hutan 32
dan Lahan

PENUTUP 39
LAMPIRAN 41
DAFTAR PUSTAKA 90

w w w.kemitraan.or.id iii
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d iv
D A F TA R S I N G K ATA N

APBDes : Anggaran Pembangunan dan


Belanja Desa
BBM : Bahan Bakar Minyak
BMKG : Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika
BNPB : Badan Nasional Penanggulangan
Bencana
BRG : Badan Restorasi Gambut
Dalkarhutla : Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan
DPG : Desa Peduli Gambut
Ha : Hektar
Inpres : Instruksi Presiden
IPG : Infrastruktur Pembasahan Gambut
Karhutla : Kebakaran hutan dan lahan
Kemenko Polhukam : Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum dan Keamanan
KLHK : Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
MPA : Masyarakat Peduli Api
OPCLGT : Operasi Pembasahan Cepat Lahan
Gambut Terbakar

w w w.kemitraan.or.id v
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

OPGRK : Operasi Pembasahan Gambut Rawan


Kekeringan
Perda : Peraturan daerah
Perdes : Peraturan desa
Permen : Peraturan Menteri
PLTB : Pengolahan Lahan Tanpa Bakar
PP : Peraturan Pemerintah
RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa
Satgas : Satuan Tugas
SK : Surat Keputusan
TMA : Tinggi Muka Air
TRGD : Tim Restorasi Gambut Daerah

w w w. ke m i t raa n.or.i d vi
KATA PENGANTAR

PERMASALAHAN kebakaran hutan dan lahan


sudah menjadi sebuah fenomena yang telah ber-
langsung bertahun-tahun di Indonesia. Berbagai
episode serta dampak yang ditimbulkan dari kejadian
kebakaran hutan dan lahan (disingkat karhutla)
juga telah didokumentasikan oleh berbagai kanal
pemberitaan, penelitian serta menjadi isu yang cukup
sering dibicarakan dari tahun ke tahun. Khusus di
lahan gambut, peristiwa karhutla menjadi semakin
menemukan relevansinya sebagaimana ekosistem
gambut merupakan ekosistem yang rentan dan mudah
terbakar, apabila dikeringkan. Dalam aspek sosial dan
ekonomi pun, karhutla juga mendatangkan dampak
yang cukup signifikan bagi keseluruhan hajat hidup
orang banyak baik dari segi kesehatan, hilangnya
mata pencaharian, kerusakan lingkungan dan dampak
turunan lainnya. Episode karhutla yang cukup historis
dalam 10 tahun terakhir terjadi pada tahun 2015 dan
dampak kerugian yang ditimbulkan telah menarik
banyak perhatian publik hingga dunia internasional
terhadap komitmen Pemerintah Indonesia mengatasi
kejadian bencana alam luar biasa tersebut.

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan


(Kemitraan), telah terlibat dan menaruh perhatian
cukup besar pada peristiwa karhutla dimana salah
satu penyebab utamanya (key drivers) berkorelasi erat
dengan belum optimalnya tata kelola dan implementasi

w w w.kemitraan.or.id vii
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

kebijakan dalam pengendalian kebakaran hutan


dan lahan di tingkat tapak. Berbagai kebijakan
tata kelola hutan dan gambut di masa lalu juga
menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan, deforestasi
serta pengeringan lahan gambut untuk kepentingan
ekonomi pembangunan. Melalui kerjasama dengan
Badan Restorasi Gambut, sejak 2018 Kemitraan
telah terlibat aktif dalam upaya untuk mencegah
kebakaran hutan dan lahan dengan mengedepankan
pendekatan pemberdayaan masyarakat desa di
sekitar kawasan gambut melalui program Desa Peduli
Gambut. Berbagai inovasi pengetahuan, peningkatan
kapasitas serta intervensi pemberdayaan dilakukan
dalam rangka untuk memperkuat kelembagaan desa
sebagai unit sosial ekonomi terkecil di tingkat tapak
sehingga mampu untuk mengarusutamakan prinsip-
prinsip tata kelola gambut yang lebih berkelanjutan
dan berkontribusi pada pencegahan kebakaran hutan
dan lahan.

Di tingkat tapak, Kemitraan juga membangun kerjasama


dan kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari jajaran
Pemerintah Daerah, Kepolisian, TNI, Manggala Agni
hingga Pemerintah Desa untuk dapat merumuskan
strategi serta program aksi dalam menangani
permasalahan karhutla sehingga dapat diminimalisir
dan tidak terulang kembali ke depannya. Panduan ini
merupakan bagian dari upaya tersebut sehingga dapat
memberikan edukasi serta penyadartahuan kepada

w w w. ke m i t raa n.or.i d viii


masyarakat tentang langkah-langkah penting dan
konkret yang dapat dilakukan oleh para pihak guna
menanggulangi permasalahan karhutla. Panduan ini
lebih khusus lagi ingin menghadirkan “Paradigma
Pencegahan” sebagai paradigma utama dalam
penanggulangan karhutla dibandingkan dengan upaya
penanganan ketika karhutla sudah terjadi. Hal ini juga
sejalan dengan arahan Presiden yang disampaikan
dalam beberapa kali rapat terbatas dengan jajaran
kabinet pemerintahannya.

Akhir kata, semoga Panduan ini dapat bermanfaat bagi


para pihak yang dapat mempergunakan informasi
di dalamnya dalam rangka melakukan upaya-upaya
pencegahan serta mensinergikan langkah koordinasi
dan kolaborasi bersama guna mencegah berulangnya
episode peristiwa karhutla di negeri ini.

Salam Hormat,

Laode M Syarif, PhD


Direktur Eksekutif Kemitraan

w w w.kemitraan.or.id ix
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d x
PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) merupakan
kejadian atau bencana yang selalu terjadi setiap tahun
di Indonesia, khususnya pada musim kemarau. Dalam
5 tahun terakhir, kebakaran terbesar terjadi pada
tahun 2015. Berdasarkan data dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana kebakaran
tersebut melanda 2,6 juta hektar hutan dan lahan
pada bulan Juni hingga Oktober 2015. Dari total luas
yang terbakar, terdapat 33 persen atau seluas 869.754
hektar merupakan lahan gambut. Bank Dunia menaksir
kerugian finansial dari kebakaran tersebut mencapai
Rp 221 triliun. Jumlah itu di luar perhitungan kerugian
dari sektor kesehatan, pendidikan, plasma nutfah, emisi
karbon, dan sebagainya.

Untuk mempercepat pemulihan kawasan dan


pengembalian fungsi hidrologis gambut akibat
kebakaran hutan dan lahan, khususnya pada keba-
karan tahun 2015, Presiden membentuk Badan
Restorasi Gambut (BRG) yang merupakan Lembaga
nonstruktural berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden. Dalam menyelenggarakan
tugas dan fungsinya, BRG menyusun rencana dan
pelaksanaan restorasi ekosistem gambut untuk jangka

w w w.kemitraan.or.id 1
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

Gambar 1. Kebakaran di Lahan Gambut. Sumber:Kemitraan, 2019.

waktu lima tahun. Targetnya, 2,49 juta ha lahan gambut


dapat direstorasi. Dalam memilih wilayah prioritas,
BRG menggunakan tiga kriteria, yaitu (1) Area bekas
terbakar pada 2015; (2) Kubah gambut berkanal; serta
(3) Gambut Dangkal Budidaya.

Pada tahun-tahun berikutnya, 2016-2018, terjadi


penurunan karhutla. Namun, pada 2019 terjadi
peningkatan lagi. Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK) mencatat, tidak kurang dari
1,6 juta ha lahan dan hutan terbakar pada tahun
tersebut. Kerugian ekonomi ditaksir mencapai lebih
dari Rp 73 triliun. Meski luasannya kebakaran tahun
2019 masih di bawah 2015, namun dampak asap
yang ditimbulkannya hampir menyamai kebakaran

w w w. ke m i t raa n.or.i d 2
PENDAHULUAN

tahun 2015. Hal ini dikarenakan kebakaran tahun 2019


banyak terjadi di lahan gambut, yakni sekitar 30% - 40%.
Sebagaimana diketahui, kebakaran di lahan gambut
akan menghasilkan asap relatif banyak dibandingkan
tipe kebakaran lainnya.

Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka harus


ada upaya untuk menghentikan atau meminimalisir
kejadian kebakaran pada musim kemarau 2020 tahun
ini dan tahun-tahun yang akan datang. Musim kemarau
adalah musim yang rawan untuk terjadinya kebakaran
hutan dan lahan, khususnya di lahan gambut dimana
terjadi penurunan permukaan air tanah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)


memprakirakan awal musim kemarau di wilayah
Indonesia umumnya dimulai pada bulan April hingga
Juni dan puncaknya pada Agustus 2020. Sifat hujan
selama musim kemarau di sebagian besar wilayah
Indonesia diprakirakan normal. Khusus Provinsi Riau
akan mengalami kemarau yang paling panjang, yakni
selama tujuh bulan. Musim kemarau di provinsi ini
terbagi dalam dua periode, pertama terjadi pada bulan
Februari hingga bulan Maret 2020, dan kedua pada
bulan Juni hingga Oktober 2020.

Studi analisis kebijakan yang dilakukan Kemitraan


(Kemitraan, 2020) memperjelas bahwa salah satu
tantangan dalam upaya penanggulangan kebakaran
selama ini masih menitikberatkan pada upaya-
upaya reaktif pemadaman, dibandingkan dengan
pencegahan. Grand Design Pengendalian Karhutla

w w w.kemitraan.or.id 3
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

(Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang


Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan, diperbarui dengan penerbitan Instruksi Presiden
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Keba-
karan Hutan dan Lahan) yang dikoordinasikan oleh
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan
Keamanan bersama beberapa kementerian serta
lembaga teknis yang menangani urusan karhutla
masih menemui tantangan, baik dalam hal paradigma
pendekatan, implementasi kebijakan, maupun ang-
garan pembiayaan yang masih terbatas untuk upaya-
upaya pencegahan.

Dengan demikian, diperlukan upaya konkret di tingkat


tapak untuk menanggulangi kebakaran hutan dan
lahan gambut pada tahun 2020 dan tahun-tahun yang
akan datang dengan mengarusutamakan paradigma
pencegahan. Dengan mengambil pembelajaran dan
praktik baik dari program Desa Peduli Gambut (DPG),
efektifitas upaya pencegahan kebakaran hutan dan
lahan khususnya di lahan gambut perlu dimulai dari
basis pemerintahan pada tingkat terkecil yakni desa.
Panduan ini disusun dalam rangka untuk memberikan
pedoman praktis bagi para pemangku kepentingan di
tingkat desa (Pemerintah Desa, Kelompok Masyarakat,
Pendamping) dalam rangka mengoptimalkan upaya
pencegahan kebakaran hutan dan lahan khususnya
pada lanskap ekosistem gambut.

w w w. ke m i t raa n.or.i d 4
PENDAHULUAN

Tujuan
Memberikan arahan kepada para pihak di tingkat tapak
dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan ini segala kegiatan yang
berkaitan dengan upaya penanggulangan kebakaran
hutan dan lahan dengan penekanan khusus pada upaya
pencegahan karhutla di tingkat desa. Upaya penang-
gulangan dan pasca penanggulangan merupakan
bagian yang juga tidak terpisahkan dari panduan ini.

Sasaran
Panduan ini ditujukan kepada para pihak yang terkait
dengan upaya penanggulangan kebakaran hutan dan
lahan gambut di tingkat tapak. Para pihak tersebut,
yaitu:

1. Pemerintah Desa/Kelurahan

2. Masyarakat Peduli Api (MPA) atau disebut dengan


nama lain

3. Fasilitator Desa Peduli Gambut, Pendamping Desa


atau sebutan lainnya.

4. Organisasi Masyarakat Sipil Pendamping


Komunitas Desa.

5. Para Pihak lainnya di tingkat desa.

w w w.kemitraan.or.id 5
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 6
KEBIJAKAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN HUTAN DAN
LAHAN
Kebijakan terkait penanggulangan kebakaran
hutan dan lahan telah banyak dikeluarkan oleh
pemerintah, pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Namun, bagian ini akan menyampaikan
kebijakan terkait Penanganan Kebakaran dan
Perlindungan Ekosistem Gambut, serta relevansinya
dengan panduan ini. Lengkapnya disajikan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 1. Kebijakan tentang Kebakaran Hutan dan Lahan serta Perlindungan Lahan Gambut

No. Peraturan Perundangan Keterangan

1. Peraturan Pemerintah 1. Karhutla di Indonesia


(PP) No. 57 Tahun 2016 sampai Oktober 2015,
tentang Perlindungan dan mencapai luasan 1,7
Pengelolaan Ekosistem juta ha. Salah satu
Gambut penyebabnya, kesalahan
dalam pengelolaan
lahan gambut untuk
kegiatan usaha.

2. Kenyataan menunjukkan
bahwa kebakaran
terbesar terjadi di lahan
gambut terutama di
Provinsi Sumatera
Selatan, Kalimantan
Tengah, serta sebagian
di Provinsi Riau, Jambi

w w w.kemitraan.or.id 7
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

No. Peraturan Perundangan Keterangan

dan Kalimantan Selatan


yang memberikan
indikasi kebakaran
yang sangat sulit dalam
upaya pemadamannya.
(Penjelasan PP No.
57/2016)

2. Inpres No. 3 Tahun 2020 1. Berupa Instruksi


tentang Penanggulangan Presiden kepada
Kebakaran Hutan dan Lahan jajaran kementerian
dan lembaga,
serta pemerintah
daerah dalam upaya
penanggulangan
kebakaran hutan dan
lahan, yang mencakup
upaya: pencegahan,
pemadaman dan
penanganan pasca.

2. Dalam Inpres
diinstruksikan juga
kepada para kepala
daerah (gubernur,
bupati, dan walikota)
untuk: menyusun
peraturan daerah
(perda), mengalokasikan
dana, dan melakukan
pembinaan masyarakat
dalam rangka

w w w. ke m i t raa n.or.i d 8
KEBIJAKAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

No. Peraturan Perundangan Keterangan

penanggulangan
kebakaran hutan dan
lahan.

3. Peraturan Perundangan: 1. Pada Lampiran I dalam


Peraturan Menteri Desa Peraturan Menteri
Pembangunan Daerah dijelaskan bahwa Dana
Tertinggal dan Transmigrasi Desa di tahun 2020
No. 6 tahun 2020 tentang dapat digunakan secara
Perubahan Atas Peraturan langsung untuk upaya
Menteri Desa PDTT No. 11 pencegahan karhutla
tahun 2019 tentang Prioritas yang termasuk dalam
Penggunaan Dana Desa kategori “Pengadaan,
tahun 2020 Pembangunan,
Pengembangan dan
Pemeliharaan Sarana
Prasarana untuk
Pelestarian Lingkungan
Hidup”, “Mitigasi
Perubahan Iklim melalui
Program REDD+”

4. Peraturan Menteri (Permen) 1. Pengendalian


KLHK No. P.32/MenLHK/ Kebakaran Hutan dan
Setjen/ Kum.1/3/2016 Lahan (Dalkarhutla)
Tentang Pengendalian meliputi usaha/
Kebakaran Hutan dan Lahan kegiatan/ tindakan
pengorganisasian,
pengelolaan sumber
daya manusia, dan
sarana prasarana, serta
operasional pencegahan,

w w w.kemitraan.or.id 9
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

No. Peraturan Perundangan Keterangan

pemadaman,
penanganan pasca
kebakaran, dukungan
evakuasi dan
penyelamatan, dan
dukungan manajemen
pengendalian kebakaran
hutan dan/atau lahan.
(Pasal 2)

2. Dalam rangka
optimalisasi kegiatan
Dalkarhutla,
Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/ Kota
dan Unit Pengelolaan
berkewajiban melakukan
pemberdayaan
dan menumbuh-
kembangkan peran
serta masyarakat dalam
kegiatan perencanaan,
penanggulangan dan
atau penanganan pasca
kebakaran pada setiap
wilayah kerja Dalkarhutla
(Pasal 94)

