You are on page 1of 7

PENATAAN KAWASAN

PENGELOLAAN SDH DAN EKOSISTEM


PENGELOLAAN SDA NON HAYATI
PEMANFAATN KAWASAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN POTENSI KAWASAN
PEMBINAAN KELEMBAGAAN
KOORDINASI
PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA
PEMBINAAN PARTISIPASI MASYARAKAT
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Akses
Akses ke goa di resort pancur seluruhnya dengan jalan kaki, tidak adanya izin kendaraan
masuk kedalam walaupun itu hanya sepeda tanpa bahan bakar minyak. Hal ini diberlakukan
untuk menjaga ketertiban pengunjung sebab seluruh objek di Resort diusahakan untuk selalu
alami tanpa banyak perombakan buatan. Goa di Resort pancur ada 3 yaitu Goa Istana, Goa
Padepokan dan Goa Mayangkoro. Jarak tempuh dari pos Resort Pancur ke Goa Istana sejauh 2
km, ke Goa Mayongkoro 2.5 km, sedangkan ke Padepokan 4 km. Petugas yang melakukan
patroli ke kawasan goa juga tidak diperkenankan menggunakan kendaraan. Seluruh kendaraan
pengunjung diparkirkan di parkiran yang telah disediakan oleh petugas di Pos Resort Pancur.
Sebelum menuju ke goa pengunjung wajib melapor da mengisi buku tamu di pos pengunjung,
hal ini diwajibkan untuk ketertiban administrasi pengunjung dan antisipasi apabila terjadi bahaya
makan pengunjung dapat segera dievakuasi.

Kondisi Tapak/Jalur dan Sarana Prasarana


Kondisi tapak ke masing-masing goa berupa hutan bambu.sungai kecil dengan lebar 2
meter dan hutan alam. Tanah hutannya berupa tanah latosol, berbatu dan berserasah. Sepanjang
jalur hutan bambu akan ditemui sungai dengan lebar 2 meter sebanyak 2 buah dan untuk
mempermudah pengunjung di sungai terdapat jembatan kecil yang tingginya hanya 1.5 meter
dan jembatan tersebut terbuat dari kayu.
Gambar 1 Jalan menuju Goa berupa hutan bambu
Sumber air sungai adalah air goa yang mengalir sepanjang tahun walaupun musim
kemarau. Kendala yang paling banyak dijumpai di sepanjang jalur meunuju goa adalah bambu-
bambu yang rubuh sehingga menghalangi dan membahayakan pengunjung. Bambu rubuh yang
menghalangi jalan ketika sudah berhari-hari akan membusuk dan berat karena menampung air
hujan dan rentan untuk jatuh menimpa pengunjung. Selama patroli, MMP dan PEH pendamping
melakukan pembersihan jalur dengan cara memotong setiap bambu yang menghalangi jalan dan
bekas potongan disingkirkan ke pinggir jalan . sarpras, kondisi objek. Selain pembersihan
bambu, pembersihan jalur juga dilakukan terhadap pohon-pohon tua yang rubuh alami. Pohon
tersebut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan disingkirkan ke pinggir jalan agar tidak
menghalangi pengunjung. Pohon yang rubuh atau mati alami dimasukkan dalam buku register
oleh petugas patroli. Selain hutan bambu dan sungai, 200 meter lagi menuju goa Istana adalah
hutan alam campuran dan tidak terdapat bambu.
Sarana prasarana yang disediakan berupa papan interpretasi yang diletakkan di jalan
utama yang berisikan jarak dari pos ke masing-masing goa, peta goa di Taman Nasional Alas
Purwo dan peringatan kepada pengunjung bahwa kawasan sepanjang goa merupakan kawasan
rawan akan kebakaran. Beragam papan interpretasi dan papan himbauan seperti Gambar 2.
Gambar 2 Papan himbauan rawan kebakaran dan peta goa Resort Pancur
Namun terdapat kesalahan dalam papan penunjuk arah bahwa informasi yang
disampaikan tidak sesuai dengan keadaan di lapangan. Papan penunjuk arah yang lama yang
terbuat dari papan dan di cat hijau tosca menyatakan bahwa jarak ke goa Istana 2 km, Goa
Mayongkoro 2.5 km dan Goa Padepokan 4 km. sedangkan papan baru yang terbuat dari bahan
besi berisikan foto goa namun foto tersebut bukan foto goa yang dimaksudkan atau terdapat
kesalahan dalam peletakan gambar, serta jarak ke goa pada papan interpretasi baru berbeda
dengan papan yang lama seperti Gambar 3.
Gambar 3 Papan penunjuk arah Goa di Resort Pancur
Hal ini menimbulkan kekeliruan pada pengunjung sebab papan interpretasi yang lama
belum dicabut dan berdampingan dengan papan yang baru. Selain itu,peta goa di TNAP
memiliki bahan yang tidak tahan terhadap cuaca hal ini tampak dari memudarnya warna peta dan
tulisan peta sehingga peta menjadi tidak informatif lagi bagi pengunjung.
Gambar 4 Peta goa TNAP
Kondisi Goa
Goa Istana memiliki banyak penambahan sarana prasarana seperti tangga yang telah
terbuat dari semen bukan tanah lagi dan beberapa patung di depan goa sebagai ornamen. Goa
Istana merupakan goa mati (tidak berair lagi) sehingga tidak terjadi lagi pembentukan stalagmite
dan stalagtit pada dinding goa. Terdapat beberapa vandalisme pada dinding goa yang dilakukan
oleh penguinjung berupa tulisan menggunakan cat minyak yang bertuliskan asal pengunjung atau
nama komunitas pengunjung. Goa Istana umumnya didatangi pengunjung yang akan ritual
sehingga di dalam goa banyak terdapat barang-barang yang digunakan pengunjung untuk ritual
seperti jam dinding, meja kayu dan payung-payung yang digunakan untuk meletakkan sesajen
serta beberapa alas untuk duduk. Udara di dalam goa Istana berbau khas yaitu bau dupa yang tak
bisa hilang, hal ini disebabkan oleh dupa-dupa yang dibakar oleh pengunjung yang ritual,namun
karena sirkulasi udara dalam goa tidak baik, maka asap dupa terperangkap dalam goa. Meski
ramai akan pengunjung namun di dalam goa masih terdapat beberapa jenis kelelawar dan tikus
tanah.
Gambar 5 Tangga memasuki mulut Goa Istana
Goa Mayongkoro (belum)
Goa Padepokan (belum)
TANAMAN RESTORASI EKOSISTEM TNAP

Penanaman tanaman restorasi dimulai pada tahun 2014 dan dilakukan monitoring secara berkala
setiap tahun. Monitoring tanaman restorasi dilakukan di blok ….. terhadap 500 tanaman. Jenis
tanaman yang didata antara lain duwet, nyamplung dan sawo kecik. Data yang diambil antara
lain jenis tanaman, tinggi, jumlah daun dan kondisi tanaman.

You might also like