• KUHP Perdata Pasal 1548 (Tentang Perjanjian Sewa Menyewa) “ Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya” • Sewa menyewa, seperti halnya dengan jual beli dan perjanjian lain pada umumnya, adalah suatu perjanjian konvensional. Artinya, ia sudah sah dan mengikat pada detik tercapainya sepakat mengenai unsur-unsur pokoknya, yaitu barang dan harga. Pengertian…
• Ada unsur penting dalam sewa menyewa, yaitu :
1. Subyek sewa menyewa, adalah kedua belah pihak yang berikat atau mengikatkan diri dalam kegiatan sewa menyewa 2. Obyek sewa menyewa, adalah benda dan harga sewa. Benda ini dalam arti adalah kepemilikan asli dari orang atau lembaga yang menyewakan, yang memiliki status yang sah dalam hukum. Benda ini juga dapat berwujud atau tidak berwujud, bergerak atau tidak bergerak, dan sebagainya Pengertian…
3. Perbuatan sewa menyewa
a. Persetujuan, yakni perbuatan yang terwujudnya kata sepakat oleh kedua belah pihak b. Penyerahan, yakni perbuatan mengalihkan hak penguasaan benda c. Pembayaran uang sewa, yakni memberikan sejumlah biaya kepada yang menyewakan sesuai dengan kesepakatan keduanya d. Waktu sewa, batas waktu yang digunakan untuk penguasaan benda yang disewa oleh penyewa e. Persyaratan sewa menyewa, yakni ketentuan-ketentuan yang telah disepakati Pengertian…
4. Jangka waktu tertentu
• Perkataan waktu tertentu dalam pengertian tersebut di atas, maksudnya adalah bahwa : “Dalam alam pikiran yang dianut oleh seseorang yang pikirannya tertuju pada perjanjian sewa, dimana waktu sewa ditentukan” • Pasal 1579 KUHPerdata : “ Pihak yang menyewakan tidak dapat menghentikan sewanya dengan menyatakan hendak memakai sendiri barang yang disewakan, kecuali jika telah diperjanjikan sebaliknya” Pengertian… Untuk mengetahui jangka waktu tertentu ada beberapa cara : a. Kepastian jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian b. Tarif sewa untuk unit setiap waktu c. Penafsiran pasal-pasal tertentu dalam peraturan sewa menyewa Pengertian…
PERLU DIPERHATIKAN, BAHWA :
• Kewajiban pihak yang satu adalah menyerahkan barangnya untuk dinikmati dan bukannya menyerahkan hak milik atas barang itu, maka ia tidak usah menjadi pemilik dari barang tersebut • Bila seseorang diserahi suatu barang untuk dipakainya tanpa kewajiban membayar sesuatu apapun, maka yang terjadi adalah suatu perjanjian pinjam pakai. Jika si pemakai barang itu diwajibkan membayar, maka bukan lagi pinjam pakai yang terjadi, tetapi sewa menyewa Pengantar… • Pada BAB VII dari buku III KUHPerdata, berlaku untuk segala macam sewa menyewa, mengenai semua jenis barang, baik bergerak maupun tak bergerak, baik yang memakai waktu tertentu maupun yang tidak memakai waktu tertentu. Oleh karena itu waktu tertentu bukan bukan syarat mutlak untuk perjanjian sewa menyewa. • Harga sewa dalam perjanjian sewa menyewa tidak harus berupa uang. Apabila dalam jual beli harga harus berupa uang, karena kalau berupa barang, perjanjiannya bukan jual beli lagi tetapi menjadi tukar menukar. • Dalam sewa menyewa tidaklah menjadi keberatan, bahwa harga sewa itu berupa barang atau jasa. Jenis Sewa Menyewa • Menurut KUHPerdata, ada 2 (dua) jenis sewa menyewa 1. Sewa menyewa secara Tertulis Jika sewa menyewa diadakan secara tertulis, maka sewa tersebut berakhir demi hukum (otomatis) apabila waktu yang ditentukan sudah habis Pasal 1570 KUHPerdata : “Jika sewa dibuat dengan tulisan, maka sewa itu berakhir demi hukum, apabila waktu yang ditentukan telah lampau, tanpa diperlukannya sesuatu pemberhentian untuk itu” Jenis sewa…
2. Sewa menyewa secara Lisan
