You are on page 1of 2

Metabolit Sekkunder adalah salah satu cara organisme untuk mempertahankan

eksistensinya dan sebagai tindakan responsif terhadap lingkungan. Metabolit sekunder ini
digunakan untuk mencegah dan mempertahankan diri dari serangan predator, sebagai alat
kompetisi, mencegah infeksi bakteri, membantu memproses reproduksi dan mencegah
sengatan sinar ultraviolet.
Mikroorganisme dapat memproduksi beberapa metabolit sekunder, diantaranya adalah
antibiotik yang pada kadar rendah sudah dapat berfungsi menghambat pertumbuhan dan
membunuh organisme secara spesifik dan mitotoksin yang merupakan metabolit sekunder
berupa senyawa toksik yang diproduksi oleh fungi.
Menurut Setayningsih (2004) senyawa kimia yang dihasilkan oleh bakteri simbion yang
dapat menghalangi organisme mikroba yang tidak diinginkan tersebut dikategorikan sebagai
bahan antibiotik. Istilah antibiotik berasal dari kata antibios yang berarti substansi yang
dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang dalam jumlah kecil dapat menghambat
pertumbuhan dan mematikan organisme lain. Egan et al. (2001) melaporkan bahwa bakteri
laut pseudoalteromonas tunicata mampu menghambat organisme fouling seperti larva
invertebrata laut, alga, bakteri dan jamur. Sedangkan ekstrak supernatan bakteri Bacillus sp.
dan Virgibacillus sp. yang diisolasi dari sponge Pseudoceratina purpurea mampu
menghambat bakteri Vibrio algonyticus dan V. Fichery yang menyebabkan biofouling.
Wright (2003) dalam Nasima (2006) menyatakan , bahwa setiap sel tersusun atas bahan
kimia. Semua bahan kimia yang ada pad organisme yang berasosiasi dapat dikelompokan
dalam 2 kategori, yaitu :
 Metabolit Primer. Adalah bahan kimia yang dibuutuhkan oleh organisme
hidup; dan
 Metabolit Sekunder, adalah bahan kimia yang digunakan untuk
mempertahankan eksistensi organisme di lingkungannya.
Metabolit sekunder pada mulanya diasumsikan sebagai hasil samping atau limbah dari
organismesebagai akibat produksi metabolit primer yang berlebihan. Namun seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, terbukti bahwa metabolit sekunder diproduksi oleh
organisme sebagai respon terhadap lingkungannya. (Muniarsih, 2005)

Reff:
Egan, S., james and S. Kjelleberg. 2001. Identification and Characterization of a Putative
Transcriptional Regulator Controlling the Expression of Fouling Inhibitors in
Pseudoalteromonas tunicata Appl. Environ. Microbial., 68:372-378
Murniasih, T. 2005. Substansi Kimia untuk Mempertahankan Diri dari Hewan Laut Tak
Bertulang Belakang. Oseana, 30: 19-27
Setyaningsih, I. 2004. Resistensi dan Antibiotik Alami dari Laut, Makalah Pribadi Falsafah
Sains IPB, Bogor..

You might also like