5. Peraturan Direktur Jenderal 1. Maksud penyusunan


Pengendalian Perubahan peraturan ini yaitu
Iklim, Kementerian LHK No. sebagai pedoman

w w w. ke m i t raa n.or.i d 10
KEBIJAKAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

No. Peraturan Perundangan Keterangan

P.3/PPI/SET/KUM.1/1/2018 dan arahan dalam


tentang Pembentukan dan pelaksanaan
Pembinaan Masyarakat pembentukan dan
Peduli Api pembinaan MPA agar
dapat dilakukan secara
efektif dan efisien.
2. Tujuan penyusunan
peraturan ini adalah:
a. Membentuk dan/
atau menguatkan
kelembagaan
masyarakat peduli
api;
b. Memberi
pembekalan
pengetahuan dan
keterampilan bidang
dalkarhutla dan/atau
upaya adaptasi dan
mitigasi perubahan
iklim di tingkat lokal;
c. Meningkatkan
kemandirian
masyarakat dalam
upaya Dalkarhutla
dan/atau upaya
adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim di
tingkat lokal;
d. Meningkatkan
kapasitas anggota
MPA (Pasal 2)

w w w.kemitraan.or.id 11
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

No. Peraturan Perundangan Keterangan

6. Peraturan Kepala Badan 1. Kegiatan Operasi


Restorasi Gambut No. P.6/ Pembasahan Gambut
KaBRG/2019 Tentang dilakukan melalui
Petunjuk Pelaksanaan Operasi Pembasahan
Kegiatan Operasi Gambut Rawan
Kekeringan (OPGRK) dan
Pembasahan Gambut
Operasi Pembasahan
Cepat Lahan Gambut
Terbakar (OPCLGT).
2. OPGRK dilaksanakan di
wilayah sasaran restorasi
gambut berdasarkan
peta indikatif restorasi
dan/atau wilayah
terbangun infrastruktur
pembasahan gambut.
3. OPCLGT dilaksanakan
untuk mengendalikan
kebakaran hutan
dan lahan di wilayah
kerja restorasi
gambut yang belum
terbangun infrastruktur
pembasahan gambut.

7.. Peraturan Kepala Badan 1. Desa/Kelurahan


Nasional Penanggulangan Tangguh Bencana
Bencana No. 1 Tahun 2020 adalah desa/kelurahan
Tentang Pedoman Umum yang memiliki
kemampuan mandiri
Desa/Kelurahan Tangguh
untuk beradaptasi
Bencana
dan menghadapi
ancaman bencana
serta memulihkan diri
dengan segera dari

w w w. ke m i t raa n.or.i d 12
KEBIJAKAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

No. Peraturan Perundangan Keterangan

dampak bencana yang


merugikan, jika terkena
bencana.
2. Pengembangan Desa/
Kelurahan Tangguh
Bencana merupakan
salah satu perwujudan
dari tanggung
jawab pemerintah
untuk memberikan
perlindungan kepada
masyarakat dari
ancaman bencana.

8. Perda tentang Karhutla 1. Perda Provinsi


di tingkat Provinsi dan Kalimantan Barat
Kabupaten Nomor 6 tahun 1998
tentang Pencegahan
dan Penanggulangan
Kebakaran Hutan dan
Lahan.
2. Perda Provinsi Riau
No. 1 Tahun 2019
Tentang Pedoman
Teknis Penanggulangan
Kebakaran Hutan dan/
atau Lahan
3. Perda Kabupaten Hulu
Sungai Utara No. 10
Tahun 2017 Tentang
Penanggulangan Kabut
Asap
4. Perbup Rokan Hilir No.
41 tahun 2017 tentang
Satuan Pelaksana
Pengendalian Kebakaran

w w w.kemitraan.or.id 13
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

No. Peraturan Perundangan Keterangan

Hutan dan Lahan


Kabupaten Rokan Hilir;
5. Perda Provinsi Jambi No.
2 tahun 2016 tentang
Pencegahan dan
Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan;
6. Peraturan Gubernur
Daerah Provinsi Jambi
Nomor 2 Tahun 2016
Tentang Pencegahan
dan Pengendalian
Kebakaran Hutan dan
Lahan
7. Perbup Tanjung Jabung
Timur No. 9 tahun 2014
tentang Pembentukan
Pusat Pengendalian
Kebakaran Lahan dan
Hutan Kabupaten
Tanjatim
8. Perda Provinsi Sumatera
Selatan Nomor 08
tahun 2016 tentang
Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan;
9. Perda Provinsi
Kalimantan Selatan No.
1 tahun 2008 tentang
Pengendalian Karhutla;
10. Perda Kabupaten Pulang
Pisau No. 219 tahun
2019 tentang Status
Siaga Darurat Bencana
Karhutla Kabupaten
Pulang Pisau tahun 2019

w w w. ke m i t raa n.or.i d 14
KEBIJAKAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

KEGIATAN PENCEGAHAN
KARHUTLA DAN PERAN PARA
PIHAK DI TINGKAT DESA
Rangkuman Pembahasan
Pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Dalkar-
hutla) meliputi usaha/ kegiatan/ tindakan pengor-
ganisasian, pengelolaaan sumber daya manusia dan
sarana prasarana serta operasional pencegahan,
pemadaman, penanganan pasca kebakaran, dukung-
an evakuasi dan penyelamatan, dan dukungan
manajemen pengendalian kebakaran hutan dan/
atau lahan. Pada sub bagian panduan berikut akan
dijelaskan apa saja yang dapat dilakukan oleh para
pihak dalam upaya pengendalian kebakaran hutan
dan lahan.

Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan


Pencegahan kebakaran hutan dan lahan adalah
semua usaha, tindakan atau kegiatan yang di-
lakukan untuk mencegah atau mengurangi
kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan/
atau lahan. (Permen LHK No.32 tahun 2016 tentang
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Pasal 1).

w w w.kemitraan.or.id 15
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

Gambar 3. Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan.


Sumber: Kemitraan/Provinsi Kalimantan Tengah, 2019.

Upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan


dilakukan di tingkat komunitas desa melalui tiga cara
yakni: (i) perencanaan penganggaran; (ii) patroli rutin
areal rentan kebakaran hutan dan lahan bersama para
pihak; dan (iii) implementasi pencegahan secara fisik
di lapangan secara swakelola bersama masyarakat.

I. Tahapan Perencanaan Anggaran Pencegahan


Karhutla di Desa
Pertama, tahapan perencanaan penganggaran
APBDes berbasis kebutuhan restorasi gambut
dan pencegahan serta penanggulangan
karhutla dilakukan bersama Pemerintah Desa
melalui dukungan Pemerintah Daerah. Proses

w w w. ke m i t raa n.or.i d 16
KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN DAN PERAN PARA
PIHAK DI TINGKAT DESA

perencanaan desa secara inklusif menjadi


tahapan yang penting untuk memastikan
kegiatan pencegahan kebakaran hutan dan
lahan dialokasikan di dalam APBDes. Pada
tahapan adopsi upaya pencegahan kebakaran
hutan dan lahan dapat dilakukan khususnya
dengan penyesuaian pada Bidang dan Sub –
Bidang Pembangunan Desa. Beberapa kode
rekening yang dapat dirujuk di antaranya:

Tabel 2. Contoh Kegiatan Konteks Pencegahan Karhutla yang disesuaikan dengan


Bidang dan Sub Bidang Pembangunan Desa

Kegiatan Pencegahan
Bidang Sub-Bidang
Karhutla
3. Bidang 1.01 Pengadaan/ Dukungan Penguatan
Kemasyarakatan Penyelengga- sarana dan prasarana
Desa raan Pos pengendalian karhutla
Keamanan untuk kelompok
Desa MPA sebagai upaya
(Pembangunan Pengelolaan Hutan Desa
pos, penga- yang berkelanjutan.
wasan
pelaksanaan
jadwal ronda/
patroli, dll)

5. Bidang 1. Sub-bidang Penanggulangan


Penanggulangan Penanggulangan Karhutla Skala Lokal
Bencana, Bencana Desa
Keadaan Darurat
dan Mendesak

Sumber: Panduan Pengintegrasian Aspek Perlindungan dan Pengelolaan Gambut ke dalam Perencanaan dan
Penganggaran Desa, Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, 2020

w w w.kemitraan.or.id 17
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

II. Patroli rutin areal rentan kebakaran hutan dan


lahan bersama para pihak
Kedua, implementasi dan pencegahan karhutla
dapat dilakukan dengan memerhatikan pem-
bagian fungsi dan peran pada parapihak di
tingkat desa pada akhir bab ini. Peran Babin-
kamtibmas (Bintara Pembina Keamanan dan
Ketertiban Masyarkat) dari Unit Kepolisian
Republik Indonesia dapat dilibatkan juga oleh
Pemerintah Desa melalui Kelompok Masyarakat
Peduli Api (MPA) khususnya pada tahapan
pencegahan karhutla untuk menekan risiko
tindakan pembakaran yang disengaja dan tidak
terkontrol di dalam dan sekitar wilayah desa.

