You are on page 1of 26

"PENGANGGARAN SEKTOR

PUBLIK"
-KELOMPOK ASYAP
ANGGOTA KELOMPOK
ASYAP

ANGGUN SITI
SALSABILA
YASMIN AFRA
PERMANA

KAROMAH CRYSANTI TASWA AZIZAH NUGRAHA


2102113067 2102124347 2102125593 2102124360
TOPIK BAHASAN
1. Definisi Anggaran Sektor Publik
2. Fungsi Anggaran Sektor Publik
3. Tujuan Karakteristik Anggaran Sektor Publik
4. Jenis-Jenis / Pendekatan Penganggaran sector public
5. Prinsip-prinsip Pokok dan Siklus Anggaran
6. Penganggaran dan Standar Pelayanan Minimal
7. Perkembangan Teori Penganggaran Sektor Publik
8. Sistem Penganggaran di Indonesia
9. Studi Riset
1. Definisi Anggaran Sektor Publik
Anggaran Sektor Publik merupakan suatu rencana kerja dalam satuan moneter yang

dibuat dan digunakan oleh pemerintah dalam bentuk ukuran finansial, yang memuat

informasi mengenai pendapatan, belanja, aktivitas, dan pembiayaan dalam satuan

moneter
Dapat dinyatakan bahwa, anggaran sector publik merupakan suatu rencana finansial

yang menyatakan :
a. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran)
b. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana

tersebut (pendapatan)

2. Fungsi Anggaran Sektor Publik

Anggaran Sektor Publik memiliki beberapa fungsi utama, yaitu :


a.Alat perencanaan (Planning Tool)
b.Alat pengendalian (Control Tool)
c.Alat kebijakan fiscal (Fiscal Tool)
d.Alat politik (Political Tool)
e.Alat koordinasi dan komunikasi (Coordination dan Communication Tool)
f.Alat penilaian kinerja (Performance Measurement Tool)
g.Alat motivasi (Motivation Tool)
h.Alat menciptakan ruang public (Publik Share)

3.Tujuan & Karakteristik Anggaran

Sektor Publik

Anggaran bagi sektor publik adalah alat untuk mencapai tujuan dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat yang tujuannya adalah

meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.


Karakteristik Anggaran Sektor Publik
1.)Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan
2.)Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu
3.)Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai

target
4.)Sekali disusun, anggaran hanya dapat di ubah dalam kondisi tertentu.
4. Jenis-Jenis / Pendekatan Penganggaran

Sektor Publik
1.) Anggaran Tradisional
-Ciri-ciri

a. Anggaran diklasifikasikan menurut


jenis pengeluaran dan penerimaan.
b. Menitikberatkan pada input dari semua kegiatan daripada output.

-Kelebihan:
a. Sederhana dan mudah dioperasikan karena tidak memerlukan analisis.
b. Lebih mudah dalam melakukan pengawasan.

-Kelemahan:
a. Klasifikasi berdasarkan jenis penerimaan dan pengeluaran kurang dapat

memberikan informasi yang berguna bagi kepentingan analisis ekonomi.


b. Klasifikasi anggaran tidak menggambarkan adanya suatu program.

2.) Performance Budgeting System / Anggaran Kinerja


-Ciri-ciri anggaran kinerja
a.) Klasifikasi anggaran didasarkan pada program dan kegiatan.
b.) Penekanan pada pengukuran hasil kerja dan bukan pada aspek

pengawasan,
c.) Setiap kegiatan harus dilihat dari segi efisiensi dengan memaksimalkan

output.

-Kelebihan:
a. Memungkinkan alokasi dana secara optimal karena setiap kegiatan selalu

dipertimbangkan dari segi efisiensi.


b. Dapat menghindarkan pemborosan.

-Kelemahan:
a.) Tidak terdapat kejelasan tentang penanggung jawab dan siapa yang

menanggung dampak dari setiap keputusan.


3.) Planning, Programming, Budgeting System (PPBS)


PPBS merupakan proses perencanaan, penyusunan program, dan penganggaran

suatu organisasi yang diikat dalam satu sistem sebagai satu kesatuan yang

terpadu, bulat, dan tidak dapat terpisahkan.

Kelebihan:
a.) Menggambarkan secara jelas tujuan-tujuan organisasi.
b.) Menghindarkan adanya program-program yang saling bertentangan satu

sama lain.

Kelemahan:
a.) Terlalu canggih untuk diterapkan.
b.) Memerlukan kualitas pengelola yang sangat tinggi sehingga sering kali sulit

untuk dilaksanakan.

4.) Zero Based Budgeting (ZBB)


ZBB adalah sistem yang mengasumsikan bahwa kegiatan pada tahun anggaran

yang bersangkutan dianggap berdiri sendiri, tidak ada kaitannya dengan

anggaran yang lalu.