Jika sewa menyewa dilakukan secara lisan, maka sewa itu tidak berakhir pada waktu yang ditentukan, melainkan jika pihak yang menyewakan memberitahukan kepada pihak penyewa, bahwa ia hendak menghentikan sewanya. Pemberitahuan mana harus dilakukan dengan mengindahkan jangka waktu yang harus menurut kebiasaan setempat. Jika tidak ada pemberitahuan seperti itu, maka dianggaplah sewa itu diperpanjang untuk waktu yang sama Jenis sewa…
Pasal 1571 KUHPerdata :
“Jika sewa tidak dibuat dengan tulisan, maka sewa itu tidak berakhir pada waktu yang ditentukan, melainkan jika pihak lain bahwa ia hendak menghentikan sewanya, dengan mengindahkan tenggang-tenggang waktu yang diharuskan menurut kebiasaan setempat” Jenis sewa…
• Menurut Pasal 1587 KUHPerdata,
Jika seorang penyewa sebuah rumah atau ruangan, setelah berakhirnya suatu sewa yang ditentukan dalam suatu perjanjian sewa tertulis, dibiarkan menempati rumah atau ruangan tersebut, maka dianggaplah si penyewa itu tetap menguasai barang yang disewakan atas dasar syarat-syarat yang sama, untuk waktu yang ditentukan oleh kebiasaan setempat. Dan tak dapatlah ia meninggalkan rumah atau ruangan itu atau dikeluarkan dari situ, melainkan sesudahnya dilakukan pemberitahuan pemberhentian sewanya menurut kebiasaan setempat. Maksudnya adalah bahwa sewa tertulis tersebut, setelah habis waktunya dan penyewa dibiarkan menempati rumah sewa, berubah menjadi sewa lisan tanpa waktu tertentu yang hanya dapat diakhiri menurut kebiasaan setempat. B. Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Sewa Menyewa Dalam perjanjian sewa menyewa terdapat 2 (dua) pihak, yaitu pihak yang menyewakan dan penyewa 1. Hak yang menyewakan a. Menerima pembayaran atas sewa dari pihak penyewa b. Seorang pemilik rumah yang menyewakan rumahnya, oleh KUHPerdata, diberikan hak utama (privilege) atas barang-barang perabot rumah yang dipakai untuk menghiasi rumah tersebut, guna menjamin pembayaran tunggakan uang sewa. Hak dan Kewajiban… 2. Kewajiban yang menyewakan a. Menyerahkan barang yang disewakan kepada si penyewa b. Memelihara barang yang disewakan sedemikian hingga dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan (kecuali pembetulan kecil/ ringan, yang menjadi kewajiban penyewa) c. Memberikan kepada si penyewa kenikmatan tenteram dari barang yang disewakan selama berlangsungnya penyewaan d. Menanggung semua cacat dari barang yang disewakan yang merintangi pemakaian itu Hak dan Kewajiban… 1. Hak Penyewa Mempunyai hak utama untuk menikmati barang yang disewanya 2. Kewajiban Penyewa a. Memakai barang/ benda sewaan dengan baik. Memakai barang yang disewa sebagai “bapak rumah yang baik”, sesuai dengan tujuan yang diberikan kepada barang itu menurut perjanjian sewanya b. Membayar harga sewa pada waktu yang telah ditentukan menurut perjanjian c. Melakukan pembetulan kecil atau ringan Kewajiban Penyewa… d. Mengembalikan benda sewaan setelah berakhirnya masa sewa menyewa. Kewajiban ini muncul setelah berakhirnya sewa dari kedua belah pihak. Jika pihak penyewa menerima benda dalam keadaan baik, pengembaliannya pun dalam bentuk baik. Setidak tidaknya sesuai dengan isi kesepakatan. e. Tidak mengulang sewakan pad pihak ketiga. Penyewa tidak boleh mengalih sewakan atau mengulang sewakan benda kepada orang lain, dengan ancaman pembatalan sewa menyewa dan pembayaran ganti kerugian, sedangkan pihak yang menyewakan setelah pembatalan sewa, tidak wajib mentaati perjanjian ulang sewa. Hak dan Kewajiban…
• Pasal 1583 KUHPerdata menjelaskan tentang perawatan kecil dan
sehari-hari :