Gambar 4. Patroli Terpadu antara MPA dan Babinkamtibmas dalam Pencegahan Kebakaran
Hutan dan Lahan di Areal Desa pada Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Sumber: Anggota Babinkamtibmas, Samsul/ http://mitragambut.id/postingan/detail/18925

w w w. ke m i t raa n.or.i d 18
KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN DAN PERAN PARA
PIHAK DI TINGKAT DESA

Patroli rutin juga berguna untuk mengetahui


secara langsung persebaran lahan gambut atau
areal lainnya yang rentan kekeringan dan ber-
potensi terbakar di dalam dan sekitar wilayah
desa.

III. Implementasi Pencegahan Karhutla secara


Fisik melalui Patroli dan Pembasahan
Ketiga, implementasi pencegahan secara fisik di
lapangan secara swakelola bersama masyarakat
merupakan upaya pencegahan praktis di la-
pangan untuk menekan risiko lahan gambut
yang rawan kekeringan dan lahan gambut yang
terbakar. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan
Restorasi Gambut Nomor P.6/ KaBRG/ 2019 ten-
tang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Operasi
Pembasahan Gambut, terdapat dua kegiatan
pembasahan gambut yang dapat dilakukan di
tingkat desa, yakni:
i. Operasi Pembasahan Gambut Rawan Keke-
ringan (OPGRK); dan
ii. Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut
Terbakar (OPCGLT)
Kedua operasi pembasahan di atas dilakukan
dengan monitoring rutin kondisi lahan gambut
bersama parapihak di desa. Operasi pem-
basahan dapat dilakukan apabila memperoleh
temuan dari hasil pengamatan di lapangan
sebagai berikut:

w w w.kemitraan.or.id 19
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

a. Tidak mengalami hujan paling sedikit 7 (tujuh)


hari berturut-turut;
b. Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluar-
kan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) diprediksi rawan terbakar
(dapat diakses melalui kanal informasi berikut
http://bmkg.go.id/cuaca/kebakaran-
hutan.bmkg)
c. Terdapat indikasi titik panas (hotspot)
berdasarkan laporan lembaga resmi pe-
mantau dan pelapor titik panas antara
lain dari Kementerian Lingkungan Hidup
danfKehutananD(http://sipongi.menlhk.
go.id/hotspot/sebaran), BMKG (http://
satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.
php?pilih=31) dan/atau Lembaga Antariksa
dan penerbangan Nasional (Lapan: http://
modis-catalog.lapan.go.id/monitoring/
hotspot/index); atau
d. Pemantauan Tinggi Muka Air > 40 cm dari
permukaan gambut berdasarkan Alat Pe-
mantau Tinggi Muka Air Tanah Gambut.
Komunitas desa dapat melakukan observasi
tinggi muka air secara sederhana dengan
menggunakan sumur pantau berbahan pipa
PVC, pipa stainles steel, atau pipa besi gal-
vanis seperti gambar di berikut ini:

w w w. ke m i t raa n.or.i d 20
KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN DAN PERAN PARA
PIHAK DI TINGKAT DESA

Tiang Penyangga

Gambar 5. Pemasangan sumur pantau. Kiri: Bila gambut tidak terlalu tebal dan panjang
sumur pantau dapat mencapai dasar gambut. Kanan: Bila gambut terlalu tebal dan
panjang sumur pantau tidak dapat mencapai dasar gambut
(Sumber: Panduan Pengukuran Tinggi Muka Air Bersama Masyarakat, Wetlands Internasional, 2019)

Tiup ujung atas Pipa Ukur Tandai dengan karet gelang


posisi Pipa Ukur yang
bersesuaian dengan mulut
Jika ujung bawah Casing Sumur Pantau
Pipa Ukur sudah
bersentuhan dengan Ukur tinggi Casing Pantau
permukaan air akan dari permukaan tanah
terdengar bunyi
gelembung halus dan
rapat

Gambar 6. Teknik pengukuran Tinggi Muka Air Tanah secara sederhana.


(Sumber: Panduan Pengukuran Tinggi Muka Air Bersama Masyarakat, Wetlands Internasional, 2019)

w w w.kemitraan.or.id 21
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

Upaya pencegahan dengan pengamatan


langsung di atas juga tidak tertutup dengan
memastikan keberfungsian Infrastruktur Pem-
basahan Gambut (IPG) yang ada di dalam dan
sekitar desa. Beberapa jenis IPG yang ada di
desa di antaranya adalah Sumur Bor dan Sekat
Kanal. Kedua IPG tersebut menjadi fasilitas
yang dapat menjaga kelembaban gambut tetap
terjaga dan menekan risiko kekeringan sebagai
pemicu kebakaran di lahan gambut.

Gambar 7. Sekat kanal sebagai fasilitas penjaga tinggi air > 40 cm di sekitar aliran hidrologi
pada lahan gambut. Sumber: Novrizal/Kemitraan/2019

w w w. ke m i t raa n.or.i d 22
KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN DAN PERAN PARA
PIHAK DI TINGKAT DESA

Gambar 8. Aktifitas pembasahan rutin di lahan gambut oleh Komunitas Desa Tumbang Nusa,
Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Sumber: PMU Kemitraan Kalimantan Tengah/ 2019

Pembasahan lahan gambut secara rutin amat


dianjurkan di areal yang rentan terbakar selama
periode April hingga November khususnya saat
memasuki musim kemarau dan selama musim
kemarau berlangsung.

Para pihak di tingkat komunitas desa yang disebutkan


pada bab ini dapat dijabarkan pembagian peran dan
fungsinya pada Tabel 3 di bawah ini.

w w w.kemitraan.or.id 23
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

Tabel 3. Pembagian peran para pihak di komunitas desa dalam rangka pencegahan Karhutla.

No. Pihak Tindakan

1. Organisasi Masyarakat Melakukan koordinasi dengan


Sipil Pendamping Satgas Pengendalian Karhutla di
Komunitas DesaOrg tingkat provinsi dan kabupaten/
kota,
Melakukan monitoring sistem
peringatan bahaya kebakaran
hutan dan lahan melalui http://
bmkg.go.id/cuaca/kebakaran-
hutan.bmkg
Melakukan monitoring
titik panas melalui http://
modis-catalog.lapan.go.id/
monitoring/hotspot/index jika
ditemukan titik panas dengan
tingkat kepercayaan > 80%
Organisasi masyarakat sipil
dapat bekerjasama dengan
Fasdes, pendamping desa atau
jenis fasilitator di komunitas
desa lainnya untuk melakukan
pengecekan lapangan (ground
check)
Melakukan monitoring tinggi
muka air (TMA) melalui http://
sipalaga.brg.go.id jika status
Sipalaga menunjukan warna
merah (bahaya) dalam waktu 7
hari berturut-turut, organisasi
masyarakat sipil yang bekerja
di wilayah desa rentan karhutla
berkoordinasi dengan Tim
Restorasi Gambut Daerah
(TRGD) untuk menggelar Operasi
Pembasahan Gambut Rawan
Kekeringan (OPGRK)

w w w. ke m i t raa n.or.i d 24
KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN DAN PERAN PARA
PIHAK DI TINGKAT DESA

No. Pihak Tindakan

2. Fasilitator Desa, Melakukan koordinasi dengan


Pendamping desa atau PMU, pemerintah desa setempat
jenis fasilitator lainnya dan perusahaan konsesi yang
areal kerjanya bersinggungan
dengan wilayah desa (jika ada)
Melakukan koordinasi dengan
pemerintah desa dalam hal
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMD)
dan alokasi dana desa terkait
pencegahan kebakaran lahan
Melakukan konsolidasi dan
koordinasi dengan Masyarakat
Peduli Api (MPA)
Melakukan sosialisasi
Pengelolaan dan/atau
Pengolahan Lahan Tanpa Bakar
(PLTB)
Melakukan inventarisasi sarana
dan prasarana pembasahan
gambut
Melakukan monitoring
infrastruktur pembasahan
gambut
Memfasilitasi OPGRK
Memfasilitasi pembuatan laporan
OPGRK
Memfasilitasi Pemerintah Desa
untuk merancang Peraturan
Desa tentang Pengelolaan dan
Perlindungan Ekosistem Gambut
sebagai pencegahan karhutla di
desa

w w w.kemitraan.or.id 25
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

No. Pihak Tindakan

Memfasilitasi proses perumusan


perencanaan desa yang tanggap
bencana karhutla sehingga
dapat tepat waktu diajukan
untuk antisipasi karhutla di tahun
berikutnya.