-Kelebihan:
a.) Proses pembuatan keputusan dapat menjamin tersedianya informasi yang

bermanfaat bagi keputusan manajemen.

-Kekurangan:
a.) Terlalu mahal dan memakan banyak waktu.
b.) Memerlukan data yang lebih banyak dan perlu dukungan analisis yang

kuat.
5. Prinsip-prinsip Pokok dan

Siklus Anggaran
Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik
Prinsip-prinsip anggaran sektor public meliputi:
1. Otorisasi oleh legislative. Anggaran public harus mendapat

otorisasi dari legislative terlebih dulu sebelum eksekutif dapat


membelanjakan anggaran tersebut.
2. Komprehensif. Anggaran harus menunjukkan semua

penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu adanya

dana non-budgetair pada dasarnya adalah menyalahi prinsip

anggaran yang bersifat komprehensif.


3. Keutuhan anggaran. Semua penerimaan dan belanja

pemerintah harus terhimpun dalam dana umum (general fund).


4. Nondicretionary Apropriation. Jumlah yang disetujui oleh

dewan legislative harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien,dan

efektif.
5. Periodik. Anggaran merupakan suatu proses yang periodic,

dapat bersifat tahunan maupun multi-tahunan.


6. Akurat. Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan

cadangan yang tersembunyi (hidden reserve) yang dapat

dijadikan pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat

mengakkibatkan munculnya underestimate pendapatan

dan overestimate pengeluaran.


7. Jelas. Anggaran hendaknya sederhana, dapat

dihapahami masyarakat, dan tidak membingungkan.


8. Diketahui public. Anggaran harus diinformasikan kepada

masyarakat luas.
Siklus anggaran sektor public
Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri

atas:
1. Tahap Persiapan Anggaran (Budget Preparation)
Pada tahap ini dilakukan pembuatan taksiran

pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang

ada.

2. Tahap Ratifikasi Anggaran


Merupakan tahap pengesahan, pimpinan eksekutif

dituntut tidak hanya memiliki “managerial skill”

namun juga harus mepunyai “ political skill”

“salesmanship” dan “coalition building” yang memadai.


3. Tahap Pelaksanaan Anggaran ( Budget Implementation)
Pada tahap ini anggaran yang telah dibuat dilaksanakan. Sistem

informasi akuntansi dan sistem pengenndalian manajemen sangat

diperlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran.

4. Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran


Tahap pelaporan dan evaluasi merupakan tahap yang terkait

dengan aspek akuntanbilitas (pertanggung jawaban). Pada tahap

ini, semua kegiatan yang telah dilaksanakan disajikan kedalam

bentuk laporan sebagai bentuk pertanggung jawaban dan dasar

evaluasi kerja yang ada.


6. Penganggaran dan Standar Pelayanan

Minimal (SPM)


minimal adalah sebuah

Secara umum, standar pelayanan


ketentuan tentang pelayanan yang berhak diperoleh setiap

pelanggan (customers)/ pengguna layanan yang telah terjamin

mutunya. Selanjutnya untuk penyelenggaraan layanan dapat

menggunakannya menjadi dasar penentuan kebutuhan yang

harus dijalankan oleh penyedia pelayanan, dan dapat dijadikan

tolok ukur dalam evaluasi keberhasilan penyelenggaraan

pelayanan.

Dalam ketentuan Pasal 9 ayat (2) PP Nomor 65 Tahun 2005

Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) menyatakan bahwa, “SPM yang telah ditetapkan

Pemerintah menjadi salah satu acuan bagi Pemerintahan Daerah

untuk menyusun perencanaan dan penganggaran

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.’’


7. Perkembangan Teori Penganggaran Sektor Publik
·Gibran dan Sekwat menyatakan bahwa
perkembangan teori penganggaran selama ini hanyalah proses

mekanikal yang hanya untuk mengalokasikan sejumlah uang, tanpa memperhatikan pertanyaan normatif

dan nilai-nilai sosial politik yang melingkupinya dan hal ini sebenarnya sudah disadari sejak delapan puluh

dua tahun yang lalu oleh V. O. Key (1940). Oleh karena itu, perlu untuk dikaji ulang teori penganggaran yang

ada saat ini sehingga dirasa perlu arah alternatif baru dalam pengembangan teori penganggaran yang akan

memberikan potensi besar terbentuknya teori penganggaran yang lebih heuristics.

·Gibran dan Sekwat mencatat bahwa secara historis pengaruh arus pemikiran yang menekankan pada

analisis sains dan kemajuan teknologi terhadap perkembangan teori penganggaran publik pada periode

tahun 1896-1920 berhasil memisahkan bentuk penganggaran dari nilai-nilai, perilaku, makna dan lingkungan

sosial politik. Teori penganggaran publik tidak lepas dari perkembangan teori administrasi publik dan teori

organisasi.