Jika tidak ada persetujuan, maka dianggap sebagai
sedemikian : pembetulan-pembetulan pada lemari-lemari toko, tutupan jendela, kunci-kunci dalam, kaca-kaca jendela dan segala sesuatu yang dianggap termasuk itu, menurut kebiasaan setempat” Hak dan Kewajiban… • Bagi seorang penyewa tanah, oleh Pasal 1591 KUH Perdata, diletakan kewajiban, atas ancaman membayar ganti rugi untuk melaporkan kepada si pemilik tanah tentang segala peristiwa yang dilakukan di atas pekarangan-pekarangan yang disewa • Maksudnya adalah bahwa si pemilik dapat mengambil tindakan-tindakan yang dianggapnya perlu untuk menghentikan perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan tanah pada miliknya. C. Resiko Dalam Sewa Menyewa 1. Keadaan memaksa dan resiko Dalam suatu perikatan atau perjanjian sewa menyewa, terkadang mengalami suatu kerusakan akibat suatu peristiwa yang bukan dari kesalahan pihak yang menyewa atau penyewa. Hal ini juga disebut dengan keadaan memaksa. Yang artinya bahwa suatu peristiwa yang terjadi akibat ketidaksengajaan dan terjadinya tidak dapat diduga. Maka yang bertanggungg jawab atas masalah ini adalah masalah resiko dalam sewa menyewa. Resiko dalam…
2. Resiko ditanggung oleh pemilik benda
Dalam perjanjian sewa menyewa hanya terdapat 1 (satu) pasal KUHP Perdata yang mengatur tentang resiko, yaitu pasal 1553 KUHPerdata. Dalam pasal tersebut dijelaskan apabila waktu sewa menyewa benda sewaan musnah sama sekali karena persitiwa yang bukan kesalahan salah satu pihak, perjanjian sewa menyewa “gugur” demi hukum. Dengan demikian maka masing-masing pihak sudah tidak dapat menuntut prestasi terhadap satu dengan yang lainnya. Artinya, kerugian akibat musnahnya benda yang disewakan sepenuhnya menjadi beban pemilik benda. D. Berakhirnya sewa menyewa Perjanjian sewa menyewa dapat berakhir secara normal maupun tidak, yakni : a. Berakhir secara normal, perjanjian sewa menyewa telah dipenuhi sebagaimana mestinya sesuai dengan waktu yang disepakati dan kedua belah pihak telah mencapai tujuannya. b. Berakhir secara tidak normal, perjanjian sewa menyewa tidak dipenuhi sebagaimana mestinya karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, sehingga sebelum jangka waktu habis sewa menyewa dihentikan. Ada 3 (tiga) alasan perjanjian sewa menyewa berakhir :
1. Jangka waktu berakhir
Dalam habis waktu sewa ini memutuskan sewa menyewa suatu barang, jika dibuat secara tertulis, sewa menyewa berakhir demi hukum setelah habis waktu yang ditentukan tanpa diberikan pemberitahuan penghentiannya Akan tetapi berdasarkan pasal 1571 KUHPerdata, sewa menyewa dapat berakhir setelah ada pemberitahuan penghentiannya kepada penyewa dengan mengingatkan jangka waktu berdasarkan kebiasaan setempat Tiga jenis…
2. Benda sewaan musnah
Penghentian sewa menyewa ini berakhir karena bukan karena kehendak pihak-pihak, tetapi karena keadaan memaksa (Pasal 1553 KUHPerdata) 3. Pembatalan sewa menyewa Peranjian sewa menyewa dapat berakhir karena pembatalan sewa menyewa, baik oleh penyewa atau yang menyewakan, pembatalan ini berdasarkan persetujuan. Biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, karena sebagian musnah, perbaikan dan lain sebagainya. Pustaka : Munir Fuadi. 2020. Pengantar Hukum Bisnis. Menata Bisnis Modern di Era Global. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. Rudiyanti D, 2015. Aspek-aspek Hukum Bisnis, Pengantar, Asas, Teori dan Praktek. Surabaya. LaksBang Justitia. Posting Paringan.2015. Sewa Menyewa Dalam Hukum Perdata.Blogspot.co.id. Diposting pada Rabu, 17 Pebruari 2016.