3. Masyarakat Peduli Api Melakukan inventarisasi sarana


(MPA) dan prasarana pembasahan
gambut
Melakukan perbaikan dan
pemeliharaan infrastruktur
pembasahan gambut (lPG)
Membuat laporan kegiatan
perbaikan dan pemeliharaan IPG
Melakukan monitoring
infrastruktur pembasahan
gambut
Melakukan patroli pada areal
rawan kebakaran
Melakukan sosialisasi
pengelolaan dan/atau
pengolahan lahan tanpa bakar
(PLTB)
Melakukan pengamatan tinggi
muka air (TMA), jika TMA kurang
dari 40 cm selama 7 hari lakukan
OPGRK
Melakukan pengamatan cuaca di
musim kemarau, jika 7 hari tidak
turun hujan lakukan OPGRK
Melakukan OPGRK
Membuat laporan OPGRK kepada
Tim Restorasi Gambut Daerah
(TRGD)

w w w. ke m i t raa n.or.i d 26
KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN DAN PERAN PARA
PIHAK DI TINGKAT DESA

No. Pihak Tindakan

4. Pemerintah Desa Menyusun Peraturan Desa yang


mengatur pengurangan risiko
dan penanggulangan bencana di
tingkat desa
Menyusun rencana
penanggulangan bencana
Desa, rencana kontinjensi bila
menghadapi ancaman bencana,
dan rencana aksi pengurangan
risiko bencana komunitas
Menyusun rencana mobilisasi
dana dan sumberdaya, dana
mandiri masyarakat dan sektor
swasta atau pihak lain bila
dibutuhkan
Melakukan pengembangan
kapasitas masyarakat agar
memiliki kemampuan
dan berperan aktif dalam
penanggulangan bencana
Merancang alokasi APBDes
yang tanggap karhutla dengan
merumuskannya pada dokumen
RKPDes sebelumnya untuk
kegiatan Pencegahan Karhutla.

w w w.kemitraan.or.id 27
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

Gambar 9. Pengamatan tinggi muka air tanah dan patroli terpadu sebagai
upaya pencegahan karhutla. Sumber: Kemitraan, 2019.

Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan


Pemadaman kebakaran hutan dan lahan adalah
semua usaha, tindakan atau kegiatan yang dilakukan
untuk menghilangkan atau mematikan api yang
membakar hutan dan/atau lahan (Permen LHK
No.32/2016, pasal 1). Upaya pemadaman kebakaran
yang dilakukan oleh masyarakat desa, berupa
pemadaman dini atau pemadaman api yang masih
kecil.

w w w. ke m i t raa n.or.i d 28
KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN DAN PERAN PARA
PIHAK DI TINGKAT DESA

Gambar 10. Pemadaman langsung dalam upaya pemadaman karhutla.


Sumber: Kemitraan, 2019.

Tabel 4. Tindakan yang harus dilakukan dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan

No. Pihak Tindakan

1. Organisasi Masyarakat Melakukan monitoring laporan


Sipil Pendamping karhutla melalui aplikasi Mitra
Komunitas Desa Gambut 2.0 atau kanal monitoring
lainnya
Melakukan koordinasi dengan
Satgas Pengendalian Karhutla
tingkat Provinsi dan Kabupaten/
Kota
Melakukan koordinasi dengan
TRGD untuk menggelar Operasi
Pembasahan Cepat Lahan
Gambut Terbakar (OPCLGT)

w w w.kemitraan.or.id 29
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

No. Pihak Tindakan

Melakukan koordinasi dengan


Pemerintah Desa dan Satgas
Pengendalian Karhutla tingkat
Kecamatan
Bersama MPA melakukan
pengecekan lapangan atas
informasi hotspot
Memfasilitasi MPA melakukan
pemadaman kebakaran tingkat
awal
Memfasilitasi OPCLGT
Membuat laporan karhutla
melalui aplikasi MitraGambut 2.0
atau kanal pengaduan yang telah
disediakan oleh BRG di level
daerah melalui Tim Pengaduan
Memfasilitasi pembuatan laporan
OPCLGT

Bersama Fasdes melakukan


3. Masyarakat Peduli Api
pengecekan lapangan atas
(MPA)
informasi hotspot
Melakukan pengecekan
lapangan bila mendapat
informasi ada kebakaran
Melakukan pemadaman
kebakaran awal
Membantu Manggala Agni/
Satgas Pengendalian Karhutla
melakukan pemadaman lanjutan
Melakukan OPCLGT bila tidak
ada insfrastruktur pembasahan
gambut

w w w. ke m i t raa n.or.i d 30
KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN DAN PERAN PARA
PIHAK DI TINGKAT DESA

No. Pihak Tindakan

Membuat laporan OPCLGT


Membuat laporan karhutla
melalui aplikasi MitraGambut 2.0

4. Pemerintah Desa Melakukan koordinasi dengan


Satgas Pengendalian Karhulta
tingkat kecamatan
Membuat laporan kejadian
karhutla dan permintaan bantuan
kepada Satgas Pengendalian
Karhutla tingkat kecamatan
Memobilisasi sumberdaya
Desa untuk upaya pemadaman
karhutla

w w w.kemitraan.or.id 31
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

Penanganan Pasca Kebakaran Hutan dan


Lahan
Penanganan Pasca Karhutla adalah semua usaha,
tindakan atau kegiatan yang meliputi inventarisasi,
monitoring dan koordinasi dalam rangka menangani
hutan dan/atau lahan setelah terbakar (Permen LHK
No.32/2016, pasal 1)

Gambar 11. Membantu investigasi kejadian kebakaran dan rehabilitasi lahan merupakan
upaya penanganan pasca karhutla. Sumber: Kemitraan, 2019

w w w. ke m i t raa n.or.i d 32
KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN DAN PERAN PARA
PIHAK DI TINGKAT DESA

Tabel 5. Tindakan-Tindakan Pasca Kebakaran Hutan dan Lahan

No. Pihak Tindakan

1. Organisasi Melakukan koordinasi dengan


Masyarakat Sipil Satgas Pengendalian Karhutla
Pendamping tingkat Provinsi dan Kabupaten/
Komunitas Desa Kota
Melakukan koordinasi dengan
OPD terkait
Memfasilitasi inventarisasi luas
lahan terbakar

2. Fasilitator Desa Bersama Pemerintah Desa dan


MPA, memfasilitasi inventarisasi
luas lahan terbakar
Memfasilitasi integrasi restorasi
gambut ke dalam sistem
perencanaan desa
Memfasilitasi rehabilitasi lahan
bekas terbakar

3. Masyarakat Peduli Api Melakukan inventarisasi luas


(MPA) lahan terbakar
Melibatkan diri dalam
musyawaran perencanaan desa
Melakukan rehabilitasi lahan
bekas terbakar

4. Pemerintah Desa Melakukan inventarisasi luas


lahan terbakar
Mengalokasikan anggaran
pengendalian Karhutla dalam
APBDes
Memfasilitasi upaya rehabilitasi
lahan bekas terbakar

w w w.kemitraan.or.id 33
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

Gambar 12. Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut Terbakar di tengah bencana karhutla
tahun 2019 pada Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Sumber: Fasilitator Desa Tumbang Nusa, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah/Kemitraan/2019.

w w w. ke m i t raa n.or.i d 34
KEBIJAKAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Pengalaman Lapangan

Bersama Melawan Api


DESA Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya,
Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah me-
rupakan salah satu desa dengan hampir 90% wila-
yahnya merupakan lahan gambut. Hampir setiap tahun
desa ini selalu mengalami kebakaran hutan dan lahan
(Karhutla). Kebakaran hebat terjadi di tahun 2015,
bahkan saat itu tidak hanya membakar hutan dan lahan
namun api juga meluas membakar fasilitas umum
seperti jembatan utama desa.