·Lewis (1997, 157-159) menunjukkan fakta bahwa gerakan manajemen sains dan manajemen administrative

berpengaruh signifikan dalam membentuk kekuatan politik dan ideology sehingga menuntut diberlakukannya

Budgeting and Accounting Act tahun 1921. Pembaruan awal tersebut mendukung pembatasan cakupan

aktivitas pemerintah untuk menyimpan dana. Kemudian sistem penganggaran yang dihasilkan tahun 1921

berfokus pada pengendalian.


·Di tahun 1949, Hoover Commission meninjau ulang isu dari penganggaran publik dan menyarankan

pengadopsian penganggaran kinerja (performance budgeting). Metode ini didasarkan pada fungsi dan aktivitas
pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakannya. Para pembaru (reformers) berharap bahwa teknik

penganggaran ini akan memungkinkan manajer-manajer program, kepala-kepala agensi, pejabat negara dan

warga negara untuk mengidentifikasikan biaya-biaya yang dikaitkan dengan aktivitas pemerintah.

·Gibran dan Sekwat menyarankan empat (4) argumentasi berikut ini.


1. Teori penganggaran seharusnya selalu sadar bagaimana individu bereaksi, lokasi mereka, fungsi dan

interaksi pada sebuah sistem yang lebih besar.


2. Kajian tentang penganggaran seharusnya pertama kali ditujukan ke makro, kemudian konteksi mikro

sistem penganggaran seharusnya memandang anggaran hanya sebagai hasil dari sistem yang dinamis dari multi

rasionalitas yang mengoperasikan secara berbeda dalam bagian yang berbeda atas proses penganggaran
3. Sebuah teori tentang penganggaran seharusnya menjelaskan bagaimana interaksi antara tingkat makro

pemerintah memengaruhi perilaku partisipan pada subsistem penganggaran dan membantu untuk menentukan

kekuatan apa yang memengaruhi tujuan kebijakan, bagaimana tujuan penganggaran dipandang dan apa yang

cocok serta hasil yang dihasilkan dari interaksi ini.


4. Tingkat pemisahan atas subsistem penganggaran dengan menerapkan tingkat rasionalitas yang berbeda,

model ini menyediakan kita dengan sebuah metode yang menguatkan beberapa masalah metodologi pada teori

penganggaran tradisional.
8. Sistem Penganggaran di Indonesia

·Sistem anggaran di Indonesia pada awalnya mengikuti sistem anggaran tradisional (traditional budgeting

system) yang berakhir secara bertahap sampai tahun anggaran 1970/1971 untuk anggaran pembangunan,

sedangkan anggaran rutin disusun secara tradisional berakhir pada tahun 1973/1974.

·Sistem anggaran tradisional lebih menekankan pada aspek pelaksanaan dan pengawasan anggaran. Dalam
pelaksanaan yang dipentingkan adalah besarnya hak tiap departemen/lembaga sesuai dengan obyek dan

sudah dibenarkan apabila sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku. Sedangkan dalam

pengawasannya yang diutamakan adalah keabsahan bukti transaksi dan kewajaran laporan keuangan.

·Kemudian dalam perkembangan dikenal sistem anggaran kinerja (PBS – Project Base Sukuk) yang untuk

pertama kali pada tahun anggaran 1970/1971 untuk anggaran pembangunan. Anggaran ditetapkan
berdasarkan program-program pembangunan yang menjadi tujuan pembangunan yang akan dicapai.
·Dalam Daftar Isian Proyek (DIP) disebutkan penanggungjawab proyek, nama proyek, letak, waktu dimulai

dan perkiraan tanggal selesai. DIP berisi rencana fisik dan perkiraan biaya yang harus mendapat

persetujuan Menteri Keuangan dan Bappenas.

·Sedangkan PBS bagi anggaran rutin baru dimulai pada tahun anggaran 1973/1974. Dalam anggaran rutin

digunakan daftar isian kegiatan (DIK) sebagai dasar otorisasi bagi departemen/lembaga dalam

melaksanakan anggaran belanja rutin.

·Dengan diterapkan DIP dan DIK maka sejak tahun anggaran 1973/1974 maka Indonesia menganut sistem

anggaran PBS. Sistem ini lebih menekan pada aspek manajemen yaitu memperhatikan segi ekonomi,

keuangan serta pelaksanaan anggaran maupun hasil fisik yang dicapai.


·Pada masa reformasi diterapkan anggaran berbasis prestasi kinerja. Langkah untuk menerapkan

secara penuh anggaran berbasis kinerja di sektor publik, perlu pula dilakukan perubahan klasifikasi

anggaran agar sesuai dengan klasifikasi yang digunakan secara internasional. Karena itu belanja

negara dirinci menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja (Pasal 11 Ayat 5).