Hampir setiap
Memasuki musim kemarau di bulan Juni 2019, sebagai
tahun desa ini
Fasilitator Desa Peduli Gambut yang bertugas di Desa
selalu mengalami
kebakaran Tumbang Nusa, Febrianti berkoordinasi dengan Kepala
hutan dan lahan Desa terkait langkah-langkah pencegahan karhutla.
(Karhutla). Mereka berdiskui tentang persiapan memasuki musim
Kebakaran hebat kemarau pajang dengan harapan tidak terjadinya keba-
terjadi di tahun karan di desa. Dari hasil diskusi, teridentifikasi bahwa
2015, bahkan saat di Desa telah terbentuk Kelompok Masyarakat Peduli
itu tidak hanya Api (MPA) yang dibentuk berdasarkan SK Kepala Desa
membakar hutan
No. 15 Tahun 2016 dengan anggota sebanyak 22 orang,
dan lahan namun
peralatan untuk pemadaman Karhutla seperti mesin
api juga meluas
membakar fasilitas pompa, selang, sumur bor, dan alat komunikasi berupa
umum seperti handy talkie juga sudah tersedia. Namun anggaran
jembatan utama untuk operasional pemadaman Karhutla belum terse-
desa. dia pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes) Tahun 2019.

w w w.kemitraan.or.id 35
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

Pada 1 Juli 2019 terjadi kebakaran lahan di pinggir jalan


trans Kalimantan di wilayah perbatasan Desa Tumbang
Nusa dengan Desa Tanjung Taruna. Segera setelah
mendapatkan laporan dari warga, 4 orang personil
MPA diterjunkan untuk memadamkan kebakaran,
sementara untuk pembelian BBM berasal dari swadaya
Pemerintah Desa. Sebetulnya, sehari sebelum keba-
karan masih ada hujan dan tinggi muka air masih
normal, namun karena kondisi panas terik dengan suhu
saat itu sekitar 31-32 C ditambah angin berhembus
sangat kencang sehingga api merambat dengan cepat.
Fasdes melaporkan kejadian ini kepada Koordinator
PMU Kemitraan Kalimantan Tengah di Palangka
Raya. Setelah berkoordinasi dengan Dinamisator BRG
Kalimantan Tengah, seluruh Fasilitator DPG Kalimantan
Tengah disiagakan untuk membantu Pemerintah Desa
dan MPA menghadapi karhutla.

Langkah selanjutnya Dinamisator BRG dan Koordinator


PMU Kemitraan Kalimantan Tengah berkoordinasi
dengan Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD)
Provinsi Kalimantan Tengah untuk menjalankan
Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut Terbakar
(OPCLGT) pada lahan gambut terbakar yang belum
ada infrastruktur pembasahan gambut dan Operasi
Pembasahan Gambut Rawan Kekeringan (OPGRK)
pada lahan gambut yang sudah ada infrastruktur
pembasahan gambut. Selain itu juga berkoordinasi
dengan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau serta
TNI dan Polri dalam penanggulangan kebakaran

w w w. ke m i t raa n.or.i d 36
KEBIJAKAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

hutan dan lahan. Bupati Pulang Pisau mengeluarkan


Keputusan No. 219 Tahun 2019 tentang Status Siaga
Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2019 pada 9 Juli 2019.
Bupati menunjuk Perwira Penghubung Kodim 1011
Kuala Kapuas, Mayor Inf. Mulyadi sebagai Incident
Commander Penanganan Bencana Kebakaran Hutan
dan Lahan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2019.

Selama Juli hingga Oktober 2019, Fasilitator DPG turut


membantu MPA untuk menyiapkan dokumen rencana
kegiatan dan laporan kegiatan penanggulangan
karhutla untuk disampaikan kepada TRGD agar dapat
mengakses dana OPCLGT dan OPGRK. Fasilitator DPG
juga turut mengadvokasi anggaran, agar pada tahun
2020 mendatang biaya operasional penanggulangan
karhutla dapat dianggarkan dalam APBDes. Berkat
kegigihan Fasilitator DPG dan MPA, akhirnya Pemerintah
Desa Tumbang Nusa mengalokasikan anggaran untuk
pembasahan lahan gambut sebesar Rp 30.000.000
dan anggaran untuk penanggulangan karhutla sebesar
Rp 20.000.000 dalam APBDes Tahun 2020.

w w w.kemitraan.or.id 37
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 38
PENUTUP

MENGINGAT besarnya dampak kebakaran hutan


dan lahan bagi masyarakat, apalagi di tengah pandemi
Covid-19 yang dapat mendatangkan beban ganda
bagi masyarakat yang terdampak, maka demikian
paradigma pencegahan kebakaran hutan dan
lahan harus dikedepankan dalam mengantisipasi
musim kemarau dan rawan kebakaran. Untuk itu
Tata Cara Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan Gambut berbasis Desa ini dapat
dijadikan panduan bagi pelaksana program-program
pengelolaan ekosistem dan lanskap hutan bersama
komunitas di desa-desa gambut. Penguatan sistem
peringatan dini di tingkat masyarakat serta konsolidasi
para pihak di tingkat Provinsi, Kabupaten hingga desa
menjadi prasyarat penting bagi pencegahan kebakaran
hutan dan lahan di lokasi desa-desa gambut.

w w w.kemitraan.or.id 39
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 40
LAMPIRAN

PERATURAN KEPALA BADAN RESTORASI GAMBUT


NOMOR: P.6/KaBRG/2019

TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBASAHAN GAMBUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA BADAN RESTORASI GAMBUT.

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan pasal 23 Peraturan Pemerintah


Nomor 57 tahun 2016 tentang perlindungan dan
Pengelolaan Ekosistem Gambut, disampaikan bahwa
Ekosistem Gambut dinyatakan rusak salah satunya
akibat tereksposnya sedimen berpirit dan/atau
kwarsa di bawah lapisan Gambut;

b. bahwa meningkatnya peristiwa kebakaran lahan


Gambut dapat menyebabkan tereksposnya sedimen
berpirit dan/atau kwarsa di bawah lapisan Gambut
sehingga perlu diantisipasi melalui upaya pembasahan
lahan Gambut rawan kekeringan dan lahan Gambut
terbakar;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a dan b perlu menetapkan
Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Operasi Pembasahan
Gambut.

w w w.kemitraan.or.id 41
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

Mengingat: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5580) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 57 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 260, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5957);

2. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang


Badan Restorasi Gambut (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1);

3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Nomor P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017
tentang Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi Ekosistem
Gambut (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 338);

4. Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut Nomor


P.I/KB BRG-SB/10/2016 Tentang Petunjuk Tata Cara
Restorasi Gambut.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN RESTORASI GAMBUT


TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN
OPERASI PEMBASAHAN GAMBUT

-2-

w w w. ke m i t raa n.or.i d 42
LAMPIRAN

Pasal 1
Kegiatan Operasi Pembasahan Gambut dilakukan melalui:
a.
Operasi Pembasahan Gambut Rawan Kekeringan
(OPGRK); dan
b. Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut Terbakar
(OPCLGT):

Pasal 2
Operasi Pembasahan Gambut sebagaimana dimaksud pada
Pasal 1 merupakan Petunjuk/acuan bagi Badan Restorasi
Gambut dan satuan kerja pelaksana tugas pembantuan
restorasi Gambut untuk melaksanakan Kegiatan Operasi
Pembasahan Gambut.

Pasal 3
Pelaksanaan Kegiatan Operasi pembasahan Gambut Rawan
Kekeringan (OPGRK) sebagaimana dimaksud pada Pasal 1
huruf a dilaksanakan di wilayah sasaran restorasi Gambut
berdasarkan Peta Indikatif Restorasi dan/atau wilayah
terbangun infrastruktur Pembahasan Gambut.

Pasal 4
Pelaksanaan Kegiatan Operasi Pembasahan Cepat Lahan
Gambut Terbakar (OPCLGT) sebagaimana dimaksud pada
Pasal 1 huruf b dilaksanakan untuk mengendalikan kebakaran
hutan dan lahan di wilayah kerja restorasi Gambut yang
belum terbangun infrastruktur pembasahan Gambut.

Pasal 5
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Operasi Pembasahan
Gambut sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 tercantum

-3-

w w w.kemitraan.or.id 43
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

pada lampiran, merupakan satu kesatuan yang tidak


terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 6
Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut ini berlaku sejak
tanggal di tetapkan

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 April 2019
Kepala Badan Restorasi Gambut,

-4-

w w w. ke m i t raa n.or.i d 44
LAMPIRAN

LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN
RESTORASI GAMBUT
NOMOR : P.6/KaBRG/2019
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN
OPERASI PEMBASAHAN GAMBUT

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN OPERASI PEMBASAHAN GAMBUT


A. RUANG LINGKUP KEGIATAN
1. Operasi Pembasahan Gambut Rawan Kekeringan (OPGRK) meliputi
kegiatan sebagai berikut:
a. Pembentukan Tim Pelaksana OPGRK;
b. Pembuatan rencana kerja OPGRK pada daerah-daerah yang telah
terbangun infrastruktur pembasahan Gambut (PIPG)
c. Pemantauan berkala kondisi lahan Gambut;
d. Pelaksanaan operasi pembasahan;
e. Pelaksana kegiatan OPGRK dilaksanakan oleh Tim Pelaksana dan
dapat bekerjasama dengan Kelompok Masyarakat dan Tenaga
Teknis BRG;
f. Pelaporan kegiatan.

2. Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut Terbakar (OPCLGT)


meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Pembentukan Tim Pelaksana OPGRK;
b. Pemantauan Kondisi Lahan Gambut sedang terbakar di Wilayah
Kerja BRG;
c. Pembuatan sumur bor sebagai sumber air pembasahan dari/atau
pemadaman pada lokasi lahan Gambut yang sedang terbakar;
d. Pelaksana kegiatan OPCLGT dapat bekerjasama dengan
Masyarakat Peduli Api (MPA), Manggala Agni, Badan

-5-

w w w.kemitraan.or.id 45
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, POLRI, Lembaga


Swadaya Masyarakat (LSM), dan masyarakat setempat;
e. Pelaporan kegiatan.

B. LOKASI KEGIATAN
1. Kriteria lokasi kegiatan Operasi Pembasahan Gambut Rawan
Kekeringan (OPGRK) sebagai berikut:
a. Pemantauan berkala dilakukan pada lahan Gambut wilayah kerja
BRG yang telah terbangun Infrastruktur Pembasahan Gambut;
b. Operasi Pembasahan dilakukan berdasarkan hasil pemantauan
kondisi Gambut yang mengalami kekeringan dengan indikartor-
indikator sebagai berikut:
(1) Tidak mengalami hujan paling sedikit 7 (tujuh) hari berturut-
turut;
(2) Berdasarkan perkiraan cuaca yang dikeluarkan oleh Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMKG) diprediksi berpotensi
rawan terbakar;
(3) Terdapat indikasi titik panas (hotspot) berdasarkan laporan
Lembaga resmi pemantau dan pelapor titik panas antara lain
dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BMKG,
dan/atau Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional
(Lapan); atau
(4) Tinggi Muka Air > 0,4 meter dari permukaan Gambut
berdasarkan Alat Pemantau Tinggi Muka Air Tanah Gambut.

2. Kriteria lokasi kegiatan Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut


Terbakar (OPCLGT) sebagai berikut:
a. Pemantauan dilakukan pada lahan Gambut sedang terbakar di
wilayah kerja BRG;

-6-

w w w. ke m i t raa n.or.i d 46
LAMPIRAN

b. OPCLGT dilakukan pada lahan Gambut yang terbakar


berdasarkan hasil pemantauan, laporan dan/atau informasi
masyarakat atau lembaga yang berkompeten;
c. Pembangunan sumur bor dilakukan di lahan Gambut yabf
terbakar di wilayah kerja BRG (di luar area konsesi).

C. PELAKSANAAN
1. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
a. Waktu pelaksanaan kegiatan Operasi Pembasahan Gambut
Rawan Kekeringan (OPGRK) bersadarkan jenis-jenis kegiatannya
adalah sebagai berikut:

No Jenis Pekerjaan Waktu Pelaksanaan


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pembentukan Tim x x x x
Pelaksana OPGRK

2 Pembentukan x x
rencana kerja OPGRK

3 Pemantauan berkala x x x x x x x
kondisi lahan
pembasahan

4 Pelaksanaan operasi x x x x x x x x
pembasahan

5 Pelaporan kegiatan x x x x x x x x
*menyesuaikan
pelaksanaan kegiatan

-7-

w w w.kemitraan.or.id 47
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

b. Waktu pelaksanaan kegiatan Operasi Pembasahan Cepat Lahan


Gambut Terbakar (OPCLGT) berdasarkan jenis-jenis kegiatannya
adalah sebagai berikut:

Waktu Pelaksanaan
No Jenis Pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pembentukan Tim x x x x
Pelaksana OPCLGT

2 Pemantauan kondisi x x x x x x x
lahan Gambut sedang
terbakar di wilayah
kerja BRG

3 Pembuatan sumur bor x x x x x x x x


fleksibel pada lokasi
lahan Gambut sedang
terbakar

4 Pelaksanaan kegiatan x x x x x x x x
OPCLGT

5 Pelaporan x x x x x x x x
kegiatan
* menyesuaikan
pelaksanaan
kegiatan

-8-

w w w. ke m i t raa n.or.i d 48
LAMPIRAN

2. Pelaksana Pekerjaan
a. Pelaksanaan kegiatan Operasi Pembasahan Gambut Rawan
Kekeringan (OPGRK) berdasarkan jenis-jenis kegiatannya adalah
sebagai berikut:

No Jenis Pekerjaan Pelaksana

1 Pembentukan Tim Pelaksana OPGRK Kepala Satker Pelaksana TP


Restorasi Gambut membentuk
Tim Pelaksana

2 Pembuatan rencana kerja OPGRK Tim Pelaksana

3 Pemantauan berkala kondisi lahan Tim Pelaksana


Gambut

4 Pelaksana operasi Pembasahan Tim Pelaksana dapat melibatkan


Pokmas dan Tenaga Teknis BRG

5 Pelaporan kegiatan Tim Pelaksana

b. Pelaksanaan kegiatan Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut


Terbakar (OPCLGT) berdasarkan jenis-jebis kegiatannya adalah
sebagai berikut:

No Jenis Pekerjaan Pelaksana

1 Pembentukan Tim Pelaksana Kepala Satker Pelaksana TP


OPCLGT Restorasi Gambut membentuk
Tim Pelaksana

2 Pemantauan kondisi lahan Gambut Tim Pelaksana


sedang terbakar di wilayah kerja BRG

-9-

w w w.kemitraan.or.id 49
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

No Jenis Pekerjaan Pelaksana

3 Pembuatan sumur bor fleksibel pada Tim Pelaksana dapat melibatkan


lokasi lahan Gambut sedang terbakar MPA, Manggala Agni, BPBD, TNI,
POLRI, LSM, dan Masyarakat
setempat

4 Pelaksana kegiatan Tim Pelaksana dapat melibatkan


MPA, Manggala Agni, BPBD, TNI,
POLRI, LSM, dan Masyarakat
setempat

5 Pelaporan kegiatan Tim Pelaksana

3. Biaya Pelaksanaan Pekerjaan


a. Biaya pelaksanaan untuk kegiatan Operasi Pembasahan Gambut
dapat bersumber dari Dana Tugas Pembantuan Restorasi
Gambut masing-masing provinsi pada sub komponen:
(1) Koordinasi dan Fasilitasi Restorasi Gambut; dan/atau
(2) Pembangunan Sumur Bor.
a. Komponen biaya kegiatan Operasi Pembasahan Gambut antara
lain:
(1) Belanja bahan;
(2) Belanja output kegiatan;
(3) Belanja jas profesi;
(4) Belanja perjalanan dinas;
(5) Paket meeting;
(6) Bantuan atau penggantian transport;
(7) Belanja perjalanan dinas paket meeting dalam/luar kota; dan
(8) Belanja peralatan dan mesin atau belanja barang fisik lainnya.