·Perubahan-perubahan penting dalam sistem penganggaran melalui UU No.17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara adalah: pertama, penerapan Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif

Jangka Menengah; kedua, penerapan Penganggaran Secara Terpadu; dan, ketiga menerapkan

Penganggaran Berdasarkan Kinerja.

·APBN saat ini menggunakan sistem anggaran berbasis kinerja berdasarkan UU Nomor 1 tahun

2004.
STUDI RISET
PERAN BEYOND BUDGETING ENTRY SCAN UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Tafriji Biswan, Alif, Try Widianto, Hendro. 2019. Peran Beyond Budgeting Entry Scan Untuk Mengatasi Permasalahan Penganggaran Sektor

Publik, Volume 10, 308-327.

·Fenomena Masalah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Beyond Budgeting Entry Scan (BBES), terdapat tiga permasalahan utama penganggaran

yakni kurangnya responsivitas anggaran, rendahnya level keterlibatan proses penyusunan anggaran, dan inefisiensi distribusi sumber daya.

·Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui peran akuntansi manajemen melalui beyond budgeting
2. Untuk mengetahui manfaat dari penganggaran sektor publik

·Kerangka penelitian dan hasil


1. Peran akuntansi manajemen melalui beyond budgeting tidak Cuma diterapkan pada sektor komersial tetapi juga sektor publik. Hal ini

diindikasikan oleh pembentukan BLU sebagai salah satu model organisasi sektor publik yang lahir sesuai dengan undang-undang di bidang

keuangan negara. Hal ini dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 pasal 68 dan 69.
2. Manfaat dari anggaran sektor publik yang pertama yaitu,anggaran bermanfaat untuk menerjemahkan rencana yang bersifat abstrak

dan umum menjadi rencana kegiatan spesifik yang berorientasi pada sasaran dan tujuan organisasi. Kedua, anggaran bermanfaat untuk

memenuhi konsep responsibilty accounting. Ketiga, anggaran dapat dijadikan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya keuangan untuk

kegiatan-kegiatan penting serta yang menghasilkan manfaat atau keuntungan yang maksimal untuk organisasi.
KESIMPULAN
Anggaran sektor publik merupakan alat (instrumen) akuntanbilitas atas pengelolaan uang dana publik dan

pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang publik. Anggaran sektor publik memiliki beberapa fungsi utama

diantaranya: sebagai alat perencanaan, alat pengendalian, alat kebijakan fiscal, alat politik, alat koordinasi dan

komunikasi, dst. Tujuan anggaran sektor publik yaitu untuk mrningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan

masyarakat. Beberapa karakteristik anggaran sektor publik yaitu : 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan 2.

mencakup jangka waktu tertentu 3. Berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai target 4. Anggaran

hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

Terdapat beberapa jenis dan pendekatan dalam penganggaran sektor publik yaitu: Anggaran Tradional, Anggaran

Kinerja, PPBS, ZBB, dsb.Prinsip-prinsip pokok anggaran sektor publik yaitu : otorisasi oleh pihak legislative, komprehensif,

keutuhan anggaran, Nondicretionary apropriation, periodik, akurat, jelas, dan diketahui publik. Siklus anggaran dimulai

dari tahp persiapan,selanjutnya ratifikasi, lalu tahap pelaksanaan anggaran, dan terakhir tahap pelaporan dan evaluasi

anggaran.

Standar Pelayanan Minimal merupakan ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan

wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. SPM yang telah ditetapkan Pemerintah menjadi

salah satu acuan bagi pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaran Pemerintah

Daerah. Sistem anggaran di Indonesia pada awalnya mengikuti sistem anggaran tradisional (traditional budgeting

system) yang berakhir secara bertahap sampai tahun anggaran 1970/1971 untuk anggaran pembangunan, sedangkan

anggaran rutin disusun secara tradisional berakhir pada tahun 1973/1974.


REFERENSI
Basri, Yesi Mutia. 2018. Akuntansi Sektor Publik. Pekanbaru: Jurusan Akuntansi FE UR.

Efendi ,Ari. 2015. “Penganggaran Sektor Publik”,


https://www.slideshare.net/arybboys/5-penganggaran-sektor-publik.

“Siklus Anggaran Sektor Publik”


http://eprints.polsri.ac.id/5304/3/BAB%202.pdf
https://roboguru.ruangguru.com/question/uraikan-secara-singkat-siklus-penyusunan-anggaran-_QU-3FQZ4LJ6

Sofia, Fantimatus. 2016. “Perkembangan Teori Penganggaran Sektor Publik”,


https://www.coursehero.com/file/p34lf6f/Perkembangan-Teori-Penganggaran-Sektor-Publik-Gibran-dan-Sekwat-

seorang-yang/.

“Sistem Penganggaran di Indonesia”


https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/peristiwa/file/peristiwa-4.pdf.

You might also like