- 10 -

w w w. ke m i t raa n.or.i d 50
LAMPIRAN

D. PERTANGGUNGJAWABAN
Bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Operasional
Pembahasan Gambut berupa dokumen laporan yang memuat paling
kurang komponen sebagai berikut:
1. Laporan kegiatan Operasi Pembasahan Gambut Rawan keekringan
(OPGRK) memuat paling sedikit sebagai berikut:
a. Data luasan area pembasahan lahan Gambut;
b. Data hasil pemantauan kondisi lahan Gambut;
c. Data kelompok masyarakat dan/atau para pihak yang terlibat
dalam operasi pembasahan lahan Gambut;
d. Data-data kegiatan pertemuan dan/atau rapat dengan para
pihak;
e. Rincian penggunaan biaya pada seluruh jenis pekerjaan dalam
kegiatan operasi pembasahan yang disertai dengan data dukung
dan bukti-bukti penggunaan anggaran mengacu pada standar
pertanggungjawaban keuangan.
2. Laporan kegiatan Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut
Terbakar (OPCLGT) adalah laporan yang memuat paling sedikit
sebagai berikut:
a. Data jumlah dan titik koordinat lokasi sumur bor yang dibangun
dalam rangka pembahasan lahan Gambut;
b. Data luasan area pembahasan lahan Gambut;
c. Data hasil pemantauan kondisi lahan Gambut;
d. Data keterlibatan Masyarakat Peduli Api (MPA), MAnggala Agni,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, POLRI,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan Masyarakat setempat
dalam kegiatan pembasahan.
e. Data-data pertemuan dan/atau rapat dengan para pihak;
f. Rincian penggunaan biaya pada seluruh jenis pekerjaan dalam
kegiatan pembasahan yang disertai dengan data dukung dan

- 11 -

w w w.kemitraan.or.id 51
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

bukti-bukti penggunaan anggaran mengacu pada standar


pertanggungjawaban keuangan.
3. Setiap laporan disertai dengan lampiran paling kurang sebagai
berikut:
a. Peta lokasi kegiatan Operasi Pembasahan Gambut;
b. Dokumentasi pelaksanaan setiap kegiatan.
4. Formal atau Sistematika Laporan
a. Format Laporan Operasi Pembasahan Gambut Rawan Kekeringan
Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
II. Pelaksanaan Kegiatan
2.1. Lokasi;
2.2. Pelaksanaan Kegiatan; dan
2.3. Waktu Pelaksanaan.
III. Keluaran kegiatan
Keluaran kegiatan Operasi Pembasahan Gambut Rawan
Kekeringan (OPGRK):
3.1. Data luasan area pembasahan lahan Gambut;
3.2. Data hasil pemantauan kondisi lahan Gambut;
3.3. Data kelompok masyarakat dan/atau para pihak yang
terlibat dalam operasi pembasahan lahan Gambut;
3.4. Data-data kegiatan pertemuan dan/atau rapat dengan para
pihak:

- 12 -

w w w. ke m i t raa n.or.i d 52
LAMPIRAN

3.5. Rincian penggunaan biaya pada seluruh jenis pekerjaan


dalam kegiatan operasi pembasahan yang disertai dengan
data dukung dan bukti-bukti penggunaan anggaran
mengacu pada standar pertanggungjawaban keuangan.
IV. Biaya Pelaksana Kegiatan
Rekapitulasi penggunaan anggaran pada seluruh jenis
pekerjaan dalam kegiatan Operasi Pembasahan Cepat Lahan
Gambut Terbakar (OPCLGT).
V. Kesimpulan dan Rekomendasi
5.1. Kesimpulan
5.2. Rekomendasi
Lampiran
1. Peta lokasi kegiatan.
2. Dokumentasi setiap pekerjaan yang dilaksanakan.
3. Rincian penggunaan anggaran.
b. Format Laporan Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut
Terbakar
Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
II. Pelaksana Kegiatan
2.1.
Lokasi;
2.2. Pelaksana Kegiatan; dan
2.3.
Waktu Pelaksanaan.
III. Keluaran Kegiatan

- 13 -

w w w.kemitraan.or.id 53
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

Keluaran kegiatan Operasi Pembasahan Cepat Lahan


Gambut Terbakar (OPCLGT):
3.1. Data jumlah dan titik koordinat lokasi sumur bor yang
dibangun dalam rangka pembahasan Gambut sedang
terbakar;
3.2. Data luasan area pembahasan lahan Gambut yang
belum terbangun infrastruktur sumur bor;
3.3. Data hasil pemantauan kondisi lahan Gambut pada
wilayah kerja BRG yang belum terbangun infrastruktur
sumur bor;
3.4. Data keterlibatan kelompok masyarakat dan unit kerja
instansi pemerintah yang memiliki peran, tugas dan
fungsi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
dalam kegiatan pembahasan.
IV. Biaya Pelaksana Kegiatan
Rekapitulasi penggunaan anggaran pada seluruh jenis
pekerjaan dalam kegiatan Operasi Pembasahan Cepat
LAhan Gambut Terbakar (OPCLGT).
V. Kesimpulan dan Rekomendasi
5.1. Kesimpulan
5.2. Rekomendasi
Lampiran
1. Peta lokasi kegiatan.
2. Dokumentasi setiap pekerjaan yang dilaksanakan.
3. Rincian penggunaan anggaran.

Kepala Badan Restorasi Gambut,

- 14 -

w w w. ke m i t raa n.or.i d 54
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 55
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 56
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 57
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 58
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 59
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 60
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 61
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 62
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 63
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 64
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 65
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 66
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 67
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 68
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 69
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 70
w w w.kemitraan.or.id 71
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 72
w w w.kemitraan.or.id 73
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 74
w w w.kemitraan.or.id 75
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 76
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 77
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 78
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 79
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 80
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 81
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 82
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 83
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 84
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 85
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 86
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 87
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

w w w. ke m i t raa n.or.i d 88
LAMPIRAN

w w w.kemitraan.or.id 89
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

DA FTA R PUSTAKA

Bappenas, 2016, Grand design pencegahan kebakaran


hutan kebun dan lahan. Jakarta: Bappenas
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan.
Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2015 Tentang
Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan.
Instruksi Presiden Nomor 16 Tahun 2011 Tentang
Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun
2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2020
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa
PDTT Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2020
Hardyanto et al, 2020, Membangun Model Tata Kelola
Pengendalian Karhutla berbasis Multipihak: Studi
Kasus Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan
Tengah, Jakarta: Kemitraan.
KLHK. 2016. Rekapitulasi luas kebakaran hutan dan
lahan (ha) per provinsi di Indonesia tahun 2011-
2016. Jakarta: KLHK.
KLHK. 2016. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (LHK) No. P.32/MenLHK/Setjen/
Kum.1/3/2016 Tentang Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan
Tacconi L. 2003. Kebakaran hutan di Indonesia:
penyebab, biaya dan implikasi kebijakan. CIFOR
Occasional Paper no. 38 (i). CIFOR. Bogor.
Indonesia

w w w. ke m i t raa n.or.i d 90
w w w.kemitraan.or.id 3
BUKU PANDUAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DI DESA PEDULI GAMBUT

Kemitraan bagi Pembaruan


Tata Pemerintahan

Jl. Taman Margasatwa No. 26c


Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12550
T: +62 21-22780580 F:+62-21-7812325
www.kemitraan.or.id

w w w. ke m i t raa n.or.i d 4

You might also like